1. Dokumen ini membahas penelitian tentang prosedur pencatatan akuntansi pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta pada PT Kereta Api Indonesia Daop 2 Bandung. Terdapat masalah koordinasi antar pihak yang mengakibatkan keterlambatan dokumen.
2. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui prosedur pengalihan dan pencatatan akuntansi pengalihan aktiva tetap tersebut. Hasilnya menunjukkan prosedur pengali
1. Dokumen tersebut membahas hubungan antara kantor pusat, kantor agen, dan kantor cabang dalam sistem akuntansi perusahaan, termasuk perbedaan antara kantor agen dan cabang, pembukuan untuk masing-masing, serta penyusunan laporan keuangan gabungan.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) memberikan pedoman bagi pemerintah daerah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual. SAPD mencakup kebijakan akuntansi pemerintah daerah, sistem akuntansi pemerintah daerah, dan bagan akun standar. Permendagri 64/2013 melengkapi SAPD dengan panduan penyusunan kebijakan akuntansi, sistem akuntansi, dan bagan akun standar pemerintah daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang piutang, termasuk klasifikasi piutang, kontrol internal piutang, akuntansi piutang tak tertagih menggunakan metode pencadangan dan penghapusan langsung, serta akuntansi wesel tagih.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen tersebut membahas tentang audit saldo kas dan bank dengan menjelaskan perlakuan akuntansi terhadap kas, contoh perkiraan yang digolongkan sebagai kas dan bank, serta prosedur yang dilakukan dalam penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Disebutkan pula tujuan audit saldo kas, pengujian substantif atas saldo kas, dan prosedur yang berorientasi pada pendeteksian kecurangan.
3.
1. Dokumen tersebut membahas hubungan antara kantor pusat, kantor agen, dan kantor cabang dalam sistem akuntansi perusahaan, termasuk perbedaan antara kantor agen dan cabang, pembukuan untuk masing-masing, serta penyusunan laporan keuangan gabungan.
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) memberikan pedoman bagi pemerintah daerah dalam penerapan sistem akuntansi berbasis akrual. SAPD mencakup kebijakan akuntansi pemerintah daerah, sistem akuntansi pemerintah daerah, dan bagan akun standar. Permendagri 64/2013 melengkapi SAPD dengan panduan penyusunan kebijakan akuntansi, sistem akuntansi, dan bagan akun standar pemerintah daerah.
Dokumen tersebut membahas tentang piutang, termasuk klasifikasi piutang, kontrol internal piutang, akuntansi piutang tak tertagih menggunakan metode pencadangan dan penghapusan langsung, serta akuntansi wesel tagih.
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
1. Konsep Materialitas dan Penerapan Materialitas Terhadap Proses Audit
2. Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
3. Konsep materialitas berkaitan dengan seberapa salah saji yang terdapat dalam asersi dapat diterima oleh audiotr agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh besarnya salah saji tersebut.
Konsep risiko audit berkaitan dengan risiko kegagalan auditor dalam mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
4. MENGAPA KONSEP MATERIALITAS PENTING dalam AUDIT atas LAPORAN KEUANGAN ??
5. Dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan keyakinan berikut ini : (1) Bahwa jumlah-jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diingkas, digolongkan, dan dikompilasi. (2) Bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan. (3) Dalam bentuk pendapat atau memberikan informasi, dalam hal terdapat perkecualian), bahwa laporan keuangan sebagai keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena kekeliruan dan kecurangan.
6. Dua konsep yang melandasi keyakinan yang diberikan oleh auditor: (1) Konsep materialitas menunjukan seberapa besar salah saji yangdapat diterima oleh auditor agar pemakai laporan keuangan tidak terpengaruh oleh salah saji tersebut. (2) Konsep risiko audit menunjukan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
7. Pertimbangan Awal tentang Materialitas
Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif.
- Pertimbangan Kuantitatif : Berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan.
- Pertimbangan Kualitatif : Berkaitan dengan penyebab salah saji.
8. Materialitas dibagi menjadi 2 golongan : (1) Materialitas pada tingkat laporan keuangan. (2) Materialitas pada tingkat saldo akun.
9. Materialitas pada Tingkat Laporan Keuangan
Auditor menggunakan dua cara dalam menerapkan materialitas :
Pertama, auditor menggunakan materialitas dalam perencanaan audit.
10. Kedua, pada saat mengevaluasi bukti audit dalam pelaksanan audit.
11. Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Konsep materialitas pada tingkat saldo akun tidak boleh dicampuradukkan dengan istilah saldo akun material.
12. Alokasi Materialitas Laporan Keuangan ke Akun
13. Hubungan Antara Materialitas Dengan Bukti Audit
Ringkasan dokumen:
1. Dokumen tersebut membahas tentang audit saldo kas dan bank dengan menjelaskan perlakuan akuntansi terhadap kas, contoh perkiraan yang digolongkan sebagai kas dan bank, serta prosedur yang dilakukan dalam penerimaan dan pengeluaran kas.
2. Disebutkan pula tujuan audit saldo kas, pengujian substantif atas saldo kas, dan prosedur yang berorientasi pada pendeteksian kecurangan.
3.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengukuran kinerja organisasi. Sistem pengukuran kinerja digunakan untuk menilai pencapaian target organisasi dengan menggunakan ukuran-ukuran formal. Sistem ini meliputi pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan, serta kerangka rancangan dan implementasi sistem pengukuran kinerja beserta manfaat dan kesulitannya."
Dokumen tersebut membahas sistem akuntansi pemerintahan daerah khususnya mengenai prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluruhans (SKPKD). Terdapat penjelasan mengenai jurnal standar, contoh penerapan, dan mekanisme pencatatan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah daerah berbasis akrual. Menguraikan definisi, kriteria, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, cara perolehan, dan pengeluaran setelah perolehan aset tetap. Juga memberikan contoh-contoh pencatatan transaksi aset tetap dengan berbagai cara perolehan seperti pembelian, swakelola, pertukaran, hibah, dan gabungan.
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
Dokumen tersebut membahas tentang teori dan sistem perencanaan publik. Ada dua jenis rencana yaitu rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi dan rencana operasional sebagai rincian pelaksanaannya. Tahapan perencanaan publik terbagi atas pra-pelaksanaan dan pelaksanaan, mencakup aktivitas seperti evaluasi, perumusan indikator, partisipasi masyarakat, hingga penetapan dokumen akhir. Siklus
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
Pajak Penghasilan Pasal 22 merupakan pajak yang dipungut atas impor barang, pembelian barang oleh pemerintah dan BUMN, serta penjualan barang tertentu. PPh Pasal 22 dapat dipungut pada saat impor, pembelian, atau penjualan barang dengan tarif berbeda-beda sesuai jenis barang dan pelaku usaha. PPh Pasal 22 wajib disetor dan dilaporkan ke kantor pajak dalam jangka waktu tertentu.
