SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
KELOMPOK 3
TOKSIKOLOGI
INDUSTRI
Disusun oleh:
Fitri Fajria (22012008)
Yogi Nur Priyanto (22012006)
Riska Meilani (22012015)
Putri Nazma A (22012016)
Eka Novita N (22012022)
Definisi &
Batasannya
01 02 03
04 05
POKOK PEMBAHASAN
Bahan kimia sbg faktor
penyakit akibat kerja
Sifat bahan kimia sbg
faktor penyebab akibat
kerja
Penggolongan jenis
bahan kimia sbg penyakit
penyebab akibat kerja
Nilai ambang batas
bahan kimia
Sejarah Toksikologi
bidang pertambangan, kimia, metalurgi,
dan farmasi. Oleh karena itu, Ramazzini
dikenal
dunia sebagai Bapak Toksikologi Industri.
3. Orfila (1787–1853)
Seorang toksikolog abad ke-19 bernama
Mattieu Joseph Bonaventura Orfila
dikenal sebagai tokoh Pendiri Toksikologi
Modern. Orfila dikenal sebagai tokoh
Toksikologi Modern karena jasa jasanya
mengembangkan ilmu toksikologi sesuai
dengan kemajuan zaman dan teknologi
pada masanya. Orfila menulis sesuatu yang
penting mengenai “hubungan sistematika
suatu informasi kimia dan biologi tentang
racun”.
Tiga tokoh utama yang dikenal
sebagai pendiri keilmuan ini adalah
Paracelsus, Ramazzini, dan Orfila (Klaassen,
2008).
1. Paracelsus (1493–1541)
Beliau mengemukakan "Sola dosis facet
veninum”—‘dosis adalah racun’. Beliau
juga mengemukakan, “All substances are
poisons, there is none which is not a poison.
The right dose differentiates a poison from
remedy” atau ‘Semua zat adalah racun;
2. Ramazzini (1633–1714)
Beliau mengemukakan adanya bahaya di
Definisi Toksikologi
Toksikologi didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari racun”.
Istilah toksikologi berarti “ilmu racun”.
Kata toxic sendiri berasal dari bahasa Latin toxicus ‘racun’
(poison).
Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efek
toksik xenobiotic (materi asing).
Menurut Depnaker toksikologi adalah kemampuan suatu zat
untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup.
Toksikologi dalam perkembangannya berperan penting
dalam menunjang berbagai subdisiplin ilmu lainnya.
Contoh dalam dunia farmasi, toksikologi mempelajari
dosis suatu bahan kimia untuk mendapatkan berapa
dosis terendah (serendah apa pun) yang tidak
memberikan efek farmakologis dari dosis yang
dapat menyebabkan timbulnya efek racun.
Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh
manusia yaitu melalui saluran pencernaan atau
makanan (gastro intestinal), jalur pernapasan
(inhalasi) dan melalui kulit (topikal).
Batasannya
Zat dikatakan beracun apabila:
1. Bahan tersebut dikatakan beracun, apabila menyebabkan efek yang
tidak seharusnya. Misalnya obat yang di pakai melebihi dosis yang
dianjurkan.
2. Suatu bahan walaupun secara ilmiah dikatakan bahan beracun, tetapi
dapat dianggap bukan racun bila konsentrasinya dalam tubuh belum
mencapai batas kemampuan manusia untuk mentoleransi.
3. Efek yang kronis apabila zat toksik dalam jumlah kecil diabsorpsi dalam
waktu lama yang bila terakumulasi akan membuat efek toksis yang
baru.
Kadar Racun
OSHA (Occupational Safety and Health Administration) mendefiniskan
LD50 dan LC50 sebagai berikut:
1. LD50 (Lethal Doses-50) berarti dosis mematikan yang dinyatakan
dalam mg/kg massa tubuh, yang kemungkinan menyebabkan kematian
dalam waktu 14 hari untuk 50% hewan uji, yang diberikan melalui
mulut atau kulit telanjang.
2. LC50 (Lethal Concentration-50) berarti konsentrasi mematikan yang
dinyatakan dalam mg, yang kemungkinan menyebabkan kematian
dalam waktu 14 hari untuk 50% hewan uji, yang diberikan dengan
menghirup debu atau kabut atau uap.
Bahan Kimia Sbg Faktor Penyebab Penyakit
Kerja
Faktor kimia adalah faktor di dalam
tempat kerja yang bersifat kimia yang
dalam keputusan ini meliputi bentuk
padatan (partikel), cair, gas, kabut,
aerosol dan uap yang berasal dari bahan-
bahan kimia.
(permenkes ,2011)
Pengenalan Bahaya Bahan Kimia
Untuk
mengenal/mengidentifikasi
bahan kimia yg terdapat di
industri dan merencanakan
program evaluasi risiko
bahaya serta tindak
lanjutnya
Mempelajari alur proses
mulai dari tahap awal
hingga akhir, sumber
bahaya kimia dan keluhan
kesehatan para pekerja
Mengenal proses
produksi
Survei pendahuluan Mempelajari MSDS
Suatu dokemen Teknik yg
memberikan informasi ttg
komposisi, karakteristik,
bahaya fisik, dan potensi
bahaya kesehatan dll
Paparan Bahan Kimia di Tempat
Kerja
Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat terjadi ketika pekerja terpapar zat kimia
