Penelitian ini menguji pengaruh teknik adaptasi salinitas terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan benih ikan patin. Hasilnya menunjukkan bahwa adaptasi salinitas awal 1 ppt dan peningkatan 1 ppt per hari memungkinkan ikan bertahan hingga salinitas 27 ppt. Pada perlakuan lain, ikan mati pada salinitas 18-25 ppt. Hal ini menunjukkan pentingnya memberikan waktu adaptasi yang memadai bagi ikan patin untuk ber
Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar tetap berada pada kondisi optimal.
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...Repository Ipb
Studi ini menguji pengaruh alkalinitas terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan patin Siam. Hasilnya menunjukkan bahwa alkalinitas 50 ppm CaCO3 memberikan kelangsungan hidup tertinggi (94,16%) dan laju pertumbuhan harian tertinggi (6,65%).
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Hama dan penyakit merupakan factor penyebab kegagalan budidaya yang bila tidak ditangani dengan baik akan menrugikan budidaya. Hama adalah organisme yang dapat mengganggu budidaya dan kemungkinan besar membawa penyakit yang dapat menyerang udang. Penyakit adalah kondisi terjadinya abnormalitas dari struktur, fungsi dan tingkah laku maupun abnormalitas pada metabolisme.
Dokumen ini membahas tentang pentingnya pengolahan air yang baik untuk budidaya udang tambak agar memperoleh kualitas udang yang baik. Udang merupakan komoditas perikanan yang menjanjikan untuk diekspor, namun kualitas air tambak perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas udang. Teknologi penyaringan dan pemurnian air yang tepat dibutuhkan untuk memenuhi baku mutu air tambak dan air untuk pembiakan probiotik gun
Brosur ini membahas budidaya udang vannamei dengan pola tradisional plus. Teknologi ini memungkinkan petambak kecil menanam udang vannamei dengan biaya rendah tetapi hasil panen yang besar. Brosur ini menjelaskan langkah-langkah mulai dari persiapan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen, hingga analisis ekonominya. Pola budidaya ini dapat menghasilkan 835-1050 kg udang per hektar set
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya udang di tambak. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi topografi, elevasi, pasang surut, dan kualitas tanah setempat.
2. Jenis tanah liat berpasir merupakan kondisi tanah yang paling baik untuk pembangunan tanggul tambak. Selain itu, lokasi yang datar dan tidak terlalu tinggi dari pasang surut akan memudah
Mengelola air tambak dimulai dari air pertama kali masuk pada kolam budidaya, yaitu treatment pond (tandon), kanal sub inlet, kanal distribusi dan culture pond (tambak budidaya). Oleh karena itu perlu diperhatikan kualitas air yang digunakan untuk budidaya, baik secara fisik, kimia maupun microbiologi. Pengelolaan kualitas air perlu dilakukan karena akan menciptakan lingkungan yang nyaman untuk udang tumbuh dan berkembang. Parameter kualitas air suatu perairan tidaklah tetap sepanjang waktu, namun sangat dinamis dimana selalu terjadi perubahan akibat perubahan lingkungan, cuaca dan proses-proses biologis di dalamnya seperti proses fotosintesis, respirasi dan ekskresi hasil metabolism. Namun parameter kualitas air dapat dikendalikan agar selalu berada pada kisaran yang bisa ditoleransi oleh udang dan memberikan pertumbuhan yang baik. Kondisi yang nyaman (baik) akan meminimalkan proses perubahan pakan menjadi energi, sehingga pakan yang dimakan akan lebih banyak dikonversi menjadi daging. Dalam pengelolaan air perlu dilakukan pengukuran kualitas air kolam dan sumber secara berkala dan rutin karena akan menjadi dasar dalam melakukan pengelolaan air agar tetap berada pada kondisi optimal.
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...Repository Ipb
Studi ini menguji pengaruh alkalinitas terhadap kelangsungan hidup dan pertumbuhan larva ikan patin Siam. Hasilnya menunjukkan bahwa alkalinitas 50 ppm CaCO3 memberikan kelangsungan hidup tertinggi (94,16%) dan laju pertumbuhan harian tertinggi (6,65%).
PENANGANAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Hama dan penyakit merupakan factor penyebab kegagalan budidaya yang bila tidak ditangani dengan baik akan menrugikan budidaya. Hama adalah organisme yang dapat mengganggu budidaya dan kemungkinan besar membawa penyakit yang dapat menyerang udang. Penyakit adalah kondisi terjadinya abnormalitas dari struktur, fungsi dan tingkah laku maupun abnormalitas pada metabolisme.
Dokumen ini membahas tentang pentingnya pengolahan air yang baik untuk budidaya udang tambak agar memperoleh kualitas udang yang baik. Udang merupakan komoditas perikanan yang menjanjikan untuk diekspor, namun kualitas air tambak perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap kualitas udang. Teknologi penyaringan dan pemurnian air yang tepat dibutuhkan untuk memenuhi baku mutu air tambak dan air untuk pembiakan probiotik gun
Brosur ini membahas budidaya udang vannamei dengan pola tradisional plus. Teknologi ini memungkinkan petambak kecil menanam udang vannamei dengan biaya rendah tetapi hasil panen yang besar. Brosur ini menjelaskan langkah-langkah mulai dari persiapan tambak, penebaran benih, pemeliharaan, panen, hingga analisis ekonominya. Pola budidaya ini dapat menghasilkan 835-1050 kg udang per hektar set
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
Musta’in Adinugroho. K2A005049. Beban Kerja Osmotik, Perubahan Osmoefektor dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) yang Dikulltivasi pada Media Isoosmotik, Hipoosmotik dan Hiperosmotik Intermolt (Pembimbing : Sutrisno Anggoro dan Mustofa Niti Suparjo)
Udang vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan spesies yang komersial untuk budidaya sejak usaha budidaya udang di Indonesia lesu akibat serangan virus WSS. Udang ini adalah udang introduksi yang berasal dari perairan Meksiko dan Amerika Latin. Kehidupan udang ini bergantung pada kelancaran proses molting dan beban kerja osmotik dimana salinitas sangat berperan sebagai masking faktor. Selain itu perubahan osmoefektor juga akan mempengaruhi proses metabolisme udang sehingga daya pemanfaatan pakan tidak optimal.
Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah mengkaji beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan udang Litopenaeus vannamei yang dikultivasi pada media dengan isoosmotik yang berbeda.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2009 hingga Januari 2010 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai, Universitas Diponegoro, Jepara. Materi yang digunakan adalah udang vannamei dengan metode eksperimental laboratoris dengan menggunakan rancangan acak sistematis dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Lama pemeliharaan adalah 60 hari. Perlakuan yang diterapkan adalah menggunakan media isoosmotik yang berbeda. Data yang dikaji dalam penelitian ini adalah beban kerja osmotik, kandungan ion-ion (osmoefektor) dan daya pemanfaatan pakan. Hasil data diolah dengan menggunakan analisis ragam dan perbedaan pengaruh antar perlakuan diuji dengan menggunakan uji Duncan dengan bantuan progam SPSS 15.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat salinitas media (larutan osmotik) yang berbeda (hipoosmotik, isoosmotik dan hiperosmotik) memberikan pengaruh yang nyata terhadap beban kerja osmotik, perubahan osmoefektor dan daya pemanfaatan pakan (p<0.05). Salinitas yang terbaik diantara beberapa perlakuan yang dicobakan untuk beban kerja osmotik adalah 20+1 ppt dengan beban kerja osmotik 43.65 mOsm/l H2O. Nisbah ion (osmoefektor) terendah terdapat pada salinitas 20+1 ppt. Sedangkan daya pemanfaatan pakan terbaik adalah pada salinitas 26+1 ppt dengan nilai FCR 1,34 dan PER 1,79. Rentang salinitas isoosmotik molt pada salinitas 26+1 ppt memberikan lingkungan media yang ideal bagi kultivasi udang vannamei.
Kata kunci: salinitas, beban kerja osmotik, osmoefektor, daya pemanfaatan pakan, Litopenaeus vannamei
Dokumen tersebut membahas tentang budidaya udang vannamei (Litopenaeus vannamei) dan standar prosedur operasional (SOP) untuk budidaya udang vannamei yang meliputi persiapan tambak, penebaran benur, manajemen pakan, manajemen kualitas air, pengendalian hama dan penyakit, serta penanganan panen.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pemilihan lokasi yang tepat untuk budidaya udang di tambak. Beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan meliputi topografi, elevasi, pasang surut, dan kualitas tanah setempat.
2. Jenis tanah liat berpasir merupakan kondisi tanah yang paling baik untuk pembangunan tanggul tambak. Selain itu, lokasi yang datar dan tidak terlalu tinggi dari pasang surut akan memudah
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Modul ini membahas tentang pemilihan dan penebaran benur udang vannamei yang sehat. Benur harus bebas dari virus dan diperoleh dari hatchery bersertifikat. Kualitas benur dapat diketahui melalui pengamatan visual, uji stress, dan mikroskopik. Benur diangkut dengan menjaga suhu dan salinitas, lalu dilakukan aklimatisasi sebelum ditebar di tambak."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menguji pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila pada sistem akuaponik dengan tanaman kangkung, sawi, dan selada.
2. Hasil selama 30 hari menunjukkan perlakuan menggunakan tanaman kangkung memberikan peningkatan berat 7,16 g dan panjang 4,53 cm, laju pertumbuhan 2,36%/hari, serta kelangsungan hidup 95%.
3. Uji ANOVA men
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Ibnu Sahidhir
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutritional genomics pada ikan, yang merupakan relasi timbal balik antara nutrisi dan genetik. Nutrisi berpengaruh pada ekspresi gen dan kesehatan ikan, sementara genetik mempengaruhi cara ikan merespons nutrisi.
2. Dokumen ini menjelaskan berbagai contoh aplikasi nutritional genomics seperti pemrograman nutrisi, pakan mikrobial yang mengandung probiotik, dan pakan herbal yang
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
Penelitian ini menguji empat kepadatan penokolan udang vanamei (500, 1000, 1500, dan 2000 ekor/m2) selama 28 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kepadatan 500 ekor/m2 memberikan pertumbuhan udang terbaik dengan panjang akhir 42,7 mm. Kepadatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup atau keragaman panjang udang.
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
Laporan ini menyajikan hasil pengawasan budidaya udang vanname secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat di dua lokasi di Kota Makassar. Budidaya udang vanname secara tradisional memberikan hasil yang menjanjikan dan lebih menguntungkan dibandingkan sistem budidaya intensif. Kualitas air dan tanah masih memenuhi syarat untuk pertumbuhan udang walaupun terdapat bakteri yang tinggi akibat bahan organik.
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh salinitas terhadap osmoregulasi, regulasi ion, dan efisiensi pemanfaatan pakan pada udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi salinitas yang optimal bagi pertumbuhan udang vannamei dengan mempelajari beban kerja osmotik, perubahan kandungan elektrolit, dan daya dukung lingkungan terhadap pemanfaatan pakan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggaraman ikan, yaitu salah satu proses pengawetan ikan dengan menggunakan garam.
2. Ada tiga metode penggaraman ikan yaitu penggaraman kering, basah, dan campuran.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan diantaranya kemurnian garam, kadar lemak ikan, suhu
1. Dokumen menjelaskan tentang tambak tradisional, termasuk gambaran umum, syarat lokasi, persiapan, dan pemeliharaan tambak.
2. Persiapan tambak meliputi pengeringan, pengapuran, dan pemupukan tanah dasar sebelum penebaran benih.
3. Pemeliharaan melibatkan pengawasan dan pemberian pakan alami seperti kelekap untuk pertumbuhan udang.
Dokumen tersebut membahas tentang osmoregulasi dan ekskresi pada hewan. Secara ringkas, dibahas mengenai:
1) Proses pengaturan kandungan air dan konsentrasi bahan terlarut dalam tubuh hewan untuk menyesuaikan lingkungan sekitar.
2) Organ-organ yang berperan dalam proses tersebut seperti insang dan ginjal.
3) Perbedaan pengaturan osmotik pada lingkungan laut dan air tawar.
