SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
TUTORIAL KLINIK
Supervisor
Dr. Hj. Nur Anna Chalimah Sa’dyah, Sp.PD, K-EMD, FINASIM
Arranged By
Muhamad Danang Yuda Hermawan (30101800109)
ANAMNESIS
Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
Seorang Wanita berusia 63 tahun datang ke IGD RSISA
pada tanggal 10 juli 2023 dengan penurunan kesadaran
sejak 1 jam SMRS. Sebelumnya pasien mengeluhkan jika
badan terasa lemas, pandangan kabur dan berkeringat
cukup banyak dan seluruh tubuh pasien dingin semua.
Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus dan rutin
konsumsi obat DM, namun dari alloanamnesis yang
dilakukan ke keluarga pasien, keluarga pasien lupa
nama obatnya. Pasien mulai merasakan lemas setelah
solat magrib. Tiba-tiba keluhan mendadak memberat dan
pasien mulai kehilangan kesadaran. Kemudian jam 11
malam pasien dibawa ke IGD RSISA.
DM TYPE II
• Diabetes Melitus (DM) tipe 2: penyakit endokrin metabolik
berupa sindroma
DM tipe 2 = Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus
=
Insulin Dependent Diabetes Mellitus = Diabetes Mellitus tipe.
• Istilah yg sudah lama ditinggalkan
PENDAHULUAN
Di Indonesia:
•
•
•
Riskesdas 2007: 1,1%
Riskesdas 2013: 2,1%
Riskesdas 2018: 10,9% Urutan ke-5 di dunia
• Peningkatan prevalensi ~ bertambahnya umur, menurun setel ah
usia 65 tahun.
• DM >> masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi & kuintil indeks
kepemilikan tinggi.
PREVALENSI
Peningkatan insidensi DM di Indonesia
Peningkatan terjadinya komplikasi kronik
Dengan demikian, pengetahuan mengenai diabetes dan kompli kasinya menjadi
penting untuk diketahui dan dimengerti.
PREVALENSI
Diabetes Mellitus: suatu kelompok penyakit metabolik ditandai dengan
hiperglikemia akibat defek pada:
• Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi glukosa
hepatik) dan di jaringan perifer (otot dan lemak)
• Sekresi insulin oleh sel berta pankreas
• atau keduanya.
DEFINISI
• Terjadi peningkatan prevalensi kasus DM di Indonesia dari tahun 2007-
2018
• Provinsi dengan prevalensi DM tertinggi: DKI Jakarta dan
terendah di NTT
• Usia terbesar pada rentang 55-64 tahun dan 65-74 tahun
• PR > LK
• Domisili perkotaan > pedesaan
•DM secara signifikan menurunkan kualitas hidup dan
meningkatkan risiko kematian dini akibat komplikasinya
EPIDEMIOLOGI
Jenis diabetes
Type 1 diabetes
Destruksi sel β (kebanyakan dimediasi
imun) dan defisiensi insulin absolut;
onset : kanak-kanak dan dewasa awal
Type 2 diabetes
Berbagai derajat disfungsi sel β dan
resistensi insulin; dikaitkan dengan kelebihan
berat badan dan obesitas
KLASIFIKASI
Banyak mekanisme yang dapat menyebabkan penurunan fungsi atau
penghancuran total sel β. Mekanisme ini termasuk kecenderungan dan
kelainan genetik, proses epigenetik, resistensi insulin, auto-imunitas,
penyakit yang terjadi bersamaan, peradangan, dan faktor lingkungan.
Disfungsi sel β perlu untuk terjadinya diabetes melitus tipe 2. Banyak
penderita DMT2 mengalami defisiensi insulin relatif dan pada awal
penyakit, kadar insulin absolut meningkat dengan resistensi pada otot
dan liver terhadap aksi insulin.
DMT2 juga ada organ lain yang berperan yang disebutnya sebagai the
ominous octet
PATOGENESIS
PATOGENESIS
Patofisiologi
-
-
-
-
-
-
-
-
Akut
Poliphagia
Polidipsia -
Poliuria -
Nafsu makan meningkat -
Penurunan BB cepat -
Mudah lelah -
-
-
Kronik :
Kesemutan
Kulit terasa panas atau tertusuk jarum
Kebas
Kram
Kelelahan
Mudah mengantuk
Pandangan mulai kabur
Gigi mudah goyah dan lepas
Menurunnya fungsi seksual
Keguguran/kematian janin pada
ibu hamil
MANIFESTASI
KLINIS
DIAGNOSIS
Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah
dengan bahan plasma darah vena
Kecurigaan adanya DM apabila terdapat keluhan:
Keluhan klasik DM poliuria,
polidipsia, polifagia dan penurunan
berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain
Lemah badan, kesemutan, gatal,
mata kabur, dan disfungsi ereksi
pada pria, serta pruritus vulva pada
wanita.
Kriteria diagnosis DM tipe 2
HbA1c Glukosa darah
puasa
Glukosa plasma 2 jam
setelah TTGO (mg/dL)
Diabetes >6,5 >126 >200
Pre diabetes 5,7-6,5 100-125 140-199
Normal <5,7 70-99 70-139
Tabel 1. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis DM tipe 2 dan
prediabetes
Bukan DM Belum pasti
DM
DM
Kadar glukosa
darah sewaktu
(mg/dl)
Plasma vena <100 100-199 >200
Darah kapiler <90 90-199 >200
Kadar glukosa
darah puasa
Plasma vena < 100 100-125 >126
Darah kapiler <90 90-99 >100
Tabel 2. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai
patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
Tujuan Tatalaksana Diabetes Melitus :
1. Menghilangkan keluhan dan tanda DM, rasa
nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah.
mempertahankan
2. Mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati, dan neuropati.
3. Turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Modifikasi Gaya hidup
(2-4 minggu)
Obat antihiperglikemik
Oral
Injeksi Insulin
TATALAKSANA DM
1. Edukasi
• Partisipasi aktifpasien, keluarga
dan masyarakat
•
•
•
Pengetahuan tentang pemantauan
glukosa darah mandiri
tanda dan gejala hipoglikemia serta
cara mengatasinya harus diberikan
kepada pasien
Pemantauan kadar glukosa darah
2. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
• Setiap penyandang diabetes sebaiknya
mendapat TNM sesuai kebutuhannya
• Prinsip pengaturan makan :
makanan yang seimbang, sesuai dengan
kebutuhan kalori dan zat gizi masing-
masing individu
TATALAKSANA DM
KOMPOSISI MAKANAN PASIEN DM
Karbohidrat
• Asupan karbohidrat dianjutkan 45-
65% total asupan energi.
• Utamakan
tinggi.Gula
karbohidrat
dalam
berserat
bumbu
diperbolehka
•
•
Sukrosa < 5% total asupan energi.
Pemanis alternatif dapat digunakan,
asal tidak melebihi batas aman
konsumsi harian (Accepted-Daily
Intake)
• Makan tiga kali sehari
•
•
•
•
•
Lemak
Asupan lemak dianjurkan 20-25%
kebutuhan kalori. Tidak melebihi 30%
total asupan energi.
Lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori
Lemak tidak jenuh ganda < 10 %,
selebihnya dari lemak tidak jenuh
tunggal.
Bahan makanan yang dibatasi yang banyak
mengandung lemak jenuh dan lemak
trans : daging berlemak dan susu
penuh (whole milk).
Anjuran konsumsi kolesterol <200
mg/hari.
•
•
•
Protein
Dibutuhkan 10 – 20% total asupan energi. Sumber
protein yang baik : seafood (ikan, udang, cumi,dll),
daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu
rendah lemak, kacang- kacangan, tahu, dan tempe
Pasien dengan nefropati : asupan pro-tein menjadi 0,8
g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65%
hendaknya bernilai biologik tinggi.
Natrium
• Anjuran asupan natrium < 3000 mg atau sama
dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur.
• Pasien hipertensi, pembatasan natrium < 2400 mg.
• Sumber natrium : garam dapur, vetsin, soda, dan bahan
pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
Serat
• Pasien DM dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari
•
kacang-kacangan, buah, dan sayuran serta sumber
karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung
vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk
kesehatan.
Anjuran konsumsi serat adalah± 25 g/hari.
Kebutuhan kalori = 25-30 kalori/Kg BB ideal + Faktor JK, umur,
aktivitas dll
BB ideal = 90% x (TB dalam cm- 100) x 1 kg
KEBUTUHAN KALORI
Faktor yg mempengaruhi kebutuhan kalori
Jenis kelamin
Wanita : 25 kal/kgBB
Laki-laki : 30kkal/KgBB
Umur
 40-59 tahun dikurangi 5%
 60-69 tahun dikurangi 10%
 >70 tahun dikurangi 20%
Aktivitas fisik atau pekerjaan Istirahat :
+ 10% kebutuhan basal Aktivitas ringan : +
20% kebutuhan basal Aktivitas sedang : + 30%
kebutuhan basal Aktivitas berat : + 50%
kebutuhan basal
Berat badan
Kegemukan : - 20-30%
Kurus : + 20-30%
4. Latihan fisik
•
•
Teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit).
Latihan fisik : menjaga kebugaran, menurunkan berat badan dan
memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa
darah.
Latihan yang dianjurkan berupa latihan fisik yang bersifat aerobik yang
disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani
•
Kurangi aktivitas
Hidari aktivitas sedenter
Seperti : menonton telebisi, menggunakan
internet, permainan game computer
Sering melakukan aktivitas
Olahraga rekreasi dan beraktifitas fisik tinggi
pada waktu liburan
Seperti jalan cepat, golf, olah otot, bersepeda,
dan sepak bola
Aktivitas harian
Kebiasaan bergaya hidup sehat
Seperti berjalan kaki, menggunakan tangga,
jalan dari tempat parker
Terapi farmakologis
Insulin
secetagogue
Penghambat
alfa
glukosidase
Penghambat
SGLT-2
Inhibitor
Pembambat
Dipeptidyl
Peptidase IV
Peningkat
sensitivitas
insulin
Tabel 3. Profil obat antihiperglikemik oral yang tersedia di Indonesia
Obat antihiperglikemik suntik
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolic
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Krisis Hiperglikemia
Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke) Kehamilan
dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan
Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi : Rapid-acting insulin, Short-acting insulin,
intermediet acting insulin, long-acting insulin, ultra long-acting insulin, dan premixed insulin
Obat antihiperglikemik suntik
-
-
-
-
Peningkatan pelepasan insulin,
Mempunyai efek menurunkan berat badan,
Menghambat pelepasan glukagon,
Menghambat nafsu makan
