Dokumen tersebut membahas penggunaan radionuklida dalam bidang kedokteran. Ia menjelaskan definisi radionuklida dan jenis-jenisnya, serta aplikasinya dalam diagnosis dan pengobatan berbagai penyakit menggunakan radionuklida seperti Tc-99, I-131, Na-24, dan Xe-133. Dokumen ini juga membahas manfaat dan risiko penggunaan radionuklida dalam kedokteran yang perlu diambil
3. Pengertian Radionuklida
Radionuklida adalah nuklida yang tidak stabil yang secara
spontan memancarkan radiasi hingga dihasilkan nuklida stabil.
a) Radionuklida Alam Primer primer adalah nuklida radio aktif
yang dapat ditemukan di alam.
b) Radionuklida Alam Sekunder adalah nuklida aktif yang dapat
ditemukan di alam sebagai hasil dari penuruhan dari
radionuklida alam primer.
c) Radionuklida Alam Tereduksi adalah radionuklida yang
terbentuk dari hasil interaksi radiasi dengan materi (nuklida
yang lain).
d) Radionuklida Buatan adalah radionuklida aktif yang dihasilkan
dari reaksi transmutasi inti buatan di reaktor nuklir.
4. Macam-macam Reaksi yang
Melibatkan Radionuklida
1. Reaksi Transmutasi Inti
• Reaksi transmutasi alami
• Reaksi tarnsmutasi buatan
2. Reaksi fusi
3. Reaksi fisi
5. Penggunanaan Radionuklida Secara Umum
a. Bidang Kedokteran
• 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran
darah
• 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
b. Bidang Industri
• Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan
makanan, membunuh mikroorganisme yang
menyebabkan pembusukan pada sayur dan
buahbuahan.
c. Bidang Pertanian
• 37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang
tepat
6. Cont.
d. Bidang Hidrologi
• 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui
kecepatan aliran air sungai.
e. Bidang Kimia
• Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai atom
perunut, dapat ditentukan asal molekul air yang
terbentuk.
f. Bidang Biologi
• Menentukan kecepatan pembentukan senyawa
pada proses fotosintesis menggunakan radioisotop
C–14
7. Cont.
g. Bidang Peternakan
• 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju
sintesis protein di dalam usus besar.
9. Sejarah Perkembangan Radionuklida
Dalam Bidang Kedokteran
Penggunaan isotop radioaktif dalam biologi dan
kedokteran sebenarnya telah dimulai pada tahun
1901 oleh Henri DANLOS yang menggunakan
radium untuk pengobatan penyakit tuberculosis
pada kulit.
Radionuklida pertama yang digunakan
secara luas dalam kedokteran nuklir adalah I-
131, yang ditemukan oleh Glenn Seaborg pada
tahun 1937
10. Penggunaan Radionuklida Dalam
Bidang Kedokteran
1. Teknik Pengaktifan Elektron
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk
menentukan kandungan mineral tubuh terutama
untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh
dengan jumlah yang sangat kecil
(Co,Cr,F,Fe,Mn,Se,Si,V,Zn dsb) sehingga sulit
ditentukan dengan metoda konvensional.
Contoh : Ferum-59 (Fe-59) dapat digunakan
untuk mempelajari dan mengukur laju
pembentukan sel darah merah
11. 2. Penentuan Kerapatan Tulang dengan Bone
Densitometer
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan
dengan cara menyinari tulang dengan radiasi
gamma atau sinar-x. Berdasarkan banyaknya
radiasi gamma atau sinar-x yang diserap oleh
tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan
konsentrasi mineral kalsium dalam tulang.
12. 3.Three Dimentional Conformal Radiotheraphy
(3D-CRT)
Terapi Radiasi dengan menggunakan sumber
radiasi tertutup atau pesawat pembangkit
radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan
penyakit kanker. Perkembangan teknik
elektronika maju dan peralatan komputer
canggih dalam dua dekade ini telah membawa
perkembangan pesat dalam teknologi
radioterapi
13. 4.Berbagai Radionuklida Untuk Mendeteksi dan
Mengobati Penyakit
• Teknetum-99 (Tc-99) Yang disuntikkan kedalam
pembuluh darah akan akan diserap terutama oleh
jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti
jantung, hati dan paru-paru. Sebaliknya, TI-201
terutama akan diserap oleh jaringan sehat pada organ
jantung. Oleh karena itu, kedua radioisotop itu
digunakan bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan
jantung.
• Iodin-131 (I-131) Diserap terutama oleh kelenjar
gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak.
Oleh karena itu, I-131 dapat digunakan untuk
mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati, dan
untuk mendeteksi tumor otak.
14. • Iodin-123 (I-123)
Radioisotop lain dari Iodin. I-123 yang memancarkan
sinar gamma yang digunakan untuk mendeteksi
penyakit otak
• Natrium-24 (Na-24)
Digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan
peredaran darah. Larutan NaCl yang tersusun atas Na-
24 dan Cl yang stabil disuntikkan ke dalam darah dan
aliran darah dapat diikuti dengan mendeteksi sinar
yang dipancarkan, sehingga dapat diketahui jika terjadi
penyumbatan aliran darah.
• Xenon-133 (Xe-133)
Digunakan untuk mendeteksi penyakit paru-paru.
• Se-75
Untuk mendeteksi penyakit pankreas.
15. Keuntungan Penggunaan Radionuklida
dalam bidang kedokteran
1. Dapat digunakan untuk mengobati beberapa
penyakit yang tidak dapat disembuhkan melalui
pengobatan konvensional.
2. Dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit-penyakit
yang sulit dideteksi melalui cara
konvensional.
3. Dapat mengurangi jumlah kerusakan dalam
jarigan tubuh, misalnya : rusaknya jarigan
melalui operasi biasa.
4. Jumlah radionuklida yang dibutuhkan relatif
sedikit
16. Kerugian Penggunaan Radionuklida
Dalam Bidang Kedokteran
1. Biasanya menimbulkan efek samping dari
radiasi yang dihasilkan
2. Jika salah penggunaan dapat mengakibatkan
kerusakan jaringan baru.
3. Dapat mengakibatkan timbulnya masalah
baru berupa penyakit jika salah dalam
penggunaan.
4. Membutuhkan ketelitiaan yang tinggi dalam
penggunaannya karna sangat berbahaya.
17.
18. KESIMPULAN
1. Radionuklida dapat dimanfaatkan dalam
berbagai bidang terutama dalam bidang
kedokteran
2. Penggunaan radionuklida diperlukan dalam
bidang kedokteran tetapi juga dibarengi
kelebihan dan kerugiannya.
3. Penggunaaan radionuklida dalam bidang
kedokteran haruslah sangat hati-hati karna
radionuklida adalah nuklida tidak stabil yang
perlu perlakuan khusus
19. DAFTAR PUSTAKA
Anonimous, (2014), Radionuklida,
http://www.wikipedia.com akses april 2014
Friedlander, Gerhart, et all., (1981) , Nuclear and
Radiochemistry , john wiley & sons, New york
Hoefnagel, C., (1998), Radionuclide Cancer
Therapy, Annals of Nuclear Medicine 12 : 61-70
Jahro, I., (2013), Radiokimia, Medan , FMIPA
UNIMED
Kemenkes, (2009), Standar Kedokteran Nuklir,
Kemenkes, Jakarta