Rangkian penguat emitor ditangkap (common emitor) menggunakan transistor dianalisis untuk menentukan titik kerja, penguatan tegangan pada berbagai frekuensi, dan hubungan antara frekuensi dan penguatan. Hasilnya menunjukkan titik kerja sedikit bergeser dari teori, penguatan tegangan meningkat dengan frekuensi, dan grafik hubungan frekuensi-penguatan bersifat sebanding.
1. PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
PENGUAT EMITOR DITANAHKAN
(COMMON EMITOR)
Oleh:
I Made Asta Wibawa(0913021098)
JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2011
2. LAPORAN PERCOBAAN
PENGUAT EMITOR DITANAHKAN
(COMMON EMITOR)
I. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1.1 Menentukan titik kerja (Q) dari percobaan yang dilakukan.
1.2 Menentukan besarnya penguatan tegangan (Av) pada frekuensi tertentu.
1.3 Menentukan hubungan antara frekuensi (frekuensi respon penguat) dengan
penguatan tegangan (Av),
II. Landasan Teori
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat,
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan,
modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Hal Terpenting dari hubungan
transistor common emitter (CE) adalah bagaimana menemukan kurva
karakteristik dari input dan outputnya. Input karakteristik dapat direncanakan
dengan perubahan arus basis IB dan tegangan basis – emitter V BE pada
teganganV CE yang konstan.
IB= f (V BE); VCE= konstan
Pada daerah (kurva) linier diode basis – emitor mendapatkan bias maju,
oleh karena itu input karakteristik pada daerah ini menyerupai dioda yang
mendapatkan bias maju. Jadi untuk mengoperasikan diode emitter-basis pada
konfigurasi CE ini hanya memerlukan arus yang relatif kecil dan tahanan
dinamis diode tersebut jauh lebih besar dari tahanan diode kolektor – basis.
Jika koolektor- basis diberikan reverse-bias kurva karakteristik inputnya akan
3. bergeser kekanan(gambar1). Untuk mengoperasikan transistor pada daerah
linier dioda kolektor-basis harus mendapatkan reverse-bias dan output
karakteristiknya diperlihatkan pada gambar 2. Setiap kurva karakteristik .
Output digambarkan dengan perubahan VCE dan IC untuk berapa harga IB
yang tetap.
IC=f (VCE); IB= konstan
Gambar 1. Rangkaian Transistor Konfugurasi CE
Pada IB = 0 (basis terbuka) terjadi arus IC, dimana hal ini disebabkan
oleh adanya arus bocor pada kolektor-emitor, arus bocor ini dituliskan sebagai
ICEO. Jika IB bertambah, IC bertambah pula dan perubahan arus IC jauh lebih
besar dari IB nya.
βDC = Ic/IB disebut penguatan DC nya, yaitu merupakan perbandingan dari
arus kolektor IC dan arus basis IB dimana transistor beroperasi.
b
c
I
I
Output karakteristik CE dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Adalah daerah jenuh dimana IC maksimum pada VCE yang kecil saja.
2. Merupakan bagian linier yaitu daerah operasi normal dari transistor
3. Daerah mati (cut-off) dimana IC mendekati nol untuk berbagai harga VCE
4. Resistansi dinamik dari output dapat dicari dengan menggunakan gambar di
atas. Resistansi dinamik pada suatu titik merupakan perbandingan dari
perubahan VEB denganperubahan arus IB di sekitar titik tersebut.
Perbandingan antara kuat arus keluaran terhadap kuat arus
masukannya disebut penguatan arus ( ). Perbandingan antara keluaran
tegangan (Vo) terhadap tegangan masukannya (Vi) disebut penguatan
tegangan ( vA ). Tegangan masukan (input) terbesar pada saat penguat
menghasilkan tegangan keluaran tepat akan terpotong/clip disebut kepekaan
tegangan penguat (kepekaan penguat). Penguat tegangan dapat ditentukan
dengan persamaan berikut.
i
o
V
V
V
A
Dengan VA merupakan penguatan tegangan, oV adalah tegangan keluaran
(output) , dan iV adalah tegangan masukan (input).
III. Alat dan Bahan Percobaan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut.
3.1 Papan rangkaian
3.2 Satu buah Resistor 12 kΩ
3.3 Satu buah Resistor 560 Ω
3.4 Satu buah Resistor 2 k7
3.5 Satu buah Resistor 1 kΩ
3.6 Dua buah Kapasitor 10 μF
5. 3.7 Satu buah Kapasitor 100 μF
3.8 Satu buah transistor
3.9 Multimeter digital
3.10Osiloskop
3.11Generator isyarat
3.12Kabel-kabel penghubung
IV. Langkah-Langkah Percobaan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam percobaan ini adalah
sebagai berikut.
4.1 Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan.
4.2 Mengukur β transistor dengan menggunakan β–meter atau hFE meter
yang terdapat pada multimeter digital.
