SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA-FISIKA INTERAFKIF
 MODEL E-LEARNING BERBASIS WEB KELAS VII SMP
  NEGERI 3 KENDARI PADA MATERI POKOK KALOR




               MAKALAH SEMINAR


                   OLEH:



              NURSALNI ATNIARTI

                  A1C3 08 016




   FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

            UNIVERSITAS HALUOLEO

                  KENDARI

                     2012
BAB I
                                PENDAHLUAN


A. Latar Belakang
          Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses
   komunikasi melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan
   (guru), komponen peneriman pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri
   yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses
   pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan
   yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya
   tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, lebih
   parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang
   disampaikan.
          Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengantar kita
   pada era informasi. Dalam berbagai sisi kehidupan teknologi dan informasi sudah
   menjadi kebutuhan vital yang dampaknya cukup berarti bagi aktivitas kehidupan
   keseharian manusia. Manusia dapat berkomunikasi dengan siapa saja tanpa
   mengenal ras/suku bangsa dimanapun mereka berada melalui jaringan
   telekomunikasi dan komputer sehingga membentuk dunia baru yang disebut
   sebagai masyarakat elektronis atau masyarakat internet.
          Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, khususnya teknologi
   informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi
   pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut, para guru dapat menggunakan
   berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan
   menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan
   mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses
   pembelajaran lebih menarik (Sanjaya, 2006:162). Selain itu, kemajuan teknologi
   yang berkembang dengan cepat memberikan pengaruh di bidang pendidikan.
   Dunia pendidikan dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan
   informasi. Pemanfaatan kemajuan teknologi mampu meningkatkan efisiensi dan
   efektivitas proses belajar mengajar. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan
sebagai media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
        Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis
terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran
akan sangat membantu efektifitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan
dan isi pelajaran pada saat itu.
        Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell
(2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam
pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002)
menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning
digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk
mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Sehingga
dapat   disimpulkan     bahwa      e-learning   merupakan   bentuk   pembelajaran
konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet.
Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh
dan juga sistem pendidikan konvensional.
        Kelebihan e-Learning yaitu: 1) Pembelajar dapat belajar kapan saja dan
dimana saja asal mereka mempunyai akses internet. 2) Efisiensi waktu dan biaya
perjalanan. 3) Pembelajar dapat memilih materi pembelajar sesuai dengan
pengetahuan dan interesnya. 4) Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum
diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan pengajar secara remote
melalui ruang chatting. 5) Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar
yang bebeda melalui beragam aktivitas. Adapun kekurangan e-Learning yaitu: 1)
Pembelajar yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan
terbelakang/tertinggal dalam pembelajaran. 2) Pembelajar dapat merasakan
terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial. 3) Pengajar tidak mungkin selalu
dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan. 4) Koneksi internet yang lambat
dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi. 5) Beberapa subjek/materi
   pokok bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-Learning.
           Dari hasil observasi diperoleh kenyataan bahwa proses pembelajaran
   fisika yang terjadi di kelas masih berpusat pada guru. Sistem penyampaiannya
   lebih banyak didominasi oleh guru dimana guru menyampaikan materi pelajaran
   secara teoritis dengan penekanan utama pada penghafalan pengetahuan/fakta,
   sehingga siswa cenderung pasif tanpa terlibat dalam proses pembelajaran yang
   ada. Siswa tidak berani mengemukakan pendapat, siswa tidak dapat memecahkan
   masalah serta kurangnya aktivitas percobaan untuk menambah pengalaman siswa
   dalam belajar. Sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang terlibat
   dalam kegiatan pembelajaran, akibatnya siswa hanya memiliki sejumlah fakta,
   konsep, dan teori fisika yang diterima dari guru sebagai bahan informasi.
           Peneliti memilih konsep Kalor pada penelitian ini karena konsep ini
   memiliki banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak bagi siswa SMP, misalnya:
   konsep kalor serta parameter-parameternya. Penggunaan media pembelajaran
   berbasis web mempunyai beberapa kelebihan dalam merubah konsep-konsep
   kalor yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret sehingga penguasaan konsep
   fisika siswa menjadi lebih baik.
B. Rumusan Masalah
       Adapun     rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
   mengembangkan bahan ajar IPA-Fisika interaktif berbasis web Kelas VII SMP
   pada materi pokok Kalor?
C. Tujuan Penelitian
          Tujuan dari penelitian ini adalah :
   1. Untuk mengembangkan bahan ajar IPA-Fisika Interaktif berbasis Web pada
      materi pokok Kalor bagi siswa SMP Kelas VII, dan
   2. Untuk mendeskripsikan kelayakan bahan ajar IPA Fisika berbasis Web pada
      materi pokok Kalor bagi siswa SMP kelas VII
BAB II
                              LANDASAN TEORI


1. Bahan Ajar

            Muhaimin dalam modul Wawasan Pengembangan Bahan Ajar
     mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
     digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan
     pembelajaran. Menurut Ahmad Sudrajad, bahan ajar adalah seperangkat
     materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga
     tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar.

            Menurut Tim Sosialisasi KTSP, bahan ajar adalah segala bentuk
     bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan
     kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan
     tertulis maupun bahan tidak tertulis.
            Sedangkan menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk
     bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu
     guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang
     dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar
     atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan
     kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan
     kurikulum.
            Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara
     garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus
     dipelajari siswa dalam rangkamencapai standar kompetensi yang telah
     ditentukan. Secara terperinci, jenis- jenis materi pembelajaran terdiri dari
     pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau
     nilaiyang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi
     yang telah ditentukan.
Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2007)
disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
a) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
  proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
  seharusnya diajarkan kepada siswa.
b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam
  proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang
  seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
       Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan
kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait dengan
perencanaan      (planning),     aktivitas-aktivitas   pembelajaran          dan
pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing). Menurut
David A. Jacobsen dkk dalam bukunya “Methods for Teaching” memaparkan
bahwa di era standar-standar pengajaran, pendekatan yang dilaksanakan guru
dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran apapun, yang harus mereka
lakukan pertama kali adalah merencanakan, kemudian menerapkan rencana-
rencana yang telah dibuat, dan akhirnya menilai keberhasilan aktivitasnya.

       Dukungan, layanan serta ketersediaan bahan ajar yang beragam akan
sangat memberikan manfaat yang sangat besar pada siswa diantaranya
suasana dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang,
mendorong siswa agar memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk belajar
secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber informasi
dari guru.
       Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru
mengembangkan bahan ajar sendiri, antara lain; pertama, diperoleh bahan
ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar
siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit
untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan
dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah
pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan
ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara
guru dengan siswa karena siswa.
       Adapun peranan bahan ajar, menurut Iskandarwassid dan Dadang
Sunendar, adalah:
a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai
  pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang
  disajikan.
b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan
  bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik.
c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap.
d. Menyajikan    metode-metode      dan   sarana-sarana   pengajaran   untuk
  memotivasi peserta didik.
e. Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis.
f. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat
  guna.
       Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan
prinsisp-prinsip pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi
pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan
kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai
berikut:
       Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya
relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan
KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi
dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan
mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta,
konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada
gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak
relevan dengan pencapaian SK dan KD.
Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang
      harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan
      juga harus meliputi empat macam.
             Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup
      memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang
      diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak.
      Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya,
      jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu
      untuk mempelajarinya.
2. E-Learning
             Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut
      pandangnya. Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada
      yang    menafsirkan     e-learning    sebagai      bentuk    pembelajaran   yang
      memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet,
      dll). Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai
      sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian
      elektronik   (LAN,     WAN,    atau    internet)     untuk   menyampaikan     isi
      pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e-
      learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media
      internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning
      sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer
      yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya.

             Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada
      penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
      dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan
      Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan
      internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W.
      Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik
      dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang
      digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi
      elektronik internet.
Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria
dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: (a). e-learning bersifat jaringan, yang
membuatnya     mampu      memperbaiki     secara   cepat,   menyimpan     atau
memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan
informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga
Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut. (b). e-learning
dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar
teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat
bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran
tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-learning.(c). e-learning terfokus pada
pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang
menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan. Uraian di atas
menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan
teknologi internet. Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran
konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi
internet. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan
jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional. Dalam pendidikan
konvensional   fungsi   e-learning bukan untuk mengganti, melainkan
memperkuat model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini Cisco (2001)
menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut: (a). e-learning merupakan
penyampian informasi, komuni kasi, pendidikan, pelatihansecaraon-line.(b).
e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai
belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap
buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat
menjawab tantangan perkembangan globalisasi.(c). e-learning tidak berarti
menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat
model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan
teknologi pendidikan. (d). Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada
bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten
dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas
siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
3. Web
            Situs web (bahasa Inggris: web site) atau sering disingkat dengan
     istilah situs adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait,
     terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis
     berkas lainnya. Sebuah situs web biasanya ditempatkan setidaknya pada
     sebuah server web yang dapat diakses melalui jaringan seperti internet,
     ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat internet yang dikenali
     sebagai URL. Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di
     internet disebut pula sebagai Waring Wera Wanua atau lebih dikenal dengan
     singkatan WWW. Meskipun setidaknya halaman beranda situs internet
     umumnya dapat diakses publik secara bebas, pada prakteknya tidak semua
     situs memberikan kebebasan bagi publik untuk mengaksesnya, beberapa situs
     web mewajibkan pengunjung untuk melakukan pendaftaran sebagai anggota,
     atau bahkan meminta pembayaran untuk dapat menjadi aggota untuk dapat
     mengakses isi yang terdapat dalam situs web tersebut, misalnya situs-situs
     berita, layanan surel (e-mail), dan lain-lain. Pembatasan-pembatasan ini
     umumnya dilakukan karena alasan keamanan, menghormati privasi, atau
     karena tujuan komersil tertentu.
            Sebuah halaman web merupakan berkas yang ditulis sebagai berkas
     teks biasa (plain text) yang diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa
     dengan instruksi-instruksi berbasis HTML, atau XHTML, kadang-kadang
     pula disisipi dengan sekelumit bahasa skrip. Berkas tersebut kemudian
     diterjemahkan oleh peramban web dan ditampilkan seperti layaknya sebuah
     halaman pada monitor komputer.

            Halaman-halaman web tersebut diakses oleh pengguna melalui
     protokol komunikasi jaringan yang disebut sebagai HTTP, sebagai tambahan
     untuk meningkatkan aspek keamanan dan aspek privasi yang lebih baik, situs
     web dapat pula mengimplementasikan mekanisme pengaksesan melalui
     protokol HTTPS.
Penemu situs web adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee,
sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertamakali muncul
pada tahun 1991. Maksud dari Tim ketika merancang situs web adalah untuk
memudahkan tukar menukar dan memperbarui informasi pada sesama
peneliti di tempat ia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat
dimana Tim bekerja) mengumumkan bahwa WWW dapat digunakan secara
gratis oleh publik.

          Sebuah situs web bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau
individu, atau menunjukkan kepemilikan dari suatu organisasi, perusahaan.
biasanya pembahasan dalam sebuah situs web merujuk pada sebuah ataupun
beberapa topik khusus, atau kepentingan tertentu. Sebuah situs web bisa
berisi pranala yang menghubungkan ke situs web lain, demkian pula dengan
situs web lainnya. Hal ini terkadang membuat perbedaan antara situs web
yang dibuat oleh individu ataupun perseorangan dengan situs web yang
dibuat oleh organisasi bisnis menjadi tidak begitu jelas.

          Situs web biasanya ditempatkan pada server web. Sebuah server web
umumnya telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat lunak khusus untuk
menangani pengaturan nama ranah, serta menangani layanan atas protokol
HTTP yang disebut sebagai Server HTTP (bahasa Inggris: HTTP Server)
seperti Apache HTTP Server, atau Internet Information Services (IIS).

          Situs web statis merupakan situs web yang memiliki isi tidak
dimaksudkan untuk diperbarui secara berkala sehingga pengaturan ataupun
pemutakhiran isi atas situs web tersebut dilakukan secara manual. Ada tiga
jenis perangkat utilitas yang biasa digunakan dalam pengaturan situs web
statis:

Editor teks merupakan perangkat utilitas yang digunakan untuk menyunting
berkas halaman web, misalnya: Notepad atau TextEdit.
Editor WYSIWYG, merupakan perangkat lunak utilitas penyunting halaman
web yang dilengkapi dengan antar muka grafis dalam perancangan serta
pendisainannya, berkas halaman web umumnya tidak disunting secara
lengsung oleh pengguna melainkan utilitas ini akan membuatnya secara
otomatis berbasis dari laman kerja yang dibuat oleh pengguna. perangkat
lunak ini misalnya: Microsoft Frontpage, Macromedia Dreamweaver.
Editor berbasis templat, beberapa utilitas tertentu seperti Rapidweaver dan
iWeb, pengguna dapat dengan mudah membuat sebuah situs web tanpa harus
mengetahui bahasa HTML, melainkan menyunting halaman web seperti
halnya halaman biasa, pengguna dapat memilih templat yang akan digunakan
oleh utilitas ini untuk menyunting berkas yang dibuat pengguna dan
menjadikannya halam web secara otomatis.
         Situs web dinamis merupakan situs web yang secara spesifik didisain
agar isi yang terdapat dalam situs tersebut dapat diperbarui secara berkala
dengan mudah. Sesuai dengan namanya, isi yang terkadung dalam situs web
ini umumnya akan berubah setelah melewati satu periode tertentu. Situs
berita    adalah   salah   satu   contoh   jenis   situs   yang   umumnya
mengimplementasikan situs web dinamis.
         Tidak seperti halnya situs web statis, pengimplementasian situs web
dinamis umumnya membutuhkan keberadaan infrastruktur yang lebih
kompleks dibandingkan situs web statis. Hal ini disebabkan karena pada situs
web dinamis halaman web umumnya baru akan dibuat saat ada pengguna
yang mengaksesnya, berbeda dengan situs web statis yang umumnya telah
membentuk sejumlah halaman web saat diunggah di server web sehingga saat
pengguna mengaksesnya server web hanya tinggal memberikan halaman
tersebut tanpa perlu membuatnya terlebih dulu.
         Untuk memungkinkan server web menciptakan halaman web pada
saat pengguna mengaksesnya, umumnya pada server web dilengkapi dengan
mesin penerjemah bahasa skrip (PHP, ASP, ColdFusion, atau lainnya), serta
perangkat lunak sistem manajemen basisdata relasional seperti MySQL.
         Struktur berkas sebuah situs web dinamis umumnya berbeda dengan
situs web statis, berkas-berkas pada situs web statis umumnya merupakan
sekumpulan berkas yang membentuk sebuah situs web. Berbeda halnya
dengan situs web dinamis, berkas-berkas pada situs web dinamis umumnya
merupakan sekumpulan berkas yang membentuk perangkat lunak aplikasi
      web yang akan dijalankan oleh mesin penerjemah server web, berfungsi
      memanajemen pembuatan halaman web saat halaman tersebut diminta oleh
      pengguna. (http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web)
4. Pengembangan Model e-Learning
             Pengembangan model e-learning perlu dirancang secara cermat sesuai
      tujuan yang diinginkan. Jika kita setuju bahwa e-learning di dalamnya juga
      termasuk pembelajaran berbasis internet, maka pendapat Haughey (1998)
      perlu dipertimbangkan dalam pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga
      kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet,
      yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course”.
             Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan,
      yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak
      diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi,
      penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya
      disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan
      sistem jarak jauh.
             Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan
      antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi
      disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya
      saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada
      siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya.
      Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang
      relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi
      tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.Model
      web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang
      peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet
      adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik
      dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik
      dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini
      dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing
siswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan
pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati,
melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain
yang diperlukan.
       Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan
meteri pelajaran secara on-line saja, namun harus komunikatif dan menarik.
Materi pelajaran didesain seolah peserta didik belajar dihadapan pengajar
melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk
dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo
(2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-
learning, yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan
memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang
ada , dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi
pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat
diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar
menggunakan sistem e-learning-nya.
       Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti
layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas.
Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik
diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya.
Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar
komputernya.
       Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat
terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian
perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau
pengelola.
       Untuk    meningkatkan     daya   tarik   belajar,   Onno   W.    Purbo
menambahkan perlunya menggunakan teori games. Teori ini dikemukakan
setelah diadakan sebuah pengamatan terhadap perilaku para penggemar
games komputer yang berkembang sangat pesat. Bermain games komputer
sangatlah mengasyikan. Para pemain akan dibuat hanyut dengan karakter
yang dimainkannya lewat komputer tersebut. Bahkan mampu duduk berjam-
      jam    dan     memainkan    permainan     tersebut   dengan     senang    hati.
      Fenomena ini sangat menarik dalam mendesain e-learning. Dengan membuat
      sistem e-learning yang mampu menghanyutkan peserta didik untuk mengikuti
      setiap langkah belajar di dalamnya seperti layaknya ketika bermain sebuah
      games. Penerapan teori games dalam merancang materi e-learning perlu
      dipertimbangkan karena pada dasarnya setiap manusia menyukai permainan.
              Secara ringkas, e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik
      belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital
      melalui internet. Oleh karena itu e-leraning perlu mengadaptasi unsur-unsur
      yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya
      dimulai dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada
      apersepsi atau pre test, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang
      komunikatif, uraian materi yang jelas, contoh-contoh kongkrit, problem
      solving, tanya jawab, diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan
      tindak lanjutnya. Oleh karena itu merancang e-laarning perlu melibatkan
      pihak terkait, antara lain: pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer,
      seniman,dll.
5. Kalor
           Kalor merupakan energi yang berpindah. Jika dua buah benda
   disentuhkan atau dicampurkan, kalor secara alamiah selalu berpindah dari benda
   yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Kalor berhenti mengalir
   ketika suhu kedua benda sudah sama.
           Bila secangkir air panas dibiarkan di atas meja maka lama kelamaan air
   panas itu mendingin dengan sendirinya. Hal ini karena kalor mengalir dari air
   panas dalam cangkir (suhu lebih tinggi) ke lingkungan sekitarnya (suhu lebih
   rendah). Kalor berhenti mengalir ketika suhu air panas sama dengan suhu
   lingkungan sekitarnya.
           Kalor dapat mengubah suhu dan wujud zat. Hal ini dapat dibuktikan
   ketika kita memanaskan sejumlah es (wujud zat padat). Suhu es batu terus
   meningkat sampai mencapai titik leburnya, kira-kira 0oC pada tekanan normal 1
atm. Ketika es (wujud padat) melebur menjadi air (wujud cair), suhu tetap 0oC
sampai semua es telah berubah menjadi air. Jika kalor terus diberikan, suhu air
terus meningkat sampai air mencapai titik didihnya, kira-kira 100oC pada tekanan
normal 1 atm. Ketika air (wujud cair) mendidih menjadi uap air (wujud gas),
suhu tetap 100oC.
1. Kalor atau panas merupakan suatu bentuk energi, sedangkan suhu merupakan
   ukuran atau tingkat panas suatu benda. Pada umumnya, suhu benda akan naik
   jika menyerap kalor dan turun jika melepaskan kalor. Semakin lama
   pemanasan berarti kalor yang diterima air semakin besar dan suhu air
   semakin tinggi. Sehingga besarnya kalor (Q) yang diberikan pada sebuah

