1. Dokumen tersebut membahas hubungan antara kantor pusat, kantor agen, dan kantor cabang dalam sistem akuntansi perusahaan, termasuk perbedaan antara kantor agen dan cabang, pembukuan untuk masing-masing, serta penyusunan laporan keuangan gabungan.
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara agen dan kantor cabang dalam akuntansi keuangan. Agen berfungsi untuk menerima pesanan barang dan bekerja di bawah pengawasan kantor pusat, sedangkan kantor cabang memiliki wewenang untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga sebagai unit usaha tersendiri. Dokumen ini juga menjelaskan sistem pembukuan untuk agen, kantor pusat, dan kantor cabang serta cara peny
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
1. Dokumen tersebut membahas perbedaan antara agen dan kantor cabang serta hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang.
2. Agen hanya menerima pesanan barang dan tidak memiliki persediaan sendiri, sedangkan kantor cabang dapat memiliki persediaan dan melakukan transaksi secara independen.
3. Kantor pusat mengawasi modal kerja agen secara langsung, sedangkan kantor cabang diberi keleluasaan
Dokumen tersebut membahas tentang teori dan sistem perencanaan publik. Ada dua jenis rencana yaitu rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi dan rencana operasional sebagai rincian pelaksanaannya. Tahapan perencanaan publik terbagi atas pra-pelaksanaan dan pelaksanaan, mencakup aktivitas seperti evaluasi, perumusan indikator, partisipasi masyarakat, hingga penetapan dokumen akhir. Siklus
Dokumen tersebut membahas perbedaan antara agen dan kantor cabang dalam akuntansi keuangan. Agen berfungsi untuk menerima pesanan barang dan bekerja di bawah pengawasan kantor pusat, sedangkan kantor cabang memiliki wewenang untuk melakukan transaksi dengan pihak ketiga sebagai unit usaha tersendiri. Dokumen ini juga menjelaskan sistem pembukuan untuk agen, kantor pusat, dan kantor cabang serta cara peny
Dokumen tersebut membahas tentang standar akuntansi keuangan sektor publik di Indonesia. Terdapat penjelasan mengenai dasar kebutuhan standar akuntansi publik, perumusan standar, tujuan penyusunan, dan perkembangannya di Indonesia.
1. Dokumen tersebut membahas perbedaan antara agen dan kantor cabang serta hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang.
2. Agen hanya menerima pesanan barang dan tidak memiliki persediaan sendiri, sedangkan kantor cabang dapat memiliki persediaan dan melakukan transaksi secara independen.
3. Kantor pusat mengawasi modal kerja agen secara langsung, sedangkan kantor cabang diberi keleluasaan
Dokumen tersebut membahas tentang teori dan sistem perencanaan publik. Ada dua jenis rencana yaitu rencana strategis untuk mencapai tujuan organisasi dan rencana operasional sebagai rincian pelaksanaannya. Tahapan perencanaan publik terbagi atas pra-pelaksanaan dan pelaksanaan, mencakup aktivitas seperti evaluasi, perumusan indikator, partisipasi masyarakat, hingga penetapan dokumen akhir. Siklus
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah daerah berbasis akrual. Menguraikan definisi, kriteria, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, cara perolehan, dan pengeluaran setelah perolehan aset tetap. Juga memberikan contoh-contoh pencatatan transaksi aset tetap dengan berbagai cara perolehan seperti pembelian, swakelola, pertukaran, hibah, dan gabungan.
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan karakteristik biaya, perbedaan antara biaya dan rugi, serta kriteria pengakuan biaya dan rugi dalam akuntansi. Secara ringkas, biaya didefinisikan sebagai penurunan aset atau peningkatan kewajiban yang terkait dengan aktivitas operasional perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya harus dipisahkan dari rugi karena biaya terkait dengan aktivitas utama sedangkan rugi terkait
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan pelaporan segmen dan identifikasi tanggung jawab pelaporan segmen. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) perusahaan wajib melaporkan informasi keuangan menurut segmen usaha, industri, dan wilayah geografis berdasarkan standar yang ditetapkan, (2) segmen harus diidentifikasi berdasarkan ukuran pendapatan, aset, dan laba/rugi, dan (3) perusahaan harus men
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan metodologi pengujian piutang usaha yang mencakup enam tahap yaitu mengidentifikasi risiko bisnis, menetapkan materialitas dan risiko inheren, menilai risiko pengendalian, melakukan pengujian pengendalian dan transaksi, melakukan prosedur analitis, serta merancang pengujian rincian saldo.