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahReza Yudhalaksana
Akuntansi manajemen sektor publik dan swasta memiliki tujuan yang sama yaitu menyediakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan manajemen, namun terdapat perbedaan dalam pengklasifikasian biaya, standar yang digunakan, dan aspek seperti tujuan, pendapatan, beban, dan penganggaran.
Dokumen ini membahas latar belakang perlunya kios informasi untuk menyampaikan informasi tentang KRL Commuter Line secara optimal dan menarik kepada masyarakat. Kios informasi akan dirancang menampilkan informasi seperti trayek, stasiun, jadwal, harga tiket, dan profil perusahaan secara interaktif menggunakan multimedia. Tujuannya adalah mempermudah penyampaian informasi dan menambah pengetahuan masyarakat tentang KRL Commuter Line.
Dokumen tersebut membahas tentang sistem pengukuran kinerja organisasi. Sistem pengukuran kinerja digunakan untuk menilai pencapaian target organisasi dengan menggunakan ukuran-ukuran formal. Sistem ini meliputi pengukuran kinerja keuangan dan non keuangan, serta kerangka rancangan dan implementasi sistem pengukuran kinerja beserta manfaat dan kesulitannya."
Dokumen tersebut membahas sistem akuntansi pemerintahan daerah khususnya mengenai prosedur akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah Keluruhans (SKPKD). Terdapat penjelasan mengenai jurnal standar, contoh penerapan, dan mekanisme pencatatan akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah daerah berbasis akrual. Menguraikan definisi, kriteria, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, cara perolehan, dan pengeluaran setelah perolehan aset tetap. Juga memberikan contoh-contoh pencatatan transaksi aset tetap dengan berbagai cara perolehan seperti pembelian, swakelola, pertukaran, hibah, dan gabungan.
Modul Akuntansi Akrual untuk Pemerintah DaerahDeddi Nordiawan
Modul tentang Pedoman bagi Pemerintah Daerah untuk melaksanakan SAP berbasis akrual. Modul ini disusun berdasarkan Permendagri 64 tahun 2013 tentang Penerapan SAP Akrual di Pemerintah Daerah
Dokumen tersebut membahas tentang teori dan sistem perencanaan publik. Ada dua jenis rencana yaitu rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi dan rencana operasional sebagai rincian pelaksanaannya. Tahapan perencanaan publik terbagi atas pra-pelaksanaan dan pelaksanaan, mencakup aktivitas seperti evaluasi, perumusan indikator, partisipasi masyarakat, hingga penetapan dokumen akhir. Siklus
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah. Menguraikan definisi, klasifikasi, pengukuran, pengakuan, dan komponen biaya dari aset tetap seperti tanah, bangunan, peralatan dan mesin, serta konstruksi dalam pengerjaan. Juga membahas tentang penilaian kembali aset tetap yang umumnya tidak diperkenankan karena mengacu pada biaya perolehan.
Pajak Penghasilan Pasal 22 merupakan pajak yang dipungut atas impor barang, pembelian barang oleh pemerintah dan BUMN, serta penjualan barang tertentu. PPh Pasal 22 dapat dipungut pada saat impor, pembelian, atau penjualan barang dengan tarif berbeda-beda sesuai jenis barang dan pelaku usaha. PPh Pasal 22 wajib disetor dan dilaporkan ke kantor pajak dalam jangka waktu tertentu.
persamaan dan perbedaan akuntansi manajemen komersial dan pemerintahReza Yudhalaksana
Akuntansi manajemen sektor publik dan swasta memiliki tujuan yang sama yaitu menyediakan informasi keuangan untuk pengambilan keputusan manajemen, namun terdapat perbedaan dalam pengklasifikasian biaya, standar yang digunakan, dan aspek seperti tujuan, pendapatan, beban, dan penganggaran.
Dokumen ini membahas latar belakang perlunya kios informasi untuk menyampaikan informasi tentang KRL Commuter Line secara optimal dan menarik kepada masyarakat. Kios informasi akan dirancang menampilkan informasi seperti trayek, stasiun, jadwal, harga tiket, dan profil perusahaan secara interaktif menggunakan multimedia. Tujuannya adalah mempermudah penyampaian informasi dan menambah pengetahuan masyarakat tentang KRL Commuter Line.
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, perubahan di pt. kereta api indonesia (perse...Dyana Anggraini
Perubahan besar terjadi di PT Kereta Api Indonesia sejak 2009. Perubahan ini meliputi restrukturisasi organisasi, infrastruktur, pelayanan penumpang, budaya kerja, dan pembentukan anak perusahaan baru. Perubahan ini menghadapi tantangan dari internal maupun eksternal, namun pada akhirnya memberikan dampak positif seperti peningkatan keuangan dan kesejahteraan karyawan.
Dokumen tersebut membahas tentang perancangan fasilitas umum di stasiun MRT. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang (1) pengertian dan tujuan dibutuhkannya stasiun kereta api, (2) sejarah dan tipe-tipe desain stasiun kereta api di Indonesia, serta (3) standar ruang yang harus ada di stasiun kereta api berdasarkan peraturan yang berlaku.
Proposal Penawaran Aplikasi Estimasi Ongkos Kirim dan Pelacakan Pengiriman JNEFerdinand Jason
Proposal pengembangan aplikasi estimasi biaya pengiriman dan pelacakan pengiriman barang JNE. Aplikasi ini akan membantu calon pengguna memperkirakan biaya pengiriman dan mengetahui status pengiriman secara real-time. Proposal ini menjelaskan latar belakang, tujuan, metodologi pengembangan, anggaran, dan jadwal proyek selama enam bulan.
Dokumen ini membahas rencana pemerintah untuk meningkatkan konektivitas antara jaringan kereta api, bandara, dan pelabuhan di Indonesia melalui implementasi Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPN). Beberapa pelabuhan dan bandara sudah terhubung dengan jalur kereta api, sementara yang lain masih dalam proses perencanaan. Pemerintah berkolaborasi dengan berbagai lembaga untuk merealisasikan rencana ini demi memudahkan transportasi manusia dan
Dokumen ini membahas rencana konektivitas antara jaringan kereta api, pelabuhan, dan bandara di Indonesia berdasarkan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional (RIPN). Beberapa pelabuhan seperti Tanjung Priok, Tanjung Emas, dan Tanjung Perak sudah terhubung dengan kereta api, sementara pelabuhan dan bandara lainnya masih dalam proses perencanaan. RIPN bertujuan meningkatkan mobilitas penumpang dan barang melalui integrasi moda
Sistem Informasi Penyewaan Pada PT. Erafista Indah Jakarta Bab Ievachaerani
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah pencatatan transaksi secara manual di PT. Erafista Indah Jakarta yang kurang efektif dan efisien.
