Dokumen tersebut merangkum berbagai tes penglihatan, termasuk tes visus untuk mengukur ketajaman penglihatan menggunakan kartu Snellen, tes warna menggunakan kartu Ishihara untuk mendeteksi buta warna, serta cara-cara untuk mengukur visus jika pasien tidak dapat membaca kartu standar.
This document provides an overview of corneal anatomy, functions, diseases, and infections. It discusses the layers of the cornea and their roles. Common corneal conditions described include keratitis (inflammation of the cornea), which can be caused by bacteria, viruses, fungi, or non-infectious factors. Bacterial keratitis often presents with ulcers and infiltrates in the cornea and can lead to worsening infection if not treated promptly. Viral keratitis is commonly caused by herpes simplex or zoster viruses. Allergic and neurotrophic keratitis are also summarized. The document emphasizes the importance of prompt treatment for large corneal ulcers to prevent complications like corneal perforation.
Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi dimana bagian usus masuk ke bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi. Gejala klinis utama adalah nyeri perut, massa di abdomen, dan feses berdarah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, foto abdomen, USG, dan CT Scan. Pengobatan meliputi reduksi non-operatif maupun operatif dengan insisi, diseksi, dan menutup luka. Komplikasi berupa dehidrasi,
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konjungtivitis dan gejalanya.
2. Terdapat konjungtivitis bakteri, virus, jamur, dan alergi, yang dibedakan berdasarkan gejala klinis seperti sekret, pembengkakan, dan jenis sel radang.
3. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, virus, atau kekurangan vitamin A.
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau reaksi alergi, dan memiliki berbagai manifestasi klinis seperti mata merah dan penglihatan kabur."
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
This document provides an overview of corneal anatomy, functions, diseases, and infections. It discusses the layers of the cornea and their roles. Common corneal conditions described include keratitis (inflammation of the cornea), which can be caused by bacteria, viruses, fungi, or non-infectious factors. Bacterial keratitis often presents with ulcers and infiltrates in the cornea and can lead to worsening infection if not treated promptly. Viral keratitis is commonly caused by herpes simplex or zoster viruses. Allergic and neurotrophic keratitis are also summarized. The document emphasizes the importance of prompt treatment for large corneal ulcers to prevent complications like corneal perforation.
Invaginasi atau intususepsi adalah kondisi dimana bagian usus masuk ke bagian lainnya yang dapat menyebabkan obstruksi. Gejala klinis utama adalah nyeri perut, massa di abdomen, dan feses berdarah. Diagnosis didukung dengan pemeriksaan fisik, foto abdomen, USG, dan CT Scan. Pengobatan meliputi reduksi non-operatif maupun operatif dengan insisi, diseksi, dan menutup luka. Komplikasi berupa dehidrasi,
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas berbagai jenis konjungtivitis dan gejalanya.
2. Terdapat konjungtivitis bakteri, virus, jamur, dan alergi, yang dibedakan berdasarkan gejala klinis seperti sekret, pembengkakan, dan jenis sel radang.
3. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh berbagai patogen seperti bakteri, virus, atau kekurangan vitamin A.
Keratitis adalah peradangan pada kornea mata yang dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau reaksi alergi, dan memiliki berbagai manifestasi klinis seperti mata merah dan penglihatan kabur."
Otitis eksterna adalah radang liang telinga akibat infeksi bakteri atau jamur. Gejala utamanya nyeri telinga dan keluarnya cairan. Penatalaksanaannya meliputi antiseptik, antibiotik topikal atau oral, tergantung berat ringannya. Komplikasinya dapat berupa perikondritis, selulitis, atau otitis eksterna berat.
Kasus ini membahas seorang wanita berusia 64 tahun dengan keluhan kabur pada mata kiri secara progresif. Pemeriksaan menunjukkan adanya katarak senilis imatur pada mata kiri pasien. Pasien kemudian dilakukan operasi phacoemulsifikasi dan implan IOL untuk mengangkat lensa keruh dan mengembalikan fungsi penglihatan.
Pemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amslerprastika1
Dokumen tersebut merangkum prosedur pemeriksaan lapangan pandang pasien yang meliputi tes konfrontasi dan tes Amsler grid. Tes konfrontasi dilakukan dengan menilai perbandingan lapangan pandang pasien dan dokter dengan menggerakkan objek ke delapan arah. Tes Amsler grid bertujuan mendeteksi gangguan retina dengan meminta pasien memfokuskan pandangan pada grid dan melaporkan apakah garisnya lengkung atau hilang. Kedua tes tersebut merup
Tarsal Tunnel Syndrome (TTS) adalah kondisi yang menyebabkan nyeri pada kaki akibat penekanan saraf tibialis posterior di terowongan tulang di kaki. Gejala utamanya adalah nyeri dan kesemutan di telapak kaki dan tumit. Penyebabnya dapat berupa faktor anatomi, trauma, atau penyakit seperti diabetes. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan EMG, sedangkan pengobatannya meliputi istirahat, splint
Dokumen tersebut membahas tentang impaksi serumen, yaitu gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang, serta penatalaksanaan impaksi serumen. Dokumen juga membahas konsep dasar asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan tersebut, meliputi pengkajian, diagnosa
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 57 tahun dengan keluhan nyeri dan kemerahan pada mata kiri selama 3 minggu. Pemeriksaan menemukan tekanan intraokular tinggi pada mata kiri, dan didiagnosis menderita glaukoma sudut tertutup akut. Penatalaksanaan dilakukan dengan obat-obatan dan iridektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang otitis media akut (OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). OMA adalah peradangan telinga tengah akibat infeksi, sedangkan OMSK adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani. Penatalaksanaan OMA meliputi pemberian antibiotik, obat tetes hidung, dan miringotomi bila diperlukan. Sedangkan penatalaksanaan OMSK meliputi pemberian
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi organ pencernaan yang terlibat dalam pembentukan feses, mulai dari mulut hingga anus. Juga dijelaskan proses pembentukan feses, dimana chime yang masuk ke kolon mengalami proses absorpsi air dan zat-zat tertentu sehingga menjadi feses yang siap dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
1. Dokumen membahas tentang sinusitis, yaitu radang pada sinus paranasal yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran napas atas.
2. Terdapat beberapa jenis sinusitis seperti akut, subakut, kronis, alergi, dan hiperplastik, yang dibedakan berdasarkan gejala dan lama penyakitnya.
3. Penatalaksanaan sinusitis meliputi antibiotik, dekongestan, antihistamin, steroid intranasal, dan operasi untuk mengat
Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal cabang-cabang bronkus besar. Penyebabnya antara lain kelainan bawaan, infeksi, dan faktor mekanis. Gejalanya berupa batuk kronis, hemoptisis, dan jari tabuh. Diagnosanya didukung dengan pemeriksaan sputum, darah, urine, dan bronkografi. Pengobatannya meliputi antimikroba, drainase postural, bronkodilator, serta intervensi bedah pada kasus berat.
1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi baru untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan. Stimulus ini meliputi insentif pajak, bantuan tunai langsung, dan subsidi upah untuk mendorong pertumbuhan. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dari resesi akibat pandemi.
Materi kegiatan belajar ini membahas tentang pemeriksaan fungsi penglihatan pada pasien dengan gangguan sistem penglihatan, meliputi prosedur persiapan pasien dan lingkungan, pelaksanaan pemeriksaan ketajaman penglihatan tanpa dan dengan pinhole menggunakan kartu Snellen, serta penilaian hasil pemeriksaan.
Kasus ini membahas seorang wanita berusia 64 tahun dengan keluhan kabur pada mata kiri secara progresif. Pemeriksaan menunjukkan adanya katarak senilis imatur pada mata kiri pasien. Pasien kemudian dilakukan operasi phacoemulsifikasi dan implan IOL untuk mengangkat lensa keruh dan mengembalikan fungsi penglihatan.
Pemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amslerprastika1
Dokumen tersebut merangkum prosedur pemeriksaan lapangan pandang pasien yang meliputi tes konfrontasi dan tes Amsler grid. Tes konfrontasi dilakukan dengan menilai perbandingan lapangan pandang pasien dan dokter dengan menggerakkan objek ke delapan arah. Tes Amsler grid bertujuan mendeteksi gangguan retina dengan meminta pasien memfokuskan pandangan pada grid dan melaporkan apakah garisnya lengkung atau hilang. Kedua tes tersebut merup
Tarsal Tunnel Syndrome (TTS) adalah kondisi yang menyebabkan nyeri pada kaki akibat penekanan saraf tibialis posterior di terowongan tulang di kaki. Gejala utamanya adalah nyeri dan kesemutan di telapak kaki dan tumit. Penyebabnya dapat berupa faktor anatomi, trauma, atau penyakit seperti diabetes. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan EMG, sedangkan pengobatannya meliputi istirahat, splint
Dokumen tersebut membahas tentang impaksi serumen, yaitu gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga. Dokumen menjelaskan pengertian, etiologi, patofisiologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik dan penunjang, serta penatalaksanaan impaksi serumen. Dokumen juga membahas konsep dasar asuhan keperawatan untuk pasien dengan gangguan tersebut, meliputi pengkajian, diagnosa
Laporan kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 57 tahun dengan keluhan nyeri dan kemerahan pada mata kiri selama 3 minggu. Pemeriksaan menemukan tekanan intraokular tinggi pada mata kiri, dan didiagnosis menderita glaukoma sudut tertutup akut. Penatalaksanaan dilakukan dengan obat-obatan dan iridektomi.