1. Dokumen tersebut membahas kerangka konseptual akuntansi pemerintahan yang mencakup dasar hukum, lingkungan, tujuan, entitas akuntansi dan pelaporan, serta tujuan pelaporan keuangan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi kas dan setara kas pemerintah daerah berbasis akrual. Ia menjelaskan definisi kas dan setara kas, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan kas serta setara kas dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Dokumen tersebut juga menjelaskan pihak-pihak terkait, dokumen yang digunakan, dan jurnal standar untuk transaksi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan. Prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek meliputi verifikasi saldo utang, konfirmasi kepada kreditur, dan pemastian pencatatan sesuai standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memastikan semua liabilitas tercatat dengan benar.
Dokumen tersebut membahas tentang asersi dalam laporan keuangan yang merupakan pernyataan manajemen secara eksplisit atau implisit mengenai informasi keuangan. Terdapat beberapa jenis asersi seperti untuk jenis transaksi, saldo akun, dan penyajian serta pengungkapan laporan keuangan. Risiko salah saji yang signifikan pada laporan keuangan umumnya bersifat luas karena dapat melibatkan berbagai aspe
hubungan antara kantor pusat dengan cabangfazri himawan
1. Hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang adalah kantor cabang beroperasi sebagai unit usaha terpisah namun dibawah pengendalian kantor pusat.
2. Pencatatan akuntansi kantor cabang dapat dilakukan secara sentralisasi oleh kantor pusat atau desentralisasi dimana kantor cabang mencatat sendiri transaksinya.
3. Penyusunan laporan keuangan gabungan melibatkan penghapusan sal
Makalah ini membahas tentang hubungan antara kantor pusat dan cabang dalam perusahaan, termasuk persoalan akuntansi yang mungkin timbul seperti pengiriman uang dan barang antar cabang, serta penentuan harga barang yang dikirim ke cabang. Pembahasan mencakup pencatatan pembukuan di kantor pusat dan cabang, serta penyusunan laporan keuangan gabungan untuk menggambarkan kondisi keseluruhan perusahaan.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi sewa, termasuk definisi sewa, klasifikasi sewa menjadi sewa operasi dan sewa pembiayaan, serta akuntansi untuk masing-masing klasifikasi sewa dari perspektif lessor dan lessee. Dibahas pula kriteria penentuan sewa pembiayaan dan contoh penerapan akuntansi sewa operasi dan sewa pembiayaan untuk lessor dan lessee.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi aset tetap pemerintah daerah berbasis akrual. Menguraikan definisi, kriteria, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, cara perolehan, dan pengeluaran setelah perolehan aset tetap. Juga memberikan contoh-contoh pencatatan transaksi aset tetap dengan berbagai cara perolehan seperti pembelian, swakelola, pertukaran, hibah, dan gabungan.
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
Dokumen tersebut membahas tentang definisi dan karakteristik biaya, perbedaan antara biaya dan rugi, serta kriteria pengakuan biaya dan rugi dalam akuntansi. Secara ringkas, biaya didefinisikan sebagai penurunan aset atau peningkatan kewajiban yang terkait dengan aktivitas operasional perusahaan untuk menghasilkan pendapatan. Biaya harus dipisahkan dari rugi karena biaya terkait dengan aktivitas utama sedangkan rugi terkait
Dokumen tersebut membahas tentang persyaratan pelaporan segmen dan identifikasi tanggung jawab pelaporan segmen. Secara ringkas, dokumen menjelaskan bahwa (1) perusahaan wajib melaporkan informasi keuangan menurut segmen usaha, industri, dan wilayah geografis berdasarkan standar yang ditetapkan, (2) segmen harus diidentifikasi berdasarkan ukuran pendapatan, aset, dan laba/rugi, dan (3) perusahaan harus men
Merancang pengujian atas rincian saldo pptRina Limiati
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut menjelaskan metodologi pengujian piutang usaha yang mencakup enam tahap yaitu mengidentifikasi risiko bisnis, menetapkan materialitas dan risiko inheren, menilai risiko pengendalian, melakukan pengujian pengendalian dan transaksi, melakukan prosedur analitis, serta merancang pengujian rincian saldo.
