Dokumen tersebut membahas pentingnya sosialisasi politik dalam membentuk budaya politik di Indonesia. Sosialisasi politik dapat terjadi melalui keluarga, sekolah, kelompok pertemanan, pekerjaan, dan media massa. Proses sosialisasi politik membentuk pengetahuan, sikap, dan nilai-nilai politik seseorang sepanjang hayatnya.
2. Apa itu Sosialisasi Politik?
Sosialisasi politik adalah cara-cara belajar
seseorang terhadap pola-pola sosial yang
berkaitan dengan posisi-posisi kemasyarakatan
seperti yang diketengahkan melalui bermacam-
macam badan masyarakat.
Almond dan Powell, sosialisasi politik sebagai
proses dengan mana sikap-sikap dan nilai-nilai
politik ditanamkan kepada anak-anak sampai
metreka dewasa dan orang-orang dewasa
direkrut ke dalam peranan-peranan tertentu.
3. Metode
Sosialisasi Politik
1. Imitasi,Peniruan terhadap tingkah laku individu-individu lain.
Imitasi penting dalam sosialisasi masa kanak-kanak. Pada
remaja dan dewasa, imitasi lebih banyakbercampur dengan
kedua mekanisme lainnya, sehingga satu derajat peniruannya
terdapat pula pada instruksi mupun motivasi.
2. Instruksi,Peristiwa penjelasan diri seseornag dengan sengaja
dapat ditempatkan dalam suatu situasi yang intruktif sifatnya.
3. Motivasi,Sebagaimana dijelaskan Le Vine merupakan tingkah
laku yang tepat yang cocok yang dipelajari melalui proses
coba-coba dan gagal (trial and error).
4. Jika imitasi dan instruksi merupakan tipe khusus dari
pengalaman, sementara motivasi lebih banyak diidentifikasikan
dengan pengalaman pada umumnya.
Sosialisasi politik yang selanjutnya akan mempengaruhi
pembentukan jati diri politik pada seseorang dapat terjadi melalui
cara langsung dan tidak langsung. Proses tidak langsung
meliputi berbagai bentuk proses sosialisasi yang pada dasarnya
tidak bersifat politik tetapi dikemudian hari berpengatuh terhadap
pembentukan jati diri atau kepribadian politik. Sosialisasi politik
lnagsung menunjuk pada proses-proses pengoperan atau
pembnetukan orientasi-orientasi yang di dalam bentuk dan isinya
bersifat politik.
5. Proses sosialisasi
politik tidak langsung
meliputi metode
belajar
1. Pengoperasian Interpersonal,Mengasumsikan bahwa anak
mengalami proses sosialisasi politik secara eksplisitdalam
keadaan sudah memiliki sejumlah pengalaman dalam hubungna-
hubungan dan pemuasan-pemuasan interpersonal.
2. Magang,Metode belajat magang ini terjadi katrna perilau dan
pengalaman-pengalaman yang diperoleh di dalam situasi-situasi
non politik memberikan keahlian-keahlian dan nilai-nilai yang
pada saatnya dipergunakan secara khusus di dalam konteks
yang lebih bersifat politik.
3. Generalisasi,Terjadi karena nilai-nilai social diperlakukan bagi
bjek-objek politik yang lebih spesifik dan dengan demikian
membentuk sikap-sikap politik terentu.
6. Sarana Sosialisasi Politik
Keluarga
Merupakan agen sosialisasi pertama yang dialami seseorang.
Keluarga memiliki pengaruh besar terhadap anggota-anggotanya.
Pengaruh yang paling jelas adalah dalam hal pembentukan sikap
terhadap wewenang kekuasaan. Bagi anak, keputusan bersama
yang dibuat di keluarga bersifat otoritatif, dalam arti keengganan
untuk mematuhinya dapat mendatangkan hukuman. Pengalaman
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan keluarga dapat
meningkatkan perasaan kompetensi politik si anak, memberikannya
kecakapan-kecakapan untuk melakukan interaksi politik dan
membuatnya lebih mungkin berpartisipasi secara aktif dalam sistem
politik sesudah dewasa.