   benda sebanding dengan kenaikan suhu benda itu (       ). Hubungan Q

   dan      dapat dituliskan:




2. Untuk menaikkan suhu yang sama, 2 kg air lebih lama atau perlu kalor lebih
   banyak dari 1 kg air. Jumlah kalor (Q) yang diserap benda untuk menaikkan
   suhu yang sama adalah sebanding dengan massa benda (m). Hubungan Q dan
   m dapat dituliskan:




3. Untuk menaikkan suhu yang sama, jumlah massa zat sama, tetapi jenis zat
   berbeda membutuhkan kalor yang berbeda pula. Kalor (Q) yang diperlukan
   untuk menaikkan suhu bergantung pada jenis zat (c). Hubungan Q dan c
   dapat dituliskan:
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan
suhunya sebesar 10C
Dari ketiga percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan. Kalor yang dilepas /
diterima oleh zat ketika berubah suhunya, tergantung pada: massa zat (m), jenis zat

(c), dan perubahan suhu (    ). Sehingga dapat dirumuskan:




Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda Besarnya kalor suatu zat
menunjukkan berapa besar energi kinetik dari partikel-partikel penyusunnya.
Pengaruh kalor terhadap suatu benda selain akan mengubah suhu suatu benda bisa
mengakibatkan terjadinya perubahan wujud zat.




Kalor LeburBanyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk mengubah dari
wujud padat menjadi wujud cair pada titik leburnya dinamakan kalor lebur, dapat
dirumuskan:
6. Gambaran Umum Tentang Incomedia WebSite X5 Evolution
            Incomedia website x5 evolution merupakan software yang dirancang
     untuk membuat website. Dalam software ini untuk membuat website utuh
     hingga dibuplikasikan ke server online jaringan internet hanya memerlukan 5
     langkah dasar, yang meliputi general settings, sitemap creation, page creation,
     advanced settings, dan export.




      Gambar 1.4. Tampilan jendela permulaan Incomedia Website X5 Evolution 9
     a) Project Selection
                Berisi kolom untuk membuat proyek baru dan kolom untuk
         mengedit proyek-proyek website yang sudah dibuat sebelumnya.
Gambar 1.5. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution
b) General settings
   Berisi kolom-kolom untuk mengisi setingan umum dari suatu website
   yang dibuat meliputi judul website, pemilik website, alamat website,
   deskripsi website yang dibuat, kata-kata kunci yang diinginkan untuk
   website yang dibuat, pemilihan bahasa dan ikon website yang dibuat.
   Selain itu di menu bagian kiri disuguhkan pemilihan template web dan
   pengeditan grafik template web yang telah dipilih.




    Gambar 1.6. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada
                  tahap general settings.
c) Sitemap creation
   Berisi fitur-fitur untuk membuat pemetaan suatu website meliputi
   penambahan, penghapusan, penamaan, pemindahan, dan penyalinan
   halaman-halaman website yang akan dibuat.




   Gambar 8.       Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap
                   sitemap creation.
d) Page creation
   Berisi pemilihan dan pengaturan objek-objek yang akan diisi dalam suatu
   halaman website.




   Gambar 1.7. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap
                   page creation.
e) Advanced settings
   Berisi pengaturan lanjutan dari website yang dibuat




   Gambar 1.8. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap
                  advanced settings.
f) Export.
             Export adalah fitur untuk mengarahkan hasil akhir dari website
   yang dibuat. Dalam jendela ini disuguhkan tiga pilihan yaitu pilihan
   pertama adalah mengupload website yang telah dibuat ke internet, pilihan
   kedua adalah membuat salinan website untuk disebarkan melalui media
   penyimpanan baik cd-dvd, usb flash disk, maupun hardisk, dan pilihan
   ketiga adalah membuat salinan proyek website yang dibuat ke dalam
   suatu folder sehingga dapat digunakan di komputer lainnya.




   Gambar 1.9. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap
                  general settings.
7. Kerangka Pemikiran

            Dalam proses belajar mengajar tentunya dibutuhkan suatu alat bantu
     untuk menyampaikan materi pembelajaran, agar lebih mudah diterima oleh
     siswa. Alat Bantu pembelajaran salah satunya adalah bahan ajar. Bahan ajar
     yang digunakan sekarang ini tidak terbatas hanya pada buku-buku pelajaran
     dan LKS, tetapi telah berkembang menggunakan sarana yang lebih mudah
     seperti penggunaan buku sekolah elektronik (BSE).

            Komputer sebagai salah satu media pembelajaran telah banyak
     dikembangkan oleh para pendidik untuk membuat pembelajaran yang efektif.
     Kemudian dengan memanfaatkan teknologi internet pada komputer, dimana
     berkas berkas bahan ajar yang disimpan dalam suatu website dapat
     menampilkan materi pelajaran dalam bentuk tulisan; gambar; suara; gambar
     bergerak/film;   simulasi-simulasi   yang dapat     membantu   siswa   lebih
     memahami materi pembelajaran tersebut.

            Akan tetapi, banyak dijumpai para pendidik yang menguasai materi
     pembelajaran, tetapi tidak dapat menghadirkan banyak bentuk materi
     pembelajaran tersebut dengan komputer. Perlunya suatu bahan ajar yang
     interaktif dimana bisa digunakan oleh pendidik dan siswa agar dapat
     menciptakan pembelajaran yang lebih efektif.