Dokumen tersebut membahas tentang otitis media akut (OMA) dan otitis media supuratif kronis (OMSK). OMA adalah peradangan telinga tengah akibat infeksi, sedangkan OMSK adalah infeksi kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani. Penatalaksanaan OMA meliputi pemberian antibiotik, obat tetes hidung, dan miringotomi bila diperlukan. Sedangkan penatalaksanaan OMSK meliputi pemberian
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi dan fisiologi organ pencernaan yang terlibat dalam pembentukan feses, mulai dari mulut hingga anus. Juga dijelaskan proses pembentukan feses, dimana chime yang masuk ke kolon mengalami proses absorpsi air dan zat-zat tertentu sehingga menjadi feses yang siap dikeluarkan dari tubuh melalui anus.
1. Dokumen membahas tentang sinusitis, yaitu radang pada sinus paranasal yang umumnya disebabkan oleh infeksi saluran napas atas.
2. Terdapat beberapa jenis sinusitis seperti akut, subakut, kronis, alergi, dan hiperplastik, yang dibedakan berdasarkan gejala dan lama penyakitnya.
3. Penatalaksanaan sinusitis meliputi antibiotik, dekongestan, antihistamin, steroid intranasal, dan operasi untuk mengat
Bronkiektasis adalah dilatasi permanen abnormal cabang-cabang bronkus besar. Penyebabnya antara lain kelainan bawaan, infeksi, dan faktor mekanis. Gejalanya berupa batuk kronis, hemoptisis, dan jari tabuh. Diagnosanya didukung dengan pemeriksaan sputum, darah, urine, dan bronkografi. Pengobatannya meliputi antimikroba, drainase postural, bronkodilator, serta intervensi bedah pada kasus berat.
1. Pasien laki-laki berusia 6 tahun dengan keluhan lenting-lenting di seluruh tubuh sejak 1 hari. 2. Status general baik dengan status dermatologi menunjukkan lesi berupa makula, vesikel dan krusta di seluruh tubuh. 3. Diagnosis kerja varicella didukung anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemerintah mengumumkan paket stimulus ekonomi baru untuk menyelamatkan bisnis dan pekerjaan. Stimulus ini meliputi insentif pajak, bantuan tunai langsung, dan subsidi upah untuk mendorong pertumbuhan. Upaya ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dari resesi akibat pandemi.
Materi kegiatan belajar ini membahas tentang pemeriksaan fungsi penglihatan pada pasien dengan gangguan sistem penglihatan, meliputi prosedur persiapan pasien dan lingkungan, pelaksanaan pemeriksaan ketajaman penglihatan tanpa dan dengan pinhole menggunakan kartu Snellen, serta penilaian hasil pemeriksaan.
Materi kegiatan belajar ini membahas tentang pemeriksaan fungsi penglihatan pada pasien dengan gangguan sistem penglihatan, meliputi prosedur persiapan pasien dan lingkungan, pelaksanaan pemeriksaan ketajaman penglihatan tanpa dan dengan pinhole menggunakan kartu Snellen, serta penilaian hasil pemeriksaan.
Kartu Snellen digunakan untuk mengetahui tajam penglihatan seseorang dengan membaca huruf pada jarak tertentu. Tajam penglihatan 6/6 berarti dapat membaca huruf pada jarak 6 meter, sedangkan orang normal juga dapat. Jika hanya dapat membaca pada jarak lebih jauh, tajam penglihatannya lebih rendah. Kartu ini berguna untuk mengetahui kondisi penglihatan dan kebutuhan koreksi.
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatanUwes Chaeruman
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan fungsi penglihatan yang meliputi cara-cara melakukan pemeriksaan visus menggunakan beberapa alat optik, pengukuran tajam penglihatan, serta kategorisasi tingkat penglihatan normal hingga buta total.
