SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
KERACUNAN BISA ULAR
Oleh:
Mely
Novi F.
Kartika
Septia
Case 9
Pegawai DPRD Bekasi Tewas Digigit Ular
indosiar.com, Bekasi - Seorang kepala seksi bagian hubungan masyarakat Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) tingkat II Bekasi, Rabu (21/05/2003) kemarin, tewas setelah digigit
ular kobra peliharaannya.
Oos Masrun (55), kepala seksi bagian hubungan masyarakat Kantor Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah tingkat II Bekasi, kemarin tewas dalam perjalanan ke Rumah Sakit Umum
Bekasi, setelah digigit ular kobra miliknya. Kematian korban secara mendadak ini, sangat
mengejutkan anggota dewan lainnya.
Menurut kepala dewan, Oos Masrun yang selama ini dikenal juga sebagai pawang ular
sebelum meninggal dunia mengaku, sekitar pukul 7.00 WIB digigit ular korba miliknya.
Karena hal tersebut dianggap biasa, maka korban tetap masuk kerja dan menolak
disarankan untuk berobat ke dokter.
Racun ular kobra yang bersarang ditubuh korban, mulai beraksi sekitar pukul 12.00,
sehingga korban mengalami kejang-kejang. Anggota dewan yang melihat kondisi korban
segera melarikannya ke Rumah Sakit Umum Bekasi. Namun dalam perjalanan nyawa korban
tidak tertolong.
Menurut keterangan dokter Rumah Sakit Umum Bekasi, racun ular kobra masuk melalui otot
dan menyumbat pernapasan korban, sehingga nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
Bisa adalah suatu zat atau substansi
yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa
dan sekaligus juga berperan pada sistem
pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan
ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan
oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang
mengeluarkan bisa merupakan suatu
modifikasi kelenjar ludah parotid yang
terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di
belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri
atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan
campuran kompleks, terutama protein, yang
memiliki aktivitas enzimatik.
Efek toksik bisa ular pada saat
menggigit mangsanya tergantung pada
spesies, ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan
efisiensi mekanik gigitan , serta banyaknya
serangan yang terjadi.
JENIS-JENIS RACUN ULAR
1. Neurotoksin : Dapat melumpuhkan sistim saraf
pusat, melumpuhkan jantung dan sarah
pernafasan. Racun jenis ini dimiliki oleh ular
Kobra, ular Mamba, ular Laut, Krait, Ular Karang
2. Hemotoksin: Dapat menyerang sistim sirkulasi
darah dan sistim otot dan dapat menyebabkan
kerusakan jaringan, gangrene, kelumpuhan
permanen kemapuan bergerak otot. Racun jenis
ini dihasilkan oleh keluarga ular Viperidae
misalnya Rattle Snake, Coppe head, dan Cotton
mouth.
CIRI-CIRI TOKSIK
Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala
sistemik pada semua gigitan ular :
1. Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka
gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah
yang terperangkap di jaringan bawah kulit).
2. Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah,
berkeringat, menggigil, mual, hipersalivasi,
muntah, nyeri kepala, pandangan kabur
Manifestasi Klinik
Pemeriksaan laboratorium:
• Peningkatan jumlah neutrophil, limfopenia, koagulopati dengan PT
dan PTT memanjang.
• Penurunan jumlah fibrinogen.
• Kadar keratin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua
setelah perawatan.
Pada pemeriksaan urinalisis:
• Proteinuria (83%), serta hematuria mikroskopik (50,9%).
• Hemoglobinuria dan mioglobulin umumnya dapat dideteksi.
• Terjadi leukosituria (56,4%)
• Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan gejala gagal
ginjal.
Pada pemeriksaan EKG:
• Umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal
gelombang.
Gigitan Elapidae (misal: ular kobra, ular
weling, ular welang, ular sendok, ular
anang, ular cabai, coral snakes, mambas,
kraits)
1. Semburan kobra pada mata dapat
menimbulkan rasa sakit yang berdenyut,
kaku pada kelopak mata, bengkak di
sekitar mulut.
