1. Arus DC
Dengan fungsi voltmeter diset ke dc+, sentuhkan kontak probe ke "common" atau "ground" dari meter dan
sesuaikan meter ke nol menggunakan kontrol ZERO-ADJUST.
Percobaan 1: Pengukuran tegangan
1. Rangkailah seperti ini :
2. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
3. Ukur tegangan di resistor dengan AVO Meter dengan arus DC
4. Gunakan pengukuran terbesar, jika tidak terbaca turunkan 1 tingkat sampai terbaca
5. Ukur setiap skala arus (2V,4V,6V,8V, 10V, dan 12V).
6. Setiap arus masing-masing menggunakan resistor berbeda, yaitu 50Ώ dan 500Ώ
7. Catat tegangan yang tertera di AVO Meter.
Percobaan 2: Pengukuran Arus
2. 1. Rangkailah sirkuit seperti ini :
2. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
3. Ukur arus dengan tegangan 2V-12V, catat angka yang ditunjukkan oleh AVO Meter
4. Ulangi pengukuran dengan menggunakan 3 resistor berbeda (50Ώ, 100Ώ, dan 500Ώ)
3. Percobaan 3 : Pengukuran Hambatan
1. Ganti fungsi AVO Meter ke fungsi OHMS
2. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
3. Hubungkan resistor ke AVO Meter, dan gunakalah skala x1 x10 x100 pada AVO Meter menggunakan resistor yang
berbeda (50Ώ dan 500Ώ)
4. Catat hambatan yang tertera di AVO Meter
Percobaan 4: Hambatan Filamen Tungsten
1. Susun sirkuit seperti ini :
2. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
3. Dengan skala tertentu, ukur V1 dan V2 menggunakan AVO Meter dari tegangan 2V- 12V, lalu catat angka yang
ditunjukkan oleh AVO Meter
4. Ulangi pengukuran dengan menggunakan 2 resistor berbeda (50Ώ dan100Ώ)
Arus AC
Percobaan 1: Pengukuran tegangan
1. Ubah output catu daya ke tegangan AC
2. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
3. Dengan menggunakan skala pada AVO Meter, ukurlah tegangan yang diberikan oleh catu daya
4. Catat tegangan yang ditunjukkan AVO Meter
5. Ubah skala AVO Meter dua kali, dan catat masing-masing tegangan yang terbaca dari skala berbeda
6. Ulangi langkah diatas 2 kali dengan mmengubah tegangan yang diberikan
Percobaan 2 : Kontrol Output
1. Ubah output catu daya ke tegangan AC
2. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
4. 3. Dengan menggunakan AVO Meter, ukurlah tegangan yang diberikan oleh catu daya dari 2V-12V
4. Catat tegangan yang ditunjukkan AVO Meter
5. Plot tegangan yang terukur terhadap tegangan catu daya
Percobaan 3 : Karakteristik Resistor
1. Atur output catu daya ke tegangan DC
2. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
3. Gunakan hambatan 50Ώ pada rangkaian
4. Catat tegangan yang ditunjukkan oleh AVO Meter yang menggunakan tegangan 2V- 12V dari catu daya
5. Ulangi langkah diatas dengan menggunakan hambatan 500Ώ
6. Ubah output catu daya ke tegangan AC
7. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
8. Gunakan hambatan 50Ώ pada rangkaian
9. Catat tegangan yang ditunjukkan oleh AVO Meter yang menggunakan tegangan 2V- 12V dari catu daya
Percobaann 4 : Impedansi
1. Ubah output catu daya ke tegangan AC
2. Kalibrasi AVO Meter ke angka 0
3. Gunakan hambatan 50Ώ pada rangkaian
4. Dengan menggunakan AVO Meter digital, ukurlah arus yang diberikan oleh catu daya dari 2V-12V
5. Hitung impedansi internal catu daya
Pengolahan Data
Percobaan arus DC
Pengukuran Tegangan DC
50 Ω
Nomor Volt (Catu Daya) Volt Terbaca (V) Selisih V
1 2 1,96 0,04
2 4 3,8 0,2
3 6 5,76 0,24
4 8 7,2 0,8
5 10 9,4 0,6
6 12 11,8 0,2
500 Ω
Nomor Volt (Catu Daya) Volt Terbaca (V) Selisih V
1 2 1,96 0,04
2 4 3,84 0,16
3 6 5,8 0,2
4 8 7,2 0,8
5 10 9,6 0,4
11. Maka Hambatan Dioda dari percobaan ini adalah R= 1
𝑚
R= 1
0,809
= 1,23 Ω
Maka Hambatan Dioda dari percobaan ini adalah R= 1
𝑚
R= 1
0,3817
= 2,62 Ω
12. Percobaan arus AC
Pengukuran Tegangan AC
50 Ω
Nomor Skala Volt (Catu Daya) Volt Terbaca Volt (V) Selisih V
1
10
2 2,2 2,2 0,2
2 4 4,4 4,4 0,4
3 6 6,5 6,5 0,5
4 8 8,98 8,98 0,98
Nomor Skala Volt (Catu Daya) Volt Terbaca Volt (V) Selisih V
1
50
2 0,42 2,1 0,1
2 4 0,9 4,5 0,5
3 6 1,38 6,9 0,9
4 8 1,8 9 1
Perbandingan Pengukuran Tegangan AC & DC
Pengukuran Tegangan DC
50 Ω
Nomor Volt (Catu Daya) Volt Terbaca Log V
1 2 1,96 0,292256
2 4 3,8 0,579784
3 6 5,76 0,760422
4 8 7,2 0,857332
Pengukuran Tegangan AC
50 Ω
Nomor Volt (Catu Daya) Volt Terbaca Log V
1 2 2,1 0,322219
2 4 4,5 0,653213
3 6 6,9 0,838849
4 8 9 0,954243
13. Hambatan Internal Catu Daya
50
Ω
Nomor Skala Catu Daya (V) Vopen (V) Arus Terbaca (A) Rint ∂ Rint
1
20
2 2,1 0,038 5,263158 0,13178
2 4 4,4 0,081 4,320988 0,061819
3 6 6,5 0,12 4,166667 0,041728
4 8 8,98 0,1622 5,363748 0,030873
5 10 10,8 0,199 4,271357 0,025163
6 12 13 0,239 4,393305 0,020951
Rata" 4,62987 0,052052
Standar Deviasi 0,535554 0,041707
Analisa
Pada pengukuran tegangan DC, tegangan yang terbaca didapatkan lebih rendah dari pada tegangan yang tertera di
catudaya, sedangkan pada pengukuran tegangan AC didapatkan lebih besar dari tegangan pada catudaya. Hal ini
membuktikan karakteristik arus AC dan DC, pada arus DC, walaupun didapatkan lebih rendah dari catudaya, selisih
tegangan antara DC dan Catudaya relatif tetap dan tidak terlalu jauh,ini membuktikan bahwa Arus DC lebih stabil dan
hal ini sesuai dengan yang sudah diketahui, yaitu arus DC adalah arus searah.
