SlideShare a Scribd company logo
Kamis, 15 Maret 2012 
ETIK, DILEMA ETIK DAN CONTOH KASUS DILEMA ETIK 
“ ETIK, DILEMA ETIK DAN CONTOH KASUS DILEMA ETIK “ 
DISUSUN OLEH : 
Ns. DODY SETYAWAN, S.Kep.,CWCCA 
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirrobbil’aalamiin, puji dan syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT berkat 
rahmat serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah Etika 
dan Hukum Keperawatan ini. 
Makalah ini berisikan tentang konsep etik dan dilema etik. Selain itu didalamnya juga terdapat 
contoh kasus dilema etik keperawatan beserta dengan cara penyelesainnya. 
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. 
Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada: 
1. DR. dr. Tri Wahyu Murni, Sp.B, Sp.BTKV (K), M.Hkes, selaku dosen mata kuliah Etika dan 
Hukum Keperawatan 
2. Seluruh rekan Angkatan IV Pasca Sarjana Ilmu Keperawatan UNPAD Bandung yang telah 
banyak memberikan masukan dan diskusi-diskusi yang sangat membantu 
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan yang 
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan baik dari segi isi materi maupun sistematika 
penulisannya. 
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana 
mestinya. 
Bandung, Desember 2011 
Dody Setyawan 
BAB I 
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan manusia 
yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat 
menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat 
pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga 
perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip 
etik dan kode etik. 
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu bebas dari 
masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik yang mungkin 
meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam 
bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan 
perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun 
oleh asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat 
harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan 
keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki 
tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien. Para 
perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan 
karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang 
mereka lakukan (Ismaini, 2001) 
Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan didalamnya tidak lepas 
dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternative jawaban yang belum tentu 
jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan 
sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus 
dilema etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik 
serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik. Oleh karena itu 
penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik supaya bisa dipahami oleh para 
mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau institusi yang lain. 
B. TUJUAN 
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui konsep tentang etik dan dilema etik khususnya dibidang 
keperawatan 
2. Tujuan Khusus 
a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etik 
b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tipe-tipe etika 
c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori etik 
d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etik 
e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi dan kode etik keperawatan 
f. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dilema etik dan cara penyelesainnya 
g. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus dilema etik dan 
penyelesainnya 
BAB II 
ISI 
A DEFINISI ETIK 
Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia, baik secara 
sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah tujuannya ( Pastur scalia, 1971 ). 
Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) 
berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu 
untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau 
dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Mimin. 2002).
Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana 
sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip 
yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan buruk serta kewajiban dan 
tanggung jawab 
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik 
merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. 
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan 
untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya 
dilakukan seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat disimpulkan bahwa etika 
mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang menjadi pegangan 
seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku, kumpulan azas atau nilai moral, 
misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik atau yang buruk (Ismaini, 2001) 
B TIPE-TIPE ETIKA 
1. Bioetik 
Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, 
menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada 
pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, 
pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan 
evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan 
pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua 
tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme 
terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan 
pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika 
lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan. 
2. Clinical ethics/Etik klinik 
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama 
pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, 
dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia). 
3. Nursing ethics/Etik Perawatan 
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam 
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan
dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari 
pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat 
manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik (k2-nurse, 2009) 
C TEORI ETIK 
Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, 
sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang berlainan. 
Beberapa teori etik adalah sebagai berikut : 
1. Utilitarisme 
Sesuai dengan namanya Utilitarisme berasal dari kata utility dengan bahasa latinnya utilis yang 
artinya “bermanfaat”. Teori ini menekankan pada perbuatan yang menghasilkan manfaat, tentu 
bukan sembarang manfaat tetapi manfaat yang banyak memberikan kebahagiaan kepada 
banyak orang. Teori ini sebelum melakukan perbuatan harus sudah memikirkan 
konsekuensinya terlebih dahulu. 
2. Deontologi 
Deontology berasal dari kata deon dari bahasa yunani yang artinya kewajiban. Teori ini 
menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatan akan baik jika didasari atas 
pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban sudah melakukan kebaikan. Teori ini 
tidak terpatok pada konsekuensi perbuatan dengan kata lain teori ini melaksanakan terlebih 
dahulu tanpa memikirkan akibatnya. (Aprilins, 2010) 
D PRINSIP-PRINSIP ETIK 
1. Otonomi (Autonomy) 
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu 
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan 
membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai 
oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut 
pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak 
klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. 
2. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan 
dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan 
kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik 
antara prinsip ini dengan otonomi 
3. Keadilan (Justice) 
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang 
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek 
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan 
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. 
4. Tidak merugikan (Nonmaleficience) 
Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. 
5. Kejujuran (Veracity) 
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan 
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa 
klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk 
mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif 
untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang 
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya 
selama menjalani perawatan. 
6. Menepati janji (Fidelity) 
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang 
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. 
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen 
yang dibuatnya kepada pasien. 
7. Karahasiaan (Confidentiality) 
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasinya. Segala 
sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam 
rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali 
jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. (Geoffry hunt. 1994) 
E DEFINISI DAN KODE ETIK KEPERAWATAN
Etik keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam bertingkah laku 
dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan 
keperawatan yang bersifat professional. Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai -nilai dari pasien, 
perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan. Tujuan dari etika keperawatan adalah : 
1. Mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan 
kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu 
2. Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat dan mencari 
informasi mengenai dampak-dampak dari keputusan perawat. 
Sedangkan Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi 
yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik 
yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim 
kesehatan lain. Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, 
dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat 
manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut : 
Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman sebaya, 
masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun dengan profesi lain di 
luar profesi keperawatan. 
Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi keperawatan yang 
tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya. 
Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara 
tidak adil oleh institusi maupun masyarakat. 
Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat 
menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan. 
Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga keperawatan akan 
pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan. ( PPNI, 2000 ) 
F DILEMA ETIK
Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang 
layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu diperlukan pengambilan 
keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang 
yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu: 
1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan 
2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta 
3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma 
4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema 
5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative 
6. Menetapkan tindakan yang tepat. 
Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari 
rasionalisasi perilaku etis yang meliputi: (1) semua orang melakukannya, (2) jika legal maka 
disana terdapat keetisan dan (3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya. 
Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan 
stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk 
melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak 
lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut 
Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak 
ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak 
memuaskan sebanding. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan 
pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara 