2. Dibahas pula perumusan masalah yang terkait dengan integrasi data penyewaan dengan laporan keuangan, pencatatan truk yang disewa, dan informasi untuk penyewa.
3. Metode penelitian yang digunakan adalah observ
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut merupakan kerangka acuan untuk penyusunan studi kelayakan pengembangan sistem penyediaan air minum di lokasi Transit Oriented Development milik PT KCIC.
2. Ruang lingkup studi meliputi kajian teknis, kelembagaan, finansial, sosial dan lingkungan untuk pengembangan SPAM di 4 lokasi TOD.
3. Hasil yang diharapkan adalah
TINGKAT KESTABILAN ANTARA UTS DAN UAS SERTA PENGARUH NILAI UTS TERHADAP RAPOT...Kartika Dwi Rachmawati
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Data nilai UAS (4,668781063%) lebih stabil dibandingkan dengan data nilai UTS (7,061893904%).
2. Nilai tertinggi pada UTS adalah 93, sedangkan pada UAS menurun menjadi 90.
3. Nilai tertinggi rapot adalah 91,1.
Dokumen tersebut membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 24 yang mengatur tentang kredit pajak luar negeri. Subjek PPh Pasal 24 adalah wajib pajak dalam negeri yang terutang pajak atas seluruh penghasilannya, termasuk dari luar negeri. Kredit pajak luar negeri hanya diberikan untuk pajak yang langsung dikenakan pada penghasilan dari luar negeri dan batas maksimum kredit adalah nilai terend
Makalah ini membahas tentang Pajak Penghasilan Pasal 24, yaitu pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima Wajib Pajak Dalam Negeri. Makalah ini menjelaskan tentang pengertian, subjek, objek pajak PPh Pasal 24, penggabungan penghasilan, dan perhitungan kredit pajak yang diperbolehkan.
BAB 1-SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM AKTIVITAS-AKTIVITAS PERUSAHAAN
Kelompok 2-Accountants as Business Analysts
Data Modeling
Kelompok 5-Sales and Collections Business Process
Kelompok 4-Relational Databases and Enterprise Systems
Kelompok 7-CONVERSION BUSSINESS
La pandemia de COVID-19 ha tenido un impacto significativo en la economía mundial. Muchos países experimentaron fuertes caídas en el PIB y aumentos en el desempleo debido a los cierres generalizados y las restricciones a los viajes. Aunque las vacunas han permitido la reapertura de muchas economías, los efectos a largo plazo de la pandemia en sectores como el turismo y los viajes aún no están claros.
Relasional database memiliki keuntungan seperti fleksibilitas, skalabilitas, kesederhanaan, dan mengurangi redundansi informasi. Prinsip dasarnya meliputi entitas dan atribut, tabel, kolom, baris, kunci utama dan hubungan. SQL digunakan untuk mengakses data dalam basis data relasional. Sistem enterprise dirancang untuk mengkoordinasikan sumber daya perusahaan, dan komputasi awan memfasilitasi sistem enterprise.
Dokumen tersebut membahas proses konversi bisnis yang meliputi 6 Learning Outcomes (LO), yaitu menjelaskan aktivitas bisnis konversi, mengembangkan model aktivitas menggunakan BPMN, memahami pilihan model aktivitas, mengembangkan aturan bisnis, mengembangkan model struktur menggunakan diagram kelas UML, dan menerapkan database relasional.
Makalah ini membahas tentang tingkat investasi di Indonesia pada tahun 2012-2015, termasuk pengaruh investasi terhadap pertumbuhan ekonomi, jenis investasi, dan upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi."
SIA berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan transaksi untuk memberikan informasi keuangan dan non-keuangan guna pengambilan keputusan. SIA juga berperan mengendalikan organisasi dengan menjaga aset dan memastikan data tersedia, akurat, dan andal. SIA sering diimplementasikan sebagai ERP untuk mengintegrasikan data seluruh perusahaan seperti pesanan, pelanggan, penjualan, dan persediaan.
1. Dokumen tersebut membahas tentang pengertian demokrasi dari perspektif sejarah, etimologi, dan pandangan Islam. Secara etimologis, demokrasi berasal dari bahasa Yunani yang berarti pemerintahan rakyat. Pandangan Islam mengenai demokrasi didasarkan pada prinsip-prinsip seperti keadilan, musyawarah, dan kesetaraan meskipun tidak secara eksplisit menyebutkan demokrasi. Beberapa tokoh
Teks tersebut membahas tentang masyarakat madani, meliputi sejarah masyarakat madani di Madinah pada masa Nabi Muhammad, pengertian masyarakat madani, karakteristiknya, dan peran umat Islam dalam mewujudkannya.
1) The document discusses various methods and considerations for capital investment and budgeting decisions, including determining relevant cash flows, accounting for inflation, and different approaches to calculating operating cash flow.
2) It emphasizes that capital budgeting decisions should be based on incremental after-tax cash flows rather than accounting profits and highlights factors like sunk costs, opportunity costs, and side effects.
3) The document provides a detailed example of a capital budgeting analysis for a company considering investing in a new machine and outlines the calculation of cash flows and net present value.
4) It addresses special considerations like how to incorporate inflation, evaluate projects of unequal lengths, and use
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
PENCATATAN AKUNTANSi yang digunakan dalam PT.KAI (persero)
1. 1
TINJAUAN ATAS PENCATATAN AKUNTANSI UNTUK PENGALIHAN AKTIVA TETAP
BERUPA LOKOMOTIF DAN KERETA PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO)
DAOP 2 BANDUNG
Wawan Wahyudi
21311021
Universitas Komputer Indonesia
Abstrak
Penelitian ini dilakukan di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung yang
bergerak dalam bidang jasa transportasi umum kereta api dengan tujuan melayani kebutuhan
transportasi masyarakat umum. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta serta dokumen yang terkait dengan
pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan metode deskriptif untuk
menggambarkan pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta yang dilakukan oleh PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung. Analisis yang dilakukan selama penelitian yaitu
terfokus pada prosedur dan pencatatan akuntansi dalam pembuatan nota pengalihan
administrasi atas pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta. Penelitian ini dilakukan
dengan cara observasi langsung, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa prosedur pengalihan aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta sudah berjalan dengan baik dan sesuai dengan teori namun belum sesuai
dengan karakteristik prosedur yang baik dimana masih terdapat keterlambatan pengiriman
dokumen yang terkait. Pencatatan akuntansi dalam pembuatan nota pengalihan administrasi
atas pengalihan aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta sudah sesuai dengan teori namun ada
beberapa perbedaan antara teori dan peraturan yang dibuat oleh perusahaan.
