SlideShare a Scribd company logo
ANALISA PEMECAHAN DILEMA
ETIK
MUHIDIN
A. Latar belakang
Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting
pada pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat.
Peran perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik,
untuk memutuskan mana yang benar dan salah; apa yang dilakukannya jika
tak ada jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika semua solusi
tampak salah.
Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit
dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau
lebih prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus
membuang yang lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki
kebaikan dan keburukan apalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua
kriteria. Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik dengan adanya
dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses
pengambilan keputusan rasional.
Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering ditemui dilema etik, misalnya
kematian batang otak, penyakit terminal misalnya gagal ginjal. Pada tulisan ini
akan dibahas mengenai dilema etik pada kasus pasien dengan gagal ginjal
terimnal yang menuntut haknya untuk dilakukan transplantasi ginjal.
B. Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik
Prinsip-prinsip moral yang harus diterapkan oleh perawat dalam pendekatan
penyelesaian masalah / dilema etis adalah :
a. Otonomi
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki
berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah
bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan
tidak memaksa dan bertindak secara rasional.
Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi
saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan
tentang perawatan dirinya.
b. Benefisiensi
Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan
juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi
konflik dengan otonomi.
c. Keadilan (justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan
kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika
perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek
dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan
kesehatan
d. Nonmalefisien
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan
psikologik. Segala tindakan yang dilakukan pada klien.
e. Veracity (kejujuran)
2
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan
oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada
setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat,
komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan
penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada
pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya
salama menjalani perawatan. Walaupun demikian terdapat beberapa
argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika
kebenaran akan kesalahan prognosis pasien untuk pemulihan, atau adanya
hubungan paternalistik bahwa “doctor knows best” sebab individu
memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi
penuh tentang kondisinya. Kebenaran adalah dasar dalam membangun
hubungan saling percaya
f. Fidelity
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan
adalah kewajiban seeorang untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap
kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat
adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan
kesehatan dan meminimalkan penderitaan.
g. Kerahasiaan (confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang
klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan
kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak
ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin
3
kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar
area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien
dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah.
h. Akuntabilitas (accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk
menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang
mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak
jelas atau tanpa terkecuali.
C. Langkah-langkah penyelesaian masalah / dilema etik
Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah :
a. Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat
langsung dalam dilema?”. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan
menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya
data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu :
1. Apa yang menjadi fakta medik ?
2. Apa yang menjadi fakta psikososial ?
3. Apa yang menjadi keinginan klien ?
4. Apa nilai yang menjadi konflik ?
b. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat
dalam pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and
Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun
terintegrasi dalam perencanaan, yaitu :
1. Tentukan tujuan dari treatment.
2. Identifikasi pembuat keputusan
3. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan.
4
c. Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil
keputusan beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan
putusan yang dapat diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi
komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran perawat
selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk,
karena dilema etis seringkali menimbulkan efek emosional seperti rasa
bersalah, sedih / berduka, marah, dan emosi kuat yang lain. Pengaruh
perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada para
pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini untuk melakukan
yang terbaik bagi klien”.
Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua)
alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik,
bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan, pengambil
keputusan harus menjalankannya. Kadangkala kesepakatan tak tercapai
karena semua pihak tak dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai.
Atau lain waktu, perawat tak dapat menangkap perhatian utama klien.
Seringkali klien / keluarga mengajukan permintaan yang sulit dipenuhi,
dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat dihormati.
d. Evaluasi
Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang
ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan
treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk mengevaluasi ulang
situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para
pengambil keputusan masih harus dipelihara.
Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat
bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila
memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis.
Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang akan
diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat
5
berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak emosional seperti rasa
marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang
harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang
baik dari seorang perawat.
Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian transplantasi
ginjal juga sering menimbulkan dilema etis karena sangat berhubungan
dengan hak asasi manusia, pertimbangan tingkat keberhasilan tindakan dan
keterbatasan sumber-sumber organ tubuh yang dapat didonorkan kepada
orang lain sehingga memerlukan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu
sebagai perawat yang berperan sebagai konselor dan pendamping harus dapat
meyakinkan klien bahwa keputusan akhir dari komite merupakan keputusan
yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA
Jaringan Epidemiologi Nasional. (1995). AIDS dan Hukum / Etika. Seri
Monogragi No:05. Jakarta : Jaringan Epidemi Nasional bekerja sama
dengan The Ford Foundation.
Guwandi,J. (2002). Hospital Law (Emerging doctrines & Jurisprudence). Jakarta :
Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Guwandi,J. (1992). Trilogi Rahasia Kedokteran. Jakarta : Balai penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management
Functions in Nursing : Theory and Application. 5 th
Ed. Philadelphia :
Lippincott Williams & Wilkins.
Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing
Leadership and Management. 3 rd
Ed. Philadelphia : FA. Davis Company.
6
7

