Dokumen tersebut memberikan informasi tentang analisis penerapan materi farmakognosi tentang pemeriksaan mutu simplisia. Terdapat beberapa metode untuk menguji mutu simplisia seperti organoleptis, mikroskopis, kimiawi, dan contoh pengujian mutu jahe secara organoleptis. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa masalah yang dihadapi siswa dalam pembelajaran daring seperti keterbatasan alat dan kuota internet.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dasar-dasar pembuatan salep. Ada beberapa jenis dasar salep yang dibahas seperti dasar salep hidrokarbon, serap, dan larut air. Juga dijelaskan bahan-bahan yang dapat dimasukkan ke dalam salep seperti zat padat, cairan, dan ekstrak serta cara-cara memprosesnya.
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kadar parasetamol dalam sediaan obat. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis dan teori terkait spektroskopi serta struktur kimia parasetamol dijelaskan sebagai dasar untuk menganalisis kadar parasetamol.
1. Laporan praktikum menguji stabilitas obat parasetamol dengan menentukan orde reaksi penguraian dan energi aktivasi.
2. Hasil menunjukkan reaksi penguraian parasetamol orde satu dengan energi aktivasi 0,433 eV dan waktu kadaluarsa 3 tahun.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang dasar-dasar pembuatan salep. Ada beberapa jenis dasar salep yang dibahas seperti dasar salep hidrokarbon, serap, dan larut air. Juga dijelaskan bahan-bahan yang dapat dimasukkan ke dalam salep seperti zat padat, cairan, dan ekstrak serta cara-cara memprosesnya.
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kadar parasetamol dalam sediaan obat. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis dan teori terkait spektroskopi serta struktur kimia parasetamol dijelaskan sebagai dasar untuk menganalisis kadar parasetamol.
1. Laporan praktikum menguji stabilitas obat parasetamol dengan menentukan orde reaksi penguraian dan energi aktivasi.
2. Hasil menunjukkan reaksi penguraian parasetamol orde satu dengan energi aktivasi 0,433 eV dan waktu kadaluarsa 3 tahun.
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang eliksir sebagai sediaan farmasi cair yang mengandung alkohol sebagai pelarut utama. Eliksir biasanya mengandung 5-10% alkohol dan digunakan untuk menghantarkan obat dalam tubuh. Dokumen ini juga menjelaskan cara pembuatan eliksir dan contoh perhitungan konstanta dielektrik untuk campuran pelarut eliksir.
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis sediaan obat luar yang umum, yaitu salep, krim, pasta, dan jelly. Jenis-jenis tersebut memiliki komposisi dan sifat yang berbeda-beda sesuai dengan tujuan penggunaannya sebagai obat luar.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang mengandung obat untuk dikonsumsi. Eliksir dibuat dengan mencampurkan obat dalam pelarut alkohol dan air untuk meningkatkan kelarutan obat. Eliksir memiliki kelebihan dalam pengaturan dosis terutama untuk anak-anak. Dokumen ini membahas teori dasar, bahan, dan prosedur pembuatan eliksir parasetamol.
Emulsi adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang terdiri atas dua fase yang tidak dapat bercampur secara spontan, yaitu fase minyak dan air. Emulsi dapat dibentuk dengan bantuan zat pengemulsi untuk membentuk sediaan homogen. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, kelebihan dan kekurangan, teori pembentukan, jenis, komponen penting, dan cara pembuatan emulsi yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Soxhletasi adalah proses ekstraksi yang menggunakan pelarut secara berulang-ulang untuk mengekstraksi senyawa kimia dari bahan alam. Metode ini melibatkan pemanasan pelarut di bawah titik didihnya sehingga uap pelarut mengembun di atas sampel, melarutkan senyawa yang diinginkan. Proses ini berulang sampai semua senyawa ter ekstraksi. Alat utama soxhletasi terdiri dari labu, ekstraktor,
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan salah satu metode kromatografi, dengan menjelaskan sejarah, prinsip kerja, alat-alat, dan teknik standar pemisahan KLT.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang mengandung obat untuk dikonsumsi. Eliksir dibuat dengan mencampurkan obat dalam pelarut alkohol dan air untuk meningkatkan kelarutan obat. Eliksir memiliki kelebihan dalam pengaturan dosis terutama untuk anak-anak. Dokumen ini membahas teori dasar, bahan, dan prosedur pembuatan eliksir parasetamol.
Emulsi adalah salah satu bentuk sediaan farmasi yang terdiri atas dua fase yang tidak dapat bercampur secara spontan, yaitu fase minyak dan air. Emulsi dapat dibentuk dengan bantuan zat pengemulsi untuk membentuk sediaan homogen. Dokumen ini menjelaskan tentang definisi, kelebihan dan kekurangan, teori pembentukan, jenis, komponen penting, dan cara pembuatan emulsi yang baik.
