1. PENGUAT TRANSISTOR
Disusun Oleh :
Nama : Muhamad Amin
NIM : 1410502069
Progdi : S1Teknik Mesin
Dosen Pembimbing
R. Suryoto Edy Raharjo.,S.T.,M.Eng.
UNIVERSITASTIDAR MAGELANG
2. PENGUATTRANSISTOR
Salah satu fungsi utama transistor adalah sebagai penguat sinyal. Dalam hal
ini transistor bisa dikonfigurasikan sebagai penguat tegangan, penguat arus
maupun sebagai penguat daya.
Berdasarkan sistem pertanahan transistor (grounding) penguat transistor
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Penguat Common Base (Grounded-Base)
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Base mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.
Penguat Common base mempunyai
karakter sebagai berikut :
a. Adanya isolasi yang tinggi dari output
ke input sehingga meminimalkan efek
umpan balik.
b. Mempunyai impedansi input yang
relatif tinggi sehingga cocok untuk
penguat sinyal kecil (pre amplifier).
c. Sering dipakai pada penguat
frekuensi tinggi pada jalur VHF dan
UHF.
d. Bisa juga dipakai sebagai buffer atau
penyangga.
3. 2. Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Emitor juga mempunyai karakter sebagai
penguat tegangan.
Penguat Common
Emitor mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
a. Sinyal outputnya berbalik fasa 180
derajat terhadap sinyal input.
b. Sangat mungkin terjadi osilasi
karena adanya umpan balik
positif, sehingga sering dipasang
umpan balik negatif untuk
mencegahnya.
c. Sering dipakai pada penguat
frekuensi rendah (terutama pada
sinyal audio).
d. Mempunyai stabilitas penguatan
yang rendah karena bergantung
pada kestabilan suhu dan bias
transistor.
4. 3. Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah penguat yang kaki kolektor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki
emitor. Penguat Common Collector juga mempunyai karakter sebagai
penguat arus .
Penguat Common
Collector mempunyai karakteristik
sebagai berikut :
a. Sinyal outputnya sefasa dengan
sinyal input (jadi tidak membalik
fasa seperti Common Emitor).
b. Mempunyai penguatan tegangan
sama dengan 1.
c. Mempunyai penguatan arus
samadengan HFE transistor.
d. Cocok dipakai untuk penguat
penyangga (buffer) karena
mempunyai impedansi input tinggi
dan mempunyai impedansi output
yang rendah.
5. Berdasarkan titik kerjanya penguat transistor ada tiga jenis, yaitu:
1. Penguat Kelas A
Penguat kelas A adalah penguat yang titik kerja efektifnya setengah dari
tagangan VCC penguat. Untuk bekerja penguat kelas A memerlukan bias awal
yang menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal.
Karena hal ini maka penguat kelas A menjadi penguat dengan efisiensi
terendah namun dengan tingkat distorsi (cacat sinyal) terkecil.
Sistem bias penguat kelas A yang
populer adalah sistem bias
pembagi tegangan dan sistem bias
umpan balik kolektor. Melalui
perhitungan tegangan bias yang
tepat maka kita akan mendapatkan
titik kerja transistor tepat pada
setengah dari tegangan VCC
penguat. Penguat kelas A cocok
dipakai pada penguat awal (pre
amplifier) karena mempunyai
distorsi yang kecil.
6. 2. Penguat Kelas B
Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja berdasarkan tegangan bias
dari sinyal input yang masuk. Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off
transistor. Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada
dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas
0.6Volt (batas tegangan bias transistor).
Penguat kelas B mempunyai efisiensi
yang tinggi karena baru bekerja jika
ada sinyal input. Namun karena ada
batasan tegangan 0.7 Volt maka
penguat kelas B tidak bekerja jika
level sinyal input dibawah 0.7 Volt. Hal
ini menyebabkan distorsi (cacat
sinyal) yang disebut distorsi cross
over, yaitu cacat pada persimpangan
sinyal sinus bagian atas dan bagian
bawah. Penguat kelas B cocok
dipakai pada penguat akhir sinyal
audio karena bekerja pada level
tegangan yang relatif tinggi (diatas 1
Volt). Dalam aplikasinya, penguat
kelas B menggunakan sistem
konfigusi push-pull yang dibangun
oleh dua transistor.
7. 3. Penguat kelas AB
Penguat kelas AB merupakan penggabungan dari penguat kelas A dan
penguat kelas B. Penguat kelas AB diperoleh dengan sedikit menggeser titik
kerja transistor sehingga distorsi cross over dapat diminimalkan. Titik kerja
transistor tidak lagi di garis cut-off namun berada sedikit diatasnya.
Penguat kelas AB merupakan
kompromi antar efisiensi dan
fidelitas penguat. Dalam
aplikasinya penguat kelas AB
banyak menjadi pilihan sebagai
penguat audio.
8. 4. Penguat kelas C
Penguat kelas C mirip dengan penguat kelas B, yaitu titik kerjanya berada di
daerah cut-off transistor. Bedanya adalah penguat kelas C hanya perlu satu
transistor untuk bekerja normal tidak seperti kelas B yang harus
menggunakan dua transistor (sistem push-pull). Hal ini karena penguat kelas
C khusus dipakai untuk menguatkan sinyal pada satu sisi atau bahkan hanya
puncak-puncak sinyal saja.
Penguat kelas C tidak memerlukan
fidelitas, yang dibutuhkan adalah
frekuensi kerja sinyal sehingga tidak
memperhatikan bentuk sinyal.
Penguat kelas C dipakai pada
penguat frekuensi tinggi. Pada
penguat kelas C sering ditambahkan
sebuah rangkaian resonator LC untuk
membantu kerja penguat. Penguat
kelas C mempunyai efisiensi yang
tinggi sampai 100 % namun dengan
fidelitas yang rendah.