Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seorang anak dibentuk seperti apa didikan orangtuanya.
Anak dapat Meniru Perilaku orangtuanya dengan : Melihat, Mendengar dan Merasakan yang diteladani dari orangtuanya
Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seorang anak dibentuk seperti apa didikan orangtuanya.
Anak dapat Meniru Perilaku orangtuanya dengan : Melihat, Mendengar dan Merasakan yang diteladani dari orangtuanya
Ada pepatah mengatakan buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, seorang anak dibentuk seperti apa didikan orangtuanya.
Anak dapat Meniru Perilaku orangtuanya dengan : Melihat, Mendengar dan Merasakan yang diteladani dari orangtuanya
sekolah untuk menjadi pintar atau profesi tertentu sudah banyak sekali, tetapi sekolah untuk menjadi orang tua sangat minim, sehingga pengetahuan ntentang pengasuhan berjalan selama pengasuhan tersebut berlangsunng, bagi orang tua pembelajar dapat menerapkannya pada anak-anak secara baik tetapi bagi orang tua yang mendidik sesuai pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya saja sudah tentu akan sangat kurang, karena itu belajar tentang mendidik anak sangatah penting. Begitu pula dengan pendidikan pengasuhan yang positif.
Moderasi agama memegang peranan vital dalam mempertahankan kerukunan antar umat beragama, menjaga stabilitas sosial, dan mempromosikan nilai-nilai toleransi serta kerjasama lintas agama. Dalam konteks Indonesia, negara dengan beragam kepercayaan dan keyakinan, moderasi agama menjadi fondasi utama bagi keberlangsungan kehidupan beragama yang damai dan harmonis. Moderasi agama merupakan konsep yang mengajarkan pendekatan yang seimbang dalam praktik keagamaan, dengan menekankan toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, serta penolakan terhadap ekstremisme dan intoleransi. Di Indonesia, moderasi agama tidak hanya menjadi prinsip panduan dalam praktik keagamaan, tetapi juga menjadi bagian dari identitas nasional yang memperkuat persatuan dan kesatuan dalam keberagaman. Kehadiran Islam di Indonesia telah memberikan kontribusi besar dalam membentuk karakter moderasi agama. Sejak masuknya Islam pada abad ke-13, agama ini telah meresap ke dalam budaya dan masyarakat Indonesia dengan pendekatan yang toleran dan inklusif. Selain itu, keberadaan agama-agama lain seperti Hindu, Buddha, dan Kristen juga turut membentuk lanskap keberagaman agama di Indonesia. Moderasi agama membantu masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan sehari-hari. Melalui dialog antar agama, kegiatan lintas agama, dan kerjasama sosial, moderasi agama memfasilitasi pertukaran budaya dan pemahaman yang lebih dalam antar penganut agama. Hal ini mengurangi potensi konflik antar kelompok agama dan mendorong terbentuknya hubungan yang harmonis di antara mereka. Pemerintah Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan moderasi agama melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung kerukunan antar umat beragama. Salah satu contohnya adalah Pancasila, yang menekankan pada prinsip-prinsip seperti keadilan sosial, demokrasi, dan persatuan Indonesia dalam keberagaman. Selain itu, pembentukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Dewan Gereja Indonesia (DGI) merupakan upaya konkret untuk mendorong dialog antaragama dan pencegahan ekstremisme agama. Meskipun moderasi agama memiliki dampak positif yang besar dalam masyarakat Indonesia, tetapi masih ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam mewujudkannya sepenuhnya. Salah satunya adalah adanya kelompok-kelompok radikal yang mempromosikan ideologi ekstremisme agama. Kelompok-kelompok ini seringkali menimbulkan konflik dan ketegangan antar umat beragama, serta mengancam stabilitas sosial dan keamanan nasional. Selain itu, ketidaksetaraan dalam perlakuan terhadap umat beragama juga menjadi masalah serius dalam konteks moderasi agama. Diskriminasi dan intoleransi terhadap minoritas agama masih terjadi di beberapa daerah, memperumit upaya untuk mencapai kerukunan antar umat beragama secara menyeluruh. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya moderasi agama melalui pendidikan agama yang inklusif dan holistik.