            Bahan ajar interaktif berbasis web haruslah mudah digunakan yang
     memuat navigasi-navigasi sederhana yang memudahkan pengguna. Selain itu,
     harus menarik agar merangsang pengguna tertarik menjelajah seluruh isi web
     sehingga seluruh materi pembelajaran yang terkandung di dalamnya dapat
     terserap dengan baik. Materi pembelajaran yang terkandung didalamnya juga
     harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, sesuai dengan kurikulum dan
     mengandung banyak manfaat.

            Bahan ajar interaktif berbasis web tersebut juga dapat diakses dengan
     mengggunakan jaringan internet sehingga dapat dipelajari kapanpun
     dibutuhkan selama jaringan internet itu ada.
DAFTAR PUSTAKA


Anwas, Oos M. 2000. Internet: Peluang dan Tantangan Pendidikan Nasional.
        Jakarta: Jurnal Teknodik Depdiknas.
________. 2003. Faktor yang Mempengaruhi Sikap terhadap Internet; Studi
        Survei Kesiapan Dosen dalam Mengadopsi Inovasi e-learning. Jakarta:
        Program Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia.


Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
        Bandung Press.


Aththibby, Arif Rahman. 2010. Perancangan media pembelajaran fisika berbasis
        Animasi komputer untuk sekolah menengah atas Pokok bahasan hukum-
        hukum newton tentang Gerak. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.
        http://aththibby.files.wordpress.com/2011/01/skripsi-arif-rahman-a1.pdf


Awang, Hizamnuddin. 2000. Teknografi Pengguna Internet. http://www.magazin.
        jaringan.my/2000/november


Gafur, Abdul. 1994. Disain instruksional: langkah sistematis penyusunan pola
        dasar kegiatan belajar mengajar. Solo: Tiga
        Serangkai.http://www.ascusc.org/jemc/vol16/issue1/abersole.html,


Kamarga, Hanny. 2002. Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses
        Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media.


Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: PT
       Setia Purna Inves.
Kodijat, Ardito M.. 2001. On-line Services pada Industri Pendidikan.
        http://www.ristek.go.id /berita/ardito.htm.


Koran, Jaya Kumar C. 2002. Aplikasi E-Learning dalam Pengajaran dan
        pembelajaran di Sekolah Malasyia. (8 November 2002).
        www.moe.edu.my/smartshool/neweb/Seminar/kkerja8.htm.


Majid, Abdul . 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja
        Rosdakarya.


Pangarsa, Azis Tata. 2011. Pengembangan-Bahan-Ajar. http://blog.uin-
        malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/


Renggani. 2007. Inovasi Model e-Learning. http://renggani.blogspot.com/2007/07/
        makalah-model-inovasi-e-learning.html


Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP
Sudjana, N & Rivai. 1998. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.


Sudrajat, Ahmad. 2008. Pengembangan-Bahan-Ajar.
        http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/download-
        pengembangan-bahan-ajar/


Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989.
       Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Pustaka.


Wikipedia. 2012. Situs Web. http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web)

More Related Content

What's hot

Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaranElinYunistira
 
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Ade Permana
 
Ciri ciri video dokumentari p&p
Ciri ciri video dokumentari p&pCiri ciri video dokumentari p&p
Ciri ciri video dokumentari p&pNorazliah Ani
 
Makalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanMakalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanRomi Dwi Syahri
 
Filsafat teknologi pendidikan
Filsafat teknologi pendidikanFilsafat teknologi pendidikan
Filsafat teknologi pendidikanMuldan Cahya R
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranRahmaikaJulaika
 
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesia
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesiaModul media pembelajaran digital bahasa indonesia
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesiaNadiaPutri86
 
Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
 Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala... Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...Amna Omar
 
Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomModel dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomhimabioummy
 
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Dancy Jimmy
 
Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)
Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)
Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)amirahmiyati12
 
Strategi pembelajaran berbasis tik
Strategi pembelajaran berbasis  tikStrategi pembelajaran berbasis  tik
Strategi pembelajaran berbasis tikFKIP UHO
 
Kreativiti & inovatif ( Tajuk : Laporan Modul penghasilan BBM multimedia micr...
Kreativiti & inovatif ( Tajuk : Laporan Modul penghasilan BBM multimedia micr...Kreativiti & inovatif ( Tajuk : Laporan Modul penghasilan BBM multimedia micr...
Kreativiti & inovatif ( Tajuk : Laporan Modul penghasilan BBM multimedia micr...Rosdi Ramli
 
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRI
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRIGURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRI
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRIMGMPMTKDKIJAKARTA
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajarannurasiyahnabil
 
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)Letchumi Perumal
 
Tugasan Tinjauan Status E-Learning KPT6044
Tugasan Tinjauan Status E-Learning KPT6044Tugasan Tinjauan Status E-Learning KPT6044
Tugasan Tinjauan Status E-Learning KPT6044Jeya Kumar
 
Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomModel dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomhimabioummy
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanMakalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanUIN Sunan Gunung Djati Bandung
 

What's hot (20)

Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
Tugas 2 metlit ade permana (analisis metode & kajian teori jurnal ptk)
 
Ciri ciri video dokumentari p&p
Ciri ciri video dokumentari p&pCiri ciri video dokumentari p&p
Ciri ciri video dokumentari p&p
 
Untitled 1
Untitled 1Untitled 1
Untitled 1
 
Makalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikanMakalah teknologi pendidikan
Makalah teknologi pendidikan
 
Filsafat teknologi pendidikan
Filsafat teknologi pendidikanFilsafat teknologi pendidikan
Filsafat teknologi pendidikan
 
Tugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaranTugas modul media pembelajaran
Tugas modul media pembelajaran
 
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesia
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesiaModul media pembelajaran digital bahasa indonesia
Modul media pembelajaran digital bahasa indonesia
 
Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
 Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala... Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
Keberkesanan Penggunaan Google Slides Sebagai Alat Bantu Mengajar (ABM) dala...
 
Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomModel dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
 
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
Web 2.0 (penggunaan ipad dalam pendidikan)
 
Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)
Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)
Laporan pengaplikasian media untuk anak sekolah menenggah atas (SMA)
 
Strategi pembelajaran berbasis tik
Strategi pembelajaran berbasis  tikStrategi pembelajaran berbasis  tik
Strategi pembelajaran berbasis tik
 
Kreativiti & inovatif ( Tajuk : Laporan Modul penghasilan BBM multimedia micr...
Kreativiti & inovatif ( Tajuk : Laporan Modul penghasilan BBM multimedia micr...Kreativiti & inovatif ( Tajuk : Laporan Modul penghasilan BBM multimedia micr...
Kreativiti & inovatif ( Tajuk : Laporan Modul penghasilan BBM multimedia micr...
 
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRI
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRIGURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRI
GURU SUPPORT LITERASI DIGITAL PB PGRI
 
Teknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaranTeknologi dan media pembelajaran
Teknologi dan media pembelajaran
 
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN BERBANTUKAN KOMPUTER (PPBk)
 
Tugasan Tinjauan Status E-Learning KPT6044
Tugasan Tinjauan Status E-Learning KPT6044Tugasan Tinjauan Status E-Learning KPT6044
Tugasan Tinjauan Status E-Learning KPT6044
 
Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroomModel dan strategi Blended learning and flipped classroom
Model dan strategi Blended learning and flipped classroom
 
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. TaufanMakalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
Makalah Media Pembelajaran Berbasis Komputer - M. Taufan
 

Similar to Makalah seminar

SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxVannyAnreski
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"suciherna
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"yuniasih331
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerFKIP UHO
 
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016Amir Net
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Operator Warnet Vast Raha
 
Penerapan Proses Pembelajaran Berbasis Digital
Penerapan Proses Pembelajaran Berbasis DigitalPenerapan Proses Pembelajaran Berbasis Digital
Penerapan Proses Pembelajaran Berbasis DigitalB10RindriaRachma092
 
Jurnal m.sutan sholahuddin
Jurnal m.sutan sholahuddinJurnal m.sutan sholahuddin
Jurnal m.sutan sholahuddinsutanferdinand
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfnurrohmatulamaliyah1
 
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xiPtk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xiEko Supriyadi
 
Modul Media pembelajaran berbasis WEB
Modul Media pembelajaran berbasis WEBModul Media pembelajaran berbasis WEB
Modul Media pembelajaran berbasis WEBRini biologi
 

Similar to Makalah seminar (20)

Tes skripsi lia
Tes skripsi liaTes skripsi lia
Tes skripsi lia
 
SEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptxSEMINAR PROPOSAL.pptx
SEMINAR PROPOSAL.pptx
 
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
MEDIA PEMBELAJARAN TIK "ASYURE"
 
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
TUGAS MEDIA PEMBELAJARAN "MEDIA ASSURE"
 
Pembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputerPembelajaran berbantuan komputer
Pembelajaran berbantuan komputer
 
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016
Proposal skripsi amir IKIP Mataram 2016
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
Meningkatnya prestasi belajar ips (sumber daya alam) melalui penerapan metode...
 