1. Dokumen tersebut membahas kerangka konseptual akuntansi pemerintahan yang mencakup dasar hukum, lingkungan, tujuan, entitas akuntansi dan pelaporan, serta tujuan pelaporan keuangan pemerintah.
Dokumen tersebut membahas tentang akuntansi kas dan setara kas pemerintah daerah berbasis akrual. Ia menjelaskan definisi kas dan setara kas, klasifikasi, pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan kas serta setara kas dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Dokumen tersebut juga menjelaskan pihak-pihak terkait, dokumen yang digunakan, dan jurnal standar untuk transaksi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Liabilitas jangka pendek adalah kewajiban perusahaan yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau siklus operasi normal perusahaan. Prosedur pemeriksaan liabilitas jangka pendek meliputi verifikasi saldo utang, konfirmasi kepada kreditur, dan pemastian pencatatan sesuai standar akuntansi. Tujuannya adalah untuk memastikan semua liabilitas tercatat dengan benar.
Dokumen tersebut membahas tentang asersi dalam laporan keuangan yang merupakan pernyataan manajemen secara eksplisit atau implisit mengenai informasi keuangan. Terdapat beberapa jenis asersi seperti untuk jenis transaksi, saldo akun, dan penyajian serta pengungkapan laporan keuangan. Risiko salah saji yang signifikan pada laporan keuangan umumnya bersifat luas karena dapat melibatkan berbagai aspe
hubungan antara kantor pusat dengan cabangfazri himawan
1. Hubungan antara kantor pusat dan kantor cabang adalah kantor cabang beroperasi sebagai unit usaha terpisah namun dibawah pengendalian kantor pusat.
2. Pencatatan akuntansi kantor cabang dapat dilakukan secara sentralisasi oleh kantor pusat atau desentralisasi dimana kantor cabang mencatat sendiri transaksinya.
3. Penyusunan laporan keuangan gabungan melibatkan penghapusan sal
Makalah ini membahas tentang hubungan antara kantor pusat dan cabang dalam perusahaan, termasuk persoalan akuntansi yang mungkin timbul seperti pengiriman uang dan barang antar cabang, serta penentuan harga barang yang dikirim ke cabang. Pembahasan mencakup pencatatan pembukuan di kantor pusat dan cabang, serta penyusunan laporan keuangan gabungan untuk menggambarkan kondisi keseluruhan perusahaan.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kantor pusat dan cabang serta perbedaan antara agen dan cabang. Juga dijelaskan sistem akuntansi kantor cabang dan penyusunan laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabang.
Hubungan antara kantor pusat dan cabang membutuhkan koordinasi keuangan dan operasional. Kantor pusat menyediakan modal kerja untuk cabang, sedangkan cabang melakukan penjualan langsung ke pelanggan dan mengelola piutang. Ada dua sistem akuntansi yang dapat digunakan: sistem sentralisasi di mana pembukuan dilakukan di kantor pusat, atau sistem desentralisasi di mana setiap cabang memiliki pembukuan tersendiri.
Perbedaan antara agen dan kantor cabang adalah bahwa agen hanya menerima pesanan barang dan bekerja di bawah pengawasan kantor pusat, sedangkan kantor cabang menjual barang dari persediaan mereka sendiri dan berfungsi secara independen. Sistem akuntansi kantor cabang dapat berupa sistem sentralisasi di mana pembukuan dilakukan oleh kantor pusat atau sistem desentralisasi di mana setiap cabang memiliki pembukuan tersend
Akuntansi cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah antara kantor pusat dan cabang. Kantor cabang melakukan pencatatan sendiri dan menggunakan rekening timbal balik dengan kantor pusat. Ada beberapa alternatif memfakturkan barang dagang antara cabang, termasuk perlakuan terhadap biaya pengiriman.
