SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
1
MAKALAH
ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI
“ PENGUAT RF KELAS A, B, DAN C ”
ISMAIL
322 13 070
2C TELKOM
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PROGRAM STUDI D3 TELEKOMUNIKASI
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2014
2
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dan
kesempatannya kepada kita semua, Terutama kepada penulis. Sehingga penulis
dapat menyelesaikan masalah ini.
Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah Elektronika Telkom
yang berjudul “Penguat Daya RF Kelas A, B dan C”. Penulis mengharapkan
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri.
Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam
makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar.
Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para
pembaca.
Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga benar-benar
bermanfaat.
Makassar, 24 Oktober 2014
Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….....i
Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………..……….……1
1.2 Rumusan Masalah………………………………..………………….….2
1.3 Tujuan……………………….…………………..……………………....2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penguat RF Kelas A………….………………………….…………….….3
2.1.1 Klasifikasi Penguat RF Kelas A……....…………………………..3
2.1.2 Sifat-Sifat Penguat RF Kelas A.…………………..…………..…..8
2.2 Penguat RF Kelas B…………………….………….……………………..9
2.3 Penguat RF Kelas C…………………….………………………………..12
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan…………………………………………..……..…...……...19
DAFTAR PUSTAKA …...……………………………………………………...20
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Secara umum, suatu penguat adalah peralatan yang menggunakan
tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Ada
beberapa cara untuk mengungkapkan penguat. Penguat satu-tingkat terdiri
atas satu unsur penguat dan rangkaian pendukungnya. Secara umum, bila
beberapa unsur-unsur semacam itu digabungkan akan didapatkan penguat
banyak-tingkat.
Sedangkan penguat daya yaitu kombinasi dari dua tipe penguat di
atas. Meskipun pada kenyataannya semua penguat adalah penguat daya
karena tegangan tidak akan ada tanpa adanya daya kecuali jika
impedansinya tak terhingga. Efisiensi dari penguat daya didefinisikan
sebagai perbandingan dari daya yang diterima beban dengan daya yang
diberikan oleh catu daya.
Rangkaian penguat daya yang dibahas hanya penguat daya pada
bagian akhir dari rangkaian transmitter pada sistim komunikasi. Daya yang
akan dikirimkan ke antena harus mempunyai level yang cukup tinggi,
sehingga informasi yang dipancarkan antena ini, yang berupa gelombang
elektromagnetika, akan bisa merambat sampai ke tempat tujuannya
(receiver) yang terpisah jauh dari transmitter dan masih mempunyai level
daya tertentu yang memungkinkan adanya pendeteksian sinyal tersebut.
5
B. TUJUAN
Adapun tujuannya adalah:
1. Memahami pengertian penguat daya, terutama penguat RF kelas A,
B dan C.
2. Memahami cara kerja penguat RF kelas A, B, dan C.
3. Memahami contoh dari penguat RF kelas A, B, dan C.
4. Memahami ciri-ciri dari penguat RF kelas A, B, dan C.
C. RUMUSAN MASALAH
Sebelum membahas Penguat RF Kelas A lebih lanjut, kita harus
mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apakah penguat RF kelas A, B dan C ?
2. Apa contoh penguat RF kelas A, B dan C ?
3. Bagaimana cara kerja penguat RF kelas A, B dan C ?
4. Apa ciri dari penguat RF kelas A, B dan C ?
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGUAT RF KELAS A
Penguat RF kelas A didefinisikan sebagaisuatu penguat yang
mempunyaikemampuan terbesar dalammereproduksi masukan dengan distorsi
yang terkecil, denganatautanpa rangkaian umpan balik negatif. Namun
demikian,efisiensi penguat kelas A adalahpaling kecil dibandingkandengan
penguat daya kelas lainnya. Rangkaian penguat kelasAdengan umpan balik
emitor ditunjukan dengan gambarberikut:
Gambar 2.1.1 Penguat kelas A
Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut :
o ICsat = VCC/RC+RE
o IB = VB/RB
o VCEcutoff = VCC
o VB = VCC.R2/R1+R2
o RB = R1.R2/R1+R2
2.1.1 Klasifikasi Penguat RF Kelas A
Berdasarkan titik kerjanya penguat daya kelas A diklasifikasikan sebagai
berikut :
7
1) Penguat dengan letak titik Q di tengah-tengah garis beban
2) Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara penguat jenis
yang lain.
3) Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di
transistor.
Berdasarkan tipe pembiasannya yang dilakukan oleh penguat, penguat
daya kelas A diklasifikasikan sebagai berikut:
Penguat Daya kelas A : Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input
diatursedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalumengalir.
Penguat ini beroperasi pada daerah linear.
2.1.2 Sifat – Sifat Penguat RF Kelas A
1. Dirangakai Secara common emiter.
Contoh dari penguat kelas A adalah adalah rangkaian dasar common
emiter (CE) transistor. Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus
bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya.
Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban
kurva VCE-IC dari rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik
A.
Apabila sebuah transistor mempunyai titik kerja Q di dekat tengah-
tengah garis beban DC, suatu sinyal AC yang kecil mengakibatkan
transistor bekerja didaerah yang aktif dalam seluruh siklusnya. Apabila
sinyal membesar, transistor terus bekerja didaerah aktif selama waktu
mencapai puncak-puncaknya sepanjang garis beban titik jenuh dan titik
pancung (cut off) tidak terpotong. Untuk membedakan cara operasi ini dari
jenis-jenis lainnya, operasi tersebut disebut dari kelas A. Pada gambar
2.1.1, titik Q diambil ditengah atau dipusat garis beban AC, dari sini kita
mendapatkan sinus output yang tak tergunting dengan kemungkinan yang
terbesar.
8
Gambar 2.2.1 Garis beban CE kelas A
Dalam merancang penguat daya kelas A, titik kerja Q harus berada
ditengah-tengah garis beban, maka dapat diperoleh dengan langkah-
langakh berikut. Untuk garis beban DC
𝐼𝐶( 𝑠𝑎𝑡) =
𝑉𝐶𝐶
( 𝑅 𝑐 + 𝑅 𝐸)
𝑉𝐶𝐸(𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓) = 𝑉𝐶𝐶
𝐼𝐶𝑄 =
( 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 )
𝑅 𝐸
𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 .(𝑅 𝐶 + 𝑅 𝐸 )
Untuk menggambar garis beban AC dapat dilakukan dengan cara
berikut:
Gambar 2.2.2 Garis beban AC
Dengan :
𝑅 𝐿 = 𝑅 𝐸//𝑅 𝐿
9
∆𝑉𝐶𝐸 = ∆ . 𝐼𝐶 .(𝑅 𝐶 + 𝑅 𝐸)
𝐼𝐶𝐶(𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓) = 𝑉𝐶𝐸𝑄 + 𝐼𝐶𝑄 . 𝑟𝐿
Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja
pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang
memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di
daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal
input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira
hanya 25% - 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A,
sehingga walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0
Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan.
Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya
terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu
ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar.
1) Digunakan Untuk Daya Yang Sedang < 10 Watt.
2) Input dan output berbeda 180
Selain ketiga sifat penguat pada kelas A tersebut, ada beberapa sifat-sifat
penguat kelas A yang dijelas oleh Albert Paul Malvino, Ph. D. dalam
bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid Iantara lain sebagai
berikut :
1) Bati Tegangan dengan Beban
Di dalam penguat CE pada gambar 2.2.3, tegangan ac Vin
menggerakkan basis, menghasilkan tegangan keluar ac Vout. Bati
tegangan tanpa beban adalah :
𝐴 = −
𝑅𝑐
𝑟𝑒
10
Gambar 2.2.3Penguat CE
Karena resistansi yag dilihat oleh kolektor adalah
rC = RC // RL
Sehingga dapat dihitung bati tegangan terhadap beban dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut:
c
c
V
r
r
A
'