Penerapan Proses Pembelajaran Berbasis Digital
Penerapan Proses Pembelajaran Berbasis DigitalPenerapan Proses Pembelajaran Berbasis Digital
Penerapan Proses Pembelajaran Berbasis Digital
 
Jurnal m.sutan sholahuddin
Jurnal m.sutan sholahuddinJurnal m.sutan sholahuddin
Jurnal m.sutan sholahuddin
 
Jurnal m.sutan sholahuddin
Jurnal m.sutan sholahuddinJurnal m.sutan sholahuddin
Jurnal m.sutan sholahuddin
 
Media pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestariMedia pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestari
 
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdfPPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
PPT PSIKOLOGI PENDIDIKAN Kel.6.pdf
 
Proposal skripsi adeng saputra
Proposal skripsi adeng saputraProposal skripsi adeng saputra
Proposal skripsi adeng saputra
 
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xiPtk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
Ptk hasil belajar fisika materi momentum dan impuls pada siswa kelas xi
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Modul i (jm)
Modul i (jm)Modul i (jm)
Modul i (jm)
 
Modul Media pembelajaran berbasis WEB
Modul Media pembelajaran berbasis WEBModul Media pembelajaran berbasis WEB
Modul Media pembelajaran berbasis WEB
 
Ptk 2 sma
Ptk 2 smaPtk 2 sma
Ptk 2 sma
 
Ipi7548
Ipi7548Ipi7548
Ipi7548
 

More from FKIP UHO

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks PresentationFKIP UHO
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaFKIP UHO
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kimFKIP UHO
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)FKIP UHO
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)FKIP UHO
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOFKIP UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduFKIP UHO
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetFKIP UHO
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal buturFKIP UHO
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranFKIP UHO
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013FKIP UHO
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013FKIP UHO
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoFKIP UHO
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentationFKIP UHO
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasamaFKIP UHO
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1FKIP UHO
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program UnggulanFKIP UHO
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanFKIP UHO
 

More from FKIP UHO (20)

Algopacks Presentation
Algopacks PresentationAlgopacks Presentation
Algopacks Presentation
 
Pendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter FisikaPendidikan Karakter Fisika
Pendidikan Karakter Fisika
 
Soal final fisdas kim
Soal final fisdas kimSoal final fisdas kim
Soal final fisdas kim
 
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
Pembelajaran berbasis riset pusat penelitian pendidikan lppm uho (Puslitdik)
 
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
PEMBELAJARAN BERBASIS RISET (PBR)
 
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHOPembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
Pembelajaran Berbasis Riset (PBR) Pusat Penelitian Pendidikan LPPM UHO
 
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD TerpaduPedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
Pedoman Pengelolaan PAUD Terpadu
 
Pedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis risetPedoman pembelajaran berbasis riset
Pedoman pembelajaran berbasis riset
 
pembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis risetpembelajaran berbasis riset
pembelajaran berbasis riset
 
Proposal butur
Proposal buturProposal butur
Proposal butur
 
Diklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaranDiklat perangkat pembelajaran
Diklat perangkat pembelajaran
 
Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013Proposal ibm 2013
Proposal ibm 2013
 
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
Format rpp-berdasarkan-permendikbud-nomor-81a-kurikulum-2013
 
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uhoPedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
Pedoman nota-kesepahaman-bidang-kerjasama-fkip-uho
 
Gv token precentation
Gv token precentationGv token precentation
Gv token precentation
 
Sop kerjasama
Sop kerjasamaSop kerjasama
Sop kerjasama
 
Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1Proposal spm konawe 1
Proposal spm konawe 1
 
Soal lab
Soal labSoal lab
Soal lab
 
Program Unggulan
Program UnggulanProgram Unggulan
Program Unggulan
 
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahanMembangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
Membangun jejaring sebagai tuntutan perubahan
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 

