2. Asal Kata
racun : “toxic” Yunani
“tox” : Panah
panah pada saat itu digunakan sebagai
senjata dalam peperangan, yang selalu
pada anak panahnya terdapat racun.
racun : berbagai bahan ”zat kimia”
yang dengan jelas berbahaya bagi
tubuh.
3. Konsep Dasar
Paracelcius
• Philippus Aureolus Theophratus
Bombast von Hohenheim (1493-
1541)
All substances are poisons; there is
none that is not poison. The right
dose differentiates a poison and a
remedy”
“Semua zat adalah racun dan
tidak ada zat yang tidak beracun,
hanya dosis yang membuatnya
menjadi tidak beracun”
• konsep hubungan dosis
reseptor dan indeks terapi
4. Definisi
toksikologi
kajian tentang hakikat dan mekanisme
efek berbahaya (efek toksik) berbagai
bahan kimia terhadap makhluk hidup
dan sistem biologik lainnya.
toksisitas
sifat relatif dari suatu zat kimia, dalam
kemampuannya menimbulkan efek
berbahaya atau penyimpangan
mekanisme biologi pada suatu
organisme.
5. Sifat toksik
Sifat toksik dari suatu senyawa ditentukan oleh:
dosis
konsentrasi racun di reseptor “tempat kerja”,
sifat zat
kondisi bioorganisme atau sistem bioorganisme,
paparan terhadap organisme
bentuk efek yang ditimbulkan.
8. Ruang Lingkup Berdasarkan Aplikasi
Toksikologi
Lingkungan
• menguraikan
pemejanan
(exposure) zat
kimia (pencemar
lingkungan,
makanan dan air)
yg tdk disengaja
pd jaringan biologi
(lebih khusus
manusia)
Toksikologi
Ekonomi
• Menguraikan
pengaruh
berbahaya zat
kimia yg sengaja
diberikan pd
jaringan biologi
dgn maksud utk
mdpatkan
pengaruh/efek
bermanfaat yg
khas (mis. Obat,
zat makanan,
pestisida)
Toksikologi
Forensik
• menekankan diri
pada aplikasi ilmu
toksikologi untuk
kepentingan
peradilan. Kerja
utama dari
toksikologi
forensik adalah
analisis racun baik
kualitatif maupun
kuantitatif sebagai
bukti dalam tindak
kriminal (forensik)
di pengadilan.
9. Bidang pengelompokan Toksikologi (LU, 1995)
• untuk tujuan diagnostik, pencegahan, dan terapeutik,
Bidang
Kedokteran
• sebagai zat tambahan baik langsung maupun tidak
langsung,
Bidang Industri
Makanan
• sebagai pestisida zat pengatur pertumbuhan, peyerbuk
bantuan, dan zat tambahan pada makanan hewan
Bidang
Pertanian
• sebagai pelarut, komponen, dan bahan antara bagi plastik,
pengaruh logam (misal dalam dalam pertambangan dan
tempat peleburan), produk minyak bumi, kertas dan pulpa,
tumbuhan beracun, dan racun hewan terhadap kesehatan.
Bidang Industri
Kimia
10. Subdisiplin Toksikologi
toksikologi
klinik
Analisis toksikologi
klinik dapat berupa
analisis kualitatif
maupun kuantitatif.
Untuk mengetahui
tepatnya tingkat
toksisitas pasien,
biasanya
diperlukan analisis
tokson yang
berulang baik dari
darah maupun
urin. .
Toksikologi
kerja
Keracunan yang
terjadi akibat
pejanan tokson di
tempat kerja. Hal
ini mungkin dapat
mengkibatkan efek
buruk yang akut
maupun kronik.
Efek toksik yang
ditimbulkan oleh
kesehatan dan
keselamatan kerja
merupakan
masalah bidang
toksikologi kerja.
Toksikologi
hukum
Mencoba melindungi
masyarakat umum
dari efek berbahaya
tokson dengan
membuat undang-
undang, peraturan,
dan standar yang
membatasi atau
melarang
penggunaan zat
kimia yang sangat
beracun, juga
dengan menentukan
syarat penggunaan
zat kimia lainnya.