PEMILIHAN DAN PENEBARAN BENUR - BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Modul ini membahas tentang pemilihan dan penebaran benur udang vannamei yang sehat. Benur harus bebas dari virus dan diperoleh dari hatchery bersertifikat. Kualitas benur dapat diketahui melalui pengamatan visual, uji stress, dan mikroskopik. Benur diangkut dengan menjaga suhu dan salinitas, lalu dilakukan aklimatisasi sebelum ditebar di tambak."
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Penelitian ini menguji pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan nila pada sistem akuaponik dengan tanaman kangkung, sawi, dan selada.
2. Hasil selama 30 hari menunjukkan perlakuan menggunakan tanaman kangkung memberikan peningkatan berat 7,16 g dan panjang 4,53 cm, laju pertumbuhan 2,36%/hari, serta kelangsungan hidup 95%.
3. Uji ANOVA men
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan, biasanya di daerah pantai, yang diisi air dan dimanfaatkan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur). Hewan yang dibudidayakan adalah hewan air, terutama ikan, udang, serta kerang dan lain-lain. Penyebutan “tambak” ini biasanya dihubungkan dengan air payau atau air laut. Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut kolam saja atau empang. Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai tempat untuk kegiatan budidaya air payau yang berlokasi di daerah pesisir.
Udang vannamei (Litopenaeus vannameii) berasal dari daerah subtropis pantai barat Amerika, mulai dari Teluk California di Mexico bagian utara sampai ke pantai barat Guatemala, El Salvador, Nicaragua, Kosta Rika di Amerika Tengah hingga ke Peru di Amerika Selatan. Udang vannamei termasuk genus Penaeus dan subgenus Litopenaeus. Vannamei berbeda dari genus Penaeus lainnya karena bentuk telikum (organ kelamin betina) terbuka, tapi tidak terdapat tempat untuk penyimpanan sperma.
Nutritional genomics untuk efisiensi pakan2Ibnu Sahidhir
1. Dokumen tersebut membahas tentang nutritional genomics pada ikan, yang merupakan relasi timbal balik antara nutrisi dan genetik. Nutrisi berpengaruh pada ekspresi gen dan kesehatan ikan, sementara genetik mempengaruhi cara ikan merespons nutrisi.
2. Dokumen ini menjelaskan berbagai contoh aplikasi nutritional genomics seperti pemrograman nutrisi, pakan mikrobial yang mengandung probiotik, dan pakan herbal yang
PRODUKSI TOKOLAN UDANG VANAMEI (Litopenaeus vannamei) DALAM HAPA DENGAN PADAT...Repository Ipb
Penelitian ini menguji empat kepadatan penokolan udang vanamei (500, 1000, 1500, dan 2000 ekor/m2) selama 28 hari. Hasilnya menunjukkan bahwa kepadatan 500 ekor/m2 memberikan pertumbuhan udang terbaik dengan panjang akhir 42,7 mm. Kepadatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelangsungan hidup atau keragaman panjang udang.
Pemantauan Budidaya Udang Vaname Sistem Tradisional Di MakassarBBAP takalar
Laporan ini menyajikan hasil pengawasan budidaya udang vanname secara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat di dua lokasi di Kota Makassar. Budidaya udang vanname secara tradisional memberikan hasil yang menjanjikan dan lebih menguntungkan dibandingkan sistem budidaya intensif. Kualitas air dan tanah masih memenuhi syarat untuk pertumbuhan udang walaupun terdapat bakteri yang tinggi akibat bahan organik.
SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMANFAATA...Mustain Adinugroho
Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh salinitas terhadap osmoregulasi, regulasi ion, dan efisiensi pemanfaatan pakan pada udang vannamei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi salinitas yang optimal bagi pertumbuhan udang vannamei dengan mempelajari beban kerja osmotik, perubahan kandungan elektrolit, dan daya dukung lingkungan terhadap pemanfaatan pakan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penggaraman ikan, yaitu salah satu proses pengawetan ikan dengan menggunakan garam.
2. Ada tiga metode penggaraman ikan yaitu penggaraman kering, basah, dan campuran.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan penetrasi garam ke dalam tubuh ikan diantaranya kemurnian garam, kadar lemak ikan, suhu
1. Dokumen menjelaskan tentang tambak tradisional, termasuk gambaran umum, syarat lokasi, persiapan, dan pemeliharaan tambak.
2. Persiapan tambak meliputi pengeringan, pengapuran, dan pemupukan tanah dasar sebelum penebaran benih.
3. Pemeliharaan melibatkan pengawasan dan pemberian pakan alami seperti kelekap untuk pertumbuhan udang.
Dokumen tersebut membahas tentang osmoregulasi dan ekskresi pada hewan. Secara ringkas, dibahas mengenai:
1) Proses pengaturan kandungan air dan konsentrasi bahan terlarut dalam tubuh hewan untuk menyesuaikan lingkungan sekitar.
2) Organ-organ yang berperan dalam proses tersebut seperti insang dan ginjal.
3) Perbedaan pengaturan osmotik pada lingkungan laut dan air tawar.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem ekskresi pada hewan akuatik dan terestrial. Sistem ekskresi meliputi proses pembuangan limbah metabolisme dan zat yang tidak berguna dari tubuh. Pada hewan akuatik, organ ekskresi utama adalah insang dan ginjal, sedangkan pada hewan darat meliputi metanefridia, tabung Malpighi, dan nefron. Sistem ekskresi berperan penting dalam osmoregulasi dan termoregulasi tubuh.
This document provides an overview of Asurion, including:
- Fast facts about when certain electronics are most likely to break
- Asurion's global presence and the services it offers to customers like device protection, protection apps, and premier support
- Details on Asurion's culture, including its commitment to volunteerism and helping employees through initiatives like the Compassion Fund
- An overview of Asurion's supply chain management capabilities like its nationwide repair network
EVALUATION OF DIESEL ENGINE AND FARM TRACTOR PERFORMANCE POWERED BY COCODIESE...Repository Ipb
The document evaluates the performance of a diesel engine and agricultural tractor using coconut oil biodiesel (cocodiesel) blended with petroleum diesel. Testing found that while cocodiesel blends can run in diesel engines, power and torque are slightly reduced compared to petroleum diesel alone. However, emissions of carbon monoxide and hydrocarbons are noticeably lower with cocodiesel. Tractive performance of a tractor was similar between cocodiesel blends and petroleum diesel, though drawbar power decreased slightly with higher cocodiesel content. The results suggest cocodiesel is a promising alternative fuel that provides emission benefits over petroleum diesel.
