SlideShare a Scribd company logo
Pembuatan Unsur/Senyawa di Alam
1. Pembuatan Halogen
Semua unsur halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan
karena unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif akibat dari keelektronegatifannya yang
besar, bahkan paling besar di antara semua golongan unsur yang ada. Garam dari air laut
adalah sumber utama unsur-unsur halogen.
Unsur halogen bereaksi autoredoks dengan air. Kecuali flourin (F2) bereaksi dengan
air membentuk asam halida dan gas oksigen. Semua unsur halogen bereaksi dengan logam
membentuk garam halida. Hidrokrabon tak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) akan
mengalami reaksi adisi bila direaksikan dengan unsur-unsur halogen. Unsur-unsur halogen
bila bereaksi dengan sesamanya akan membentuk senyawa interhalogen. Berikut adalah
reaksi-reaksinya:

Ada beberapa teknik untuk mendapatkan unsur-unsur halogen. Khusus untuk flourin
diperoleh dari elektrolisis KHF2. Cl2, Br2, dan I2 dapat diperoleh dari reaksi pendesakan,
reaksi oksidasi garam halidanya dengan KMnO4/MnO2, dan atau elektrolisis larutan/lelehan
garamnya. Untuk Cl2 dapat juga diperoleh dari Downs, Gibbs, Deacon, dan Dows.
#elektrolisis KHF2:

#reaksi pendesakan dengan berpatokan pada deret oksidator: F2>Cl2>Br2>I2:

#contoh reaksi garam halida dengan KMnO4:

#contoh elektrolisis lelehan dan larutan garamnya:
Asam dari unsur halogen ada dua macam, yaitu asam halida (HX) dan asam oksihalogen
(HXO). Untuk membuat asam halida dilakukan dengan tiga cara, yaitu:

Urutan
tingkat
keasaman
dari
asam
halida
adalah
HI>HBr>HCl>HI.
Tingkat keasaman asam halida dipengaruhi oleh jari-jari unsur halogennya.
Makin besar jari-jari atomnya, maka gaya tarik inti terhadap pasangan elektron ikatan makin
lemah, sehingga atom H mudah lepas dari molekul asam halidanya. Atom H mudah dilepas
itu menunjukan larutan senyawa halida makin asam karena dalam larutan makin banyak
mengandung
ion-ion
H+.
Adapun urutan tingkat keasaman asam oksihalogen adalah HClO>HBrO>HIO. Yang
mempengaruhi tingkat keasamannya adalah keelektronegatifannya. Yang sifatnya lebih
elektronegatif akan memiliki sifat lebih asam. Kalau asam oksihalogen dibentuk dari unsur
halogen yang sama, maka yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah jumlah atom O
yang diikat. Makin banyak jumlah atom O yang diikat, maka sifatnya akan semakin asam.
Jadi urutan tingkat keasamannya (misalnya senyawa oksihalogen dari atom Cl) adalah
HClO4>HClO3>HClO2>HClO.
2. Pembuatan Alkali(IA) dan Alkali Tanah (IIA)
Alkali dan alkali tanah bersumber dari air laut, batuan, dan peluruhan unsur
radioaktif. Litium diperoleh dari batuan spodumen (LiAl(SiO3)2, natrium dari air laut berupa
garam dapur (NaCl) dan dari sendawa chili (NaNO3), Kalium dari batuan karnalit
(KCl.MgCl2), sesium dari pollusit (CsAl(SiO3)2) dan fransium dari luruhan Ac-277 dengan
emisi sinar alfa. Berilium diperoleh dari beril (Be3Al2Si8O18), magensium dari magnesit
(MgCO3) dan dolomit/cangkang telur (MgCO3.CaCO3), kalsium dari batu kapur (CaCO3) dan
gips (CaSO42H2O), stronsium dari stronsianit (SrCO3), barium dari barit (BaSO4) dan witerit
(BaCO3), dan radium dari luruhan Th-230 dengan memancar sinar alfa.
Di alam, unsur-unsur alkali dan alkali tanah berada dalam bentuk senyawanya. Hal ini
di sebabkan karena alkali dan alkali tanah besifat sangat reaktif, mudah teroksidasi sehingga
keadaannya akan selalu bersenyawa dengan atom-atom unsur lain. Kereaktifan dan
kemudahan teroksidasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah disebabkan oleh energi ionisasi
dan potensial reduksi standarnya (E0) yang kecil. Baik alkali maupun alkali tanah bereaksi
dengan air dingin, kecuali Be tidak bereaksi dengan air dan Mg bereaksi dengan air panas.
Hasil reaksi antara air dengan alkali/alkali tanah adalah senyawa basa dan gas hidrogren.
Berikut adalah persamaan reaksinya:
Reaksi alkali dan alkali tanah dengan O2 akan membentuk tiga jenis senyawa, yaitu senyawa
oksida (biloks O=-2), peroksida (biloks O=-1), dan superoksida (biloks O=-1/2).

Reaksi dengan H2 membentuk senyawa hidrida. Reaksi dengan unsur halogen
membentuk garam halida. Reaksi dengan asam membentuk garam halida dan gas
hidrogen. Semua alkali tanah bereaksi dengan gas nitrogen membentuk garam nitrida. Dari
unsur
alkali,
hanya
Li
yang
dapat bereaksi
dengan N2 membentuk garam nitrida/LiN3.

Uji nyala alkali dan alkli tanah memberikan warna yang khas untuk setiap unsurnya. Dalam
uji nyalanya unsur-unsur alkali: Li berwarna merah, Na berwarna kuning, K berwarna
bungur, Rb berwarna kuning biru, Cs berwarna biru dan unsur-unsur alkali tanah: Ca
berwarna orange, Sr berwarna merah, dan Ba berwarna hijau.