Dokumen tersebut membahas hubungan antara kantor pusat dan cabang perusahaan. Kantor cabang bertanggung jawab penuh atas aktivitasnya kepada kantor pusat dan mendapat dukungan modal serta fasilitas dari kantor pusat. Dokumen tersebut juga menjelaskan perbedaan sistem akuntansi antara kantor cabang dan agen serta cara-cara penyusunan laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabangny
Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabangphatar_augrah
Hubungan antara kantor pusat dan cabang membahas sistem akuntansi yang digunakan, perbedaan antara kantor cabang dan agen, serta penyusunan laporan keuangan dan neraca gabungan untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Dokumen ini membahas hubungan antara kantor pusat dan cabang perusahaan. Terdapat dua sistem akuntansi untuk kantor cabang, yaitu sistem sentralisasi dimana pencatatan dilakukan oleh kantor pusat, dan sistem desentralisasi dimana pencatatan dilakukan oleh kantor cabang sendiri. Dokumen ini juga menjelaskan proses penyusunan laporan keuangan gabungan antara kantor pusat dan cabang menggunakan metode
1. Dokumen ini membahas hubungan antara kantor pusat dan cabang serta perbedaan antara cabang dan agen.
2. Ada dua sistem akuntansi untuk hubungan antara pusat dan cabang, yaitu sentralisasi dan desentralisasi. Sistem sentralisasi mengelola akuntansi cabang di pusat, sedangkan sistem desentralisasi mengelola akuntansi cabang secara terpisah di cabang.
3. Dokumen ini juga membahas transaksi antara pusat
Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara kantor pusat dan cabang perusahaan, termasuk pengertian hubungan pusat-cabang, perbedaan antara kantor cabang dan agen, serta sistem akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi antara pusat dan cabang yaitu sistem sentralisasi dan desentralisasi.
Dokumen tersebut membahas masalah-masalah khusus yang terjadi antara kantor pusat dan kantor cabangnya, termasuk pengiriman barang dengan harga di atas harga pokok, pengiriman aktiva antar cabang, dan penyiapan laporan keuangan untuk kantor cabang di luar negeri.
Dokumen ini membahas hubungan antara kantor pusat, kantor agen, dan kantor cabang perusahaan beserta perbedaan sistem akuntansi dan laporan keuangan yang diterapkan pada masing-masing kantor. Dokumen ini juga menjelaskan proses penyusunan laporan keuangan gabungan dan timbal balik untuk seluruh kantor yang ada dalam suatu perusahaan.
Dokumen ini membahas tentang pembubaran persekutuan yang dapat terjadi karena berakhirnya perjanjian, undang-undang, atau putusan pengadilan. Dokumen ini juga menjelaskan persoalan akuntansi yang muncul akibat masuk dan keluarnya anggota persekutuan seperti goodwill, penjualan bagian modal, dan pembayaran kembali harta kekayaan.
Analisis kebangkrutan pada perusahaan perkebunan tahun 2009 2011Annisa Galih Sarasati
Dokumen ini berisi analisis kebangkrutan pada perusahaan perkebunan Indonesia untuk periode 2009-2011 menggunakan tiga model, yaitu model Springate, Zmijewski, dan Altman Z-Score. Hasilnya menunjukkan sebagian perusahaan berisiko bangkrut menurut satu atau lebih model, sementara sisanya dinyatakan sehat. Dokumen ini juga melakukan uji homogenitas dan uji ANOVA untuk menguji kemiripan hasil ketiga model.
Analisis kebangkrutan pada perusahaan perkebunan tahun 2009 2011
Hubungan antara kantor pusat, kantor agen,
1. HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT, KANTOR
AGEN, DAN KANTOR CABANG
Oleh:
Annisa Galih Sarasati
11.03.3916
Akuntansi/semester 5
2. Perbedaan Antara Kantor Agen dan Kantor Cabang
Perbedaan utama antara kantor agen dengan kantor cabang terletak pada 2 hal,
yaitu:
1.
Struktur organisasi
Dilihat dari struktur organisasi perusahaan, kantor agen berada diluar organisasi
perusahaan. Jadi kantor agen berdiri sendiri dan terlepas dari kantor pusat
(perusahaan yang diageni), oleh karena itu suatu kantor agen dapat menangani
beberapa perusahaan (bukan merupakan bagian dari organisasi perusahaan).
