SlideShare a Scribd company logo
Pemeriksaan
Ketajaman
Penglihatan dan
Uji Ischihara
dr. Ervi Audina Munthe
FK UPR
Anatomi
Orbita
Ketajaman Penglihatan (Visus)
• Visus (visual acuity / tajam penglihatan)
merupakan paramater yang
menunjukkan tingkat ketajaman
penglihatan pasien.
• Pemeriksaan visus dilakukan dengan
cara membandingkan tajam penglihatan
pasien dengan orang normal, dengan
menggunakan Optotip Snellen.
• Untuk penderita tidak mengerti
huruf/angka menggunakan Optotip
Snellen jenis E-chart
Kartu Snellen
• Untuk memeriksa
ketajaman
penglihatan
digunakan kartu baku
atau standar,
misalnya Kartu
Snellen
• Setiap huruf
membentuk sudut 5
menit pada jarak mata
tertentu.
E Chart Cincin Landolt
Ketajaman
Penglihatan
(Visus)…..
• Untuk menguji ketajaman penglihatan sentral
jika mungkin gunakan kartu Snellen dengan
pencahayaan yang baik. Tempatkan pasien pada
jarak 20 feet (sekitar 6 meter) dari peta tersebut.
• Hasilnya dinyatakan dengan angka pecahan
seperti 20/20 untuk penglihatan normal → mata
dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang
seharusnya dapat dilihat pada jarak tersebut.
Faktor yang mempengaruhi
ketajaman penglihatan
• Penerangan umum
• Kontras
• Berbagai uji warna
• Waktu paparan
• Kelainan refraksi mata
Pemeriksaan Visus
• Pemeriksaan dilakukan pada mata
tanpa atau dengan kacamata
• Setiap mata diperiksa secara
terpisah
• Biasakan memeriksa mata kanan
terlebih dahulu kemudian mata kiri
• Pemeriksaan visus dilakukan jarak
6 meter karena pada jarak ini mata
akan melihat benda dalam keadaan
tanpa akomodasi.
Hasil pemeriksaan ketajaman
penglihatan dengan kartu Snellen
• Ketajaman penglihatan 6/6: dapat melihat huruf pada
jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut
dapat dilihat pada jarak 6 meter
• Bila hanya dapat membaca pada huruf baris yang
menunjukkan angka 30 : ketajaman penglihatan 6/30
• Bila hanya dapat membaca pada huruf baris yang
menunjukkan angka 50: ketajaman penglihatan 6/50
• Bila ketajaman penglihatan 6/60: hanya dapat membaca
pada huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang normal
dapat dilihat pada jarak 60 meter
Bagaimana jika
pasien tidak dapat
membaca huruf
terbesar dalam
kartu Snellen?
Uji Hitung Jari
Bila huruf terbesar pada kartu Snellen
tetap tidak dapat terbaca jelas maka
dilakukan uji hitung jari:
• Jari dapat dilihat terpisah oleh orang
normal pada jarak 60 m
• Bila hanya dapat melihat atau
menghitung jumlah jari yang
diperlihatkan pada jarak 3 m, maka
ketajaman penglihatan 3/60
• Dengan pengujian ini ketajaman
penglihatan hanya dapat dinilai sampai
1/60: berarti dapat menghitung jari pada
jarak 1 m
Bagaimana jika pasien
tidak dapat
menghitung jari
dalam jarak 1 meter?
Uji Lambaian Tangan
• Dapat menyatakan ketajaman penglihatan
yang lebih buruk dari 1/60
• Orang normal dapat melihat gerakan atau
lambaian tangan pada jarak 300 m
• Bila mata hanya dapat melihat lambaian
tangan pada jarak 1 m berarti ketajaman
penglihatannya 1/300
Bagaimana jika pasien
tidak dapat melihat
lambaian / gerakan
tangan dalam jarak 1
meter?
Uji Proyeksi Sinar
• Mata hanya dapat mengenal adanya sinar
saja dan tidak dapat melihat lambaian
tangan: ketajaman penglihatan 1/~ (orang
normal dapat mengenal sinar pada jarak
tak terhingga)
• Bila penglihatan sama sekali tidak dapat
mengenal adanya sinar maka dikatakan
ketajaman penglihatannya adalah 0 (nol)
atau buta tota
Pemeriksaan Pinhole dan Koreksi Kacamata
• Bila dengan pinhole penglihatan
lebih baik, berarti ada kelainan
refraksi yang masih dapat dikoreksi
dengan kacamata.
