SlideShare a Scribd company logo
PENGARUH PROSES BLANCHING DAN PASTEURISASI
TERHADAP MUTU BUAH TOMAT DAN SUSU SEGAR

LAPORAN

Oleh :
Grup I Pas 05
Gita Lestari Harahap
Cherlin
Winda Widyastuti
M. Bobby Kurniawan
Martha Junita Manurung

120305007
120305027
120305028
120305032
120305054

LABORATORIUM ANALISA KIMIA BAHAN PANGAN
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2013
DAFTAR ISI

Hal
DAFTAR TABEL ........................................................................................

ii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ iv
I.

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................

1

B. Tujuan Percobaan ..........................................................................

1

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................

2

III. PROSEDUR
A. Bahan ................................................................................................

4

B. Alat ....................................................................................................

4

C. Prosedur............................................................................................

4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................

6

V. KESIMPULAN .....................................................................................

9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10
LAMPIRAN ................................................................................................. 11

i
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1. Data pengamatan mutu buah tomat yang diberi perlakuan
blansing ........................................................................................

6

Tabel 2. Data pengamatan karakteristik mutu susu segar sebelum dan
sesudah pasteurisasi .....................................................................

7

Tabel 3. Data pengamatan karakteristik mutu susu tanpa pasteurisasi
dan susu pasteurisasi setelah penyimpanan pada suhu ruang
dan suhu 10oC ..............................................................................

ii

8
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 1. Susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan
selama 7 hari pada suhu kamar .............................................. 14
Gambar 2. Susu segar yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan
disimpan selama 7 hari pada suhu kamar .............................. 15
Gambar 3. Susu segar yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan
disimpan selama 7 hari pada suhu 10oC ................................. 16
Gambar 4. Susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan
selama 7 hari pada suhu 10oC ................................................. 17

iii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1. Data per pass yang sudah di ACC ....................................... 11
Lampiran 2. Gambar susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan
tidak dikenai proses pasteurisasi setelah disimpan pada
suhu ruang dan suhu 10oC selama 7 hari ............................. 13

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mutu merupakan suatu parameter baik atau tidaknya suatu bahan hasil
pertanian ataupun hasil olahannya terutama makanan. Mutu sangat erat kaitannya
dengan umur simpan dan karakteristik fisik suatu bahan pangan. Semakin lama suatu
bahan dapat disimpan tanpa mengubah zat gizi yang terkandung di dalamnya maka
semakin baik mutu bahan tersebut begitu juga sebaliknya.
Faktor utama yang mempengaruhi mutu akhir suatu bahan adalah perlakuan
sebelum penyimpanan. Seperti proses blansing pada buah dan pasteurisasi pada susu.
Blansing merupakan proses pemanasan awal pada suhu < 100oC selama 8-15 menit
yang bertujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase, enzim asam askorbat,
enzim peroksidase dan katalase yang terdapat pada bahan pangan. Sedangkan
pasteurisasi merupakan proses pemanasan pada suhu ≤ 100 oC selama selang waktu
tertentu tergantung jenis bahan, yang bertujuan untuk mengurangi bakteri patogen
pada bahan pangan.
Ditinjau dari segi proses, proses blansing tidak jauh berbeda dengan proses
pasteurisasi, dan tujuannya juga hampir sama. Namun perbedaan keduanya terletak
pada bahan yang digunakan. Proses blansing digunakan pada bahan yang padat,
sedangkan proses pasteurisasi digunakan pada bahan yang cair.

B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses
pasteurisasi terhadap mutu dan umur simpan susu segar, dan untuk mengetahui
pengaruh proses blansing terhadap mutu buah tomat.

1
II. TINJAUAN PUSTAKA

Blansir dilakukan pada suhu sekitar 70 - 80°C pada waktu tertentu yang diuji
dengan uji kecukupan waktu blansir. Waktu blansir dikatakan cukup jika tidak timbul
lagi gelembung gas pada sampel yang telah diblansir. Gas yang timbul tersebut
adalah oksigen, yang merupakan hasil pemecahan hidrogen peroksida menjadi air dan
oksigen yang dikatalisis oleh enzim peroksidase. Waktu yang optimal untuk blansir
yaitu selama 9 menit, dimana sudah tidak terdapat gelembung-gelembung gas pada
sampel, yang berarti enzim peroksidase sudah tidah aktif lagi (Novianna, dkk., 2004).
Susu segar diperoleh dari proses pemerahan puting susu sapi yang belum
dicampur atau diberikan penambahan apapun. Susu segar tersebut kemudian
dimasukkan dalam wadah besar untuk menghomogenisasi butiran-butiran lemak yang
terkandung di dalamnya. Jika susu segar dibiarkan, butiran lemak tersebut akan
menjadi lapisan krim yang mengapung di permukaan. Oleh karena itu, perlu
dilakukan proses pasteurisasi agar pembentukan lapisan krim terhambat. Ada empat
jenis proses pasteurisasi, yaitu pasteurisasi suhu rendah berkelanjutan (LTLT = low
temperature long time/suhu rendah waktu lama) pada suhu 62,2o-65oC selama 30
menit, pasteurisasi suhu tinggi berkelanjutan (HTLT = high temperature long
time/suhu tinggi waktu lama) pada suhu >75 oC selama lebih dari 15 menit,
pasteurisasi suhu tinggi waktu singkat (HTST = high temperature short time) pada
suhu >72oC selama lebih dari 15 menit, dan pasteurisasi suhu sangat tinggi waktu
singkat (UHT = ultra high temperature) pada suhu 120o-130oC selama 2 detik. Cara
yang paling banyak digunakan adalah HTST (Shinya, 2008).
Untuk pertama kalinya susu di pasteurisasi oleh Franz von Soxhlet pada
tahun 1886. Proses pasteurisasi berlangsung dengan cara memanaskan susu pada
suhu minimum 161oF selama 15 detik. Meskipun proses pasteurisasi bertujuan untuk
membunuh bakteri patogen yang terkandung dalam susu, namun ada beberapa jenis
bakteri yang resisten terhadap suhu pasteurisasi sehingga untuk memperoleh susu
dengan mutu terbaik maka susu harus segera dikemas pada kondisi yang bersih dan