Implementasi transformasi pemberdayaan aparatur negara di Indonesia telah difokuskan pada tiga aspek utama: penyederhanaan birokrasi, transformasi digital, dan pengembangan kompetensi ASN. Penyederhanaan birokrasi bertujuan untuk membuat ASN lebih lincah dan inovatif dalam pelayanan publik melalui struktur yang lebih sederhana dan mekanisme kerja baru yang relevan di era digital. Transformasi digital memerlukan perubahan mendasar dan menyeluruh dalam sistem kerja di instansi pemerintah, yang meliputi penyempurnaan mekanisme kerja dan proses bisnis birokrasi untuk mempercepat pengambilan keputusan dan meningkatkan pelayanan publik. Selain itu, pengembangan kompetensi ASN mencakup penyesuaian sistem kerja yang lebih lincah dan dinamis, didukung oleh pengelolaan kinerja yang optimal serta pengembangan sistem kerja berbasis digital, termasuk penyederhanaan eselonisasi.
Disusun oleh :
Kelas 6D-MKP
Hera Aprilia (11012100601)
Ade Muhita (11012100614)
Nurhalifah (11012100012)
Meutiah Rizkiah. F (11012100313)
Wananda PM (11012100324)
Teori ini kami kerjakan untuk memenuhi tugas
Matakuliah : KEPEMIMPINAN
Dosen : Dr. Angrian Permana, S.Pd.,MM.
UNIVERSITAS BINA BANGSA
Reformasi Administrasi Publik di Indonesia (1998-2023): Strategi, Implementas...Universitas Sriwijaya
Reformasi tahun 1998 di Indonesia dilakukan sebagai respons terhadap krisis ekonomi, ketidakpuasan rakyat terhadap pemerintahan otoriter dan korup, tuntutan demokratisasi, hak asasi manusia, serta tekanan dari lembaga keuangan internasional. Tujuannya adalah memperbaiki kondisi ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, dan memperkuat fondasi demokrasi dan tata kelola pemerintahan. Reformasi ini mencakup bidang politik, ekonomi, hukum, birokrasi, sosial, budaya, keamanan, dan otonomi daerah. Meskipun masih menghadapi tantangan seperti korupsi dan ketidaksetaraan sosial, reformasi berhasil meningkatkan demokratisasi, investasi, penurunan kemiskinan, efisiensi pelayanan publik, dan memberikan kewenangan lebih besar kepada pemerintah daerah. Tetap berpegang pada ideologi bangsa dan berkontribusi dalam pembangunan negara sangat penting untuk masa depan Indonesia.
Reformasi Birokrasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2020-2024Universitas Sriwijaya
Selama periode 2014-2021, Kementerian Pertanian Indonesia mencapai beberapa keberhasilan, termasuk penurunan jumlah penduduk miskin dari 11,5% menjadi 9,78%. Ketahanan pangan Indonesia juga meningkat, dengan peringkat ke-13 di Asia Pasifik pada tahun 2021. Berdasarkan Global Food Security Index, Indonesia naik dari peringkat 68 pada tahun 2021 ke peringkat 63 pada tahun 2022. Meskipun ada 81 kabupaten dan 7 kota yang rentan pangan pada tahun 2018, volume ekspor pertanian meningkat menjadi 41,26 juta ton dengan nilai USD 33,05 miliar pada tahun 2017. Walaupun pertumbuhan ekonomi menurun 2,07% pada tahun 2020, ini membuka peluang untuk reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor.
3. Tuhan menitipkan anak yang
sempurna kepada kita,
kitalah yang lalu melabeli
anak dengan sebutan bodoh,
nakal,...
Percayalah tidak ada produk
Tuhan yang gagal, kitalah
yang perlu berusaha
memahami mereka,
www.themegallery.com
4. Kebiasaan Buruk Orang tua
1. Anak adalah figure yang tak pernah salah !
2. Kita sering melakukan kebohongan kecil
3. Kita selalu sering mengancam
4. Ayah dan Ibu tidak kompak
5. Menakut-nakuti si anak
6. Beda ucapan, beda perilaku
7. Merasa bersalah
9. Terlalu memaklumi yang salah
10. Berharap perubahan instan
11. Terlalu menuruti maunya
12. Jangan ini, jangan itu
13. Suka membanding
5. 3 Masalah Orang Tua
• Unexperienced syndrom. keadaan tanpa
pengalaman menyebabkan orangtua tidak tahu
harus berbuat apa dan tidak tahu menghadapi
apa.