SlMULASl PENGERINGAN GABAH PADA RUANG PEWEISUNG SEMI SILINDER MENDATAR Drying...Repository Ipb
Teknik simulasi digunakan untuk menentukan karakteristik pengeringan gabah di ruang pengering setengah silinder mendatar. Model simulasi berupa persamaan diferensial sebagian. Hasil simulasi dibandingkan dengan uji coba untuk menguji keabsahan teknik simulasi. Hasilnya menunjukkan model matematika memprediksi karakteristik pengeringan gabah dengan baik meski ada perbedaan kecil antara simulasi dan uji coba.
ANALISIS PERTUMBUHAN SOURCE SINK DUA V ARIETAS KACANG TANAH AKIBAT PEMBERIAN ...Repository Ipb
This study developed allometric equations to estimate biomass carbon stocks in oil palms grown on tropical peatlands. Researchers collected data through destructive sampling of 34 oil palms and regression analysis to correlate biomass with dimensions like diameter and height. The best model found was Y = β0Dβ1Hβ2, which estimated biomass using stem diameter, total height, and their interaction with an R2 of 0.99. This allometric equation provides a means to indirectly measure large areas for carbon accounting purposes, such as for carbon credit programs. Developing peatland-specific models is important because growth patterns can differ from other environments.
ANALISIS DlSTRlBUSl SUHU DAN KECEPATAN ALIRAN UDARA DALAM RUANG PENGERING BER...Repository Ipb
Dokumen ini membahas analisis distribusi suhu dan kecepatan aliran udara dalam ruang pengering berenergi surya menggunakan simulasi dinamika fluida komputasional (CFD). Simulasi dilakukan untuk dua konfigurasi inlet dan outlet ruang pengering untuk melihat yang memberikan distribusi yang lebih seragam. Hasil validasi model menunjukkan kecocokan 89% dengan data pengukuran. Konfigurasi inlet di atas dan outlet di bawah memberikan hasil yang lebih
CEMARAN Staphylococcus aureus PADA LAYAR TELEPON GENGGAM MAHASISWA PROGRAM SA...Repository Ipb
Dokumen tersebut merupakan skripsi yang menguji tingkat kontaminasi Staphylococcus aureus pada layar telepon genggam mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 224 layar telepon genggam dan menganalisis faktor risiko yang berpengaruh terhadap kontaminasi bakteri tersebut.
ANALISA STRUKTUR NANOPARTIKEL SELULOSA KULIT ROTAN SEBAGAI FILLER BIONANOKOMP...Repository Ipb
Analisis struktur nanopartikel selulosa kulit rotan menggunakan difraksi sinar-X dan analisis ukuran partikel menunjukkan bahwa partikel selulosa kulit rotan memiliki struktur kristal monoklinik dengan ukuran partikel terkecil 146,3 nm yang dihasilkan dari waktu ultrasonikasi selama 3 jam. Nanopartikel selulosa kulit rotan kemudian digunakan sebagai filler dalam bionanokomposit polipropilena yang memiliki s
PENGARUH ALKALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN P...Repository Ipb
Studi ini menunjukkan bahwa alkalinitas 50 ppm CaCO3 memberikan tingkat kelangsungan hidup dan pertumbuhan harian tertinggi untuk larva ikan patin Siam. Alkalinitas yang optimal dapat menyangga perubahan pH dan mendukung pertumbuhan ikan.
Dokumen tersebut membahas pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam memilih spesies yang tepat untuk budidaya perairan. Beberapa pertimbangan tersebut adalah karakteristik biologi spesies seperti kemampuan berkembang biak, laju pertumbuhan, dan toleransi terhadap lingkungan, serta dampak spesies terhadap lingkungan budidaya. Dokumen ini juga menjelaskan bahwa pemilihan spesies herbivora atau omnivora diang
Dokumen ini memberikan informasi tentang budidaya ikan nila dan lele menggunakan sistem bioflok di kolam terpal. Sistem ini memungkinkan budidaya yang lebih ramah lingkungan, hemat lahan dan air, serta meningkatkan produktivitas dan keuntungan. Prinsipnya adalah memanfaatkan bakteri untuk mengubah limbah ikan menjadi pakan tambahan melalui pembentukan bioflok. Dokumen ini juga menjelaskan tahapan budidaya
Organisme perairan seperti ikan dan udang membutuhkan suhu antara 20-30°C dan oksigen larut minimal 5-7 ppm untuk bertahan hidup, meskipun beberapa ikan dapat bertahan pada suhu ekstrim. Salinitas dan osmoregulasi sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan karena berkaitan dengan tekanan osmotik dalam tubuhnya. Osmoregulasi melibatkan pengaturan laju masuknya air dan ion antara tubuh ikan dan lingk
Daur hidup ikan lele by yazid alfa rikoAlfarico Rico
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
Ikan lele (Clarias sp.) adalah ikan yang mudah beradaptasi meskipun dalam lingkungan yang kritis. Faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup ikan lele antara lain padat tebar, pemberian pakan, penyakit, dan kualitas air seperti suhu, oksigen, dan pH. Kualitas air yang baik akan mengurangi risiko ikan terserang penyakit dan meningkatkan kelangsungan
Bab iibalai besar pengembangan dan budi daya lautRohman Efendi
Balai Besar Pengembangan dan Budidaya Laut di Lampung mengembangkan berbagai jenis ikan laut untuk budidaya, termasuk kakap putih, kakap merah, kerapu tikus, dan proses budidayanya seperti pemeliharaan, panen, dan penanganan penyakit. Balai ini bertujuan meningkatkan produksi perikanan budidaya di Indonesia.