2
terjaga sanitasinya kemudian disimpan pada suhu dingin untuk menghambat
kembalinya bakteri-bakteri termofilik tersebut (Budiyono, 2009).
Kualitas fisikokimia susu pasteurisasi setelah disimpan selama lima hari di
dalam refrigator masih menunjukkan warna dan aroma yang normal dan khas. Lain
halnya dengan pH yang dihasilkan, setelah melelui proses pasteurisasi dan proses
penyimpanan selama lima hari di dalam refrigator, pH susu mengalami penurunan
disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme yang tumbuh (developed acidity). Adanya
aktivitas pertumbuhan mikroorganisme meskipun telah dilakukan proses pasteurisasi
disebabkan oleh metode pasteurisasi yang menggunakan suhu sedang (dibawah titik
didih air) sehingga tidak secara sempurna membunuh mikroorganisme hingga
sporanya (Sawitri, dkk., 2010).
Susu yang telah dipasteurisasi dan disimpan dalam refrigator selama 9 hari
belum mengalami perkembangan jumlah mikroorganisme yang signifikan. Kerusakan
susu pasteurisasi akan terjadi pada hari ke-12 dalam suhu freezer atau refrigator.
Pertumbuhan mikroorganisme dalam susu pasteurisasi dapat disebabkan oleh metode
pasteurisasi dan kontaminasi peralatan yang digunakan. Namun yang mempengaruhi
adalah suhu dan lama penyimpanan (Habibah dan Mu’ammar, 2011).

3
III. PROSEDUR

A. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 1 liter
susu segar untuk diamati apa yang terjadi setelah proses pasteurisasi, 4 buah tomat
dan air es yang diperoleh dari pasar tradisional jalan jamin ginting untuk diamati apa
yang terjadi setelah proses blansing.

B. Alat
Adapun alat yang digunakan adalah 1 panci perebusan untuk melakukan
proses sterilisasi 4 botol kaca yang akan digunakan untuk menyimpan susu segar, 1
panci digunakan untuk proses blansing dengan uap dan dengan air, 1 panci digunakan
untuk proses pasteurisasi, dan termometer untuk mengukur suhu bahan sebelum
ataupun sesudah proses blanching.

C. Prosedur
Dalam praktikum kali ini ada dua perlakuan yaitu blansing buah tomat dan
pasteurisasi susu segar.
1. Blansing buah tomat
-

Tomat dicuci pada air mengalir kemudian ditiriskan.

-

Tomat dibagi menjadi dua bagian.

-

Tomat bagian I diblansing dengan cara dikukus selama 10 menit dan
tomat bagian II diblansing dengan cara direbus selama 10 menit.

-

Diamati perubahan suhu tomat sebelum dan sesudah proses blansing.

-

Setelah 10 menit, tomat diangkat dan didinginkan dengan air es.

-

Suhu air es diamati sebelum dan sesudah dimasukkan tomat yang telah
diblansing.

-

Dilakukan pengamatan terhadap warna, aroma, tekstur, untuk mengetahui
mutu buah tomat.

4
2. Pasteurisasi susu segar
-

Botol kaca disterilisasi dalam panci berisi air mendidih selama 15 menit.

-

Susu dipisah menjadi dua bagian, bagian I susu tanpa pasteurisasi dan
bagian II susu dengan pasteurisasi.

-

Susu bagian II dipasteurisasi pada suhu 65oC selama 30 menit.

-

Diamati karakteristik warna, aroma, kekentalan, dan ada tidaknya lapisan
krim pada permukaan susu sebelum dan sesudah pasteurisasi.

-

Susu bagian I dan II dipisah menjadi dua bagian lagi untuk disimpan pada
suhu kamar dan pada suhu 10oC.

-

Diamati perubahan karakteristik susu yang meliputi warna, aroma,
kekentalan, dan ada tidaknya lapisan krim pada permukaan susu setelah
disimpan selama 7 hari pada masing-masing botol.

5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Blansing merupakan proses pemanasan awal yang dilakukan pada sayuran
ataupun buah-buahan dengan menggunakan medium air untuk proses perebusan dan
medium uap air untuk proses pengukusan selama selang waktu tertentu tergantung
jenis buah atau sayuran yang bertujuan untuk menginaktifkan enzim-enzim dan
mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Pada praktikum kali ini jenis sayuran yang
akan dikenai proses blansing adalah tomat. Tomat diblansing dengan dua metode,
yaitu metode perebusan dan metode pengukusan yang dilakukan selama 10 menit.
Perubahan yang terjadi pada buah tomat sebelum dan sesudah proses blansing dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Data pengamatan mutu buah tomat yang diberi perlakuan blansing.
Parameter