ilmiah, antara lain: 
1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 ) 
Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik. 
a. Mengkaji situasi 
b. Mendiagnosa masalah etik moral 
c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan 
d. Melaksanakan rencana 
e. Mengevaluasi hasil
2. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 ) 
a. Mengembangkan data dasar. 
Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi : 
1) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya 
2) Apa tindakan yang diusulkan 
3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan 
4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan. 
b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut 
c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan 
mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut 
d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan 
yang tepat 
e. Mengidentifikasi kewajiban perawat 
f. Membuat keputusan 
3. Model Murphy dan Murphy 
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan 
b. Mengidentifikasi masalah etik 
c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan 
d. Mengidentifikasi peran perawat 
e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan 
f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan 
g. Memberi keputusan 
h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah 
umum untuk perawatan klien 
i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi 
tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
4. Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981) 
Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik 
a. Mengumpulkan data yang relevan 
b. Mengidentifikasi dilema 
c. Memutuskan apa yang harus dilakukan 
d. Melengkapi tindakan 
5. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981) 
a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan, 
komponen etis dan petunjuk individual. 
b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi 
c. Mengidentifikasi Issue etik 
d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional 
e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait. 
f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada 
BAB III 
KASUS DILEMA ETIK 
Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah Sakit di kota 
Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu bapak-bapak 
tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya 
turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini
badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Tn. A ini merupakan seorang 
sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan jarang pulang, kadang-kadang 
2 minggu sekali bahkan sebulan sekali. 
Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam karena 
kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani Tn. A 
melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk dilakukan 
pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin tahu sekali 
tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya 
setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan telah 
diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa 
Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Tn. 
A untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dokter dan seijin dokter tersebut, 
perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan 
bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan 
penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarga takut Tn. A akan frustasi, tidak mau menerima 
kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat. 
Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi permintaan 
keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang dialami oleh 
Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi. 
BAB IV 
PEMBAHASAN KASUS 
Kasus diatas menjadi suatu dilema etik bagi perawat dimana dilema etik itu didefinisikan 
sebagai suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih ) landasan moral suatu tindakan tetapi 
tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan
memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar 
atau salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis yang dalam konteks kasus ini 
khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan 
untuk melakukannya. Menurut Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu 
masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif 
yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Untuk membuat keputusan yang etis, 
seorang perawat harus bisa berpikir rasional dan bukan emosional. 
Perawat tersebut berusaha untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan 
etika dan legal yaitu dia menghargai keputusan yang dibuat oleh pasien dan keluarga. Selain itu 
dia juga harus melaksanakan kewajibannya sebagai perawat dalam memenuhi hak-hak pasien 
salah satunya adalah memberikan informasi yang dibutuhkan pasien atau informasi tentang 
kondisi dan penyakitnya. Hal ini sesuai dengan salah satu hak pasien dalam pelayanan 
kesehatan menurut American Hospital Assosiation dalam Bill of Rights. Memberikan informasi 
kepada pasien merupakan suatu bentuk interaksi antara pasien dan tenaga kesehatan. Sifat 
hubungan ini penting karena merupakan faktor utama dalam menentukan hasil pelayanan 
kesehatan. Keputusan keluarga pasien yang berlawanan dengan keinginan pasien tersebut 
maka perawat harus memikirkan alternatif-alternatif atau solusi untuk mengatasi permasalahan 
tersebut dengan berbagai konsekuensi dari masing-masing alternatif tindakan. 
Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu memahami 
tanggung jawabnya. Perawat perlu memahami konsep kebutuhan dasar manusia dan 
bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut tidak hanya berfokus pada 
pemenuhan kebutuhan fisiknya atau psikologisnya saja, tetapi semua aspek menjadi tanggung 
jawab perawat. Etika perawat melandasi perawat dalam melaksanakan tugas -tugas tersebut. 