Dimana :
r’c = Resistansi emiter ac
rc = Resistansi kolektor ac
RC = Resistansi kolektor dc
A = Bati Tegangan tanpa beban
RL = Resistansi beban
AV= Bati tegangan dengan beban
2) Bati Arus
Pada gambar 2.2.3, bati arus sebuah transistor adalah perbandingan
arus kolektor ac terhadap arus basis ac. Persamaannya adalah sebagai
berikut:
𝐴𝑖 =
𝑖 𝑐
𝑖 𝑏
Dimana :
Ai = Bati arus
11
ic = Arus kolektor ac
ib = Arus basis ac
3) Bati Daya
Pada gambar 2.2.3, daya masuk ac pada basis adalah
Pin=Vin Ib
Daya keluar ac dari kolektor adalah
Pout=-Vout Ic
Tanda minus (-) diperlukan karena adanya pembalikan fasa.
Perbandingan Pout/Pin disebut sebagai bati daya dan ditulis dengan
Ap. dengan mengambil perbandingan tersebut, didapatkan:
𝐴𝑝 =
𝑃𝑜𝑢𝑡
𝑃𝑖𝑛
= −
𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑖 𝑐
𝑉𝑖𝑛 𝑖 𝑏
Karena Av = Vout /Vin dan Ai = ic/ib , maka : Ap = - AvAi
Dimana :
Pin = Daya input ac
vin = Tegangan melintas pada resistansi emiter
ib = Arus basis ac
ic = Arus kolektor ac
vout = Tegangan keluar
Pout = Daya output ac
Ap = Bati daya
Av = Bati tegangan
Ai = Bati arus
2.2 PENGUAT RF KELAS B
Penguat Kelas B adalah rangkaian penguat daya yang kerjanya
berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. penguat kelas B
bekerja dengan titik operasi yang terletak pada ujung kurva karakteristik (titik
cut off), sehingga daya operasi tenang (quescent power)-nya sangat kecil.
12
Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada
dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas
0.6Volt (batas tegangan bias transistor). Penguat kelas B mempunyai efisiensi
yang tinggi karena baru bekerja jika ada sinyal input. Namun karena ada
batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak bekerja jika level
sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal)
yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus
bagian atas dan bagian bawah.
Penguat kelas B ini memanfaatkan teknik push-pull yaitu dua
transistor yang bekerja saling komplementer. Kedua transistor tsb berbeda
tipe namun karakteristiknya sama atau matched. Keluaran push–pull atau
tarik–ulur adalah sebuah sirkuit elektronik yang dapat menggerakkan baik
arus positif ataupun negatif kepada beban. Keluaran push–pull adalah standar
untuk logika digital TTL dan CMOS serta beberapa jenis penguat, dan
biasanya terbuat dari pasangan transistor komplementer, salah satu
membenamkan arus dari beban ke catu negatif, sedangkan yang lainnya
menyuplai arus dari catu positif ke beban
Didalam aplikasinya, Penguat Kelas B adalah rangkaian penguat daya
dengan 2 transistor yang mempunyai keuntungan-keuntungan penguatan daya
maks turun menjadi seperlima dari daya beban dan aliran arus tanpa sinyal
menjadi sekitar satu persen dari IC(sat). Keuntungan pertama sangat penting
terutama jika diperlukan daya beban yang besar misalnya pada pemancar
komunikasi, keuntungan kedua penting dalam sistem tenaga dengan baterei.
Dalam rangkaian penguat kelas B, transistor berada dalam daerah aktif untuk
setengah perioda. Selama setengah perioda yang lain, transistor tersebut cut-
off. Ini artinya arus kolektor mengalir untuk 180° dalam tiap transistor pada
rangkaian penguat kelas B.
13
Gambar rangkaian dasar power amplifier kelas B push-pull
Power amplifeir kelas B push-pull dibuat menggunakan sumber
tegangan simetris karena penguatan sinyal input dibagi 2 bagian, penguat
sinyal puncak posistif dan penguat sinyal puncak negatif. Proses pemecahan
sinyal tersebut dilakukan oleh D1 dan D2. Untuk power amplifier kelas B
push-pull selalu dikonfigurasikan secara common-emitor yang bertujuan
untuk menghindari terjadinya distorsi sinyal.
Gambar Rangkaian dasar amplifier kelas B
14
Pada amplifier kelas B, transistor bekerja hanya dalam daerah aktif
selama setengah periode. Selama setengah periode lainnya transistor tersebut
tersumbat (cut off). Titik kerja amplifier kelas B (Q) terletak di cut off pada
garis beban ac. Keuntungan dari amplifier kelas B adalah lebih kecilnya
kehilangan daya transistor, daya beban dan efisiensi penguatan yang lebih
besar.
Gambar Hubungan Daya Penguat Kelas B
Daya output maksimum utk rangkaian kelas B adalah :
PO(MAKS)= VRMSIRMS =
𝑉𝐶𝐸𝑄
√2
𝐼𝐶𝑄
√2
=
𝑉𝐶𝐸𝑄𝐼𝐶𝑄
√2
Efisiensi Daya Maksimum Penguat Kelas B Penguat balans kelas B
sangat efisien sehingga banyak digunakan sebagai penguat daya. Untuk
rangkaian seperti gambar berikut, daya DC yang diberikan oleh catu kepada
transistor adalah :
PDC = VCCIDC
Dengan IDC adalah arus ke transistor yang dirata-ratakan dalam satu
siklus, yaitu:
15
IDC =
Ic(sat)
𝜋
sehingga :
PDC =
𝑉𝑐𝑐𝐼𝑐(𝑠𝑎𝑡)
𝜋
sedangkan:
VCEQ =
𝑉𝑐𝑐
2
Maka daya output AC maksimum untuk penguat kelas B adalah :
sehingga efisiensi daya maksimum dinyatakan :
Disipasi Daya Penguat Kelas B Disipasi daya maksimum pada
penguat kelas B dinyatakan sebagai berikut :
Karakteristik Penguat Kelas B
 Efisiensi lebih tinggi (50 - 70)%.
 Ada pemotongan sinyal maka penguat B dibuat B dibuat "push pull"
 Phush pull/transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2
(PNP).
 Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar.
 Adanya cacat silang (cros over).
16
 Tegangan power supply +, - dan ground.
 Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor.
 Batasan tegangan 0,6V.
2.2.3 PENGUAT RF KELAS C
Penguat kelas B perlu 2 transistor untuk bekerja dengan baik, maka
ada penguat yang disebut kelas C yang hanya perlu 1 transistor. Ada beberapa
aplikasi yang memang hanya memerlukan 1 phase positif saja. Contohnya
adalah pendeteksi dan penguat frekuensi pilot, rangkaian penguat tuner RF
dan sebagainya. Transistor penguat kelas C bekerja aktif hanya pada phase
positif saja, bahkan jika perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya
saja dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan
C. Tipikal dari rangkaian penguat kelas C adalah seperti pada rangkaian
berikut ini.
Rangkaian Dasar Penguat Kelas C
17
Rangkaian ini juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor
memang sengaja dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada
rangkaian tersebut akan ber-resonansi dan ikut berperan penting dalam me-
replika kembali sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang
sama. Rangkaian ini jika diberi umpanbalik dapat menjadi rangkaian osilator
RF yang sering digunakan pada pemancar. Penguat kelas C memiliki efisiensi
yang tinggi bahkan sampai 100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih
rendah.
Tetapi sebenarnya fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan dari
penguat jenis ini. Karena posisi dari titik kerja di C yang berada di bawah
kaki dari karakteristik transistor, maka arus kolektor ada pada interval yang
lebih kecil dari setengah perioda. Efisiensi yang dicapai >85%. Untuk
mendapatkan sinyal sinus (dengan band untuk sinyal informasinya) pada
output penguat daya kelas C ini dipasangkan rangkaian resonansi.
Penggunaan tegangan DC yang dipasangkan secara serial dengan
tegangan RF yang akan diperkuat memungkinkan dipilihnya titik-titik kerja di
atas, yang akan mengklasifikasikan masing-masing penguat daya itu sesuai
dengan namanya. Di bab ini kita hanya akan membahas penguat daya kelas
C, yang juga merupakan penguat yang dipakai pada perangkat keras
transmitter. Mula-mula kita bahas dasar dari terjadinya pembentukan sinyal
yang tidak linier akibat pemilihan titik kerja di bawah kaki karakteristik
transistor, yang dilanjutkan dengan penurunan dari koefisien deret Fourier,
yang menggambarkan harmonis-harmonis yang muncul.
Penguat kelas C menghasilkan sinyal output kurang dari 180 derajat
dari sinyal input. Hal ini karena bias yang diberikan kepada transistor terletak
di bawah titik cut-off (mati). Untuk transistor NPN adalah dengan
memberikan tegangan VBE negatip. Efesiensi penguat kelas C menjadi
sangat tinggi, karena hidupnya transistor hanya sebentar saja. Penguat kelas C
banyak digunakan pada penguat dengan rangkaian ternala, misalnya pada
penguat akhir pemancar. Dengan menggunakan rangkaian ternala pada bagian
output penguat kelas C dapat diperoleh sinyal output bentuk sinus. Secara
18
keseluruhan bentuk sinyal output yang dihasilkan penguat kelas A, B, AB,
dan C dapat dilihat pada gambar 4.2. Secara keseluruhan bentuk sinyal output
yang dihasilkan penguat kelas A, B, AB, dan C dapat dilihat pada gambar
dibawah ini:
Bentuk gelombang kelas A, AB, B dan C
19
Penguat kelas C dan tanggapan frekuensinya
Rangkaian tangki resonansi LC paralel, memiliki frekuensi resonansi
sebesar:
Pada saat sinyal input tertala pada frekuensi fr tegangan output akan
maksimum dan bersifat sinusoida, dengan penguatan tegangan sebesar Amax.
Untuk menganalisa rangkaian ini, pertama-tama dilakukan Rangkaian
ekivalen DC. Selanjutnya dilakukan pembuatan garis beban ditunjukkan pada
gambar berikut.
Rangkaian DC ekivalen dan garis beban DC dan AC
20
Transistor tsb tidak ada pem-bias-an
 VBE = 0 � IC = 0 untuk sinyal input < 0,7 V
 titik Q akan cuttoff pada garis beban
 RS : hambatan kolektor DC (resistansi induktor RF) � garis beban relatif
vertikal karena RS kecil.
Rangkaian ekivalen AC penguat CE ditunjukkan pada gambar berikut.
Rangkaian ekivalen AC
Pada penguat CE berlaku:
Dan
Pada penguat kelas C, ICQ = 0 dan VCEQ = VCC, sehingga:
21
Seperti ditunjukkan pada garis beban di atas, dengan rc : hambatan kolektor
AC. Jadi pada penguat kelas C swing tegangan sebesar VCC dan arus saturasi
sebesar VCC/rc.
Titik kerja Penguat daya kelas C
22
L
L
R
Vpp
P
8
2