Maskulinisasi Ikan Guppy Melalui Penggunaan Air Kelapa Dengan Konsentrasi Berbeda
Penelitian ini menguji pengaruh perendaman larva ikan guppy berumur 2 hari dengan air kelapa konsentrasi 20%, 30%, dan 40% terhadap persentase jantan dan kelangsungan hidupnya. Hasilnya, perlakuan air kelapa 20% memberikan persentase jantan tertinggi (70%) dengan kelangsungan hidup 91% selama perendaman.
Dokumen ini membahas manajemen kualitas air yang penting dalam kegiatan perikanan budidaya. Faktor-faktor kualitas air yang perlu diperhatikan antara lain suhu, pH, oksigen, dan zat hara untuk memastikan lingkungan yang sesuai bagi pertumbuhan ikan. Dokumen ini juga menjelaskan pengaruh setiap faktor terhadap organisme perairan dan cara mengelola perubahan kondisi lingkungan.
Dokumen tersebut merangkum tentang proposal pembesaran ikan bawal air tawar di kolam semi permanen. Ia membahas latar belakang, tinjauan pustaka tentang morfologi dan lingkungan hidup ikan bawal, sarana dan prasarana budidaya seperti kolam, benih dan pakan, serta teknik pembesaran meliputi persiapan kolam, penebaran benih, dan pemeliharaan ikan sampai penuaian.
Dokumen ini membahas penelitian tentang aplikasi probiotik Bacillus NP5 pada budidaya ikan lele untuk meningkatkan pertumbuhan ikan dan menekan kandungan amoniak dalam media pemeliharaan. Penambahan probiotik 1x109 CFU/mL pada media mampu meningkatkan pertumbuhan ikan lele dan konversi pakan serta menekan kadar amoniak hingga optimal untuk pertumbuhan ikan.
Dokumen tersebut membahas tentang ikan lele (Clarias sp.) yang memiliki beberapa keunggulan sebagai sumber protein dan ekonomi. Ikan lele dapat dibudidayakan dengan biaya rendah dan mudah dikelola di perairan dangkal. Dokumen juga menjelaskan tahapan budidaya ikan lele mulai dari persiapan kolam, penebaran benih, hingga manajemen pakan.
Proses penggaraman ikan cakalang dilakukan selama empat hari untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan. Berat ikan menurun dari 12,5 kg menjadi 5,3 kg setelah penggaraman dan pengeringan. Laporan ini menjelaskan prosedur penggaraman ikan meliputi persiapan, penimbangan berkala, dan pengeringan ikan.
Similar to PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp (20)
This document provides information about the 3rd International Conference on Adaptive and Intelligent Agroindustry that was held from August 3-4, 2015 in Bogor, Indonesia. It includes welcoming messages, details about keynote speakers, the agenda, and abstracts of invited speakers. The conference aimed to provide a forum for researchers and professionals to exchange ideas and recent advances in innovative agroindustry. It covered topics related to agroindustrial systems, process engineering, environmental engineering, and information technology for adaptive agroindustry.
This document provides information about the 3rd International Conference on Adaptive and Intelligent Agroindustry that was held from August 3-4, 2015 in Bogor, Indonesia. It discusses the welcome message from the general chairs, welcoming address from the head of the Agroindustrial Technology Department at Bogor Agricultural University, list of committees and invited speakers, topics to be discussed, and the agenda for the conference. The conference aimed to provide a forum for researchers, engineers, and scholars to exchange information and strengthen collaboration in innovative agroindustry.
TEKNOLOGI SEPARASI BAHAN AKTIF TEMULA W AK MENGGUNAKAN BIOPOLIMER TERMODIFIKA...Repository Ipb
Prosiding ini mendeskripsikan pengembangan teknologi separasi bahan aktif temulawak menggunakan biopolimer termodifikasi dari serabut ela sagu. Serabut ela sagu dimodifikasi melalui kopolimerisasi cangkok dan taut silang untuk menghasilkan selulosa-g-poliakrilamida yang digunakan sebagai material separator. Xantorizol dapat dipisahkan dengan baik dari senyawa pengotor menggunakan material ini, yang dievaluasi melalui krom
PEMBUATAN ARANG DARI SAMPAH ORGANIK DENGAN CARA KARBONISASI MENGGUNAKAN REAKT...Repository Ipb
Artikel ini membahas tentang pembuatan arang dari sampah organik kota menggunakan metode karbonisasi dalam reaktor pirolisis pada suhu 350-510°C selama 5 jam. Parameter kualitas arang yang diukur meliputi rendemen, kadar air, abu, zat terbang, karbon, nilai kalor, dan daya jerap terhadap beberapa zat. Hasil karakterisasi menunjukkan bahwa karbonisasi pada suhu 505°C menghasilkan arang dengan kualitas
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa bioaktif antifeedant dalam asap cair hasil pirolisis sampah organik perkotaan.
2. Hasil pirolisis diuji aktivitasnya terhadap larva Spodoptera litura dan fraksi yang aktif diidentifikasi menggunakan GC-MS.
3. Identifikasi menunjukkan fraksi metanol mengandung 14 jenis senyawa antifeedant dengan y-butyrolacton se
THERMAL EFFECT ON APATITE CRYSTAL SYNTHESIZED FROM EGGSHELL’S CALCIUMRepository Ipb
This document summarizes a study on the thermal effect on apatite crystals synthesized from eggshell calcium. Apatite crystals were synthesized by precipitating calcium solution from calcined eggshells into diammonium hydrogen phosphate solution. The apatite crystals were characterized using XRD and SEM before and after being calcined at 800°C and 900°C. XRD analysis showed the uncalcined samples contained hydroxyapatite and a small amount of carbonated apatite. Calcination removed the carbonate content, leaving only hydroxyapatite. Crystallinity and grain size increased with higher calcination temperatures. SEM images also showed larger grain size with increasing temperature.