Kata Kunci : Pengalihan, Aktiva Tetap, Lokomotif dan Kereta
Abstract
This research was conducted in PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung
which engaged in rail public transport services with the aim of serving the transportation needs of
the general public. This study was conducted to determine the transfer of fixed assets in kind of
locomotives and trains as well as documents related to the transfer of fixed assets in kind
locomotives and trains.
The method used in this research is descriptive method to describe the transfer of fixed
assets such as locomotives and trains made by PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung. The analysis conducted during the study was focused on procedures and accounting
records in the making of the administration memorandum on the transfer of fixed assets in kind of
locomotives and trains. The research was done by direct observation, interviews, documentation
and literature.
The results of this study indicate that the transfer procedures of fixed assets such as
locomotives and trains are already running well and appropriate with the theory, but not
appropriate with the characteristics of a good procedure where there are still have some delays
related to the documents delivery. Accounting records in the manufacture of administration
memorandum on the transfer of fixed assets in kind of locomotives and trains are in accordance
with the theory, but there are some differences between the theoretical and the regulations made
by the company.
Key words : Transfer, Fixed Assets, Locomotive and Train
2. 2
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perusahaan merupakan suatu
organisasi yang kegiatannya menghasilkan
barang atau jasa dengan memproses
sumber daya yang dimiliki untuk memenuhi
kebutuhan ekonomis manusia. Selain itu
perusahan juga harus dapat mencapai
pertumbuhan dan memberikan pelayanan
yang baik kepada konsumen sehingga
kelangsungan hidup perusahaan dapat
terjaga. (Soemarso S.R., 2009:22).
Di era modern saat ini ilmu
pengetahuan dan teknologi semakin pesat,
salah satunya pada bidang jasa transportasi
umum. Indonesia merupakan negara besar
yang memerlukan pengembangan sarana
transportasi umum untuk melayani
kebutuhan transportasi dan membantu
aktivitas perekonomian masyarakat. Salah
satu sarana transportasi umum yang ada
saat ini adalah kereta api. Kereta api
memiliki keunggulan dibandingkan dengan
transportasi umum yang lain, dimana selain
dapat mengangkut penumpang, kereta api
juga dapat mengangkut barang dalam skala
besar. Selain itu kereta api juga memiliki
tarif harga yang relative ekonomis sehingga
dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.
PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
merupakan satu-satunya badan usaha milik
negara yang bergerak dalam pelayanan
jasa transportasi umum kereta api. PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) merupakan
usaha padat modal dimana sebagian besar
digunakan untuk pengadaan dan
pemeliharaan sarana (lokomotif dan
gerbong) maupunpengadaan dan
pemeliharaan prasarana (rel dan jembatan
). Walaupaun kebijakan Kementerian BUMN
kepada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
adalah tidak mengharapkan laba besar dan
tidak ada dividen, namun demikian PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) diminta
untuk meningkatkan kapasitas angkutan,
keselamatan dan kualitas pelayanannya.
Dalam melaksanakan kegiatannya
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) memiliki
sumber daya yang memegang peranan
penting yaitu aktiva tetap yang
pemanfaatannya untuk menciptakan
pendapatan. Salah satu aktiva tetap yang
dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) yaitu lokomotif dan kereta yang
merupakan bagian terpenting dalam
melaksanakan kegiatan operasional
perusahaan menyangkut pendapatan usaha
dan pelayanan jasa transportasi kepada
pengguna atau masyarakat.
Untuk menjaga kondisi dan efisiensi
sarana sesuai dengan kebutuhan,
pengelolaan atas aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta tersebut harus
dilaksanakan secara baik. Salah satu
kegiatan yang termasuk dalam pengelolaan
tersebut yaitu pengalihan atas aktiva tetap
berupa lokomotif dan kereta. Pengalihan
tersebut merupakan salah satu hal yang
penting untuk meningkatkan kapasitas
angkutan, keselamatan dan kualitas
pelayanan dari PT. Kereta Api Indonesia
(Persero).
Dalam pelaksanaan pengalihan
aktiva tetap berupa lokomotif dan kereta
masih terjadi hambatan atau masalah.
Menurut hasil wawancara dengan Bapak
Edi Samhuri yang menjabat sebagai Staf
Akuntansi pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung, yang biasanya
terjadi yaitu dalam hal koordinasi dan
dokumentasi. Kurangnya koordinasi antar
pihak yang terkait dalam pengalihan aktiva
tetap berupa lokomotif dan kereta tersebut
biasanya mengakibatkan keterlambatan
dokumen dari pihak pengirim kepada unit
keuangan dan akuntasi sehingga
menimbulkan kesalahpahaman di antara
pihak- pihak yang terkait. Yang terjadi
adalah lokomotif dan kereta telah dialihkan
ke Daop penerima, tetapi pihak keuangan
dan akuntansi tidak mengetahui secara
langsung adanya pengalihan tersebut
karena keterlambatan dokumen.
Tanpa dokumen yang diperlukan,
pihak akuntansi tidak dapat mencatat dan
membuat nota peralihan atas aktiva tetap
berupa lokomotif dan kereta tersebut. Nota
peralihan tersebut menyangkut Nota Debit
(nilai perolehan aktiva tetap) dan Nota
Kredit (akumulasi penyusutan aktiva tetap)
atas lokomotif dan kereta tersebut.
3. 3
Berdasarkan uraian di atas maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Tinjauan Atas Prosedur
Pencatatan Akuntansi untuk Pengalihan
Aktiva Tetap Berupa Lokomotif dan
Kereta Pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung”.
1.2 Identifikasi Masalah
Setelah melihat secara umum
uraian diatas maka penulis
mengidentifikasikan masalah-masalah
sebagai berikut:
1. Terdapat masalah koordinasi antara
pihak yang terkait dalam pengalihan
aktiva tetap berupa lokomotif dan
kereta pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung yang mengakibatkan
keterlambatan dalam pengiriman
dokumen.
2. Keterlambatan dalam pengiriman
dokumen yang terjadi dalam
peralihan aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung mengakibatkan
pihak akuntansi tidak dapat
mencatat dan membuat nota
peralihan atas aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta tersebut.
1.3 Rumusan Masalah
Dalam rumusan masalah ini, penulis
telah merumuskan masalah yang ada pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung dalam hal Peralihan Aktiva Tetap
(Sarana Gerak) Lokomotif dan Kereta Api :
1. Bagaimana prosedur pengalihan
aktiva tetap berupa lokomotif dan
kereta pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung.