Dalam pandangan etika keperawatan, perawat memilki tanggung jawab (responsibility) 
terhadap tugas-tugasnya. 
Penyelesaian kasus dilema etik seperti ini diperlukan strategi untuk mengatasinya karena tidak 
menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan pendapat antar tim medis yang terlibat 
termasuk dengan pihak keluarga pasien. Jika perbedaan pendapat ini terus berlanjut maka akan 
timbul masalah komunikasi dan kerjasama antar tim medis menjadi tidak optimal. Hal ini jelas 
akan membawa dampak ketidaknyamanan pasien dalam mendapatkan pelayanan 
keperawatan. Berbagai model pendekatan bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah 
dilema etik ini antara lain model dari Megan, Kozier dan Erb, model Murphy dan Murphy, 
model Levine-ariff dan Gron, model Curtin, model Purtilo dan Cassel, dan model Thompson dan 
thompson. 
Berdasarkan pendekatan model Megan, maka kasus dilema etik perawat yang merawat Tn. A 
ini dapat dibentuk kerangka penyelesaian sebagai berikut :
1. Mengkaji situasi 
Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi dan 
menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi sebagai 
berikut : 
Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang dideritanya 
sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan informasi tentang hasil 
pemeriksaan kepadanya. 
Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat 
menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta perawat untuk 
tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan pertimbangan keluarga takut jika Tn. A akan 
frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang 
c. Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia harus 
memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk 
memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau kondisinya. 
2. Mendiagnosa Masalah Etik Moral 
Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka bisa menimbulkan permasalahan etik moral 
jika perawat tersebut tidak memberikan informasi kepada Tn. A terkait dengan penyakitnya 
karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang kondisi pasien 
termasuk penyakitnya. 
3. Membuat Tujuan dan Rencana Pemecahan 
Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat bersama tim 
medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun alternatif 
rencana yang bisa dilakukan antara lain : 
a. Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan informasi hasil 
pemeriksaan/penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu juga, tetapi memilih waktu yang tepat ketika 
kondisi pasien dan situasinya mendukung. 
Hal ini bertujuan supaya Tn. A tidak panic yang berlebihan ketika mendapatkan informasi 
seperti itu karena sebelumnya telah dilakukan pendekatan-pendekatan oleh perawat. Selain itu 
untuk alternatif rencana ini diperlukan juga suatu bentuk motivasi/support sistem yang kuat
dari keluarga. Keluarga harus tetap menemani Tn. A tanpa ada sedikitpun perilaku dari keluarga 
yang menunjukkan denial ataupun perilaku menghindar dari Tn. A. Dengan demikian 
diharapkan secara perlahan, Tn. A akan merasa nyaman dengan support yang ada sehingga 
perawat dan tim medis akan menginformasikan kondisi yang sebenarnya. 
Ketika jalannya proses sebelum diputuskan untuk memberitahu Tn. A tentang kondisinya dan 
ternyata Tn. A menanyakan kondisinya ulang, maka perawat tersebut bisa menjelaskan bahwa 
hasil pemeriksaannya masih dalam proses tim medis. 
Alternatif ini tetap memiliki kelemahan yaitu perawat tidak segera memberikan informasi yang 
dibutuhkan Tn. A dan tidak jujur saat itu walaupun pada akhirnya perawat tersebut akan 
menginformasikan yang sebenarnya jika situasinya sudah tepat. Ketidakjujuran merupakan 
suatu bentuk pelanggaran kode etik keperawatan. 
b. Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam memenuhi hak-hak 
pasien terutama hak Tn. A untuk mengetahui penyakitnya, sehingga ketika hasil pemeriksaan 
sudah ada dan sudah didiskusikan dengan tim medis maka perawat akan langsung 
menginformasikan kondisi Tn. A tersebut atas seijin dokter. 
Alternatif ini bertujuan supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati haknya sebagai pasien serta 
perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan. Hal ini juga dapat berdampak pada 
psikologisnya dan proses penyembuhannya. Misalnya ketika Tn. A secara lambat laun 
mengetahui penyakitnya sendiri atau tahu dari anggota keluarga yang membocorkan informasi, 
maka Tn. A akan beranggapan bahwa tim medis terutama perawat dan keluarganya sendiri 
berbohong kepadanya. Dia bisa beranggapan merasa tidak dihargai lagi atau berpikiran bahwa 
perawat dan keluarganya merahasiakannya karena ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) merupakan 
“aib” yang dapat mempermalukan keluarga dan Rumah Sakit. Kondisi seperti inilah yang 
mengguncangkan psikis Tn. A nantinya yang akhirnya bisa memperburuk keadaan Tn. A. 
Sehingga pemberian informasi secara langsung dan jujur kepada Tn. A perlu dilakukan untuk 
menghindari hal tersebut. 
Kendala-kendala yang mungkin timbul : 
1) Keluarga tetap tidak setuju untuk memberikan informasi tersebut kepada Tn. A 
Sebenarnya maksud dari keluarga tersebut adalah benar karena tidak ingin Tn. A frustasi 
dengan kondisinya. Tetapi seperti yang diceritakan diatas bahwa ketika Tn. A tahu dengan 
sendirinya justru akan mengguncang psikisnya dengan anggapan-anggapan yang bersifat
emosional dari Tn. A tersebut sehingga bisa memperburuk kondisinya. Perawat tersebut harus 
mendekati keluarga Tn. A dan menjelaskan tentang dampak-dampaknya jika tidak 
menginformasikan hal tersebut. Jika keluarga tersebut tetap tidak mengijinkan, maka perawat 
dan tim medis lain bisa menegaskan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas dampak 
yang terjadi nantinya. Selain itu sesuai dengan Kepmenkes 1239/2001 yang mengatakan bahwa 
perawat berhak menolak pihak lain yang memberikan permintaan yang bertentangan dengan 
kode etik dan profesi keperawatan. 