STUDI PRODUKSI PEKTIN ASETAT SEBAGAI BAHAN BAKU LEMBARAN BIOPLASTIKRepository Ipb
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan waktu aktivasi dan asetilasi yang optimal untuk memperoleh pektin asetat yang tidak larut air, yang akan digunakan sebagai bahan baku lembaran bioplastik. Hasilnya menunjukkan bahwa waktu aktivasi 180 menit dan waktu asetilasi 120 menit menghasilkan materi yang paling hidrofobik dan tingkat substitusi asetil tertinggi. Analisis menunjukkan perbedaan antara pektin dan pektin aset
EKSTRAK SAPOGENIN AKAR KUNING SEBAGAI HEPATOPROTEKTOR PADA MENCIT YANG DIINDU...Repository Ipb
Prosiding Simposium Nasional Kimia Bahan Alam XX (2012) merangkum hasil-hasil penelitian terkini mengenai peranan kimia bahan alam dalam meningkatkan potensi dan saintifikasi tanaman obat Indonesia. Simposium ini diselenggarakan oleh Himpunan Kimia Bahan Alam Indonesia bekerja sama dengan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada 9-10 Oktober 2012. Terdapat presentasi dari pembicara undangan dan peserta, serta diskusi unt
PENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP AKTIVITAS ENZIM ...Repository Ipb
Dokumen tersebut merupakan prosiding Seminar Nasional Sains III dengan tema "Sains Sebagai Landasan Inovasi Teknologi dalam Pertanian dan Industri" yang diselenggarakan pada tanggal 13 November 2010 di Bogor. Prosiding ini berisi makalah-makalah hasil penelitian yang dipresentasikan dalam empat sesi paralel yaitu Biological Science, Biochemistry, Chemistry, dan Physics & Mathematical Science, serta sesi poster. Prosiding ini bermanfaat bagi pelaku dan institusi terkait untuk men
POTENSI MINYAK ATSIRI DAUN Cinnamomum multiflorum SEBAGAI INSEKTISIDA NAB A T...Repository Ipb
Prosiding ini membahas potensi minyak atsiri daun Cinnamomum multiflorum sebagai insektisida nabati terhadap hama ulat kubis Crocidolomia pavonana. Minyak atsiri daun C. multiflorum diperoleh dengan kadar rendemen 1,39% dan diuji aktivitasnya dengan metode celup daun. Hasil uji menunjukkan minyak atsiri C. multiflorum memiliki aktivitas insektisida tinggi terhadap C. pavonana den
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY PROFilE OF TEMPUYUNG Sonchus arvensis ...Repository Ipb
This document summarizes research on the anticancer potential of tempuyung (Sonchus arvensis) extracts. Tempuyung samples were collected from different areas in Java and extracted using methanol and ethanol. Phytochemical tests found saponins, flavonoids, steroids, and tannins. Toxicity tests against Artemia salina shrimp found the 70% ethanol extract was more toxic than the methanol extract. High performance liquid chromatography (HPLC) profiled the most toxic extract from Solo. Gradient HPLC produced 3-7 peaks providing a better fingerprint than isocratic HPLC with 1-4 peaks. The research investigated anticancer potential and optimized HPLC profiling of bioactive tempuyung extracts
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp
1. 25
PENGARUH TEKNIK ADAPTASI SALINITAS TERHADAP KELANGSUNGAN
HIDUP DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN PATIN, Pangasius sp.
Effect of Salinity Adaptation Technique on Survival and Growth Rate of Patin Catfish,
Pangasius sp.
K. Nirmala, D. P. Lesmono dan D. Djokosetiyanto
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor 16680
ABSTRACT
This study was carried out to determine the effect of salinity adaptation techniques on growth and survival
of patin catfish Pangasius sp. fry. Fry of 1.5-2.0 inch in length were reared in the water with different of the
initial salinity of 1, 2, 3, 4 and 5 ppt. Salinity was then daily increased by duplicated the initial water salinity
until fish died. The results of study showed that fry could survive by initial salinity adaptation of 1 ppt and
then increasing the salinity by 1 ppt/day to reach 27 ppt. In the other treatments, all fry died after the salinity
reach 18-25 ppt.
Keywords: patin catfish, Pangasius, adaptation, salinity
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik adaptasi salinitas terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup benih ikan patin Pangasius sp. Benih patin ukuran 1,5-2 inci dipelihara pada salinitas
awal berbeda, yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 ppt. Salinitas air pemeliharaan ditingkatkan kelipatan dari salinitas awal
setiap hari hingga ikan mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adaptasi salinitas awal 1 ppt dan
peningkatan sebesar 1ppt/hari menyebabkan ikan dapat bertahan hidup sampai pada salinitas 27 ppt. Pada
perlakuan lainnya, benih ikan mengalami kematian masal ketika salinitas mencapai 18-25 ppt.
Kata kunci: ikan patin, Pangasius, adaptasi, salinitas
PENDAHULUAN
Banyaknya tambak kosong yang
dibiarkan oleh petambak udang pada
umumnya diakibatkan oleh besarnya biaya
produksi dan semakin meningkatnya potensi
terserang wabah penyakit. Untuk
memanfaatkannya kembali diperlukan
alternatif komoditas potensial yang dapat
dibesarkan pada periran tambak selain ikan-
ikan yang telah umum dibesarkan di perairan
tambak.
Ikan patin (Pangasius sp.) merupakan
salah satu jenis ikan yang potensial untuk
dibesarkan karena kemudahannya dalam
pembesaran, daging yang tebal dan bobot
individu yang tinggi. Ikan ini memiliki
persyaratan budidaya yang mudah karena
tahan terhadap kadar oksigen terlarut yang
rendah, tidak memerlukan aliran air yang
deras dan kolam yang tidak memerlukan
persyaratan tertentu sehingga biaya
operasionalnya lebih murah. Namun ikan
patin merupakan ikan air tawar, sehingga
untuk pengangkutan benih dan adaptasi setiba
ditempat pembesaran menjadi kendala
tersendiri. Air sebagai media hidup ikan
harus mampu mendukung kehidupan dan
pertumbuhannya. Beberapa faktor lingkunan
yang berpengaruh terhadap kehidupan
organisme perairan adalah suhu, oksigen
terlarut, CO2 bebas, pH, salinitas, ammonia
dan alkalinitas (Weatherley, 1972).
