Dokumen tersebut merangkum jenis-jenis penguat transistor berdasarkan sistem pertanahan dan titik kerjanya. Ada tiga jenis penguat berdasarkan sistem pertanahan yaitu common base, common emitor, dan common collector. Sedangkan berdasarkan titik kerjanya ada penguat kelas A, B, AB, dan C. Penguat transistor berfungsi menguatkan sinyal input menjadi sinyal output dengan karakteristik tertentu seperti isolasi, penguatan, dan impedansi yang berbed
1. PENGUAT
TRANSISTOR
Disusun oleh :
Z A I D A B D U R R A H M A N
1 4 1 0 5 0 2 0 6 7
Dosen : R. SURYOTO EDY RAHARJO S.T, M.Eng
Fakultas Teknik Mesin S1
U N I V E R S I T A S T I D A R
2 0 1 5
2. Daftar isi
Pendahuluan
• Penguat Common Base (grounded-base)
• Penguat Common Emitor
• Penguat Common Collector
• Penguat Kelas A Dan B
• Penguat kelas AB Dan C
3. Pendahuluan
Penguat Transistor adalah suatu piranti yang berfungsi sebagai penguat
sinyal. Dalam hal ini transistor bisa dikonfigurasikan sebagai penguat tegangan,
penguat arus maupun sebagai penguat daya.
Berdasarkan sistem pertanahan transistor (grounding) penguat transistor
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Penguat Common Base (grounded-base)
2. Penguat Common Emitor
3. Penguat Common Collector
Berdasarkan titik kerjanya penguat transistor ada tiga jenis, yaitu :
1. Penguat Kelas A
2. Penguat Kelas B
3. Penguat kelas AB
4. Penguat Common Base
(grounded-base)
Penguat Common Base adalah penguat yang kaki basis transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke emitor dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Base mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.
Penguat Common base mempunyai karakter
sebagai berikut :
1. Adanya isolasi yang tinggi dari output ke
input sehingga meminimalkan efek umpan
balik.
2. Mempunyai impedansi input yang relatif
tinggi sehingga cocok untuk penguat sinyal
kecil (pre amplifier).
3. Sering dipakai pada penguat frekuensi tinggi
pada jalur VHF dan UHF.
4. Bisa juga dipakai sebagai buffer atau
penyangga.
5. Penguat Common Emitor
Penguat Common Emitor adalah penguat yang kaki emitor transistor di
groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada kaki
kolektor. Penguat Common Emitor juga mempunyai karakter sebagai penguat
tegangan.
Penguat Common Emitor mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Sinyal outputnya berbalik fasa 180 derajat
terhadap sinyal input.
2. Sangat mungkin terjadi osilasi karena adanya
umpan balik positif, sehingga sering dipasang
umpan balik negatif untuk mencegahnya.
3. Sering dipakai pada penguat frekuensi rendah
(terutama pada sinyal audio).
4. Mempunyai stabilitas penguatan yang rendah
karena bergantung pada kestabilan suhu dan
bias transistor.
6. Penguat Common Collector
Penguat Common Collector adalah penguat yang kaki kolektor
transistor di groundkan, lalu input di masukkan ke basis dan output diambil pada
kaki emitor. Penguat Common Collector juga mempunyai karakter sebagai
penguat arus .
Penguat Common Collector mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Sinyal outputnya sefasa dengan sinyal input
(jadi tidak membalik fasa seperti Common
Emitor)
2. Mempunyai penguatan tegangan sama dengan
1.
3. Mempunyai penguatan arus sama dengan HFE
transistor.
4. Cocok dipakai untuk penguat penyangga
(buffer) karena mempunyai impedansi input
tinggi dan mempunyai impedansi output yang
rendah.
7. Penguat Kelas A Dan B
Penguat kelas A adalah penguat yang titik kerja
efektifnya setengah dari tagangan VCC
penguat. Penguat kelas A menjadi penguat
dengan efisiensi terendah namun dengan tingkat
distorsi (cacat sinyal) terkecil.
Penguat kelas B adalah penguat yang bekerja
berdasarkan tegangan bias dari sinyal input
yang masuk. Titik kerja penguat kelas B berada
dititik cut-off transistor. Dalam kondisi tidak
ada sinyal input maka penguat kelas B berada
dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada
sinyal input dengan level diatas 0.6Volt (batas
tegangan bias transistor).
8. Penguat Kelas AB Dan C
Penguat kelas AB merupakan penggabungan
dari penguat kelas A dan penguat kelas B.
Penguat kelas AB diperoleh dengan sedikit
menggeser titik kerja transistor sehingga
distorsi cross over dapat diminimalkan. Titik
kerja transistor tidak lagi di garis cut-off namun
berada sedikit diatasnya.
Penguat kelas C mirip dengan penguat kelas B,
yaitu titik kerjanya berada di daerah cut-off
transistor. Bedanya adalah penguat kelas C
hanya perlu satu transistor untuk bekerja normal
tidak seperti kelas B yang harus menggunakan
dua transistor (sistem push-pull). Hal ini karena
penguat kelas C khusus dipakai untuk
menguatkan sinyal pada satu sisi atau bahkan
hanya puncak-puncak sinyal saja.