melalui berbagai jalur, seperti:
• inhalasi (menghirup udara yang terkontaminasi),
• penetrasi kulit,
• atau konsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi bahan kimia.
Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat terjadi dalam berbagai industri, seperti
industri kimia, farmasi, pertanian, manufaktur, dan sektor jasa seperti rumah sakit dan pusat
penelitian.
Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat menyebabkan efek kesehatan yang
berbahaya bagi pekerja. Beberapa efek kesehatan yang mungkin terjadi akibat paparan bahan
kimia di tempat kerja meliputi iritasi mata dan saluran pernapasan, alergi, dermatitis, keracunan
akut atau kronis, kerusakan organ dan jaringan, dan kanker.
Dampak Kesehatan Akibat Paparan Bahan Kimia
Di Tempat Kerja
 Penyakit pernapasan: Asap, debu, dan gas dapat menyebabkan iritasi,
inflamasi, atau kerusakan pada saluran pernapasan.
 Kerusakan sistem saraf: Logam berat, pestisida, dan pelarut organik dapat
merusak sistem saraf manusia dan menyebabkan efek neurotoksik.
 Kanker : Asbes, arsenik, benzene, dan kadmium dapat meningkatkan risiko
terjadinya kanker pada beberapa organ tubuh.
 Gangguan hormon: Pestisida dan bahan kimia industri dapat mengganggu
produksi hormon dan menyebabkan gangguan hormonal.
 Kerusakan kulit : Asam, alkali, dan bahan pengering dapat menyebabkan
iritasi atau kerusakan pada kulit.
 Kerusakan organ : Merkuri, timbal, dan kadmium dapat merusak organ
dalam.
 Efek alergi : Pestisida, cat, dan pewarna dapat menyebabkan alergi kulit
atau saluran pernapasan.
Dampak kesehatan akibat paparan bahan kimia di
tempat kerja dapat dicegah dengan:
a. mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko
paparan, serta
b. mengimplementasikan tindakan pencegahan
dan pengendalian yang sesuai.
Tindakan pencegahan dapat berupa penggunaan
alat pelindung diri, pengaturan ventilasi,
penggunaan bahan kimia yang lebih aman, dan
pelatihan yang sesuai untuk pekerja.
Sifat Bahan Kimia Sbg Faktor Penyebab
Akibat Kerja
Sifat-sifat bahan kimia dikelompokkan menjadi bahan kimia non B3
(bahan tidak berbahaya) dan tidak beracun dan B3 (bahan berbahaya
dan beracun). Sifat bahan kimia dari golongan bahan berbahaya dan
beracun. Antara lain;
1. Korosif 6. Oksidator
2. Mudah Terbakar 7. Gas Bertekanan
3. Mudah Meledak 8. Berbahaya Untuk Lingkungan
4. Beracun 9. Karsinogenik
5. Berbahaya 10. iritasi
Klasifikasi Toksisitas
 Gas : CO, CO2, NH3, Cl2, H2S, Nox
 Uap : Benzen, asetotn, Ccl4, MIBK, Metanol (tergantung pada
suhu)
 Fumes : logam Pb, Zn
 Kabut : Dispersi cairan dalam udara (cat dan minyak)
 Asap : Pembakaran tidak sempurna, H2S, CO- pembakaran
karbon
 Debu : Dispersi partikel padat dalam udara ( silika, asbes, semen,
karbon, kapur)
Penyakit Kerja Akibat Bahan Kimia
Bahan Kimia dalam Kehidupan Manusia :
a. Logam/metalloid
• Pb (PbCO3) : Syaraf, ginjal dan darah
• Hg (organic & anorganik): Saraf dan ginjal
• Cadmium: Hati, ginjal dan darah
• Krom: Kanker
• Arsen: Iritasi kanker
b. Phospor : Gangguan metabolism
• Bahan pelarut
• Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah) : Pusing, koma
• Hidrocarbon terhalogensisasi (Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal
• Alkohol (etanol, methanol) : Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan
• Glikol : Ginjal, hati, tumor
c. Gas beracun
● Spiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen
● Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4),
● Karbonmonoksida (CO), Notrogen Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas, kejang,
pingsan.
d. Karsinogenik
● Benzene: Leukemia
● Asbes: Paru-paru
● Bensidin: Kandung kencing
● Krom: Paru-paru
● Naftilamin: Paru-paru
● Vinil klorida: Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah
e. Pestisida
● Organoklorin : Pusing, kejang, hilang
● Organophosphat : Kesadaran dan
● Karbamat : kematian
Cara Masuk Bahan Kimia Kedalam
Tubuh
Mulut  Tertelan, kontaminasi pada
makanan dan minuman
Kulit  Kontak dan adsorpsi ( benzen,
krom, pestisida dll)
Pernapasan  8 m3 udara pernafasan/8 jam
Kasus Keracunan 90 % pernafasan dan 10%
kulit dan mulut.
Penggolongan Jenis Bahan Kimia Sbg Penyakit
Penyebab Akibat Kerja
Penggolongan bahan kimia umumnya dilakukan berdasarkan sistem klasifikasi bahaya
global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu Sistem Global