BAHAN & METODE
Benih ikan patin ukuran 1,5 – 2 inchi
dipelihara dengan salinitas yang berbeda
pada Laboratorium Lingkungan, Jurusan
Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 25–30 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai
http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id
2. 26
Budidaya Perairan, Fakultas perikanan IPB.
Ikan dipelihara selam 30 hari dalam akuarium
ukuran 60×30×40 cm dengan kepadatan 10
ekor/akuarium dan pakan berupa remahan
(crumble) sebanyak 3% dari total
biomassa/hari pada pagi, siang dan sore hari.
Ikan dipelihara dengan salinitas yang
berbeda-beda dan ditingkatkan sesuai dengan
perlakuan. Percobaan pertama dilakukan
dengan salinitas awal masing-masing 1 ppt, 2
ppt, 3 ppt, 4 ppt dan 5 ppt dan ditingkatkan
berdasarkan kelipatan salinitas awal setiap
harinya. Untuk perlakuan salinitas awal 1 ppt,
dilakukan peningkatan salinitas sebesar 1
ppt/hari, salinitas 2 ppt ditingkatkan 2
ppt/hari, 3 ppt ditingkatkan 3 ppt /hari, 4 ppt
ditingkatkan 4 ppt/hari demikian pula yang 5
ppt ditingkatkan sebanyak 5 ppt/hari sampai
ikan mengalami kematian. Percobaan kedua
dilakukan pada ikan yang berbeda dengan
peningkatan rata-rata 1 ppt/hari sesuai dengan
salinitas awal yang diberikan yaitu 1ppt/hari,
2 ppt/2 hari, 3 ppt/3 hari, 4 ppt/4 hari dan 5
ppt/5 hari. Analisa statitik dilakukan
berdasarkan tingkat kelangsungan hidup,
bobot rata-rata dan dan kualitas air.
HASIL & PEMBAHASAN
Dengan peningkatan salinitas bertahap
sebesar 1 ppt/hari, benih ikan patin
(Pangasius sp) dapat bertahan hidup sampai
salinitas 27 ppt. Benih ikan tidak dapat
bertahan dengan peningkatan salinitas yang
terlalu tinggi. Pada konsentrasi yang lebih
tinggi, tingkat kelangsungan hidup ikan
menurun tajam sejak minggu awal percobaan
dan mengalami kematian masal ketika
salinitas mencapai 18 ppt sampai 25 ppt.
Dengan demikian, selain membutuhkan
waktu adaptasi yang cukup, benih ikan patin
tidak dapat mentolerir peningkatan salinitas
yang cukup tinggi.
Peningkatan konsentrasi awal salinitas
yang rendah cukup memberi waktu kepada
benih untuk beradaptasi dan bertahan hidup.
Diduga pada saat benih beradaptasi dengan
perubahan lingkungannya, terjadi perubahan
pada konsentrasi garam di dalam tubuhnya
akibat kontrol permeabilitas kulit dan sistem
osmoregulasinya. Peningkatan salinitas yang
rendah mengakibatkan kontrol permeabilitas
dan sistem osmoregulasinya cepat kembali
normal dan tidak mengganggu daya tahan
dan pertumbuhan ikan. Ini akan berbeda jika
peningkatan salinitas dilakukan langsung
pada konsentrasi tinggi, walaupun tersedia
cukup waktu untuk beradaptasi terhadap
lingkungannya, benih tidak dapat bertahan
hidup lebih lama. Akibat adanya kejutan
konsentrasi salinitas yang mendadak, daya
tahan tubuh benih menurun. Ikan air tawar
yang dipindahkan ke dalam media
bersalinitas tinggi akan cenderung
memasukkan garam-garam ke dalam
tubuhnya. Sebaliknya ikan laut yang
dipindahkan ke dalam media yang
bersalinitas lebih rendah akan memasukkan
air ke dalam tubuhnya secara terus menerus
pada kecepatan yang tidak normal sampai
terjadi keseimbangan setelah 10-48 jam
(Black, 1957). Ikan air tawar yang
diadaptasikan ke media air bersalinitas lebih
tinggi dari tubuhnya memperlihatkan
perubahan konsentrasi garam tubuh secara
berangsur-angsur akibat kontrol permeabilitas
oleh hormon dan sistem saraf otomatis
terhadap lingkungan baru dan pengaruh
langsung sel-sel tubuhnya (Brown, 1957).
Kondisi salinitas awal yang tinggi dengan
peningkatannya yang tinggi pula
mengakibatkan benih ikan patin tidak
mengalami pertumbuhan, bahkan cenderung
mengalami penurunan laju pertumbuhan
harian. Sementara itu, salinitas awal yang
rendah (1 ppt) dengan peningkatan salinitas
rendah (1 ppt/hari) pada selang waktu 24 jam,
memberikan kesempatan bagi benih untuk
beradaptasi sehingga laju pertumbuhannya
tercatat sangat signifikan dibandingkan
dengan perlakuan lainnya. Setiap organisme
mempunyai daya tahan pada batas tertentu
terhadap perubahan lingkungan sehingga
pertumbuhannya akan terhambat jika kondisi
lingkungan di luar batas kisaran daya tahan
tubuhnya bahkan dapat mengalami kematian
secara mendadak (Black, 1957). Pengaruh
kualitas air selain salinitas terhadap kematian
ikan pada percobaan ini dapat dikatakan
sangat kecil karena pada salinitas 27 ppt,
kandungan DO, suhu dan CO2 masih dalam
ambang batas dan toleransi ikan. Sedangkan
pertumbuhan yang terjadi pada percobaan
kedua menunjukkan kecenderungan yang
sama pada semua perlakuan. Adanya selang
waktu yang cukup untuk beradaptasi diduga
memberikan kesempatan bagi ikan untuk
melakukan pertumbuhan, namun kemudian
menurun kembali setelah dilakukan
peningkatan konsentrasi salinitasnya.