2. Bagaimana pencatatan akuntansi
dalam pembuatan nota peralihan
atas aktiva tetap berupa lokomotif
dan kereta pada PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung.
1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.4.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penulis melakukan
penelitian ini adalah untuk mencari dan
mengumpulkan data-data dan mendapatkan
informasi mengenai Pengalihan Aktiva
Tetap Berupa Lokomotif dan Kereta pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung yang hasilnya akan digunakan
untuk menyusun laporan tugas akhir.
1.4.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian penulis
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui prosedur
pengalihan aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta api pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung.
2. Untuk mengetahui pencatatan
akuntansi dalam pembuatan nota
pengalihan atas aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian
1.5.1 Kegunaan Akademis
Kegunaaan akademis dari
penelitian yang peneliti lakukan adalah:
1. Bagi Pengembangan Ilmu
Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan wawasan dan
pengetahuna dalam bidang
akuntansi, khususnya pengetahuan
mengenai pengalihan aktiva tetap.
Dengan penelitian ini juga
diharapkan dapat menambah
pengetahuan akan pengalihan
aktiva tetap berupa lokomotif dan
kereta yang ada pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung.
2. Bagi Peneliti
Sebagai hasil dari buah pikiran
penulis dalam
mengimplementasikan ilmu yang
telah didapat oleh penulis. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan wawasan dan
pengetahuan mengenai pengalihan
4. 4
aktiva tetap berupa lokomotif dan
kereta.
3. Kegunaan bagi Pembaca
Hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai tinjauan
atas pengalihan aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta, juga sebagai
studi pustaka yang dapat dijadikan
referensi bagi peneliti lain yang
akan melakukan penelitian yang
sama.
1.5.2 Kegunaan Praktis
Adapun kegunaan praktis dari
penelitian yang peneliti lakukan adalah hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran positif
yang dapat meningkatkan kualitas pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Aktiva
Aktiva (Assets) merupakan salah
satu elemen pada neraca dalam
perusahaan. Berikut ini merupakan
pengertian aktiva menurut Al Haryono Jusup
(2012:28) adalah sebagai berikut :
“Aktiva adalah sumber-sumber
ekonomi yang dimiliki
perusahaan yang biasa
dinyatakan dalam satuan uang”.
Adapun menurut Danang Sunyoto
(2013:124) aktiva dikelompokkan menjadi
beberapa jenis antara lain :
1. Aktiva Lancar (Current Assets)
2. Investasi Jangka Panjang
3. Aktiva Tetap Berwujud (Fixed
Assets)
4. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
(Intangible Assets)
5. Aktiva Lain-Lain
2.2 Pengertian Aktiva Tetap
Aktiva tetap (Fixed Assets)
merupakan salah satu elemen dari aset
pada neraca yang digunakan dalam
perusahaan. Menurut Weygandt, Kieso dan
Kimmel yang diterjemahkan oleh Ali Akbar
Yulianto, Wasilah dan Rangga Handika
(2009:566), menyatakan bahwa:
“Asset tetap adalah sumber daya
yang memiliki tiga karakteristik:
memiliki bantuk fisik (bentuk dan
ukuran yang jelas), digunakan
dalam kegiatan operasional dan
tidak untuk dijual ke konsumen.”
2.2.1 Perolehan Aktiva Tetap
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan
berbagai cara, di mana masing-masing cara
perolehan akan mempengaruhi penentuan
harga perolehan. Menurut Zaki Baridwan
(2010:278), masing – masing perolehan
aktiva tetap antara lain adalah sebagai
berikut :
1. Pembelian tunai
2. Pembelian secara lumpsum
(gabungan)
3. Pertukaran dengan surat-surat
berharga
4. Pertukaran dengan aktiva tetap
lain yang sejenis
5. Pertukaran dengan aktiva tetap
lain yang tidak sejenis
6. Pembelian angsuran
7. Diperoleh dari hadiah atau donasi
8. Aktiva yang dibuat sendiri
2.2.2 Penyusutan Aktiva Tetap
Bersamaan dengan berlalunya
waktu, biasanya kemampuan yang diberikan
aktiva tetap menurun (misal karena aus).
Pengakuan adanya penurunan aktiva tetap
ini dibebankan sebagai biaya yang dikenal
dengan depreciation expense (biaya
penyusutan).
Adapun definisi dari penyusutan aktiva tetap
menurut Slamet Sugiri (2009 : 158) adalah
sebagai berikut :
“Penyusutan adalah alokasi
sistematis jumlah yang dapat
disusutkan dari suatu asset
selama umur manfaatnya”.
Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menghitung beban
penyusutan periodic. Untuk dapat memilih
salah satu metode hendaknya
dipertimbangkan keadaan yang
mempengaruhi aktiva tersebut. Menurut Ely
Suhayati dan Sri Dewi Anggadini
5. 5
(2009:252), metode-metode itu adalah
sebagai berikut :
1. Metode garis lurus (straight line
methods)
2. Metode dengan angka-angka
tahunan (sum of the year digit
methods)
3. Metode saldo menurun (declining
balance methods)
4. Metode unit produksi (unit
productive methods)
2.3 Pengertian Pengalihan Aktiva Tetap
Aktiva tetap menuntut pemanfaatan
optimum selama taksiran umur
ekonomisnya. Perlu dibentuk satu fungsi
manajemen aktiva tetap yang memiliki
tanggung jawab untuk mengatur
penggunaan, pemindahan, pemberian
otorisasi penghentian pemakaian aktiva
tetap. Jika masing-masing fungsi memiliki
wewenang untuk menggunakan,
memindahkan dan menghentikan
pemakaian aktiva tetap, penggunaan aktiva
tetap tidak akan optimum, karena aktiva
tetap yang menganggur di suatu fungsi tidak
dapat segera dimanfaatkan oleh fungsi lain.
Fungsi yang bertanggung jawab atas
pengelolaan aktiva tetap berada di tangan
bagian aktiva tetap. (Mulyadi, 2014:597).
Menurut Mulyadi (2014:624),
pengertian pengalihan atau transfer aktiva
tetap adalah :
“Pengalihan
pertanggungjawaban atas aktiva
tetap dari satu pusat
pertanggungjawaban ke pusat
pertanggungjawaban yang lain
atau dari fungsi satu ke fungsi
yang lainnya”.
2.4 Pengertian Lokomotif dan Kereta
2.4.1 Lokomotif
Kereta api adalah sarana
transportasi berupa kendaraan dengan
tenaga gerak, baik berjalan sendiri maupun
dirangkaikan dengan kendaraan lainnya,
yang akan ataupun sedang bergerak di rel.