Harmonisasi (GHS) untuk klasifikasi dan label produk kimia. GHS membagi bahan kimia
menjadi beberapa kategori bahaya utama, antara lain:
● Bahaya fisik, seperti bahaya ledakan, api, dan tekanan tinggi.
● Bahaya kesehatan, seperti bahaya akut dan kronis terhadap kulit, mata, pernapasan,
sistem saraf, dan organ tubuh lainnya.
● Bahaya lingkungan, seperti bahaya terhadap organisme air dan tanah.
Selain GHS, terdapat pula sistem klasifikasi bahaya lainnya yang digunakan di berbagai
negara atau wilayah, seperti Sistem Klasifikasi Eropa (EC) dan Sistem Klasifikasi dan
Labeling Australia (CLP).
Penyakit akibat kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang terjadi
sebagai akibat langsung dari paparan bahan berbahaya atau kondisi
lingkungan yang tidak aman atau tidak sehat di tempat kerja.
Beberapa efek kesehatan yang mungkin terjadi akibat paparan bahan
kimia di tempat kerja meliputi: iritasi mata dan saluran pernapasan,
alergi, dermatitis, keracunan akut atau kronis, kerusakan organ dan
jaringan, dan kanker.
Penggolongan Penyakit Akibat Kerja
Penyakit akibat kerja dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat
bersifat akut atau kronis. Beberapa contoh penyakit akibat kerja meliputi
keracunan akut atau kronis akibat paparan bahan kimia, gangguan pernapasan
akibat paparan asap atau debu, gangguan muskuloskeletal akibat posisi kerja yang
tidak ergonomis atau aktivitas fisik yang berulang, serta gangguan psikologis
seperti stres, kecemasan, dan depresi.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit akibat
kerja meliputi lamanya paparan, jenis dan konsentrasi bahan yang digunakan,
kondisi kerja yang tidak sehat, kebiasaan buruk seperti merokok dan kurang tidur,
dan faktor individu seperti usia dan kondisi kesehatan yang mendasar.
Pencegahan Penyakit Akibat Kerja
● pengenalan dan pengendalian paparan bahan berbahaya,
● pemilihan alat pelindung diri yang sesuai, penerapan tata cara kerja yang
aman dan sehat,
● serta pengawasan kesehatan pekerja secara rutin.
Pengendalian risiko paparan bahan kimia dan lingkungan yang tidak
aman di tempat kerja juga dapat dilakukan melalui
● pelatihan pekerja,
● pengembangan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja,
● dan audit keselamatan dan kesehatan kerja secara rutin.
Pengertian Nilai Ambang Batas Bahan Kimia
NAB Bahan Kimia dalam ppm atau mg/m3 adalah konsentrasi rata-rata
pajanan bahan kimia tertentu yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja
tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit dalam pekerjaan sehari-
hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu.
NAB Bahan Kimia terdiri dari:
• TWA (Time Weighted Average) Nilai pajanan atau intensitas rata-rata
tertimbang waktu di tempat kerja yang dapat diterima oleh hampir semua
pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit, dalam
pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam
perminggu.
● STEL (Short Term Exposure Limit) Nilai pajanan rata-rata
tertinggal dalam waktu 15 menit yang diperkenankan dan tidak
boleh terjadi lebih dari 4 kali, dengan periode antar pajanan
minimal 60 menit selama pekerja melakukan pekerjaanya dalam
8 jam kerja perhari.
● Celling adalah nilia pajanan atau intensitas factor bahaya di
tempat kerja yang tidak boleh dilampaui selama jam kerja.
Sesuai Permenaker No.5 Tahun 2018 Pasal 8 ayat (1),
pengendalian faktor fisika meliputi:
Iklim kerja: hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan
udara dan panas radiasi
Kebisingan: semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-
alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja
Getaran: gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik
dari kedudukan keseimbangannya.
Gelombang radio atau gelombang mikro: gelombang elektromagnetik dengan frekuensi
30 kilo hertz sampai 300 Giga hertz.
Sinar ultra ungu (ultra violet): sinar/radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang
180 Nano meter sampai 400 Nano meter.
Medan magnet statis: suatu medan atau area yang ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik.
Tekanan udara: suatu tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap
satuan luas tertentu, tenaga yang menggerakkan massa udara tersebut menekan searah gaya
gravitasi bumi.
Pencahayaan: sesuatu yang memberikan terang (sinar) atau yang menerangi, meliputi
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
TERIMAKASIH


