1. Program guru TIK memberikan layanan bimbingan dan fasilitasi TIK kepada peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan sekolah untuk mendukung pembelajaran dan manajemen sekolah
2. Layanan tersebut dirancang dalam program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan sekolah
3. Pelaksanaan program meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
Laporan kegiatan Media Pembelajaran dan TIKNety W Saputri
Alat peraga "Batang Perkalian" digunakan untuk memudahkan siswa dalam menghitung perkalian semua basis bilangan. PowerPoint digunakan untuk menyampaikan materi Pertidaksamaan Kuadrat secara visual. Permainan "Area Algebra" pada Wisweb Apllets dapat mengajak siswa belajar sambil bermain tentang materi luas bangun datar.
1. Program guru TIK memberikan layanan bimbingan dan fasilitasi TIK kepada peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan sekolah untuk mendukung pembelajaran dan manajemen sekolah
2. Layanan tersebut dirancang dalam program tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan pembelajaran serta pengembangan sekolah
3. Pelaksanaan program meliputi perencanaan, pelaksanaan, penilaian,
Laporan kegiatan Media Pembelajaran dan TIKNety W Saputri
Alat peraga "Batang Perkalian" digunakan untuk memudahkan siswa dalam menghitung perkalian semua basis bilangan. PowerPoint digunakan untuk menyampaikan materi Pertidaksamaan Kuadrat secara visual. Permainan "Area Algebra" pada Wisweb Apllets dapat mengajak siswa belajar sambil bermain tentang materi luas bangun datar.
Pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran berbasis web menggunakan CMS open source bagi guru-guru SMK se Kota Langsa bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru dalam pembuatan media pembelajaran interaktif yang mudah diakses siswa dimanapun dan kapanpun. Pelatihan ini diharapkan dapat mendorong terjadinya pembelajaran berbasis TIK serta memanfaatkan internet sebagai sarana penyampaian informasi pembelaj
Modul ini membahas tentang pemanfaatan media untuk pembelajaran matematika SMP dengan tiga poin utama:
1) Menjelaskan macam dan fungsi media pembelajaran serta kriteria pemilihan media yang tepat.
2) Menguraikan prinsip-prinsip pemanfaatan media dalam pembelajaran matematika.
3) Memberikan contoh aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan berbagai media untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Modul ini membahas tentang penilaian dalam pembelajaran matematika SMP dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan penilaian yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Materi yang dibahas meliputi konsep penilaian, pengolahan data hasil penilaian, dan pemanfaatan hasil penilaian untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang analisis muatan kompetensi dasar dan tujuan mata pelajaran matematika SMP, pengembangan indikator pencapaian kompetensi dalam pembelajaran matematika SMP, dan pemilihan serta penataan materi/bahan pembelajaran matematika SMP. Modul ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru terkait perencanaan pembelajaran matematika SMP.
Program Lesson Study Numerasi Tahun 3 di Sekolah Kebangsaan Bandar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemahiran guru melalui pembelajaran kolaboratif. Program sehari ini melibatkan 5 orang guru dan diawasi oleh Pegawai Fasilinus dari Pejabat Pelajaran Daerah. Berbagai sesi pengajaran mikro dan penilaian diadakan untuk tujuan pembelajaran bersama. Program ini berjalan lancar berkat kerjasama semu
Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)amirahmiyati12
Dokumen tersebut merangkum penggunaan berbagai media pembelajaran untuk topik sistem reproduksi di sekolah menengah atas, termasuk brosur, gambar, handout, stimulasi, grafik 3D, dan video. Media-media tersebut dipilih karena kesesuaian topik, kemudahan pemahaman siswa, dan manfaat pendukung pembelajaran.
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyahkhamdiyah
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP. Dokumen ini membahas bagaimana TIK dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penggunaan perangkat lunak dan multimedia interaktif seperti CD-ROM, internet, dan sistem manajemen pembelajaran."
Laporan Kajian Tindakan ICT - Strategi PDP & Penglibatan Pelajar dalam PdP.IyQa GaNi
Strategi pengajaran dan pembelajaran yang tepat diperlukan untuk memastikan pelajar terlibat secara aktif. Guru menggunakan model kajian tindakan Kemmis untuk meningkatkan penglibatan pelajar dengan menukar strategi dari berpusatkan guru kepada berpusatkan pelajar. Pelajar kini bekerja secara kumpulan untuk mencari maklumat menggunakan peralatan digital. Guru bertindak sebagai pemimpin dan memberi bimbingan
Dokumen tersebut merupakan laporan pengajaran matematika untuk topik pepejal geometri di tingkatan satu. Laporan tersebut menjelaskan perancangan pengajaran yang meliputi pemilihan bahan bantu mengajar seperti model, carta dan bentukan pepejal; aktiviti pengajaran guru seperti penerangan, soalan jawab dan demonstrasi; serta aktiviti pembelajaran murid untuk membina model kubus dan kuboid. Laporan tersebut juga menyoroti objektif
Modul ini membahas konsep dasar penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Dokumen tersebut membahasikan penggunaan internet sebagai bahan bantu mengajar untuk mengajarkan nilai peka terhadap isu alam sekitar kepada siswa kelas 5. Internet dianggap medium yang tepat karena menyediakan sumber informasi yang luas dalam berbagai format seperti teks, gambar, dan video secara online. Guru merancang pembelajaran kelompok dengan menugaskan setiap kelompok untuk menelusuri topik tertentu di internet mengenai pencemar
Modul ini membahas model-model pembelajaran IPA seperti discovery learning, problem based learning, dan project based learning. Tujuannya agar guru dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik mata pelajaran dan situasi pembelajaran. Modul ini juga menjelaskan konsep, sintak, dan cara merancang skenario pembelajaran untuk ketiga model tersebut.
Proposal ini mengajukan rencana penyuluhan hipertensi dan pengukuran kolestrol bagi ibu-ibu pengajian di desa. Penyuluhan akan memberikan edukasi tentang konsep hipertensi, pencegahan, dan pengukuran kadar kolestrol. Kegiatan direncanakan berlangsung satu hari dengan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi pengukuran.
Pelatihan dan pendampingan pembuatan media pembelajaran berbasis web menggunakan CMS open source bagi guru-guru SMK se Kota Langsa bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada guru dalam pembuatan media pembelajaran interaktif yang mudah diakses siswa dimanapun dan kapanpun. Pelatihan ini diharapkan dapat mendorong terjadinya pembelajaran berbasis TIK serta memanfaatkan internet sebagai sarana penyampaian informasi pembelaj
Modul ini membahas tentang pemanfaatan media untuk pembelajaran matematika SMP dengan tiga poin utama:
1) Menjelaskan macam dan fungsi media pembelajaran serta kriteria pemilihan media yang tepat.
2) Menguraikan prinsip-prinsip pemanfaatan media dalam pembelajaran matematika.
3) Memberikan contoh aktivitas pembelajaran yang memanfaatkan berbagai media untuk meningkatkan pemahaman siswa.
Modul ini membahas tentang penilaian dalam pembelajaran matematika SMP dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru dalam melaksanakan penilaian yang terintegrasi dengan pendidikan karakter. Materi yang dibahas meliputi konsep penilaian, pengolahan data hasil penilaian, dan pemanfaatan hasil penilaian untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa.
[Ringkasan]
Modul ini membahas tentang analisis muatan kompetensi dasar dan tujuan mata pelajaran matematika SMP, pengembangan indikator pencapaian kompetensi dalam pembelajaran matematika SMP, dan pemilihan serta penataan materi/bahan pembelajaran matematika SMP. Modul ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru terkait perencanaan pembelajaran matematika SMP.
Program Lesson Study Numerasi Tahun 3 di Sekolah Kebangsaan Bandar bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemahiran guru melalui pembelajaran kolaboratif. Program sehari ini melibatkan 5 orang guru dan diawasi oleh Pegawai Fasilinus dari Pejabat Pelajaran Daerah. Berbagai sesi pengajaran mikro dan penilaian diadakan untuk tujuan pembelajaran bersama. Program ini berjalan lancar berkat kerjasama semu
Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)amirahmiyati12
Dokumen tersebut merangkum penggunaan berbagai media pembelajaran untuk topik sistem reproduksi di sekolah menengah atas, termasuk brosur, gambar, handout, stimulasi, grafik 3D, dan video. Media-media tersebut dipilih karena kesesuaian topik, kemudahan pemahaman siswa, dan manfaat pendukung pembelajaran.