Dalam uji kelarutan garamnya dalam air, semua garam IA larut dalam air kecuali LiF dan
Li2CO3. Adapun garam-garam IIA, kelarutannya dalam air mengikuti pola-pola berikut:

Untuk mendapatkan unsur-unsur alkali dan alkali tanah hanya bisa dilakukan
dengan elektrolisis lelehan garamnya saja. Elektrolisis lelehan garam NaCl dan LiCl
untuk mendapatkan Li dan Na disebut proses Downs dan elektrolisis lelehan garam MgCl2
untuk mendapatkan Mg disebut proses Dow.
3. Pembuatan Aluminium
Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni bisa dilakukan melalui 2 tahap yaitu:
1. Tahap pemurnian bauksit sampai diperoleh aluminium oksida murni (alumina)
Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit.
Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan
melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)
Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-pengotor
dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari
filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.
2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)
Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh
aluminium oksida murni (Al2O3)
2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)
2. Tahap peleburan alumina
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis
menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam
lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai
katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 oC. Sebagai anode digunakan
batang grafit.
Bauksit banyak terdapat di daerah Bintan dan kalimantan. Cara penambangan terbuka.
Bauksit kemudian dihaluskan , dicuci dan dikeringkan, sesudah itu bauksit mengalami
pemurnian menjadi oksida aluminum atau alumina.
4. Pembuatan Silikon
Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz) atau sering disebut juga dengan silika
ataupun silikon dioksida dengan kokas (C). Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku
listrik pada suhu 3000 °C. Reaksi yang terjadi adalah:
SiO2(l) + 2C(s) –––→ Si(l) + 2CO2

Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga diperoleh padatan silikon.
Namun silikon yang diperoleh dengan cara ini belum dalam keadaan murni. Agar diperoleh
silikon dalam bentuk murni diawali dengan mereaksikan padatan silikon yang diperoleh
melalui cara di atas direaksikan dengan gas klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut:
Si(s) + Cl2(g) –––→ SiCl4(g)
Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58 °C. Uap yang terbentuk kemudian dilewatkan
melalui sebuah tabung panas berisi gas H2 sehingga terbentuk Si, berikut reaksinya:
SiCl4(g) + 2H2(g) –––→ Si(s) + 4HCl(g)
Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang perlu dimurnikan lebih lanjut denan cara
pemurnian zona (zona refining).
5. Pembuatan Fosfor
Sumber utama industry fosfor adalah Ca3(PO4)2. Dalam prosesnya, Ca3(PO4)2
dicampur dengan karbon dan silika (SiO2) pada temperature 1400⁰C - 1500⁰C (dengan bunga
api listrik). SiO2 bereaksi dengan Ca3(PO4)2 pada temperature tersebut mengahasilkan
P4O10 (g). Reaksinya sebagai berikut :
2 Ca3(PO4)2 (l) + 6 SiO2 (l) → 6 CaSiO3 (l) + P4O10 (g)
Kemudian , P4O10 (g) direduksi dengan karbon , reaksinya sebagai berikut :
P4O10 (g) + C (s) → P4 (g) + 10 CO2 (g)
P4 (g) yang terjadi dikristalkan dan disimpan di dalam CS2 cair atau di dalam air. Hal itu
guna menghindari terjadinya oksidasi dengan oksigen dari udara yang cepat terjadi pada
temperatur 30⁰C berupa nyala fosfor. P4 hasil pengolahan merupakan salah satu bentuk
alotropi fosfor, yaitu fosfor putih.
6. Pembuatan Belerang
a. Proses Frasch