Makalah seminar

  • 1. PENGEMBANGAN BAHAN AJAR IPA-FISIKA INTERAFKIF MODEL E-LEARNING BERBASIS WEB KELAS VII SMP NEGERI 3 KENDARI PADA MATERI POKOK KALOR MAKALAH SEMINAR OLEH: NURSALNI ATNIARTI A1C3 08 016 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012
  • 2. BAB I PENDAHLUAN A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses komunikasi melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen pengirim pesan (guru), komponen peneriman pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima oleh siswa dengan optimal, artinya tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami dengan baik oleh siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah menangkap isi pesan yang disampaikan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengantar kita pada era informasi. Dalam berbagai sisi kehidupan teknologi dan informasi sudah menjadi kebutuhan vital yang dampaknya cukup berarti bagi aktivitas kehidupan keseharian manusia. Manusia dapat berkomunikasi dengan siapa saja tanpa mengenal ras/suku bangsa dimanapun mereka berada melalui jaringan telekomunikasi dan komputer sehingga membentuk dunia baru yang disebut sebagai masyarakat elektronis atau masyarakat internet. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, khususnya teknologi informasi sangat berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut, para guru dapat menggunakan berbagai media sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media komunikasi bukan saja dapat mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih menarik (Sanjaya, 2006:162). Selain itu, kemajuan teknologi yang berkembang dengan cepat memberikan pengaruh di bidang pendidikan. Dunia pendidikan dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi dan informasi. Pemanfaatan kemajuan teknologi mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar. Kemajuan teknologi dapat dimanfaatkan
  • 3. sebagai media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat dan keinginan yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pembelajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu efektifitas proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet. Sehingga dapat disimpulkan bahwa e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional. Kelebihan e-Learning yaitu: 1) Pembelajar dapat belajar kapan saja dan dimana saja asal mereka mempunyai akses internet. 2) Efisiensi waktu dan biaya perjalanan. 3) Pembelajar dapat memilih materi pembelajar sesuai dengan pengetahuan dan interesnya. 4) Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman sekelas dan pengajar secara remote melalui ruang chatting. 5) Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang bebeda melalui beragam aktivitas. Adapun kekurangan e-Learning yaitu: 1) Pembelajar yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan terbelakang/tertinggal dalam pembelajaran. 2) Pembelajar dapat merasakan terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial. 3) Pengajar tidak mungkin selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan. 4) Koneksi internet yang lambat
  • 4. dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi. 5) Beberapa subjek/materi pokok bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-Learning. Dari hasil observasi diperoleh kenyataan bahwa proses pembelajaran fisika yang terjadi di kelas masih berpusat pada guru. Sistem penyampaiannya lebih banyak didominasi oleh guru dimana guru menyampaikan materi pelajaran secara teoritis dengan penekanan utama pada penghafalan pengetahuan/fakta, sehingga siswa cenderung pasif tanpa terlibat dalam proses pembelajaran yang ada. Siswa tidak berani mengemukakan pendapat, siswa tidak dapat memecahkan masalah serta kurangnya aktivitas percobaan untuk menambah pengalaman siswa dalam belajar. Sehingga menyebabkan siswa kurang aktif dan kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, akibatnya siswa hanya memiliki sejumlah fakta, konsep, dan teori fisika yang diterima dari guru sebagai bahan informasi. Peneliti memilih konsep Kalor pada penelitian ini karena konsep ini memiliki banyak konsep-konsep yang bersifat abstrak bagi siswa SMP, misalnya: konsep kalor serta parameter-parameternya. Penggunaan media pembelajaran berbasis web mempunyai beberapa kelebihan dalam merubah konsep-konsep kalor yang bersifat abstrak menjadi lebih konkret sehingga penguasaan konsep fisika siswa menjadi lebih baik. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah mengembangkan bahan ajar IPA-Fisika interaktif berbasis web Kelas VII SMP pada materi pokok Kalor? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengembangkan bahan ajar IPA-Fisika Interaktif berbasis Web pada materi pokok Kalor bagi siswa SMP Kelas VII, dan 2. Untuk mendeskripsikan kelayakan bahan ajar IPA Fisika berbasis Web pada materi pokok Kalor bagi siswa SMP kelas VII
  • 5. BAB II LANDASAN TEORI 1. Bahan Ajar Muhaimin dalam modul Wawasan Pengembangan Bahan Ajar mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Ahmad Sudrajad, bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/ suasana yang memungkinkan siswa untuk belajar. Menurut Tim Sosialisasi KTSP, bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/ instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Sedangkan menurut Abdul Majid, bahan ajar adalah segala bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu guru/instruktor dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun bahan yang tidak tertulis. Bahan ajar atau materi kurikulum (curriculum material) adalah isi atau muatan kurikulum yang harus dipahami oleh siswa dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangkamencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis- jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, dan sikap atau nilaiyang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
  • 6. Menurut panduan pengembangan bahan ajar Depdiknas (2007) disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai: a) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. b) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya. c) Alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran. Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait dengan perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian (assessing). Menurut David A. Jacobsen dkk dalam bukunya “Methods for Teaching” memaparkan bahwa di era standar-standar pengajaran, pendekatan yang dilaksanakan guru dalam mengembangkan aktivitas pembelajaran apapun, yang harus mereka lakukan pertama kali adalah merencanakan, kemudian menerapkan rencana- rencana yang telah dibuat, dan akhirnya menilai keberhasilan aktivitasnya. Dukungan, layanan serta ketersediaan bahan ajar yang beragam akan sangat memberikan manfaat yang sangat besar pada siswa diantaranya suasana dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik dan menantang, mendorong siswa agar memperoleh kesempatan seluas-luasnya untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap sumber informasi dari guru. Sejumlah manfaat yang dapat diperoleh apabila seorang guru mengembangkan bahan ajar sendiri, antara lain; pertama, diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa, kedua, tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang sulit untuk diperoleh, ketiga, bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai referensi, keempat, menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar, kelima, bahan
  • 7. ajar akan mampu membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan siswa karena siswa. Adapun peranan bahan ajar, menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, adalah: a. Mencerminkan suatu sudut pandang yang tajam dan inovatif mengenai pengajaran serta mendemonstrasikan aplikasinya dalam bahan ajar yang disajikan. b. Menyajikan suatu sumber pokok masalah yang kaya, mudah dibaca dan bervariasi, sesuai dengan minat dan kebutuhan para peserta didik. c. Menyediakan suatu sumber yang tersusun rapi dan bertahap. d. Menyajikan metode-metode dan sarana-sarana pengajaran untuk memotivasi peserta didik. e. Menjadi penunjang bagi latihan- latihan dan tugas- tugas praktis. f. Menyajikan bahan/ sarana evaluasi dan remedial yang serasi dan tepat guna. Dalam mengembangkan bahan ajar tentu perlu memperhatikan prinsisp-prinsip pembelajaran.Gafur (1994) menjelaskan bahwa beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan bahan ajar atau materi pembelajaran diantaranya meliputi prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Ketiga penerapan prinsip-prinsip tersebut dipaparkan sebagai berikut: Prinsip relevansi, artinya keterkaitan. Materi pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan atau ada hubungannya dengan pencapaian SK dan KD. Cara termudah ialah dengan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Dengan prinsip dasar ini, guru akan mengetahui apakah materi yang hendak diajarkan tersebut materi fakta, konsep, prinsip, prosedur, aspek sikap atau aspek psikomotorik sehingga pada gilirannya guru terhindar dari kesalahan pemilihan jenis materi yang tidak relevan dengan pencapaian SK dan KD.
  • 8. Prinsip konsistensi, artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa empat macam, maka bahan ajar yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Prinsip kecukupan, artinya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai SK dan KD. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. 2. E-Learning Banyak para ahli yang mendefinisikan e-learning sesuai sudut pandangnya. Karena e-learning kepanjangan dari elektronik learning ada yang menafsirkan e-learning sebagai bentuk pembelajaran yang memanfaatkan teknologi elektronik (radio, televisi, film, komputer, internet, dll). Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Ada pula yang menafsirkan e- learning sebagai bentuk pendidikan jarak jauh yang dilakukan melalui media internet. Sedangkan Dong (dalam Kamarga, 2002) mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Rosenberg (2001) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. Hal ini senada dengan Cambell (2002), Kamarga (2002) yang intinya menekankan penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik internet.