Obat yang termasuk golongan ini adalah: Liraglutide, Exenatide,
Albiglutide, dan Lixisenatide.
Yg sudah ada di Indonesia Liraglutide, tiap pen berisi 18 mg dalam 3 ml
Agonis GLP-1/Incretin mimetic
Agonis GLP-1 dapat bekerja pada sel-beta :
Prinsip pemberian Terapi
1. Penderita DM tipe-2 dengan HbA1C<7,5% :
Modifikasi gaya hidup sehat + evaluasi HbA1C 3 bulan,
bila tidak mencapai target <7% maka >> monoterapi oral
2. Penderita DM tipe-2 dengan HbA1C 7,5%- 9%
modifikasi gaya hidup sehat + monoterapi oral
3. Bila obat monoterapi tidak bisa mencapai target HbA1C<7% dalam waktu 3
bulan maka : kombinasi 2 macam obat, (obat yang diberikan pada lini
pertama + obat lain yang mempunyai mekanisme kerja yang berbeda)
4. Bila HbA1C sejak awal >9% maka bisa langsung kombinasi 2 macam obat, jika
tidak mencapai target kendali maka diberikan kombinasi 3 macam obat.
5. Bila dengan kombinasi 3 macam obat masih belum mencapai target maka
langkah berikutnya adalah pengobatan insulin basal plus/bolus atau premix
KOMPLIKASI
KomplikasiAkut
1. Hipoglikemia
Kadar glukosa darah < 50 mg/dl  sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi
 gangguan fungsi otak
2. Hiperglikemia
Kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba  ketoasidosis diabetik, Koma
Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolaktoasidosis.
KOMPLIKASI
Komplikasi Kronis
1. Komplikasi
makrovaskuler trombosit
otak
Penyakit Jantung Koroner (PJK)
gagal jantung kongetif
stroke.
2. Komplikasi
mikrovaskuler Nefropati
diabetik retinopati
Neuropati
amputasi
HIPOGLIKEMI
DEFINISI: suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam
darah dibawah normal (<70mg/dl).
PREVALENSI
Tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan dengan
gejala & kadar gula darah < 50 mg/dL di US terjadi sekitar
5 – 10 %. Hipoglikemia berhubungan dengan beberapa
medikasi, terutama komplikasi akut dari terapi diabetes,
insulinoma, namun merupakan etiologi yang dapat
diobati (insidensi 1 – 2 kasus / juta orang per tahun)
ETIOLOGI
Faktor Risiko:
Latihan fisik yang berlebihan, hipoglikemia berulang, dosis terapi
insulin, tua, kelemahan fungsi ginjal (penyakit ginjal kronis (<60 mL /
min / m2) atau makroalbuminuria), kontrol glikemik yang terlalu ketat,
malnutrisi, dsb.
• Usia :
– Menurut Lefebvre, gejala (symptom) hipoglikemia muncul lebih berat
dan terjadi pada kadar gula darah yang lebih tinggi pada orang tua
dibanding dengan usia yang lebih muda.
• Frekuensi Hipoglikemia :
– Pasien yang sering mengalami hipoglikemia akan mentoleransi kadar gula darah
yang rendah dan mengalami gejala hipoglikemia pada kadar gula darah yang lebih
rendah daripada orang normal
• Kelebihan Insulin
• Obat
• Aktivitas
• Gangguan Ginjal
FAKTOR RESIKO
• ANAMNESIS: didapati gejala otonom dan neuroglikopenik.
• PEMERIKSAAN FISIK: Penurunan kesadaran, pucat, diaphoresis/keringat dingin,
tekanan darah menurun, Frekuensi denyut jantung meningkat, defisit neurologik fokal
(refleks patologis positif pada satu sisi tubuh) sesaat
• PEMERIKSAAN PENUNJANG:
 Laboraturium: Kadar glukosa darah, elektrolit, tes toleransi glukosa oral dan/ atau
plasma glukosa 72 jam puasa, pemeriksaan darah lengkap; kultur darah, urinalisis,
serum insulin, kortisol dan hormon tiroid, C-peptide, proinsulin;
Radiologi: untuk deteksi insulinoma: CT-scan, MRI, octreotide scanning
PENEGAKAN DIAGNOSIS
• Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia,
• Kadar glukosa plasma rendah,
• Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma
meningkat
TRIAS WHIPLE
Gejala dan Tanda
• Gejala dan tanda dari hipoglikemia merupakan akibat
dari aktivasi sistem saraf otonom dan neuroglikopenia.
• Pada pasien dengan usia lajut dan pasien yang
mengalami hipoglikemia berulang, respon sistem saraf
otonom dapat berkurang sehingga pasien yang
mengalami hipoglikemia tidak menyadari kalau kadar
gula darahnya rendah (hypoglycemia unawareness).
Kejadian ini dapat memperberat akibat dari hipoglikemia
karena penderita terlambat untuk mengkonsumsi
glukosa untuk meningkatkan kadar gula darahnya.
American Diabetes Association Workgroup on Hypoglycemia
KLASIFIKASI
American Diabetes Association Workgroup on Hypoglycemia
KLASIFIKASI
• FARMAKOLOGI
TATALAKSANA
• Non Farmakologi
Hindari olahraga berat (angkat beban), hati- hati dengan
pengonsumsian obat diabetes, asupan karbohidat dan yang
dipakai harus seimbang, jangan diet terlalu ketat, dan periksa
gula darah secara mandiri.
• Komplikasi yang sering terjadi adalah kematian karena terkadang
terlambat dalam menangani yang didahului oleh kegagalan organ-organ
vital .
• Prognosis
Prognosis pada umumnya baik bila penanganan cepat dan tepat
KOMPLIKASI
THANKS