Cara frasch adalah mengambil belerang dari deposit belerang di bawah tanah, pompa
frasch dirancang oleh Herman Frasch dari Amerika Serikat tahun 1904.
Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang terdapat 2 pipa konsentrik yang
lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa
dan dimasukan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh. Kemudian dimasukan udara
bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang dan terpompa ke
atas melalui pipa ketiga. Kemurnian belerang yang keluar mencapai 99,5%. Pada dewasa ini
50% belerang yang digunakan dalam industri diperoleh dengan proses frasch.
b. Proses kontak
Pada pembuatan belerang dengan proses kontak bahan baku yang digunakan belerang, udara
dan air.
S(s)+O2(g) SO2(aq)
2SO2(g)+O2(g)↔2SO3(g)
SO3(g)+H2O(l)→H2SO4(aq)
Pertama-tama belerang padat dimasukan kedalam drum berputar lalu dibakar dengan
oksigen dari udara dan hasilnya gas SO2 dimurnikan dengan pengendap elektrostatika (
kawat-kawat betegangan tinggi ) partikel-partikel debu dan kotoran lain menjadi bermuatan
dan tertarik oleh kawat yang muatannya berlawanan, sehingga debu-debu itu jatuh kelantai
ruangan.
Campuran gas SO2 dan udara kemudian dialirkan kedalam ruangan yang dilengkapi
katalis serbuk V2O5. Disini berlangsung proses kontak yaitu kontak antara campuran gas-gas
dengan katalis. Gas SO2 bereaksi dengan oksigen dengan udara untuk membentuk gas SO3.
2SO2(g)+O2(g)↔2SO3(g) ∆H = -90 kJ
Agar reaksi ini bergeser kekanan gas SO3 yang terbentuk segera direaksikan dengan air
untuk menghasilkan H2SO4.
SO3(g)+H2O(l)→ H2SO4(aq)
Gas SO3 direaksikan dengan H2SO4 untuk membentuk asam pirosulfat, H2S2O7 kemudian
barulah asam pirosulfat direaksikan denga air untuk membentuk asam sulfat
SO3¬(g)+H2SO4(aq) →H2S2O7(aq)
H2S2O7(aq)+H2O→2H2SO4¬(aq)
7. Pembuatan Oksigen
Oksigen dapat dibuat dalam skala besar di industri dan dapat juga dalam skala kecil di
laboratorium. Dalam skala besar di industri, pembuatan oksigen diperoleh dari destilasi
bertingkat udara cair. Prosesnya, mula-mula udara disaring untuk menghilangkan debu lalu
dimasukkan ke dalam kompresor. Pada kompresi ini suhu udara akan naik, kemudian
didinginkan dalam pendingin. Udara dingin mengembang melalui celah, dan hasilnya adalah
udara yang suhunya lebih dingin, cukup untuk menyebabkannya mencair. Udara cair disaring
untuk memisahkan karbondioksida dan air yang telah membeku. Kemudian udara cair itu
memasuki bagian puncak kolom di mana nitrogen, komponen yang paling mudah menguap,
keluar sebagai gas. Pada pertengahan kolom, gas argon keluar dan selanjutnya oksigen cair.
Komponen lain yang paling sulit menguap akan terkumpul di dasar. Berturut-turut titik didih
normal nitrogen, argon, dan oksigen adalah -195,8, -185,7, dan -183,0°C.
8. Pembuatan Nitrogen
a. Filtrasi
Pada saat udara dihisap oleh kompresor, terlebih dahulu udara disaring dengan
menggunakan filter, agar kotoran atau gas-gas pengotor dari udara bebas dapat disaring dan
tidak terikut dalam proses-proses selanjutnya. Contoh gas pengotor : uap air dan
karbondioksida, debu juga bisa menjadi zat pengotor pada udara bebas. Zat pengotor ini
harus dihilangkan karena dapat menyebabkan penyumbatan pada perlatan, tingkat bahaya
yang dapat ditimbulkan, korosi, dan juga dalam batas-batas tertentu dilarang terkandung
dalam spesifikasi produk akhir.
b. Kompresi
Alat yang digunakan yaitu compressor, dimana fungsinya yaitu menaikkan tekanan
udara bebas yang diserap sampai 145 – 175 Psig atau sekitar 6 bar.
c. Cooling Water
Air umumnya digunakan sebagai pendingin pada industri sebab air tersedia jumlahya
dan mudah ditangani. Air juga mampu menyerap sejumlah besar enegi per satuan volume dan
tidak mengalami ekspansi maupun pengerutan dalam rentang temperatur yang biasanya
dialaminya. Sistem penguapan terbuka merupakan tipe sistem pendingin yang umumnya
digunakan dalam plant pemisahan udara.
Sebagian industri menggunakan system direct cooler pada proses pendinginannya,
dimana terjadi kontak langsung antara udara dengan air pada sepanjang tray direct cooler.
Direct cooler mempunyai kelebihan dari pada proses pendinginan yang menggunakan tube
atau shell cooler, dimana temperatur yang bisa dicapai yaitu 2ºC, sedang pada tube atau shell
cooler hanya sekitar 8ºC, efek pengguyuran (scrubbing) dari air juga dapat membantu
menurunkan kandungan partikel dan menyerap pengotor yang terbawa udara. Namun jika
direct cooler tidak terjaga, seperti ∆P tinggi (pada aliran dan udara masuk) dan tinggi cairan
(pada aliran air). Oleh karena tingginya perbedaan temperatur yang melalui tray bawah unit,
maka pada tray ini sangat mungkin terjadi pembentukan kerak. Untuk alasan itu, water
treatment harus bekerja efektif dan tray harus dibersihkan dan diperiksa jika memungkinkan.
d. Purrification (Pemurnian)
Pada proses ini terdapat proses penyerapan (adsorpsi) terhadap material/zat-zat
pengotor dari feed air , diantaranya : uap air, karbon monoksida, karbon dioksida, dan
beberapa kandungan hidrokarbon. Pada beberapa industri, menggunakan 2 layer pada vessel
pemurnian ini, layer bawah menggunakan alumina untuk menyerap/ mengadsorpsi
kandungan uap air dalam udara dan bagian top/atas menggunakan molecular sieve yang
bertindak sebagai adsorben untuk menghilangkan karbondioksida.
e. Heat Exchanger (Pemindah Panas)
Melewati exchanger, udara didinginkan hingga mendekati titik pencairan. Karena
udara menjadi dingin, mula-mula uap air akan menjadi deposit, dimulai jadi cairan kemudian
berubah menjadi salju halus dengan arah yang berlawanan. Fungsi heat exchanger untuk
memudahkan pergerakan panas yang akan dipindahkan aliran panasnya, dari zat yang
memiliki panas lebih tinggi menuju daerah yang dingin hingga temperature keduanya sama
f. Ekspansi
Udara yang dingin tersebut diekspansikan atau diturunkan tekanannya sampai tekanan
menjadi 70 – 80 psig hingga udara tersebut cair.
g. Distilasi
Pada proses ini final terjadi proses pemisahan antara gas-gas yang terkandung pada
udara bebas sebagai umpan melalui perbedaan titik didih (relative volatilitas). Dimana
nitrogen memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas-gas lain yang
terkandung dalam udara yaitu -195. Bila dipisahkan masing-masing gas pada proses
vaporisasi (destilasi), maka nitrogen akan cepat menguap dan menghasilkan produk gas yang
siap digunakan. Gas nitrogen yang dihasilkan dari proses vaporisasi bisa dirubah bentuk
menjadi liquid dengan cara dilewatkan pada kolom-kolom
9. Pembuatan Kromium
Kromium adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak bumi dengan konsentrasi ratarata 100 ppm. Senyawa Kromium terdapat di dalam lingkungan, karena erosi dari batuan
yang mengandung kromium dan dapat didistribusikan oleh letusan gunung berapi. Rentang
konsentrasi dalam tanah adalah antara 1 dan 3000 mg / kg, dalam air laut 5-800 μg / liter, dan
di sungai dan danau 26 μg / liter dengan 5,2 mg / liter. Hubungan antara Cr (III) dan Cr (VI)
sangat tergantung pada pH dan oksidatif sifat lokasi, tetapi dalam banyak kasus, Cr (III)
adalah spesies dominan, meskipun di beberapa daerah di tanah air dapat mengandung sampai
39 μg dari total kromium dari 30 μg yang hadir sebagai Cr (VI).
Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru,
Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini
biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum.