4.3 Menyusun rangkaian seperti gambar di bawah ini.
4.4 Tanpa ada isyarat masukan atur pot. R1 agar VCE = 6V. Pada keadaan
ini arus IC dihitung dengan mengukur beda tegangan kedua ujung RC .
4.5 Mengukur VBE dan IB
4.6 Memasukan rangkaian isyarat sinusoida dengan frekuensi 1 kHz, dan
mengatur tegangan isyarat masukan agar isyarat keluaran tidak cacat
bentuknya.
4.7 Mengukur tegangan keluaran isyarat keluaran Vo dan isyarat masukan
Vi dengan osiloskop. Memasang RL = 1kΩ pada keluaran, dan
mengukur Vo, Vi dan mengamati bentuk isyarat.
4.8 Mengukur Vo dan Vi dengan keluaran terbuka pada beberapa harga
frekuensi untuk menentukan tanggapan amplitude. Mengubah frekuensi
6. dengan cepat lebih dahulu agar memperoleh lengkung ciri yang bagus
sehingga tampak harga frekuensi mana penguatan mulai berkurang.
4.9 Mengukur isyarat keluaran.
V. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan untuk percobaan ini
adalah secara kualitatif dan secara kuantitatif.
5.1 Secara Kualitatif
Menggambar grafik titik kerja dan membandingkannya dengan
grafik sesuai teori. Kemudian memberikan interferensi dari hasil
yang didapatkan tersebut.
Menggambarkan grafik hubungan antara frekuensi dengan penguat
tegangan (Av) dan memberikan interferensi dari grafik yang dibuat
tersebut.
5.2 Secara Kuantitatif
Menentukan penguat tegangan dengan persamaan berikut:
i
o
v
V
V
A
Dengan vA merupakan penguatan tegangan, oV adalah tegangan
keluaran (output) , dan iV adalah tegangan masukan (input).
VI. Data Hasil Percobaan
Adapun data hasil percobaan yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Mengukur β Transistor
Diperoleh harga β = 422
Tanpa Ada Isyarat
Nilai VCE = 5,95 Volt
Nilai VCC = 11,8 V
Nilai VRC = 6.94 V
Nilai VBC = 0.63 V
Nilai VBR = 5.72 V
Nilai VRE = 6.932 V
7. Dengan RL = 1kΩ
Vo = 1,6 x 2 V
Vi = 1,8 x 5 V
Variasi Frekuensi
No. Frekuensi (Hz) Vi (Volt) Vo (Volt)
1 100 0.08 0.32
2 500 0.08 0.34
3 1000 0.08 0.36
4 150 0.08 0.37.
5 200 0.08 0.38
VII. Analisis Data
Berdasarkan teknik analisis data dan data hasil pengamatan yang
diperoleh, maka dapat dilakukan analisis data sebagai berikut.
7.1 Mencari titik kerja
Berdasarkan data yang didapatkan, diperoleh nilai VCE dengan
menggunakan multimeter yang diukur langsung dari tegangan commun
transistor ke emitor transistor yaitu sebesar 5,95 Volt. Nilai VCE yang
didapatkan ini merupakan nilai pengukuran. Sedangkan nilai secara
teori didapatkan dari ½ dari nilai VCC, yaitu nilai VCE secara teori
adalah VV 94,5
2
88,11
. Kemudian sebelum mencari nilai IB pada
grafik, haruslah menentukan nilai IC, yaitu dengan cara:
Nilai IC = A
V
R
V
C
CR
0.002906
2700
94,4
Nilai IB = Ax
AIC 5
101.12196
259
0.002906
Jadi dengan demikian, grafik yang didapatkan adalah sebagai berikut.
8. 7.2 Mencari Penguat Tegangan (AV)
Frekuensi 100 Hz
Vi = 0.08 V
Vo = 0.32 V
V
V
V
A
i
o
v 00.4
08.0
32.0
Frekuensi 500 Hz
Vi = 0.08V
Vo = 0.34 V
V
V
V
A
i
o
v 25.4
08.0
34.0
Frekuensi 1000 Hz
Vi = 0.08 V
Vo = 0.36V
V
V
V
A
i
o
v 50.4
08.0
36.0
Frekuensi 150 Hz
Vi = 0.08V
Vo = 0.37 V
Q teori
Q pengukuran
IC (mA)
VCC (Volt)
2.906
5,94 5,95 11,79
IB = 3
101.12196
x
x 10-3
mA
9. V
V
V
A
i
o
v 63.4
08.0
37.0
Frekuensi 2000 Hz
Vi = 0.08 V
Vo = 0.38 V
V
V
V
A
i
o
v 75.4
08.0
38.0
7.3 Membuat grafik hubungan antara frekuensi dengan penguat tegangan.
Berdasarkan penguat tegangan yang diperoleh yaitu:
No. Frekuensi (Hz) AV (Volt)
1 100 4.00
2 500 4.25
3 1000 4.50
4 1500 4.63
5 2000 4.75
Sehingga grafiknya dapat dibuat sebagai berikut.