• Bila penglihatan berkurang dengan
diletakkan pinhole di depan mata →
berarti ada kelainan
organik/kekeruhan media
penglihatan yang menyebabkan
penglihatan menurun.
Lanjutan…
• Berdasarkan kondisi bola matanya, status refraksi seseorang terbagi atas :
a. Emetropia adalah suatu keadaan mata normal dimana sinar yang sejajar atau jauh
difokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula (pusat penglihatan)
tanpa akomodasi.
b. Ametropia adalah suatu keadaan abnormal mata karena kelainan refraksi
(kelainan kacamata), bisa dalam bentuk miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun
dekat), dan astigmatisme (silinder).
Langkah Pemeriksaan Visus
1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan.
2. Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m dari
optotipe Snellen.
3. Periksa apakah terdapat kondisi mata merah
(infeksi/inflamasi pada mata), apabila ditemukan tanda
mata merah, maka minta pasien menutup satu
matanya dengan telapak tangan tanpa menekan bola
mata. Bila tidak didapatkan kondisi mata merah maka
minta penderita untuk memakai trial frame.
4. Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks
tanpa melirik atau mengerutkan kelopak mata.
Apabila pasien menggunakan trial frame maka untuk
memeriksa visus mata kanan pasien, tutup mata kiri
penderita dengan occluder yang dimasukkan dalam
trial frame
5. Minta penderita untuk menyebut huruf, angka atau
simbol yang ditunjuk
6. Tunjuk huruf, angka atau simbol
pada optotip Snellen dari atas ke
bawah.
7. Tentukan visus penderita sesuai
dengan hasil pemeriksaan. Visus
penderita ditunjukkan oleh angka
disamping baris huruf terakhir
yang dapat terbaca oleh penderita
8. Tulis hasil pemerikaan visus.
9. Lakukan hal yang sama pada mata
kiri pasien.
10. Bila visus penderita tidak optimal
hingga 20/20 atau 6/6 dilanjutkan
ke pemeriksaan penilaian refraksi
Penglihatan Warna
Penglihatan Warna
• Merupakan kemampuan untuk
membedakan gelombang sinar yang
berbeda
• Penglihatan warna diperankan oleh sel
kerucut yang mempunyai 3 pigmen
(merah, hijau, biru)
Buta Warna
• Buta warna: penglihatan warna-warna yang
tidak sempurna
• Penderita tidak atau kurang dapat membedakan
warna
• Penderita laki-laki: perempuan = 20:1
• Buta warna merupakan salah satu kelainan
genetik yang diturunkan secara X linked resesif.
Uji Ischihara
• Uji untuk mengetahui defek penglihatan warna
• Didasarkan pada menentukan angka atau pola yang ada pada
kartu dengan berbagai ragam warna
• Penderita buta warna atau dengan kelainan
penglihatan warna dapat melihat
sebagian atau sama sekali
tidak dapat melihat gambaran
yang diperlihatkan
Langkah Pemeriksaan
Uji Ischihara
1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan pada
penderita. Pastikan pasien tidak menggunakan lensa
kontak berwarna.
2. Cahaya ruangan harus dibuat cukup, tidak terlalu
terang dan tidak terlalu redup
3. Pasien diminta untuk membaca tulisan pada buku
ishihara dengan jarak ± 30-50 cm
4. Setiap plate dibaca dalam waktu 3 detik, hasil
pembacaan dituliskan dalam tabel evaluasi
5. Setelah ke-12 plate terbaca, hasil pembacaan pada
tabel evaluasi disimpulkan
Kunci Jawaban
Uji Ischihara
Hasil uji Ishihara
Hasil uji dapat mendeteksi beberapa kondisi buta warna,
seperti:
• Protanopia, yaitu kesulitan membedakan warna hijau
dengan biru atau merah
• Deuteranopia, yaitu kesulitan membedakan warna ungu
dengan merah atau hijau
• Achromatopsia, yaitu buta warna total, di mana
penderita hanya dapat melihat warna abu-abu
Video Visus
Video Uji Ischihara
Terima Kasih. Ada Pertanyaan?