Sebelum

Keadaan bahan setelah diblansing

Blansing

Blansing dengan Air

Blansing dengan Uap

Warna

Merah-orange

Orange

Merah-kekuningan

Aroma

Netral

Netral

Netral

Tekstur

Keras

Sangat Lunak

Lunak

-

Lebih mudah dikupas

Lebih mudah dikupas

32oC

- Awal Blansing : 44oC

- Awal Blansing : 42oC

- Akhir Blansing : 88oC

- Akhir Blansing : 55oC

Kemudahan
mengupas
Suhu
Tomat
Suhu
Es

Air

26oC

- Sebelum dimasukkan - Sebelum dimasukkan
bahan : 25oC

bahan : 25oC

- Sesudah dimasukkan - Sesudah dimasukkan
bahan : 30oC

bahan : 40oC

Dapat dilihat bahwa proses blansing pada buah tomat mengakibatkan
terjadinya beberapa perubahan, diantaranya perubahan warna dari merah segar
menjadi pucat/kekuningan, perubahan tekstur dari keras menjadi lunak, dan
perubahan suhu tomat serta air es yang semakin meningkat. Proses blansing selama
6
10 menit yang dilakukan pada buah tomat dapat dikatakan cukup karena menurut
Novianna dkk. (2004) waktu yang optimal untuk blansir yaitu selama 9 menit,
dimana sudah tidak terdapat gelembung-gelembung gas pada sampel, yang berarti
enzim peroksidase sudah tidah aktif lagi.
Pasteurisasi merupakan proses pemanasan pendahuluan yang dilakukan
terhadap bahan hasil pertanian yang bersifat cair seperti susu. Pasteurisasi dilakukan
pada suhu ≤100oC selama waktu tertentu yang bertujuan untuk membunuh bakteribakteri patogen pada susu. Pada paktikum kali ini jenis bahan hasil pertanian yang
akan dikenai proses pasteurisasi pada suhu 65 oC selama 30 menit adalah susu segar.
Proses pasteurisasi ini disebut juga dengan proses LTLT yaitu low temperature long
time. Hal ini sesuai dengan tulisan Shinya (2008) dalam bukunya yang menyatakan
bahwa ada empat jenis proses pasteurisasi, yaitu pasteurisasi suhu rendah
berkelanjutan (LTLT = low temperature long time/suhu rendah waktu lama) pada
suhu 62,2o-65oC selama 30 menit, pasteurisasi suhu tinggi berkelanjutan (HTLT =
high temperature long time/suhu tinggi waktu lama) pada suhu >75oC selama lebih
dari 15 menit, pasteurisasi suhu tinggi waktu singkat (HTST = high temperature short
time) pada suhu >72oC selama lebih dari 15 menit, dan pasteurisasi suhu sangat tinggi
waktu singkat (UHT = ultra high temperature) pada suhu 120o-130oC selama 2 detik.
Pengamatan terhadap karakteristik mutu susu segar sebelum dan sesudah
pasteurisasi disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 2. Data pengamatan karakteristik mutu susu segar sebelum dan sesudah
pasteurisasi.
Karakteristik Susu

Sebelum Pasteurisasi

Sesudah Pasteurisasi

Warna

Putih susu

Putih pekat

Aroma

Netral

Netral

Kekentalan

Agak kental

Kental

Lapisan Krim

Tidak ada

Tidak ada

Setelah melalui proses pasteurisasi, susu segar harus melalui proses
penyimpanan yang tepat agar mutunya dapat dipertahankan. Susu segar yang tidak
dikenai proses pasteurisasi dan disimpan pada suhu kamar hanya dapat
7
mempertahankan mutunya selama ±11 jam. Sedangkan susu segar yang dikenai
proses pasteurisasi dan disimpan pada suhu dingin dapat mempertahankan mutunya
selama ±10 hari. Perbandingan karakteristik mutu susu segar tanpa pasteurisasi dan
dengan pasteurisasi setelah penyimpanan selama 7 hari disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3. Data pengamatan karakteristik mutu susu tanpa pasteurisasi dan susu
pasteurisasi setelah penyimpanan pada suhu ruang dan suhu 10oC.
Penyimpanan suhu ruang selama 7

Penyimpanan suhu 10oC selama

hari

7 hari

Karakteristik
susu

Susu

Tanpa

Susu

pasteurisasi
Warna

Tanpa

pasteurisasi

pasteurisasi

Pasteurisasi

Putih susu

Putih susu

Basi

Basi

Basi

Sangat Kental

Sangat Kental

Kental namun

Bagian

atas Bagian

putih

krim, putih

bagian

Basi

Kekentalan

krim,

bawah bagian bawah

kuning bening
Aroma

atas

Sangat Kental

kuning bening

jika

dikocok

kembali cair
Lapisan

Banyak

Krim

permukaan

diatas Banyak diatas Banyak diatas
permukaan

Sedikit

permukaan

Dapat dilihat bahwa susu yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan
dalam suhu 10oC dapat mempertahankan mutunya selama 7 hari. Hal ini sesuai
dengan tulisan Habibah dan Mu’ammar (2011) yang menyatakan bahwa kerusakan
susu pasteurisasi akan terjadi pada hari ke-12 dalam suhu freezer atau refrigator.