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan tentang penguat daya RF kelas A, B dan C diatas dapat
disimpulkan bahwa:
 Penguat daya merupakan gabungan / kombinasi dari penguat tegangan
(penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan) denagn
penguat arus ( penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan)
 Penguat daya mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara
penguat jenis yang lain.
 Untuk bekerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang
menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal.
 Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di
transistor.
 Sistem bias penguat kelas A yang populer adalah system bias pembagi
tegangan dan sistem bias umpan balik kolektor.
 Penguat kelas C hampir selalu mempunyai nilai Q rangkaian lebih
besar daripada 10. Artinya lebar pita lebih kecil daripada 10 %
frekuensi resonansi. Oleh karena itu, penguat kelas C disebut penguat
pita sempit (narrowband circuit). Penguat kelas C hanya dapat
memperkuat frekuensi resonansi dan frekuensi-frekuensi yang berada
di dekatnya.
Daya beban ac penguat kelas C diberikan oleh:
23
DAFTAR PUSTAKA
http://aghamega407.blogspot.com/2012/09/penguat-daya-kelas-
a_4578.html
http://elektronika-dasar.web.id/teori-elektronika/power-amplifier-kelas-
c/
http://elektronika-dasar.web.id/tmakalahpenguatdayakelasc-
120928120406-phpapp02(1)
http://elektronika-dasar.web.id/tamplifierdaya-a-b-c 3267.html