2. Kegiatan
Kantor agen berfungsi sebagai pemasaran, yaitu terbatas pada usaha untuk
memperoleh pesanan atau calon pembeli namun tindak lanjutnya dilakukan oleh
kantor pusat. Sedangkan kegiatan kantor cabang pada dasarnya sama dengan
kegiatan perusahaan yang berdiri sendiri.
3. Pembukuan Agen
Akuntansi terhadap kegiatan kantor agen dilaksanakan oleh perusahaan
yang diageni (kantor pusat). Kegiatan kantor agen yang hanya terbatas
pada usaha untuk mencari calon pembeli biasanya dilakukan dengan
menggunakan modal kerja yang berasal dari kantor pusat. Penggunaan
modal kerja ini serupa dengan pengguanaan dana kas kecil yang
menggunakan sistem dana tetap (imperest system). Jadi pengelola kantor
agen mengumpulkan bukti-bukti pemakaian modal kerja untuk
selanjutnya dipertanggungjawabkan kepada kantor pusat.selanjutnya
bukti pemakaian modal kerja tersebut akan dipakai sebagai dasar
pencatatan oleh kantor pusat.
4. Pembukuan Agen
Untuk mencatat kegiatan kantor pusat dapat menggunakan 2 metode, yaitu;
1.
Rugi laba kantor agen tidak dipisahkan
Apabila rugi-laba kegiatan kantor agen tidak dipisahkan maka pendapatan dan biaya
yang berhubungan dengan kantor agen tidak perlu dipisahkan dengan pendapatan
(penjualan) dan biaya kantor pusat. Dengan metode ini, perusahaan (kantor pusat)
hanya dapat mengetahui rugi-laba secara keseluruhan.
2. Rugi laba kantor agen dipisahkan
Agar rugi-laba masing-masing kantor agen dapat dipisahkan maka pendapatan dan
biaya untuk masing-masing kantor agen bharus dikumpulkan tersendiri (dipisahkan dari
pendapatan dan biaya kantor pusat)maka diperlukan rekening tersendiri,pada umumnya
rekening yang buku besar yang berhubungan dengan kantorn agen terbatas pada 5
rekening saja, yaitu; modal kerja kantor agen, penjualan kantor agen, harga pokok
penjualan agen, biaya pemasaran kantor agen, biaya administrasi dan umum kantor
agen.
5. Kantor Cabang
1.
Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat.
Sifat kantor cabang memiliki sifat seperti agen, desentralisasi akuntansi (=pelaksanaan
jurnal, buku besar atau seperangkat buku yang terpisah) pada kantor pusat. Pencatatan
data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui dokumen asli dan
ringkasan memo transaksi yang dilengkapi voucher, duplikat sebagai arsip cabang.
2. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor pusat dan kantor cabang
Pencatatan data akuntansi kantor cabang diperoleh kantor pusat melalui duplikat jurnal,
pencatatan dokumen asli ke dalam jurnal dilakukan oleh kantor cabang. Pencatatan
yang dilakukan kantor pusat ke dalam rekening kantor cabang yang terpisah atau
dimasukkan ke dalam buku besar umum kantor pusat. Pada akhir periode akuntansi,
kantor pusat melakukan penyesuaian (adjustment) dan menutup pembukuan (closing)
rekening kantor cabang untuk menetapkan besarnya laba-rugi.
6. Kantor Cabang
3. Pencatatan kegiatan kantor cabang dilakukan kantor cabang
Pencatatan data transaksi ke dalam jurnal dan pemindah bukuan ke dalam buku besar
umum. Laporan keuangan disusun secara periodik untuk dikirim ke kantor pusat, dan
laporan keuangan ini diperiksa oleh internal auditor kantor pusat. Penyelesaian
penutupan saldo buku-buku dilakukan oleh kantor cabang maka hubungan kantor
cabang dan kantor kantor pusat terlihat sebagai berikut:
a.
Kantor cabang
Digunakan rekening “kantot pusat (home office)” untuk penghubung dengan kantor
pusat
b. Kantor pusat
Digunakan “rekening timbal ballik (reciprocal account)”disebut dengan rekening:
kantor cabang (branch office) atau investasi pada kantor cabang (invesment in branch)
7. Sistem Akuntansi Kantor Cabang
Akuntansi terhadap kantor cabang dapat diselenggarakan dengan dua (2) sistem, yaitu:
1.
Sistem sentralisasi
Sistem ini akuntansi terhadap kantor cabang diselenggarakan oleh kantor pusat.
2. Sistem desentralisasi
Di dalam sistem ini semua transaksi keuangan kantor cabang akan dicatat oleh kantor
cabang. Apabila dikehendaki akuntansi terhadap pos-pos tertentu dapat saja
diselenggarakan oleh kiantor pusat. Berdasarkan pihak yang terkait transaksi keuangan
kantor cabang dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
a.
Transaksi antara kantor cabang dengan pihak lain (selain kantor pusat)
b.
Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat
8. Modifikasi Teknik Pencatatan
Agar laporan keuangan lebih informatif, maka hendaknya terdapat
pemisahan dalam pencatatan penanaman modal pada kantor pusat dan
kantor cabang. Pemisahan tersebut, antara lain:
1. Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat sementara
2. Rekening kantor pusat dan kantor cabang yang bersifat permanen
Kedua perbedaan tersebut tidak mengubah sifat rekening timbal balik
antara rekening kantor cabang dan rekening kantor pusat.
9. Laporan Keuangan Gabungan
Laporan keuangan gabungan tersebut dimaksudkan untuk memberikan
gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai
satu kesatuan ekonomi yang bulat, maka dalam penyusunannya harus
memperhatikan:
a. Dalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada
perusahaan dan hutang-hutang atau kewajiban perusahaan yang lain
kepada pihak-pihak di luar perusahaan
b. Dalam perhitungan laporan laba/rugi harus dihindari adanya
perhitungan ganda terhadap suatu pendapatan dan biaya yang sama
10. Penyusunan Neraca Gabungan
Penyusunan neraca gabungan, dilakukan dengan langkah-langkah
berikut:
a. Menghapus saldo rekening “R/K- Kantor Pusat” dengan “R/KKantor Cabang” dan saldo rekening “hutang” dengan “piutang
kepada” antar kantor pusat dan cabang, yang ada di dalam neraca
individual kantor pusat maupun cabang
b. Menunjukkan saldo rekening-rekening aktiva, dan rekening-rekening
hutang yang terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan
cabangnya sesuai dengan kelompok masing-masing
11. Penyusunan Laba/Rugi Gabungan
Penyusunan laporan rugi/laba gabungan diperlukan langkah-langkah:
a. Menghapus saldo rekening “pengiriman barang dari kantor pusat”
dengan “pengiriman barang ke kantor cabang” dan saldo rekeningrekening pendapatan dan biaya-biaya yang bersangkutan = yang
diakui di dalam laporan perhitungan laba/rugi individual kantor
pusat dan cabang sebagai akibat kebijaksanaan sistem desentralisasi
yang dilaksanakan
b. Menjumlah saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar
usaha, rekening biaya dan rugi di luar usaha yang terdapat dalam
laporan rugi/laba individual kantor pusat dan cabang, sesuai dengan
kelompok masing-masing
12. Penyesuaian Rekening Timbal Balik
Untuk mempermudah penggabungan saldo rekening
pembukuan yang ada baik di pusat maupun di cabang,
biasanya disusun suatu kertas kerja yang berupa “daftar lajur
penyusunan laporan keuangan gabungan”. Daftar lajur dibuat
semata-mata untuk mempermudah penyusunan laporan
keuangan gabungan.
13. Penyusunan Laporan Timbal Balik
Pada akhir periode, atau pada saat akan menutup buku-buku, sebab-sebab adanya
perbedaan saldo diantara dua rekening yang reciprocal tersebut harus diselidiki dan
penyesuaian harus dilakukan seperlunya. Data yang perlu dipertimbangkan dalam
menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 4
golongan, sebagai berikut:
a.
Debit rekening “kantor cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening
“kantor pusat”
b.
Kredit rekening “kantor cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening
“kantor pusat”
c.
Debit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “kantor
cabang”
d.
Kredit rekening “kantor pusat” tanpa ada hubungan dengan dengan debit rekening
“kantor cabang”