Kereta api merupakan alat transportasi
massal yang umumnya terdiri dari lokomotif
(kendaraan dengan tenaga gerak yang
berjalan sendiri) sebagai penggerak.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengertian lokomotif adalah sebagai berikut
:
“Lokomotif adalah kepala kereta
api yang menarik gerbong kereta”
2.4.2 Jenis-Jenis Lokomotif
Menurut Dewo Wisnu Prakoso
(2013:1), jenis-jenis lokomotif berdasarkan
mesinnya terbagi menjadi :
1. Lokomotif uap
2. Lokomotif diesel mekanis
3. Lokomotif diesel elektrik
4. Lokomotif diesel hidrolik
5. Lokomotif listrik
2.4.3 Kereta
Kereta api memiliki rangkaian
kereta atau gerbong yang dirangkaikan
bersamaan dengan lokomotif (dirangkaikan
dengan kendaraan lainnya).Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia pengertian kereta
adalah sebagai berikut :
“Kereta adalah kendaraan yang
beroda (biasanya ditarik oleh
kuda atau mesin).”
2.4.4 Jenis-Jenis Kereta
Menurut Muhammad Faris Naufal
(2011), pembagian jenis-jenis kereta adalah
sebagai berikut :
1. Berdasarkan muatan penumpang :
a. Kereta lokomotif
b. Kereta Rel Diesel (KRD
c. Kereta Rel Listrik (KRL
2. Menurut muatan barang :
a. Kereta batu bara
b. Kereta tangki (biasanya berisi
bahan bakar)
c. Kereta kontainer (peti kemas)
3. Menurut tempat berjalannya kereta :
a. Kereta permukaan (berjalan di
atas tanah)
b. Kereta jalur melayang (monorel)
c. Kereta subway (kereta bawah
tanah)
6. 6
III. OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:38)
pengertian objek penelitian adalah sebagai
berikut :
“Suatu atribut atau sifat atau nilai
dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti
untuk di pelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”.
Penelitian ini dilakukan untuk
memperoleh data-data yang berhubungan
dengan objek penelitian. Yang menjadi
objek penelitian ini adalah pengalihan aktiva
tetap berupa lokomotif dan kereta yang ada
pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung.
3.2. Metode Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto
(2010:136) pengertian dari metode
penelitian adalah sebagai berikut :
” Metode penelitian adalah cara
yang digunakan oleh peneliti
dalam pengumpulan data
penelitiannya ”.
Metode deskriptif dalam penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui gambaran
tentang prosedur dan pencatatan akuntansi
atas nota peralihan dalam pengalihan aktiva
tetap berupa lokomotif dan kereta pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung.
3.2.1 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Riduwan (2010:51),
pengertian dari teknik pengumpulan data
adalah :
“Metode pengumpulan data ialah
teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data”.
Teknik pengumpulan data yang
dilakukan penulis untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Research)
a. Observasi Lapangan Langsung
b. Wawancara
c. Dokumentasi
2. Studi Kepustakaan (Library
Research)
3.2.2 Sumber Data
Dalam suatu penelitian terdapat dua
sumber data yang dipakai, data tersebut
adalah sebagai beikut :
1. Data Primer
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan data primer yang
berasal dari hasil wawancara.
2. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini
diperoleh penulis dengan
mengumpulkan catatan dari PT.
Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung juga mengadakan
studi kepustakaan dengan
mempelajari buku-buku dan
mengumpulkan data dari literature-
literature serta sumber lain.
IV. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diperoleh dengan
teknik wawancara dengan pihak yang terkait
sebagai bentuk pencarian data dan
dokumentasi langsung dilapangan yang
kemudian peneliti analisis. Analisis ini
sendiri terfokus pada pengalihan aktiva
tetap berupa lokomotif dan kereta pada
PT.Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung, yang dikaitkan kepada beberapa
unsur atau identifikasi masalah.
7. 7
4.1.1 Analisis Deskriptif
4.1.1.1 Prosedur Pengalihan Aktiva
Tetap Berupa Lokomotif dan Kereta
pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung
Pengalihan aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta biasanya dilakukan
antar Daerah Operasi (Daop) yang ada di
Indonesia. Prosedur pengalihan aktiva tetap
berupa lokomotif dan kereta yang dilakukan
di PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop
2 Bandung adalah sebagai berikut :
1. Pengalihan aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta dilakukan atas
dasar Telek / Surat Perintah
Pemindahan Aktiva Tetap (SPPAT)
yang dikeluarkan dari Kepala
Bagian Sarana yang selanjutnya
ditembuskan kepada Manager
Sarana.
2. Selanjutnya Manager Sarana akan
mengotorisasai SPPAT dan
ditembuskan kepada Bagian Sarana
yang terdiri dari Kepala Dipo Traksi
(KDT) dan Kepala Dipo Kereta
(KDK) juga kepada Bagian
Akuntansi dan Unit Penerima Aktiva
Tetap.
3. Bagian Sarana akan menindak
lanjuti pengalihan armada tersebut
dan berdasarkan SPPAT
selanjutnya Kepala Dipo Traksi
(KDT) atau Kepala Dipo Kereta
(KDK) akan mengirimkan dokumen
berupa Laporan Pengiriman Aktiva
Tetap (LPAT) kepada Bagian
Akuntansi dan Unit Penerima yang
menjadi dasar dalam membuat Nota
Pengalihan Administrasi sarana
yang akan dialihkan yang terdiri dari
Nota Debit (nilai perolehan aktiva
tetap) dan Nota Kredit (akumulasi
penyusutan aktiva tetap).
4. Bagian Akuntansi akan membuat
Nota Pengalihan Administrasi
sarana yang akan dialihkan yang
terdiri dari Nota Debit (nilai
perolehan aktiva tetap) dan Nota
Kredit (akumulasi penyusutan aktiva
tetap) berdasarkan SPPAT dan
LPAT untuk kemudian ditembuskan
kepada Unit Penerima.
5. Unit Penerima menerima
pengalihan aktiva tetap dan Bagian
Akuntansi Unit Penerima akan
melakukan pembukuan
berdasarkan Nota Pengalihan
Administrasi sarana yang akan
dialihkan yang terdiri dari Nota Debit
(nilai perolehan aktiva tetap) dan
Nota Kredit (akumulasi penyusutan
aktiva tetap) yang dikirimkan oleh
Bagian Akuntansi Unit Pengirim.