Sebaliknya,saat pengukuran tegangan arus AC di dapatkan selisih yang jauh dari Tegangan catu daya, hal ini berarti
Arus AC tidak stabil yang menyebabkan tegangan yang diukur lebih besar dan selisihnya jauh dengan tegangan pada
catudaya.
Pengukuran hambatan dengan nilai arus yang diukur memiliki hasil yang lebih besar daripada yang tertera pada
resistor yang kita pakai dalam percobaan. Karena terjadi penyimpangan garis yang disebabkan pengukuran arus
dengan AVO Meter.
Pada percobaan pengukuran tegangan dengan Arus AC dan DC, ketika menggunakan resistor tegangan AC lebih besar
dari tegangan DC.
Pengukuran Resistor dengan perbedaan skala tidak ada masalah, yang terpenting ketepatan dan ketelitian dalam
14. mengukur dan membaca angka yang tertera pada AVO Meter, maka akan didapatkan hasil yangsama dengan nominal
angka resistor yang tertera.
Pada percobaan mengukur tegangan hambatan lampu, kami mendapatkan hambatan yang berubah-ubah saatkita
memakai resistor 50Ωdan100Ω.Hambatanlampuyangdidapatpada saatmenggunakanresistor50Ωlebihbesardaripadasaat
menggunakan resistor 100Ω. Pada data yang didapat menunjukkan bahwa ketika menggunakan resistor 100Ω, arus yang
dihasilkan lebih kecil dari pada saatmenggunakan resistor 50Ω. Tegangan lebih besar pada saat menggunakan resistor50Ω.
Pada percobaan dioda, sifat dioda tidak ideal dimana seharusnya tidak menghambat arus. Dari data yang didapat dioda memiliki
hambatan walaupun kecil. Ini yang membuat grafik arus dan tegangan terjadi penyimpangan garis.
Perbandingan pengukuran tegangan arus AC dan DC didapatkan bahwa pengukuran tegangan pada saat arus AC(menggunakan
resistor) lebih besar dari pengukuran tegangan pada saat arus DC(menggunakan resistor). Perbedaan hasil kedua pengukuran
berbeda dengan tegangan yang tertera pada catudaya. Kesamaan kedua arus ini, bisa dilihat dari grafik yang membentuk garis
linear, yang berarti semakin besar tegangan, semakin besar juga kenaikan tegangan arus AC maupun DC.
Dari hasil percobaan mencari Rinternal, perubahan penghitungan Rinternal tidak bergantung pada kenaikkan
tegangan yang diberikan. Pada data arus dan tegangan yang diukur terdapat ketidaktelitian pada alat ukur, sehingga
menyebabkan terjadi perbedaan hasil penghitungan Rinternal.
Kesimpulan
Arus DC atau Direct Current adalah arus yang stabil, sehingga bisa disebut juga Arus yang Searah.
Arus AC atau Alternating Current adalah arus yang berubah – ubah, sehingga bisa disebut juga Arus Bolak-Balik.
Pada penggunaan Resistor, tegangan yang dihasilkan dari Arus AC lebih besar dari Arus DC.
Kalibrasi setelah satu kali pengukuran saat meggunakan AVO Meter analog sangat penting untuk mendapatkan hasil
yang sebagaimana mestinya.
Dioda memiliki hambatan tersendiri dan fungsi dioda jika searah adalah menghantarkan arus listrik.
AVO Meter analog memiliki banyak celah untuk terjadinya kesalahan dalam melakukan pengukuran.
Tegangan dan Arus berbanding lurus.
Orang yang membaca angka tertera dalam mengukur dengan meggunakan AVO Meter harus sangat teliti dan tepat.
Saran
Penggunaan AVO Meter digital bisa meminimalkan kesalahan dalam membaca hasil pengukuran dan data yang
diperoleh bisa lebih akurat dibanding dengan menggunakan AVO Meter Analog.