More Related Content

Similar to DM TUTORIAL

mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...elizarman
 
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdfdibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdfimambudigunawan1
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxIrnaMegawaty3
 
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...IsmaLia7
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangrenkhriesna
 
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptxDM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptxLisaAL1
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiSiska Hermawati
 
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Operator Warnet Vast Raha
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militusanggo888
 
DIABETES MELITUS (DM).pptx
DIABETES MELITUS (DM).pptxDIABETES MELITUS (DM).pptx
DIABETES MELITUS (DM).pptxAryani19
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesNiakhairani
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melituspjj_kemenkes
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melituspjj_kemenkes
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmYabniel Lit Jingga
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 

Similar to DM TUTORIAL (20)

mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
mengenal-diabetes-mellitus-tipe-1-dan-tipe-2-dari-anatomi-hingga-pencegahan-2...
 
Dibetes Melitus Tipe 2
Dibetes  Melitus Tipe 2Dibetes  Melitus Tipe 2
Dibetes Melitus Tipe 2
 
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdfdibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
dibetesmelitustipe2-100401222025-phpapp01.pdf
 
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptxPPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
PPT PEYULUHAN YULIA 17.pptx
 
Epidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes MellitusEpidemiologi Diabetes Mellitus
Epidemiologi Diabetes Mellitus
 
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
Diabetes melitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang...
 