2) Keluarga telah mengijinkan tetapi Tn. A denial dengan informasi yang diberikan 
perawat. 
Denial atau penolakan adalah sesuatu yang wajar ketika seseorang sedang mendapatkan 
permasalahan yang membuat dia tidak nyaman. Perawat harus tetap melakukan pendekatan-pendekatan 
secara psikis untuk memotivasi Tn. A. Perawat juga meminta keluarga untuk tetap 
memberikan support sistemnya dan tidak menunjukkan perilaku mengucilkan Tn. A tersebut. 
Hal ini perlu proses adaptasi sehingga lama kelamaan Tn. A diharapkan dapat menerima 
kondisinya dan mempunyai semangat untuk sembuh. 
4. Melaksanakan Rencana 
Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan dengan tim 
medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan. Sehingga bisa diputuskan 
mana alternatif yang akan diambil. Dalam mengambil keputusan pada pasien dengan dilema 
etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral yang berfungsi untuk membuat secara spesifik 
apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone, 
1989 ), yang meliputi : 
a. Autonomy / Otonomi 
Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dan 
keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak setuju maka perawat 
harus mengutamakan hak Tn. A tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya. 
b. Benefesience / Kemurahan Hati 
Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan yang baik dan tidak 
merugikan Tn. A. Sehingga perawat bisa memilih diantara 2 alternatif diatas mana yang paling 
baik dan tepat untuk Tn. A dan sangat tidak merugikan Tn. A 
c. Justice / Keadilan
Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani pasien. Adil berarti Tn. A 
mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga mendapatkan hak tersebut yaitu 
memperoleh informasi tentang penyakitnya secara jelas sesuai dengan konteksnya/kondisinya. 
d. Nonmaleficience / Tidak merugikan 
Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan kerugian pada Tn. A baik 
secara fisik ataupun psikis yang kronis nantinya. 
e. Veracity / Kejujuran 
Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi Tn. A tentang 
penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab perawat untuk 
memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A secara benar dan jujur sehingga Tn. A akan 
merasa dihargai dan dipenuhi haknya. 
f. Fedelity / Menepati Janji 
Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan Tn. A sebelum dilakukan 
pemeriksaan yang mengatakan bahwa perawat bersdia akan menginformasikan hasil 
pemeriksaan kepada Tn. A jika hasil pemeriksaannya sudah selesai. Janji tersebut harus tetap 
dipenuhi walaupun hasilnya pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan karena ini 
mempengaruhi tingkat kepercayaan Tn. A terhadap perawat tersebut nantinya. 
g. Confidentiality / Kerahasiaan 
Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu menghargai apa 
yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin kerahasiaan segala sesuatu yang telah 
dipercayakan pasien kepadanya kecuali seijin pasien. 
Berdasarkan pertimbangan prinsip-prinsip moral tersebut keputusan yang bisa diambil dari dua 
alternatif diatas lebih mendukung untuk alternatif ke-2 yaitu secara langsung memberikan 
informasi tentang kondisi pasien setelah hasil pemeriksaan selesai dan didiskusikan dengan 
semua yang terlibat. Mengingat alternatif ini akan membuat pasien lebih dihargai dan dipenuhi 
haknya sebagai pasien walaupun kedua alternatif tersebut memiliki kelemahan masing-masing. 
Hasil keputusan tersebut kemudian dilaksanakan sesuai rencana dengan pendekatan-pendekatan 
dan caring serta komunikasi terapeutik. 
5. Mengevaluasi Hasil
Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana Tn. A 
beradaptasi tentang informasi yang sudah diberikan. Jika Tn. A masih denial maka pendekatan-pendekatan 
tetap terus dilakukan dan support sistem tetap terus diberikan yang pada intinya 
membuat pasien merasa ditemani, dihargai dan disayangi tanpa ada rasa dikucilkan. 
BAB V 
PENUTUP 
A. KESIMPULAN 
Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh 
pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan nilai-nilai 
keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam 
mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, 
dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti 
bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi 
jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan 
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam 
menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap 
mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak. 
B. SARAN 
Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan harus 
ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami 
tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode 
etik keperawatan).
DAFTAR PUSTAKA 
Aprilins. 2010. Teori Etika. Diakses 26 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. Diposkan 23 Februari 
2010 pukul 10.02 PM. URL : http://aprillins.com/2010/1554/2-teori-etika-utilitarisme-deontologi/ 
Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot 
Philadelpia, New York. 
Geoffry hunt. 1994. Ethical issues in nursing. New york: press (padstow) Ltd. 
Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika 
k_2 nurse. 2009. Etika Keperawatan. Unpad Webblog. Diakses tanggal 13 November 2011. 
Diposkan tanggal 16 Januari 2009. http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-keperawatan 
Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2004. Fundamentals of Nursing Concepts, Process 
and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line 
Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
PPNI. 2000. Kode Etik Keperawatan Indonesia. Keputusan Munas VI. 
Rubenfeld, M. Gaie. K. Scheffer, B. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EG 
Suhaemi,M. 2002. Etika Keperawatan aplikasi pada praktek. Jakarta : EGC 
ThompsonJ.B & Thopson H.O. 1981. Ethics in Nursing. Macmillan Publ. C