More Related Content

Similar to KELOMPOK 3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptx

Artikel semnas mipa 2013 redhana
Artikel semnas mipa 2013 redhanaArtikel semnas mipa 2013 redhana
Artikel semnas mipa 2013 redhanaI Wayan Redhana
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIRifqi Nugraha
 
12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdfYochananmeisandro
 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industriWinarso Arso
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptSaid878643
 
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdfBahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdfssuserc8afba1
 
PPT_TINGKAT BAHAYA LIMBAH.pptx
PPT_TINGKAT BAHAYA LIMBAH.pptxPPT_TINGKAT BAHAYA LIMBAH.pptx
PPT_TINGKAT BAHAYA LIMBAH.pptxAlexBono3
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaPujiati Puu
 
Makalah Besar Faktor Kimia
Makalah Besar Faktor KimiaMakalah Besar Faktor Kimia
Makalah Besar Faktor Kimiacilical
 
Dampak pencemaran udara dan penanggulangannya
Dampak pencemaran udara dan penanggulangannyaDampak pencemaran udara dan penanggulangannya
Dampak pencemaran udara dan penanggulangannyaNoviayuana Putri
 
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptxDiniApriani23
 
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganToksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganNur Angraini
 
ppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptxppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptxTutikVeriana1
 

Similar to KELOMPOK 3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptx (20)

Artikel semnas mipa 2013 redhana
Artikel semnas mipa 2013 redhanaArtikel semnas mipa 2013 redhana
Artikel semnas mipa 2013 redhana
 
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGIK3 Tentang TOKSIKOLOGI
K3 Tentang TOKSIKOLOGI
 
12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf
 
17. toksikologi industri
17. toksikologi industri17. toksikologi industri
17. toksikologi industri
 
kuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.pptkuliah-toksikologi.ppt
kuliah-toksikologi.ppt
 
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdfBahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
Bahaya Fisik dan Keshtn Kerja dan P3K.pdf
 
PPT_TINGKAT BAHAYA LIMBAH.pptx
PPT_TINGKAT BAHAYA LIMBAH.pptxPPT_TINGKAT BAHAYA LIMBAH.pptx
PPT_TINGKAT BAHAYA LIMBAH.pptx
 
Bahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahayaBahan kimia berbahaya
Bahan kimia berbahaya
 
Makalah Besar Faktor Kimia
Makalah Besar Faktor KimiaMakalah Besar Faktor Kimia
Makalah Besar Faktor Kimia
 
Dampak pencemaran udara dan penanggulangannya
Dampak pencemaran udara dan penanggulangannyaDampak pencemaran udara dan penanggulangannya
Dampak pencemaran udara dan penanggulangannya
 
TOKSIKOLOGI HIPERKES
TOKSIKOLOGI HIPERKESTOKSIKOLOGI HIPERKES
TOKSIKOLOGI HIPERKES
 
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx
1. Pengetahuan Dasar Bahan Kimia Berbahaya.pptx
 
Sejarah kesling
Sejarah keslingSejarah kesling
Sejarah kesling
 
Toksikologi Industri
Toksikologi IndustriToksikologi Industri
Toksikologi Industri
 
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi LingkunganToksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
Toksikologi Umum dan Toksikologi Lingkungan
 
PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN UDARAPENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN UDARA
 
Bahan Ajar Metpen.pptx
Bahan Ajar Metpen.pptxBahan Ajar Metpen.pptx
Bahan Ajar Metpen.pptx
 
ppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptxppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptx
 
ppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptxppt-pencemaran-tik.pptx
ppt-pencemaran-tik.pptx
 
PB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
PB 3. PENCEMARAN UDARA.pptPB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
PB 3. PENCEMARAN UDARA.ppt
 