Makalah Penerapan TIK dalam Pembelajaran di Sekolah Khamdiyahkhamdiyah
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dapat dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran, khususnya mata pelajaran Bahasa Inggris di SMP. Dokumen ini membahas bagaimana TIK dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui penggunaan perangkat lunak dan multimedia interaktif seperti CD-ROM, internet, dan sistem manajemen pembelajaran."
Laporan Kajian Tindakan ICT - Strategi PDP & Penglibatan Pelajar dalam PdP.IyQa GaNi
Strategi pengajaran dan pembelajaran yang tepat diperlukan untuk memastikan pelajar terlibat secara aktif. Guru menggunakan model kajian tindakan Kemmis untuk meningkatkan penglibatan pelajar dengan menukar strategi dari berpusatkan guru kepada berpusatkan pelajar. Pelajar kini bekerja secara kumpulan untuk mencari maklumat menggunakan peralatan digital. Guru bertindak sebagai pemimpin dan memberi bimbingan
Dokumen tersebut merupakan laporan pengajaran matematika untuk topik pepejal geometri di tingkatan satu. Laporan tersebut menjelaskan perancangan pengajaran yang meliputi pemilihan bahan bantu mengajar seperti model, carta dan bentukan pepejal; aktiviti pengajaran guru seperti penerangan, soalan jawab dan demonstrasi; serta aktiviti pembelajaran murid untuk membina model kubus dan kuboid. Laporan tersebut juga menyoroti objektif
Modul ini membahas konsep dasar penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kompetensi guru dalam merancang dan melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan proses dan hasil pembelajaran.
Dokumen tersebut membahasikan penggunaan internet sebagai bahan bantu mengajar untuk mengajarkan nilai peka terhadap isu alam sekitar kepada siswa kelas 5. Internet dianggap medium yang tepat karena menyediakan sumber informasi yang luas dalam berbagai format seperti teks, gambar, dan video secara online. Guru merancang pembelajaran kelompok dengan menugaskan setiap kelompok untuk menelusuri topik tertentu di internet mengenai pencemar
Modul ini membahas model-model pembelajaran IPA seperti discovery learning, problem based learning, dan project based learning. Tujuannya agar guru dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai karakteristik mata pelajaran dan situasi pembelajaran. Modul ini juga menjelaskan konsep, sintak, dan cara merancang skenario pembelajaran untuk ketiga model tersebut.
Proposal ini mengajukan rencana penyuluhan hipertensi dan pengukuran kolestrol bagi ibu-ibu pengajian di desa. Penyuluhan akan memberikan edukasi tentang konsep hipertensi, pencegahan, dan pengukuran kadar kolestrol. Kegiatan direncanakan berlangsung satu hari dengan metode ceramah, diskusi, dan demonstrasi pengukuran.
This document provides guidance on writing TOEFL essays. It discusses understanding the purpose of the task, interpreting key terms and aspects of topics, translating topics into basic propositions to answer, and defining important terms. It also covers selecting and organizing language for different essay sections, including introductions that state the topic and author's position. The body should have about three paragraphs supporting the argument. Expressions for introducing topics and stating the thesis are also provided. Overall, the document aims to help students understand how to approach and structure TOEFL essays.
IELTS Essay Topics with Answers (writing task 2)Ben Worthington
I look at 5 IELTS Task 2 questions from the topics education, globalisation and gender equality. Audio: http://bit.ly/1kq7NRl
In the audio I explain the process more, but it's an exercise in brain storming for ideas.
For an introduction on how to start IELTS Writing Task 2 click here:
www.ieltspodcast.com/ielts-writing-task/ielts-writing-start-ielts-writing-task-2/
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan logika fuzzy dalam menentukan produksi barang dengan menggunakan dua metode, yaitu metode Tsukamoto dan metode Mamdani. Logika fuzzy digunakan untuk mengubah variabel-variabel seperti permintaan dan persediaan menjadi bilangan fuzzy, kemudian mengolahnya untuk menentukan jumlah produksi yang optimal."
Dokumen tersebut berisi pedoman pengisian Beban Kerja Dosen (BKD) yang mencakup tiga unsur pelaksanaan, yaitu: 1) pendidikan, 2) penelitian, dan 3) pengabdian kepada masyarakat. Setiap unsur terdiri atas berbagai komponen kegiatan dengan satuan hasil dan sks maksimum yang dapat diraih.
Merencanakan sesuatu adalah perintah ALLAH SWT. Bukan saja untuk akhirat kita tapi juga hidup di dunia harus terencana. Termasuk Perencanaan Keuangan Keluarga. Sehingga kita dapat mengatur biaya pendidikan anak, bayar hutang rumah dan mobil, investasi, dan kebutuhan hidup lainnya.
Proposal pengabdian kepada masyarakat 2014 copyJoni Candra
Proposal ini mengajukan pelatihan Microsoft Excel 2010 untuk guru PAUD di Kecamatan Batam Kota. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam penggunaan aplikasi komputer sehingga dapat membentuk tenaga pengajar yang profesional. Kegiatan ini akan dilaksanakan oleh tim dari Universitas Putera Batam dan diikuti oleh guru-guru PAUD dari HIMPAUDI Kecamatan Batam Kota.
The students learned more concepts about translation and dubbing on the fifth day of VoiceWorx 22. They were first taught different language concepts and terms used in dubbing to understand how to approach different materials. Then, the students participated in hands-on activities where they drafted translations of scripts and practiced using the scripts.
This document summarizes a presentation on three approaches to glossing and their effects on vocabulary learning. The presentation discusses a study that compared glossing preceded by inference, glossing followed by retrieval, and full glossing. The study examined whether these three approaches affected vocabulary learning differently and whether response accuracy of inference and retrieval predicted vocabulary learning differently. The presentation includes sections on the introduction, literature review, methodology, results, discussion and conclusion.
The document summarizes a study that investigated the effects of three different glossing approaches on vocabulary learning: glossing followed by meaning retrieval ("gloss-retrieval-gloss"), glossing preceded by inference ("inference-gloss-gloss"), and full glossing without inference or retrieval. The study found that the gloss-retrieval-gloss approach led to the greatest vocabulary learning and retention, as measured by form and meaning recall tests. Inference-gloss-gloss also had a positive effect on delayed form recall and immediate meaning recall, but full glossing generated the least learning. The findings support an approach that emphasizes establishing correct form-meaning connections initially and verifying meanings through retrieval.
In this presentation there is some translations and a dubbed video. this is very helpful for the school and college presentations. i will happy to help others.
The document discusses a dubbing session for the sixth batch of CreativVoices Productions' VoiceWorx program. The batch was asked to dub scenes from two different animation series, going through the full dubbing process from script-writing to recording. This gave the participants hands-on experience dubbing like professionals and a chance to learn more about the dubbing process.
The Long-Term Effects of Dubbing and Subtitling as a Translation MethodOctaveTehTawtle
The document discusses a study on the long-term effects of dubbing versus subtitling as translation methods for media. Some subjects preferred subtitling and found dubbed media upsetting, while others preferred dubbing over subtitled media that was hard to follow. Some subjects had no preference, finding dubbed media easier to understand but subtitled media retaining the original natural voices.
Audiovisual Translation for Foreign Language Learning: New Multimodal ApproachesStavroula Sokoli
This presentation focuses on the use of Audiovisual Translation in foreign language learning and it presents ClipFlair, a web platform specifically designed for this purpose.
Language teachers often resort to video to present their students with linguistic and cultural aspects of communication in their context. Since learning-by-doing is generally considered more effective than learning-by-viewing, they try to find active tasks for their learners, such as note-taking, answering questions, summarizing or discussing the video with peers. Familiar Audiovisual Translation modalities, such as subtitling and dubbing, can be used in this context as multimodal resources that can account for a very active and motivating educational framework.
