Studi ini meneliti pemerolehan sintaksis bahasa Bali pada anak normal yang lahir dari orangtua tulibisu di komunitas Bengkala. Hasilnya menunjukkan bahwa anak tersebut mengikuti urutan universal pemerolehan bahasa meliputi satu kata, dua kata, tiga kata, dan jenis kalimat. Meskipun tumbuh dalam lingkungan tulibisu, anak tersebut mampu berkomunikasi menggunakan bahasa dengan baik
Pemerolehan Sintaksis di Komunitas Tulibisu Bengkala Bali
1. PEMEROLEHAN SINTAKSIS ANAK NORMAL LAHIR PADA
ORANGTUA TULIBISU
DI KOMUNITAS TULIBISU BENGKALA
M ADE H RY SANT
E OSA
Universitas Pendidikan Ganesha
madeherysantosa@yahoo.com
2. Studi Pemerolehan Bahasa Penting
Subjek dan
Lingkungan
‘normal’
Belum ada
studi dalam Belum ada
situasi ‘tidak studi
normal’ mengenai
pemerolehan
bahasa Bali
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 2
3. Metode
Pendekatan dan Desain
Studi kasus tunggal observasional dengan
pendekatan etnografi
Subyek
Utama dan Pendukung
Variabel
Pemerolehan bahasa anak normal yang lahir
pada orangtua tulibisu
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 3
4. Data
• Transkrip Wawancara
• Catatan Lapangan
• Foto
• Film
Sumber Instrumen Analisis Pengumpulan Data
Rekaman • Peneliti • Pendekatan ‘Rich • Observasi
Percakapan (dibantu I1 and I2, dan F1) Interpretation’ simak-libat aktif
• Diari Penelitian • Analisis Mendalam • Wawancara
• Jurnal • Triangulasi: mendalam
• Lembar Data Data dan Metode
• Alat Perekam
Video
• Alat Perekam
Kaset
• Pemutar Video
• Kamera Digital
• Televisi
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 4
6. Urutan Pemerolehan Sintaksis
1. Ujaran Satu Kata (USK):
Ujaran Holofrastis:
[pis]; [pipis], [yεh], [jak], [kiap], [ad ә], [yu lah], [bi], [kut], and
[biu].
USK, makna luas.
Pemahaman konteks Ibu (tulibisu) & Bibi (normal)
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 6
7. 2. Periode Transisi:
A. The child using the same word with different
intonation patterns or accompanying gestures to
express different intentions (Lund and Duchan,
1993: 209).
Contoh: [cak], [cәk] untuk cecek ‘a small house
lizard, [cak] untuk loncat ‘jump’, dan[tup] untuk
tutup ‘close’.
B. Multiple single words are thematically related (Lund
and Duchan, 1993: 209): holistic successive
utterances (Bloom, 1973 in Lund and Duchan, 1993:
209).
Contoh: [maŋ / ai gak] untuk mang, mai negak
‘mang, come and sit here (with me).’
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 7
8. 3. Ujaran Dua Kata (UDK):
Ujaran Telegrafis
Contoh: [pipis], [apat], [papat], [dәŋә], dan [mәli
jajak].
Produksi Ujaran Bersuku Kata Dua pada Kata
Bersuku Kata Tiga
[dәŋә] untuk kedenge ‘being pulled’, [patu] untuk
sepatu ‘shoes’, dan [balih] untuk mebalih ‘watch’.
Keterbatasan aspek neurobiologis dan piranti
artikulatoris.
Penekanan maksud.
Peningkatan kemampuan produksi kombinasi kata
kombinasi UDK dengan pola 231 +231 231.
Contoh: [mәli // jajak], dan [mak // baas].
Kematangan neurobilogis.
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 8
9. Produksi fungsi kalimat dalam UDK, yang terbatas
dan sederhana.
Statement: [apat]; [tipat].
Request: [ŋigel]; [tutup].
Pemerolehan kategori sintaksis; kata benda, kata
kerja, dan kata sifat.
Contoh:
Agent: [yu]; [ayu]; [mεk]; [kaki].
Object: [maŋ].
Action: [ŋigel]; [gaε].
Process: [abuh].
Condition: [jan]; [mati].
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 9
10. 4. Ujaran Tiga Kata (UTK):
Produksi UTK sederhana, dengan jeda.
Produksi UTK dengan pola satu dan dua
kata, dengan koma sebagai pemisah kalimat.
Contoh: [Ayu buka/ pεn], [lis // Ayu lis],
dan[Maŋ / jani nulis].
