1. Dokumen menjelaskan tentang tambak tradisional, termasuk gambaran umum, syarat lokasi, persiapan, dan pemeliharaan tambak.
2. Persiapan tambak meliputi pengeringan, pengapuran, dan pemupukan tanah dasar sebelum penebaran benih.
3. Pemeliharaan melibatkan pengawasan dan pemberian pakan alami seperti kelekap untuk pertumbuhan udang.
Optimalisasi Penggunaan Automatic Feeder Pada Budidaya Udang Litopenaeus Vann...Syauqy Nurul Aziz
Presentasi berikut adalah materi yang disampaikan oleh Ir. Yanuar Toto Raharjo pada sarasehan perudangan nasional yang diadakan oleh Shrimp Club Indonesia pada 20 Juli 2018
Kegiatan perikanan budidaya dikenal baik
menjadi penyumbang utama terhadap peningkatan tingkat limbah organik dan bahan
beracun dalam industri budidaya. Seiring dengan perkembangan budidaya perikanan yang
intensif di Cina, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan dampak dari limbah
budidaya yang semakin meningkat baik terhadap produktivitas internal sistem budidaya dan
terhadap ekosistem perairan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, jelas bahwa proses
pengelolaan limbah yang sesuai sangat diperlukan untuk pengembangan budidaya
perikanan yang berkelanjutan. Tinjauan ini bertujuan untuk mengidentifikasi status terkini
perikanan budidaya dan produksi limbah perikanan budidaya di Cina
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Monitoring pertumbuhan dan populasi udang diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, sekaligus untuk membandingkan pertumbuhan antar kolam. Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan sampling udang di kolam menggunakan jala. Udang yang terjala kemudian disortir sesuai ukuran yang seragam kemudian ditimbang dan dihitung jumlahnya. Sampling mulai dapat dilakukan pada usia 40 hari dan kemudian dapat dilakukan setiap minggu sekali.
Pengertian danau, ekosistem danau, komponen biotik dan abiotik danau, zona daerah danau, simbiosis mutualisme dalam danau, hubungan antar komponen danau.
Dalam presentasi ini dijelaskan persyaratan karantina tumbuhan untuk impor benih tanaman dari luar negeri ke Indonesia (Plant Quarantine requirements for importation of plant seeds into Indonesia are reviewed in the presentation)
Optimalisasi Penggunaan Automatic Feeder Pada Budidaya Udang Litopenaeus Vann...Syauqy Nurul Aziz
Presentasi berikut adalah materi yang disampaikan oleh Ir. Yanuar Toto Raharjo pada sarasehan perudangan nasional yang diadakan oleh Shrimp Club Indonesia pada 20 Juli 2018
Kegiatan perikanan budidaya dikenal baik
menjadi penyumbang utama terhadap peningkatan tingkat limbah organik dan bahan
beracun dalam industri budidaya. Seiring dengan perkembangan budidaya perikanan yang
intensif di Cina, menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan dampak dari limbah
budidaya yang semakin meningkat baik terhadap produktivitas internal sistem budidaya dan
terhadap ekosistem perairan yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, jelas bahwa proses
pengelolaan limbah yang sesuai sangat diperlukan untuk pengembangan budidaya
perikanan yang berkelanjutan. Tinjauan ini bertujuan untuk mengidentifikasi status terkini
perikanan budidaya dan produksi limbah perikanan budidaya di Cina
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN POPULASI PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
Monitoring pertumbuhan dan populasi udang diperlukan untuk mengetahui laju pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup, sekaligus untuk membandingkan pertumbuhan antar kolam. Monitoring pertumbuhan dilakukan dengan sampling udang di kolam menggunakan jala. Udang yang terjala kemudian disortir sesuai ukuran yang seragam kemudian ditimbang dan dihitung jumlahnya. Sampling mulai dapat dilakukan pada usia 40 hari dan kemudian dapat dilakukan setiap minggu sekali.
Pengertian danau, ekosistem danau, komponen biotik dan abiotik danau, zona daerah danau, simbiosis mutualisme dalam danau, hubungan antar komponen danau.