3. 27
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Hari ke
Kelangsunganhidup(%)
1 ppt 2 ppt 3 ppt 4 ppt 5 ppt
Gambar 1. Kelangsungan hidup rata-rata benih ikan patin (Pangasius sp.) pada salinitas yang
berbeda selama percobaan I
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30
Hari ke
Kelangsunganhidup(%)
1 ppt 2 ppt 3 ppt 4 ppt 5 ppt
Gambar 2. Kelangsungan hidup rata-rata benih ikan patin (Pangasius sp.) pada salinitas yang
berbeda selama percobaan II
4. 28
-8
-6
-4
-2
0
2
4
0 1 2 3 4 5 6
Minggu ke
Pertumbuhanharian(%)
1 ppt 2 ppt 3 ppt 4 ppt 5 ppt
Gambar 3. Petumbuhan harian rata-rata benih ikan patin (Pangasius sp.) pada salinitas yang
berbeda selama percobaan I
-12
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
0 1 2 3 4 5 6
Minggu ke
Pertumbuhanharian(%)
1 ppt 2 ppt 3 ppt 4 ppt 5 ppt
Gambar 4. Petumbuhan harian rata-rata benih ikan patin (Pangasius sp.) pada salinitas yang
berbeda selama percobaan II
5. 29
-5
0
5
10
15
20
25
30
35
40
0 1 2 3 4 5 6
Minggu ke
Berat(gr)
1 ppt 2 ppt 3 ppt 4 ppt 5 ppt
Gambar 5. Petambahan berat rata-rata benih ikan patin (Pangasius sp.) pada salinitas yang
berbeda selama percobaan I
Gambar 6. Petambahan berat rata-rata benih ikan patin (Pangasius sp.) pada salinitas yang
berbeda selama percobaan II
Peningkatan salinitas yang rendah dan
selang waktu yang cukup juga berdampak
pada peningkatan bobot biomas benih ikan
secara signifikan sampai minggu ke-4.
Diduga pada salinitas tersebut ikan berada
dalam kondisi isotonis dengan linkungan
hidupnya sehingga energi yang diperoleh
dapat dimanfaatkan secara optimal untuk
pertumbuhan. Ikan yang dipelihara pada
konsentrasi salinitas yang sama dengan
konsentrasi ion dalam darah (isoosmotik)
akan lebih banyak menggunakan energi
untuk pertumbuhan dan lebih sedikit untuk
osmoregulasi (Stickney, 1979). Pemeliharaan
ikan pada kondisi isoosmotik merupakan
efek yang menguntungkan karena adanya
penyimpanan energi yang disebabkan
menurunnya energi untuk proses osmosis dan
0
5
10
15
20
25
30
35
0 1 2 3 4 5 6
Minggu ke
Berat(gr)
1 ppt 2 ppt 3 ppt 4 ppt 5 ppt
6. 30
efek ionik sehingga pertumbuhan meningkat
(Holliday, 1965). Sedangkan peningkatan
salinitas yang relatif tinggi walaupun dengan
selang waktu yang cukup, benih patin tidak
mengalami peningkatan bobot biomas
bahkan cenderung terjadi penurunan bobot
biomas.
Peningkatan berat rata-rata juga terjadi
pada benih ikan percobaan kedua, namun
laju pertumbuhan dan peningkatan berat
rata-ratanya tidak sebaik pada percobaan
pertama. Kemungkinan penggunaan energi
yang didapat dari pakan sudah mulai
dialokasikan pada penyesuaian tekanan
osmotik lingkungan hidupnya namun belum
terlalu tinggi sehingga laju pertumbuhan
hanya sedikit mengalami penurunan. Proses-
proses fisiologi dalam tubuh akan berjalan
normal apabila keseimbangan konsentrasi
garam cairan tubuh dengan lingkungannya
dapat dipelihara dan dijaga melalui proses
pengaturan tekanan osmotik cairan tubuh
yang layak yang disebut dengan sistem
osmoregulasi (Rahardjo, 1980).
Ikan tawar mempunyai konsentrasi
osmotik darah lebih tinggi dari
lingkungannya sehingga sejumlah garam
dalam tubuh akan hilang melalui permukaan
jaringan insang dan kulit pada proses difusi
serta melalui feses dan urin. Untuk menjaga
agar garam-garam tubuh yang hilang
seminim mungkin, maka dilakukan
penyerapan kembali garam-garam dalam
pembuluh proksimal ginjal. Kehilangan
garam-garam ini akan digantikan oleh
garam-garam yang terdapat dalam pakan dan
penyerapan aktif ion-ion garam yang berasal
dari lingkungan perairan melalui insang
(Spotte, 1970). Kelangsungan hidup ikan air
tawar dalam lingkungan bersalinitas
bergantung pada jaringan insang, luas
permukaan insang, laju konsumsi oksigen,
daya tahan (toleransi) jaringan terhadap
garam-garam dan kontrol permeabilitas
(Black, 1957).
KESIMPULAN
Benih ikan Patin (Pangasius sp)
membutuhkan waktu jeda yang cukup untuk
dapat beradaptasi dengan salinitas air yang
ditingkatkan, terutama terhadap salinitas
yang tinggi atau sudah mendekati ambang
batas toleransi benih ikan. Peningkatan
konsentrasi salinitas sebaiknya digunakan
konsentrasi terendah yang dapat ditolerir
benih. Kematian massal benih ikan patin
pada saat adaptasi mulai terjadi pada salinitas
18 sampai 25 ppt.
DAFTAR PUSTAKA
Black, V. S. 1957. Excretion and
Osmoregulation. In M. E. Brown (Eds.).
The Physiology at Fishes. Vol. I.
Academi Press. New York.
Brown, M. E. 1957. Experimental Studies on
Growth, p: 361 – 399. In M. E. Brown
(Ed). The Physiology of Fishes. Vol. I.
Academic Press, New York.
Holliday, F. G. T. 1969. The Effect of
Salinity on the Eggs and Larvae of
Teleostei. p: 239 – 309.
Rahardjo, M. F. 1980. Ichtyology: Sistem
Urogenital. Fakultas Perikanan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Spotte, H. S. 1970. Fish and Invertebrate
Culture. Water Management in Close
System. Willey. Interscience. New York.
45 hal.
Stickney, R. R. 1979. Principles of
Warmwater Aquaculture. John Willey
and Sons. New York. 375 hal.
Weatherley, A. H. 1972. Growth and
Ecology of Fish Populations. Academic
Press Inc. New York. 287p.