8
V.

KESIMPULAN

Berdasarkan data pengamatan yang telah dihasilkan maka dapat disimpulkan
bahwasannya proses blansing akan mengakibatkan terjadinya perubahan mutu buah
tomat terutama jika dilihat dari segi warna, tekstur, dan penampakan. Metode
blansing yang cocok untuk dilakukan pada buah tomat adalah metode pengukusan
karena tidak menyebabkan perubahan yang terlalu signifikan baik dari segi warna
ataupun tekstur.
Sedangkan kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan terhadap susu segar adalah bahwasannya faktor yang
mempengaruhi mutu susu tidak hanya proses pasteurisasi melainkan juga proses
penyimpanan yaitu suhu dan lamanya penyimpanan berlangsung. Susu segar yang
hanya dikenai proses pasteurisasi dan tidak disimpan pada suhu refrigator hanya
dapat mempertahankan mutunya selama ±11 jam sedangkan susu segar yang tidak
dikenai proses pasteurisasi namun disimpan pada suhu refrigator mampu
mempertahankan mutunya lebih lama. Artinya untuk mempertahankan mutu susu
segar, proses yang paling penting untuk dilakukan adalah proses penyimpanan dan
bukan proses pasteurisasi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Budiyono H. 2009. Analisis Daya Simpan Produk Susu Pasteurisasi Berdasarkan
Kualitas Bahan Baku Mutu Susu. Jurnal Paradigma 10 (2) : 203 - 205.
Habibah, dan Mu’ammar K. 2011. Pertumbuhan Mikroorganisme Selama
Penyimpanan Susu Pasteurisasi Pada Suhu Rendah. Jurnal Agroscientiae 18
(3) : 51 - 56.

Novianna EH, Djohan S, dan Shevica M. 2004. Pengaruh Penambahan Bahan Pengisi
Terhadap Kualitas Bubuk Minuman Lidah Buaya (Aloe Vera, L). Jurnal Ilmu
Dan Teknologi Pangan 2 (1) : 101 - 105.

Sawitri ME, Abdul M, Masdiana P, Tri ES, Umi W, dan Ghozi K. 2010. Kajian
Kualitas Susu Pasteurisasi Yang Diproduksi U.D. Gading Mas Selama
Penyimpanan Dalam Refrigerator. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 5
(2) : 28 - 32.

Shinya, H. 2008. The Miracle of Enzyme. Penerjemah: Winny P. Qanita, Bandung.

10
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data per pass yang sudah di ACC.

11
12
Lampiran 2. Gambar susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan tidak dikenai
proses pasteurisasi setelah disimpan pada suhu ruang dan suhu 10oC selama 7 hari.

13
Gambar 1. Susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari
pada suhu kamar.

14
Gambar 2. Susu yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari
pada suhu kamar.

15
Gambar 3. Susu yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari
pada suhu 10oC.

16
Gambar 4. Susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari
pada suhu 10oC.

17

More Related Content

What's hot

1. bentuk dan ukuran revisi 2
1. bentuk dan ukuran   revisi 21. bentuk dan ukuran   revisi 2
1. bentuk dan ukuran revisi 2
Noer Azza
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
Agnescia Sera
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4Titin Indrawati
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinramdhanisari
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
agronomy
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
kutarni
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Ratnawati Sigamma
 
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Yuke Puspita
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiLaporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiMelina Eka
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
Ernalia Rosita
 
Laporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamLaporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice Cream
Ernalia Rosita
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
Ratnawati Sigamma
 
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan NanasPengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
Ernalia Rosita
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Basyrowi Arby
 
Laporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum SorbetLaporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum Sorbet
Ernalia Rosita
 
Karamelisasi gelatinisasi
Karamelisasi   gelatinisasiKaramelisasi   gelatinisasi
Karamelisasi gelatinisasi
Indah Nander
 
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Reza Fahlevi
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Agnescia Sera
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikFransiska Puteri
 
Peranan lemak dalam pangan fungsional
Peranan lemak dalam pangan fungsionalPeranan lemak dalam pangan fungsional
Peranan lemak dalam pangan fungsional
Pareta Riska
 

What's hot (20)

1. bentuk dan ukuran revisi 2
1. bentuk dan ukuran   revisi 21. bentuk dan ukuran   revisi 2
1. bentuk dan ukuran revisi 2
 
Serealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacanganSerealia & kacang kacangan
Serealia & kacang kacangan
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
LAPORAN PRAKTIKUM FISTEK ACARA 4
 
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arinLaporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
Laporan praktikum kerusakan b. pangan bu arin
 
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buahperubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
perubahan fisik dan kimia pada pematangan buah
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu RendahTeknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
Teknologi Pangan : Pengawetan Suhu Rendah
 
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
Ppt optimasi pembuatan vco (virgin coconut oil )
 
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin EkstraksiLaporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
Laporan Praktikum Alat dan Mesin Ekstraksi
 
Laporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum SelaiLaporan Praktikum Selai
Laporan Praktikum Selai
 
Laporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice CreamLaporan Praktikum Ice Cream
Laporan Praktikum Ice Cream
 
Pendinginan
PendinginanPendinginan
Pendinginan
 
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan NanasPengeringan dan Pengolahan Nanas
Pengeringan dan Pengolahan Nanas
 
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensoriSni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
Sni 01 2346-2006 petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori
 
Laporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum SorbetLaporan Praktikum Sorbet
Laporan Praktikum Sorbet
 
Karamelisasi gelatinisasi
Karamelisasi   gelatinisasiKaramelisasi   gelatinisasi
Karamelisasi gelatinisasi
 
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepungLaporan tetap pengetahuan bahan tepung
Laporan tetap pengetahuan bahan tepung
 
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makananKerusakan mikrobiologis pada makanan
Kerusakan mikrobiologis pada makanan
 
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanikITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
ITP UNS Semester 3, Satuan Operasi 2: Pemisahan secara mekanik
 
Peranan lemak dalam pangan fungsional
Peranan lemak dalam pangan fungsionalPeranan lemak dalam pangan fungsional
Peranan lemak dalam pangan fungsional
 

Similar to Blanching dan pasteurisasi

pasteurisasi.ppt
pasteurisasi.pptpasteurisasi.ppt
pasteurisasi.ppt
AlifiansyahWahyuS
 
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtLaporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
STF YPIB CIREBON
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Ezron Wenggo
 
Pasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploudPasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploud
Eko696
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
BLi' 'Abiee
 