More Related Content

What's hot

Unsur-unsur periode ketiga ppt
Unsur-unsur periode ketiga pptUnsur-unsur periode ketiga ppt
Unsur-unsur periode ketiga ppt
nandaaditya505960
 
Ppt halogen
Ppt halogenPpt halogen
Ppt halogen
Nandya Guvita
 
GOLONGAN III & IV A
GOLONGAN III & IV A GOLONGAN III & IV A
GOLONGAN III & IV A
Erli fharida
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
Joni Rahman
 
Eter gugus fungsi
Eter gugus fungsiEter gugus fungsi
Eter gugus fungsi
raizin
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
putrisagut
 
Alkali tanah
Alkali tanahAlkali tanah
Alkali tanah
Riana Indah
 
Hidrokarbon-Kimia Kelas 11/XI SMA
Hidrokarbon-Kimia Kelas 11/XI SMAHidrokarbon-Kimia Kelas 11/XI SMA
Hidrokarbon-Kimia Kelas 11/XI SMA
Bagas Pramana
 
KIMIA-Alkali kelas XII by SMAN 1 MANDIRANCAN
KIMIA-Alkali kelas XII by SMAN 1 MANDIRANCANKIMIA-Alkali kelas XII by SMAN 1 MANDIRANCAN
KIMIA-Alkali kelas XII by SMAN 1 MANDIRANCAN
Desy Ratna Yunita
 
Alkali tanah-power-point
Alkali tanah-power-pointAlkali tanah-power-point
Alkali tanah-power-point
fidrotul
 
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan NitrogenKimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Ima Rahmah
 
Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempat
Hayatun Nufus
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
UIN Alauddin Makassar
 
Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)
Eno Lidya
 
Laporan Praktikum Elektrolisis
Laporan Praktikum ElektrolisisLaporan Praktikum Elektrolisis
Laporan Praktikum Elektrolisis
Komarudin Muhamad Zaelani
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
Su To
 
Kimia Unsur - Gas Mulia
Kimia Unsur - Gas MuliaKimia Unsur - Gas Mulia
Kimia Unsur - Gas Mulia
FiKi_16
 
Jenis jenis baterai
Jenis jenis bateraiJenis jenis baterai
Jenis jenis baterai
Atika Fauziyyah
 

What's hot (20)

Alkanon (Keton)
Alkanon (Keton)Alkanon (Keton)
Alkanon (Keton)
 
Unsur-unsur periode ketiga ppt
Unsur-unsur periode ketiga pptUnsur-unsur periode ketiga ppt
Unsur-unsur periode ketiga ppt
 
Ppt halogen
Ppt halogenPpt halogen
Ppt halogen
 
GOLONGAN III & IV A
GOLONGAN III & IV A GOLONGAN III & IV A
GOLONGAN III & IV A
 
Laporan korosi besi
Laporan korosi besiLaporan korosi besi
Laporan korosi besi
 
Eter gugus fungsi
Eter gugus fungsiEter gugus fungsi
Eter gugus fungsi
 
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfurProses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
Proses pembuatan oksigen, nitrogen, dan sulfur
 
Alkali tanah
Alkali tanahAlkali tanah
Alkali tanah
 
Hidrokarbon-Kimia Kelas 11/XI SMA
Hidrokarbon-Kimia Kelas 11/XI SMAHidrokarbon-Kimia Kelas 11/XI SMA
Hidrokarbon-Kimia Kelas 11/XI SMA
 
KIMIA-Alkali kelas XII by SMAN 1 MANDIRANCAN
KIMIA-Alkali kelas XII by SMAN 1 MANDIRANCANKIMIA-Alkali kelas XII by SMAN 1 MANDIRANCAN
KIMIA-Alkali kelas XII by SMAN 1 MANDIRANCAN
 
Alkali tanah-power-point
Alkali tanah-power-pointAlkali tanah-power-point
Alkali tanah-power-point
 
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan NitrogenKimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
Kimia Unsur Oksigen dan Nitrogen
 
Unsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempatUnsur transisi periode keempat
Unsur transisi periode keempat
 
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditasPenentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
Penentuan kadar ca dan mg serta turbiditas
 
Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)Golongan Karbon (IV A)
Golongan Karbon (IV A)
 
Laporan Praktikum Elektrolisis
Laporan Praktikum ElektrolisisLaporan Praktikum Elektrolisis
Laporan Praktikum Elektrolisis
 
Halogen
HalogenHalogen
Halogen
 
Kimia Unsur - Gas Mulia
Kimia Unsur - Gas MuliaKimia Unsur - Gas Mulia
Kimia Unsur - Gas Mulia
 
Jenis jenis baterai
Jenis jenis bateraiJenis jenis baterai
Jenis jenis baterai
 
Presentasi Materi Kimia Sel Volta
Presentasi Materi Kimia Sel VoltaPresentasi Materi Kimia Sel Volta
Presentasi Materi Kimia Sel Volta
 

Similar to Pembuatan Unsur Kimia di Alam

TUGAS KIMIA WAJIB.pptx
TUGAS KIMIA WAJIB.pptxTUGAS KIMIA WAJIB.pptx
TUGAS KIMIA WAJIB.pptx
Walyan16ren
 
Unsur periode 3
Unsur periode 3Unsur periode 3
Unsur periode 3
KeyzaYudianto
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
Balqies Camilla
 
SlideShare Unsur Kimia Halogen
SlideShare Unsur Kimia HalogenSlideShare Unsur Kimia Halogen
SlideShare Unsur Kimia Halogen
Dika Fiqri Jatmiko
 
Kimia (periode 3)
Kimia (periode 3)Kimia (periode 3)
Kimia (periode 3)
farisna juliani
 
Ppt kimia siap oke
Ppt kimia siap okePpt kimia siap oke
Ppt kimia siap oke
Linda Beauty Kurnisari
 
Materi SMA Presentasi Secara Berkelompok.pptx
Materi SMA Presentasi Secara Berkelompok.pptxMateri SMA Presentasi Secara Berkelompok.pptx
Materi SMA Presentasi Secara Berkelompok.pptx
RINAAMALIA10
 
Golongan
GolonganGolongan
Golongan
Syamsii Firdaus
 
Oksigen dkk
Oksigen dkkOksigen dkk
Oksigen dkk
UNIMUS
 
kelimpahan_unsur_di_alam.pptx
kelimpahan_unsur_di_alam.pptxkelimpahan_unsur_di_alam.pptx
kelimpahan_unsur_di_alam.pptx
AyuLestari576038
 
halogen-181003131907.pdf
halogen-181003131907.pdfhalogen-181003131907.pdf
halogen-181003131907.pdf
FymixZem
 
PPT KIMIA HALOGEN SMAN 2 JKT
PPT KIMIA HALOGEN SMAN 2 JKTPPT KIMIA HALOGEN SMAN 2 JKT
PPT KIMIA HALOGEN SMAN 2 JKT
Louis W
 