2. Gambaran sakit yang berat, melepuh, dan
kulit yang rusak.
3. Setelah digigit ular
a. 15 menit: muncul gejala sistemik.
b. 10 jam: paralisis urat-urat di wajah,
bibir, lidah, tenggorokan, sehingga sukar
bicara, susah menelan, otot lemas,
kelopak mata menurun, sakit kepala, kulit
dingin, muntah, pandangan kabur, mati
rasa di sekitar mulut.
Kematian dapat terjadi dalam 24 jam.
MANIFESTASI
• Gigitan dari ular kobra biasanya tidak
menimbulkan nyeri hebat.
• Biasanya gejala berkembang dalam 12 jam
• Bisa yang bersifat neurotoksik, mempunyai
dampak dalam beberapa jam, seperti:
perasaan mengantuk, kelumpuhan nervus
kranialis, kelemahan otot, dan kematian
karena gagal napas.
Oos Masrun (55)
Digigit Ular
2 taring
5mm
Beberapa Jam
kemudian
Ptosis bilateral
sulit melihat ke
medial, diplopia,
starbismus
Volume darah
& cairan
P. Membran
RBC
Echimosis Dolor
Permeabilitas
capiler
Keadaan Membaik
Efek Vaskuler
Tumor
Dilihat dari paparan
racun
Inflamasi
Hemolisis
CN III Terganggu
Hb
Comsumtive
coagulopathy
Darah Sulit
membeku
Pale
HRBp
Trombosit
Trombosit
MEKANISME
ANTIDOT
• 2 vial @ 5 ml intravena dalam 500 ml NaCl 0,9 %
atau Dextrose 5% dengan kecepatan 40-80 tetes
per menit. Maksimal 100 ml (20 vial).
• Beri SABU ( Serum Anti Bisa Ular ) polivalen 1 ml
berisi:
1. 10 - 50 LD50 bisa Ankystrodon
2. 25-50 LD50 bisa Bungarus
3. 25-50 LD50 bisa Naya sputarix
4. Fenol 0,25% v/v.
Mekanisme Antidot
Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu
Crotalinae Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang
berasal dari serum domba. Serum Fab ini ternyata lima kali
lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat
komplikasi akibat pem- beriannya. Penggunaan serum Fab
dianjurkan diencer- kan dalam 250 ml NaCl 0,9% dan
pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena. Untuk
pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg),
volume cairan dapat disesuaikan. Jumlah penggunaan anti bisa
ular tergantung derajat beratnya kasus. Kasus dengan derajat
none tidak diberikan anti bisa, untuk kasus dengan derajat
minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih
dari 15 vial
PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan pada kasus gigitan ular
berbisa adalah :
1. Menghalangi / memperlambat absorbsi bisa
ular
2. Menetralkan bisa ular yang sudah masuk
kedalam sirkulasi darah
3. Mengatasi efek local dan sistemik.
A. SEBELUM PENDERITA DIBAWA KE PUSAT PELAYANAN
KESEHATAN,ADA BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :
• Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium
permanganat untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular yang
belum terabsorpsi.
• Penderita di istirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka
gigitan.
• Jangan memanipulasi daerah gigitan
• Penderita dilarang berjalan dan minum minuman yang ber alcohol.
• Apabila gejala timbul secara cepat,sementara belum tersedia Anti
Bisa Ular,maka ikat daerah proksimal dan distal dari gigitan. Tindakan
ini berguna jika dilakukan sekitar lebih dari 30 menit paska gigitan
ular. Tujuannya adalah : Menahan aliran limfe , bukan menahan
aliran vena atau arteri.
• Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan
cara memasang bidai karena gerakan otot dapat mempercepat
penyebaran racun.
• Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu
B. SETELAH PENDERITA TIBA DI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN (TERAPHI
SUPORTIF)
1. Dibawa ke Emergency Room, dan melakukan ABC (Penatalaksanaan
Airway,Breathing,and Circulation ).
2. Pada penatalaksanaan sirkulasi,berikan infuse (Cairan yang bersifat
Kristaloid)
3. Beri pertolongan pertama pada gigitan (perban ketat luka gigitan,imobilisasi
dengan bidai bila perlu).
4. Sampel darah untuk pemeriksaan : Trombosit,Kreatinin,Urea N,elektrolit
(terutama K),CK.
5. Periksa waktu pembekuan darah,jika >10 menit,maka menunjukan
kemungkinan adanya koagulopati.
Berikan SABU (Serum Anti Bisa Ular,Serum kuda yang di kebalkan)Polivalen 1
ml.
MUKUCI !!