Dokumen tersebut membahas tentang pasta sebagai sediaan farmasi semi padat yang mengandung satu atau lebih bahan obat untuk pemakaian topikal. Dibahas pula karakteristik, penggolongan, metode pembuatan, contoh formula standar, perbedaan dengan salep, serta keuntungan dan kerugian pasta. Dokumen ini menyimpulkan bahwa kelebihan pasta adalah mengikat cairan luka dan melekat lebih lama pada kulit, sement
Soxhletasi adalah proses ekstraksi yang menggunakan pelarut secara berulang-ulang untuk mengekstraksi senyawa kimia dari bahan alam. Metode ini melibatkan pemanasan pelarut di bawah titik didihnya sehingga uap pelarut mengembun di atas sampel, melarutkan senyawa yang diinginkan. Proses ini berulang sampai semua senyawa ter ekstraksi. Alat utama soxhletasi terdiri dari labu, ekstraktor,
Mahasiswa membuat gel Na Diklofenak untuk tujuan praktikum. Gel dibuat dengan bahan Na Diklofenak 1%, CMC Na 6%, dan Nipagin 0,3% dalam air. Gel dievaluasi melalui uji pH, homogenitas, kemampuan proteksi, daya sebar dan lekat. Hasil uji menunjukkan gel bersifat netral, homogen, dan mampu menyebar seiring bertambahnya beban.
Ekstraksi herba Putri Malu (Mimosa pudica L.) dilakukan menggunakan metode ekstraksi dingin berupa maserasi dengan pelarut metanol selama 3 hari. Tujuan ekstraksi ini adalah untuk memperoleh ekstrak dari herba tersebut.
Standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrakGina Sakinah
Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi dan spesifikasi simplisia dan ekstrak herbal. Standarisasi adalah proses menetapkan standar yang dilakukan secara tertib dengan memperhatikan kesehatan, keselamatan, dan lingkungan. Standarisasi mencakup parameter kualitas seperti kemurnian, kandungan zat aktif, dan ketiadaan zat berbahaya seperti logam berat dan residu pestisida. Standarisasi bertujuan mempertahankan konsistensi
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian mutu simplisia dan ekstrak tanaman obat. Terdapat beberapa parameter yang dikontrol untuk memastikan mutu simplisia dan ekstrak, seperti identifikasi spesies, parameter makroskopik, mikroskopik, uji kimiawi, dan uji mikrobiologi. Ekstrak juga dikontrol mutunya berdasarkan parameter spesifik seperti kandungan senyawa kimiawi tertentu. Standardisasi dilakukan untuk
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang kromatografi lapis tipis (KLT) yang merupakan salah satu metode kromatografi, dengan menjelaskan sejarah, prinsip kerja, alat-alat, dan teknik standar pemisahan KLT.
Dokumen tersebut membahas tentang:
1. Pengertian dan syarat-syarat medium pertumbuhan mikroorganisme
2. Jenis-jenis medium berdasarkan bahan dan kegunaannya
3. Cara membuat medium agar padat seperti PDA dan NA serta medium cair seperti NB
Laporan praktikum ini mendeskripsikan prosedur pengukuran susut pengeringan buah lada hitam dengan metode gravimetri. Simplisia digerus lalu dikeringkan di oven 105°C selama 20 menit dan ditimbang berulang kali hingga bobot tetap untuk menentukan susut pengeringannya.
Dokumen tersebut membahas tentang proses pasteurisasi yang digunakan untuk mengawetkan bahan pangan dengan memanaskannya pada suhu di bawah titik didih untuk membunuh mikroba. Proses ini dapat dilakukan pada berbagai bahan seperti susu, anggur, madu, dan lainnya dengan tujuan mempertahankan kualitas dan keamanan produk. Dokumen tersebut juga menjelaskan parameter-parameter yang mempengaruhi proses pasteur
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Pengalengan ikan melibatkan proses memanaskan ikan dalam kaleng tertutup untuk menonaktifkan enzim dan membunuh mikroorganisme serta mengubah ikan mentah menjadi produk siap saji meskipun dengan kandungan gizi yang sedikit berkurang. Boiler diperlukan untuk proses pengalengan ikan seperti pemasakan awal, penghampaan, dan penutupan kaleng.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas modifikasi pati dengan berbagai metode kimia dan fisik seperti cross linking, subtitusi, hidrolisis asam, dan modifikasi fisik seperti hydrotermal treatment.
2. Metode modifikasi pati meliputi proses kimia seperti hidrolisis, cross linking, subtitusi, dan kombinasi antara cross linking dan subtitusi.
