2. APA ITU
PENYAKIT GINJAL
KRONIS?
• Penyakit Ginjal Kronis adalah
kelainan pada organ ginjal
yang timbul akibat berbagai
faktor, timbul secara perlahan
dan sifatnya menahun
• Fase awal penyakit ini
biasanya tidak ditemukan
gejala, gejala kian terlihat
ketika derajat penyakit ini
meningkat
3. BAGAIMANA
KLASIFIKASI PGK?
• PGK diklasifikasi menjadi 5
tingkat keparahan (grading),
berdasarkan sisa fungsi ginjal
• Fungsi ginjal dinilai
berdasarkan Laju Filtrasi
Glomelurus / Glomerular
Filtration Rate (eGFR)
• Tingkat keparahan
menentukan tatalaksana
penyakit ginjal yang akan
diberikan
4. APA PENYEBAB PGK?
• PGK disebabkan oleh
berbagai faktor dan
penyebab, bisa disebabkan
oleh faktor genetik maupun
faktor pola hidup
• Penyebab terbanyak PGK di
Indonesia disebabkan oleh
Hipertensi dan Diabetes
Melitus
5. Peningkatan prevalensi berhubungan dengan faktor usia, jenis
kelamin, ras, komorbiditas (hipertensi, diabetes, obesitas), pola hidup
(merokok)
FAKTOR RISIKO PGK?
6. BAGAIMANA PGK DI INDONESIA?
Riskesdas 2018
Prevalensi PGK di Indonesia mencapai
3,8% dari total populasi penduduk
(meningkat 1,8% selama 5 tahun)
PGK termasuk dalam 5 penyebab kematian
terbanyak di Indonesia (Hipertensi dan
komplikasinya, Diabetes dan komplikasinya)
8. Pasien dengan Penyakit ginjal yang berencana menjalankan Ibadah Shaum
Ramadhan
Pasien dengan Diabetes Mellitus
(Gunakan DaR Risk Calculator)
Assess (Klasifikasi Risiko)
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
• eGFR >60 mL/min/1.73
m2
• eGFR 30-60 mL/min/1.73
m2
• Proteinuria > 1g/hari
• Resipien Transplantasi
Ginjal lebih dari 12 bulan
• Batu Saluran Kemih
• Penyakit akut yang
sedang berlangsung,
GGA
• eGFR <30 mL/min/1.73
m2
• Pasien dialsis dengan
penyakit penyerta
• Transplantasi ginjal
dalam kurun waktu <12
bulan
• Pasien renta
• Riwayat shaum buruk
(risiko ringan/sedang)
Advice (Kemanan Shaum)
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Shaum aman dilaksanakan
Shaum tidak aman
dilaksanakan
Shaum belum tentu aman
dilaksanakan
Assist (Pemantauan)
• Penyesuaian asupan makanan dan cairan
• Penyesuaian dosis dan waktu pemberian obat
• Aturan untuk membatalkan shaum
• Pemantauan berkala di fasilitas kesehatan sebelum, selama,
dan setelah Ramadhan
Boobes, Y., Afandi, B., AlKindi, F. et al. Consensus recommendations on fasting during Ramadan for patients with kidney disease: review of available evidence and a
call for action (RaK Initiative). BMC Nephrol 25, 84 (2024). https://doi.org/10.1186/s12882-024-03516-y
9. Pasien dengan Penyakit ginjal yang berencana menjalankan Ibadah Shaum
Ramadhan
Pasien dengan Diabetes Mellitus
(Gunakan DaR Risk Calculator)
Assess (Klasifikasi Risiko)
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
• eGFR >60 mL/min/1.73
m2
• eGFR 30-60 mL/min/1.73
m2
• Proteinuria > 1g/hari
• Resipien Transplantasi
Ginjal lebih dari 12 bulan
• Batu Saluran Kemih
• Penyakit akut yang
sedang berlangsung,
GGA
• eGFR <30 mL/min/1.73
m2
• Pasien dialsis dengan
penyakit penyerta
• Transplantasi ginjal
dalam kurun waktu <12
bulan
• Pasien renta
• Riwayat shaum buruk
(risiko ringan/sedang)
Advice (Kemanan Shaum)
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Shaum aman dilaksanakan
Shaum tidak aman
dilaksanakan
Shaum belum tentu aman
dilaksanakan
Assist (Pemantauan)
• Penyesuaian asupan makanan dan cairan
• Penyesuaian dosis dan waktu pemberian obat
• Aturan untuk membatalkan shaum
• Pemantauan berkala di fasilitas kesehatan sebelum, selama,
dan setelah Ramadhan
TAHAP I
Menentukan Risiko Pasien PGJ dalam
melaksanakan Shaum, sesui kriteria risiko
10. Pasien dengan Penyakit ginjal yang berencana menjalankan Ibadah Shaum