12. Perkembangan Mutakhir Toksikologi
Dalam perkembangan beradaban modern,
masyarakat menuntut perbaikan kondisi
kesehatan dan kehidupan, diantaranya
makanan bergizi, mutu kesehatan yang tinggi,
pakaian, dan transportasi.
Meningkatnya jumlah penduduk dunia menuntut,
salah satunya meningkatnya jumlah produksi
pangan. Dalam hal ini diperlukan bahan kimia,
seperti pupuk, pestisida, dan herbisida
14. Efek Kerja Tokson
EFEK
TERAPEUTIS
• Efek hasil
interaksi
xenobiotika dan
reseptor yang
diinginkan untuk
tujuan terapeutis
EFEK YANG
TIDAK
DIINGINKAN
• Efek yang tidak
diinginkan pada
dosis yang
dianjurkan
EFEK
TOKSIK
• Efek yang
membahayakan
atau merugikan
organisme itu
sendiri
15. Mekanisme Kerja Efek Toksik
Mekanisme
Kerja
Interaksi
dengan
sistem
enzim Inhibisi pada
transpor O2
karena
gangguan
Hb
Interkasi
dengan
fungsi sel
umum
Gangguan
pada
sintesis
DNA & RNA
Kerja
Teratogen
Gangguan
sistem
umum
Iritasi kimia
langsung
pada
jaringan
Toksisitas
pada
jaringan
17. Kasus Keracunan Masif
Kontaminasi
Ginger jake
oleh Tri-o-kresil
(Detroit, 1930)
Kontaminasi
udara oleh SO2
& Partikel
tersuspensi
(London, 1952)
Tragedi
Minamata krn
limbah merkuri
(Minamata,
1950-an)
Kasus
Thalidomid
(Eropa Barat,
1954 – 1962)
18. Kerja Teratogenik
Adalah suatu keabnormalan yang terjadi
pada janin yang timbul selama fase
perkembangan embrio (fetus) atau bisa
diartikan dengan pembentukan cacat
bawaan.
Hal ini mulai menarik dunia setelah terjadi
bencana talidomid yang terjadi pada akhir
1950-an sampai awal tahun 1960-an, efek
yang terjadi adalah terlahir janin dengan
pertumbuhan organ tubuh yang tidak lengkap.
19.
20. Thalidomide merupakan suatu obat sedative hipnotik
yang dikembangkan di Jerman Barat sekitar tahun 1954
untuk mengatasi insomnia. Namun dalam perjalanannya
obat ini banyak disalahresepkan pada ibu hamil untuk
mengatasi gejala mual dan muntah. Karena
popularitasnya, dalam waktu 3 tahun setelah dipasarkan
obat tersebut telah dikonsumsi secara besar-besaran di
46 negara di dunia. Belum genap 6 tahun menguasai
pasar obat dunia, kisah tragis dan pilu muncul
bersamaan.
Yang paling tragis, untuk menghentikan tragedi obat ini
diperlukan waktu yang amat panjang, yaitu 8 tahun
dengan korban lebih dari 10.000 bayi cacat di seluruh
dunia. Kasus ini menjadi "salah satu tragedi medis
terbesar di masa modern".
21. Bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pada saat
hamil mengkonsumsi thalidomide ditemukan cacat
dalam bentuk :
• Amelia (tidak memiliki tangan dan kaki),
• Fokomelia (lengan dan kaki tidak lengkap),
• Labioschisis (Bibir sumbing ),
• Palatoschisis (Tanpa langit-langit ),
• Anophtalmus (Tanpa mata )
• Anotia (Tanpa telinga),
• Anencephali (Tanpa tempurung kepala ), hingga
abnormalitas berbagai organ tubuh.
• Pada pertengahan tahun 1962, Thalidomide
dinyatakan ditarik dari peredaran di seluruh dunia