More Related Content

What's hot

Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Fransiska Oktafiani
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
pjj_kemenkes
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
Sulistia Rini
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
Muhammad Saubari
 
Askep spina bifida
Askep spina bifida Askep spina bifida
Askep spina bifida
Christian Paomey
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitasKANDA IZUL
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
Hiiendry Pangestu
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
stikesby kebidanan
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Yabniel Lit Jingga
 
Langkah langkah pemetaan pkmd
Langkah langkah pemetaan pkmdLangkah langkah pemetaan pkmd
Langkah langkah pemetaan pkmdNova Ci Necis
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
evhamariaefriliana
 
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatHubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatAgustin Malianti
 
Askep harga diri rendah
Askep harga diri rendahAskep harga diri rendah
Askep harga diri rendah
f' yagami
 
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusanIkd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Nursestikes
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
I Gede Purnawinadi
 
BUKU AJAR IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASIBUKU AJAR IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASI
PUTRA ADI IRAWAN
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
IrwanBudiana2
 
Istilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomiIstilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomi
lilis idaratul pahmi
 
Evaluasi keperawatan keluarga
Evaluasi  keperawatan keluargaEvaluasi  keperawatan keluarga
Evaluasi keperawatan keluarga
pjj_kemenkes
 

What's hot (20)

Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem MuskuloskeletalPemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
Pemeriksaan Diagnostik Sistem Muskuloskeletal
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS) ASUHAN KEPERAWATAN  PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PERADANGAN PADA MATA (KONJUNGTIVITIS)
 
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
ASKEP PATEN DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)
 
Resume pasien ny. j
Resume pasien ny. jResume pasien ny. j
Resume pasien ny. j
 
Askep spina bifida
Askep spina bifida Askep spina bifida
Askep spina bifida
 
Konsep seksualitas
Konsep seksualitasKonsep seksualitas
Konsep seksualitas
 
Prinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatanPrinsip prinsip etika keperawatan
Prinsip prinsip etika keperawatan
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Langkah langkah pemetaan pkmd
Langkah langkah pemetaan pkmdLangkah langkah pemetaan pkmd
Langkah langkah pemetaan pkmd
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman SejawatHubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
Hubungan Kerja Perawat dengan Teman Sejawat
 
Askep harga diri rendah
Askep harga diri rendahAskep harga diri rendah
Askep harga diri rendah
 
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusanIkd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
Ikd1 prinsip-prinsip legal etis dalam pengambilan keputusan
 
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam KeperawatanKonsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
Konsep Dasar Komunikasi dalam Keperawatan
 
BUKU AJAR IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASIBUKU AJAR IMUNISASI
BUKU AJAR IMUNISASI
 
Konsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safetyKonsep dasar patient safety
Konsep dasar patient safety
 