More Related Content

What's hot

Generator induksi
Generator induksiGenerator induksi
Generator induksifhung_
 
Bab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexingBab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexingbrilorabbit
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoarinnana
 
Lalporan Pembangkit gelombang segitiga
Lalporan Pembangkit gelombang segitigaLalporan Pembangkit gelombang segitiga
Lalporan Pembangkit gelombang segitigaAbdurrochman Soewarno
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Fathan Hakim
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkronbeninass
 
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaRL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaMuhammad Dany
 
Penguat daya push pull & complementer
Penguat daya push pull & complementerPenguat daya push pull & complementer
Penguat daya push pull & complementerAiden Fiqhi Strife
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasiTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasiBeny Nugraha
 
Pulse width modulation
Pulse width modulationPulse width modulation
Pulse width modulationSidiq Abdullah
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingampas03
 
05 penguat depan audio
05 penguat depan audio05 penguat depan audio
05 penguat depan audioagus saefudin
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemrajareski ekaputra
 
Sistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerSistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerRio Hafandi
 
Soal semester genap tp
Soal semester genap tpSoal semester genap tp
Soal semester genap tpEKO SUPRIYADI
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolarie eric
 

What's hot (20)

Generator induksi
Generator induksiGenerator induksi
Generator induksi
 
Bab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexingBab 7 multiplexing
Bab 7 multiplexing
 
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudoKuliah 3-modulasi-amplitudo
Kuliah 3-modulasi-amplitudo
 
Lalporan Pembangkit gelombang segitiga
Lalporan Pembangkit gelombang segitigaLalporan Pembangkit gelombang segitiga
Lalporan Pembangkit gelombang segitiga
 
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
Dasar sistem telekomunikasi (modulasi)
 
Generator sinkron
Generator sinkronGenerator sinkron
Generator sinkron
 
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga FasaRL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
RL - Daya Rangkaian Tiga Fasa
 
Penguat daya push pull & complementer
Penguat daya push pull & complementerPenguat daya push pull & complementer
Penguat daya push pull & complementer
 
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasiTelekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7   derau dalam sistem komunikasi
Telekomunikasi Analog dan Digital - Slide week 7 derau dalam sistem komunikasi
 
Pulse width modulation
Pulse width modulationPulse width modulation
Pulse width modulation
 
Makalah phase shift keying
Makalah phase shift keyingMakalah phase shift keying
Makalah phase shift keying
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
 
modulasi analog
modulasi analogmodulasi analog
modulasi analog
 
05 penguat depan audio
05 penguat depan audio05 penguat depan audio
05 penguat depan audio
 
5 daya listrik
5 daya listrik5 daya listrik
5 daya listrik
 
Rangkaian penyearah
Rangkaian penyearahRangkaian penyearah
Rangkaian penyearah
 
konsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistemkonsep dasar sinyal dan sistem
konsep dasar sinyal dan sistem
 
Sistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi SelulerSistem Komunikasi Seluler
Sistem Komunikasi Seluler
 
Soal semester genap tp
Soal semester genap tpSoal semester genap tp
Soal semester genap tp
 
Fungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrolFungsi alih sistem kontrol
Fungsi alih sistem kontrol
 

Viewers also liked

Makalah elektronika komunikasi
Makalah elektronika komunikasiMakalah elektronika komunikasi
Makalah elektronika komunikasiHarley Reaper
 
Makalah penguat daya kelas c
Makalah penguat daya kelas cMakalah penguat daya kelas c
Makalah penguat daya kelas cSwary Ella
 
Memahami kegunaan dan sifat penguat
Memahami kegunaan dan sifat penguatMemahami kegunaan dan sifat penguat
Memahami kegunaan dan sifat penguatEko Supriyadi
 
Landasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikanLandasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikanRima Trianingsih
 
Penguat gandengan dc
Penguat gandengan dcPenguat gandengan dc
Penguat gandengan dcSri Rahayu
 
Modul Elektronika Dasar
Modul Elektronika DasarModul Elektronika Dasar
Modul Elektronika Dasarfairuz059
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Moh Ali Fauzi
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCSri Rahayu
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analogNur Aoliya
 
Elektronika analog
Elektronika analogElektronika analog
Elektronika analogLucas Siong
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorkukuhruyuk15
 
Penguat transistor
Penguat transistorPenguat transistor
Penguat transistormz_khamim
 
resonansi Listrik
resonansi Listrikresonansi Listrik
resonansi ListrikAlqharomi
 
Blok horizontal Pada TV
Blok horizontal Pada TVBlok horizontal Pada TV
Blok horizontal Pada TVJerry Erlangga
 

Viewers also liked (20)

Makalah elektronika komunikasi
Makalah elektronika komunikasiMakalah elektronika komunikasi
Makalah elektronika komunikasi
 
Makalah penguat daya kelas c
Makalah penguat daya kelas cMakalah penguat daya kelas c
Makalah penguat daya kelas c
 
Makalah eldas 2
Makalah eldas 2Makalah eldas 2
Makalah eldas 2
 
Memahami kegunaan dan sifat penguat
Memahami kegunaan dan sifat penguatMemahami kegunaan dan sifat penguat
Memahami kegunaan dan sifat penguat
 
Band pass filter
Band pass filterBand pass filter
Band pass filter
 
Landasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikanLandasan kultural pendidikan
Landasan kultural pendidikan
 
Penguat gandengan dc
Penguat gandengan dcPenguat gandengan dc
Penguat gandengan dc
 
Makalah fix
Makalah fixMakalah fix
Makalah fix
 
Modul Elektronika Dasar
Modul Elektronika DasarModul Elektronika Dasar
Modul Elektronika Dasar
 