• Unexpected action. Dalam menghadapi anak,
terkadang ada tindakan orangtua yang tidak
konsisten atau menyalahi keinginan
sebenarnya.
• Accidental crime. Emosi yang meledak dalam
menghadapi kekacauan yang dibuat oleh anak
bisa memicu kejahatan kepada anak
6. 4 Cara Membentuk Perilaku Anak
• Modelling atau memberi
tauladan pada anak
• Facilitating, menciptakan
situasi yang mendorong
anak untuk melakukan
tingkah laku yang
diharapkan, meliputi
penyediaan sarana fisik
dan non fisik
7. • Directing, kegiatan mengarahkan
baik dengan cara memberi
pengetahuan, bercerita, membujuk
sampai memerintahkan
• Controlling, mengendalikan
perilaku yang muncul seperti
dengan memberi reward atau
konsekuensi positif (memuji,
memberi hadiah) untuk perilaku
baik dan memberi konsekuensi
negatif seperti time out atau taking
away previllage.
8. APABILA MASIH BELUM BERHASIL
• P Persist & don’t give in
» Bertahan dan jangan menyerah
• R Respond immediately
» Merespon dengan cepat
• A Always Consistent
» Selalu konsisten
• I Ignore silly behavior & praise the good
» Tidak menghiraukan perilaku yang buruk & memuji perilaku yang baik
• S Say your bit & that should be it!
» Katakan peraturannya. Dan itu aturannya
• E Expect the best always
» Selalu mengharapkan yang terbaik
10. Disiplin
• Memperkenalkan anak akan batasan-batasan
yang pantas dan tidak, sehubungan dengan hak
dan kewajiban mereka serta hak dan kewajiban
orangtua
• Membentuk haruslah sejak dini, biasanya mulai
2 sampai 4 tahun
• Butuh waktu bertahun-tahun membentuk
perilaku disiplin; harus ada KETEGASAN,
JELAS dan KONSISTENSI
11. • Disiplin bukan mengekang anak sehingga
tidak berbuat kesalahan sama sekali
• Tujuan utama disiplin adalah agar anak
mempelajari hingga mampu mengatur
perilakunya sendiri serta mampu ambil
keputusan berdasarkan peraturan yang
telah ditentukan orangtuanya
www.themegallery.com
12. • Perlu juga membiarkan anak melakukan
kesalahan agar ia belajar dari kesalahan
itu
• Perlu diperhatikan :
– Keunikan masing-masing anak (temperamen,
perkembangan, kemampuan menerima
aturan, dll)
– Pengawasan dan kontrol yang terlalu lama
membuat anak kurang percaya diri dan terlalu
bergantung
–www.themegallery.com Company Logo
13. • Kita (orangtua) cenderung mendisiplinkan
anak seperti cara orang tua dulu mendidik
• Orang tua yang pendiam perlu lebih
ekspresif
• Orang tua yang emosional perlu lebih
cool, diam dan terkendali
• Lakukan sebaliknya dengan anak yang
kita hadapi
www.themegallery.com Company Logo
14. Teknik Disiplin
• Ketat/Otoriter : Orang tua mengekang
perilaku dan ekspresi anak sehingga ia
merasa terbatasi.
• Pemurah/Easy Going : Anak merasa
pandangan mereka sepenting pandangan
orangtua
• Tidak konsisten
www.themegallery.com Company Logo
15. Metode Disiplin
• Pujian, perhatikan seiring usia
• Perhatian
• Kasih sayang, kita bendi perilakunya
bukan anaknya
• Hukuman : jangan memukul, jangan
memarahi sambil mengomel, alihkan
perhatiannya (time
• Membatasi hak istimewa anak sementara
waktu
www.themegallery.com Company Logo
16. HADIAH dan PUJIAN
• Hadiah termurah namun jarang dilakukan
adalah memberikan pujian.
• Berilah pujian dan penghargaan pada
perilaku positif anak meskipun HANYA
secuil perilaku
• Senyuman, belaian, dekapan, beberapa
untaian kata pujian
• Pujian harus proporsional dan selektif
17. HUKUMAN
• Bukan berarti MEMUKUL, MENCACI,
MENCELA, MENGHINA
• Berikan hukuman yang tepat pada anak,
sebagai bentuk cinta orang tua
– Time Out
– Membatasi hak istimewa/hal yang disukainya
• Yang penting anak menyadari ia salah
• Kita membenci perilaku buruknya, bukan
dirinya
18. Cara Disiplin
• Disiplin dimulai dengan berikan tanda tegas untuk
katakan “tidak”.