Diabetes melitus.pdf
Diabetes melitus.pdfDiabetes melitus.pdf
Diabetes melitus.pdf
 
Satuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhanSatuan acara penyuluhan
Satuan acara penyuluhan
 
78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren78149561 lp-dm-gangren
78149561 lp-dm-gangren
 
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptxDM_dan_HIPERTENSI.pptx
DM_dan_HIPERTENSI.pptx
 
Preskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-HipertensiPreskripsi DM-Hipertensi
Preskripsi DM-Hipertensi
 
Nutrisi dm
Nutrisi dmNutrisi dm
Nutrisi dm
 
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
Asuhan keperawatan pada pasien lanjut usia dengan diabetes mellitus AKPER PEM...
 
Diabetes militus
Diabetes militusDiabetes militus
Diabetes militus
 
DIABETES MELITUS (DM).pptx
DIABETES MELITUS (DM).pptxDIABETES MELITUS (DM).pptx
DIABETES MELITUS (DM).pptx
 
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetesPengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
Pengaruh diet mikrobiotik tehadap penyakit diabetes
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes MelitusAsuhan Keperawatan Diabetes Melitus
Asuhan Keperawatan Diabetes Melitus
 
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dmLaporan pendahuluan askep ujian icu dm
Laporan pendahuluan askep ujian icu dm
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 

Recently uploaded

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptDwiBhaktiPertiwi1
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxfania35
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptxssuser1f6caf1
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatSyarifahNurulMaulida1
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 

Recently uploaded (20)

ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.pptSOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
SOSIALISASI MATERI DEMAM BERDARAH DENGUE.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptxILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT PEMERIKSAAN SUBJEKTIF.pptx
 
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
05. PPT Pelayanan Kefarmasian Penggunanan Obat Bimbingan.pptx
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obatFARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
FARMAKOLOGI OBAT PERSALINAN farmakologi obat
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 