ClipFlair proposes an authentic way of working with audiovisual material which results in a product, valuable in its own right: a subtitled or dubbed clip. Learners are asked to add to the clip their own subtitles, captions for the Deaf and Hard-of-Hearing, annotations or intertitles. Alternatively, they can record their voice to simulate foreign film dubbing, voice-over, free commentary, or audio description for the blind. Clips can be short video or audio files, including documentaries, film scenes, news pieces, animations and songs.
This document provides a summary of differences between dubbing in America and Japan. It discusses four main reasons for substandard American dubbing work: lower pay for voice actors, less training opportunities, tight time constraints in recording sessions, and limitations of using a specific voice. Japanese voice actors generally have more stable careers, higher pay, and more specialized training opportunities compared to American voice actors. Directors also face pressure to find and cast voices quickly for dubs, which can result in poor character voice matches.
Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Meningkatkan Kemampuan Speaking Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Problem-Based Learning dan Project Based Learning pada PPG DALJAB 2022
Makalah ini membahas tentang metode ceramah dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Metode ceramah adalah metode penyampaian informasi secara lisan oleh guru kepada siswa. Makalah ini menjelaskan pengertian, langkah pelaksanaan, kelebihan dan kekurangan metode ceramah beserta cara mengatasi kekurangannya."
BEST PRACTICES_PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS_KUSUMA WINDIARTI.pdfKusuma Windiarti
Praktik pembelajaran ini bertujuan meningkatkan motivasi belajar peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan model Problem Based Learning dan media pembelajaran interaktif. Langkah-langkah yang diambil antara lain melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan diskusi dan evaluasi daring, serta memberikan umpan balik kepada orang tua peserta didik yang berdampak pada peningkatan minat belajar peserta didik.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang kaedah-kaedah pengajaran dan pembelajaran yang digunakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran tentang khutbah Jumaat. Beberapa kaedah yang disebutkan antara lain kaedah hafalan, syarahan, soal jawab, perbincangan, permainan, dan latih tubi. Dokumen ini juga membahas mengenai alat bantu mengajar seperti video, slide, dan buku yang digunakan untuk memudah
LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode STAR (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMP N 64 Bengkulu Utara
Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi dan Kemampuan Berbicara (Speaking Skill) Siswa Dalam Bahasa Inggris
Penulis Siswati,S.Pd
Tanggal 27 Agustus 2022 dan 12 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
1. Latar Belakang Masalah:
Berdasarkan identifikasi masalah dan eksplorasi penyebab masalah dengan melakukan kajian literatur serta wawancara terhadap ahli, kepala sekolah, rekan sejawat dan siswa teridentifikasi masalah yang perlu penanganan segera yaitu rendahnya motivasi belajar dan kemampuan berbicara (Speaking Skill) siswa dalam Bahasa Inggris. Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa faktor diantaranya:
A. Kondisi Siswa
1. Lemahnya kosa kata siswa.
2. Lemahnya literasi dan numerasi siswa.
3. Siswa sulit memahami materi yang diajarkan.
4. Siswa kurang percaya diri pada saat presentasi atua mengemukakan pendapat.
5. Siswa malas ketika mengerjakan tugas dari guru.
6. Siswa merasa bosan dengan pembelajaran.
7. Siswa sering ngobrol pada saat pembelajaran.
8. Siswa malas masuk kelas.
B. Kondisi Guru
1. Guru belum maksimal dalam merancang dan menerapkan model-model pembelajaran inovatif.
2. Guru belum maksimal dalam mempersiapkan media pembelajaran.
3. Guru masih mendominasi dari seluruh proses pembelajaran.
4. Guru kurang memberikan language exposure kepada siswa.
5. Guru belum memanfaatkan tekhnologi dalam pembelajaran (TPACK).
Ada beberapa model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam pembelajaran diantaranya Problem Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
Problem based learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student center) sehingga melibatkan siswa untuk terlibat dalam kegiatan diskusi dalam memecahkan masalah dan siswa dapat lebih memahami isi pelajaran maupun menguasai materi yang diberikan karena pemecahan masalah yang mereka temukan sendiri sehingga lebih mudah dalam mengingat materi esensial yang sedang dipelajari. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) membantu siswa untuk memahami hakekat belajar sebagai cara berpikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran dari guru berdasarkan buku teks. Model pembelajaran PBL membantu siswa mengembangkan pengetahuannya dan membantu siswa untuk bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri serta merangsang siswa untuk belajar secara berkelanjutan (continue).
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran yang memberikan kesempatan pada siswa untuk memperdalam pengetahuannya sekaligus mengembangkan kegiatan melalui problem solving dan investigasi.
Revisi MAKALAH penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran...Khusnul Kotimah
Makalah ini membahas tentang penggunaan metode dalam pembelajaran dan strategi pembelajaran aktif. Beberapa metode pembelajaran yang dijelaskan adalah metode ceramah, diskusi, demonstrasi, dan pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran aktif mendorong siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Makalah ini membahas tentang metode pembelajaran dengan menjelaskan:
1. Pengertian metode pembelajaran dan kedudukan metode dalam proses belajar mengajar
2. Beberapa macam metode pembelajaran seperti metode ceramah, diskusi, kelompok, dan campuran
3. Langkah-langkah pelaksanaan metode ceramah dan tujuannya
Modul ini membahas tentang pembelajaran drill practice. Drill practice adalah metode pembelajaran latihan dan praktek secara berulang untuk memperoleh keterampilan. Tujuannya antara lain melatih kemampuan dasar siswa dan membentuk kebiasaan belajar. Metode ini memiliki kelebihan seperti memberikan umpan balik cepat, tetapi juga kekurangan seperti mudah membosankan. Guru perlu mengatur penyajian dan mengatasi kelemahann
Dokumen ini membahasikan model pengajaran ASSURE yang dirancang untuk pelajaran Bahasa Melayu Tahun 5. Model ini menganalisis pelajar, menetapkan objektif, memilih media pengajaran, melibatkan pelajar, dan menilai hasil pembelajaran. Rancangan ini menggunakan video, pembacaan, dan perbincangan kelompok untuk mengajar tentang pencemaran lingkungan dan bagaimana manusia dapat melindungi bumi.
Jabatan Profesional dan Tantangan Guru Dalam PembelajaranAfrina Astuti
Dokumen tersebut membahas tentang profesi kependidikan khususnya jabatan profesional guru dan tantangan yang dihadapi dalam pembelajaran. Ia menjelaskan bahwa guru harus bekerja secara profesional dengan keahlian yang diperoleh dari pendidikan khusus. Dokumen ini juga membahas berbagai metode pembelajaran seperti penyajian, belajar mandiri, serta kondisi yang mendukung keberhasilan pembelajaran seperti persiapan
Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan bahan ajar, meliputi pengertian bahan ajar, tujuan dan manfaat pengembangan bahan ajar, prinsip-prinsip pengembangan bahan ajar, struktur bahan ajar, analisis kebutuhan bahan ajar, pemilihan sumber belajar, prosedur pengembangan bahan ajar, dan tips untuk guru dalam mengembangkan bahan ajar.
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA di SD. Secara garis besar dibahas mengenai pengertian metode demonstrasi, langkah-langkahnya, serta tujuan dan prinsip metode tersebut. Metode demonstrasi digunakan untuk memperlihatkan proses suatu peristiwa secara langsung agar siswa dapat memahaminya dengan baik.
English foe Civil Engineering Students at Samarinda State PollytechnicOscar Ririn
This document appears to be a course schedule for an English diploma program at Samarinda State Polytechnic. It lists 10 meetings covering 5 units of content for the Civil Engineering course. These units include topics like Meeting 1 for Unit 1, Meeting 5 for Unit 3, and Meetings 11 through 14 for Unit 6. The schedule also includes sections for Listening, Structure & Written Expression, and Reading, suggesting a focus on language skills, possibly for TOEFL preparation.