Dalam presentasi ini dijelaskan persyaratan karantina tumbuhan untuk impor benih tanaman dari luar negeri ke Indonesia (Plant Quarantine requirements for importation of plant seeds into Indonesia are reviewed in the presentation)
1. TAMBAK TRADISIONAL
Home >> TAMBAK TRADISIONAL
A. GAMBARAN UMUM TAMBAK
Gambaran Umum Tambak Tradisional
Petakan tambak pada tingkat budidaya ini , bentuk dan
ukuran tidak teratur. Luasnya
Antara 3 ha sampai 10 ha per petak. Biasanya setiap petakan mempunyai saluran
Keliling (caren) yang lebarnya 5-10 m di sepanjang keliling petakan sebelah dalam.
Di bagian tengah juga di buat caren dari sudut ke sudut
(diagonal). Kedalaman caren
itu 30 - 50 lebih dalam dari pada bagian lain dari
dasar petakan yang disebut
pelataran. Bagian pelataran hanya dapat berisi air
sedalam 30 - 40 cm saja. Pada
tempat ini akan tumbuh kelekap sebagai pakan alami bagi
ikan bandeng dan udang.
Pada tambak tradisional, semula tambak tidak
dipupuk sehingga produktifitas
Semata - mata tergantung dari kesuburan alamiah pula.
Pemberantasan hama juga
tidak dilakukan, sehingga benih bandeng yang dipelihara
banyak yang hilang / mati.
Akibatnya produktivitas semakin rendah
B. SYARAT-SYARAT PEMILIHAN LOKASI
TAMBAK
Berdasarkan kebiasaan hidup, tingkah laku dan sifat udang
atau ikan itu sendiri, maka
Dalam memilih lokasi tambak baik dalam rangka
membuat tambak baru maupun
dalam perbaikan tambak yang sudah ada, sebaiknya
memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
Memiliki sumber air yang cukup, baik air laut
maupun air tawar dan tersedia
sepanjang tahun atau setidaknya 10 bulan dalam setahun,
tetapi bukan daerah banjir
Memiliki saluran saluran air yang lancar, baik untuk
pengisian waktu pasang maupun
membuang air waktu surut dan sumber air serta lingkungan
bebas dari pencemaran.
2. Kadar garam air berkisar 10-25 ppm dan derajat keasaman
(pH) berkisar 7 - 8.5
Tanah dasar tambak terdiri dari Lumpur berpasir
dengan ketentuan kandungan
pasirnya tidak lebih dari 20%.
A. PERSIAPAN TAMBAK
Pengeringan
Pengeringan merupakan proses dimana seluruh air
yang berada di area tambak
Dikeringkan total sampai tanah mengerut. Persiapan
tanah dasar tambak yang
pertama kali dilakukan adalah pengeringan total
kemudiaan penjemuran tanah dasar
dibawah terik matahari hingga tanahnya retak. Lama
penjemuran sekitar 1-2 minggu,
tergantung dari kondisi cuaca. Khusus tambak yang
pernah digunakan untuk
memelihara udang, lapisan atas tanah dasar tambak
perlu dibuang karena
mengandung timbunan sisa pakan yang sudah
membusuk. Pembuangan lapisan
atas tanah dasa dilakukan dengan cangkul. Jika kondisi
tanah dasar tambak tidak
terlalu buruk, pembuangan lapisan atas tidak perlu
dilakukan , tetapi cukup membalik
tanah dasar dengan cangkul atau bajak
Pengapuran
Pengapuran merupakan proses kedua dalam
pembuatan tambak yang mana
pengapuran merupakan proses penaburan kapur pertanian.
Jika proses pengeringan
dan pembalikan tanah dasar dianggap cukup,
selanjutnya dilakukan
pengapuran dengan kapur pertanian. Pengapuran tidak
hanya dilakukan di tanah
dasar tambak, tetapi juga di dinding tanggul bagian dalam
yang mengarah ke tambak.
Cara pengapuran adalah menyebar kapur secara merata ke
seluruh tanah dasar dan
Dinding tanggul.