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitasfaktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
faktor-faktoor yang mempengaruhi toksisitas
 
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptxPENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
PENYULUHAN SKIZOFRENIA.pptx
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris TrichiuraAscaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
Ascaris Lumbricoides Dan Trichuris Trichiura
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptxPENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
PENYAKIT AKIBAT KERJA.pptx
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Icp (inductively couple plasma)
Icp (inductively couple plasma)Icp (inductively couple plasma)
Icp (inductively couple plasma)
 
Toxoplasmosis
ToxoplasmosisToxoplasmosis
Toxoplasmosis
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
striktur uretra
striktur uretrastriktur uretra
striktur uretra
 
Audiometri
AudiometriAudiometri
Audiometri
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Tabir Surya
Tabir SuryaTabir Surya
Tabir Surya
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Histoteknik
HistoteknikHistoteknik
Histoteknik
 
spektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atomspektrofotometri serapan atom
spektrofotometri serapan atom
 

Similar to Keracunan Bisa Ular

Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarHanifa Rahmadilla
 
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxPenanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxhelmyfirdaus2
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarNovi Fachrunnisa
 
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingAfifah Izzah
 
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasisasakmuda
 
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfSulistyaNingsih45
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxIgdUlindokter
 
Gigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisaGigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisaNers Syamsi
 
Luka gigitan binatang
Luka gigitan binatangLuka gigitan binatang
Luka gigitan binatangfikri asyura
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020IwanHamzah1
 
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxPERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxLelitasari Danukusumo
 

Similar to Keracunan Bisa Ular (20)

Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan UlarPertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
Pertolongan Pertama Pada nak Dengan Gigitan Ular
 
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptxPenanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
Penanganan-gawat-darurat-pada-gigitan-ular.pptx
 
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ularPenanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
Penanganan Gawat Darurat Pada Gigitan ular
 
Makalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa UlarMakalah Keracunan Bisa Ular
Makalah Keracunan Bisa Ular
 
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjingFirst Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
First Aid - Gigitan ular, kucing, dan anjing
 
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
388562047 envenomasi-dan-intoksitasi
 
DOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptxDOC-20221123-WA0006..pptx
DOC-20221123-WA0006..pptx
 
Oray
OrayOray
Oray
 
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdfseminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
seminar gigitan hewan berbisa - Copy.pdf
 
Loaiasis
LoaiasisLoaiasis
Loaiasis
 
Snake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptxSnake Bite SHI - New.pptx
Snake Bite SHI - New.pptx
 
Snake bite.pptx
Snake bite.pptxSnake bite.pptx
Snake bite.pptx
 
Askep gawat darurat pada gigitan ular
Askep gawat darurat pada gigitan ularAskep gawat darurat pada gigitan ular
Askep gawat darurat pada gigitan ular
 
Gigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisaGigitan serangga dan binatang berbisa
Gigitan serangga dan binatang berbisa
 
Preskas bisa ular
Preskas bisa ularPreskas bisa ular
Preskas bisa ular
 
Bab 10 keracunan
Bab 10 keracunanBab 10 keracunan
Bab 10 keracunan
 
Luka gigitan binatang
Luka gigitan binatangLuka gigitan binatang
Luka gigitan binatang
 
Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020Gigitan hewan 2020
Gigitan hewan 2020
 
