2. Pendahuluan
Ada kompetisi yang baik, ada juga yang buruk, bagaimana
kompetisi dalam kebaikan menurut Islam ? Hidup adalah
kompetisi. Bukan hanya untuk menjadi yang terbaik, tetapi
juga kompetisi untuk meraih cita-cita yang diinginkan. Namun
sayang, banyak orang terjebak pada kompetisi semu yang
hanya memperturutkan syahwat hawa nafsu duniawi dan jauh
dari suasana robbani. Kompetisi harta-kekayaan, kompetisi
usaha-pekerjaan, kompetisi jabatan-kedudukan dan kompetisi
lainnya, yang semuanya bak fatamorgana. Indah menggoda,
tetapi sesungguhnya tiada. Itulah kompetisi yang menipu.
Bahkan, hal yang sangat memilukan ialah tak jarang dalam
kompetisi selalu diiringi “suudzon” buruk sangka, bukan hanya
kepada manusia, tetapi juga kepada Allah Swt. Lebih merugi
lagi jika rasa iri dan riya ikut bermain dalam kompetisi
tersebut.
4. Terjemahan Al-Maidah ;48
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-
kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap
kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka
menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah
datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami
berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja),
tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya
kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya
kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-
Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu,
5. Asbabun Nuzul Al-Maidah;48
• Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Allah Swt
mengutus para nabi dan menurunkan syariat kepada
umat manusia untuk memberi petunjuk kepada
manusia sepanjang sejarah. sebagian dari ajaran-ajaran
mereka disembunyikan atau diselewengkan. Sebagai
ganti ajarah para nabi, mereka membuat ajaran sendiri
yang bersifat khurafat dan khayalan. Sementara ayat
ini menyinggung kedudukan tinggi al-Quran sebagai
pembenar kitab-kitab samawi, juga menyebutnya
sebagai penjaga kitab-kitab tersebut. Dengan
menekankan terhadap dasar-dasar ajaran para nabi
terdahulu, al-Quran juga sepenuhnya memelihara
keaslian ajaran itu dan menyempurnakannya.
6. Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Al-Quran bila dibandingkan dengan kitab-kitab samawi
terdahulu memiliki kemuliaan dan keistimewaan.
2. Bahaya yang mengancam para tokoh masyarakat ialah
ketidakpedulian terhadap hakikat ilahi demi menarik
simpati manusia, serta menuruti keinginan mereka
yang tidak pada tempatnya.
3. Salah satu dari sarana cobaan Allah ialah adanya
perbedaan agama di sepanjang sejarah, sehingga dapat
memperjelas siapa gerangan yang bisa
menerima kebenaran, serta siapa yang ekstrim dan
keras kepala.
7. Tafsir Ibnu Katsir
Allah merencanakan aneka syariat yang
bervariasi untuk menguji hamba-hamba nya
dengan apa yang telah disyariatkan kepada
mereka. Dan Allah menghajar/menyiksa
mereka karena mentaati/mendurhakai Nya.
Barang siapa yang mentaati hukum Allah
berarti akan diganjar pahala di dunia dan
akhirat. Sedangkan mereka yang menolak
untuk mematuhi hukum Allah akan disiksa.