4.00 4.25 4.50 4.63 4.75
100
500
1000
1500
2000
Frekuensi (Hz)
Penguat tegangan Av(V)
10. VIII. Hasil dan Pembahasan
8.1 Hasil
Berdasarkan analisis data yang dilakukan di atas, maka diperoleh hasil
pengukuran sebagai berikut.
Titik kerja (Q) sebesar (5,94;2.96) yaitu pada IB = 1.12 x 10-3
mA.
Penguat tegangan (Av) pada frekuensi tertentu, yaitu
No. Frekuensi (Hz) Vi (Volt) Vo (Volt) AV(Volt)
1 100 0.08 0.32 4.00
2 500 0.08 0.34 4.25
3 1000 0.08 0.36 4.50
4 150 0.08 0.37. 4.63
5 200 0.08 0.38 4.75
Grafik hubungan yang didapatkan antara frekuensi dan penguat
tegangan adalah sebanding, artinya semakin besar frekuensi masukan
dari isyarat gelombang, maka semakin besar pula penguatnya.
8.2 Pembahasan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, pada pengukuran
titik kerja (Q) yang didapatkan dari pengukuran tidak sesuai dengan titik
kerja secara teori dimana terdapat pergeseran yang terlihat pada grafik
yang didapatkan. Seharusnya titik kerja yang didapatkan adalah ½ dari
nilai VCC yaitu sebesar 5,94Volt, tetapi setelah dilakukan pengukuran nilai
VCE secara langsung dengan menggunakan multimeter, ternyata
didapatkan hasil yang berbeda yaitu sebesar 5,95Volt. Hal ini mungkin
disebabkan karena alat yang digunakan seperti resistor, transistor dan lain
sebagainya memiliki nilai yang tidak sesuai dengan yang praktikan
inginkan. Telah diketahui bahwa alat-alat tersebut dipengaruhi oleh suhu,
mungkin saja suhu pada saat pembuatan alat tersebut tidak sama pada saat
melakukan praktikum. Selain itu, dalam praktikum ini juga tidak lepas dari
11. kesalahan-kesalahan yang menyebabkan hasilnya sedikit bergeser dari
yang semestinya.
Kemudian dapat dilihat pada hasil analisi penguat tegangan dimana
Vi yang didapatkan besarnya adalah 0.08 Volt, dan nilai ini tidak berubah
meskipun isyarat masukan yang diberikan berubah (frekuensi masukan).
Hal ini berarti Vi tidak dipengaruhi oleh isyarat masukan (frekuensi
masukan). Hal ini juga dapat dilihat pada layar CRO, dimana bentuk grafik
input tidak berubah bentuknya meskipun frekuensi diubah-ubah.
Setelah mengalami penguatan, maka Vi akan menghasilkan VO
yang lebih besar bila dibandingkan dengan VO (VO > Vi). Besarnya Vi ini
bergantung dari isyarat masukan yang diberikan (dari audiogenerator).
Pada pengukuran penguat tegangan yang didapatkan seperti pada tabel
dimana grafik hubungan yang didapatkan pada percobaan ini adalah
sebanding, yaitu semakin besar frekuensinya maka semakin besar pula
penguat tegangannya.
Percobaan yang dilakukan tidak pernah terlepas dari kesalahan-
kesalah dalam melaksanakan praktikum, yaitu:
a. Kesalahan Praktikan
Kesalahan yang terjadi bisa saja karena praktikan kurang teliti/jeli
dalam menghitung tegangan puncak (Vm) yang terbaca pada layar
osiloskop. Hal ini akan mempengaruhi hasil percobaan nantinya.
b. Kesalahan Sistematis
Kesalahan yang disebabkan oleh alat percobaan itu sendiri. Umur
alat yang tergolong tua bisa menjadi penyebab perbedaan data yang
diperoleh misalnya perhitungan tegangan karena alat begitu rentan.
c. Kesalahan Acak
Kesalahan yang terjadi tanpa sepengetahuan praktikan. Misalnya,
adanya pengaruh suhu yang akan merubah nilai dari tahanan,
sehingga juga akan berpengaruh pada hasil percobaan yang
didapatkan.
12. IX. Simpulan
Berdasarkan analisis dan hasil percobaan yang didapatkan, diperoleh
simpulan sebagai berikut.
9.1 Titik kerja (Q) sebesar (5,94;2.96) yaitu pada IB = 1.12 x 10-3
mA.
9.2 Penguat tegangan (Av) pada frekuensi tertentu yang didapatkan adalah:
No. Frekuensi (Hz) Vi (Volt) Vo (Volt) AV(Volt)
1 100 0.08 0.32 4.00
2 500 0.08 0.34 4.25
3 1000 0.08 0.36 4.50
4 150 0.08 0.37. 4.63
5 200 0.08 0.38 4.75
9.3 Hubungan antara frekuensi masukan dengan penguat tegangan yang
didapatkan adalah sebanding, yaitu semakin besar frekuensi masukan
maka akan semakin besar penguatnya dan begitu juga sebaliknya.