Kimia unsur
Kimia unsur  Kimia unsur
Kimia unsur
suryanimega
 
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurPembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Ismi Roichatul Jannah
 
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
14081994
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Tys Chusmah
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
14081994
 

Similar to Pembuatan Unsur Kimia di Alam (20)

TUGAS KIMIA WAJIB.pptx
TUGAS KIMIA WAJIB.pptxTUGAS KIMIA WAJIB.pptx
TUGAS KIMIA WAJIB.pptx
 
Halogen dan gas mulia
Halogen dan gas muliaHalogen dan gas mulia
Halogen dan gas mulia
 
Unsur periode 3
Unsur periode 3Unsur periode 3
Unsur periode 3
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
SlideShare Unsur Kimia Halogen
SlideShare Unsur Kimia HalogenSlideShare Unsur Kimia Halogen
SlideShare Unsur Kimia Halogen
 
Kimia (periode 3)
Kimia (periode 3)Kimia (periode 3)
Kimia (periode 3)
 
Ppt kimia siap oke
Ppt kimia siap okePpt kimia siap oke
Ppt kimia siap oke
 
Kelompok 6
Kelompok 6Kelompok 6
Kelompok 6
 
Unsur Kimia Halogen
Unsur Kimia HalogenUnsur Kimia Halogen
Unsur Kimia Halogen
 
Materi SMA Presentasi Secara Berkelompok.pptx
Materi SMA Presentasi Secara Berkelompok.pptxMateri SMA Presentasi Secara Berkelompok.pptx
Materi SMA Presentasi Secara Berkelompok.pptx
 
Golongan
GolonganGolongan
Golongan
 
Oksigen dkk
Oksigen dkkOksigen dkk
Oksigen dkk
 
kelimpahan_unsur_di_alam.pptx
kelimpahan_unsur_di_alam.pptxkelimpahan_unsur_di_alam.pptx
kelimpahan_unsur_di_alam.pptx
 
halogen-181003131907.pdf
halogen-181003131907.pdfhalogen-181003131907.pdf
halogen-181003131907.pdf
 
PPT KIMIA HALOGEN SMAN 2 JKT
PPT KIMIA HALOGEN SMAN 2 JKTPPT KIMIA HALOGEN SMAN 2 JKT
PPT KIMIA HALOGEN SMAN 2 JKT
 
Kimia unsur
Kimia unsur  Kimia unsur
Kimia unsur
 
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, SulfurPembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
Pembuatan dan Kegunaan Nitrogen, Oksigen, Silikon, Fosfor, Sulfur
 
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
KIMIA UNSUR by: XII IPA 4
 
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
Pembuaanmanfaatbeberapaunsurlogamdansenyawanya 120409062650-phpapp02
 
Kelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alamKelimpahan unsur di alam
Kelimpahan unsur di alam
 

More from Dwi Nirwana_Chemistry

Cara menggunakan aplikasi chemix school v3.5
Cara menggunakan aplikasi chemix school v3.5Cara menggunakan aplikasi chemix school v3.5
Cara menggunakan aplikasi chemix school v3.5
Dwi Nirwana_Chemistry
 
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganKegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Dwi Nirwana_Chemistry
 
Aplikasi kalzium
Aplikasi kalziumAplikasi kalzium
Aplikasi kalzium
Dwi Nirwana_Chemistry
 
Cara menggunakan aplikasi chemtool
Cara menggunakan aplikasi chemtoolCara menggunakan aplikasi chemtool
Cara menggunakan aplikasi chemtool
Dwi Nirwana_Chemistry
 
Cara menggunakan aplikasi avogadro
Cara menggunakan aplikasi avogadroCara menggunakan aplikasi avogadro
Cara menggunakan aplikasi avogadro
Dwi Nirwana_Chemistry
 
Latihan Soal Kimia Unsur
Latihan Soal Kimia UnsurLatihan Soal Kimia Unsur
Latihan Soal Kimia Unsur
Dwi Nirwana_Chemistry
 
Silabus Kimia kelas XII "Kimia Unsur"
Silabus Kimia kelas XII "Kimia Unsur"Silabus Kimia kelas XII "Kimia Unsur"
Silabus Kimia kelas XII "Kimia Unsur"
Dwi Nirwana_Chemistry
 

More from Dwi Nirwana_Chemistry (10)

Cara menggunakan aplikasi chemix school v3.5
Cara menggunakan aplikasi chemix school v3.5Cara menggunakan aplikasi chemix school v3.5
Cara menggunakan aplikasi chemix school v3.5
 
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan LingkunganKegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
Kegunaan dan Dampak Unsur/Senyawa bagi Manusia dan Lingkungan
 
Aplikasi kalzium
Aplikasi kalziumAplikasi kalzium
Aplikasi kalzium
 
Cara menggunakan aplikasi gamgi
Cara menggunakan aplikasi gamgiCara menggunakan aplikasi gamgi
Cara menggunakan aplikasi gamgi
 
Cara menggunakan aplikasi chemtool
Cara menggunakan aplikasi chemtoolCara menggunakan aplikasi chemtool
Cara menggunakan aplikasi chemtool
 
Cara menggunakan aplikasi avogadro
Cara menggunakan aplikasi avogadroCara menggunakan aplikasi avogadro
Cara menggunakan aplikasi avogadro
 
Artikel Windows Vs Linux
Artikel Windows Vs LinuxArtikel Windows Vs Linux
Artikel Windows Vs Linux
 
Latihan Soal Kimia Unsur
Latihan Soal Kimia UnsurLatihan Soal Kimia Unsur
Latihan Soal Kimia Unsur
 
Rpp Kimia Unsur
Rpp Kimia UnsurRpp Kimia Unsur
Rpp Kimia Unsur
 
Silabus Kimia kelas XII "Kimia Unsur"
Silabus Kimia kelas XII "Kimia Unsur"Silabus Kimia kelas XII "Kimia Unsur"
Silabus Kimia kelas XII "Kimia Unsur"
 

Recently uploaded

POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
KotogadangKependuduk
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
NavaldiMalau
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
nimah111
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
andikuswandi67
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 