Menganalisis Kaedah dan Bahan yang Digunakan dalam Teknologi Makanan
Menganalisis Kaedah dan Bahan yang Digunakan dalam Teknologi MakananMenganalisis Kaedah dan Bahan yang Digunakan dalam Teknologi Makanan
Menganalisis Kaedah dan Bahan yang Digunakan dalam Teknologi Makanan
Mohd Shukri Suib
 
6 1menganalisiskaedahdanbahanyangdigunakandalamteknologimakananslaidshare-130...
6 1menganalisiskaedahdanbahanyangdigunakandalamteknologimakananslaidshare-130...6 1menganalisiskaedahdanbahanyangdigunakandalamteknologimakananslaidshare-130...
6 1menganalisiskaedahdanbahanyangdigunakandalamteknologimakananslaidshare-130...Amirul Hakim
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
Gusti Rusmayadi
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Syartiwidya Syariful
 
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptxPresentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
XevySharpshooter
 
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeA biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
RiniDwi7
 
Laporan pht
Laporan phtLaporan pht
Laporan phtAbdul Fatah
 
Nata de Bankin
Nata de BankinNata de Bankin
Nata de Bankin
Delia Damayanti
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
adhisusilo2
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1
wahyuIDM
 
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptxDASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
sukmiyatiagustin
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Sutyawan
 
38673798 pembuatan-nata-de-coco
38673798 pembuatan-nata-de-coco38673798 pembuatan-nata-de-coco
38673798 pembuatan-nata-de-cocostreetbandit
 

Similar to Blanching dan pasteurisasi (20)

Mjlh9
Mjlh9Mjlh9
Mjlh9
 
pasteurisasi.ppt
pasteurisasi.pptpasteurisasi.ppt
pasteurisasi.ppt
 
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurtLaporan praktikum pembuatan_yoghurt
Laporan praktikum pembuatan_yoghurt
 
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan PengeringanMata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
Mata Kuliah Pengantar Teknolgi Pangan Pengeringan
 
Pasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploudPasteurisasi uploud
Pasteurisasi uploud
 
Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)Kelompok 4(tekpan)
Kelompok 4(tekpan)
 
Menganalisis Kaedah dan Bahan yang Digunakan dalam Teknologi Makanan
Menganalisis Kaedah dan Bahan yang Digunakan dalam Teknologi MakananMenganalisis Kaedah dan Bahan yang Digunakan dalam Teknologi Makanan
Menganalisis Kaedah dan Bahan yang Digunakan dalam Teknologi Makanan
 
6 1menganalisiskaedahdanbahanyangdigunakandalamteknologimakananslaidshare-130...
6 1menganalisiskaedahdanbahanyangdigunakandalamteknologimakananslaidshare-130...6 1menganalisiskaedahdanbahanyangdigunakandalamteknologimakananslaidshare-130...
6 1menganalisiskaedahdanbahanyangdigunakandalamteknologimakananslaidshare-130...
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
Budidaya pertanian terhadap susunan bahan pangan
 
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptxPresentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
Presentasi Bioteknologi Yogurt .pptx
 
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganismeA biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
A biologi desain penelitian pembuatan roti manis dengan bantuan mikroorganisme
 
Laporan pht
Laporan phtLaporan pht
Laporan pht
 
Blansir
BlansirBlansir
Blansir
 
Nata de Bankin
Nata de BankinNata de Bankin
Nata de Bankin
 
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.pptSLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
SLIDE 1 B-Teknologi-Pengolahan-Susu-Produk-Cair.ppt
 
Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1Boiler untuk pengalengan ika1
Boiler untuk pengalengan ika1
 
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptxDASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
DASAR TEKNOLOGI PANGAN.pptx
 
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan PanganMateri 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
Materi 5 Metode Pengolahan dan Pengawetan Pangan
 
38673798 pembuatan-nata-de-coco
38673798 pembuatan-nata-de-coco38673798 pembuatan-nata-de-coco
38673798 pembuatan-nata-de-coco
 

Recently uploaded

ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
erlita3
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 

Recently uploaded (20)

ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 

Blanching dan pasteurisasi

  • 1. PENGARUH PROSES BLANCHING DAN PASTEURISASI TERHADAP MUTU BUAH TOMAT DAN SUSU SEGAR LAPORAN Oleh : Grup I Pas 05 Gita Lestari Harahap Cherlin Winda Widyastuti M. Bobby Kurniawan Martha Junita Manurung 120305007 120305027 120305028 120305032 120305054 LABORATORIUM ANALISA KIMIA BAHAN PANGAN PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2013
  • 2. DAFTAR ISI Hal DAFTAR TABEL ........................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ iv I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Tujuan Percobaan .......................................................................... 1 II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 2 III. PROSEDUR A. Bahan ................................................................................................ 4 B. Alat .................................................................................................... 4 C. Prosedur............................................................................................ 4 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 6 V. KESIMPULAN ..................................................................................... 9 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 10 LAMPIRAN ................................................................................................. 11 i
  • 3. DAFTAR TABEL Hal Tabel 1. Data pengamatan mutu buah tomat yang diberi perlakuan blansing ........................................................................................ 6 Tabel 2. Data pengamatan karakteristik mutu susu segar sebelum dan sesudah pasteurisasi ..................................................................... 7 Tabel 3. Data pengamatan karakteristik mutu susu tanpa pasteurisasi dan susu pasteurisasi setelah penyimpanan pada suhu ruang dan suhu 10oC .............................................................................. ii 8
  • 4. DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari pada suhu kamar .............................................. 14 Gambar 2. Susu segar yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari pada suhu kamar .............................. 15 Gambar 3. Susu segar yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari pada suhu 10oC ................................. 16 Gambar 4. Susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari pada suhu 10oC ................................................. 17 iii
  • 5. DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1. Data per pass yang sudah di ACC ....................................... 11 Lampiran 2. Gambar susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan tidak dikenai proses pasteurisasi setelah disimpan pada suhu ruang dan suhu 10oC selama 7 hari ............................. 13 iv
  • 6. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu merupakan suatu parameter baik atau tidaknya suatu bahan hasil pertanian ataupun hasil olahannya terutama makanan. Mutu sangat erat kaitannya dengan umur simpan dan karakteristik fisik suatu bahan pangan. Semakin lama suatu bahan dapat disimpan tanpa mengubah zat gizi yang terkandung di dalamnya maka semakin baik mutu bahan tersebut begitu juga sebaliknya. Faktor utama yang mempengaruhi mutu akhir suatu bahan adalah perlakuan sebelum penyimpanan. Seperti proses blansing pada buah dan pasteurisasi pada susu. Blansing merupakan proses pemanasan awal pada suhu < 100oC selama 8-15 menit yang bertujuan untuk menginaktifkan enzim polifenol oksidase, enzim asam askorbat, enzim peroksidase dan katalase yang terdapat pada bahan pangan. Sedangkan pasteurisasi merupakan proses pemanasan pada suhu ≤ 100 oC selama selang waktu tertentu tergantung jenis bahan, yang bertujuan untuk mengurangi bakteri patogen pada bahan pangan. Ditinjau dari segi proses, proses blansing tidak jauh berbeda dengan proses pasteurisasi, dan tujuannya juga hampir sama. Namun perbedaan keduanya terletak pada bahan yang digunakan. Proses blansing digunakan pada bahan yang padat, sedangkan proses pasteurisasi digunakan pada bahan yang cair. B. Tujuan Percobaan Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh proses pasteurisasi terhadap mutu dan umur simpan susu segar, dan untuk mengetahui pengaruh proses blansing terhadap mutu buah tomat. 1
  • 7. II. TINJAUAN PUSTAKA Blansir dilakukan pada suhu sekitar 70 - 80°C pada waktu tertentu yang diuji dengan uji kecukupan waktu blansir. Waktu blansir dikatakan cukup jika tidak timbul lagi gelembung gas pada sampel yang telah diblansir. Gas yang timbul tersebut adalah oksigen, yang merupakan hasil pemecahan hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen yang dikatalisis oleh enzim peroksidase. Waktu yang optimal untuk blansir yaitu selama 9 menit, dimana sudah tidak terdapat gelembung-gelembung gas pada sampel, yang berarti enzim peroksidase sudah tidah aktif lagi (Novianna, dkk., 2004). Susu segar diperoleh dari proses pemerahan puting susu sapi yang belum dicampur atau diberikan penambahan apapun. Susu segar tersebut kemudian dimasukkan dalam wadah besar untuk menghomogenisasi butiran-butiran lemak yang terkandung di dalamnya. Jika susu segar dibiarkan, butiran lemak tersebut akan menjadi lapisan krim yang mengapung di permukaan. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses pasteurisasi agar pembentukan lapisan krim terhambat. Ada empat jenis proses pasteurisasi, yaitu pasteurisasi suhu rendah berkelanjutan (LTLT = low temperature long time/suhu rendah waktu lama) pada suhu 62,2o-65oC selama 30 menit, pasteurisasi suhu tinggi berkelanjutan (HTLT = high temperature long time/suhu tinggi waktu lama) pada suhu >75 oC selama lebih dari 15 menit, pasteurisasi suhu tinggi waktu singkat (HTST = high temperature short time) pada suhu >72oC selama lebih dari 15 menit, dan pasteurisasi suhu sangat tinggi waktu singkat (UHT = ultra high temperature) pada suhu 120o-130oC selama 2 detik. Cara yang paling banyak digunakan adalah HTST (Shinya, 2008). Untuk pertama kalinya susu di pasteurisasi oleh Franz von Soxhlet pada tahun 1886. Proses pasteurisasi berlangsung dengan cara memanaskan susu pada suhu minimum 161oF selama 15 detik. Meskipun proses pasteurisasi bertujuan untuk membunuh bakteri patogen yang terkandung dalam susu, namun ada beberapa jenis bakteri yang resisten terhadap suhu pasteurisasi sehingga untuk memperoleh susu dengan mutu terbaik maka susu harus segera dikemas pada kondisi yang bersih dan 2