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptxPERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
PERTOLONGAN PERTAMA GIGITAN ULAR.pptx
 
Gigitan ular
Gigitan ular Gigitan ular
Gigitan ular
 

More from Novi Fachrunnisa

Brain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitisBrain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitisNovi Fachrunnisa
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)Novi Fachrunnisa
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)Novi Fachrunnisa
 
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009Novi Fachrunnisa
 
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di KopsisJadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di KopsisNovi Fachrunnisa
 
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR MelatiNilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR MelatiNovi Fachrunnisa
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CNovi Fachrunnisa
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolNovi Fachrunnisa
 

More from Novi Fachrunnisa (20)

Kasus di ICCU
Kasus di ICCUKasus di ICCU
Kasus di ICCU
 
Brain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitisBrain abscess ec sinusitis
Brain abscess ec sinusitis
 
Catatan
CatatanCatatan
Catatan
 
Botani
BotaniBotani
Botani
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Penentuan  Perubahan  Entalpi  Reaksi)
Laporan tetap pratikum Kimia (Penentuan Perubahan Entalpi Reaksi)
 
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)Laporan  tetap pratikum  Kimia (Larutan Asam Basa)
Laporan tetap pratikum Kimia (Larutan Asam Basa)
 
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
Denah Kelas 3A SMP Negeri 1 Dompu, Th 2008/2009
 
Nama-Nama Paduka FC
Nama-Nama Paduka FCNama-Nama Paduka FC
Nama-Nama Paduka FC
 
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di KopsisJadwal Piket Penjualan di Kopsis
Jadwal Piket Penjualan di Kopsis
 
Jacked kelas paduka
Jacked kelas padukaJacked kelas paduka
Jacked kelas paduka
 
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR MelatiNilai Anggota PIK-KRR Melati
Nilai Anggota PIK-KRR Melati
 
Daftar Komisaris X2
Daftar Komisaris X2Daftar Komisaris X2
Daftar Komisaris X2
 
Daftar Komisaris
Daftar KomisarisDaftar Komisaris
Daftar Komisaris
 
Baju Kelas Paduka1012
Baju Kelas Paduka1012Baju Kelas Paduka1012
Baju Kelas Paduka1012
 
Absent Siswa Baru 2011
Absent Siswa Baru 2011Absent Siswa Baru 2011
Absent Siswa Baru 2011
 
Tabel Langkah Catur
Tabel Langkah CaturTabel Langkah Catur
Tabel Langkah Catur
 
Praktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani FarmasiPraktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani Farmasi
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-CLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Vitamin-C
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet ParasetamolLaporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
Laporan Praktikum Pembuatan Tablet Parasetamol
 