  • 9. Secara lebih rinci Rosenberg (2001) mengkatagorikan tiga kriteria dasar yang ada dalam e-learning, yaitu: (a). e-learning bersifat jaringan, yang membuatnya mampu memperbaiki secara cepat, menyimpan atau memunculkan kembali, mendistribusikan, dan sharing pembelajaran dan informasi. Persyaratan ini sangatlah penting dalam e-learning, sehingga Rosenberg menyebutnya sebagai persyaratan absolut. (b). e-learning dikirimkan kepada pengguna melalui komputer dengan menggunakan standar teknologi internet. CD ROM, Web TV, Web Cell Phones, pagers, dan alat bantu digital personal lainnya walaupun bisa menyiapkan pesan pembelajaran tetapi tidak bisa digolongkan sebagai e-learning.(c). e-learning terfokus pada pandangan pembelajaran yang paling luas, solusi pembelajaran yang menggungguli paradikma tradisional dalam pelatihan. Uraian di atas menunjukan bahwa sebagai dasar dari e-learning adalah pemanfaatan teknologi internet. Jadi e-learning merupakan bentuk pembelajaran konvensional yang dituangkan dalam format digital melalui teknologi internet. Oleh karena itu e-learning dapat digunakan dalam sistem pendidikan jarak jauh dan juga sistem pendidikan konvensional. Dalam pendidikan konvensional fungsi e-learning bukan untuk mengganti, melainkan memperkuat model pembelajaran konvensional. Dalam hal ini Cisco (2001) menjelaskan filosofis e-learning sebagai berikut: (a). e-learning merupakan penyampian informasi, komuni kasi, pendidikan, pelatihansecaraon-line.(b). e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terhadap buku teks, CD-ROM, dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.(c). e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkuat model belajar tersebut melalui pengayaan content dan pengembangan teknologi pendidikan. (d). Kapasitas siswa amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan cara penyampaiannya. Makin baik keselarasan antar konten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
  • 10. 3. Web Situs web (bahasa Inggris: web site) atau sering disingkat dengan istilah situs adalah sejumlah halaman web yang memiliki topik saling terkait, terkadang disertai pula dengan berkas-berkas gambar, video, atau jenis-jenis berkas lainnya. Sebuah situs web biasanya ditempatkan setidaknya pada sebuah server web yang dapat diakses melalui jaringan seperti internet, ataupun jaringan wilayah lokal (LAN) melalui alamat internet yang dikenali sebagai URL. Gabungan atas semua situs yang dapat diakses publik di internet disebut pula sebagai Waring Wera Wanua atau lebih dikenal dengan singkatan WWW. Meskipun setidaknya halaman beranda situs internet umumnya dapat diakses publik secara bebas, pada prakteknya tidak semua situs memberikan kebebasan bagi publik untuk mengaksesnya, beberapa situs web mewajibkan pengunjung untuk melakukan pendaftaran sebagai anggota, atau bahkan meminta pembayaran untuk dapat menjadi aggota untuk dapat mengakses isi yang terdapat dalam situs web tersebut, misalnya situs-situs berita, layanan surel (e-mail), dan lain-lain. Pembatasan-pembatasan ini umumnya dilakukan karena alasan keamanan, menghormati privasi, atau karena tujuan komersil tertentu. Sebuah halaman web merupakan berkas yang ditulis sebagai berkas teks biasa (plain text) yang diatur dan dikombinasikan sedemikian rupa dengan instruksi-instruksi berbasis HTML, atau XHTML, kadang-kadang pula disisipi dengan sekelumit bahasa skrip. Berkas tersebut kemudian diterjemahkan oleh peramban web dan ditampilkan seperti layaknya sebuah halaman pada monitor komputer. Halaman-halaman web tersebut diakses oleh pengguna melalui protokol komunikasi jaringan yang disebut sebagai HTTP, sebagai tambahan untuk meningkatkan aspek keamanan dan aspek privasi yang lebih baik, situs web dapat pula mengimplementasikan mekanisme pengaksesan melalui protokol HTTPS.
  • 11. Penemu situs web adalah Sir Timothy John ¨Tim¨ Berners-Lee, sedangkan situs web yang tersambung dengan jaringan pertamakali muncul pada tahun 1991. Maksud dari Tim ketika merancang situs web adalah untuk memudahkan tukar menukar dan memperbarui informasi pada sesama peneliti di tempat ia bekerja. Pada tanggal 30 April 1993, CERN (tempat dimana Tim bekerja) mengumumkan bahwa WWW dapat digunakan secara gratis oleh publik. Sebuah situs web bisa berupa hasil kerja dari perorangan atau individu, atau menunjukkan kepemilikan dari suatu organisasi, perusahaan. biasanya pembahasan dalam sebuah situs web merujuk pada sebuah ataupun beberapa topik khusus, atau kepentingan tertentu. Sebuah situs web bisa berisi pranala yang menghubungkan ke situs web lain, demkian pula dengan situs web lainnya. Hal ini terkadang membuat perbedaan antara situs web yang dibuat oleh individu ataupun perseorangan dengan situs web yang dibuat oleh organisasi bisnis menjadi tidak begitu jelas. Situs web biasanya ditempatkan pada server web. Sebuah server web umumnya telah dilengkapi dengan perangkat-perangkat lunak khusus untuk menangani pengaturan nama ranah, serta menangani layanan atas protokol HTTP yang disebut sebagai Server HTTP (bahasa Inggris: HTTP Server) seperti Apache HTTP Server, atau Internet Information Services (IIS). Situs web statis merupakan situs web yang memiliki isi tidak dimaksudkan untuk diperbarui secara berkala sehingga pengaturan ataupun pemutakhiran isi atas situs web tersebut dilakukan secara manual. Ada tiga jenis perangkat utilitas yang biasa digunakan dalam pengaturan situs web statis: Editor teks merupakan perangkat utilitas yang digunakan untuk menyunting berkas halaman web, misalnya: Notepad atau TextEdit. Editor WYSIWYG, merupakan perangkat lunak utilitas penyunting halaman web yang dilengkapi dengan antar muka grafis dalam perancangan serta pendisainannya, berkas halaman web umumnya tidak disunting secara
  • 12. lengsung oleh pengguna melainkan utilitas ini akan membuatnya secara otomatis berbasis dari laman kerja yang dibuat oleh pengguna. perangkat lunak ini misalnya: Microsoft Frontpage, Macromedia Dreamweaver. Editor berbasis templat, beberapa utilitas tertentu seperti Rapidweaver dan iWeb, pengguna dapat dengan mudah membuat sebuah situs web tanpa harus mengetahui bahasa HTML, melainkan menyunting halaman web seperti halnya halaman biasa, pengguna dapat memilih templat yang akan digunakan oleh utilitas ini untuk menyunting berkas yang dibuat pengguna dan menjadikannya halam web secara otomatis. Situs web dinamis merupakan situs web yang secara spesifik didisain agar isi yang terdapat dalam situs tersebut dapat diperbarui secara berkala dengan mudah. Sesuai dengan namanya, isi yang terkadung dalam situs web ini umumnya akan berubah setelah melewati satu periode tertentu. Situs berita adalah salah satu contoh jenis situs yang umumnya mengimplementasikan situs web dinamis. Tidak seperti halnya situs web statis, pengimplementasian situs web dinamis umumnya membutuhkan keberadaan infrastruktur yang lebih kompleks dibandingkan situs web statis. Hal ini disebabkan karena pada situs web dinamis halaman web umumnya baru akan dibuat saat ada pengguna yang mengaksesnya, berbeda dengan situs web statis yang umumnya telah membentuk sejumlah halaman web saat diunggah di server web sehingga saat pengguna mengaksesnya server web hanya tinggal memberikan halaman tersebut tanpa perlu membuatnya terlebih dulu. Untuk memungkinkan server web menciptakan halaman web pada saat pengguna mengaksesnya, umumnya pada server web dilengkapi dengan mesin penerjemah bahasa skrip (PHP, ASP, ColdFusion, atau lainnya), serta perangkat lunak sistem manajemen basisdata relasional seperti MySQL. Struktur berkas sebuah situs web dinamis umumnya berbeda dengan situs web statis, berkas-berkas pada situs web statis umumnya merupakan sekumpulan berkas yang membentuk sebuah situs web. Berbeda halnya dengan situs web dinamis, berkas-berkas pada situs web dinamis umumnya
  • 13. merupakan sekumpulan berkas yang membentuk perangkat lunak aplikasi web yang akan dijalankan oleh mesin penerjemah server web, berfungsi memanajemen pembuatan halaman web saat halaman tersebut diminta oleh pengguna. (http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web) 4. Pengembangan Model e-Learning Pengembangan model e-learning perlu dirancang secara cermat sesuai tujuan yang diinginkan. Jika kita setuju bahwa e-learning di dalamnya juga termasuk pembelajaran berbasis internet, maka pendapat Haughey (1998) perlu dipertimbangkan dalam pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web enhanced course”. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.Model web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing
  • 14. siswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan. Pengembangan e-learning tidak semata-mata hanya menyajikan meteri pelajaran secara on-line saja, namun harus komunikatif dan menarik. Materi pelajaran didesain seolah peserta didik belajar dihadapan pengajar melalui layar komputer yang dihubungkan melalui jaringan internet. Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e- learning, yaitu “sederhana, personal, dan cepat”. Sistem yang sederhana akan memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada , dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan sistem e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-learning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya. Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar komputernya. Kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya. Dengan demikian perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola. Untuk meningkatkan daya tarik belajar, Onno W. Purbo menambahkan perlunya menggunakan teori games. Teori ini dikemukakan setelah diadakan sebuah pengamatan terhadap perilaku para penggemar games komputer yang berkembang sangat pesat. Bermain games komputer sangatlah mengasyikan. Para pemain akan dibuat hanyut dengan karakter