7. Sekolah
Sekolah memainkan peran sebagai agen sosialisasi politik
melalui kurikulum pengajaran formal, beraneka ragam kegiatan
ritual sekolah dan kegiatan-kegiatan guru.
Sekolah melalui kurikulumnya memberikan pandangan-
pandangan yang kongkrit tentang lembaga-lembaga politik dan
hubungan-hubungan politik. Ia juga dapat memegang peran
penting dalam pembentukan sikap terhadap aturan permainan
politik yang tak tertulis. Sekolah pun dapat mempertebal
kesetiaan terhadap system politik dan memberikan symbol-
simbol umum untuk menunjukkan tanggapan yang ekspresif
terhadap system tersebut.
Peranan sekolah dalam mewariskan nilai-nilai politik tidak hanya
terjadi melalui kurikulum sekolah. Sosialisasi juga dilakukan
sekolah melalui berbagai upacara yang diselenggarakan di
kelas maupun di luar kelas dan berbagai kegiatan ekstra yang
diselenggarakan oleh OSIS.
8. Kelompok Pertemanan (Pergaulan)
Kelompok pertemanan mulai mengambil penting
dalam proses sosialisasi politik selama masa
remaja dan berlangsung terus sepanjang usia
dewasa. Takott Parson menyatakan kelompok
pertemanan tumbuh menjadi agen sosialisasi
politik yang sangat penting pada masa anak-
anak berada di sekolah menengah atas. Selama
periode ini, orang tua dan guru-guru sekolah
sebagai figur otoritas pemberi transmitter
proses belajar sosial, kehilangan pengaruhnya.
Sebaliknya peranan kelompok-kelompok klik,
gang-gang remaja dan kelompok-kelompok
remaja yang lain menjadi semakin penting
9. Pekerjaan
Organisasi-organisasi formal maupun non formal yang
dibentuk berdasarkan lingkungan pekerjaan, seperti
serikat buruh, klub social dan yang sejenisnya merupakan
saluran komunikasi informasi dan keyakinan yang jelas.
Media Massa
Media massa seperti surat kabar, radio, majalah, televise
dan internet memegang peran penting dalam menularkan
sikap-sikap dan nilai-nilai modern kepada bangsa-bangsa
baru merdeka. Selain memberikan infoprmasi tentang
informasi-informasi politik, media massa juga
menyampaika nilai-nili utama yang dianut oleh
masyarakatnya.
10. Kontak-kontak Politik Langsung
Tidak peduli betapa positifnya pandangan
terhadap system poltik yang telah ditanamkan
oleh eluarga atau sekolah, tetapi bila seseorang
diabaikan oleh partainya, ditipu oleh polisi,
kelaparan tanpa ditolong, mengalami
etidakadilan, atau teraniaya oleh militer, maka
pandangan terhadap dunia politik sangat
mungkin berubah.
11. Pentingnya sosialisasi Politik
Sosialisasi secara fundamental merupakan proses hasil belajar,
belajar dari pengalaman/ pola-pola aksi.
memberikan indikasi umum hasil belajar tingkah laku individu
dan kelompok dalam batas-batas yang luas, dan lebih khusus
lagi, berkenaan pengetahuan atau informasi, motif-motif (nilai-
nilai) dan sikap-sikap.
sosialisasi itu tidak perlu dibatasi pada usia anak-anak dan
remaja saja (walaupun periode ini paling penting), tetapi
sosialisasi berlangsung sepanjang hidup.
bahwa sosialisasi merupakan prakondisi yang diperlukan bagi
aktivitas sosial, dan baik secara implisit maupun eksplisit
memberikan penjelasan mengenai tingkah laku sosial.