Cabean
CabeanCabean
Cabean
 

Keracunan Bisa Ular

  • 2. Case 9 Pegawai DPRD Bekasi Tewas Digigit Ular indosiar.com, Bekasi - Seorang kepala seksi bagian hubungan masyarakat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) tingkat II Bekasi, Rabu (21/05/2003) kemarin, tewas setelah digigit ular kobra peliharaannya. Oos Masrun (55), kepala seksi bagian hubungan masyarakat Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tingkat II Bekasi, kemarin tewas dalam perjalanan ke Rumah Sakit Umum Bekasi, setelah digigit ular kobra miliknya. Kematian korban secara mendadak ini, sangat mengejutkan anggota dewan lainnya. Menurut kepala dewan, Oos Masrun yang selama ini dikenal juga sebagai pawang ular sebelum meninggal dunia mengaku, sekitar pukul 7.00 WIB digigit ular korba miliknya. Karena hal tersebut dianggap biasa, maka korban tetap masuk kerja dan menolak disarankan untuk berobat ke dokter. Racun ular kobra yang bersarang ditubuh korban, mulai beraksi sekitar pukul 12.00, sehingga korban mengalami kejang-kejang. Anggota dewan yang melihat kondisi korban segera melarikannya ke Rumah Sakit Umum Bekasi. Namun dalam perjalanan nyawa korban tidak tertolong. Menurut keterangan dokter Rumah Sakit Umum Bekasi, racun ular kobra masuk melalui otot dan menyumbat pernapasan korban, sehingga nyawa korban tidak dapat diselamatkan.
  • 3. Bisa adalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama protein, yang memiliki aktivitas enzimatik. Efek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies, ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan , serta banyaknya serangan yang terjadi.
  • 4. JENIS-JENIS RACUN ULAR 1. Neurotoksin : Dapat melumpuhkan sistim saraf pusat, melumpuhkan jantung dan sarah pernafasan. Racun jenis ini dimiliki oleh ular Kobra, ular Mamba, ular Laut, Krait, Ular Karang 2. Hemotoksin: Dapat menyerang sistim sirkulasi darah dan sistim otot dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan, gangrene, kelumpuhan permanen kemapuan bergerak otot. Racun jenis ini dihasilkan oleh keluarga ular Viperidae misalnya Rattle Snake, Coppe head, dan Cotton mouth.
  • 5. CIRI-CIRI TOKSIK Secara umum, akan timbul gejala lokal dan gejala sistemik pada semua gigitan ular : 1. Gejala lokal: edema, nyeri tekan pada luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang terperangkap di jaringan bawah kulit). 2. Gejala sistemik: hipotensi, otot melemah, berkeringat, menggigil, mual, hipersalivasi, muntah, nyeri kepala, pandangan kabur
  • 6. Manifestasi Klinik Pemeriksaan laboratorium: • Peningkatan jumlah neutrophil, limfopenia, koagulopati dengan PT dan PTT memanjang. • Penurunan jumlah fibrinogen. • Kadar keratin kinase serum normal pada hari pertama dan kedua setelah perawatan. Pada pemeriksaan urinalisis: • Proteinuria (83%), serta hematuria mikroskopik (50,9%). • Hemoglobinuria dan mioglobulin umumnya dapat dideteksi. • Terjadi leukosituria (56,4%) • Kadar ureum darah meningkat pada pasien dengan gejala gagal ginjal. Pada pemeriksaan EKG: • Umumnya terjadi kelainan seperti bradikardia dan inversi septal gelombang.
  • 7. Gigitan Elapidae (misal: ular kobra, ular weling, ular welang, ular sendok, ular anang, ular cabai, coral snakes, mambas, kraits) 1. Semburan kobra pada mata dapat menimbulkan rasa sakit yang berdenyut, kaku pada kelopak mata, bengkak di sekitar mulut. 2. Gambaran sakit yang berat, melepuh, dan kulit yang rusak. 3. Setelah digigit ular a. 15 menit: muncul gejala sistemik. b. 10 jam: paralisis urat-urat di wajah, bibir, lidah, tenggorokan, sehingga sukar bicara, susah menelan, otot lemas, kelopak mata menurun, sakit kepala, kulit dingin, muntah, pandangan kabur, mati rasa di sekitar mulut. Kematian dapat terjadi dalam 24 jam.