Dokumen tersebut merangkum prosedur pemeriksaan mata yang dilakukan oleh dokter spesialis mata, mulai dari anamnesis, pemeriksaan visus dan otot mata, sampai pemeriksaan menggunakan alat-alat seperti tonometer, autorefraktometer, slit lamp, dan binocular indirect ophthalmoscope untuk memeriksa bagian dalam mata secara lebih rinci.
1. Station ini bertujuan menilai kemampuan dokter dalam melakukan anamnesis, pemeriksaan klinis termasuk tonometri, dan menegakkan diagnosis pada pasien glaukoma.
Dokumen tersebut membahas tentang pemeriksaan refraksi mata yang digunakan untuk mengukur status refraksi pasien. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menguji penglihatan pasien pada jarak dekat dan jauh menggunakan peralatan tertentu, diikuti dengan koreksi menggunakan lensa sampai didapatkan penglihatan terbaik. Kelainan refraksi yang dijelaskan meliputi miopia, hipermetropia, astigmatisme, dan
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxEmohAsJohn
PENGKAJIAN MUSKULOSKELETAL
Gangguan neurologi sangat beragam bentuknya, banyak dari pasien yang menderita gangguan memori dan tidak mampu menjalani aktivitas sehari-hari secara normal. Penyakit-penyakit neurologi kebanyakan memiliki efek melemahkan kehidupan pasien, sehingga memberikan pengobatan neurologis sangat penting bagi kehidupan pasien.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
3. Ketajaman Penglihatan (Visus)
• Visus (visual acuity / tajam penglihatan)
merupakan paramater yang
menunjukkan tingkat ketajaman
penglihatan pasien.
• Pemeriksaan visus dilakukan dengan
cara membandingkan tajam penglihatan
pasien dengan orang normal, dengan
menggunakan Optotip Snellen.
• Untuk penderita tidak mengerti
huruf/angka menggunakan Optotip
Snellen jenis E-chart
4. Kartu Snellen
• Untuk memeriksa
ketajaman
penglihatan
digunakan kartu baku
atau standar,
misalnya Kartu
Snellen
• Setiap huruf
membentuk sudut 5
menit pada jarak mata
tertentu.
6. Ketajaman
Penglihatan
(Visus)…..
• Untuk menguji ketajaman penglihatan sentral
jika mungkin gunakan kartu Snellen dengan
pencahayaan yang baik. Tempatkan pasien pada
jarak 20 feet (sekitar 6 meter) dari peta tersebut.
• Hasilnya dinyatakan dengan angka pecahan
seperti 20/20 untuk penglihatan normal → mata
dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang
seharusnya dapat dilihat pada jarak tersebut.
8. Pemeriksaan Visus
• Pemeriksaan dilakukan pada mata
tanpa atau dengan kacamata
• Setiap mata diperiksa secara
terpisah
• Biasakan memeriksa mata kanan
terlebih dahulu kemudian mata kiri
• Pemeriksaan visus dilakukan jarak
6 meter karena pada jarak ini mata
akan melihat benda dalam keadaan
tanpa akomodasi.
9. Hasil pemeriksaan ketajaman
penglihatan dengan kartu Snellen
• Ketajaman penglihatan 6/6: dapat melihat huruf pada
jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut
dapat dilihat pada jarak 6 meter
• Bila hanya dapat membaca pada huruf baris yang
menunjukkan angka 30 : ketajaman penglihatan 6/30
• Bila hanya dapat membaca pada huruf baris yang
menunjukkan angka 50: ketajaman penglihatan 6/50
• Bila ketajaman penglihatan 6/60: hanya dapat membaca
pada huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang normal
dapat dilihat pada jarak 60 meter
11. Uji Hitung Jari
Bila huruf terbesar pada kartu Snellen
tetap tidak dapat terbaca jelas maka
dilakukan uji hitung jari:
• Jari dapat dilihat terpisah oleh orang
normal pada jarak 60 m
• Bila hanya dapat melihat atau
menghitung jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak 3 m, maka
ketajaman penglihatan 3/60
• Dengan pengujian ini ketajaman
penglihatan hanya dapat dinilai sampai
1/60: berarti dapat menghitung jari pada
jarak 1 m
13. Uji Lambaian Tangan
• Dapat menyatakan ketajaman penglihatan
yang lebih buruk dari 1/60
• Orang normal dapat melihat gerakan atau
lambaian tangan pada jarak 300 m
• Bila mata hanya dapat melihat lambaian
tangan pada jarak 1 m berarti ketajaman
penglihatannya 1/300
15. Uji Proyeksi Sinar
• Mata hanya dapat mengenal adanya sinar
saja dan tidak dapat melihat lambaian
tangan: ketajaman penglihatan 1/~ (orang
normal dapat mengenal sinar pada jarak
tak terhingga)
• Bila penglihatan sama sekali tidak dapat
mengenal adanya sinar maka dikatakan
ketajaman penglihatannya adalah 0 (nol)
atau buta tota
16. Pemeriksaan Pinhole dan Koreksi Kacamata
• Bila dengan pinhole penglihatan
lebih baik, berarti ada kelainan
refraksi yang masih dapat dikoreksi
dengan kacamata.