• Caranya dengan menekankan nada suara, atau
berbisik, mengerutkan wajah dan memperlihatkan
wajah marah, atau memalingkan wajah dan tidak
memberikan perhatian. Terakhir baru kemudian
dengan kata-kata “Tidak”.
• Cinta pada anak tetap terpancar saat
mendisiplinkan, antara lain dengan meminta maaf
setelahnya
• Memberikan pujian dan dorongan pada perilaku
baik
19. “TIDAK”
• Orang tua harus belajar mengatakan
“tidak” lebih awal agar anak tidak mahir
dalam menuntut dan manipulatif
• Mulai belajar berkata “tidak” pada saat
anak kita mulai bersikap keterlaluan
• Jangan sering mengatakan “tidak” atau
“jangan” lebih baik diganti dengan kata-
kata “hati-hati” dan berikan penjelasan
logis
20. ‘hey jangan menyobek buku bunda. Kamu nakal
sekali. Tahu ngga, klo buku ini mahal. Sana
pergi! Jangan main di meja kerja Bunda lagi!’
‘kakak, Bunda marah kakak menyobek buku
Bunda (dengan nada tegas). Sekarang Bunda
kehilangan catatan penting (nada sedih). Bunda
tau kakak anak pintar. Klo kakak ingin buat
kapal terbang, bagaimana klo memakai kertas
bekas print (bunda memeluk kakak)
21. Disiplin dengan Anak yg Berbeda
• Anak yg sensitif dan mudah marah : tidak perlu
meninggikan nada suara/keras
• Anak yang kurang sensitif : perlu kedisiplinan
yang lebih tegas dan jelas
• Anak yang moody : Perlu penanganan cepat
• Anak usia lebih muda : disiplin yg lebih tegas,
langsung dan tingkat kontrol tinggi. Gunakan
kata sederhana dan mudah dipahami, jika perlu
ada arahah fisik
• Anak remaja : disiplin yg konsisten dan kontinyu.
Beri ruang untuk diskusi
www.themegallery.com Company Logo
23. Jika ada satu hadiah yang bisa Anda
berikan pada anak Anda, yang mampu
meningkatkan kualitas hidup balita anda.
Maka hadiah itu Adalah mengajarkan
KEMANDIRIAN yaitu keterampilan
dalam pemenuhan kebutuhan diri Anak.
24.
25. Frame Orang tua yang Salah
• Anak ku tidak bisa, jadi harus dibantu
• “Ih segitu aja gak bisa”
• Ibu yang baik adalah ibu yang membantu
anaknya
• Ibu ingin anak “terlihat” bisa di mata orang
lain
26. “Padahal sebenarnya anak mempunyai
kemampuan mengatasi atau
melakukan hal tersebut sesuai dengan
usianya”
27. “Dengan demikian keliru bila orang tua
beranggapan bahwa anak kecil belum
perlu diajarkan suatu keterampilan
bantu diri untuk kemandirian mereka.
Karena justru pada masa inilah
terbentuknya dasar-dasar kemampuan
dan keterampilan anak”.
28. TEKNIK :
(1) Pemberian Instruksi yang terdiri dari :
- Instruksi langsung (Verbal Direction)
- Mendemonstrasikan keterampilan
yang diajarkan (modelling)
- Melakukan bimbingan fisik
(2) Penggunaan hadiah/reward.
30. 1. Tipe Mudah
Ciri-cirinya:
• Memiliki suasana hati yang positif, cenderung tidak
rewel.
• Dengan cepat dapat membentuk kebiasaan rutin yang
teratur dan mudah menyesuaikan diri dengan
pengalaman, situasi dan orang-orang baru.
• Memasuki usia prasekolah atau balita, anak tipe ini
umumnya lebih mudah memahami penjelasan tentang
perilaku yang diharapkan dari mereka.
31. 2. Tipe Sulit
Ciri-cirinya:
• Cenderung bereaksi secara negatif dan sering sekali
menangis.
• Cenderung bereaksi negatif terhadap kegiatan rutin, sehingga
memberikan kesan sangat sulit untuk hidup secara teratur
(misalnya keteraturan dalam hal makan, tidur, mandi dan
lainnya).