Pemupukan
3. Pemupukan adalah proses pemberian pupuk pada
tambak. Setelah dilakukan tahap-
Tahap sebulumnya, air tambak harus dipupuk dengan
pupuk NPK dosis 25 kg. dan
penambahan pupuk organik POP NUTRIBUMI dosis 10
sendok makan/ha.Gunanya,
untuk menyuburkan pertumbuhan plankton setelah
plankton mati karena aplikasi
klorin. Bila plankton sama sekali tidak tumbuh
maka harus dimasukkan bibit
plankton yang
diperoleh dari laboratorium yang membuat kultur
tersebut. Bila plankton tidak dibenar
kan diambil dari tambak lain karena kekhawatiran akan
tertular penyakit. Persyaratan
kualitas air tambak yang siap untuk di tebari benur antara
lain, kecerahan 35 - 45 cm
(diukur dengan secchi disk), warna air coklat muda atau
hijau, pH air 7,5-8,5,oksigen
terlarut ( DO ) 3 - 4 ppm, dan kedalaman air > 70
cm. Untuk petani yang
memiliki alat pemeriksaan kualitas air dan tanah
yang lengkap, dapat diukur
juga alkalinitas 90-140 ppm dan total bahan organik
kurang dari 150 ppm.
B. PENEBARAN
1. Kepadatan
Kepadatan benur yang ditebar tergantung dari metode
budidaya yang diterapkan,
kondisi tambak (daya dukung), kualitas air, dan sarana
penunjang yang tersedia,
seperti aerator (kincir air) dan pompa air. Padat tebar
benur pada budidaya udang
secara intensif adalah 150.000-300.000 ekor/ha. Jika
tambak memiliki daya dukung
yang prima dan prasarana yang memadai, padat tebar
bisa lebih tinggi, tetapi
penambahan padat tebar ini dipertimbangkan lebih
matang.
Padat penebaran benih udang windu bila diberikan pakan
tambahannya dedak halus,
penebarannya sebanyak 100 -200 ekor per meter persegi,
dan jika diberi makanan
tambahan pelet yang berkadar protein 25%, penebaran
benih sebanyak 300-400 ekor
4. per meter persegi. Benih udang windu akan cepat
tumbuhnya, kalau dipelihara dalam
tambak yang baik.
2. Waktu yang Baik Untuk Penebaran
Waktu yang baik untuk penebaran yaitu kondisi yang
cocok untuk proses penebaran.
Penebaran sebaiknya dilakukan saat teduh, seperti pada
pagi hari atau sore hari.
Hindari penebaran benur ketika hujan atau terik matahari
karena akan menyebabkan
stress, bahkan bisa memicu kematian udang windu.
3. Kriteria Bibit yang Baik
Benur / benih udang bisa didapat dari tempat pembenihan
( Hatchery ) atau dari alam.
Di alam terdapat dua macam golongan benih udang windu
(benur) menurut ukurannya.
Benih yang masih halus, yang disebut post larva. Terdapat
di tepi-tepi pantai. Hidupnya
bersift pelagis, yaitu berenang dekat permukaan air.
Warnanya coklat kemerahan.
Panjang 9-15 mm. Cucuk kepala lurus atau sedikit
melengkung seperti huruf S dengan
bentuk keseluruhan seperti jet. Ekornyamembentang
seperti kipas. Benih yang sudah
besar atau benih kasar yang disebut juvenil. Biasanya
telah memasuki muara sungai
atau terusan. Hidupnya bersifat benthis, yaitu suka
berdiam dekat dasar perairan atau
kadang menempel dan putih atau putih dan hijau
kebiruan. Badannya berwarna biru
kehijauan atau kecoklatan sampai kehitaman. Pangkal
kaki renang berbelang-belang
kuning biru.
A. PEMELIHARAAN
Pemeliharan udang windu dilakukan setalah menebarkan
benih. Dalam pemeliharaan
hal yang perlu dilakukan adalah mengawasi apabila ada
gangguan yang mengancam
kegagalan usaha produksi udang windu. Selama
pemeliharaan berlangsung, agar
5. udang tidak kekurangan pakan alami, petambak dapat
memproduksi pakan dengan
cara pemupukan tambak dengan urea dan TSP. Pupuk
buatan ini mudah larut dalam
air hingga dapat mendorongpertumbuhan plankton
sebagai pakan alami. Pemupukan
bertujuan untuk mendorong pertumbuhan pakan alami,
yaitu kelekap, lumut, plankton
dan bentos. Cara membudidayakan kelekap, lumut,
dan diatomae dilakukan pada
masa pemeliharaan udang.
Pakan Dan Pemberian Pakan
Cara menyediakan kelekap sebagai pakan alami pada
pemeliharan udang windu
Adalah dengan mengolah tanah dasar tambak.
Tambak dikeringkan dengan