DM TUTORIAL

  • 1. TUTORIAL KLINIK Supervisor Dr. Hj. Nur Anna Chalimah Sa’dyah, Sp.PD, K-EMD, FINASIM Arranged By Muhamad Danang Yuda Hermawan (30101800109)
  • 3. Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran Seorang Wanita berusia 63 tahun datang ke IGD RSISA pada tanggal 10 juli 2023 dengan penurunan kesadaran sejak 1 jam SMRS. Sebelumnya pasien mengeluhkan jika badan terasa lemas, pandangan kabur dan berkeringat cukup banyak dan seluruh tubuh pasien dingin semua. Pasien memiliki riwayat Diabetes Melitus dan rutin konsumsi obat DM, namun dari alloanamnesis yang dilakukan ke keluarga pasien, keluarga pasien lupa nama obatnya. Pasien mulai merasakan lemas setelah solat magrib. Tiba-tiba keluhan mendadak memberat dan pasien mulai kehilangan kesadaran. Kemudian jam 11 malam pasien dibawa ke IGD RSISA.
  • 5. • Diabetes Melitus (DM) tipe 2: penyakit endokrin metabolik berupa sindroma DM tipe 2 = Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus = Insulin Dependent Diabetes Mellitus = Diabetes Mellitus tipe. • Istilah yg sudah lama ditinggalkan PENDAHULUAN
  • 6. Di Indonesia: • • • Riskesdas 2007: 1,1% Riskesdas 2013: 2,1% Riskesdas 2018: 10,9% Urutan ke-5 di dunia • Peningkatan prevalensi ~ bertambahnya umur, menurun setel ah usia 65 tahun. • DM >> masyarakat dengan tingkat pendidikan tinggi & kuintil indeks kepemilikan tinggi. PREVALENSI
  • 7. Peningkatan insidensi DM di Indonesia Peningkatan terjadinya komplikasi kronik Dengan demikian, pengetahuan mengenai diabetes dan kompli kasinya menjadi penting untuk diketahui dan dimengerti. PREVALENSI
  • 8. Diabetes Mellitus: suatu kelompok penyakit metabolik ditandai dengan hiperglikemia akibat defek pada: • Kerja insulin (resistensi insulin) di hati (peningkatan produksi glukosa hepatik) dan di jaringan perifer (otot dan lemak) • Sekresi insulin oleh sel berta pankreas • atau keduanya. DEFINISI
  • 9. • Terjadi peningkatan prevalensi kasus DM di Indonesia dari tahun 2007- 2018 • Provinsi dengan prevalensi DM tertinggi: DKI Jakarta dan terendah di NTT • Usia terbesar pada rentang 55-64 tahun dan 65-74 tahun • PR > LK • Domisili perkotaan > pedesaan •DM secara signifikan menurunkan kualitas hidup dan meningkatkan risiko kematian dini akibat komplikasinya EPIDEMIOLOGI
  • 10. Jenis diabetes Type 1 diabetes Destruksi sel β (kebanyakan dimediasi imun) dan defisiensi insulin absolut; onset : kanak-kanak dan dewasa awal Type 2 diabetes Berbagai derajat disfungsi sel β dan resistensi insulin; dikaitkan dengan kelebihan berat badan dan obesitas KLASIFIKASI
  • 11. Banyak mekanisme yang dapat menyebabkan penurunan fungsi atau penghancuran total sel β. Mekanisme ini termasuk kecenderungan dan kelainan genetik, proses epigenetik, resistensi insulin, auto-imunitas, penyakit yang terjadi bersamaan, peradangan, dan faktor lingkungan. Disfungsi sel β perlu untuk terjadinya diabetes melitus tipe 2. Banyak penderita DMT2 mengalami defisiensi insulin relatif dan pada awal penyakit, kadar insulin absolut meningkat dengan resistensi pada otot dan liver terhadap aksi insulin. DMT2 juga ada organ lain yang berperan yang disebutnya sebagai the ominous octet PATOGENESIS
  • 14. - - - - - - - - Akut Poliphagia Polidipsia - Poliuria - Nafsu makan meningkat - Penurunan BB cepat - Mudah lelah - - - Kronik : Kesemutan Kulit terasa panas atau tertusuk jarum Kebas Kram Kelelahan Mudah mengantuk Pandangan mulai kabur Gigi mudah goyah dan lepas Menurunnya fungsi seksual Keguguran/kematian janin pada ibu hamil MANIFESTASI KLINIS
  • 15. DIAGNOSIS Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah dengan bahan plasma darah vena Kecurigaan adanya DM apabila terdapat keluhan: Keluhan klasik DM poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Keluhan lain Lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada wanita.
  • 17. HbA1c Glukosa darah puasa Glukosa plasma 2 jam setelah TTGO (mg/dL) Diabetes >6,5 >126 >200 Pre diabetes 5,7-6,5 100-125 140-199 Normal <5,7 70-99 70-139 Tabel 1. Kadar tes laboratorium darah untuk diagnosis DM tipe 2 dan prediabetes
  • 18. Bukan DM Belum pasti DM DM Kadar glukosa darah sewaktu (mg/dl) Plasma vena <100 100-199 >200 Darah kapiler <90 90-199 >200 Kadar glukosa darah puasa Plasma vena < 100 100-125 >126 Darah kapiler <90 90-99 >100 Tabel 2. Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)
  • 19. Tujuan Tatalaksana Diabetes Melitus : 1. Menghilangkan keluhan dan tanda DM, rasa nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah. mempertahankan 2. Mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati, makroangiopati, dan neuropati. 3. Turunnya morbiditas dan mortalitas DM. Modifikasi Gaya hidup (2-4 minggu) Obat antihiperglikemik Oral Injeksi Insulin TATALAKSANA DM