English for Civil Engineering Students at Engineering Department Samarinda St...Oscar Ririn
The document introduces classroom activities to practice self-introductions, meeting classmates, and having conversations in small groups. Students are asked to go around and introduce themselves to four classmates, then form groups of three or four to discuss how to introduce others. The activities aim to practice spelling, greetings, and conversations through introducing oneself and others in the class.
This summary provides the key details from the document in 3 sentences:
The document discusses a study that investigated the English pronunciation competence of 48 second semester civil engineering students in Samarinda State Polytechnic, Indonesia. The students were tested on pronouncing 100 words of varying syllable lengths. The results found the average score was 75 (classified as "fair"), with no students scoring below 50, though some exercises could help students improve pronunciation.
Oscar power the perception of test of english foreign languageOscar Ririn
This document summarizes a study that aimed to understand students' perceptions of the TOEFL exam and English proficiency measures at Samarinda State Polytechnic. It surveyed 178 accounting students about their TOEFL experience, preparation, and opinions on effectiveness of polytechnic English policies. Most students had taken TOEFL before and prepared by reading, though few went to language schools. While over half found TOEFL graduation requirement effective, some lacked confidence in passing. Counseling, activities, and TOEFL score standards were viewed as most effective measures, while English coursework was seen as less so. The study concluded that further efforts are needed to increase students' TOEFL preparation and confidence.
Oscar poster power point the perception of test of english foreign languageOscar Ririn
This study investigated 178 accounting students at Samarinda State Polytechnic to understand their perspectives on the effectiveness of TOEFL as a graduation requirement. A questionnaire was used to collect data. The results showed that most students had a positive view of TOEFL, believing it enhanced their English proficiency and motivation. Students felt measures like English counseling, a standard TOEFL score, and extracurricular activities were effective, but lacked confidence in passing TOEFL. The study concluded TOEFL preparation should be included in the curriculum and more support given to increase students' confidence and preparation.
This document discusses theories of language acquisition in children. It explores the debate between innate vs learned language abilities. There are two main schools of thought - nativists propose language learning is innate while empiricists believe it is entirely learned through environment and experience. The document also examines theories such as behaviorism, constructivism, and information processing models of how children develop language skills over time through listening, practicing, and constructing their own understanding of language rules.
The document contains a lesson plan for teaching English about report texts. The lesson plan includes the following:
- Objectives are for students to be able to respond to report texts and create their own report texts.
- Materials include an example report passage about whales.
- Activities include students listening to and filling in a report, asking and answering questions, labeling diagrams, and playing a guessing game where they describe animals for others to identify.
- Assessment is a performance assessment where students answer oral questions to demonstrate their understanding of report texts.
This document discusses pidgin and creole languages. It defines pidgin as a reduced language that develops for communication between groups without a shared language, while a creole is a pidgin that becomes a community's native language. The document outlines the key differences between pidgins and creoles, such as pidgins having no native speakers and simpler structure, while creoles are fully developed languages. Several examples of pidgin and creole languages are provided.
The document discusses language features used by women that signal lack of confidence according to linguist Robin Lakoff. These include hedging devices like tag questions, lexical hedges, rising intonation on declaratives, and intensifiers. Tag questions in particular are used more by women to express uncertainty and soften directives. While women use more politeness devices than men when speaking to both women and men, social status and the gender of conversational partners can influence language patterns between groups. The document also examines gendered metaphors and morphology in the English language.
This article investigates the reading habits and preferences of student teachers at a foreign language department in Turkey. The researchers surveyed 187 students using a 40-item questionnaire to understand their general attitudes towards reading, what types of texts they prefer, and if they enjoy reading in a foreign language. The findings showed that students have positive reading habits and attitudes, are conscious readers, and prefer books by Turkish and foreign authors. However, nearly half said they cannot read much due to workload. The article provides insights but could be strengthened by clarifying concepts, using more recent sources, explaining how to motivate reading, and discussing the teacher's role.
This document provides an overview of the language teaching method known as suggestopedia. It discusses the key principles and theoretical components of suggestopedia, including using suggestion to motivate students' mental potential and lower their affective filters. It also describes the instructional techniques used in suggestopedia like environmental setup, authority-building, presentation of materials, follow-up activities, and error correction. Suggestopedia utilizes psychological, didactic and artistic teaching tools. While it aims to create an enjoyable learning environment, it also has limitations like large class sizes and issues with some of its techniques.
- Parents have a right to choose the type of education for their children, whether religious or secular. However, the wider community also has an interest in children's education to ensure future citizens are prepared.
- There is a difference between socialization, which transmits existing societal beliefs, and education, which develops critical thinking and independence.
- Parents intend to care for their children by providing for their needs, being present, and guiding them, though there are limits to controlling children's lives and choices. Different views on child-rearing should be accepted in a pluralistic society.
This document discusses the philosophy of language and its key aspects. It notes that language philosophy relies on analyzing language use and that language is an important tool in philosophy. Some of the main topics covered include the nature of language philosophy, criticisms of language, different approaches like analytic philosophy, and functions of language including referential, emotive, conative, phatic, and poetic functions. It also discusses issues that can arise from language use such as vagueness, ambiguity, inexplicitness, dependence on context, and potential to mislead.
The document discusses linguistic features that signal uncertainty or lack of confidence according to linguist Robin Lakoff. It notes that women tend to use hedging devices like filler words, tag questions, rising intonation, and intensifiers. Women also use boosting devices to persuade others and signal confidence. The document provides examples of tag questions and analyzes their different functions for women and men in expressing uncertainty or softening directives. It discusses how language conveys social roles and statuses through different patterns and levels of politeness.
Bloom's taxonomy is a classification system used to categorize levels of thinking according to their complexity. It includes six cognitive levels: remember, understand, apply, analyze, evaluate, and create. The original taxonomy has been revised to update terminology and categories. Both versions aim to help teachers develop learning objectives and assessments that promote higher-order thinking skills. While Bloom's taxonomy has strengths and limitations, it provides a useful framework for classifying educational goals and designing assessments to encourage problem solving.
This document discusses the different word classes in English language. It identifies and provides examples of the main word classes: nouns, adjectives, adverbs, verbs, prepositions, conjunctions, articles, numerals, quantifiers and interjections. For each word class, it highlights some of their key characteristics and suffixes used to form different types within the class.
The document discusses Benjamin Bloom's taxonomy of educational objectives. Bloom created a classification of learning objectives into categories including knowledge, comprehension, application, analysis, synthesis, and evaluation. The taxonomy was later revised to change terminology and recognize the importance of cognitive processes rather than educational objectives.
The document discusses language contact, which occurs when languages interact through written communication or direct social interaction between speakers. It provides examples of language contact through Latin and English, and Turkish and German. Language contact can result in borrowing of words, phrases, sounds, and grammatical structures from one language to another. The extent of borrowing depends on factors like the intensity of contact, prestige of languages, and relationship between speaker groups. Pidgins and creoles may emerge in situations requiring a common language for communication, like trade or plantation settings.
This document provides information about various cartoon characters that exhibit egocentric tendencies. It describes Scrappy Doo, Duffy Duck, Johnny Bravo, Cobra Commander, Lex Luthor, Stewie Griffin, Duckman, Brainy Smurf, Bender, and Pinky and the Brain - analyzing the ways in which each character displays selfishness, arrogance, and a tendency to view everything through the lens of themselves. The characters are used as examples to illustrate traits like believing oneself to be superior to others, having unrealistic views of one's abilities, and prioritizing personal desires over the needs of friends.
1) Knowing a word involves understanding its probability of occurrence, associated words, and syntactic behavior.
2) A word's meaning depends on context, including variations based on function, situation, and register.
3) The goal of vocabulary teaching is more than memorizing words; it requires understanding a word's semantic value, meanings, and relationships to other words in the language system.
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi saat ini, bahasa Inggris mempunyai peranan yang penting
dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa Inggris adalah salah satu bahasa yang telah menjadi
bahasa internasional sehingga kemanapun manusia pergi, bahasa Inggris dapat digunakan
untuk berkomunikasi. Encarta Dictionary (2009 : 13) menyebutkan bahwa bahasa
Inggris adalah bahasa yang digunakan orang di negara Amerika Serikat, Australia, Afrika
Selatan, Inggris, Irlandia Utara, Kanada, Selandia Baru serta beberapa negara lainnya
dengan jumlah pengguna antara 350 sampai 375 juta orang. Sebagai bahasa
internasional, bahasa Inggris digunakan sebagi sarana komunikasi di sektor ekonomi,
sosial politik, budaya dan lain lain antara negeri satu dengan yang lain. Begitu juga
wisatawan atau turis yang mengunjungi negara lain, bahasa Inggris menjadi bahasa yang
menjembatani transfer informasi dan komunikasi dengan orang orang setempat dinegeri
yang dikunjunginya.
Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia sebainya dikenalkan sejak dini
sehingga mereka tidak mengalami shok saat mereka harus mendapat pelajaran bahasa
Inggris di sekolah. Selain mendapat pembelajaran bahasa Innggris disekolah, sebaiknya
anak-anak juga mendapat pembelajaran diluar sekolah, seperti kursus bahasa Inggris.
Kursus bahasa Inggris bagi anak-anak dapat meningkatkan percaya diri anak dalam
belajar bahasa Inggris di sekolah karena mereka telah smenyiapkan dirinya.
2. Kelurahan Rapak Dalam adalah salah satu kelurahan yang ada di Kalimantan
timur dimana tidak terdapat lembaga pendidikan atau kursus bahasa Inggris. Sehingga
apabila mereka ingin belajar bahasa Inggris di suatu kursus maka mereka harus pergi jauh
ke kota atau kelurahan terdekat. Hal inilah yang mendorong tim pengabdian kepada
masyarakat untuk mengadakan pelatihan bahasa Inggris untuk anak – anak di kelurahan
Rapak Dalam khususnya di jalan Sejahtera.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas maka dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah tingkat kemampuan bahasa Inggris anak – anak kelurahan
Rapak Dalam Kecamatan Samarinda Seberang Kalimantan Timur?
C. Tujuan Program
Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan penulisan karya tulis ini adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan kemampuan bahasa Inggris anak – anak kelurahan Rapak
Dalam Kecamatan Samarinda Seberang Kalimantan Timur
D. Kegunaan Program
Adapun kegunaan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah:
1. Memasyarakatkan bahasa Inggris dikalangan anak-anak kelurahan Rapak
Dalam
2. Meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris anak – anak
2
3. 3. Mengamalkan ilmu yang diperoleh anggota tim kepada masyarakat sebagai
bentuk pengabdian kepada masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Pembelajaran Bahasa Inggris
Ada beberapa istilah dalam pembelajaran yang perlu untuk dibedakan batasan
atau pengertiannya, yaitu: pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model
pembelajaran. Masing- masing istilah tersebut memiliki batasan yang berbeda.
Pendekatan pembelajaran menurut Sanjaya (2009: 127) adalah suatu titik tolak atau sudut
pandang mengenai terjadinya proses pembelajaran secara umum berdasarkan cakupan
teoritik tertentu. Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua yaitu student centered
approach „pendekatan yang berpusat pada siswa dan ‟ teacher centered approach
„pendekatan yang berpusat pada guru‟.
Level dibawah pendekatan pembelajaran yaitu strategi pembelajaran. Strategi
menurut David (melalui Sanjaya, 2009: 126) adalah a plan, method, or series of activities
designed to achieves a particular educational goal. Batasan tersebut menjelaskan strategi
adalah suatu perencanaan yang berisi metode, atau serangkaian kegiatan yang didesain
untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan
bahwa strategi dalam konteks pembelajaran melibatkan guru dan siswa. Guru dalam hal
ini berperan menentukan target, kualifikasi hasil, dan merancang langkah-langkah.
3
4. Dengan demikian strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan proses suatu kegiatan
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
efektif dan efisien.
Kegiatan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien
dilaksanakan berdasarkan perencanaan pembelajaran yang tertuang dalam RPP.
Kenyataan yang terjadi terkadang tidak seratus persen berhasil. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhinya, antara lain:
2. Faktor guru, dalam hal ini berkaitan dengan keterampilan mengajar,
mengelola tahapan pembelajaran, dan memanfaatkan metode serta media
pembelajaran.
3. Faktor siswa, berkaitan dengan karakteristik siswa baik secara umum maupun
khusus atau personal.
4. Faktor kurikulum, berkaitan dengan rumusan tujuan pembelajaran (Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dan pengorganisasian isi pelajaran.
5. Faktor lingkungan, perlu diperhatikan lingkungan fisik dan non fisik yang
menunjang situasi interaksi belajar mengajar secara optimal.
Berdasarkan paparan tersebut dapat ditegaskan bahwa guru memiliki peranan
penting dalam mewujudkan pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satunya guru
harus mampu memilih metode yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih metode, yaitu:
1. Tujuan pembelajaran, selain kompetensi sesuai bidang studi juga perlu
dikembangkan pendidikan karakter
2. Karakteristik materi pembelajaran
4
5. 3. Jenis/bentuk kegiatan
4. Ukuran kelas
5. Kepribadian dan kemampuan guru
6. Karakteristik siswa
7. Waktu
8. Sarana dan prasarana yang tersedia.
Apabila guru dapat menerapkan metode dengan tepat maka pembelajaran yang
berlangsung akan mendapatkan beberapa manfaat. Adapun manfaat penggunaan metode
yang tepat dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Mengarahkan proses pembelajaran pada tujuan pembelajaran
2. Menghilangkan dinding pemisah guru-siswa
3. Menggali dan memanfaatkan potensi siswa secara optimal
4. Menjalin kemitraan guru-siswa
5. Mempermudah penyerapan informasi
6. Suasana menyenangkan “fun”
7. Memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara
optimal.
Metode pembelajaran dalam rangka aplikasi suatu model pembelajaran harus
disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai. Penerapan sebuah model pembelajaran
memungkinkan digunakannya metode pembelajaran lebih dari satu. Adapun jenis- jenis
metode pembelajaran dapat dicermati pada paparan berikut.
1. Metode Ceramah.
5
6. Ceramah merupakan metode pembelajaran yang konvensional. Ceramah jika terlalu
sering digunakan tidak akan efektif. Menurut Suprayekti (2003: 32)metode
ceramah perlu diperbaiki dalam penerapannya dengan cara: (a) membangun daya
tarik, (b) memaksimalkan pengertian dan ingatan, (c) melibatkan siswa, dan (d)
memberikan penguatan.Cara untuk membangun minat siswa pada saat guru
menerapkan metode ceramah, yaitu: (a) guru mengemukakan cerita atau visual
yang menarik, seperti: anekdot, cerita fiksi, kartun, atau media visual yang menarik
siswa; (b)kemukakan suatu problem; (c) kemukakan nilai positif dan manfaat; dan
(d) berikan pertanyaan yang memotivasi siswa untuk memiliki rasa ingin tahu.
Metode ceramah dalam penerapannya perlu memaksimalkan pemahaman dan
ingatan. Adapun cara yang dapat ditempuh untuk memaksimalkan pemahaman dan
ingatan, yaitu: (a) memberikan headlines dan kata kunci; (b) kemukakan contoh
dan analogi; dan (c) gunakan media pembelajaran atau minimal alat bantu visual.
Agar siswa tidak pasif, maka penerapan metode ceramah perlu melibatkan peserta
didik. Hal tersebut salah satunya dapat ditempuh dengan memberikan tantangan
spot. Tantangan spot adalah penghentian ceramah secara periodik disertai dengan
memberikan tantangan kepada siswa untuk memberikan contoh dari konsep yang
disajikan. Selain penggunaan tantangan spot, pemberian latihan-latihan juga dapat
melibatkan siswa dalam ceramah. Latihan-latihan yang diberikan diarahkan untuk
memperjelas point-point yang telah disampaikan dalam cermah.
Materi yang disampaikan melalu metode ceramah mudah terlupakan. Kondisi
tersebut perlu diatasi dengan memberikan daya penguat ceramah. Adapun cara
untuk memberikan daya penguat dalam metode ceramah, yaitu: aplikasi masalah
6
7. dan review. Aplikasi masalah adalah pemberian masalah atau pertanyaan pada
siswa untuk diselesaikan dengan memanfaatkan informasi yang diberikan pada saat
ceramah. Selain itu, penguatan dapat diberikan dengan memberikan review.
Review dalam hal ini siswa diminta mengulas ceramah yang telah disampaikan.
2. Metode Tanya- Jawab
Metode tanya- jawab juga merupakan metode pembelajaran konvensional. Metode
tanya- jawab digunakan guru untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik
terhadap suatu masalah. Menurut Mulyatiningsih (2011: 224) ada tiga pertanyaan
yang perlu untuk diketahui dalam menyampaikan materi pembelajaran, yaitu: (a)
pertanyaan terfokus, (b) prompting questions, dan (c) probing question.
Pertanyaan terfokus adalah pertanyaan yang hanya digunakan untuk mengetahui
perhatian atau pemahaman peserta didik pada topik yang dipelajari. Prompting
question adalah pertanyaan yang menggunakan isyarat (hint) dan petunjuk (clues)
sebagai alat peserta didik dalam mengingat jawaban. Prompting question juga
diterapkan untuk membantu peserta didik menjawab pertanyaan dengan
menyebutkan huruf atau kata awalnya. Adapun probing questions adalah
pertanyaan yang digunakan untuk mencari klarifikasi dan mengarahkan peserta
didik agar menjawab pertanyaan lebih lengkap lagi.
3. Metode Resitasi
Metode resitasi biasanya digunakan untuk mendiagnosis kemajuan belajar peserta
didik. Resitasi diterapkan dengan menggunakan pola yaitu guru bertanya, peserta
didik memberikan respon, lalu guru memberikan reaksi. Resitasi menurut Gage dan
Berliner (melalui Mulyatiningsih, 2011: 225) umumnya digunakan dalam review,
7
8. pengantar materi baru, mengecek jawaban, praktik, dan mengecek pemahaman
peserta didik terhadap materi pelajaran dan ide-idenya.
4. Metode Praktik dan Drill
Metode praktik dilakukan setelah materi dipelajari atau guru memberikan
demonstrasi. Metode drill digunakan ketika peserta didik diminta mengulang
informasi pada topik-topik khusus sampai dapat menguasai topik-topik yang
diajarkan. Metode praktik dan drill disebut juga metode praktik dan latihan.
Metode tersebut diarahkan pada pengulangan (repitisi) untuk membantu peserta
didik memiliki pemahaman yang lebih baik dan mudah mengingat kembali
informasi yang sudah disampaikan.
5. Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengarahkan pembelajaran
untuk berpusat pada siswa. Pencapaian kompetensi pada mata pelajaran teori
sering menggunakan metode diskusi supaya peserta didik aktif dan memperoleh
pengetahuan berdasarkan hasil temuannya sendiri. Beberapa metode diskusi yang
memberikan peluang untuk menciptakan suasana aktif dan menyenangkan sebagai
berikut.
6. Panel
Metode panel menurut Hadisoewito (2009: 30) adalah cara pembelajaran yang
melibatkan perwakilan beberapa ahli untuk mendiskusikan suatu permasalahan
yang dihadapi peserta. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
metode panel yaitu:
a) Para panelis harus membahas permasalahan sesuai dengan keahliannya
8
9. b) Mendiskusikan keterkaitan pembahasannya dengan panelis lainnya
c) Peserta diskusi panel harus mempersiapkan wawasan untuk memecahkan
masalah
d) Peserta diskusi panel harus memberikan tanggapan atau pertanyaan
e) Peserta harus dapat menghormati pendapat orang lain.
7. Metode Debat
Metode debat adalah cara belajar yang dilakukan melalui diskusi terbuka dengan
membahas topik masalah yang kontroversial. Tujuan metode debat yaitu untuk
memperoleh pandangan atau pendapat yang berlainan mengenai suatu isyu atau
topik kontroversial. Metode tersebut memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melatih berfikir logis dan sistematis.
8. Metode Simposium
Metode simposium menurut Hadisoewito (2009: 32) mengetengahkan suatu sari
ceramah mengenai berbagai kelompok topik dalam bidang tertentu. Ceramah
tersebut diberikan oleh beberapa ahli. Pendapat tersebut menegaskan bahwa
simposium adalah cara pembelajaran yang dilakukan dengan pengungkapan
serangkaian cermah-ceramah yang disampaikan oleh sejumlah pembicara sesuai
dengan keahliannya.
9. Metode Jigsaw
Metode jigsaw pada dasarnya merupakan metode diskusi kelompok. Adapun
langkah-langkah metode jigsaw, yaitu: (a) siswa dikelompokkan ke dalam tim,
dimana satu tim terdiri atas 5-6 siswa; (b) tiap orang dalam tim diberi bagian materi
yang berbeda; (c) tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan; (d)
9
10. anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab
mereka; (e) setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab
yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh;
(f) tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi; dan (g) guru memberi
evaluasi dan penutup.
10. Metode Investigasi
Metode investigasi dapat dilakukan secara kelompok maupun individu. Metode ini
dilakukan dengan cara melibatkan peserta didik dalam kegiatan investigasi suatu
penelitian atau penyelidikan. Adapun cara menerapkan metode investigasi yaitu: (a)
mengidentifikasi apa saja yang akan diinvestigasi; (b) merancang cara melakukan
investigasi; (c) memerinci dan menyiapkan alat-alat yang diperlukan; (d)
melakukan investigasi; dan (e) melaporkan hasil investigasi secara sistematis.
Metode investigasi melatih kemampuan menulis laporan, keterampilan
berkomunikasi, dan bekerjasama dalam kelompok.
11. Metode Inqury (Penemuan)
Metode inquiry adalah metode yang melibatkan peserta didik dalam proses
pengumpulan data dan pengujian hipotesis (Mulyatiningsih, 2011: 219). Guru
membimbing peserta didik untuk menemukan pengertian baru, mengamati
perubahan pada praktik uji coba, dan memperoleh pengetahuan berdasarkan
pengalaman belajar mereka sendiri. Metode ini memberikan kesempatan pada
siswa untuk belajar secara aktif dan kreatif dalam mencari pengetahuan.
10
11. 12. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Metode problem solving merupakan metode yang potensial untuk melatih pesera
didik berpikir kreatif dalam rangka memecahkan masalah yang dihadapi secara
individu maupun kelompok. Nasution (2010: 140) menyatakan bahwa suatu
kesuksean memecahkan masalah melalui problem solving sulit untuk dilupakan.
Kemampuan memecahkan masalah memperbesar kemampuan untuk memecahkan
masalah yang lain. Adapun prosedur pelaksanaan metode problem solving, yaitu:
(a) mengidentifikasi penyebab masalah; (b) mengkaji teori untuk menemukan
solusi;(c) memilih dan menetapkan solusi yang tepat; (d) menyusun prosedur
mengatasi masalah; (e) melaksanakan solusi; dan (f) melaporkan hasil tugas.
13. Metode Mind Mapping ‘Pemetaan Pikiran’
Metode mind mapping adalah metode pembelajaran dengan cara meringkas bahan
yang perlu dipelajari, dan memproyeksikan masalah yang dihadapi ke dalam
bentuk peta atau grafik sehingga lebih mudah memahaminya (Sugiarto, 2004: 75).
Selanjutnya Buzan (2002: 79) menyatakan bahwa mind-mapping dapat mendorong
peserta didik untuk mencatat hanya dengan menggunakan kata kunci dan gambar.
Adapun langkah-langkah menerapkan metode mind mapping yaitu: (a) guru
menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai; (b) guru mengemukakan
konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh siswa/sebaiknya permasalahan
yang mempunyai alternatif jawaban; (c) membentuk kelompok yang anggotanya
2-3 orang; (d) tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil
11
12. diskusi; (e) tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan
guru; dan (f) berdasarkan data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan.
13. Metode Student Team- Achievement Devisions (STAD)
Metode STAD menurut Arends (2008: 13) dikembangkan oleh Robert Slavin
sebagai aplikasi pendekatan cooperative learning yang paling sederhana. Metode
STAD merupakan kombinasi dari metode ceramah, questioning, dan diskusi.
Adapun langkah-langkahnya, yaitu: (a) membentuk kelompok yang terdiri dari 4
peserta didik bersifat heterogen; (b) guru menyajikan materi, siswa menyimak; (c)
guru memberi tugas kelompok, siswa yang mengetahui menjelaskan kepada teman-temannya;
(d) guru kemudian memberikan tugas pada seluruh siswa, dan pada saat
menjawab soal sesama anggota kelompok tidak boleh membantu; (e) guru
memberikan penilaian kelompok dari jumlah nilai yang
terkumpul dari semua anggota kelompok; dan (f) guru memberikan evaluasi.
14. Team- Game- Tournament (TGT)
Metode TGT memiliki yang hampir sama dengan STAD. Metode TGT
menurut Mulyatiningsih (2011: 229) melibatkan aktivitas peserta didik tanpa
perbedaan status, dengan tutor teman sebaya, dan mengandung unsur permainan
dan penguatan. Adapun langkah- langkah TGT, yaitu: (a) guru menyajikan materi
dengan ceramah dan tanya jawab; (b) pembentukkan kelompok dengan anggota 4-
5 siswa yang heterogen; guru memberikan tugas untuk belajar bersama dalam
kelompok; (c) guru memberikan permainan berupa pertanyaan dimana siswa dapat
memilih sesuai dengan nomor yang dikehendaki; (d) guru memberikan kompetisi
12
13. atau turnamen setiap selesai satu materi ajar; dan (e) guru memberikan penghargaan
pada kinerja kelompok yang paling baik.
15. Metode Numbered Heads Together
Metode Numbered Heads Together merupakan metode pembelajaran diskusi
kelompok yang dilakukan dengan cara memberi nomor kepada semua peserta dan
kuis untuk didiskusikan. Diskusi dilakukan dengan cara memanggil nomor secara
acak untuk melaporkan hasil diskusi kelompok di depan kelas.Peserta didik dari
kelompok lain memberikan tanggapan kepada peserta yang melaporkan.
Selanjutnya guru memanggil nomor peserta dari kelompok lain.
16. Metode Make- A Match (Mencari Pasangan)
Metode Make- A Match merupakan metode pembelajaran yang dilaksanakan
secara berpasangan, misalnya pasangan antara soal dengan jawaban. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya, yaitu: (a) guru menyiapkan beberapa kartu yang
berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, sebaliknya satu
bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; (b) setiap siswa mendapat satu
buah kartu; (c) tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang; (d)
setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawaban); (e) setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas
waktu diberi poin; (f) setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa
mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, dan (g) demikian seterusnya.
17. Metode Think Pair and Share
Metode think pair and share timbul dari penelitian tentang cooperative
learning dan wait-time (Arends, 2008: 15). Metode think pair and share
13
14. merupakan metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara berbagi pendapat
siswa. Metode ini dapat digunakan sebagai umpan balik materi yang diajarkan
guru. Adapun langkah- langkahnya yaitu: (a) thinking: guru menyampaikan isu
atau pertanyaan mengenai materi dan kompetensi yang ingin dicapai; (b) siswa
diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru; (c)
pairing: siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang)
dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing; (d) sharing: tiap kelompok
mengemukakan hasil diskusinya; (e) guru mengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa; dan (f)
guru memberi kesimpulan.
18. Metode Role Playing ‘Bermain Peran’
Metode bermain peran dilakukan dengan cara mengarahkan peserta didik untuk
menirukan aktivitas atau mendramatisasikan situasi, ide, ataupun karakter khusus.
Guru menyusun dan memfasilitasi bermain peran kemudian ditindaklanjuti dengan
diskusi. Metode ini digunakan untuk membantu peserta didik memahami perspektif
dan perasaan orang lain menurut variasi kepribadian dan isu sosial. Penerapan
metode ini berdasarkan skenario yang harus diberikan pada peserta didik untuk
dipahami agar dapat bermain peran dengan baik.
14
15. BAB III
MATERI DAN METODE
A. Materi Dan Metode
Dalam melaksanakan pelatihan Bahasa Inggris kepada anak – anak kelurahan
Rapak dalam, tim melakukan metode yang terdiri dari beberapa tahap:
1. Observasi dan Interview langsung
Yaitu tim datang langsung di lokasi pengabdian untuk memperoleh data dan
informasi yang memadai dan wawancara tentang kondisi pemahaman sebagian
pedagang terhadap bahasa Inggris serta cara dan kebiasaan yang dilakukan
pedagang dalam berkomunikasi dengan konsumen turis mancanegara. Selain itu
tim juga mendatangi kantor kelurahan untuk meminta izin melaksanakan kegiatan.
2. Pelaksanaan
Pelatihan Bahasa Inggris kepada anak – anak kelurahan Rapak Dalam akan
dilaksanakan selama dua bulan di suatu rumah di jalan sejahtera.
a. Time Schedule Acara Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan Bahasa Inggris kepada pedagang amplang
diadakan selama dua bulan. Dimana dilaksanakan seminggu dua kali dan
setiap pertemuan dilaksanakan selama 90 menit
15
16. b. Materi dan Modul panduan
Materi yang disampaikan kepada anak – anak adalah berupa
pengenalan kosa kata dan percakapan sederhana yang diambil dari buku
bahasa Inggris untuk anak-anak.
c. Model Pelatihan
Anak-anak akan belajar di dalam suatu ruangan yang diamana
anak-anak akan mendapat pelatihan bahasa inggris dengan berbagai
metode, seperti ceramah, grup, maupun permainan.
B. Khalayak sasaran
Khalayak yang menjadi sasaran dalam kegiatan ini adalah para anak-anak sekolah
dasar di jalan Sejahtera kelurahan Rapak dalam Samarinda Seberang Kalimantan Timur.
16
17. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan Pelatihan Bahasa Inggris ini diadakan pada hari Kamis pada tanggal 30
November 2012 pada pukul 08.00 sampai 12.00. Kegiatan tersebut dihadiri oleh sebelas
peserta dari 10 Usaha Kecil Menengah yang diundang. Undangan disampaikan kepada
para peserta seminggu sebelum kegiatan dimulai. Para peserta adalah para pekerja di
Usaha Kecil Menengah yang menjual Amplang di sekitar jalan Selamet Riyadi
Samarinda. Hampir semua peserta pelatihan berusia produktif, yaitu berumur 17 tahun
hingga 30 tahun. Beberapa dari mereka tamat dari sekolah menegah atas dan juga sedang
berkuliah di perguruan tinggi di Samarinda. Kegiatan di adakan di Ruang pertemuan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Samarinda.
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan sebuah kegiatan pembelajaran tentu harus
diadakan evaluasi. Evaluasi yang dimaksudkan disini adalah menyangkut (1)
Keberhasilan peserta menyerap materi ajar; (2) kesesuaian materi dengan kebutuhan
peserta; (3) kecocokan metode pengajaran terhadap tahap-tahap pemahaman peserta dan
sekaligus sebagai (4) evaluasi oleh peserta untuk dosen.
Dari empat hal yang dikaitkan dengan evaluasi, peserta terlihat belajar dengan
antusias dengan sungguh - sungguh menyimak dan memahami bahan ajar. Ini terbukti
dari hasil latihan yang seringkali menampakkan hasil yang menggembirakan. Untuk bhan
ajar, peserta dengan mudah memahaminya, karena bahan ajar disajikan dengan sederhana
dan mudah untuk dipahami oleh peserta pelathian.
17
18. Metode yang dilakukan oleh tim, tentulah tidak sama dengan yang diterapkan di
kelas. Tim melakukan pelatihan dengan senyaman mungkin sehingga peserta pelatihan
tidak merasa terbebani dan bosan. tim menerapkan fun learning didalam ruangan. Selain
memberikan materi secara ceramah, tim juga membagi peserta kedalam beberapa
kelompok dan melakukan simulasi adegan.
