SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan
oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll.
Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit
Ular.
PATOKAN ULAR
 Bagaimanakah Gigitan Ular DapatTerjadi?
Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan,
nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan
gigitan ular terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau hanya
memakai sandal dan menginjak ular secara tidak sengaja. Gigitan ular
juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah
untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.
 Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air
liur. Sifat bisa tersebut
 Neurotoksin yang berakibat pada syaraf perifer atau sentral.
Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik.
Contoh : ular dari keluarga Elapidae
 Haemotoksin yang berakibat hemolitik dengan zat antara :
fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi
dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri
serbagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin.
Contoh : ular dari keluargaViperidae
 Myotoksin yang menyebabkan rhabdomyolitis yang sering
berhubungan dengan haemotoksin. Myoglobulinuria yang
menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat
kerusakan sel-sel otot.
Contoh : ular dari keluarga Hydropidae
 Kardiotoksin yang merusak serat-serat otot jantung yang
menimbulkan kerusakan jantung.
 Cytotoksin : dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif
lainnya yang berakibat terganggunya kardiovaskuler.
 Cytolitik : zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan
nekrose di jaringan pada tempat patukan.
 Enzim-enzim : termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif
pada penyebaran bisa.
Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk
melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem
pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang
termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar
yang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar
ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di
belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi
tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama
protein, yang memiliki aktivitas enzimatik. Efek toksik bisa ular
pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies,
ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan
(apakah hanya satu atau kedua taring menusuk kulit), serta
banyaknya serangan yang terjadi.
Organ pendeteksi panas (pit organ) pada Crotalinae terletak di antara
lubang hidung dan mata.
Tidak ada cara sederhana untuk
mengidentifikasi ular berbisa. Beberapa spesies
ular tidak berbisa dapat tampak menyerupai
ular berbisa. Namun, beberapa ular berbisa
dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna,
kebiasaan dan suara yang dikeluarkan saat
merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa
adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi
taring, dan pada luka bekas gigitan terdapat
bekas taring.
Bekas gigitan ular :
(A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring,
(B) Ular berbisa dengan bekas taring
 Berdasarkan sifatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan
menjadi bisa hemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan
sistem pembuluh darah; bisa neurotoksik, yaitu bisa yang
mempengaruhi sistem saraf dan otak; dan bisa sitotoksik, yaitu bisa
yang hanya bekerja pada lokasi gigitan.
 Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa
pada korbannya.Orang yang digigit ular, meskipun tidak ada bisa yang
diinjeksikan ke tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat,
tangan dan kaki menjadi kaku, dan kepala menjadi pening.Gejala dan
tanda-tanda gigitan ular akan bervariasi sesuai spesies ular yang
menggigit dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban.
 Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan taring
(fang marks), nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan
kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan nekrosis
jaringan (terutama akibat gigitan ular dari familiViperidae).
JenisTedung :
 Kesakitan pada tempat gigitan dalam masa setengah jam
 Bahagian bekas gigitan membengkak (setelah 1 jam gigitan)
 Lemah-lemah badan
 Pengeluaran air liur yang berlebihan
 Mengantuk
 Lumpuh pada otot-otot muka, bibir, lidah dan saluran pernafasan
 Tekanan darah menurun
 Mata kuyu (ptosis)
 Pandangan menjadi kabur
 Sawan (konvulsi)
 Badan berkeringat
 Pada kasus-kasus parah tanda-tanda yang lebih nyata adalah terjadinya
komplikasi kardiovaskular, hipotensi dan sakit yang amat sangat pada
bahagian perut.
Jenis KatamTebu :
 Biasanya gigitan ular ini tidak meninggalkan kesan yang
buruk
 Jangka masa kesakitan tidak terus menerus
 Tidak ada kesan bengkak atau perubahan warna kulit pada
tempat gigitan
 Tanda-tanda lain serupa dengan jenis tedung.
Jenis Ular Matahari :
 Kesakitan pada bekas gigitan
 Bekas gigitan membengkak
 Kudis terjadi pada tempat gigitan
 Gangguan pernafasan
Ular KeluargaViperidae
 Sangat sakit pada tempat gigitan (dalam waktu 5 menit)
 Bekas gigitan akan bengkak dan terjadi perubahan warna kulit dalam
waktu setengah jam
 Perdarahan yang tidak berhenti pada bekas gigitan
 Perdarahan pada gusi, usus dan saluran kencing
 Darah tidak membeku
 Keracunan berat menyebabkan lutut dan lengan atas membengkak
dalam waktu 2 jam disertai dengan perdarahan
Ular Keluarga Hydropidae
 Kesakitan pada otot-otot
 Kesukaran untuk menggerakkan kaki dan tangan
 Dalam jangka waktu 1 – 2 jam, yang tergigit akan merasakan kesakitan
yang luar biasa apabila menggerakkan anggota badan
 Dalam jangka waktu 3 – 6 jam, urine akan berubah menjadi warna gelap
Tanda dan gejala yang umum ditemukan
pada pasien bekas gigitan ular adalah :
 Tanda-tanda bekas taring, laserasi
 Bengkak dan kemerahan, kadang-kadang
bulae atau vasikular
 Sakit kepala, mual, muntah
 Rasa sakit pada otot-otot, dinding perut
 Demam
 Keringat dingin
Bisa NeuroToksik :
 Kelumpuhan otot pernafasan
 Kardiovaskuler terganggu
 Kesadaran menurun sampai koma
Bisa Haemolytik :
 Luka bekas patukan yang terus berdarah
 Haematoma pada tiap suntikan IM
 Haematuria
 Haemoptisis/haematemesis
 Kegagalan ginjal
Prinsip Penatalaksanaan :
 Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa
 Menetralkan bisa
 Mengobati komplikasi
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai
pengelolaan gigitan ular. Metode penggunaan torniket
(diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran
darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan
tempat gigitan, pendinginan daerah yang digigit,
pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus
dihindari karena tidak terbukti manfaatnya.
1. Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri atau orang lain yang
ada di tempat kejadian.Tujuan pertolongan pertama adalah
untuk menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidup
korban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan
perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini
yang membahayakan. Metode pertolongan yg dilakukan adalah
menenangkan korban yang cemas; imobilisasi bagian tubuh
yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan
kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau
kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam
aliran darah dan getah bening; pertimbangkan pressure-
immobilisation pada gigitan Elapidae; hindari gangguan terhadap
luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan
menimbulkan pendarahan lokal.
Cara penanganan awal di tempat kejadian adalah :
 Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal
atau air steril.
 Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi
menggunakan perban katun elastis dengan lebar +
10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di
sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari
ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan
gigitan. Bungkus rapat dengan perban seperti
membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan
terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu.
Imobilisasi bagian tubuh
menggunakan perban.
Imobilisasi bagian tubuh
menggunakan perban.
Imobilisasi Bagian Tubuh Dengan Menggunakan Perban
2. Korban harus segera dibawa ke rumah
sakit secepatnya, dengan cara yang
aman dan senyaman mungkin. Hindari
pergerakan atau kontraksi otot untuk
mencegah peningkatan penyerapan
bisa. (Bila ular telah dimatikan,
sebaiknya dibawa serta).
Primary survey
 Nilai tingkat kesadaran
 Lakukan penilaian ABC :
 A – airway: kaji apakah ada muntah,
perdarahan
 B – breathing: kaji kemampuan
bernafas akibat kelumpuhan otot-
otot pernafasan
 C – circulation : nilai denyut nadi
dan perdarahan pada bekas patukan,
Hematuria, Hematemesis /hemoptisis
Intervensi primer
 Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction
kalau perlu
 Beri O2, bila perlu Intubasi
 Kontrol perdarahan, toniquet dengan pita lebar untuk
mencegah aliran getah bening (Pita dilepaskan bila anti bisa
telah diberikan). Bila tidak ada anti bisa, transportasi
secepatnya ke tempat diberikannya anti bisa.
Catatan : tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk
arteriel dan insisi luka
 Pasang infus
Secondary survey dan Penanganan Lanjutan :
 Penting menentukan diagnosa patukan ular berbisa
 Bila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan
bisa nyata, perlu pemberian anti bisa
 Kolaborasi pemberian serum antibisa. Karena bisa
ular sebagian besar terdiri atas protein, maka
sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat
dari serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat
polivalen, yang mengandung antibodi terhadap
beberapa bisa ular. Serum antibisa ini hanya
diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan
lokal yang luas.
Bila alergi serum kuda :
- Adrenalin 0,5 mg/SC
- ABU IV pelan-pelan
 Bila tanda-tanda laringospasme, bronchospasme,
urtikaria hypotensi : adrenalin 0,5 mg/IM,
hydrokortison 100 mg/IV
 Anti bisa diulang pemberiannya bila gejala-gejala tak
menghilang atau berkurang. Jangan terlambat dalam
pemberian ABU, karena manfaat akan berkurang.
 KajiTingkat kesadaran
Nilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS)
 Ukur tanda-tanda vital
Supportif :
 Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status neurulogis
dengan ketat. Apabila terjadi penurunan, anti bisa diberikan
lagi atau sesuai dengan symptom.
 Laboratorium :
 Darah : HB, HT, Faktor pembekuan, Elektrolit
 Urine : volume dari haemoglobin, myoglobine
 Cairan untuk koreksi dehidrasi atau hypovolemik, Plasma
expander, digitalis kalau perlu
 Diuretika untuk mempertahankan diuresis, kalau perlu
dialisa
 Antibiotik dan ATS
 Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa
takut cepat mati/panik.
1 2
3 4
6
5
7
Atau
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx

More Related Content

Similar to Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx

Similar to Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx (20)

First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
 
DOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptxDOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptx
 
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
 
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.pptgigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
gigitan_serangga_n_ular_ppt.ppt
 
Keracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa UlarKeracunan Bisa Ular
Keracunan Bisa Ular
 
Oray
OrayOray
Oray
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptx
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
P3K Healthtalk.pptx
P3K Healthtalk.pptxP3K Healthtalk.pptx
P3K Healthtalk.pptx
 
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxPERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
 
Dasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 kDasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 k
 
Dasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 kDasar dasar p3 k
Dasar dasar p3 k
 
Gigitan ular
Gigitan ular Gigitan ular
Gigitan ular
 
xxxxxx
xxxxxxxxxxxx
xxxxxx
 
Dasar-Dasar P3K.pptx
Dasar-Dasar P3K.pptxDasar-Dasar P3K.pptx
Dasar-Dasar P3K.pptx
 
Luka gigitan binatang
Luka gigitan binatangLuka gigitan binatang
Luka gigitan binatang
 
Lecture 20_M23_KARR120_10E_PPT_C23.en.id(1).pptx
Lecture 20_M23_KARR120_10E_PPT_C23.en.id(1).pptxLecture 20_M23_KARR120_10E_PPT_C23.en.id(1).pptx
Lecture 20_M23_KARR120_10E_PPT_C23.en.id(1).pptx
 
Pertolongan cemas dan
Pertolongan cemas danPertolongan cemas dan
Pertolongan cemas dan
 
P3 k
P3 kP3 k
P3 k
 

Recently uploaded

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 

Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx

  • 1.
  • 2. Gigitan binatang berbisa adalah gigitan atau serangan yang di akibatkan oleh gigitan hewan berbisa seperti ular, laba-laba, kalajengking, dll. Korban gigitan ular adalah pasien yang digigit ular atau diduga digigit Ular. PATOKAN ULAR  Bagaimanakah Gigitan Ular DapatTerjadi? Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang tidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara tidak sengaja. Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.
  • 3.  Bisa ular mengandung toksin dan enzim yang berasal dari air liur. Sifat bisa tersebut  Neurotoksin yang berakibat pada syaraf perifer atau sentral. Berakibat fatal karena paralise otot-otot lurik. Contoh : ular dari keluarga Elapidae  Haemotoksin yang berakibat hemolitik dengan zat antara : fosfolipase dan enzim lainnya atau menyebabkan koagulasi dengan mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu sendiri serbagai akibat lisisnya sel darah merah karena toksin. Contoh : ular dari keluargaViperidae
  • 4.  Myotoksin yang menyebabkan rhabdomyolitis yang sering berhubungan dengan haemotoksin. Myoglobulinuria yang menyebabkan kerusakan ginjal dan hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot. Contoh : ular dari keluarga Hydropidae  Kardiotoksin yang merusak serat-serat otot jantung yang menimbulkan kerusakan jantung.  Cytotoksin : dengan melepaskan histamin dan zat vasoaktif lainnya yang berakibat terganggunya kardiovaskuler.  Cytolitik : zat ini yang aktif menyebabkan peradangan dan nekrose di jaringan pada tempat patukan.  Enzim-enzim : termasuk hyaluronidase sebagai zat aktif pada penyebaran bisa.
  • 5. Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein, yang memiliki aktivitas enzimatik. Efek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies, ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu atau kedua taring menusuk kulit), serta banyaknya serangan yang terjadi.
  • 6. Organ pendeteksi panas (pit organ) pada Crotalinae terletak di antara lubang hidung dan mata.
  • 7. Tidak ada cara sederhana untuk mengidentifikasi ular berbisa. Beberapa spesies ular tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. Namun, beberapa ular berbisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan dan suara yang dikeluarkan saat merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa adalah bentuk kepala segitiga, ukuran gigi taring, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas taring.
  • 8. Bekas gigitan ular : (A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring, (B) Ular berbisa dengan bekas taring
  • 9.
  • 10.  Berdasarkan sifatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan menjadi bisa hemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan sistem pembuluh darah; bisa neurotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi sistem saraf dan otak; dan bisa sitotoksik, yaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan.  Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa pada korbannya.Orang yang digigit ular, meskipun tidak ada bisa yang diinjeksikan ke tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat, tangan dan kaki menjadi kaku, dan kepala menjadi pening.Gejala dan tanda-tanda gigitan ular akan bervariasi sesuai spesies ular yang menggigit dan banyaknya bisa yang diinjeksikan pada korban.  Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda gigitan taring (fang marks), nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan nekrosis jaringan (terutama akibat gigitan ular dari familiViperidae).
  • 11. JenisTedung :  Kesakitan pada tempat gigitan dalam masa setengah jam  Bahagian bekas gigitan membengkak (setelah 1 jam gigitan)  Lemah-lemah badan  Pengeluaran air liur yang berlebihan  Mengantuk  Lumpuh pada otot-otot muka, bibir, lidah dan saluran pernafasan  Tekanan darah menurun  Mata kuyu (ptosis)  Pandangan menjadi kabur  Sawan (konvulsi)  Badan berkeringat  Pada kasus-kasus parah tanda-tanda yang lebih nyata adalah terjadinya komplikasi kardiovaskular, hipotensi dan sakit yang amat sangat pada bahagian perut.
  • 12. Jenis KatamTebu :  Biasanya gigitan ular ini tidak meninggalkan kesan yang buruk  Jangka masa kesakitan tidak terus menerus  Tidak ada kesan bengkak atau perubahan warna kulit pada tempat gigitan  Tanda-tanda lain serupa dengan jenis tedung. Jenis Ular Matahari :  Kesakitan pada bekas gigitan  Bekas gigitan membengkak  Kudis terjadi pada tempat gigitan  Gangguan pernafasan
  • 13. Ular KeluargaViperidae  Sangat sakit pada tempat gigitan (dalam waktu 5 menit)  Bekas gigitan akan bengkak dan terjadi perubahan warna kulit dalam waktu setengah jam  Perdarahan yang tidak berhenti pada bekas gigitan  Perdarahan pada gusi, usus dan saluran kencing  Darah tidak membeku  Keracunan berat menyebabkan lutut dan lengan atas membengkak dalam waktu 2 jam disertai dengan perdarahan Ular Keluarga Hydropidae  Kesakitan pada otot-otot  Kesukaran untuk menggerakkan kaki dan tangan  Dalam jangka waktu 1 – 2 jam, yang tergigit akan merasakan kesakitan yang luar biasa apabila menggerakkan anggota badan  Dalam jangka waktu 3 – 6 jam, urine akan berubah menjadi warna gelap
  • 14. Tanda dan gejala yang umum ditemukan pada pasien bekas gigitan ular adalah :  Tanda-tanda bekas taring, laserasi  Bengkak dan kemerahan, kadang-kadang bulae atau vasikular  Sakit kepala, mual, muntah  Rasa sakit pada otot-otot, dinding perut  Demam  Keringat dingin
  • 15. Bisa NeuroToksik :  Kelumpuhan otot pernafasan  Kardiovaskuler terganggu  Kesadaran menurun sampai koma Bisa Haemolytik :  Luka bekas patukan yang terus berdarah  Haematoma pada tiap suntikan IM  Haematuria  Haemoptisis/haematemesis  Kegagalan ginjal
  • 16. Prinsip Penatalaksanaan :  Menghalangi penyerapan dan penyebaran bisa  Menetralkan bisa  Mengobati komplikasi Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular. Metode penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat peredaran darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan tempat gigitan, pendinginan daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan kortikosteroid harus dihindari karena tidak terbukti manfaatnya.
  • 17. 1. Hal ini dapat dilakukan oleh korban sendiri atau orang lain yang ada di tempat kejadian.Tujuan pertolongan pertama adalah untuk menghambat penyerapan bisa, mempertahankan hidup korban dan menghindari komplikasi sebelum mendapatkan perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini yang membahayakan. Metode pertolongan yg dilakukan adalah menenangkan korban yang cemas; imobilisasi bagian tubuh yang tergigit dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening; pertimbangkan pressure- immobilisation pada gigitan Elapidae; hindari gangguan terhadap luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan menimbulkan pendarahan lokal.
  • 18. Cara penanganan awal di tempat kejadian adalah :  Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.  Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katun elastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai bagian yang terdekat dengan gigitan. Bungkus rapat dengan perban seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu kencang agar aliran darah tidak terganggu.
  • 19. Imobilisasi bagian tubuh menggunakan perban. Imobilisasi bagian tubuh menggunakan perban. Imobilisasi Bagian Tubuh Dengan Menggunakan Perban
  • 20. 2. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yang aman dan senyaman mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot untuk mencegah peningkatan penyerapan bisa. (Bila ular telah dimatikan, sebaiknya dibawa serta).
  • 21. Primary survey  Nilai tingkat kesadaran  Lakukan penilaian ABC :  A – airway: kaji apakah ada muntah, perdarahan  B – breathing: kaji kemampuan bernafas akibat kelumpuhan otot- otot pernafasan  C – circulation : nilai denyut nadi dan perdarahan pada bekas patukan, Hematuria, Hematemesis /hemoptisis
  • 22. Intervensi primer  Bebaskan jalan nafas bila ada sumbatan, suction kalau perlu  Beri O2, bila perlu Intubasi  Kontrol perdarahan, toniquet dengan pita lebar untuk mencegah aliran getah bening (Pita dilepaskan bila anti bisa telah diberikan). Bila tidak ada anti bisa, transportasi secepatnya ke tempat diberikannya anti bisa. Catatan : tidak dianjurkan memasang tourniquet untuk arteriel dan insisi luka  Pasang infus
  • 23. Secondary survey dan Penanganan Lanjutan :  Penting menentukan diagnosa patukan ular berbisa  Bila ragu, observasi 24 jam. Kalau gejala keracunan bisa nyata, perlu pemberian anti bisa  Kolaborasi pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri atas protein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat polivalen, yang mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. Serum antibisa ini hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas.
  • 24. Bila alergi serum kuda : - Adrenalin 0,5 mg/SC - ABU IV pelan-pelan  Bila tanda-tanda laringospasme, bronchospasme, urtikaria hypotensi : adrenalin 0,5 mg/IM, hydrokortison 100 mg/IV  Anti bisa diulang pemberiannya bila gejala-gejala tak menghilang atau berkurang. Jangan terlambat dalam pemberian ABU, karena manfaat akan berkurang.  KajiTingkat kesadaran Nilai dengan Glasgow Coma Scale (GCS)  Ukur tanda-tanda vital
  • 25. Supportif :  Awasi kardiovaskuler, pernafasan dan status neurulogis dengan ketat. Apabila terjadi penurunan, anti bisa diberikan lagi atau sesuai dengan symptom.  Laboratorium :  Darah : HB, HT, Faktor pembekuan, Elektrolit  Urine : volume dari haemoglobin, myoglobine  Cairan untuk koreksi dehidrasi atau hypovolemik, Plasma expander, digitalis kalau perlu  Diuretika untuk mempertahankan diuresis, kalau perlu dialisa  Antibiotik dan ATS  Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepat mati/panik.
  • 26.
  • 28. 6 5 7
  • 29. Atau