  • 8. MANIFESTASI • Gigitan dari ular kobra biasanya tidak menimbulkan nyeri hebat. • Biasanya gejala berkembang dalam 12 jam • Bisa yang bersifat neurotoksik, mempunyai dampak dalam beberapa jam, seperti: perasaan mengantuk, kelumpuhan nervus kranialis, kelemahan otot, dan kematian karena gagal napas.
  • 9. Oos Masrun (55) Digigit Ular 2 taring 5mm Beberapa Jam kemudian Ptosis bilateral sulit melihat ke medial, diplopia, starbismus Volume darah & cairan P. Membran RBC Echimosis Dolor Permeabilitas capiler Keadaan Membaik Efek Vaskuler Tumor Dilihat dari paparan racun Inflamasi Hemolisis CN III Terganggu Hb Comsumtive coagulopathy Darah Sulit membeku Pale HRBp Trombosit Trombosit MEKANISME
  • 10. ANTIDOT • 2 vial @ 5 ml intravena dalam 500 ml NaCl 0,9 % atau Dextrose 5% dengan kecepatan 40-80 tetes per menit. Maksimal 100 ml (20 vial). • Beri SABU ( Serum Anti Bisa Ular ) polivalen 1 ml berisi: 1. 10 - 50 LD50 bisa Ankystrodon 2. 25-50 LD50 bisa Bungarus 3. 25-50 LD50 bisa Naya sputarix 4. Fenol 0,25% v/v.
  • 11. Mekanisme Antidot Pada tahun 2000 bulan Desember terdapat produk baru yaitu Crotalinae Polyvalent Immune Fab (ovine) antivenon yang berasal dari serum domba. Serum Fab ini ternyata lima kali lebih poten dan efektif sebagai anti bisa dan jarang terdapat komplikasi akibat pem- beriannya. Penggunaan serum Fab dianjurkan diencer- kan dalam 250 ml NaCl 0,9% dan pemberiannya lebih dari satu jam melalui intravena. Untuk pasien yang masih sangat kecil (berat badan kurang dari 10 kg), volume cairan dapat disesuaikan. Jumlah penggunaan anti bisa ular tergantung derajat beratnya kasus. Kasus dengan derajat none tidak diberikan anti bisa, untuk kasus dengan derajat minimal diberikan 1-5 vial sedangkan moderate dan severe lebih dari 15 vial
  • 12. PENATALAKSANAAN Tujuan penatalaksanaan pada kasus gigitan ular berbisa adalah : 1. Menghalangi / memperlambat absorbsi bisa ular 2. Menetralkan bisa ular yang sudah masuk kedalam sirkulasi darah 3. Mengatasi efek local dan sistemik.
  • 13. A. SEBELUM PENDERITA DIBAWA KE PUSAT PELAYANAN KESEHATAN,ADA BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN : • Luka dicuci dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular yang belum terabsorpsi. • Penderita di istirahatkan dalam posisi horizontal terhadap luka gigitan. • Jangan memanipulasi daerah gigitan • Penderita dilarang berjalan dan minum minuman yang ber alcohol. • Apabila gejala timbul secara cepat,sementara belum tersedia Anti Bisa Ular,maka ikat daerah proksimal dan distal dari gigitan. Tindakan ini berguna jika dilakukan sekitar lebih dari 30 menit paska gigitan ular. Tujuannya adalah : Menahan aliran limfe , bukan menahan aliran vena atau arteri. • Lakukan kemudian imobilisasi anggota badan yang digigit dengan cara memasang bidai karena gerakan otot dapat mempercepat penyebaran racun. • Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu
  • 14. B. SETELAH PENDERITA TIBA DI PUSAT PELAYANAN KESEHATAN (TERAPHI SUPORTIF) 1. Dibawa ke Emergency Room, dan melakukan ABC (Penatalaksanaan Airway,Breathing,and Circulation ). 2. Pada penatalaksanaan sirkulasi,berikan infuse (Cairan yang bersifat Kristaloid) 3. Beri pertolongan pertama pada gigitan (perban ketat luka gigitan,imobilisasi dengan bidai bila perlu). 4. Sampel darah untuk pemeriksaan : Trombosit,Kreatinin,Urea N,elektrolit (terutama K),CK. 5. Periksa waktu pembekuan darah,jika >10 menit,maka menunjukan kemungkinan adanya koagulopati. Berikan SABU (Serum Anti Bisa Ular,Serum kuda yang di kebalkan)Polivalen 1 ml.

Editor's Notes

  1. inflamasi adalah satu dari respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Ekimosis adalah tanda memar atau tanda biru kehitaman, merupakan daerah makula besar akibat ekstravasasi darah ke dalam jaringan subkutan dan kulit. Dolor adalah rasa nyeri, nyeri akan terasa pada jaringan yang mengalami infeksi. Ini terjadi karena sel yang mengalami infeksi bereaksi mengeluarkan zat tertentu sehingga menimbulkan nyeri menangis.