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
Laporan Percobaan 3 (Common Emitter)
 
makalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DCmakalah penguat gandengan DC
makalah penguat gandengan DC
 
Makalah elektronika analog
Makalah elektronika analogMakalah elektronika analog
Makalah elektronika analog
 
Transmitter
TransmitterTransmitter
Transmitter
 
Elektronika analog
Elektronika analogElektronika analog
Elektronika analog
 
Laporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibratorLaporan praktikum multivibrator
Laporan praktikum multivibrator
 
Penguat transistor
Penguat transistorPenguat transistor
Penguat transistor
 
Eldas
EldasEldas
Eldas
 
resonansi Listrik
resonansi Listrikresonansi Listrik
resonansi Listrik
 
Blok horizontal Pada TV
Blok horizontal Pada TVBlok horizontal Pada TV
Blok horizontal Pada TV
 
Tegangan dan Arus AC
Tegangan dan Arus ACTegangan dan Arus AC
Tegangan dan Arus AC
 

Similar to Makalah penguat rf.fixdocx

PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxPENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxssuser2be6d6
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rcSyihab Ikbal
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Samantars17
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricitylilysar
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cRidwan Satria
 
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.pptRANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.pptRizky211141
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 asarahadhitia
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampoktavianoki
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor dayaSimon Patabang
 
Percobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurPercobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurTriaRizkiana
 
Encep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lismaEncep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lismaMarina Natsir
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCWahyu Pratama
 
Penguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxPenguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxIchsanLuga1
 
Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarTransistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarteguh wicaksono
 

Similar to Makalah penguat rf.fixdocx (20)

PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptxPENGUAT DAYA KELAS C.pptx
PENGUAT DAYA KELAS C.pptx
 
Pengikut emiter
Pengikut emiterPengikut emiter
Pengikut emiter
 
Catu daya
Catu dayaCatu daya
Catu daya
 
7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc7. rangkaian penapis rc
7. rangkaian penapis rc
 
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
Laporan Praktikum Elektronika Dasar 2
 
Dasar Elektronika analog 1
Dasar Elektronika analog 1Dasar Elektronika analog 1
Dasar Elektronika analog 1
 
Ac electricity
Ac electricityAc electricity
Ac electricity
 
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan cLaporan 4 gelombang filter lc dan c
Laporan 4 gelombang filter lc dan c
 
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.pptRANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER)_FIX.ppt
 
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 aBab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
Bab 4 elekronik ( instrumentasi ) 2 a
 
Laporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op ampLaporan rangkaian dasar op amp
Laporan rangkaian dasar op amp
 
8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya8 perbaikan faktor daya
8 perbaikan faktor daya
 
Percobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukurPercobaan alat alat ukur
Percobaan alat alat ukur
 
Encep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lismaEncep faiz.pptx lisma
Encep faiz.pptx lisma
 
Rangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RCRangkaian Penapis RC
Rangkaian Penapis RC
 
Transistor
TransistorTransistor
Transistor
 
Penguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptxPenguat Common Base PPT.pptx
Penguat Common Base PPT.pptx
 
Ppt modul 12
Ppt modul 12Ppt modul 12
Ppt modul 12
 
Karakteristik transistor
Karakteristik transistorKarakteristik transistor
Karakteristik transistor
 
Transistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklarTransistor sebagai saklar
Transistor sebagai saklar
 

Recently uploaded

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 

Recently uploaded (8)