  • 15. yang dimainkannya lewat komputer tersebut. Bahkan mampu duduk berjam- jam dan memainkan permainan tersebut dengan senang hati. Fenomena ini sangat menarik dalam mendesain e-learning. Dengan membuat sistem e-learning yang mampu menghanyutkan peserta didik untuk mengikuti setiap langkah belajar di dalamnya seperti layaknya ketika bermain sebuah games. Penerapan teori games dalam merancang materi e-learning perlu dipertimbangkan karena pada dasarnya setiap manusia menyukai permainan. Secara ringkas, e-learning perlu diciptakan seolah-olah peserta didik belajar secara konvensional, hanya saja dipindahkan ke dalam sistem digital melalui internet. Oleh karena itu e-leraning perlu mengadaptasi unsur-unsur yang biasa dilakukan dalam sistem pembelajaran konvensional. Misalnya dimulai dari perumusan tujuan yang operasional dan dapat diukur, ada apersepsi atau pre test, membangkitkan motivasi, menggunakan bahasa yang komunikatif, uraian materi yang jelas, contoh-contoh kongkrit, problem solving, tanya jawab, diskusi, post test, sampai penugasan dan kegiatan tindak lanjutnya. Oleh karena itu merancang e-laarning perlu melibatkan pihak terkait, antara lain: pengajar, ahli materi, ahli komunikasi, programmer, seniman,dll. 5. Kalor Kalor merupakan energi yang berpindah. Jika dua buah benda disentuhkan atau dicampurkan, kalor secara alamiah selalu berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Kalor berhenti mengalir ketika suhu kedua benda sudah sama. Bila secangkir air panas dibiarkan di atas meja maka lama kelamaan air panas itu mendingin dengan sendirinya. Hal ini karena kalor mengalir dari air panas dalam cangkir (suhu lebih tinggi) ke lingkungan sekitarnya (suhu lebih rendah). Kalor berhenti mengalir ketika suhu air panas sama dengan suhu lingkungan sekitarnya. Kalor dapat mengubah suhu dan wujud zat. Hal ini dapat dibuktikan ketika kita memanaskan sejumlah es (wujud zat padat). Suhu es batu terus meningkat sampai mencapai titik leburnya, kira-kira 0oC pada tekanan normal 1
  • 16. atm. Ketika es (wujud padat) melebur menjadi air (wujud cair), suhu tetap 0oC sampai semua es telah berubah menjadi air. Jika kalor terus diberikan, suhu air terus meningkat sampai air mencapai titik didihnya, kira-kira 100oC pada tekanan normal 1 atm. Ketika air (wujud cair) mendidih menjadi uap air (wujud gas), suhu tetap 100oC. 1. Kalor atau panas merupakan suatu bentuk energi, sedangkan suhu merupakan ukuran atau tingkat panas suatu benda. Pada umumnya, suhu benda akan naik jika menyerap kalor dan turun jika melepaskan kalor. Semakin lama pemanasan berarti kalor yang diterima air semakin besar dan suhu air semakin tinggi. Sehingga besarnya kalor (Q) yang diberikan pada sebuah benda sebanding dengan kenaikan suhu benda itu ( ). Hubungan Q dan dapat dituliskan: 2. Untuk menaikkan suhu yang sama, 2 kg air lebih lama atau perlu kalor lebih banyak dari 1 kg air. Jumlah kalor (Q) yang diserap benda untuk menaikkan suhu yang sama adalah sebanding dengan massa benda (m). Hubungan Q dan m dapat dituliskan: 3. Untuk menaikkan suhu yang sama, jumlah massa zat sama, tetapi jenis zat berbeda membutuhkan kalor yang berbeda pula. Kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu bergantung pada jenis zat (c). Hubungan Q dan c dapat dituliskan:
  • 17. Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar 10C Dari ketiga percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan. Kalor yang dilepas / diterima oleh zat ketika berubah suhunya, tergantung pada: massa zat (m), jenis zat (c), dan perubahan suhu ( ). Sehingga dapat dirumuskan: Pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda Besarnya kalor suatu zat menunjukkan berapa besar energi kinetik dari partikel-partikel penyusunnya. Pengaruh kalor terhadap suatu benda selain akan mengubah suhu suatu benda bisa mengakibatkan terjadinya perubahan wujud zat. Kalor LeburBanyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk mengubah dari wujud padat menjadi wujud cair pada titik leburnya dinamakan kalor lebur, dapat dirumuskan:
  • 18. 6. Gambaran Umum Tentang Incomedia WebSite X5 Evolution Incomedia website x5 evolution merupakan software yang dirancang untuk membuat website. Dalam software ini untuk membuat website utuh hingga dibuplikasikan ke server online jaringan internet hanya memerlukan 5 langkah dasar, yang meliputi general settings, sitemap creation, page creation, advanced settings, dan export. Gambar 1.4. Tampilan jendela permulaan Incomedia Website X5 Evolution 9 a) Project Selection Berisi kolom untuk membuat proyek baru dan kolom untuk mengedit proyek-proyek website yang sudah dibuat sebelumnya.
  • 19. Gambar 1.5. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution b) General settings Berisi kolom-kolom untuk mengisi setingan umum dari suatu website yang dibuat meliputi judul website, pemilik website, alamat website, deskripsi website yang dibuat, kata-kata kunci yang diinginkan untuk website yang dibuat, pemilihan bahasa dan ikon website yang dibuat. Selain itu di menu bagian kiri disuguhkan pemilihan template web dan pengeditan grafik template web yang telah dipilih. Gambar 1.6. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap general settings.
  • 20. c) Sitemap creation Berisi fitur-fitur untuk membuat pemetaan suatu website meliputi penambahan, penghapusan, penamaan, pemindahan, dan penyalinan halaman-halaman website yang akan dibuat. Gambar 8. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap sitemap creation. d) Page creation Berisi pemilihan dan pengaturan objek-objek yang akan diisi dalam suatu halaman website. Gambar 1.7. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap page creation.
  • 21. e) Advanced settings Berisi pengaturan lanjutan dari website yang dibuat Gambar 1.8. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap advanced settings. f) Export. Export adalah fitur untuk mengarahkan hasil akhir dari website yang dibuat. Dalam jendela ini disuguhkan tiga pilihan yaitu pilihan pertama adalah mengupload website yang telah dibuat ke internet, pilihan kedua adalah membuat salinan website untuk disebarkan melalui media penyimpanan baik cd-dvd, usb flash disk, maupun hardisk, dan pilihan ketiga adalah membuat salinan proyek website yang dibuat ke dalam suatu folder sehingga dapat digunakan di komputer lainnya. Gambar 1.9. Jendela Kerja Incomedia Website X5 Evolution pada tahap general settings.
  • 22. 7. Kerangka Pemikiran Dalam proses belajar mengajar tentunya dibutuhkan suatu alat bantu untuk menyampaikan materi pembelajaran, agar lebih mudah diterima oleh siswa. Alat Bantu pembelajaran salah satunya adalah bahan ajar. Bahan ajar yang digunakan sekarang ini tidak terbatas hanya pada buku-buku pelajaran dan LKS, tetapi telah berkembang menggunakan sarana yang lebih mudah seperti penggunaan buku sekolah elektronik (BSE). Komputer sebagai salah satu media pembelajaran telah banyak dikembangkan oleh para pendidik untuk membuat pembelajaran yang efektif. Kemudian dengan memanfaatkan teknologi internet pada komputer, dimana berkas berkas bahan ajar yang disimpan dalam suatu website dapat menampilkan materi pelajaran dalam bentuk tulisan; gambar; suara; gambar bergerak/film; simulasi-simulasi yang dapat membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran tersebut. Akan tetapi, banyak dijumpai para pendidik yang menguasai materi pembelajaran, tetapi tidak dapat menghadirkan banyak bentuk materi pembelajaran tersebut dengan komputer. Perlunya suatu bahan ajar yang interaktif dimana bisa digunakan oleh pendidik dan siswa agar dapat menciptakan pembelajaran yang lebih efektif. Bahan ajar interaktif berbasis web haruslah mudah digunakan yang memuat navigasi-navigasi sederhana yang memudahkan pengguna. Selain itu, harus menarik agar merangsang pengguna tertarik menjelajah seluruh isi web sehingga seluruh materi pembelajaran yang terkandung di dalamnya dapat terserap dengan baik. Materi pembelajaran yang terkandung didalamnya juga harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, sesuai dengan kurikulum dan mengandung banyak manfaat. Bahan ajar interaktif berbasis web tersebut juga dapat diakses dengan mengggunakan jaringan internet sehingga dapat dipelajari kapanpun dibutuhkan selama jaringan internet itu ada.
  • 23. DAFTAR PUSTAKA Anwas, Oos M. 2000. Internet: Peluang dan Tantangan Pendidikan Nasional. Jakarta: Jurnal Teknodik Depdiknas. ________. 2003. Faktor yang Mempengaruhi Sikap terhadap Internet; Studi Survei Kesiapan Dosen dalam Mengadopsi Inovasi e-learning. Jakarta: Program Pascasarjana FISIP Universitas Indonesia. Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bandung Press. Aththibby, Arif Rahman. 2010. Perancangan media pembelajaran fisika berbasis Animasi komputer untuk sekolah menengah atas Pokok bahasan hukum- hukum newton tentang Gerak. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. http://aththibby.files.wordpress.com/2011/01/skripsi-arif-rahman-a1.pdf Awang, Hizamnuddin. 2000. Teknografi Pengguna Internet. http://www.magazin. jaringan.my/2000/november Gafur, Abdul. 1994. Disain instruksional: langkah sistematis penyusunan pola dasar kegiatan belajar mengajar. Solo: Tiga Serangkai.http://www.ascusc.org/jemc/vol16/issue1/abersole.html, Kamarga, Hanny. 2002. Belajar Sejarah melalui e-learning; Alternatif Mengakses Sumber Informasi Kesejarahan. Jakarta: Inti Media. Karim, Saeful. 2008. Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar. Jakarta: PT Setia Purna Inves.
  • 24. Kodijat, Ardito M.. 2001. On-line Services pada Industri Pendidikan. http://www.ristek.go.id /berita/ardito.htm. Koran, Jaya Kumar C. 2002. Aplikasi E-Learning dalam Pengajaran dan pembelajaran di Sekolah Malasyia. (8 November 2002). www.moe.edu.my/smartshool/neweb/Seminar/kkerja8.htm. Majid, Abdul . 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Pangarsa, Azis Tata. 2011. Pengembangan-Bahan-Ajar. http://blog.uin- malang.ac.id/azistatapangarsa/2011/06/05/pengembangan-bahan-ajar/ Renggani. 2007. Inovasi Model e-Learning. http://renggani.blogspot.com/2007/07/ makalah-model-inovasi-e-learning.html Ruseffendi. 1998. Statistika Dasar untuk Penelitian Pendidikan. Bandung: IKIP Sudjana, N & Rivai. 1998. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sudrajat, Ahmad. 2008. Pengembangan-Bahan-Ajar. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/download- pengembangan-bahan-ajar/ Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Kedua. Jakarta: Balai Pustaka. Wikipedia. 2012. Situs Web. http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_web)