Mekanisme nyeri
Mekanisme nyeriMekanisme nyeri
Mekanisme nyeri
 
Istilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomiIstilah istilah anatomi
Istilah istilah anatomi
 
Evaluasi keperawatan keluarga
Evaluasi  keperawatan keluargaEvaluasi  keperawatan keluarga
Evaluasi keperawatan keluarga
 

Viewers also liked

Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanModul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
pjj_kemenkes
 
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanKb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
pjj_kemenkes
 
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanModul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
pjj_kemenkes
 
Educación inclusiva
Educación inclusivaEducación inclusiva
Educación inclusiva
Nerko74
 
Modul iii kb1 advokasi dalam promosi kesehatan
Modul iii kb1 advokasi dalam  promosi kesehatanModul iii kb1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Modul iii kb1 advokasi dalam promosi kesehatan
pjj_kemenkes
 
Membuat Perencanaan Program Promosi
Membuat Perencanaan Program PromosiMembuat Perencanaan Program Promosi
Membuat Perencanaan Program Promosi
pjj_kemenkes
 
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanKb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
pjj_kemenkes
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Rumandani Choirunisa
 
Perencanaan Program Promosi Kesehatan
Perencanaan Program Promosi KesehatanPerencanaan Program Promosi Kesehatan
Perencanaan Program Promosi Kesehatan
pjj_kemenkes
 
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasanaMakalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
afidah1995
 
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanKb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
pjj_kemenkes
 
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam  promosi kesehatanKb 1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
pjj_kemenkes
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
Yurie Arsyad Temenggung
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etik
Ai Coryde
 
Jawatan Kosong 2016 Kolej Tuanku Ja’afar Jobs Vacancies
Jawatan Kosong 2016 Kolej Tuanku Ja’afar Jobs VacanciesJawatan Kosong 2016 Kolej Tuanku Ja’afar Jobs Vacancies
Jawatan Kosong 2016 Kolej Tuanku Ja’afar Jobs Vacancies
Jawatan Kosong
 
Sistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunanSistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunanMirna Rahmadina
 
Ciri-ciri Perencanaan Advokasi Kesehatan yang Baik
Ciri-ciri Perencanaan Advokasi Kesehatan yang BaikCiri-ciri Perencanaan Advokasi Kesehatan yang Baik
Ciri-ciri Perencanaan Advokasi Kesehatan yang Baik
Jabfungkes
 
Dilema Etik Keperawatan
Dilema Etik KeperawatanDilema Etik Keperawatan
Dilema Etik KeperawatanYafet Geu
 

Viewers also liked (20)

Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanModul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Modul iii kb2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
 
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatanKb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
Kb 3 gerakan pemberdayaan masyarakat pada promosi kesehatan
 
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanModul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Modul iii kb4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
 
Educación inclusiva
Educación inclusivaEducación inclusiva
Educación inclusiva
 
Modul iii kb1 advokasi dalam promosi kesehatan
Modul iii kb1 advokasi dalam  promosi kesehatanModul iii kb1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Modul iii kb1 advokasi dalam promosi kesehatan
 
Membuat Perencanaan Program Promosi
Membuat Perencanaan Program PromosiMembuat Perencanaan Program Promosi
Membuat Perencanaan Program Promosi
 
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatanKb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
Kb 2 bina suasana promosi kesehatan pada berbagai tingkatan
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
Perencanaan Program Promosi Kesehatan
Perencanaan Program Promosi KesehatanPerencanaan Program Promosi Kesehatan
Perencanaan Program Promosi Kesehatan
 
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasanaMakalah Promosi Kesehatan Bina suasana
Makalah Promosi Kesehatan Bina suasana
 
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatanKb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
Kb 4 monitoring dan evaluasi pada penerapan promosi kesehatan
 
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam  promosi kesehatanKb 1 advokasi dalam  promosi kesehatan
Kb 1 advokasi dalam promosi kesehatan
 
Model perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatanModel perencanaan program promosi kesehatan
Model perencanaan program promosi kesehatan
 