  • 20. 1. Edukasi • Partisipasi aktifpasien, keluarga dan masyarakat • • • Pengetahuan tentang pemantauan glukosa darah mandiri tanda dan gejala hipoglikemia serta cara mengatasinya harus diberikan kepada pasien Pemantauan kadar glukosa darah 2. Terapi Nutrisi Medis (TNM) • Setiap penyandang diabetes sebaiknya mendapat TNM sesuai kebutuhannya • Prinsip pengaturan makan : makanan yang seimbang, sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing- masing individu TATALAKSANA DM
  • 21. KOMPOSISI MAKANAN PASIEN DM Karbohidrat • Asupan karbohidrat dianjutkan 45- 65% total asupan energi. • Utamakan tinggi.Gula karbohidrat dalam berserat bumbu diperbolehka • • Sukrosa < 5% total asupan energi. Pemanis alternatif dapat digunakan, asal tidak melebihi batas aman konsumsi harian (Accepted-Daily Intake) • Makan tiga kali sehari • • • • • Lemak Asupan lemak dianjurkan 20-25% kebutuhan kalori. Tidak melebihi 30% total asupan energi. Lemak jenuh < 7 % kebutuhan kalori Lemak tidak jenuh ganda < 10 %, selebihnya dari lemak tidak jenuh tunggal. Bahan makanan yang dibatasi yang banyak mengandung lemak jenuh dan lemak trans : daging berlemak dan susu penuh (whole milk). Anjuran konsumsi kolesterol <200 mg/hari.
  • 22. • • • Protein Dibutuhkan 10 – 20% total asupan energi. Sumber protein yang baik : seafood (ikan, udang, cumi,dll), daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, produk susu rendah lemak, kacang- kacangan, tahu, dan tempe Pasien dengan nefropati : asupan pro-tein menjadi 0,8 g/KgBB perhari atau 10% dari kebutuhan energi dan 65% hendaknya bernilai biologik tinggi. Natrium • Anjuran asupan natrium < 3000 mg atau sama dengan 6-7 gram (1 sendok teh) garam dapur. • Pasien hipertensi, pembatasan natrium < 2400 mg. • Sumber natrium : garam dapur, vetsin, soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan natrium nitrit.
  • 23. Serat • Pasien DM dianjurkan mengonsumsi cukup serat dari • kacang-kacangan, buah, dan sayuran serta sumber karbohidrat yang tinggi serat, karena mengandung vitamin, mineral, serat, dan bahan lain yang baik untuk kesehatan. Anjuran konsumsi serat adalah± 25 g/hari. Kebutuhan kalori = 25-30 kalori/Kg BB ideal + Faktor JK, umur, aktivitas dll BB ideal = 90% x (TB dalam cm- 100) x 1 kg KEBUTUHAN KALORI
  • 24. Faktor yg mempengaruhi kebutuhan kalori Jenis kelamin Wanita : 25 kal/kgBB Laki-laki : 30kkal/KgBB Umur  40-59 tahun dikurangi 5%  60-69 tahun dikurangi 10%  >70 tahun dikurangi 20% Aktivitas fisik atau pekerjaan Istirahat : + 10% kebutuhan basal Aktivitas ringan : + 20% kebutuhan basal Aktivitas sedang : + 30% kebutuhan basal Aktivitas berat : + 50% kebutuhan basal Berat badan Kegemukan : - 20-30% Kurus : + 20-30%
  • 25. 4. Latihan fisik • • Teratur 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit). Latihan fisik : menjaga kebugaran, menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan yang dianjurkan berupa latihan fisik yang bersifat aerobik yang disesuaikan dengan umur dan status kesegaran jasmani • Kurangi aktivitas Hidari aktivitas sedenter Seperti : menonton telebisi, menggunakan internet, permainan game computer Sering melakukan aktivitas Olahraga rekreasi dan beraktifitas fisik tinggi pada waktu liburan Seperti jalan cepat, golf, olah otot, bersepeda, dan sepak bola Aktivitas harian Kebiasaan bergaya hidup sehat Seperti berjalan kaki, menggunakan tangga, jalan dari tempat parker
  • 27. Tabel 3. Profil obat antihiperglikemik oral yang tersedia di Indonesia
  • 28. Obat antihiperglikemik suntik • • • • • • • • • • HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolic Penurunan berat badan yang cepat Hiperglikemia berat yang disertai ketosis Krisis Hiperglikemia Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke) Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan makan Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi Insulin Insulin diperlukan pada keadaan Berdasarkan lama kerja, insulin terbagi menjadi : Rapid-acting insulin, Short-acting insulin, intermediet acting insulin, long-acting insulin, ultra long-acting insulin, dan premixed insulin
  • 29. Obat antihiperglikemik suntik - - - - Peningkatan pelepasan insulin, Mempunyai efek menurunkan berat badan, Menghambat pelepasan glukagon, Menghambat nafsu makan Obat yang termasuk golongan ini adalah: Liraglutide, Exenatide, Albiglutide, dan Lixisenatide. Yg sudah ada di Indonesia Liraglutide, tiap pen berisi 18 mg dalam 3 ml Agonis GLP-1/Incretin mimetic Agonis GLP-1 dapat bekerja pada sel-beta :