  • 8. terjaga sanitasinya kemudian disimpan pada suhu dingin untuk menghambat kembalinya bakteri-bakteri termofilik tersebut (Budiyono, 2009). Kualitas fisikokimia susu pasteurisasi setelah disimpan selama lima hari di dalam refrigator masih menunjukkan warna dan aroma yang normal dan khas. Lain halnya dengan pH yang dihasilkan, setelah melelui proses pasteurisasi dan proses penyimpanan selama lima hari di dalam refrigator, pH susu mengalami penurunan disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme yang tumbuh (developed acidity). Adanya aktivitas pertumbuhan mikroorganisme meskipun telah dilakukan proses pasteurisasi disebabkan oleh metode pasteurisasi yang menggunakan suhu sedang (dibawah titik didih air) sehingga tidak secara sempurna membunuh mikroorganisme hingga sporanya (Sawitri, dkk., 2010). Susu yang telah dipasteurisasi dan disimpan dalam refrigator selama 9 hari belum mengalami perkembangan jumlah mikroorganisme yang signifikan. Kerusakan susu pasteurisasi akan terjadi pada hari ke-12 dalam suhu freezer atau refrigator. Pertumbuhan mikroorganisme dalam susu pasteurisasi dapat disebabkan oleh metode pasteurisasi dan kontaminasi peralatan yang digunakan. Namun yang mempengaruhi adalah suhu dan lama penyimpanan (Habibah dan Mu’ammar, 2011). 3
  • 9. III. PROSEDUR A. Bahan Adapun bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah 1 liter susu segar untuk diamati apa yang terjadi setelah proses pasteurisasi, 4 buah tomat dan air es yang diperoleh dari pasar tradisional jalan jamin ginting untuk diamati apa yang terjadi setelah proses blansing. B. Alat Adapun alat yang digunakan adalah 1 panci perebusan untuk melakukan proses sterilisasi 4 botol kaca yang akan digunakan untuk menyimpan susu segar, 1 panci digunakan untuk proses blansing dengan uap dan dengan air, 1 panci digunakan untuk proses pasteurisasi, dan termometer untuk mengukur suhu bahan sebelum ataupun sesudah proses blanching. C. Prosedur Dalam praktikum kali ini ada dua perlakuan yaitu blansing buah tomat dan pasteurisasi susu segar. 1. Blansing buah tomat - Tomat dicuci pada air mengalir kemudian ditiriskan. - Tomat dibagi menjadi dua bagian. - Tomat bagian I diblansing dengan cara dikukus selama 10 menit dan tomat bagian II diblansing dengan cara direbus selama 10 menit. - Diamati perubahan suhu tomat sebelum dan sesudah proses blansing. - Setelah 10 menit, tomat diangkat dan didinginkan dengan air es. - Suhu air es diamati sebelum dan sesudah dimasukkan tomat yang telah diblansing. - Dilakukan pengamatan terhadap warna, aroma, tekstur, untuk mengetahui mutu buah tomat. 4
  • 10. 2. Pasteurisasi susu segar - Botol kaca disterilisasi dalam panci berisi air mendidih selama 15 menit. - Susu dipisah menjadi dua bagian, bagian I susu tanpa pasteurisasi dan bagian II susu dengan pasteurisasi. - Susu bagian II dipasteurisasi pada suhu 65oC selama 30 menit. - Diamati karakteristik warna, aroma, kekentalan, dan ada tidaknya lapisan krim pada permukaan susu sebelum dan sesudah pasteurisasi. - Susu bagian I dan II dipisah menjadi dua bagian lagi untuk disimpan pada suhu kamar dan pada suhu 10oC. - Diamati perubahan karakteristik susu yang meliputi warna, aroma, kekentalan, dan ada tidaknya lapisan krim pada permukaan susu setelah disimpan selama 7 hari pada masing-masing botol. 5
  • 11. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Blansing merupakan proses pemanasan awal yang dilakukan pada sayuran ataupun buah-buahan dengan menggunakan medium air untuk proses perebusan dan medium uap air untuk proses pengukusan selama selang waktu tertentu tergantung jenis buah atau sayuran yang bertujuan untuk menginaktifkan enzim-enzim dan mengurangi kontaminasi mikroorganisme. Pada praktikum kali ini jenis sayuran yang akan dikenai proses blansing adalah tomat. Tomat diblansing dengan dua metode, yaitu metode perebusan dan metode pengukusan yang dilakukan selama 10 menit. Perubahan yang terjadi pada buah tomat sebelum dan sesudah proses blansing dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Data pengamatan mutu buah tomat yang diberi perlakuan blansing. Parameter Sebelum Keadaan bahan setelah diblansing Blansing Blansing dengan Air Blansing dengan Uap Warna Merah-orange Orange Merah-kekuningan Aroma Netral Netral Netral Tekstur Keras Sangat Lunak Lunak - Lebih mudah dikupas Lebih mudah dikupas 32oC - Awal Blansing : 44oC - Awal Blansing : 42oC - Akhir Blansing : 88oC - Akhir Blansing : 55oC Kemudahan mengupas Suhu Tomat Suhu Es Air 26oC - Sebelum dimasukkan - Sebelum dimasukkan bahan : 25oC bahan : 25oC - Sesudah dimasukkan - Sesudah dimasukkan bahan : 30oC bahan : 40oC Dapat dilihat bahwa proses blansing pada buah tomat mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan, diantaranya perubahan warna dari merah segar menjadi pucat/kekuningan, perubahan tekstur dari keras menjadi lunak, dan perubahan suhu tomat serta air es yang semakin meningkat. Proses blansing selama 6