Modul i dilema etik
Modul i dilema etikModul i dilema etik
Modul i dilema etik
 
Jawatan Kosong 2016 Kolej Tuanku Ja’afar Jobs Vacancies
Jawatan Kosong 2016 Kolej Tuanku Ja’afar Jobs VacanciesJawatan Kosong 2016 Kolej Tuanku Ja’afar Jobs Vacancies
Jawatan Kosong 2016 Kolej Tuanku Ja’afar Jobs Vacancies
 
Sistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunanSistem perencanaan pembangunan
Sistem perencanaan pembangunan
 
Advokasi Kesehatan
Advokasi KesehatanAdvokasi Kesehatan
Advokasi Kesehatan
 
Dilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatanDilema etika keperawatan
Dilema etika keperawatan
 
Ciri-ciri Perencanaan Advokasi Kesehatan yang Baik
Ciri-ciri Perencanaan Advokasi Kesehatan yang BaikCiri-ciri Perencanaan Advokasi Kesehatan yang Baik
Ciri-ciri Perencanaan Advokasi Kesehatan yang Baik
 
Dilema Etik Keperawatan
Dilema Etik KeperawatanDilema Etik Keperawatan
Dilema Etik Keperawatan
 

Similar to Dilema etik

Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
Septian Muna Barakati
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
Cahya
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
Hardyan Al-hambaly
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
ssuser838b69
 
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-296666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2Amhar Rizki
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
Septian Muna Barakati
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
Zulkifli Zulkifli
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Rumandani Choirunisa
 
8 Prinsip Etika Keperawatan modul pembelajaran fak. keperawatan.pptx
8 Prinsip Etika Keperawatan modul pembelajaran fak. keperawatan.pptx8 Prinsip Etika Keperawatan modul pembelajaran fak. keperawatan.pptx
8 Prinsip Etika Keperawatan modul pembelajaran fak. keperawatan.pptx
fhinny
 
Pak akbar ppt
Pak akbar pptPak akbar ppt
Pak akbar ppt
septi97
 
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdfDilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
papahku123
 
Dilema etikkeperawatan
Dilema etikkeperawatanDilema etikkeperawatan
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
Agung Bejo
 
Dilema etik moral
Dilema etik moralDilema etik moral
Dilema etik moral
Gity Mitasari
 
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam membe...
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam membe...Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam membe...
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam membe...
kurkurr
 
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatMakalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Septian Muna Barakati
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Ade Rahman
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Candra Wiguna
 
Presentation1
Presentation1Presentation1

Similar to Dilema etik (20)

Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
 
Prinsip justice
Prinsip justicePrinsip justice
Prinsip justice
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
 
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-296666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatanMakalah etika dan hukum kesehatan
Makalah etika dan hukum kesehatan
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
8 Prinsip Etika Keperawatan modul pembelajaran fak. keperawatan.pptx
8 Prinsip Etika Keperawatan modul pembelajaran fak. keperawatan.pptx8 Prinsip Etika Keperawatan modul pembelajaran fak. keperawatan.pptx
8 Prinsip Etika Keperawatan modul pembelajaran fak. keperawatan.pptx
 
Pak akbar ppt
Pak akbar pptPak akbar ppt
Pak akbar ppt
 
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdfDilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
Dilema Etis dalam Perawatan Paliatif dan Akhir Kehidupan.pdf
 
Dilema etikkeperawatan
Dilema etikkeperawatanDilema etikkeperawatan
Dilema etikkeperawatan
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
 
Dilema etik moral
Dilema etik moralDilema etik moral
Dilema etik moral
 
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam membe...
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam membe...Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam membe...
Ada 8 prinsip etika keperawatan yang wajib diketahui oleh perawat dalam membe...
 
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakatMakalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
Makalah pelanggaran etika yang terjadi di masyarakat
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontikKonsep legal dan etik keperawatan gerontik
Konsep legal dan etik keperawatan gerontik
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 

Recently uploaded

25 tanda KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
25 tanda   KECAKAPAN KADER posyandu.pptx25 tanda   KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
25 tanda KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
RizkyVania1
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
AdheaPriyanka1
 
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerdasuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
CindyKirana4
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
ZulfiaIbrahim1
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
HestyGrariwa2
 
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdfDit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
ssusere479b7
 
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptxPPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
dwiretnowati10
 

Recently uploaded (7)

25 tanda KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
25 tanda   KECAKAPAN KADER posyandu.pptx25 tanda   KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
25 tanda KECAKAPAN KADER posyandu.pptx
 
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxxManajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
Manajemen keuangan puskesmas xxxxxxxxxxxx
 
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerdasuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
asuhan keperawatan kritis pada kasus gerd
 
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENYAKIT AKIBAT HUBUNGAN KERJA MENURUT PERPRES NO.7...
 
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptxKebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
Kebijakan Orientasi PIN Polio Putaran k2pptx
 
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdfDit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
Dit. Mutu Nakes (Sosialisasi Plataran Sehat).pdf
 
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptxPPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
PPT KESEHATAN REPRODUKSI ANKER PAYUDARA 2.pptx
 