Ramadhan
Pasien dengan Diabetes Mellitus
(Gunakan DaR Risk Calculator)
Assess (Klasifikasi Risiko)
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
• eGFR >60 mL/min/1.73
m2
• eGFR 30-60 mL/min/1.73
m2
• Proteinuria > 1g/hari
• Resipien Transplantasi
Ginjal lebih dari 12 bulan
• Batu Saluran Kemih
• Penyakit akut yang
sedang berlangsung,
GGA
• eGFR <30 mL/min/1.73
m2
• Pasien dialsis dengan
penyakit penyerta
• Transplantasi ginjal
dalam kurun waktu <12
bulan
• Pasien renta
• Riwayat shaum buruk
(risiko ringan/sedang)
Advice (Kemanan Shaum)
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Shaum aman dilaksanakan
Shaum tidak aman
dilaksanakan
Shaum belum tentu aman
dilaksanakan
Assist (Pemantauan)
• Penyesuaian asupan makanan dan cairan
• Penyesuaian dosis dan waktu pemberian obat
• Aturan untuk membatalkan shaum
• Pemantauan berkala di fasilitas kesehatan sebelum, selama,
dan setelah Ramadhan
TAHAP
II
Menentukan Keamanan melaksanakan Shaum
sesuai Klasifikasi risiko
11. Pasien dengan Penyakit ginjal yang berencana menjalankan Ibadah Shaum
Ramadhan
Pasien dengan Diabetes Mellitus
(Gunakan DaR Risk Calculator)
Assess (Klasifikasi Risiko)
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
• eGFR >60 mL/min/1.73
m2
• eGFR 30-60 mL/min/1.73
m2
• Proteinuria > 1g/hari
• Resipien Transplantasi
Ginjal lebih dari 12 bulan
• Batu Saluran Kemih
• Penyakit akut yang
sedang berlangsung,
GGA
• eGFR <30 mL/min/1.73
m2
• Pasien dialsis dengan
penyakit penyerta
• Transplantasi ginjal
dalam kurun waktu <12
bulan
• Pasien renta
• Riwayat shaum buruk
(risiko ringan/sedang)
Advice (Kemanan Shaum)
Risiko Rendah Risiko Sedang Risiko Tinggi
Shaum aman dilaksanakan
Shaum tidak aman
dilaksanakan
Shaum belum tentu aman
dilaksanakan
Assist (Pemantauan)
• Penyesuaian asupan makanan dan cairan
• Penyesuaian dosis dan waktu pemberian obat
• Aturan untuk membatalkan shaum
• Pemantauan berkala di fasilitas kesehatan sebelum, selama,
dan setelah Ramadhan
TAHAP
III
Melakukan pemantau selama shaum pada pasien
risiko sedang dan tinggi
12. Aturan untuk menghentikan shaum lebih awal
• Segala kondisi yang menyebabkan kelainan akut ginjal (demam, diare, muntah, kelelahan, etc.)
• Segala kondisi yang membutuhkan perawatan di rumah sakit (trauma, kemungkinan kejadian kardiovaskular)
• GGA, terkonfirmasi hasil laboratorium
• Hiperglikemia (GD > 300 mg/dL) atau hipoglikemia (GD < 70 mg/dL), termasuk pada pasien tanpa gejala
• Pasien transplantasi ginjal yang terlewat mengkonsumsi obat imunosupresi saat sahur
Boobes, Y., Afandi, B., AlKindi, F. et al. Consensus recommendations on fasting during Ramadan for patients with kidney disease: review of available evidence and a
call for action (RaK Initiative). BMC Nephrol 25, 84 (2024). https://doi.org/10.1186/s12882-024-03516-y
13. HAL YANG PERLU
DIPERHATIKAN SAAT
BERSHAUM PADA PASIEN PGK
• Pasien harus menghentikan shaum
jika kadar kreatinin plasma meningkat
lebih dari 30% diatas baseline
• Pasien harus menghentikan shaum
jika terdapat gejala akibat perubahan
kadar natrium dan kalium
• Ketika berbuka, hindari konsumsi
makanan tinggi kalium dan fosfat dan
meningkatkan konsumsi air
• Pasien harus dimonitor satu
atau dua kali seminggu dan
mewaspadai gejala, seperti :
• Peningkatan BB lebih dari 2
kilogram dari berat badan kering
• Edema
• Sesak napas
• Pusing
• Anoreksia
Bragazzi N. L. (2015). Ramadan fasting and chronic kidney disease: does estimated glomerular filtration rate change after and before Ramadan? Insights from a mini
meta-analysis. International journal of nephrology and renovascular disease, 8, 53–57. https://doi.org/10.2147/IJNRD.S61718