Recently uploaded (20)

POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptxPOKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
POKJA 1 Kelompok Kerja 1 TPP PKK 11.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptxFORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
FORMAT PPT RANGKAIAN PROGRAM KERJA KM 7.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
705368319-Ppt-Aksi-Nyata-Membuat-Rancangan-Pembelajaran-Dengan-Metode-Fonik.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdfObservasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
Observasi Praktik Kinerja Kepala Sekolah.pdf
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 

Pembuatan Unsur Kimia di Alam

  • 1. Pembuatan Unsur/Senyawa di Alam 1. Pembuatan Halogen Semua unsur halogen ditemukan di alam dalam bentuk senyawanya. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur halogen bersifat sangat reaktif akibat dari keelektronegatifannya yang besar, bahkan paling besar di antara semua golongan unsur yang ada. Garam dari air laut adalah sumber utama unsur-unsur halogen. Unsur halogen bereaksi autoredoks dengan air. Kecuali flourin (F2) bereaksi dengan air membentuk asam halida dan gas oksigen. Semua unsur halogen bereaksi dengan logam membentuk garam halida. Hidrokrabon tak jenuh (mempunyai ikatan rangkap) akan mengalami reaksi adisi bila direaksikan dengan unsur-unsur halogen. Unsur-unsur halogen bila bereaksi dengan sesamanya akan membentuk senyawa interhalogen. Berikut adalah reaksi-reaksinya: Ada beberapa teknik untuk mendapatkan unsur-unsur halogen. Khusus untuk flourin diperoleh dari elektrolisis KHF2. Cl2, Br2, dan I2 dapat diperoleh dari reaksi pendesakan, reaksi oksidasi garam halidanya dengan KMnO4/MnO2, dan atau elektrolisis larutan/lelehan garamnya. Untuk Cl2 dapat juga diperoleh dari Downs, Gibbs, Deacon, dan Dows. #elektrolisis KHF2: #reaksi pendesakan dengan berpatokan pada deret oksidator: F2>Cl2>Br2>I2: #contoh reaksi garam halida dengan KMnO4: #contoh elektrolisis lelehan dan larutan garamnya:
  • 2. Asam dari unsur halogen ada dua macam, yaitu asam halida (HX) dan asam oksihalogen (HXO). Untuk membuat asam halida dilakukan dengan tiga cara, yaitu: Urutan tingkat keasaman dari asam halida adalah HI>HBr>HCl>HI. Tingkat keasaman asam halida dipengaruhi oleh jari-jari unsur halogennya. Makin besar jari-jari atomnya, maka gaya tarik inti terhadap pasangan elektron ikatan makin lemah, sehingga atom H mudah lepas dari molekul asam halidanya. Atom H mudah dilepas itu menunjukan larutan senyawa halida makin asam karena dalam larutan makin banyak mengandung ion-ion H+. Adapun urutan tingkat keasaman asam oksihalogen adalah HClO>HBrO>HIO. Yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah keelektronegatifannya. Yang sifatnya lebih elektronegatif akan memiliki sifat lebih asam. Kalau asam oksihalogen dibentuk dari unsur halogen yang sama, maka yang mempengaruhi tingkat keasamannya adalah jumlah atom O yang diikat. Makin banyak jumlah atom O yang diikat, maka sifatnya akan semakin asam. Jadi urutan tingkat keasamannya (misalnya senyawa oksihalogen dari atom Cl) adalah HClO4>HClO3>HClO2>HClO. 2. Pembuatan Alkali(IA) dan Alkali Tanah (IIA) Alkali dan alkali tanah bersumber dari air laut, batuan, dan peluruhan unsur radioaktif. Litium diperoleh dari batuan spodumen (LiAl(SiO3)2, natrium dari air laut berupa garam dapur (NaCl) dan dari sendawa chili (NaNO3), Kalium dari batuan karnalit (KCl.MgCl2), sesium dari pollusit (CsAl(SiO3)2) dan fransium dari luruhan Ac-277 dengan emisi sinar alfa. Berilium diperoleh dari beril (Be3Al2Si8O18), magensium dari magnesit (MgCO3) dan dolomit/cangkang telur (MgCO3.CaCO3), kalsium dari batu kapur (CaCO3) dan gips (CaSO42H2O), stronsium dari stronsianit (SrCO3), barium dari barit (BaSO4) dan witerit (BaCO3), dan radium dari luruhan Th-230 dengan memancar sinar alfa. Di alam, unsur-unsur alkali dan alkali tanah berada dalam bentuk senyawanya. Hal ini di sebabkan karena alkali dan alkali tanah besifat sangat reaktif, mudah teroksidasi sehingga keadaannya akan selalu bersenyawa dengan atom-atom unsur lain. Kereaktifan dan kemudahan teroksidasi unsur-unsur alkali dan alkali tanah disebabkan oleh energi ionisasi dan potensial reduksi standarnya (E0) yang kecil. Baik alkali maupun alkali tanah bereaksi dengan air dingin, kecuali Be tidak bereaksi dengan air dan Mg bereaksi dengan air panas. Hasil reaksi antara air dengan alkali/alkali tanah adalah senyawa basa dan gas hidrogren. Berikut adalah persamaan reaksinya:
  • 3. Reaksi alkali dan alkali tanah dengan O2 akan membentuk tiga jenis senyawa, yaitu senyawa oksida (biloks O=-2), peroksida (biloks O=-1), dan superoksida (biloks O=-1/2). Reaksi dengan H2 membentuk senyawa hidrida. Reaksi dengan unsur halogen membentuk garam halida. Reaksi dengan asam membentuk garam halida dan gas hidrogen. Semua alkali tanah bereaksi dengan gas nitrogen membentuk garam nitrida. Dari unsur alkali, hanya Li yang dapat bereaksi dengan N2 membentuk garam nitrida/LiN3. Uji nyala alkali dan alkli tanah memberikan warna yang khas untuk setiap unsurnya. Dalam uji nyalanya unsur-unsur alkali: Li berwarna merah, Na berwarna kuning, K berwarna bungur, Rb berwarna kuning biru, Cs berwarna biru dan unsur-unsur alkali tanah: Ca berwarna orange, Sr berwarna merah, dan Ba berwarna hijau. Dalam uji kelarutan garamnya dalam air, semua garam IA larut dalam air kecuali LiF dan Li2CO3. Adapun garam-garam IIA, kelarutannya dalam air mengikuti pola-pola berikut: Untuk mendapatkan unsur-unsur alkali dan alkali tanah hanya bisa dilakukan dengan elektrolisis lelehan garamnya saja. Elektrolisis lelehan garam NaCl dan LiCl untuk mendapatkan Li dan Na disebut proses Downs dan elektrolisis lelehan garam MgCl2 untuk mendapatkan Mg disebut proses Dow.
  • 4. 3. Pembuatan Aluminium Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni bisa dilakukan melalui 2 tahap yaitu: 1. Tahap pemurnian bauksit sampai diperoleh aluminium oksida murni (alumina) Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH), Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq) Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut. Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran. 2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l) Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3) 2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g) 2. Tahap peleburan alumina Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 oC. Sebagai anode digunakan batang grafit.
  • 5. Bauksit banyak terdapat di daerah Bintan dan kalimantan. Cara penambangan terbuka. Bauksit kemudian dihaluskan , dicuci dan dikeringkan, sesudah itu bauksit mengalami pemurnian menjadi oksida aluminum atau alumina. 4. Pembuatan Silikon Silikon dibuat dengan mereduksi kuarsa (quartz) atau sering disebut juga dengan silika ataupun silikon dioksida dengan kokas (C). Proses reduksi ini dilangsungkan di dalam tungku listrik pada suhu 3000 °C. Reaksi yang terjadi adalah: SiO2(l) + 2C(s) –––→ Si(l) + 2CO2 Silikon yang diperoleh kemudian didinginkan sehingga diperoleh padatan silikon. Namun silikon yang diperoleh dengan cara ini belum dalam keadaan murni. Agar diperoleh silikon dalam bentuk murni diawali dengan mereaksikan padatan silikon yang diperoleh melalui cara di atas direaksikan dengan gas klorin (Cl2), sesuai reaksi berikut: Si(s) + Cl2(g) –––→ SiCl4(g) Gas SiCl4 ini mememiliki titik didih 58 °C. Uap yang terbentuk kemudian dilewatkan melalui sebuah tabung panas berisi gas H2 sehingga terbentuk Si, berikut reaksinya: SiCl4(g) + 2H2(g) –––→ Si(s) + 4HCl(g) Padatan Si yang terbentuk berupa batangan yang perlu dimurnikan lebih lanjut denan cara pemurnian zona (zona refining).
  • 6. 5. Pembuatan Fosfor Sumber utama industry fosfor adalah Ca3(PO4)2. Dalam prosesnya, Ca3(PO4)2 dicampur dengan karbon dan silika (SiO2) pada temperature 1400⁰C - 1500⁰C (dengan bunga api listrik). SiO2 bereaksi dengan Ca3(PO4)2 pada temperature tersebut mengahasilkan P4O10 (g). Reaksinya sebagai berikut : 2 Ca3(PO4)2 (l) + 6 SiO2 (l) → 6 CaSiO3 (l) + P4O10 (g) Kemudian , P4O10 (g) direduksi dengan karbon , reaksinya sebagai berikut : P4O10 (g) + C (s) → P4 (g) + 10 CO2 (g) P4 (g) yang terjadi dikristalkan dan disimpan di dalam CS2 cair atau di dalam air. Hal itu guna menghindari terjadinya oksidasi dengan oksigen dari udara yang cepat terjadi pada temperatur 30⁰C berupa nyala fosfor. P4 hasil pengolahan merupakan salah satu bentuk alotropi fosfor, yaitu fosfor putih. 6. Pembuatan Belerang a. Proses Frasch Cara frasch adalah mengambil belerang dari deposit belerang di bawah tanah, pompa frasch dirancang oleh Herman Frasch dari Amerika Serikat tahun 1904. Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang terdapat 2 pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan dimasukan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh. Kemudian dimasukan udara bertekanan tinggi melalui pipa terkecil, sehingga terbentuk busa belerang dan terpompa ke atas melalui pipa ketiga. Kemurnian belerang yang keluar mencapai 99,5%. Pada dewasa ini 50% belerang yang digunakan dalam industri diperoleh dengan proses frasch.
  • 7. b. Proses kontak Pada pembuatan belerang dengan proses kontak bahan baku yang digunakan belerang, udara dan air. S(s)+O2(g) SO2(aq) 2SO2(g)+O2(g)↔2SO3(g) SO3(g)+H2O(l)→H2SO4(aq) Pertama-tama belerang padat dimasukan kedalam drum berputar lalu dibakar dengan oksigen dari udara dan hasilnya gas SO2 dimurnikan dengan pengendap elektrostatika ( kawat-kawat betegangan tinggi ) partikel-partikel debu dan kotoran lain menjadi bermuatan dan tertarik oleh kawat yang muatannya berlawanan, sehingga debu-debu itu jatuh kelantai ruangan. Campuran gas SO2 dan udara kemudian dialirkan kedalam ruangan yang dilengkapi katalis serbuk V2O5. Disini berlangsung proses kontak yaitu kontak antara campuran gas-gas dengan katalis. Gas SO2 bereaksi dengan oksigen dengan udara untuk membentuk gas SO3. 2SO2(g)+O2(g)↔2SO3(g) ∆H = -90 kJ Agar reaksi ini bergeser kekanan gas SO3 yang terbentuk segera direaksikan dengan air untuk menghasilkan H2SO4. SO3(g)+H2O(l)→ H2SO4(aq) Gas SO3 direaksikan dengan H2SO4 untuk membentuk asam pirosulfat, H2S2O7 kemudian barulah asam pirosulfat direaksikan denga air untuk membentuk asam sulfat SO3¬(g)+H2SO4(aq) →H2S2O7(aq) H2S2O7(aq)+H2O→2H2SO4¬(aq) 7. Pembuatan Oksigen Oksigen dapat dibuat dalam skala besar di industri dan dapat juga dalam skala kecil di laboratorium. Dalam skala besar di industri, pembuatan oksigen diperoleh dari destilasi bertingkat udara cair. Prosesnya, mula-mula udara disaring untuk menghilangkan debu lalu dimasukkan ke dalam kompresor. Pada kompresi ini suhu udara akan naik, kemudian didinginkan dalam pendingin. Udara dingin mengembang melalui celah, dan hasilnya adalah udara yang suhunya lebih dingin, cukup untuk menyebabkannya mencair. Udara cair disaring untuk memisahkan karbondioksida dan air yang telah membeku. Kemudian udara cair itu memasuki bagian puncak kolom di mana nitrogen, komponen yang paling mudah menguap, keluar sebagai gas. Pada pertengahan kolom, gas argon keluar dan selanjutnya oksigen cair. Komponen lain yang paling sulit menguap akan terkumpul di dasar. Berturut-turut titik didih normal nitrogen, argon, dan oksigen adalah -195,8, -185,7, dan -183,0°C.
  • 8. 8. Pembuatan Nitrogen a. Filtrasi Pada saat udara dihisap oleh kompresor, terlebih dahulu udara disaring dengan menggunakan filter, agar kotoran atau gas-gas pengotor dari udara bebas dapat disaring dan tidak terikut dalam proses-proses selanjutnya. Contoh gas pengotor : uap air dan karbondioksida, debu juga bisa menjadi zat pengotor pada udara bebas. Zat pengotor ini harus dihilangkan karena dapat menyebabkan penyumbatan pada perlatan, tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan, korosi, dan juga dalam batas-batas tertentu dilarang terkandung dalam spesifikasi produk akhir. b. Kompresi Alat yang digunakan yaitu compressor, dimana fungsinya yaitu menaikkan tekanan udara bebas yang diserap sampai 145 – 175 Psig atau sekitar 6 bar. c. Cooling Water Air umumnya digunakan sebagai pendingin pada industri sebab air tersedia jumlahya dan mudah ditangani. Air juga mampu menyerap sejumlah besar enegi per satuan volume dan tidak mengalami ekspansi maupun pengerutan dalam rentang temperatur yang biasanya dialaminya. Sistem penguapan terbuka merupakan tipe sistem pendingin yang umumnya digunakan dalam plant pemisahan udara. Sebagian industri menggunakan system direct cooler pada proses pendinginannya, dimana terjadi kontak langsung antara udara dengan air pada sepanjang tray direct cooler. Direct cooler mempunyai kelebihan dari pada proses pendinginan yang menggunakan tube atau shell cooler, dimana temperatur yang bisa dicapai yaitu 2ºC, sedang pada tube atau shell cooler hanya sekitar 8ºC, efek pengguyuran (scrubbing) dari air juga dapat membantu menurunkan kandungan partikel dan menyerap pengotor yang terbawa udara. Namun jika direct cooler tidak terjaga, seperti ∆P tinggi (pada aliran dan udara masuk) dan tinggi cairan (pada aliran air). Oleh karena tingginya perbedaan temperatur yang melalui tray bawah unit, maka pada tray ini sangat mungkin terjadi pembentukan kerak. Untuk alasan itu, water treatment harus bekerja efektif dan tray harus dibersihkan dan diperiksa jika memungkinkan. d. Purrification (Pemurnian) Pada proses ini terdapat proses penyerapan (adsorpsi) terhadap material/zat-zat pengotor dari feed air , diantaranya : uap air, karbon monoksida, karbon dioksida, dan beberapa kandungan hidrokarbon. Pada beberapa industri, menggunakan 2 layer pada vessel pemurnian ini, layer bawah menggunakan alumina untuk menyerap/ mengadsorpsi kandungan uap air dalam udara dan bagian top/atas menggunakan molecular sieve yang bertindak sebagai adsorben untuk menghilangkan karbondioksida. e. Heat Exchanger (Pemindah Panas) Melewati exchanger, udara didinginkan hingga mendekati titik pencairan. Karena udara menjadi dingin, mula-mula uap air akan menjadi deposit, dimulai jadi cairan kemudian berubah menjadi salju halus dengan arah yang berlawanan. Fungsi heat exchanger untuk memudahkan pergerakan panas yang akan dipindahkan aliran panasnya, dari zat yang memiliki panas lebih tinggi menuju daerah yang dingin hingga temperature keduanya sama
  • 9. f. Ekspansi Udara yang dingin tersebut diekspansikan atau diturunkan tekanannya sampai tekanan menjadi 70 – 80 psig hingga udara tersebut cair. g. Distilasi Pada proses ini final terjadi proses pemisahan antara gas-gas yang terkandung pada udara bebas sebagai umpan melalui perbedaan titik didih (relative volatilitas). Dimana nitrogen memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan gas-gas lain yang terkandung dalam udara yaitu -195. Bila dipisahkan masing-masing gas pada proses vaporisasi (destilasi), maka nitrogen akan cepat menguap dan menghasilkan produk gas yang siap digunakan. Gas nitrogen yang dihasilkan dari proses vaporisasi bisa dirubah bentuk menjadi liquid dengan cara dilewatkan pada kolom-kolom 9. Pembuatan Kromium Kromium adalah 21 paling banyak unsur dalam kerak bumi dengan konsentrasi ratarata 100 ppm. Senyawa Kromium terdapat di dalam lingkungan, karena erosi dari batuan yang mengandung kromium dan dapat didistribusikan oleh letusan gunung berapi. Rentang konsentrasi dalam tanah adalah antara 1 dan 3000 mg / kg, dalam air laut 5-800 μg / liter, dan di sungai dan danau 26 μg / liter dengan 5,2 mg / liter. Hubungan antara Cr (III) dan Cr (VI) sangat tergantung pada pH dan oksidatif sifat lokasi, tetapi dalam banyak kasus, Cr (III) adalah spesies dominan, meskipun di beberapa daerah di tanah air dapat mengandung sampai 39 μg dari total kromium dari 30 μg yang hadir sebagai Cr (VI). Bijih utama khrom adalah khromit, yang ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Selandia Baru, Turki, Iran, Albania, Finlandia, Republik Demokrasi Madagaskar, dan Filipina. Logam ini biasanya dihasilkan dengan mereduksi khrom oksida dengan aluminum.