• Bila penglihatan berkurang dengan
diletakkan pinhole di depan mata →
berarti ada kelainan
organik/kekeruhan media
penglihatan yang menyebabkan
penglihatan menurun.
17. Lanjutan…
• Berdasarkan kondisi bola matanya, status refraksi seseorang terbagi atas :
a. Emetropia adalah suatu keadaan mata normal dimana sinar yang sejajar atau jauh
difokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula (pusat penglihatan)
tanpa akomodasi.
b. Ametropia adalah suatu keadaan abnormal mata karena kelainan refraksi
(kelainan kacamata), bisa dalam bentuk miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun
dekat), dan astigmatisme (silinder).
18. Langkah Pemeriksaan Visus
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan.
2. Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m dari
optotipe Snellen.
3. Periksa apakah terdapat kondisi mata merah
(infeksi/inflamasi pada mata), apabila ditemukan tanda
mata merah, maka minta pasien menutup satu
matanya dengan telapak tangan tanpa menekan bola
mata. Bila tidak didapatkan kondisi mata merah maka
minta penderita untuk memakai trial frame.
4. Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks
tanpa melirik atau mengerutkan kelopak mata.
Apabila pasien menggunakan trial frame maka untuk
memeriksa visus mata kanan pasien, tutup mata kiri
penderita dengan occluder yang dimasukkan dalam
trial frame
5. Minta penderita untuk menyebut huruf, angka atau
simbol yang ditunjuk
6. Tunjuk huruf, angka atau simbol
pada optotip Snellen dari atas ke
bawah.
7. Tentukan visus penderita sesuai
dengan hasil pemeriksaan. Visus
penderita ditunjukkan oleh angka
disamping baris huruf terakhir
yang dapat terbaca oleh penderita
8. Tulis hasil pemerikaan visus.
9. Lakukan hal yang sama pada mata
kiri pasien.
10. Bila visus penderita tidak optimal
hingga 20/20 atau 6/6 dilanjutkan
ke pemeriksaan penilaian refraksi
20. Penglihatan Warna
• Merupakan kemampuan untuk
membedakan gelombang sinar yang
berbeda
• Penglihatan warna diperankan oleh sel
kerucut yang mempunyai 3 pigmen
(merah, hijau, biru)
21. Buta Warna
• Buta warna: penglihatan warna-warna yang
tidak sempurna
• Penderita tidak atau kurang dapat membedakan
warna
• Penderita laki-laki: perempuan = 20:1
• Buta warna merupakan salah satu kelainan
genetik yang diturunkan secara X linked resesif.
22. Uji Ischihara
• Uji untuk mengetahui defek penglihatan warna
• Didasarkan pada menentukan angka atau pola yang ada pada
kartu dengan berbagai ragam warna
• Penderita buta warna atau dengan kelainan
penglihatan warna dapat melihat
sebagian atau sama sekali
tidak dapat melihat gambaran
yang diperlihatkan
23. Langkah Pemeriksaan
Uji Ischihara
1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan pada
penderita. Pastikan pasien tidak menggunakan lensa
kontak berwarna.
2. Cahaya ruangan harus dibuat cukup, tidak terlalu
terang dan tidak terlalu redup
3. Pasien diminta untuk membaca tulisan pada buku
ishihara dengan jarak ± 30-50 cm
4. Setiap plate dibaca dalam waktu 3 detik, hasil
pembacaan dituliskan dalam tabel evaluasi
5. Setelah ke-12 plate terbaca, hasil pembacaan pada
tabel evaluasi disimpulkan
25. Hasil uji Ishihara
Hasil uji dapat mendeteksi beberapa kondisi buta warna,
seperti:
• Protanopia, yaitu kesulitan membedakan warna hijau
dengan biru atau merah
• Deuteranopia, yaitu kesulitan membedakan warna ungu
dengan merah atau hijau
• Achromatopsia, yaitu buta warna total, di mana
penderita hanya dapat melihat warna abu-abu