Tim juga meminta feedback kepada para peserta pelatihan karena hal tersebut
merupakan sebuah keharusan seandainya seorang dosen ingin tahu keberhasilan mengajar
secara tuntas. Evaluasi keberhasilan seorang dosen bukan saja ditentukan oleh selesainya
bahan ajar, pahamnya semua peserta tentang materi yang dibahas, tetapi juga ditentukan
oleh kesan dan penilaian oleh peserta.
No Nama Peserta Nama UKM
1 Mirna Irmayani East Kalimantan Center
2 Khoirul Annas Toko Amplang Devi
3 Sa’adah Toko Indah Sari
4 Syamsiah Toko Usaha Feni
5 Mahrita Usaha Etam
6 Hasdiana Toko Makhada
7 Isnawati Toko Amplang Devi
8 Sy. Gamalis Arbie Toko Amplang Usaha Melati
9 Achmad Gazali Toko Kampung Amplang
10 Hj. Irsa Mediana Toko Amplang Pesona Rasa
11 Samsul Toko Amplang Mawar Sari
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
18
19. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dalam bentuk Pelatihan Bahasa Inggris
Kepada Para Pedagang Amplang di Sepanjang Jalan Slamet Riyadi di samarinda,
memberikan peluang kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilannya dalam berkomunikasi menggunakan berbahasa Inggris. Selain itu dapat
membantu para pedagang dalam menaikan omzet pendapatannya apabila ada turis manca
negara yang berbelanja ataupun apabila ada pameran diluar negeri.
Peluang ini dirasakan pula oleh para Dosen karena dengan kegiatan ini para
Dosen berkesempatan untuk mengamalkan ilmunya di masyarakat dalam kaitan
melaksanakan salah satu dari Tridharma Perguruan Tinggi. Bagi Politeknik Negeri
Samarinda, hal ini merupakan langkah mulia untuk ikut berperan dalam pembangunan
manusia Indonesia, khususnya peningkatan kemampuan dan keterampilan berbahasa
Inggris.
Saran
Pelatihan bahasa Inggris tidaklah berguna banyak bila hanya dilakukan dalam
jangka waktu yang singkat dan tidak berkelanjutan. Maka dari itu, kelanjutan program
pelatihan ini perlu direncanakan untuk tetap konsisten memiliki komitmen menularkan
ilmu kepada masyarakat luas, demi kemajuan masyarakat, bangsa dan negara.
BAB VI
REALISASI PENGGUNAAN ANGGARAN
19
20. Biaya yang diperlukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini dirinci sebagai
berikut :
Kod
e Jenis Pengeluaran Satuan Kuantitas Harga (Rp) Jumlah (Rp)
1 Honor pelaksana:
Ketua: Sekta Lonir Oscarini Wati Bhakti:
@ Rp. 750.000,-
Anggota:
1. Heldina Pristanti: @ Rp. 750.000,-
orang 2 750.000 1.500.000
2 Biaya perjalanan dan konsumsi kegiatan Paket 20 150.000 3.000.000
3. Bahan Habis Pakai dan Suku Cadang :
Biaya pembuatan sistem /software
Rp. 1.000.000,-
Biaya pembuatan modul pelatihan
Bahasa Inggris Rp. 500.000,-
Alat Tulis Kantor:
Kertas 3 rim @ Rp. 50.000,-
Flashdisk 1 buah @ Rp. 150.000,-
Cartridge 1 buah @ Rp. 300.000,-
Penggandaan modul @ Rp. 250.000,-
Penyewaan peralatan komputer dan
LCD Rp. 1.000.000,-
Sewa Internet Rp. 1.000.000,-
Buku literature Rp. 250.000,-
Paket 1 5.000.000 5.000.000
4 Pemantauan internal dan lain-lain:
Administrasi internal = Rp. 300.000,-
Laporan kegiatan dan lain-lain
= Rp. 200.000,-
Paket 1 500.000 500.000
Total 10.000.000
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2004. Kalimantan Timur dalam Angka 2003. Badan Pusat Statistik Provinsi
Kalimantan T i u r . Mudjiono dan Dimyati.2002. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarta : PT Rineka Cipta
20
21. Arends, Richard. 2008. Learning to Teach. New York: McGraw Hill Companies
Disampaikan pada “Seminar Metode Pembelajaran” bekerjasama dengan
mahasiswa KKN- PPL UNY tahun 2011 di SMP N 2 Depok
Buzan, T. 2002. Mind Maps. London: Thorsons
Hadisoewita. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Depdiknas
Idrus. 2000. Akuntansi dan Pengusaha Kecil. Akuntansi. Edisi 07/Maret/Th. VII.
Indonesia Small Business Research Center. 2003. Usaha Kecil Indonesia: Tinjauan Tahun
2002 dan Prospek Tahun 2003. LP3E- Kadin Indonesia. Jakarta.
Kreitner, R., and A. Kinicki. 2001. Organizational Behavior. Fifth Ed. Irwin McGraw-Hill.
Boston.
Marbun, B.N. 1997. Manajemen Perusahaan Kecil. PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Megginson, W.L., M.J. Byrd, and L.C. Megginson. 2000. Small Business Management: An
Entrepreneur’s Guidebook. Third Ed. Irwin McGraw-Hill. Boston.
Metzler, J.C. 2005. “How the AICPA Helps Members Serve Small Business.” Journal of
Accountancy, 199 (March).
Microsoft Encarta
Mudjiono dan Dimyati.2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Penelitian Terapan. Yogyakarta: UNY Press
Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi
Aksara
Pinasti, M. 2001. “Penggunaan Informasi Akuntansi dalam Pengelolaan Usaha Para
Pedagang Kecil di Pasar Tradisional Kabupaten Banyumas.” Jurnal Ekonomi, Bisnis
dan Akuntansi No. 1/Vol. 3/Mei.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sugiarto, Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya Kerja Otak dengan Berpikir
Holistik
dan Kreatif. Jakarta: Gramedia
Sukarman. 2003. Dasar- Dasar Didaktik dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Jakarta:
Depdiknas.
Suprayekti. 2003. Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depd
21
22. Thee, K, dkk. 2001. Dinamika Usaha Kecil dan Menengah. Pusat Penelitian Ekonomi
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta.
LAMPIRAN
Materi Ajar
22
34. RIWAYAT HIDUP
1. Ketua Peneliti
Nama : Sekta Lonir Oscarini Wati Bhakti, S.Pd. M.Pd
NIP : 19780212 200312 2 002
Tempat & Tanggal Lahir : Samarinda, 12 Februari 1978
Jenis Kelamin : Perempuan
Golongan/Ruang : III/C
Fungsional : Lektor
Jabatan : Dosen Teknik Sipil
Instansi : Teknik Sipil
Alamat : Jl. Angklung No: 7 Blok: A Komplek Prevab
Kota Samarinda 75123
Riwayat Pendidikan : SDN Samarinda Ulu (1990)
SMPN 1 Samarinda (1993)
SMAN 1 Samarinda (1996)
S1-FKIP Bahasa Inggris, Universitas Mulawarman (2003)
Riwayat Pekerjaan : Colorado Training Centre (1997 - 2007)
ABA Colorado (2003 - 2007)
SMI Colorado (2002 - 2007)
STIMI Samarinda (2004 – Sekarang)
Politeknik Negeri Samarinda (2003 – Sekarang)
2. Anggota Kegiatan
Nama : Heldina Pristanti S.Pd
NIP : 19801201 200312 2 002
Tempat & Tanggal Lahir : Samarinda, 1 Desember 1980
Jenis Kelamin : Perempuan
34
35. Golongan/Ruang : III/C
Fungsional : Lektor
Jabatan : Staff Pengajar
Instansi : Jurusan Administrasi Bisnis
Alamat : Jl. A.W.Syahrani Perum Giri Blok A. Samarinda
Riwayat Pendidikan : SDN 016 Samarinda (1992)
SMPN 4 Samarinda (1995)
SMAN 3 Samarinda (1998)
S1-FKIP Bahasa Inggris Universitas Mulawarman (2003)
Riwayat Pekerjaan : Colorado Training Centre (1998 - 2007)
ABA Colorado (2003 - 2004)
Politeknik Negeri Samarinda (2003 – Sekarang))
35