3. Modifikasi fisik meliputi proses seperti hydrotermal treatment, auto
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari proses fermentasi dalam pembuatan tape ketan putih dan tape singkong. Fermentasi melibatkan perubahan kimia zat organik menggunakan enzim sebagai katalis. Proses ini memanfaatkan jamur Saccharomyces cerevisiae untuk mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan karbon dioksida. Tape dibuat dengan merendam beras atau singkong kemudian ditambah ragi dan diistirahatkan selama 3-4
Dokumen tersebut membahas tentang proses pembuatan dan standarisasi simplisia sebagai bahan obat tradisional. Beberapa faktor yang mempengaruhi mutu simplisia diantaranya bahan baku, proses pengolahan, dan penyimpanan. Proses pembuatan simplisia meliputi pengumpulan bahan, sortasi, pencucian, pengeringan, sortasi kering, dan pengepakan. Standarisasi meliputi uji parameter mutu, identifikasi, dan skrining fitokimia.
Makalah ini membahas tentang ekstraksi cara panas yang meliputi beberapa metode seperti infudasi, refluks, destilasi uap air, dan soxhletasi. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengekstraksi komponen kimia dari bahan alam yang tahan terhadap panas."
Dokumen tersebut membahas tentang definisi alat kesehatan dan berbagai jenis alat kesehatan seperti alat pembalut, alat suntik, alat untuk diagnosis klinis, dan alat-alat lainnya yang digunakan dalam kesehatan.
Dokumen ini menjelaskan proses pembuatan obat tradisional mulai dari budidaya tanaman, pengeringan simplisia, penerimaan bahan awal, penimbangan, penyimpanan, sortasi, pencucian, pengeringan, ekstraksi, pencampuran, pencetakan, penyalutan, pemberian label, pengemasan primer dan sekunder, evaluasi mutu, hingga distribusi produk.
Ilmu Galenika studies the production of simple pharmaceutical preparations made from plants and animals. It involves extracting active compounds from raw materials and making them into stable forms for long-term storage and use. Some key factors in galenical preparation include the degree of fineness of raw materials, concentration of active compounds, temperature and time of extraction, and choice of solvent based on compound solubility. Common extraction methods include maceration, percolation, and digestion.
Dokumen tersebut memberikan informasi mikroskopik tentang beberapa jenis amylum yang berasal dari berbagai tanaman seperti manihot, jagung, padi, gandum, dan kentang. Setiap jenis amylum memiliki ciri khas berupa bentuk butir, ukuran, keberadaan hilus, dan pola yang tampak di bawah mikroskop cahaya terpolarisasi. Amilum-amilum tersebut berbeda dalam hal asal tanaman, namun mirip dalam kandungan
Dokumen tersebut membahas tentang beberapa jenis biji-bijian yang digunakan sebagai obat tradisional, mencakup nama latin tanaman, famili, kandungan kimia, kegunaan, dan ciri fisik biji. Jenis-jenis biji yang diuraikan antara lain biji pinang, biji kopi, biji kola, biji labu merah, biji klabet, biji pala, biji kembang pala, biji jinten hitam, biji kedawung,
2. Bidang
Keahlian
• Kesehatan dan Pekerjaan Sosial
Program
Keahlian
• Farmasi
Kompetensi
Keahlian
• Farmasi Klinis dan Komunitas
Mata
Pelajaran
• Farmakognosi Dasar
Kompetensi
Dasar
• 3.3 Menerapkan pengolahan simplisia
• 4.3 Melakukan pengolahan simplisia
Materi • Pemeriksaan Mutu Simplisia
2
3. MODUL 2 – FARMAKOGNOSI
• Pemeriksaan Mutu
Simplisia
MATERI
•Lingkungan Belajar Peserta didik
SMK ISFI Banjarmasin, sebagian
berada di area kota Banjarmasin dan
sekarang dalam keadaan pandemi
dimana kasus semakin meningkat.
Beberapa bahan alam digunakan
untuk meningkatkan daya tahan
tubuh dan juga di rumah tersedia
bumbu dapur
Analisis Lingkungan
Belajar Peserta
Didik • Untuk materi Pemeriksaan
Mutu Simplisia, peserta didik
diberikan materi mengenai
persyaratan mutu simplisia,
peserta didik diminta untuk
mengecek simplisia yang ada
di rumah seperti jahe.
Kaitannya
3
4. Identifikasi masalah
Peserta didik kelas X masih belum mengetahui tentang
bagaimana persyaratan mutu simplisia
Keterbatasan alat yang digunakan
Selama daring, tidak semua peserta didik mempunyai gawai dan
kuota
4
6. Pemeriksaan mutu Simplisia
Pemeriksaan mutu simplisia dilakukan dengan cara organoleptis,
mikroskopis dan cara kimia.
Pemeriksaan organoleptis - makroskopis dilakukan dengan
menggunakan indera manusia untuk memeriksa kemurnian dan
mutu simplisia dengan cara mengamati bentuk dan ciri-ciri luar
serta warna dan bau simplisia.