10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 

Makalah penguat rf.fixdocx

  • 1. 1 MAKALAH ELEKTRONIKA TELEKOMUNIKASI “ PENGUAT RF KELAS A, B, DAN C ” ISMAIL 322 13 070 2C TELKOM JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PROGRAM STUDI D3 TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG 2014
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dan kesempatannya kepada kita semua, Terutama kepada penulis. Sehingga penulis dapat menyelesaikan masalah ini. Berikut ini, penulis persembahkan sebuah makalah Elektronika Telkom yang berjudul “Penguat Daya RF Kelas A, B dan C”. Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, terutama bagi penulis sendiri. Kepada pembaca yang budiman, jika terdapat kekurangan atau kekeliruan dalam makalah ini, penulis mohon maaf, karena penulis sendiri dalam tahap belajar. Dengan demikian, tak lupa penulis ucapkan terimakasih, kepada para pembaca. Semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga benar-benar bermanfaat. Makassar, 24 Oktober 2014 Penulis
  • 3. 3 DAFTAR ISI Kata Pengantar………………………………………………………………….....i Daftar Isi…………………………………………………………………………..ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang……………………………………………..……….……1 1.2 Rumusan Masalah………………………………..………………….….2 1.3 Tujuan……………………….…………………..……………………....2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penguat RF Kelas A………….………………………….…………….….3 2.1.1 Klasifikasi Penguat RF Kelas A……....…………………………..3 2.1.2 Sifat-Sifat Penguat RF Kelas A.…………………..…………..…..8 2.2 Penguat RF Kelas B…………………….………….……………………..9 2.3 Penguat RF Kelas C…………………….………………………………..12 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan…………………………………………..……..…...……...19 DAFTAR PUSTAKA …...……………………………………………………...20
  • 4. 4 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Secara umum, suatu penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Ada beberapa cara untuk mengungkapkan penguat. Penguat satu-tingkat terdiri atas satu unsur penguat dan rangkaian pendukungnya. Secara umum, bila beberapa unsur-unsur semacam itu digabungkan akan didapatkan penguat banyak-tingkat. Sedangkan penguat daya yaitu kombinasi dari dua tipe penguat di atas. Meskipun pada kenyataannya semua penguat adalah penguat daya karena tegangan tidak akan ada tanpa adanya daya kecuali jika impedansinya tak terhingga. Efisiensi dari penguat daya didefinisikan sebagai perbandingan dari daya yang diterima beban dengan daya yang diberikan oleh catu daya. Rangkaian penguat daya yang dibahas hanya penguat daya pada bagian akhir dari rangkaian transmitter pada sistim komunikasi. Daya yang akan dikirimkan ke antena harus mempunyai level yang cukup tinggi, sehingga informasi yang dipancarkan antena ini, yang berupa gelombang elektromagnetika, akan bisa merambat sampai ke tempat tujuannya (receiver) yang terpisah jauh dari transmitter dan masih mempunyai level daya tertentu yang memungkinkan adanya pendeteksian sinyal tersebut.
  • 5. 5 B. TUJUAN Adapun tujuannya adalah: 1. Memahami pengertian penguat daya, terutama penguat RF kelas A, B dan C. 2. Memahami cara kerja penguat RF kelas A, B, dan C. 3. Memahami contoh dari penguat RF kelas A, B, dan C. 4. Memahami ciri-ciri dari penguat RF kelas A, B, dan C. C. RUMUSAN MASALAH Sebelum membahas Penguat RF Kelas A lebih lanjut, kita harus mengetahui tentang rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penguat RF kelas A, B dan C ? 2. Apa contoh penguat RF kelas A, B dan C ? 3. Bagaimana cara kerja penguat RF kelas A, B dan C ? 4. Apa ciri dari penguat RF kelas A, B dan C ?
  • 6. 6 BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGUAT RF KELAS A Penguat RF kelas A didefinisikan sebagaisuatu penguat yang mempunyaikemampuan terbesar dalammereproduksi masukan dengan distorsi yang terkecil, denganatautanpa rangkaian umpan balik negatif. Namun demikian,efisiensi penguat kelas A adalahpaling kecil dibandingkandengan penguat daya kelas lainnya. Rangkaian penguat kelasAdengan umpan balik emitor ditunjukan dengan gambarberikut: Gambar 2.1.1 Penguat kelas A Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut : o ICsat = VCC/RC+RE o IB = VB/RB o VCEcutoff = VCC o VB = VCC.R2/R1+R2 o RB = R1.R2/R1+R2 2.1.1 Klasifikasi Penguat RF Kelas A Berdasarkan titik kerjanya penguat daya kelas A diklasifikasikan sebagai berikut :
  • 7. 7 1) Penguat dengan letak titik Q di tengah-tengah garis beban 2) Mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara penguat jenis yang lain. 3) Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di transistor. Berdasarkan tipe pembiasannya yang dilakukan oleh penguat, penguat daya kelas A diklasifikasikan sebagai berikut: Penguat Daya kelas A : Titik kerja diatur agar seluruh fasa sinyal input diatursedemikian rupa sehingga seluruh fasa arus output selalumengalir. Penguat ini beroperasi pada daerah linear. 2.1.2 Sifat – Sifat Penguat RF Kelas A 1. Dirangakai Secara common emiter. Contoh dari penguat kelas A adalah adalah rangkaian dasar common emiter (CE) transistor. Penguat tipe kelas A dibuat dengan mengatur arus bias yang sesuai di titik tertentu yang ada pada garis bebannya. Sedemikian rupa sehingga titik Q ini berada tepat di tengah garis beban kurva VCE-IC dari rangkaian penguat tersebut dan sebut saja titik ini titik A. Apabila sebuah transistor mempunyai titik kerja Q di dekat tengah- tengah garis beban DC, suatu sinyal AC yang kecil mengakibatkan transistor bekerja didaerah yang aktif dalam seluruh siklusnya. Apabila sinyal membesar, transistor terus bekerja didaerah aktif selama waktu mencapai puncak-puncaknya sepanjang garis beban titik jenuh dan titik pancung (cut off) tidak terpotong. Untuk membedakan cara operasi ini dari jenis-jenis lainnya, operasi tersebut disebut dari kelas A. Pada gambar 2.1.1, titik Q diambil ditengah atau dipusat garis beban AC, dari sini kita mendapatkan sinus output yang tak tergunting dengan kemungkinan yang terbesar.
  • 8. 8 Gambar 2.2.1 Garis beban CE kelas A Dalam merancang penguat daya kelas A, titik kerja Q harus berada ditengah-tengah garis beban, maka dapat diperoleh dengan langkah- langakh berikut. Untuk garis beban DC 𝐼𝐶( 𝑠𝑎𝑡) = 𝑉𝐶𝐶 ( 𝑅 𝑐 + 𝑅 𝐸) 𝑉𝐶𝐸(𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓) = 𝑉𝐶𝐶 𝐼𝐶𝑄 = ( 𝑉𝐵 − 𝑉𝐵𝐸 ) 𝑅 𝐸 𝑉𝐶𝐸𝑄 = 𝑉𝐶𝐶 − 𝐼𝐶 .(𝑅 𝐶 + 𝑅 𝐸 ) Untuk menggambar garis beban AC dapat dilakukan dengan cara berikut: Gambar 2.2.2 Garis beban AC Dengan : 𝑅 𝐿 = 𝑅 𝐸//𝑅 𝐿