KELOMPOK 3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI 2023.pptx

  • 1. KELOMPOK 3 TOKSIKOLOGI INDUSTRI Disusun oleh: Fitri Fajria (22012008) Yogi Nur Priyanto (22012006) Riska Meilani (22012015) Putri Nazma A (22012016) Eka Novita N (22012022)
  • 2. Definisi & Batasannya 01 02 03 04 05 POKOK PEMBAHASAN Bahan kimia sbg faktor penyakit akibat kerja Sifat bahan kimia sbg faktor penyebab akibat kerja Penggolongan jenis bahan kimia sbg penyakit penyebab akibat kerja Nilai ambang batas bahan kimia
  • 3. Sejarah Toksikologi bidang pertambangan, kimia, metalurgi, dan farmasi. Oleh karena itu, Ramazzini dikenal dunia sebagai Bapak Toksikologi Industri. 3. Orfila (1787–1853) Seorang toksikolog abad ke-19 bernama Mattieu Joseph Bonaventura Orfila dikenal sebagai tokoh Pendiri Toksikologi Modern. Orfila dikenal sebagai tokoh Toksikologi Modern karena jasa jasanya mengembangkan ilmu toksikologi sesuai dengan kemajuan zaman dan teknologi pada masanya. Orfila menulis sesuatu yang penting mengenai “hubungan sistematika suatu informasi kimia dan biologi tentang racun”. Tiga tokoh utama yang dikenal sebagai pendiri keilmuan ini adalah Paracelsus, Ramazzini, dan Orfila (Klaassen, 2008). 1. Paracelsus (1493–1541) Beliau mengemukakan "Sola dosis facet veninum”—‘dosis adalah racun’. Beliau juga mengemukakan, “All substances are poisons, there is none which is not a poison. The right dose differentiates a poison from remedy” atau ‘Semua zat adalah racun; 2. Ramazzini (1633–1714) Beliau mengemukakan adanya bahaya di
  • 4. Definisi Toksikologi Toksikologi didefinisikan sebagai “ilmu yang mempelajari racun”. Istilah toksikologi berarti “ilmu racun”. Kata toxic sendiri berasal dari bahasa Latin toxicus ‘racun’ (poison). Toksikologi juga didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari efek toksik xenobiotic (materi asing). Menurut Depnaker toksikologi adalah kemampuan suatu zat untuk menimbulkan kerusakan pada organisme hidup.
  • 5. Toksikologi dalam perkembangannya berperan penting dalam menunjang berbagai subdisiplin ilmu lainnya. Contoh dalam dunia farmasi, toksikologi mempelajari dosis suatu bahan kimia untuk mendapatkan berapa dosis terendah (serendah apa pun) yang tidak memberikan efek farmakologis dari dosis yang dapat menyebabkan timbulnya efek racun. Ada 3 jalur utama bahan toksik masuk kedalam tubuh manusia yaitu melalui saluran pencernaan atau makanan (gastro intestinal), jalur pernapasan (inhalasi) dan melalui kulit (topikal).
  • 6. Batasannya Zat dikatakan beracun apabila: 1. Bahan tersebut dikatakan beracun, apabila menyebabkan efek yang tidak seharusnya. Misalnya obat yang di pakai melebihi dosis yang dianjurkan. 2. Suatu bahan walaupun secara ilmiah dikatakan bahan beracun, tetapi dapat dianggap bukan racun bila konsentrasinya dalam tubuh belum mencapai batas kemampuan manusia untuk mentoleransi. 3. Efek yang kronis apabila zat toksik dalam jumlah kecil diabsorpsi dalam waktu lama yang bila terakumulasi akan membuat efek toksis yang baru.
  • 7. Kadar Racun OSHA (Occupational Safety and Health Administration) mendefiniskan LD50 dan LC50 sebagai berikut: 1. LD50 (Lethal Doses-50) berarti dosis mematikan yang dinyatakan dalam mg/kg massa tubuh, yang kemungkinan menyebabkan kematian dalam waktu 14 hari untuk 50% hewan uji, yang diberikan melalui mulut atau kulit telanjang. 2. LC50 (Lethal Concentration-50) berarti konsentrasi mematikan yang dinyatakan dalam mg, yang kemungkinan menyebabkan kematian dalam waktu 14 hari untuk 50% hewan uji, yang diberikan dengan menghirup debu atau kabut atau uap.
  • 8. Bahan Kimia Sbg Faktor Penyebab Penyakit Kerja Faktor kimia adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat kimia yang dalam keputusan ini meliputi bentuk padatan (partikel), cair, gas, kabut, aerosol dan uap yang berasal dari bahan- bahan kimia. (permenkes ,2011)
  • 9. Pengenalan Bahaya Bahan Kimia Untuk mengenal/mengidentifikasi bahan kimia yg terdapat di industri dan merencanakan program evaluasi risiko bahaya serta tindak lanjutnya Mempelajari alur proses mulai dari tahap awal hingga akhir, sumber bahaya kimia dan keluhan kesehatan para pekerja Mengenal proses produksi Survei pendahuluan Mempelajari MSDS Suatu dokemen Teknik yg memberikan informasi ttg komposisi, karakteristik, bahaya fisik, dan potensi bahaya kesehatan dll
  • 10. Paparan Bahan Kimia di Tempat Kerja Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat terjadi ketika pekerja terpapar zat kimia melalui berbagai jalur, seperti: • inhalasi (menghirup udara yang terkontaminasi), • penetrasi kulit, • atau konsumsi makanan/minuman yang terkontaminasi bahan kimia. Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat terjadi dalam berbagai industri, seperti industri kimia, farmasi, pertanian, manufaktur, dan sektor jasa seperti rumah sakit dan pusat penelitian. Paparan bahan kimia di tempat kerja dapat menyebabkan efek kesehatan yang berbahaya bagi pekerja. Beberapa efek kesehatan yang mungkin terjadi akibat paparan bahan kimia di tempat kerja meliputi iritasi mata dan saluran pernapasan, alergi, dermatitis, keracunan akut atau kronis, kerusakan organ dan jaringan, dan kanker.
  • 11. Dampak Kesehatan Akibat Paparan Bahan Kimia Di Tempat Kerja  Penyakit pernapasan: Asap, debu, dan gas dapat menyebabkan iritasi, inflamasi, atau kerusakan pada saluran pernapasan.  Kerusakan sistem saraf: Logam berat, pestisida, dan pelarut organik dapat merusak sistem saraf manusia dan menyebabkan efek neurotoksik.  Kanker : Asbes, arsenik, benzene, dan kadmium dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker pada beberapa organ tubuh.  Gangguan hormon: Pestisida dan bahan kimia industri dapat mengganggu produksi hormon dan menyebabkan gangguan hormonal.  Kerusakan kulit : Asam, alkali, dan bahan pengering dapat menyebabkan iritasi atau kerusakan pada kulit.  Kerusakan organ : Merkuri, timbal, dan kadmium dapat merusak organ dalam.  Efek alergi : Pestisida, cat, dan pewarna dapat menyebabkan alergi kulit atau saluran pernapasan.
  • 12. Dampak kesehatan akibat paparan bahan kimia di tempat kerja dapat dicegah dengan: a. mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko paparan, serta b. mengimplementasikan tindakan pencegahan dan pengendalian yang sesuai. Tindakan pencegahan dapat berupa penggunaan alat pelindung diri, pengaturan ventilasi, penggunaan bahan kimia yang lebih aman, dan pelatihan yang sesuai untuk pekerja.
  • 13. Sifat Bahan Kimia Sbg Faktor Penyebab Akibat Kerja Sifat-sifat bahan kimia dikelompokkan menjadi bahan kimia non B3 (bahan tidak berbahaya) dan tidak beracun dan B3 (bahan berbahaya dan beracun). Sifat bahan kimia dari golongan bahan berbahaya dan beracun. Antara lain; 1. Korosif 6. Oksidator 2. Mudah Terbakar 7. Gas Bertekanan 3. Mudah Meledak 8. Berbahaya Untuk Lingkungan 4. Beracun 9. Karsinogenik 5. Berbahaya 10. iritasi
  • 14. Klasifikasi Toksisitas  Gas : CO, CO2, NH3, Cl2, H2S, Nox  Uap : Benzen, asetotn, Ccl4, MIBK, Metanol (tergantung pada suhu)  Fumes : logam Pb, Zn  Kabut : Dispersi cairan dalam udara (cat dan minyak)  Asap : Pembakaran tidak sempurna, H2S, CO- pembakaran karbon  Debu : Dispersi partikel padat dalam udara ( silika, asbes, semen, karbon, kapur)
  • 15. Penyakit Kerja Akibat Bahan Kimia Bahan Kimia dalam Kehidupan Manusia : a. Logam/metalloid • Pb (PbCO3) : Syaraf, ginjal dan darah • Hg (organic & anorganik): Saraf dan ginjal • Cadmium: Hati, ginjal dan darah • Krom: Kanker • Arsen: Iritasi kanker b. Phospor : Gangguan metabolism • Bahan pelarut • Hidrokarbon alifatik (bensin, minyak tanah) : Pusing, koma • Hidrocarbon terhalogensisasi (Kloroform, CCl4): Hati dan ginjal • Alkohol (etanol, methanol) : Saraf pusat, leukemia, saluran pencernaan • Glikol : Ginjal, hati, tumor
  • 16. c. Gas beracun ● Spiksian sederhana (N2,argon,helium): Sesak nafas, kekurangan oksigen ● Aspiksian kimia asam cyanida(HCN), Asam Sulfat (H2SO4), ● Karbonmonoksida (CO), Notrogen Oksida (NOx): Pusing, sesak nafas, kejang, pingsan. d. Karsinogenik ● Benzene: Leukemia ● Asbes: Paru-paru ● Bensidin: Kandung kencing ● Krom: Paru-paru ● Naftilamin: Paru-paru ● Vinil klorida: Hati, paru-paru, syaraf pusat, darah e. Pestisida ● Organoklorin : Pusing, kejang, hilang ● Organophosphat : Kesadaran dan ● Karbamat : kematian
  • 17. Cara Masuk Bahan Kimia Kedalam Tubuh Mulut  Tertelan, kontaminasi pada makanan dan minuman Kulit  Kontak dan adsorpsi ( benzen, krom, pestisida dll) Pernapasan  8 m3 udara pernafasan/8 jam Kasus Keracunan 90 % pernafasan dan 10% kulit dan mulut.
  • 18. Penggolongan Jenis Bahan Kimia Sbg Penyakit Penyebab Akibat Kerja Penggolongan bahan kimia umumnya dilakukan berdasarkan sistem klasifikasi bahaya global yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yaitu Sistem Global Harmonisasi (GHS) untuk klasifikasi dan label produk kimia. GHS membagi bahan kimia menjadi beberapa kategori bahaya utama, antara lain: ● Bahaya fisik, seperti bahaya ledakan, api, dan tekanan tinggi. ● Bahaya kesehatan, seperti bahaya akut dan kronis terhadap kulit, mata, pernapasan, sistem saraf, dan organ tubuh lainnya. ● Bahaya lingkungan, seperti bahaya terhadap organisme air dan tanah. Selain GHS, terdapat pula sistem klasifikasi bahaya lainnya yang digunakan di berbagai negara atau wilayah, seperti Sistem Klasifikasi Eropa (EC) dan Sistem Klasifikasi dan Labeling Australia (CLP).
  • 19. Penyakit akibat kerja adalah suatu kondisi kesehatan yang terjadi sebagai akibat langsung dari paparan bahan berbahaya atau kondisi lingkungan yang tidak aman atau tidak sehat di tempat kerja. Beberapa efek kesehatan yang mungkin terjadi akibat paparan bahan kimia di tempat kerja meliputi: iritasi mata dan saluran pernapasan, alergi, dermatitis, keracunan akut atau kronis, kerusakan organ dan jaringan, dan kanker.
  • 20. Penggolongan Penyakit Akibat Kerja Penyakit akibat kerja dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat bersifat akut atau kronis. Beberapa contoh penyakit akibat kerja meliputi keracunan akut atau kronis akibat paparan bahan kimia, gangguan pernapasan akibat paparan asap atau debu, gangguan muskuloskeletal akibat posisi kerja yang tidak ergonomis atau aktivitas fisik yang berulang, serta gangguan psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi risiko terkena penyakit akibat kerja meliputi lamanya paparan, jenis dan konsentrasi bahan yang digunakan, kondisi kerja yang tidak sehat, kebiasaan buruk seperti merokok dan kurang tidur, dan faktor individu seperti usia dan kondisi kesehatan yang mendasar.
  • 21. Pencegahan Penyakit Akibat Kerja ● pengenalan dan pengendalian paparan bahan berbahaya, ● pemilihan alat pelindung diri yang sesuai, penerapan tata cara kerja yang aman dan sehat, ● serta pengawasan kesehatan pekerja secara rutin. Pengendalian risiko paparan bahan kimia dan lingkungan yang tidak aman di tempat kerja juga dapat dilakukan melalui ● pelatihan pekerja, ● pengembangan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja, ● dan audit keselamatan dan kesehatan kerja secara rutin.
  • 22. Pengertian Nilai Ambang Batas Bahan Kimia NAB Bahan Kimia dalam ppm atau mg/m3 adalah konsentrasi rata-rata pajanan bahan kimia tertentu yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit dalam pekerjaan sehari- hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu. NAB Bahan Kimia terdiri dari: • TWA (Time Weighted Average) Nilai pajanan atau intensitas rata-rata tertimbang waktu di tempat kerja yang dapat diterima oleh hampir semua pekerja tanpa mengakibatkan gangguan kesehatan atau penyakit, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam perhari dan 40 jam perminggu.
  • 23. ● STEL (Short Term Exposure Limit) Nilai pajanan rata-rata tertinggal dalam waktu 15 menit yang diperkenankan dan tidak boleh terjadi lebih dari 4 kali, dengan periode antar pajanan minimal 60 menit selama pekerja melakukan pekerjaanya dalam 8 jam kerja perhari. ● Celling adalah nilia pajanan atau intensitas factor bahaya di tempat kerja yang tidak boleh dilampaui selama jam kerja.
  • 24. Sesuai Permenaker No.5 Tahun 2018 Pasal 8 ayat (1), pengendalian faktor fisika meliputi: Iklim kerja: hasil perpaduan antara suhu, kelembaban, kecepatan gerakan udara dan panas radiasi Kebisingan: semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat- alat proses produksi dan/atau alat-alat kerja Getaran: gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak-balik dari kedudukan keseimbangannya.
  • 25. Gelombang radio atau gelombang mikro: gelombang elektromagnetik dengan frekuensi 30 kilo hertz sampai 300 Giga hertz. Sinar ultra ungu (ultra violet): sinar/radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang 180 Nano meter sampai 400 Nano meter. Medan magnet statis: suatu medan atau area yang ditimbulkan oleh pergerakan arus listrik. Tekanan udara: suatu tenaga yang bekerja untuk menggerakkan massa udara dalam setiap satuan luas tertentu, tenaga yang menggerakkan massa udara tersebut menekan searah gaya gravitasi bumi. Pencahayaan: sesuatu yang memberikan terang (sinar) atau yang menerangi, meliputi pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.