Adakalanya diperlukan alat optik berupa kaca pembesar atau alat
ukur sebagai alat bantu.
6
8. Pemeriksaan Organoleptis - Makroskopis
Pemerian: Berupa irisan rimpang,
agak pipih, bentuk lonjong, bulat
telur, pada setiap cabang
terdapat parut melekuk ke
dalam, setiap irisan terbagi
menjadi tiga bagian, lapisan
paling luar kasar, lapisan sebelah
dalam halus, terdapat pembatas
diantara lapisan sebelah dalam,
bekas patahan pendek dan
berserat menonjol; lapisan luar
berwarna cokelat kekuningan,
lapisan dalam berwarna putih
kekuningan, terdapat warna
kebiruan pada bagian serat; bau
khas; rasa pedas.
8
12. Penetapan Susut Pengeringan
Susut pengeringan adalah pengurangan berat bahan setelah dikeringkan
dengan cara yang telah ditetapkan.
Kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi, simplisia harus
dalam bentuk serbuk dengan derajat halus nomor 8, suhu pengeringan
1050 dan susut pengeringan ditetapkan sebagai berikut :
Timbang saksama 1 sampai 2 g simplisia dalam botol timbang dangkal
bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu penetapan dan ditara.
Ratakan bahan dalam botol timbang dengan menggoyangkan botol, hingga
merupakan lapisan setebal lebih kurang 5 sampai 10 mm, masukkan dalam
ruang pengering, buka tutupnya, keringkan pada suhu penetapan hingga
bobot tetap.
Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam keadaan tertutup
mendingin dalam eksikator hingga suhu ruang.
12
13. Penetapan Kadar abu total
Timbang saksama 2 sampai 3 g bahan uji yang telah dihaluskan
dan masukkan ke dalam krus silikat yang telah dipijar dan ditara,
pijarkan perlahan-lahan hingga arang habis, dinginkan dan
timbang.
Jika dengan cara ini arang tidak dapat dihilangkan, tambahkan air
panas, aduk, saring melalui kertas saring bebas abu.
Pijarkan kertas saring beserta sisa penyaringan dalam krus yang
sama. Masukkan filtrat ke dalam krus, uapkan dan pijarkan hingga
bobot tetap pada suhu 800±250.
Kadar abu total dihitung terhadap berat bahan uji, dinyatakan
dalam % b/b.
13
14. Penetapan Kadar Abu Tidak Larut Asam
Didihkan abu yang diperoleh pada Penetapan Kadar Abu Total
dengan 25 mL asam klorida encer LP selama 5 menit.
Kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui
kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, pijarkan dalam
krus hingga bobot tetap pada suhu 800±250.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap berat
bahan uji, dinyatakan dalam % b/b.
14
15. Kadar Sari Larut Air
Timbang saksama lebih kurang 5 g serbuk (4/18) yang telah
dikeringkan di udara. Masukkan ke dalam labu bersumbat,
tambahkan 100 mL air jenuh kloroform, kocok berkali-kali selama
6 jam pertama, biarkan selama 18 jam.
Saring, uapkan 20,0 mL filtrat hingga kering dalam cawan
dangkal beralas datar yang telah dipanaskan 1050 dan ditara,
panaskan sisa pada suhu 1050 hingga bobot tetap.
Hitung kadar dalam % sari larut air.
15
16. Kadar Sari Larut Etanol
Timbang saksama lebih kurang 5 g serbuk (4/18) yang telah
dikeringkan di udara.
Masukkan ke dalam labu bersumbat, tambahkan 100 mL etanol P,
kocok berkali-kali selama 6 jam pertama, biarkan selama 18 jam.
Saring cepat untuk menghindarkan penguapan etanol, uapkan
20,0 mL filtrat hingga kering dalam cawan dangkal beralas datar
yang telah dipanaskan 1050 dan ditara, panaskan sisa pada suhu
1050 hingga bobot tetap.
Hitung kadar dalam % sari larut etanol.
16
17. Penetapan Kadar Minyak Atsiri
Timbang saksama sejumlah bahan yang diperkirakan mengandung 0,3
mL minyak atsiri, masukkan ke dalam labu alas bulat 1 L, tambahkan 200
sampai 300 mL air suling, hubungkan labu dengan pendingin dan buret
berskala.
Untuk minyak atsiri dengan bobot jenis lebih kecil dari 1, tambahkan 0,2
mL toluen atau xylen ke dalam buret.
Panaskan dengan tangas udara, sehingga penyulingan berlangsung
dengan lambat tetapi teratur.
Setelah penyulingan selesai, biarkan selama tidak kurang dari 15 menit,
catat volumue minyak atsiri pada buret.
Kadar minyak atsiri dihitung dalam % v/b.
17