Dilema etik

  • 1. ANALISA PEMECAHAN DILEMA ETIK MUHIDIN A. Latar belakang Nilai-nilai, keyakinan dan filosofi individu memainkan peranan penting pada pengambilan keputusan etik yang menjadi bagian tugas rutin perawat. Peran perawat ditantang ketika harus berhadapan dengan masalah dilema etik, untuk memutuskan mana yang benar dan salah; apa yang dilakukannya jika tak ada jawaban benar atau salah; dan apa yang dilakukan jika semua solusi tampak salah. Dilema etik dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Penetapan keputusan terhadap satu pilihan, dan harus membuang yang lain menjadi sulit karena keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan apalagi jika tak satupun keputusan memenuhi semua kriteria. Berhadapan dengan dilema etis bertambah pelik dengan adanya dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional. Pada pasien dengan kasus-kasus terminal sering ditemui dilema etik, misalnya kematian batang otak, penyakit terminal misalnya gagal ginjal. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai dilema etik pada kasus pasien dengan gagal ginjal terimnal yang menuntut haknya untuk dilakukan transplantasi ginjal. B. Prinsip moral dalam menyelesaiakan masalah etik Prinsip-prinsip moral yang harus diterapkan oleh perawat dalam pendekatan penyelesaian masalah / dilema etis adalah : a. Otonomi
  • 2. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan memutuskan. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang dihargai. Prinsip otonomi ini adalah bentuk respek terhadap seseorang, juga dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesioanal merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak hak pasien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. b. Benefisiensi Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Kebaikan juga memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan kebaikan menjadi konflik dengan otonomi. c. Keadilan (justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan . Nilai ini direfleksikan dalam praktek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan d. Nonmalefisien Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan psikologik. Segala tindakan yang dilakukan pada klien. e. Veracity (kejujuran) 2
  • 3. Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi layanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada pasien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya salama menjalani perawatan. Walaupun demikian terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis pasien untuk pemulihan, atau adanya hubungan paternalistik bahwa “doctor knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran adalah dasar dalam membangun hubungan saling percaya f. Fidelity Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia pasien. Ketaatan, kesetiaan adalah kewajiban seeorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan itu menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan. g. Kerahasiaan (confidentiality) Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tak ada satu orangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijin 3
  • 4. kan oleh klien dengan bukti persetujuannya. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan, menyampaikannya pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus dicegah. h. Akuntabilitas (accountability) Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar yang pasti yang mana tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali. C. Langkah-langkah penyelesaian masalah / dilema etik Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah : a. Pengkajian Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah “adakah saya terlibat langsung dalam dilema?”. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi pendengar yang berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu : 1. Apa yang menjadi fakta medik ? 2. Apa yang menjadi fakta psikososial ? 3. Apa yang menjadi keinginan klien ? 4. Apa nilai yang menjadi konflik ? b. Perencanaan Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985) mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan, yaitu : 1. Tentukan tujuan dari treatment. 2. Identifikasi pembuat keputusan 3. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi / pilihan. 4
  • 5. c. Implementasi Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan beserta anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat diterima dan saling menguntungkan. Harus terjadi komunikasi terbuka dan kadang diperlukan bernegosiasi. Peran perawat selama implementasi adalah menjaga agar komunikasi tak memburuk, karena dilema etis seringkali menimbulkan efek emosional seperti rasa bersalah, sedih / berduka, marah, dan emosi kuat yang lain. Pengaruh perasaan ini dapat menyebabkan kegagalan komunikasi pada para pengambil keputusan. Perawat harus ingat “Saya disini untuk melakukan yang terbaik bagi klien”. Perawat harus menyadari bahwa dalam dilema etik tak selalu ada 2 (dua) alternatif yang menarik, tetapi kadang terdapat alternatif tak menarik, bahkan tak mengenakkan. Sekali tercapai kesepakatan, pengambil keputusan harus menjalankannya. Kadangkala kesepakatan tak tercapai karena semua pihak tak dapat didamaikan dari konflik sistem dan nilai. Atau lain waktu, perawat tak dapat menangkap perhatian utama klien. Seringkali klien / keluarga mengajukan permintaan yang sulit dipenuhi, dan di dalam situasi lain permintaan klien dapat dihormati. d. Evaluasi Tujuan dari evaluasi adalah terselesaikannya dilema etis seperti yang ditentukan sebagai outcome-nya. Perubahan status klien, kemungkinan treatment medik, dan fakta sosial dapat dipakai untuk mengevaluasi ulang situasi dan akibat treatment perlu untuk dirubah. Komunikasi diantara para pengambil keputusan masih harus dipelihara. Dilema etik yang sering ditemukan dalam praktek keperawatan dapat bersifat personal ataupun profesional. Dilema menjadi sulit dipecahkan bila memerlukan pemilihan keputusan tepat diantara dua atau lebih prinsip etis. Sebagai tenaga profesional perawat kadang sulit karena keputusan yang akan diambil keduanya sama-sama memiliki kebaikan dan keburukan. Pada saat 5
  • 6. berhadapan dengan dilema etis juga terdapat dampak emosional seperti rasa marah, frustrasi, dan takut saat proses pengambilan keputusan rasional yang harus dihadapi, ini membutuhkan kemampuan interaksi dan komunikasi yang baik dari seorang perawat. Masalah pengambilan keputusan dalam pemberian transplantasi ginjal juga sering menimbulkan dilema etis karena sangat berhubungan dengan hak asasi manusia, pertimbangan tingkat keberhasilan tindakan dan keterbatasan sumber-sumber organ tubuh yang dapat didonorkan kepada orang lain sehingga memerlukan pertimbangan yang matang. Oleh karena itu sebagai perawat yang berperan sebagai konselor dan pendamping harus dapat meyakinkan klien bahwa keputusan akhir dari komite merupakan keputusan yang terbaik. DAFTAR PUSTAKA Jaringan Epidemiologi Nasional. (1995). AIDS dan Hukum / Etika. Seri Monogragi No:05. Jakarta : Jaringan Epidemi Nasional bekerja sama dengan The Ford Foundation. Guwandi,J. (2002). Hospital Law (Emerging doctrines & Jurisprudence). Jakarta : Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Guwandi,J. (1992). Trilogi Rahasia Kedokteran. Jakarta : Balai penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management Functions in Nursing : Theory and Application. 5 th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing Leadership and Management. 3 rd Ed. Philadelphia : FA. Davis Company. 6
  • 7. 7