More Related Content

What's hot

Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
Karin Survival
 
Pemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amsler
Pemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amslerPemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amsler
Pemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amsler
prastika1
 
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfModul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Erita12
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
UrtikariaKindal
 
Penyakit mata
Penyakit mataPenyakit mata
Penyakit mataRizal_mz
 
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida)
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
wayan sugiritama
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
Phil Adit R
 
Lapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutLapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akut
bungasyifa
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
MuhammadReza735642
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
Migrain
MigrainMigrain
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
Ecye Tuhusula
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
Aulia Amani
 
Sinusitis
SinusitisSinusitis
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
Rizman Aji
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
homeworkping7
 

What's hot (20)

Kaspan katarak senilis imatur
Kaspan   katarak senilis imaturKaspan   katarak senilis imatur
Kaspan katarak senilis imatur
 
Pemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amsler
Pemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amslerPemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amsler
Pemeriksaan lapangan pandang (tes konfrontasi dan amsler
 
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdfModul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
Modul-Benda-Asing-di-Konjunctiva.pdf
 
Urtikaria
UrtikariaUrtikaria
Urtikaria
 
Penyakit mata
Penyakit mataPenyakit mata
Penyakit mata
 
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
BIMBINGAN 7 - CTS, TTS, Neuropati, Peroneal Palsy, Neurogenic Bladder, HNP, R...
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
 
Askep serumen
Askep serumenAskep serumen
Askep serumen
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Lapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akutLapkas glaukoma akut
Lapkas glaukoma akut
 
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptxPenggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
Penggunaan Refraksi Siklopegik pada kelainan refraksi anak (astigmatisme).pptx
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 
Migrain
MigrainMigrain
Migrain
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Keratitis mata
Keratitis mataKeratitis mata
Keratitis mata
 
Laporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarahLaporan modul 3 BAB berdarah
Laporan modul 3 BAB berdarah
 
Sinusitis
SinusitisSinusitis
Sinusitis
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1206432773 case-varicella-kulkel-1
206432773 case-varicella-kulkel-1
 

Similar to Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf

Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 ok
LilyBanonah
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
pjj_kemenkes
 
Penglihatan
PenglihatanPenglihatan
Penglihatan
intannurlia
 
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdfCRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
EBNYMOBAPUBGMobileGa
 
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatanModul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Uwes Chaeruman
 
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksipemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
ElishaNaylaP
 
Prosedur diagnostik sistem penglihatan
Prosedur diagnostik sistem penglihatanProsedur diagnostik sistem penglihatan
Prosedur diagnostik sistem penglihatanmateri-x2
 
Pemeriksaan segmen anterior
Pemeriksaan segmen anteriorPemeriksaan segmen anterior
Pemeriksaan segmen anterior
vindy6
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
Rizal_mz
 
Deteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxDeteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptx
RidhoIchsan1
 
Prosedur diagnostik mata
Prosedur diagnostik mataProsedur diagnostik mata
Prosedur diagnostik mata
Rizal_mz
 
NIHSS - Bahasa Indo.pptx
NIHSS - Bahasa Indo.pptxNIHSS - Bahasa Indo.pptx
NIHSS - Bahasa Indo.pptx
ImmaculataTitis
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
Yoseph Buga
 
Kdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataKdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mata
Sari Vonna
 
173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit
homeworkping8
 
Skrining Tajam Penglihatan.pdf
Skrining Tajam Penglihatan.pdfSkrining Tajam Penglihatan.pdf
Skrining Tajam Penglihatan.pdf
ayusumertini
 
Pemeriksaan Refraksi-1.pptx
Pemeriksaan Refraksi-1.pptxPemeriksaan Refraksi-1.pptx
Pemeriksaan Refraksi-1.pptx
abdulqadir755861
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
fikri asyura
 

Similar to Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf (20)

Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 ok
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
 
Penglihatan
PenglihatanPenglihatan
Penglihatan
 
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdfCRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
 
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatanModul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
 
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksipemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
 
Prosedur diagnostik sistem penglihatan
Prosedur diagnostik sistem penglihatanProsedur diagnostik sistem penglihatan
Prosedur diagnostik sistem penglihatan
 
Pemeriksaan segmen anterior
Pemeriksaan segmen anteriorPemeriksaan segmen anterior
Pemeriksaan segmen anterior
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
 
Deteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxDeteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptx
 
Prosedur diagnostik mata
Prosedur diagnostik mataProsedur diagnostik mata
Prosedur diagnostik mata
 
NIHSS - Bahasa Indo.pptx
NIHSS - Bahasa Indo.pptxNIHSS - Bahasa Indo.pptx
NIHSS - Bahasa Indo.pptx
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
 
Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visusPemeriksaan visus
Pemeriksaan visus
 
Kdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mataKdm pemeriksaan fisik mata
Kdm pemeriksaan fisik mata
 
173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit
 
Skrining Tajam Penglihatan.pdf
Skrining Tajam Penglihatan.pdfSkrining Tajam Penglihatan.pdf
Skrining Tajam Penglihatan.pdf
 
Pemeriksaan Refraksi-1.pptx
Pemeriksaan Refraksi-1.pptxPemeriksaan Refraksi-1.pptx
Pemeriksaan Refraksi-1.pptx
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
 

Recently uploaded

PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
FiikFiik
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
adwinhadipurnadi
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
LisnaKhairaniNasutio
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
EmohAsJohn
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 

Recently uploaded (20)

PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptxSlide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
Slide 1. Analisis Obat-obat Analgetik.pptx
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdfpengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
pengukuran dan intervensi Serentak stunting.pdf
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
1.Kebutuhan Dasar Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah.pptx
 
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptxPPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
PPT PENGKAJIAN SISTEM MUSKULOSKELETAL 2.pptx
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 

Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf

  • 3. Ketajaman Penglihatan (Visus) • Visus (visual acuity / tajam penglihatan) merupakan paramater yang menunjukkan tingkat ketajaman penglihatan pasien. • Pemeriksaan visus dilakukan dengan cara membandingkan tajam penglihatan pasien dengan orang normal, dengan menggunakan Optotip Snellen. • Untuk penderita tidak mengerti huruf/angka menggunakan Optotip Snellen jenis E-chart
  • 4. Kartu Snellen • Untuk memeriksa ketajaman penglihatan digunakan kartu baku atau standar, misalnya Kartu Snellen • Setiap huruf membentuk sudut 5 menit pada jarak mata tertentu.
  • 5. E Chart Cincin Landolt
  • 6. Ketajaman Penglihatan (Visus)….. • Untuk menguji ketajaman penglihatan sentral jika mungkin gunakan kartu Snellen dengan pencahayaan yang baik. Tempatkan pasien pada jarak 20 feet (sekitar 6 meter) dari peta tersebut. • Hasilnya dinyatakan dengan angka pecahan seperti 20/20 untuk penglihatan normal → mata dapat melihat huruf pada jarak 20 kaki yang seharusnya dapat dilihat pada jarak tersebut.
  • 7. Faktor yang mempengaruhi ketajaman penglihatan • Penerangan umum • Kontras • Berbagai uji warna • Waktu paparan • Kelainan refraksi mata
  • 8. Pemeriksaan Visus • Pemeriksaan dilakukan pada mata tanpa atau dengan kacamata • Setiap mata diperiksa secara terpisah • Biasakan memeriksa mata kanan terlebih dahulu kemudian mata kiri • Pemeriksaan visus dilakukan jarak 6 meter karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan tanpa akomodasi.
  • 9. Hasil pemeriksaan ketajaman penglihatan dengan kartu Snellen • Ketajaman penglihatan 6/6: dapat melihat huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter • Bila hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30 : ketajaman penglihatan 6/30 • Bila hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 50: ketajaman penglihatan 6/50 • Bila ketajaman penglihatan 6/60: hanya dapat membaca pada huruf pada jarak 6 meter yang oleh orang normal dapat dilihat pada jarak 60 meter
  • 10. Bagaimana jika pasien tidak dapat membaca huruf terbesar dalam kartu Snellen?
  • 11. Uji Hitung Jari Bila huruf terbesar pada kartu Snellen tetap tidak dapat terbaca jelas maka dilakukan uji hitung jari: • Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 m • Bila hanya dapat melihat atau menghitung jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 m, maka ketajaman penglihatan 3/60 • Dengan pengujian ini ketajaman penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60: berarti dapat menghitung jari pada jarak 1 m
  • 12. Bagaimana jika pasien tidak dapat menghitung jari dalam jarak 1 meter?