Produksi ujaran yang lebih kompleks
Struktur: adult-like syntax; makna lebih jelas.
Contoh: [Ayu kar kayәh], [nε baŋ maŋ], [cεn pεn Ayu], [m әli
kuat ditu], dan[ŋigәl Ayu jani].
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 10
11. Jenis Kalimat
1. Kalimat Tanya
[apә] untuk ape ‘what’
Contoh: [Nε apә bi?], dan[Ti, to apә?].
Tidak memerlukan jawaban ‘ya-tidak’ jawaban eksploratoris.
‘see hole?’ jawaban ya-tidak.
Bukan ‘ape batise sakit?’, ‘ape ne?’ jawaban eksploratoris.
[cεn] untuk cen ‘which’
Contoh: [Cεn pεn Ayu?], dan [Cεn jak ibi?].
Untuk kejelasan.
Kata tanya lain, seperti [pidan] pidan ‘when’ dan [kenapә] kenape
‘why’ belum diperoleh struktur kata dan makna masih
kompleks .
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 11
12. 2. Kalimat Imperatif, Ekslamatif, dan Negatif
Imperatif USK
Contoh: [tutup], [buka], and [mәli jajak].
Perkembangan pola kalimat imperatif UDK
Contoh: [Yu / balih tipi], [cup jauh], [Maŋ / naar jaja], dan [Kadεk
galak].
Produksi kalimat ekslamatif terbatas
Contoh: [aduh akit].
Produksi kalimat negatif maksud.
Contoh: [ak] for sing nyak ‘do not want to’
Penolakan gelengan kepala
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 12
13. 3. Kalimat Posesif dan Deskriptif
Pola kalimat posesif masih ‘possessed + possessor’.
Contoh: [baju Ayu], [Nε / jak Ayu], [To pεn maŋ], dan
[patu Ti].
Produksi kalimat deskriptif berupa pola dan struktur
sederhana.
Contoh: [Tipi mati], [Mεŋ sәlәm], [Dis putih], dan [Ayu jәgεg].
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 13
14. 4. Kalimat Aktif-Pasif
Produksi kalimat aktif yang banyak maksud makna
luas
Tidak ada produksi kalimat pasif sampai observasi selesai
pada umur 2;7.
Dua alasan ketidakmampuan subyek dalam produksi
kalimat pasif:
(1) Struktur Kalimat Pasif Bahasa Bali yang Kompleks dan
(2) Hipotesis Kematangan Vs Teori Kontinuitas.
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 14
15. Aspek Sintaksis Lain
Bilangan:
- Bilangan biasa (cardinal), tidak ada bilangan urutan (ordinal)
- Bilangan dalam kata kolok ‘RATUS’ (hundred).
Pronoun:
- Subjective Pronouns: ‘Ayu’, ‘Iyang’
- “KK Ayu maem ‘Ayu eats’ (2;4:2, 12 October 2005)”
/Index finger pointed to the chest/ + /a curved right hand moved from
down to up to the mouth/
- Demonstrative Pronouns: [nε] ne ‘this’ dan [to] to ‘that’
Keterangan:
- mani ‘tomorrow’ dan ibi ‘yesterday’.
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 15
16. Kesimpulan
Secara umum, Ayu telah mengikuti prinsip universal pemerolehan sintaksis
bahasa Bali.
Hal ini meliputi kinesik, monomorfemik, pemerolehan urutan ujaran (USK,
periode transisi, UDK, dan UTK), jenis kalimat (kalimat tanya, imperatif,
eksklamatif, posesif, deskriptif, dan aktif), bilangan (biasa dan isyarat mata
uang kata kolok), kata depan (subjektif dan demonstratif), dan keterangan,
termasuk beberapa ujaran kata kolok.
Meskipun berada dalam lingkungan tulibisu, Ayu telah menjalani proses
pemerolehan sintaksis universal meliputi urutan pemerolehan, jadwal
biologis, LAD, specific-language, dan lingkungan.
Secara kronologis, pemerolehan bahasa dan aspek-aspeknya pada seorang
anak akan berbeda sesuai dengan kematangan neurobiologisnya.
Pada kasus anak normal di Bengkala ini, sepanjang kondisinya mirip, anak-
anak normal yang lahir pada orangtua tulibisu disana akan menjalani
pemerolehan aspek sintaksis yang sama.
Pemerolehan kata kolok anak akan secara efektif membantunya
berkomunikasi.
Kongres Masyarakat Linguistik Indonesia (2007) 16