  • 12. 10 menit yang dilakukan pada buah tomat dapat dikatakan cukup karena menurut Novianna dkk. (2004) waktu yang optimal untuk blansir yaitu selama 9 menit, dimana sudah tidak terdapat gelembung-gelembung gas pada sampel, yang berarti enzim peroksidase sudah tidah aktif lagi. Pasteurisasi merupakan proses pemanasan pendahuluan yang dilakukan terhadap bahan hasil pertanian yang bersifat cair seperti susu. Pasteurisasi dilakukan pada suhu ≤100oC selama waktu tertentu yang bertujuan untuk membunuh bakteribakteri patogen pada susu. Pada paktikum kali ini jenis bahan hasil pertanian yang akan dikenai proses pasteurisasi pada suhu 65 oC selama 30 menit adalah susu segar. Proses pasteurisasi ini disebut juga dengan proses LTLT yaitu low temperature long time. Hal ini sesuai dengan tulisan Shinya (2008) dalam bukunya yang menyatakan bahwa ada empat jenis proses pasteurisasi, yaitu pasteurisasi suhu rendah berkelanjutan (LTLT = low temperature long time/suhu rendah waktu lama) pada suhu 62,2o-65oC selama 30 menit, pasteurisasi suhu tinggi berkelanjutan (HTLT = high temperature long time/suhu tinggi waktu lama) pada suhu >75oC selama lebih dari 15 menit, pasteurisasi suhu tinggi waktu singkat (HTST = high temperature short time) pada suhu >72oC selama lebih dari 15 menit, dan pasteurisasi suhu sangat tinggi waktu singkat (UHT = ultra high temperature) pada suhu 120o-130oC selama 2 detik. Pengamatan terhadap karakteristik mutu susu segar sebelum dan sesudah pasteurisasi disajikan dalam tabel dibawah ini. Tabel 2. Data pengamatan karakteristik mutu susu segar sebelum dan sesudah pasteurisasi. Karakteristik Susu Sebelum Pasteurisasi Sesudah Pasteurisasi Warna Putih susu Putih pekat Aroma Netral Netral Kekentalan Agak kental Kental Lapisan Krim Tidak ada Tidak ada Setelah melalui proses pasteurisasi, susu segar harus melalui proses penyimpanan yang tepat agar mutunya dapat dipertahankan. Susu segar yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan disimpan pada suhu kamar hanya dapat 7
  • 13. mempertahankan mutunya selama ±11 jam. Sedangkan susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan pada suhu dingin dapat mempertahankan mutunya selama ±10 hari. Perbandingan karakteristik mutu susu segar tanpa pasteurisasi dan dengan pasteurisasi setelah penyimpanan selama 7 hari disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3. Data pengamatan karakteristik mutu susu tanpa pasteurisasi dan susu pasteurisasi setelah penyimpanan pada suhu ruang dan suhu 10oC. Penyimpanan suhu ruang selama 7 Penyimpanan suhu 10oC selama hari 7 hari Karakteristik susu Susu Tanpa Susu pasteurisasi Warna Tanpa pasteurisasi pasteurisasi Pasteurisasi Putih susu Putih susu Basi Basi Basi Sangat Kental Sangat Kental Kental namun Bagian atas Bagian putih krim, putih bagian Basi Kekentalan krim, bawah bagian bawah kuning bening Aroma atas Sangat Kental kuning bening jika dikocok kembali cair Lapisan Banyak Krim permukaan diatas Banyak diatas Banyak diatas permukaan Sedikit permukaan Dapat dilihat bahwa susu yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan dalam suhu 10oC dapat mempertahankan mutunya selama 7 hari. Hal ini sesuai dengan tulisan Habibah dan Mu’ammar (2011) yang menyatakan bahwa kerusakan susu pasteurisasi akan terjadi pada hari ke-12 dalam suhu freezer atau refrigator. 8
  • 14. V. KESIMPULAN Berdasarkan data pengamatan yang telah dihasilkan maka dapat disimpulkan bahwasannya proses blansing akan mengakibatkan terjadinya perubahan mutu buah tomat terutama jika dilihat dari segi warna, tekstur, dan penampakan. Metode blansing yang cocok untuk dilakukan pada buah tomat adalah metode pengukusan karena tidak menyebabkan perubahan yang terlalu signifikan baik dari segi warna ataupun tekstur. Sedangkan kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap susu segar adalah bahwasannya faktor yang mempengaruhi mutu susu tidak hanya proses pasteurisasi melainkan juga proses penyimpanan yaitu suhu dan lamanya penyimpanan berlangsung. Susu segar yang hanya dikenai proses pasteurisasi dan tidak disimpan pada suhu refrigator hanya dapat mempertahankan mutunya selama ±11 jam sedangkan susu segar yang tidak dikenai proses pasteurisasi namun disimpan pada suhu refrigator mampu mempertahankan mutunya lebih lama. Artinya untuk mempertahankan mutu susu segar, proses yang paling penting untuk dilakukan adalah proses penyimpanan dan bukan proses pasteurisasi. 9
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Budiyono H. 2009. Analisis Daya Simpan Produk Susu Pasteurisasi Berdasarkan Kualitas Bahan Baku Mutu Susu. Jurnal Paradigma 10 (2) : 203 - 205. Habibah, dan Mu’ammar K. 2011. Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Penyimpanan Susu Pasteurisasi Pada Suhu Rendah. Jurnal Agroscientiae 18 (3) : 51 - 56. Novianna EH, Djohan S, dan Shevica M. 2004. Pengaruh Penambahan Bahan Pengisi Terhadap Kualitas Bubuk Minuman Lidah Buaya (Aloe Vera, L). Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pangan 2 (1) : 101 - 105. Sawitri ME, Abdul M, Masdiana P, Tri ES, Umi W, dan Ghozi K. 2010. Kajian Kualitas Susu Pasteurisasi Yang Diproduksi U.D. Gading Mas Selama Penyimpanan Dalam Refrigerator. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak 5 (2) : 28 - 32. Shinya, H. 2008. The Miracle of Enzyme. Penerjemah: Winny P. Qanita, Bandung. 10
  • 16. LAMPIRAN Lampiran 1. Data per pass yang sudah di ACC. 11
  • 17. 12
  • 18. Lampiran 2. Gambar susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan tidak dikenai proses pasteurisasi setelah disimpan pada suhu ruang dan suhu 10oC selama 7 hari. 13
  • 19. Gambar 1. Susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari pada suhu kamar. 14
  • 20. Gambar 2. Susu yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari pada suhu kamar. 15
  • 21. Gambar 3. Susu yang tidak dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari pada suhu 10oC. 16
  • 22. Gambar 4. Susu segar yang dikenai proses pasteurisasi dan disimpan selama 7 hari pada suhu 10oC. 17