  • 13. Uji Lambaian Tangan • Dapat menyatakan ketajaman penglihatan yang lebih buruk dari 1/60 • Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 300 m • Bila mata hanya dapat melihat lambaian tangan pada jarak 1 m berarti ketajaman penglihatannya 1/300
  • 14. Bagaimana jika pasien tidak dapat melihat lambaian / gerakan tangan dalam jarak 1 meter?
  • 15. Uji Proyeksi Sinar • Mata hanya dapat mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan: ketajaman penglihatan 1/~ (orang normal dapat mengenal sinar pada jarak tak terhingga) • Bila penglihatan sama sekali tidak dapat mengenal adanya sinar maka dikatakan ketajaman penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta tota
  • 16. Pemeriksaan Pinhole dan Koreksi Kacamata • Bila dengan pinhole penglihatan lebih baik, berarti ada kelainan refraksi yang masih dapat dikoreksi dengan kacamata. • Bila penglihatan berkurang dengan diletakkan pinhole di depan mata → berarti ada kelainan organik/kekeruhan media penglihatan yang menyebabkan penglihatan menurun.
  • 17. Lanjutan… • Berdasarkan kondisi bola matanya, status refraksi seseorang terbagi atas : a. Emetropia adalah suatu keadaan mata normal dimana sinar yang sejajar atau jauh difokuskan oleh sistem optik mata tepat pada daerah makula (pusat penglihatan) tanpa akomodasi. b. Ametropia adalah suatu keadaan abnormal mata karena kelainan refraksi (kelainan kacamata), bisa dalam bentuk miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), dan astigmatisme (silinder).
  • 18. Langkah Pemeriksaan Visus 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan. 2. Mintalah penderita duduk pada jarak 5 atau 6 m dari optotipe Snellen. 3. Periksa apakah terdapat kondisi mata merah (infeksi/inflamasi pada mata), apabila ditemukan tanda mata merah, maka minta pasien menutup satu matanya dengan telapak tangan tanpa menekan bola mata. Bila tidak didapatkan kondisi mata merah maka minta penderita untuk memakai trial frame. 4. Minta penderita untuk melihat ke depan dengan rileks tanpa melirik atau mengerutkan kelopak mata. Apabila pasien menggunakan trial frame maka untuk memeriksa visus mata kanan pasien, tutup mata kiri penderita dengan occluder yang dimasukkan dalam trial frame 5. Minta penderita untuk menyebut huruf, angka atau simbol yang ditunjuk 6. Tunjuk huruf, angka atau simbol pada optotip Snellen dari atas ke bawah. 7. Tentukan visus penderita sesuai dengan hasil pemeriksaan. Visus penderita ditunjukkan oleh angka disamping baris huruf terakhir yang dapat terbaca oleh penderita 8. Tulis hasil pemerikaan visus. 9. Lakukan hal yang sama pada mata kiri pasien. 10. Bila visus penderita tidak optimal hingga 20/20 atau 6/6 dilanjutkan ke pemeriksaan penilaian refraksi
  • 20. Penglihatan Warna • Merupakan kemampuan untuk membedakan gelombang sinar yang berbeda • Penglihatan warna diperankan oleh sel kerucut yang mempunyai 3 pigmen (merah, hijau, biru)
  • 21. Buta Warna • Buta warna: penglihatan warna-warna yang tidak sempurna • Penderita tidak atau kurang dapat membedakan warna • Penderita laki-laki: perempuan = 20:1 • Buta warna merupakan salah satu kelainan genetik yang diturunkan secara X linked resesif.
  • 22. Uji Ischihara • Uji untuk mengetahui defek penglihatan warna • Didasarkan pada menentukan angka atau pola yang ada pada kartu dengan berbagai ragam warna • Penderita buta warna atau dengan kelainan penglihatan warna dapat melihat sebagian atau sama sekali tidak dapat melihat gambaran yang diperlihatkan
  • 23. Langkah Pemeriksaan Uji Ischihara 1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan pada penderita. Pastikan pasien tidak menggunakan lensa kontak berwarna. 2. Cahaya ruangan harus dibuat cukup, tidak terlalu terang dan tidak terlalu redup 3. Pasien diminta untuk membaca tulisan pada buku ishihara dengan jarak ± 30-50 cm 4. Setiap plate dibaca dalam waktu 3 detik, hasil pembacaan dituliskan dalam tabel evaluasi 5. Setelah ke-12 plate terbaca, hasil pembacaan pada tabel evaluasi disimpulkan
  • 25. Hasil uji Ishihara Hasil uji dapat mendeteksi beberapa kondisi buta warna, seperti: • Protanopia, yaitu kesulitan membedakan warna hijau dengan biru atau merah • Deuteranopia, yaitu kesulitan membedakan warna ungu dengan merah atau hijau • Achromatopsia, yaitu buta warna total, di mana penderita hanya dapat melihat warna abu-abu
  • 27. Terima Kasih. Ada Pertanyaan?