Berdasarkan Buku Pedoman
Akuntansi PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Tahun 2010, prosedur akuntansi
pemindahan aktiva tetap diselenggarakan
berdasarkan tembusan dokumen :
1. Surat Perintah Pemindahan Aktiva
Tetap
2. Laporan Pengiriman Aktiva Tetap
(dari pengirim aktiva tetap)
3. Laporan Penerimaan Aktiva Tetap
(dari penerima aktiva tetap)
4. Nota Pengalihan Administrasi (dari
unit akuntansi pengirim aktiva tetap)
Adapun fungsi-fungsi yang terkait
dengan dokumen-dokumen yang
bersangkutan dengan pengalihan aktiva
tetap berupa lokomotif dan kereta yang ada
pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung adalah sebagai berikut :
1. Bagian Sarana
2. Bagian Pengiriman
3. Bagian Penerimaan
4. Bagian Akuntansi
4.1.1.2 Pencatatan Akuntansi Dalam
Pembuatan Nota Pengalihan
Administrasi Aktiva Tetap Berupa
Lokomotif dan Kereta pada
PT.Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung
Penilaian aktiva tetap pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung dinilai berdasarkan harga
perolehan. Menurut Buku Pedoman
Akuntansi PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Tahun 2010, pemilikan aktiva
tetap pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) diperoleh dengan cara, antara lain
:
1. Pembelian baik tunai maupun kredit
8. 8
2. Pertukaran
3. Pembuatan sendiri
4. Leasing
5. Pembaharuan
6. Pengalihan antar daerah
Penyusutan aktiva tetap pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung menganut metode penyusutan
Garis Lurus (Straight Line Method), yaitu
besarnya nilai penyusutan per tahun (masa)
untuk setiap jenis atau golongan aktiva tetap
yang disusut, dihitug berdasarkan taksiran
umur ekonomisnya, dengan persentase
tetap tertentu terhadap nilai perolehan (cost)
aktiva tetap.
Dokumen pengalihan administrasi
aktiva tetap PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung terdiri dari
beberapa dokumen diantaranya :
1. Nota Debet
2. Nota Kredit
3. Kartu Individu Aktiva Tetap
4. Bukti Jurnal
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Prosedur Pengalihan
Aktiva Tetap Berupa Lokomotif
dan Kereta Pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Daop
2 Bandung
Menurut teori Mulyadi (2014:600)
salah satu dokumen yang digunakan untuk
merekam transaksi transfer aktiva tetap
adalah dokumen pengiriman, pada PT.
Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung, dokumen pengiriman dibuat
berupa Laporan Pengiriman Aktiva Tetap
(LPAT) oleh bagian sarana yang terdiri dari
Kepala Dipo Traksi (KDT) atau Kepala Dipo
Kereta (KDT) berdasarkan Telek atau Surat
Perintah Pemindahan Aktiva Tetap
(SPPAT). Selanjutnya Laporan Pengiriman
Aktiva Tetap (LPAT) ditembuskan kepada
bagian akuntansi sebagai dasar pembuatan
nota pengalihan administrasi yang terdiri
dari Nota Debit dan Nota Kredit.
Prosedur pengalihan aktiva tetap di
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung sudah sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Mulyadi. Fungsi
akuntansi di PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung mengikuti
dengan segera dalam hal pencatatan atas
terjadinya transaksi pengalihan aktiva tetap
sesuai dengan fungsinya, akan tetapi
karena kurangnya koordinasi antara bagian
sarana dan bagian akuntansi dalam
pengalihan aktiva tetap tersebut biasanya
menimbulkan keterlambatan dokumen
Laporan Pengiriman Aktiva Tetap (LPAT)
dari bagian sarana kepada bagian
akuntansi, yang berdampak pada bagian
akuntansi tidak dapat dengan segera
membuat nota peralihan atas aktiva tetap
tersebut. Hal ini dapat menghambat proses
pembukuan dalam pencatatan akuntansi
dan pelaporannya, karena bagian akuntansi
harus selalu mencatat setiap transaksi yang
berhubungan dengan aktiva tetap.
Karena hal itu, meskipun prosedur
yang ada sudah sesuai dengan teori dan
berjalan dengan cukup baik namun hal ini
belum sesuai dengan salah satu
karakteristik prosedur yang dipaparkan
menurut Ardiyos (2009:466) yang
mengharuskan suatu prosedur itu
menunjukan tidak adanya keterlambatan
atau hambatan.Berdasarkan teori dan hasil
penelitian deskriptif dalam kasus ini jika
dilihat dari karakteristik prosedur belum
terlaksana dengan baik, karena dengan
terjadinya hambatan dapat menunjukan
kurangnya pengawasan yang baik dalam
prosedurnya.
4.2.2 Analisis Pencatatan Akuntansi
Dalam Pembuatan Nota
Pengalihan Administrasi
Aktiva Tetap Berupa Lokomotif
dan Kereta pada PT.Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung
Dalam teorinya, Mulyadi
(2014:608) menyatakan salah satu catatan
akuntansi yang berhubungan dengan sistem
transfer aktiva tetap adalah Kartu Aktiva
Tetap dan transfer aktiva tetap tidak
mengubah harga pokok aktiva tetap dan
akumulasi depresiasi aktiva tetap yang
bersangkutan, namun hanya dicatat lokasi
data baru aktiva tetap tersebut dalam kartu
aktiva tetap. Tidak ada pencatatan nilai
rupiah dalam transfer aktiva tetap.
9. 9
Catatan akuntansi Kartu Aktiva
Tetap dilakukan oleh PT. Kereta Api
Indonesia (Persero) Daop 2 Bandung)
berupa Kartu Individu Aktiva Tetap sebagai
pembantu nota debet dan nota kredit yang
memuat rincian data yang bersangkutan
dengan aktiva tetap berupa lokomotif dan
kereta beserta dengan nilai rupiah dari nilai
perolehan dan akumulasi penyusutannya.