• Lamban dalam menerima pengalaman-pengalaman baru,
sehingga penyesuaian diri dengan lingkungan, situasi, serta
orang-orang di sekitarnya, dan makanan baru pun sulit.
• Memasuki usia prasekolah atau balita, si anak sangat sulit
sekali bila diberi pengertian atau diberi penjelasan tentang
perilaku apa yang tidak diharapkan dari mereka.
32. 3. Tipe Slow to Warm Up
Ciri-ciri:
• Memiliki ciri antara tipe sulit dan mudah.
• Tingkat aktivitasnya rendah.
• Cenderung menunjukkan suasana hati yang negatif (tetapi sedikit
lebih baik daripada tipe sulit).
• Penyesuaian dirinya juga lamban dan suasana hati anak tipe ini
cenderung rendah intensitasnya. Semasa bayi ia tidak terlalu rewel
bila dibandingkan dengan tipe anak sulit. Lewat bujukan-bujukan
akhirnya ia dapat ditenangkan.
• Memasuki usia prasekolah atau balita, anak tidak terlalu mudah saat
diberi pengertian atau diberi penjelasan tentang apa yang
diharapkan dari mereka dalam bertingkah laku. Dibutuhkan usaha
yang cukup kuat dan sikap sabar dari orang tua dalam rangka
mengajak anak bekerja sama.
34. Karakteristik Emosi Anak
• Reaksi emosi anak sangat kuat, anak merespon
suatu peristiwa dengan kadar emosi yang sama
• Reaksi emosi seringkali muncul pada setiap
peristiwa dengan cara yang diinginkannya
• Reaksi emosi anak mudah berubah dari satu
kondisi ke kondisi yang lain
• Reaksi emosi bersifat individual
• Keadaan emosi anak dapat dikenali dari tingkah
laku yang ditampilkan
35. Cara Stimulasi Kecerdasan Emosi
• Cara pengasuhan efektif
– Tidak terlalu melindungi
– Membiarkan anak mengalami kekecewaan
– Tidak terlalu cepat membantu
– Mendukung anak untuk atasi masalah
– Menunjukkan empati
– Menetapkan aturan yang tegas dan konsisten
• Melatih anak untuk mengenali emosi dan
mengelolanya dengan baik
36. • Anak perlu diajarkan kemarahan
• Kita perlu memberitahu bahwa kita marah
• Marah dengan memberi ancaman lembut,
meninggalkan atau mengancam
mainannya diambil
• Jangan terpengaruh dengan “tipu daya”
anak
37. Pengembangan Emosi
• Bermain pake aturan yang sederhana
(mengantri, berbagi, bergiliran, dsb)
• Berkebun dengan teman (menanam
sesuatu)
• Bermain pasar-pasaran
• Bermain peran
38. Anda Teladan Anak Anda
• Anda suka mengritik maka anak Anda akan belajar mengutuk dan
berkeluh kesah
Anda suka menciptakan suasana permusuhan maka anak Anda
akan belajar berseteru
Anda suka menakuti maka anak Anda akan belajar hidup prihatin
dan tak berani berbuat sesuatu
Anda suka mengasihani anak maka anak Anda akan belajar
mengasihani diri sendiri
Anda suka mencemooh maka anak akan belajar menjadi pemalu
Anda suka mencemburui maka anak akan belajar iri hati
Anda suka mempermalukan anak maka ia akan belajar merasa
bersalah
Anda suka mendorong maka ia akan belajar percaya diri
Anda suka mentoleransi maka mereka akan belajar sabar
Anda suka memuji maka mereka akan belajar menghargai
Anda menerima anak apa adanya mereka akan belajar mengasihi
39. • Anda mendukung anak maka mereka akan menyukai diri mereka
sendiri
Anda mengakui mereka maka mereka akan belajar untuk
mempunyai sasaran
Anda suka berbagi maka mereka akan belajar bermurah hati
Anak dibiasakan jujur maka mereka akan belajar mengatakan yang
sebenarnya
Anak merasakan keadilan maka mereka akan belajar bersikap adil
Anak banyak merasakan kemurahan dan pertimbangan maka
mereka akan belajar menghormati
Anak merasa tenteram maka mereka akan belajar percaya pada diri
sendiri dan orang di sekelilingnya
Anak merasakan persahabatan maka mereka akan belajar bahwa
dunia ini menyenangkan