  • 9. 9 ∆𝑉𝐶𝐸 = ∆ . 𝐼𝐶 .(𝑅 𝐶 + 𝑅 𝐸) 𝐼𝐶𝐶(𝑐𝑢𝑡𝑜𝑓𝑓) = 𝑉𝐶𝐸𝑄 + 𝐼𝐶𝑄 . 𝑟𝐿 Ciri khas dari penguat kelas A, seluruh sinyal keluarannya bekerja pada daerah aktif. Penguat tipe class A disebut sebagai penguat yang memiliki tingkat fidelitas yang tinggi. Asalkan sinyal masih bekerja di daerah aktif, bentuk sinyal keluarannya akan sama persis dengan sinyal input. Namun penguat kelas A ini memiliki efisiensi yang rendah kira-kira hanya 25% - 50%. Ini tidak lain karena titik Q yang ada pada titik A, sehingga walaupun tidak ada sinyal input (atau ketika sinyal input = 0 Vac) transistor tetap bekerja pada daerah aktif dengan arus bias konstan. Transistor selalu aktif (ON) sehingga sebagian besar dari sumber catu daya terbuang menjadi panas. Karena ini juga transistor penguat kelas A perlu ditambah dengan pendingin ekstra seperti heatsink yang lebih besar. 1) Digunakan Untuk Daya Yang Sedang < 10 Watt. 2) Input dan output berbeda 180 Selain ketiga sifat penguat pada kelas A tersebut, ada beberapa sifat-sifat penguat kelas A yang dijelas oleh Albert Paul Malvino, Ph. D. dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Elektronika Jilid Iantara lain sebagai berikut : 1) Bati Tegangan dengan Beban Di dalam penguat CE pada gambar 2.2.3, tegangan ac Vin menggerakkan basis, menghasilkan tegangan keluar ac Vout. Bati tegangan tanpa beban adalah : 𝐴 = − 𝑅𝑐 𝑟𝑒
  • 10. 10 Gambar 2.2.3Penguat CE Karena resistansi yag dilihat oleh kolektor adalah rC = RC // RL Sehingga dapat dihitung bati tegangan terhadap beban dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: c c V r r A '  Dimana : r’c = Resistansi emiter ac rc = Resistansi kolektor ac RC = Resistansi kolektor dc A = Bati Tegangan tanpa beban RL = Resistansi beban AV= Bati tegangan dengan beban 2) Bati Arus Pada gambar 2.2.3, bati arus sebuah transistor adalah perbandingan arus kolektor ac terhadap arus basis ac. Persamaannya adalah sebagai berikut: 𝐴𝑖 = 𝑖 𝑐 𝑖 𝑏 Dimana : Ai = Bati arus
  • 11. 11 ic = Arus kolektor ac ib = Arus basis ac 3) Bati Daya Pada gambar 2.2.3, daya masuk ac pada basis adalah Pin=Vin Ib Daya keluar ac dari kolektor adalah Pout=-Vout Ic Tanda minus (-) diperlukan karena adanya pembalikan fasa. Perbandingan Pout/Pin disebut sebagai bati daya dan ditulis dengan Ap. dengan mengambil perbandingan tersebut, didapatkan: 𝐴𝑝 = 𝑃𝑜𝑢𝑡 𝑃𝑖𝑛 = − 𝑉𝑜𝑢𝑡 𝑖 𝑐 𝑉𝑖𝑛 𝑖 𝑏 Karena Av = Vout /Vin dan Ai = ic/ib , maka : Ap = - AvAi Dimana : Pin = Daya input ac vin = Tegangan melintas pada resistansi emiter ib = Arus basis ac ic = Arus kolektor ac vout = Tegangan keluar Pout = Daya output ac Ap = Bati daya Av = Bati tegangan Ai = Bati arus 2.2 PENGUAT RF KELAS B Penguat Kelas B adalah rangkaian penguat daya yang kerjanya berdasarkan tegangan bias dari sinyal input yang masuk. penguat kelas B bekerja dengan titik operasi yang terletak pada ujung kurva karakteristik (titik cut off), sehingga daya operasi tenang (quescent power)-nya sangat kecil.
  • 12. 12 Dalam kondisi tidak ada sinyal input maka penguat kelas B berada dalam kondisi OFF dan baru bekerja jika ada sinyal input dengan level diatas 0.6Volt (batas tegangan bias transistor). Penguat kelas B mempunyai efisiensi yang tinggi karena baru bekerja jika ada sinyal input. Namun karena ada batasan tegangan 0.6 Volt maka penguat kelas B tidak bekerja jika level sinyal input dibawah 0.6Volt. Hal ini menyebabkan distorsi (cacat sinyal) yang disebut distorsi cross over, yaitu cacat pada persimpangan sinyal sinus bagian atas dan bagian bawah. Penguat kelas B ini memanfaatkan teknik push-pull yaitu dua transistor yang bekerja saling komplementer. Kedua transistor tsb berbeda tipe namun karakteristiknya sama atau matched. Keluaran push–pull atau tarik–ulur adalah sebuah sirkuit elektronik yang dapat menggerakkan baik arus positif ataupun negatif kepada beban. Keluaran push–pull adalah standar untuk logika digital TTL dan CMOS serta beberapa jenis penguat, dan biasanya terbuat dari pasangan transistor komplementer, salah satu membenamkan arus dari beban ke catu negatif, sedangkan yang lainnya menyuplai arus dari catu positif ke beban Didalam aplikasinya, Penguat Kelas B adalah rangkaian penguat daya dengan 2 transistor yang mempunyai keuntungan-keuntungan penguatan daya maks turun menjadi seperlima dari daya beban dan aliran arus tanpa sinyal menjadi sekitar satu persen dari IC(sat). Keuntungan pertama sangat penting terutama jika diperlukan daya beban yang besar misalnya pada pemancar komunikasi, keuntungan kedua penting dalam sistem tenaga dengan baterei. Dalam rangkaian penguat kelas B, transistor berada dalam daerah aktif untuk setengah perioda. Selama setengah perioda yang lain, transistor tersebut cut- off. Ini artinya arus kolektor mengalir untuk 180° dalam tiap transistor pada rangkaian penguat kelas B.
  • 13. 13 Gambar rangkaian dasar power amplifier kelas B push-pull Power amplifeir kelas B push-pull dibuat menggunakan sumber tegangan simetris karena penguatan sinyal input dibagi 2 bagian, penguat sinyal puncak posistif dan penguat sinyal puncak negatif. Proses pemecahan sinyal tersebut dilakukan oleh D1 dan D2. Untuk power amplifier kelas B push-pull selalu dikonfigurasikan secara common-emitor yang bertujuan untuk menghindari terjadinya distorsi sinyal. Gambar Rangkaian dasar amplifier kelas B
  • 14. 14 Pada amplifier kelas B, transistor bekerja hanya dalam daerah aktif selama setengah periode. Selama setengah periode lainnya transistor tersebut tersumbat (cut off). Titik kerja amplifier kelas B (Q) terletak di cut off pada garis beban ac. Keuntungan dari amplifier kelas B adalah lebih kecilnya kehilangan daya transistor, daya beban dan efisiensi penguatan yang lebih besar. Gambar Hubungan Daya Penguat Kelas B Daya output maksimum utk rangkaian kelas B adalah : PO(MAKS)= VRMSIRMS = 𝑉𝐶𝐸𝑄 √2 𝐼𝐶𝑄 √2 = 𝑉𝐶𝐸𝑄𝐼𝐶𝑄 √2 Efisiensi Daya Maksimum Penguat Kelas B Penguat balans kelas B sangat efisien sehingga banyak digunakan sebagai penguat daya. Untuk rangkaian seperti gambar berikut, daya DC yang diberikan oleh catu kepada transistor adalah : PDC = VCCIDC Dengan IDC adalah arus ke transistor yang dirata-ratakan dalam satu siklus, yaitu:
  • 15. 15 IDC = Ic(sat) 𝜋 sehingga : PDC = 𝑉𝑐𝑐𝐼𝑐(𝑠𝑎𝑡) 𝜋 sedangkan: VCEQ = 𝑉𝑐𝑐 2 Maka daya output AC maksimum untuk penguat kelas B adalah : sehingga efisiensi daya maksimum dinyatakan : Disipasi Daya Penguat Kelas B Disipasi daya maksimum pada penguat kelas B dinyatakan sebagai berikut : Karakteristik Penguat Kelas B  Efisiensi lebih tinggi (50 - 70)%.  Ada pemotongan sinyal maka penguat B dibuat B dibuat "push pull"  Phush pull/transistor bekerja bergantian antara Q1 (NPN) dan Q2 (PNP).  Panas yang dihasilkan tidak terlalu besar.  Adanya cacat silang (cros over).
  • 16. 16  Tegangan power supply +, - dan ground.  Titik kerja penguat kelas B berada dititik cut-off transistor.  Batasan tegangan 0,6V. 2.2.3 PENGUAT RF KELAS C Penguat kelas B perlu 2 transistor untuk bekerja dengan baik, maka ada penguat yang disebut kelas C yang hanya perlu 1 transistor. Ada beberapa aplikasi yang memang hanya memerlukan 1 phase positif saja. Contohnya adalah pendeteksi dan penguat frekuensi pilot, rangkaian penguat tuner RF dan sebagainya. Transistor penguat kelas C bekerja aktif hanya pada phase positif saja, bahkan jika perlu cukup sempit hanya pada puncak-puncaknya saja dikuatkan. Sisa sinyalnya bisa direplika oleh rangkaian resonansi L dan C. Tipikal dari rangkaian penguat kelas C adalah seperti pada rangkaian berikut ini. Rangkaian Dasar Penguat Kelas C
  • 17. 17 Rangkaian ini juga tidak perlu dibuatkan bias, karena transistor memang sengaja dibuat bekerja pada daerah saturasi. Rangkaian L C pada rangkaian tersebut akan ber-resonansi dan ikut berperan penting dalam me- replika kembali sinyal input menjadi sinyal output dengan frekuensi yang sama. Rangkaian ini jika diberi umpanbalik dapat menjadi rangkaian osilator RF yang sering digunakan pada pemancar. Penguat kelas C memiliki efisiensi yang tinggi bahkan sampai 100%, namun tingkat fidelitasnya memang lebih rendah. Tetapi sebenarnya fidelitas yang tinggi bukan menjadi tujuan dari penguat jenis ini. Karena posisi dari titik kerja di C yang berada di bawah kaki dari karakteristik transistor, maka arus kolektor ada pada interval yang lebih kecil dari setengah perioda. Efisiensi yang dicapai >85%. Untuk mendapatkan sinyal sinus (dengan band untuk sinyal informasinya) pada output penguat daya kelas C ini dipasangkan rangkaian resonansi. Penggunaan tegangan DC yang dipasangkan secara serial dengan tegangan RF yang akan diperkuat memungkinkan dipilihnya titik-titik kerja di atas, yang akan mengklasifikasikan masing-masing penguat daya itu sesuai dengan namanya. Di bab ini kita hanya akan membahas penguat daya kelas C, yang juga merupakan penguat yang dipakai pada perangkat keras transmitter. Mula-mula kita bahas dasar dari terjadinya pembentukan sinyal yang tidak linier akibat pemilihan titik kerja di bawah kaki karakteristik transistor, yang dilanjutkan dengan penurunan dari koefisien deret Fourier, yang menggambarkan harmonis-harmonis yang muncul. Penguat kelas C menghasilkan sinyal output kurang dari 180 derajat dari sinyal input. Hal ini karena bias yang diberikan kepada transistor terletak di bawah titik cut-off (mati). Untuk transistor NPN adalah dengan memberikan tegangan VBE negatip. Efesiensi penguat kelas C menjadi sangat tinggi, karena hidupnya transistor hanya sebentar saja. Penguat kelas C banyak digunakan pada penguat dengan rangkaian ternala, misalnya pada penguat akhir pemancar. Dengan menggunakan rangkaian ternala pada bagian output penguat kelas C dapat diperoleh sinyal output bentuk sinus. Secara
  • 18. 18 keseluruhan bentuk sinyal output yang dihasilkan penguat kelas A, B, AB, dan C dapat dilihat pada gambar 4.2. Secara keseluruhan bentuk sinyal output yang dihasilkan penguat kelas A, B, AB, dan C dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Bentuk gelombang kelas A, AB, B dan C
  • 19. 19 Penguat kelas C dan tanggapan frekuensinya Rangkaian tangki resonansi LC paralel, memiliki frekuensi resonansi sebesar: Pada saat sinyal input tertala pada frekuensi fr tegangan output akan maksimum dan bersifat sinusoida, dengan penguatan tegangan sebesar Amax. Untuk menganalisa rangkaian ini, pertama-tama dilakukan Rangkaian ekivalen DC. Selanjutnya dilakukan pembuatan garis beban ditunjukkan pada gambar berikut. Rangkaian DC ekivalen dan garis beban DC dan AC
  • 20. 20 Transistor tsb tidak ada pem-bias-an  VBE = 0 � IC = 0 untuk sinyal input < 0,7 V  titik Q akan cuttoff pada garis beban  RS : hambatan kolektor DC (resistansi induktor RF) � garis beban relatif vertikal karena RS kecil. Rangkaian ekivalen AC penguat CE ditunjukkan pada gambar berikut. Rangkaian ekivalen AC Pada penguat CE berlaku: Dan Pada penguat kelas C, ICQ = 0 dan VCEQ = VCC, sehingga:
  • 21. 21 Seperti ditunjukkan pada garis beban di atas, dengan rc : hambatan kolektor AC. Jadi pada penguat kelas C swing tegangan sebesar VCC dan arus saturasi sebesar VCC/rc. Titik kerja Penguat daya kelas C
  • 22. 22 L L R Vpp P 8 2  BAB IV PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan tentang penguat daya RF kelas A, B dan C diatas dapat disimpulkan bahwa:  Penguat daya merupakan gabungan / kombinasi dari penguat tegangan (penguat yang menguatkan tegangan dari sinyal masukan) denagn penguat arus ( penguat yang menguatkan arus dari sinyal masukan)  Penguat daya mempunyai sinyal keluaran yang paling bagus diantara penguat jenis yang lain.  Untuk bekerja penguat kelas A memerlukan bias awal yang menyebabkan penguat dalam kondisi siap untuk menerima sinyal.  Efisiensinya paling rendah, karena banyaknya daya yang terbuang di transistor.  Sistem bias penguat kelas A yang populer adalah system bias pembagi tegangan dan sistem bias umpan balik kolektor.  Penguat kelas C hampir selalu mempunyai nilai Q rangkaian lebih besar daripada 10. Artinya lebar pita lebih kecil daripada 10 % frekuensi resonansi. Oleh karena itu, penguat kelas C disebut penguat pita sempit (narrowband circuit). Penguat kelas C hanya dapat memperkuat frekuensi resonansi dan frekuensi-frekuensi yang berada di dekatnya. Daya beban ac penguat kelas C diberikan oleh: