Dokumen tersebut membahas update manajemen gigitan ular di Indonesia, mencakup biodiversitas ular di Indonesia, data insiden gigitan ular, pengertian tentang ular, habitat ular, jenis ular berbisa dan tidak berbisa di Indonesia, gejala dan penatalaksanaan gigitan ular, serta racun-racun lain seperti racun ikan dan hymenoptera."
3. Snakebites data
Data : 135.000/year incidence
mortality over 10%incidence (50-100 ITS data )
Cases report in ITS : 500-1000 cases
4. Pengertian tentang Ular
Ular adalah reptil yang tak berkaki dan bertubuh panjang,
dan seluruh tubuh tertutup oleh lapisan kitin yang berbentuk
sisik-sisik
5. Pengertian tentang Ular (lanjutan…)
Ular tidak mempunyai daun telinga dan gendang telinga sehingga tidak ada keistimewaan pada
ketajaman indera mata maupun telinga
Mata ular selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis, sehingga mudah melihat gerakan sekelilingnya tapi
tidak dapat memfokuskan pandangannya. Ular baru dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat
6. Pengertian tentang Ular (lanjutan…)
Indera yang menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya
yang dapat menangkap getaran langkah manusia dan binatang
lainnya
7. Pengertian tentang Ular
(lanjutan)
Gerakan ular lamban, rata-rata ular bergerak sekitar 1.6 km/jam. Jenis
tercepat adalah ular mamba di Afrika yang bisa lari dengan kecepatan 11
km/jam, sedangkan manusia sebagai perbandingan dapat berlari antara
16-24 km/jam
Lubang yang terdapat antara mata dan mulut ular dapat berfungsi sebagai
thermosensorik (sensor panas).
Organ ini biasa disebut ceruk atau organ jacobson, ular juga dapat
mengetahui perubahan suhu karena kedatangan makhluk lainnya,
contohnya ular tanah yang memilki ceruk peka sekali
10. Menghindari (gigitan) Ular
Di Alam:
Mengenakan perlengkapan lapangan (baju, celana, topi,
sepatu)
Jangan berjalan sendirian di hutan
Bekerja dengan hati-hati di habitat yang diperkirakan
menjadi sarang ular (semak belukar, tumpukan
batu/kayu, serasah tebal, lubang di tanah atau pohon)
Jangan mengusik ular yang sedang tidur/posisi diam
Ketika bertemu ular yang siap menyerang, jangan
lari/panik. Diam dan mundur secara perlahan-lahan
Persiapkan penerangan ketika berangkat ke hutan
11.
12. Menghindari (gigitan) Ular
Di sekitar tempat tinggal:
Membersihkan kawasan rumah/tempat tinggal dari tumpukan
kayu/batu dan bahan organik lainnya yang dapat dimanfaatkan
oleh ular/mangsa ular sebagai tempat sembunyi
Memangkas tanaman yang pertumbuhannya menjorok ke arah
rumah (lubang ventilasi/jendela)
Menutup bagian bawah pintu (bila ada celah) dengan
kayu/bahan lainnya, sehingga ular tidak dapat masuk melalui
celah di bawah pintu
Menutup lubang-lubang yang berpotensi untuk ular masuk
dalam rumah
13. SNAKE FAMILIES AND GENERAL VENOM EFFECTS
Venomous Snake
families
Elapidae
Hydrophiidae
Viperidae
Colubridae
Cytotoxic
Myotoxic
Coagulopathic
Neurotoxic
(bungarus sp),calliophis
+cytotoxic in cobra & king cobra
+ coagulopathy in Australasian
elapids
Coagulopathic
Neurotoxin
Myotoxic
Renal toxicity
24. TREATMENT (1)
Keep the Airway Breathing and Circulation stable
• Airway
• 02 Non Re-Breathing Mask 12 lpm
• Laryngeal Mask Airway and Endotracheal Tube (if needed)
• Suction if gargling (+), Head tilt and chin lift if snoring (+)
• Breathing
• Evaluate the respiratory rate
• Circulation
• Make iv access, give Normal Saline 0.9% (don’t forget to take some blood for laboratory checking)
• Blood pressure
• Pulse
• Oxygen saturation by using pulse oxymetri
• Blood or Fresh Frozen Plasma as indicated
25. TREATMENT (2)
• fase local and sistemik
• Lokal:
• 1.imobilisasi: dengan spalk saja (ular tidak diketahui jenisnya atau selain neurotoxin dan
daboia sp
• Jika neurotoxin efek venomnya maka PBI (pressure bandage immobilisation)
• Jika jenis daboia :pads pressure immobilization
26. JIKA FASE SISTEMIK ATAU FASE LOKAL
PROGRESIF
1.menentukan species
2.menentukan antibisa (sabu) sesuai species
26
28. ALLPPT Layout Clean Text Slide
for your Presentation. ALLPPT
Layout Clean Text Slide for your
Presentation.
“You can simply impress your audience and add a
unique zing and appeal to your Presentations. Get
a modern PowerPoint Presentation that is
beautifully designed. I hope and I believe that this
Template will your Time, Money and Reputation.
29. TREATMENT (3)
Anticholinesterase drugs
Especially for neurotoxin envenoming
Should give atropine before giving the drugs to prevent physostigmine intoxication.
Physostigmine dose
Adult (>12 yo) : 0,5-2,5 mgevery 1-3 hours up to 10 mg/24hours
Children ≤ 12 yo : 0.01 mg-0,04/kg
Should be given slowly 3-5 minutes by IV /IV/SC repeat 2-4 hours
Atropin inj bradikardia
33. You can simply impress your
audience and add a unique
zing and appeal to your
Presentations.
Contents Here
You can simply impress your
audience and add a unique
zing and appeal to your
Presentations.
Contents Here
SIMPLE POWERPOINT
REAGENT DEVELOPMENT
34. You can simply impress your
audience and add a unique
zing and appeal to your
Presentations.
Contents Here
You can simply impress your
audience and add a unique
zing and appeal to your
Presentations.
Contents Here
62. terapi
• First aid : hot water 45 derajat (suam suam kuku)
• Analgesik:parenteral,local,regional
• Antibiotika:terutama saat terdapat lekositosis
• Antivenom:terutama kasus nyeri yg tidak membaik setelah diberi
analgesik
68. tatalaksana
• Simptomatik dan suportif
• Antinyeri
• Air hangat
• Mengambil duri dengan tindakan bedah terutama didekat sendi
• Kadang menyebabkan granuloma jika duri tidak dicabut
75. Stingray/ikan pari
• Tanda dan gejala
• Tanda local:laserasi,nyeri
• Infeksi sekunder dan myonecrotic venom dari duri di ekor
76. tatalaksana
• First aid : air hangat
• Antinyeri kalau perlu blok regional dengan anesthesia local
• Infeksi bisa diberikan antibiotika adekuat
• Rawat luka dan debridement
78. Tanda dan gejala
• Venom in saliva
• Lokal efek (10-15 menit):
• Nyeri
• Mati rasa
• Paralysis
• Dysphagia,dysathria,oropharyngeal paralysis
• Sistemik efek (4 sampai 12 menit):
• Dyspnea dan respiratory failure
• Death from cardiorespiratory arrest
79. tatalaksana
• First aid: pressure bandage imobilisasi seperti snakebite neurotoxin
• Rapid transport ke rumah sakit
• Terapi ABC
• Terapi simptomatik dan suportif
• Antivenom tidak ada
81. Tanda dan gejala
• Nyeri local
• Perioral dan peripheral paresthesia
• Paralysis 15-30 menit
• Respiratory paralysis 20-40 menit
• kematian pada 40 menit sampai beberapa jam
82. tatalaksana
• Pressure bandage imobilisasi
• Simptomatis dan suportif
• Cardiovascular dan respiratory support
• Paralysis reversible
83. 5.2Keracunan akibat makan ikan
5.2.1 scombroid (tuna ,macherel,escolar )peningkatan kadar histamine pada ikan
akibat bakteri yang mengubah histidin menjadi histamine
5.2.2.ciguatoxin(kakap merah,barakuda,amberjack,moray eel,parrot fish ) akibat
ikan makan dinofagelata yang menyebabkan adanya ciguatoxin yang terakumulasi
di beberapa bagian ikan seperti gonad
5.2.3.Tetrodoksin (ikan buntal,porcupine,boxfish ,sunfish,triggerfish) adanya
tetrodiksin pada bagian ikan seperti di gonad ,liver atau visera ikan
84. Racun akibat memakan ikan
• Scombroid fish poisoning
• Disebabkan karena memakan ikan yang kadar histaminnya tinggi
seperti ikan tuna,mackerel dan escolar.Ikan tidak beracun saat
ditangkap tapi kandungan histamine meningkat seiring dengan
peningkatan jumlah bakteri yang mengubah histidin menjadi
histamine
85. Tanda dan gejala
• Kemerahan
• urticaria
• Palpitasi
• Nyeri kepala
• Nausea
• Vomiting
• diare
87. Ciguatoxin
• Terjadi karena konsumsi ikan pantai tropis atau ikan karang seperti
kakap merah,barakuda,amberjack,moral eel,parrot fish
• Toxin itu berasal dari derivate dinoflagelletes yang dimakan oleh
ikan,biasanya ikan >2kg beresiko mempunyai toxin ini
• Di bagian hati dan gonads
88. Tanda dan gejala
3 sampai 12 jam setelah makan
Nausea
Vomiting
Diare
Kaku otot
89. Efek toxin
• Gastrointestinal : 24 jam setelah makan sampai 1-3 hari
(mual,muntah,diare,nyeri perut)
• Neurological: 2 hari setelah konsumsi paresthesia perioral dan
ekstremitas ,nyeri,konvulsi, peningkatan sensasi kedinginan atau
kepanasan
• Cardiovascular:bradikardia,hipotensi
• Diffuse pain syndrome
90. tatalaksana
• Simptomatik
• Amitriptiline jika ada tanda neurologic yang kronik
• Indometacin jika ada atralgia
• Cyproheptadin jika ada pruritus
• Manitol jika ada penurunan kesadaran
• Vitamin b1 dan b12
94. tetrodoxin
• Diproduksi oleh microorganism
• Didapat di alam
• Gangguan GIT,neurological manifestasi
(paresthesia,hipersalivasi,dizziness,ataxia,sweating,hypotension)
• Menyebabkan kematian karena respiratory failure
95. tatalaksana
• First aid :
• Airway protection
• Respiratory support
• Terapi:
• Observasi
• Respiratory support
• Atropin ketika bradikardia
• Tidak ada antidote
96. 5.4 Hymenoptera
Identifikasi
Vespids(waps,yellow,jackets,hornets,ant)
Apids(bees)
Identifikasi
Efek venom
Tanda dan gejala
Habitat
Penanganan awal
Penatalaksanaan:
Fase lokal
Fase sistemik
97. V. affinis V. tropica V. analis V. velutina Non Vespa
Tertutup+
Terbuka
Tertutup Terbuka Tertutup+
Terbuka
Terbuka
Dataran rendah Dataran rendah Datar Datar tinggi Dataran
rendah
Tinggi Rendah Rendah Rendah Rendah
Insectivora+
Super-scavanger
Insectivora+
Scavanger
Insectivora+
Scavanger
Insectivora+
Scavanger
Insectivora
Tinggi Rendah Sedang Tinggi Rendah
KARAKTER
JENIS
TIPE
BERSARANG
KETINGGIAN
TINGKAT
ADAPTASI
PERILAKU
MAKAN
FREKUENSI
PEMECAHA
N KOLONI
Identifikasi tawon
105. KESIMPULAN
Tidak membuang sisa-sisa bahan makanan hewani
Tidak mengganggu “koloni kawan”
Membersihkan koloni berpotensi “berbahaya” dengan cara yang aman
(sejak koloni kecil dan tepat caranya).
Memindahkan / membunuh koloni tanpa memunculkan koloni-koloni
pendendam baru.
Menandai, memonitor dan mengevaluasi perkembangannya sarang.
106. Saran terapi
1.Melakukan first aid yang benar pada sengatan tawon
2JIka sengatan lebih dari 2 segera ke tempat pelayana kesehatan
3.Jika ada tanda tanda sesak ,kemerahan ,bengkak atau susah buang air
kecil maka merupakan tanda fases sistemik
4.Pada kondidi sengatan sangat banyak maka pengobatan HD dan juga
manajemen Alo sangat dibutuhkan untuk meneyelematkan nyawa si
109. Apis dorsata
Tanda dan gejala alergi sampai anafilaksis pada orang hipersensitifitas
Penanganan awal:mengambil sengat dan dikompes es
Tatalaksana
Mengambil sengat
Analgesik
Oral corticosteroid
Antihistamin
Adrenalin jika anafilaksis
110. LEBAH MADU APIS DORSATA. TIDAK
MASALAH KALAU TIDAK DIGANGGU.
BAHKAN 2 MINGGU LAGI BISA PANEN
MADU
112. Centipedes
Tanda dan gejala:
Fase local :nyeri,bengkak,eritema
Fase sistemik:ACS(acut coronary ischemia),rhabdomyolisis,renal failure:
Penanganan awal:analgesic dan kompres es
Penatalaksanaan :jika nyeri berat bisa diberi obat anestesi local infiltrasi
113. Laba laba(spider)
Venom sangat menimbulkan efek menganggu kesehatan dan menimbulkan
kematian di daerah Australia,Afrika,Amerika selatan,US,timur tengah
Tipe venom: neuroexcitatory dan cytotoxin
Tanda dan gejala tergantung dari spesiesnya tetapi kebanyakan menimbulkan lesi
nekrosis,nyeri dan kaku otot,berkeringat banyak
Fase local:nyeri,edema,eritema,local necrosis
Fase sistemik:neuromuscular symptom
Tarantula : nyeri dalam,urtikaria
Penatalaksanaan:simptomatik dan rawat luka serta tidak ada antivenom
114. Scorpion /kalajengking
Hewan berkoloni ,mudah beradaptasi,nocturnal .
Menimbulkan kematian karena neurotoxin di amerika utara dan masalah jantung di
amerika selatan
fase local tanda dan gejala: nyeri local,eritema,edema
Fase sistemik: menstimulasi syaraf parasimpatik dan simpatik ,ALO,cardiac
failure,nekrosis di iran
Penanganan awal :
kompres es
Rawat luka
Obat analgesic
Penatalaksanaan
Pada envenomasi sistemik adalah pemberian antivenom
115. Bab 6 tanaman beracun
Tanaman beracun untuk membela diri terhadap herbivore,insekta,mikroba dan
kompetitif dengan hewan lain
Identifikasi
Solanaceae - Potato / tomato family
Araceae - Aroids
Apocynaceae – Oleander family, milky sap
Euphorbiaceae – Euphorbia family, milky sap
.Apiaceae - carrot family
Fabaceae - legumes
Liliaceae - lily family
116. Tanaman hias
Selain tumbuhan liar juga terdapat tanaman hias yang sering ditanam di halaman
rumah secara alamiah mengandung racun, seperti gambar dibawah ini :
Gambar 37. Pilodendron
(Philodendron sp)
Gambar 38. Difenbahia
(Diefenbahia sp)
Gambar 39. Pohon Merah
(Euphorbia pulcherrima)
Gambar 40. Bunga Tembelekan
(Lantana camara)
Gambar 41. Tapak dara
117. 6.2.Venom efek tanaman beracun
6.2.1 neurotoxin
6.2.2.cytotoxic dan cyanotoxic
6.2.3.hepatotoxic dan neprotoxic
6.2.4.cardiotoxic
6.2.5.dermatoxic
6.2.6 jamur beracun
118. Tanaman dengan racun merusak syaraf
Jenis tanaman: conium maculatum ( Apiaceae/fools parsley),tree
tobacco,laburnum,wild carrot/cicuta virosa
Mekanisme:blockade terhadap reseptor nikotinik di otak,ganglia
simpatik,parasimatik dan neuromuscular junction
Tanda dan gejala:tremor,ataxia,midriasis,gangguan pencernaan,depresi ascending
paralysis,cardiorespirasi depresi
Terapi :
Suportif :A,B,C
Antidote: atropine kalau bradikardia,
119. Tumbuhan yang menyebabkan halusinasi
Bunga terompet/brugmansia
Atropin belladonna
Tanda dan gejala:
Takikardia,hipotensi,coma,convulsi,retensi urin,ileus,rhabdomyolisis,pupil dilatasi
Tatalaksana:sedasi,intubasi
Indikasi terapi jika agitasi,kejang
Antidote:fisostigmin
Dosis 1-2mg IV pelan 5 menit
Diulang jika 15 sampai 30 menit tidak berespon
120. 6.2.2.cytotoxic dan cyanotoxic
Atractylis gummifera,xanthium strumarium,detrium
senegalense,elderberry,cassava,,sorghum,prunus ,bitter almonds,ackees fruit,G
superba,colchicine,common true,robini pseudoacacia,ricin
Tanda dan gejala:
Mual ,muntah,nyeri perut dan ulu hati,diare,nyeri kepala,kejang sampai koma
Gagal hati,kematian
Terapi:
Dekontaminasi pencernaan
Rehidrasi dan suportif
121. 6.2.3.hepatotoxic dan neprotoxic
Menyebabkan hepato veno oklusi
Jenis tanaman:senecio spp,senna occidentalis,
Tanda dan gejala:rash,hepatomegaly,lifer failure,kematian
Antidote belum ada
Terapi simptomatik dan usportif
122. cardiotoxin
Aconitum,
Tanda dan gejala:masalah pencernaan,muntah berat,ektremitas tidak berasa atau
baal,hipotensi dan cardiovascular colaps,CBS depresi dan kejang
VT/VF
Hipotensi
Cardiovaskuler kolaps
Kejang dan CNS depresi
Penatalaksanaan: suportif,obat
atropine,Mgso4,flecaidine/liddocain,amiodaron,ecmo
123. Jenis jenis lain tumbuhan dengan venom
efek cardiotoksin
Grayanotoxin
Anabasis dari Xenophon
Taxus spp
Coconut crab dari makan cerbera manghas
Cardenolide
Tanda dan gejala:
Disritmia
hiperkalemia
124. terapi
Kumbah lambung
Arang aktif
Suportif
Atropin
Cardiac pacing
Digoxin spesifik Fab antibody fragmen
Antitoxin belum ada
128. jamur
• Kandungan racun pada jamur ini bersifat paling toksik dan dari kasus
keracunan akibat Amanita phalloides 90% di antaranya menyebabkan
kematian.
• Jamur ini mengandung racun amatoksin yang merupakan golongan peptida
yang sangat beracun.
• Racun ini bersifat menghambat sintesis protein seluler dengan cara
menghambat polimerisasi RNA. Amatoksin bersifat stabil dan tahan panas,
tidak larut dalam air dan tidak dapat diuraikan walaupun telah dimasak.
• Dosis letal kira-kira 0,1 mg /kg BB. Sebuah jamur Amanita mengandung 10
– 15 mg. Menyebabkan kulit berwarna kuning.