Dari pembahasan teori menunjukan
hasil penelitian deskriptif dalam kasus ini,
pada catatan akuntansi Kartu Indivudu
Aktiva Tetap di PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung terdapat
perbedaan dimana dalam Kartu Individu
Aktiva Tetap berupa kereta dan lokomotif di
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung disertakan pencatatan nilai rupiah
atas nilai perolehan dan akumulasi
penyusutan aktiva tetap sehingga diperoleh
nilai buku dari aktiva tetap tersebut. Pada
dasarnya antara teori dan praktek yang
digunakan sudah hampir sesuai dengan
teori, namun ada beberapa hal yang
berbeda antara teori dan peraturan yang
dibuat.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan pada bab sebelumnya, maka
penulis menarik kesimpulan sebagai berikut
:
1. Prosedur pengalihan aktiva tetap
berupa lokomotif dan kereta pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung diselenggarakan
berdasarkan tembusan dokumen :
a. Surat Perintah Pemindahan
Aktiva Tetap
b. Laporan Pengiriman Aktiva
Tetap (dari pengirim aktiva
tetap)
c. Laporan Penerimaan Aktiva
Tetap (dari penerima aktiva
tetap)
d. Nota Pengalihan
Administrasi (dari unit
akuntansi pengirim aktiva
tetap)
Fungsi-fungsi yang terkait dengan
dokumen-dokumen yang
bersangkutan dengan pengalihan
aktiva tetap berupa lokomotif dan
kereta yang ada pada PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung adalah :
a. Bagian Sarana
b. Bagian Pengiriman
c. Bagian Penerimaan
d. Bagian Akuntansi
Prosedur pengalihan aktiva tetap di
PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung sudah sesuai
dengan teori.Kurangnya koordinasi
antara bagian sarana dan bagian
akuntansi dalam pengalihan aktiva
tetap berupa lokomotif dan kereta
biasanya menimbulkan
keterlambatan dokumen Laporan
Pengiriman Aktiva Tetap, yang
berdampak pada bagian akuntansi
tidak dapat dengan segera
membuat nota pengalihan
administrasi atas aktiva tetap
tersebut. Hal ini dapat menghambat
proses pembukuan dalam
pencatatan akuntansi dan
pelaporannya, karena bagian
akuntansi harus selalu mencatat
setiap transaksi yang berhubungan
dengan aktiva tetap tersebut.
2. Dokumen pencatatan akuntansi
dalam pengalihan aktiva tetap
berupa lokomotif dan kereta pada
PT. Kereta Api Indonesia (Persero)
Daop 2 Bandung diantaranya :
a. Nota Debet (Nilai Perolehan
Aktiva Tetap)
b. Nota Kredit (Akumulasi
Penyusutan Aktiva Tetap)
c. Kartu Individu Aktiva Tetap
d. Bukti Jurnal Umum
Pada PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung, nilai
perolehan aktiva tetap yang berasal
dari pengalihan antar daerah
dibukukan oleh unit akuntansi
dengan berdasarkan Laporan
Pengiriman Aktiva Tetap (LPAT).
Sedangkan metode penyusutan
yang digunakan adalah “Metode
Garis Lurus (Straight Line Method)”,
yaitu besarnya nilai penyusutan per
10. 10
tahun (masa) untuk setiap jenis atau
golongan aktiva tetap yang
disusutkan, dihitung berdasarkan
taksiran umur ekonomisnya, dengan
persentase tetap tertentu terhadap
nilai perolehan (cost) aktiva tetap.
Pada catatan akuntansi atas
pengalihan aktiva tetap berupa
lokomotif dan kereta di PT. Kereta
Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung sudah sesuai dengan
teori, terdapat sedikit perbedaan
dimana dalam kartu individu aktiva
tetap berupa kereta dan lokomotif
di PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daop 2 Bandung
disertakan pencatatan nilai rupiah
atas nilai perolehan dan akumulasi
penyusutan aktiva tetap sehingga
diperoleh nilai buku dari aktiva tetap
tersebut.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian yang telah
penulis lakukan, penulis akan memberikan
saran yang mungkin bermanfaat bagi PT
Kereta Api (persero) Daop 2 Bandung
dalam pengaihan aktiva tetap beruoa
lokomotif dan kereta. Dari saran yang
penulis berikan diharapkan dapat
meningkatkan kinerja dan menciptakan
kondisi dan situasi yang lebih baik dari
keadaan yang sudah ada, yaitu:
1. Sistem aktiva tetap berbasis komputer
on-line bisa digunakan untuk
dokumentasi pengalihan aktiva tetap
atau dengan menerapkan notifikasi
penerimaan e-mail yang terintegrasi
dengan telepon selular melalui pesan
teks, sehingga setiap pengiriman
dokumen melalui e-mail dapat
diketahui secara cepat dan langsung.
Selain itu diperlukan juga pengawasan
yang lebih baik terhadap prosedur
pengalihan aktiva tetap serta
komunikasi dan koordinasi yang baik
agar prosedur dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai hasil sesuai
dengan yang diharapkan.
2. Pencatatan nama dokumen dalam hal
pencatatan akuntansi nota pengalihan
administrasi atas pengalihan aktiva
tetap berupa lokomotif dan kereta
harus disesuaikan dengan jenis jurnal
yang dibuat.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Buku Referensi :
Al Hayono Jusup. 2012. Dasar-Dasar
Akuntansi. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan Sekolah Tingi Ilmu
Ekonomi YKPN.
Ardiyos. 2009. Kamus Besar Akuntansi.
Jakarta: Citra Harta Prima
Ely Suhayati dan Sri Dewi Anggadini.
Akuntansi Keuangan. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Mulyadi. 2014. Sistem Akuntansi.
Yogyakarta: Salemba Empat
Riduwan. 2010. Metode & Teknik Menyusun
Proposal Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Slamet Sugiri. 2009. Akuntansi Suatu
Pengantar 2. Yogyakarta: STIM
YKPN
Soemarso S.R. 2009. Akuntansi Suatu
Pengantar. Jakarta: Salemba Empat
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian.
Bandung: Alfabeta
Suharsimi Arikunto. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik.Bandung: Rineka Cipta
Weygandt, Kieso & Kimmel, Penerjemah Ali
Akbar Yulianto, Wasilah dan
Rangga Handika. 2009. Accounting
Principles. Jakarta: Salemba Empat.
Zaki Baridwan. 2010. Intermediate
Accounting. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta
11. 11
Sumber Internet :
Muhammad Faris Naufal Austen. 2011.
Jenis-jenis Kereta di Indonesia. Diakses
melalui :
http://muhamadfarisnaufalausten.wordpress.
com/2011/05/18/jenis-jenis-kereta-i-
indonesia/ [15/05/2014]
Ebta Setiawan. 2014. Lokomotif, Kereta.
Diakses melalui : http://kbbi.web.id/
[14/05/2014]
Dewo Wisnu Prakoso. 2013. Jenis-jenis
Lokomotif yang ada di Indonesia. Diakses
melalui
:http://nanuwisnu.blogspot.com/2013/01/jeni
s-jenis-lokomotif-yang ada di_697.html
[15/05/214]
13. 13
Gambar 4.1
Prosedur Pengalihan Aktiva Tetap PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 2
Bandung
Keterangan :
KDT = Kepala Dipo Traksi
KDK = Kepala Dipo Kereta
SPPAT = Surat Perintah Pemindahan Aktiva Tetap
LPAT = Laporan Pengiriman Aktiva Tetap
NP = Nota Peralihan