  • 30. Prinsip pemberian Terapi 1. Penderita DM tipe-2 dengan HbA1C<7,5% : Modifikasi gaya hidup sehat + evaluasi HbA1C 3 bulan, bila tidak mencapai target <7% maka >> monoterapi oral 2. Penderita DM tipe-2 dengan HbA1C 7,5%- 9% modifikasi gaya hidup sehat + monoterapi oral 3. Bila obat monoterapi tidak bisa mencapai target HbA1C<7% dalam waktu 3 bulan maka : kombinasi 2 macam obat, (obat yang diberikan pada lini pertama + obat lain yang mempunyai mekanisme kerja yang berbeda) 4. Bila HbA1C sejak awal >9% maka bisa langsung kombinasi 2 macam obat, jika tidak mencapai target kendali maka diberikan kombinasi 3 macam obat. 5. Bila dengan kombinasi 3 macam obat masih belum mencapai target maka langkah berikutnya adalah pengobatan insulin basal plus/bolus atau premix
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34. KOMPLIKASI KomplikasiAkut 1. Hipoglikemia Kadar glukosa darah < 50 mg/dl  sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi  gangguan fungsi otak 2. Hiperglikemia Kadar gula darah meningkat secara tiba-tiba  ketoasidosis diabetik, Koma Hiperosmoler Non Ketotik (KHNK) dan kemolaktoasidosis.
  • 35. KOMPLIKASI Komplikasi Kronis 1. Komplikasi makrovaskuler trombosit otak Penyakit Jantung Koroner (PJK) gagal jantung kongetif stroke. 2. Komplikasi mikrovaskuler Nefropati diabetik retinopati Neuropati amputasi
  • 37. DEFINISI: suatu keadaan dimana kadar glukosa dalam darah dibawah normal (<70mg/dl). PREVALENSI Tidak diketahui dengan pasti, tetapi diperkirakan dengan gejala & kadar gula darah < 50 mg/dL di US terjadi sekitar 5 – 10 %. Hipoglikemia berhubungan dengan beberapa medikasi, terutama komplikasi akut dari terapi diabetes, insulinoma, namun merupakan etiologi yang dapat diobati (insidensi 1 – 2 kasus / juta orang per tahun)
  • 38. ETIOLOGI Faktor Risiko: Latihan fisik yang berlebihan, hipoglikemia berulang, dosis terapi insulin, tua, kelemahan fungsi ginjal (penyakit ginjal kronis (<60 mL / min / m2) atau makroalbuminuria), kontrol glikemik yang terlalu ketat, malnutrisi, dsb.
  • 39. • Usia : – Menurut Lefebvre, gejala (symptom) hipoglikemia muncul lebih berat dan terjadi pada kadar gula darah yang lebih tinggi pada orang tua dibanding dengan usia yang lebih muda. • Frekuensi Hipoglikemia : – Pasien yang sering mengalami hipoglikemia akan mentoleransi kadar gula darah yang rendah dan mengalami gejala hipoglikemia pada kadar gula darah yang lebih rendah daripada orang normal • Kelebihan Insulin • Obat • Aktivitas • Gangguan Ginjal FAKTOR RESIKO
  • 40. • ANAMNESIS: didapati gejala otonom dan neuroglikopenik. • PEMERIKSAAN FISIK: Penurunan kesadaran, pucat, diaphoresis/keringat dingin, tekanan darah menurun, Frekuensi denyut jantung meningkat, defisit neurologik fokal (refleks patologis positif pada satu sisi tubuh) sesaat • PEMERIKSAAN PENUNJANG:  Laboraturium: Kadar glukosa darah, elektrolit, tes toleransi glukosa oral dan/ atau plasma glukosa 72 jam puasa, pemeriksaan darah lengkap; kultur darah, urinalisis, serum insulin, kortisol dan hormon tiroid, C-peptide, proinsulin; Radiologi: untuk deteksi insulinoma: CT-scan, MRI, octreotide scanning PENEGAKAN DIAGNOSIS
  • 41. • Gejala yang konsisten dengan hipoglikemia, • Kadar glukosa plasma rendah, • Gejala mereda setelah kadar glukosa plasma meningkat TRIAS WHIPLE
  • 42. Gejala dan Tanda • Gejala dan tanda dari hipoglikemia merupakan akibat dari aktivasi sistem saraf otonom dan neuroglikopenia. • Pada pasien dengan usia lajut dan pasien yang mengalami hipoglikemia berulang, respon sistem saraf otonom dapat berkurang sehingga pasien yang mengalami hipoglikemia tidak menyadari kalau kadar gula darahnya rendah (hypoglycemia unawareness). Kejadian ini dapat memperberat akibat dari hipoglikemia karena penderita terlambat untuk mengkonsumsi glukosa untuk meningkatkan kadar gula darahnya.
  • 43. American Diabetes Association Workgroup on Hypoglycemia KLASIFIKASI
  • 44. American Diabetes Association Workgroup on Hypoglycemia KLASIFIKASI
  • 46. • Non Farmakologi Hindari olahraga berat (angkat beban), hati- hati dengan pengonsumsian obat diabetes, asupan karbohidat dan yang dipakai harus seimbang, jangan diet terlalu ketat, dan periksa gula darah secara mandiri.
  • 47. • Komplikasi yang sering terjadi adalah kematian karena terkadang terlambat dalam menangani yang didahului oleh kegagalan organ-organ vital . • Prognosis Prognosis pada umumnya baik bila penanganan cepat dan tepat KOMPLIKASI