More Related Content

What's hot

01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew
Ade Rahman
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Fitria Anwarawati
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)
Novi Vianah
 
model keperawatan komunitas "teori Orem"
model keperawatan komunitas "teori Orem"model keperawatan komunitas "teori Orem"
model keperawatan komunitas "teori Orem"
Hendry Kiswanto Mend
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Muhammad Awaludin
 
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dedesahrullah22
 
Teori konseptual virginia henderson
Teori konseptual virginia hendersonTeori konseptual virginia henderson
Teori konseptual virginia henderson
Yabniel Lit Jingga
 
Timbang terima dalam keperawatan
Timbang terima dalam keperawatanTimbang terima dalam keperawatan
Timbang terima dalam keperawatan
Sulistia Rini
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikYuli Thamrin
 
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan newPowerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
materipptgc
 
Dokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focusDokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focus
pormina tambunan
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2
rakye-psik
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatan
octo zulkarnain
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonRara Niken FA
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
Dnr Creatives
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
Warnet Raha
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
UNIVERSITAS SARIPUTRA INDONESIA TOMOHON
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanIyounk Mandalahi
 
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
Satya Wijaya
 

What's hot (20)

01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew01 model-konsep-teori-keperawatan okew
01 model-konsep-teori-keperawatan okew
 
Konsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmbKonsep dan-perspektif-kmb
Konsep dan-perspektif-kmb
 
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsipContoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
Contoh kasus dilema etik dan pembahasan pendekatan nilai dan prinsip
 
Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)Antropologi keperawatan (2)
Antropologi keperawatan (2)
 
model keperawatan komunitas "teori Orem"
model keperawatan komunitas "teori Orem"model keperawatan komunitas "teori Orem"
model keperawatan komunitas "teori Orem"
 
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatanTeori Sistem dalam pelayanan kesehatan
Teori Sistem dalam pelayanan kesehatan
 
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatandede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
dede kelalaian dan malpraktek dalam keperawatan
 
Teori konseptual virginia henderson
Teori konseptual virginia hendersonTeori konseptual virginia henderson
Teori konseptual virginia henderson
 
Timbang terima dalam keperawatan
Timbang terima dalam keperawatanTimbang terima dalam keperawatan
Timbang terima dalam keperawatan
 
Ppt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutikPpt komunikasi terapeutik
Ppt komunikasi terapeutik
 
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan newPowerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
Powerpoint bab 1 sejarah keperawatan new
 
Dokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focusDokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focus
 
Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2Keperawatan transkultural 2
Keperawatan transkultural 2
 
Trend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatanTrend dan issue dalam keperawatan
Trend dan issue dalam keperawatan
 
Teori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handersonTeori keperawatan virginia handerson
Teori keperawatan virginia handerson
 
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYASOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
SOAL-SOAL UKOM NERS DAN PEMBAHASANNYA
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatanMakalah falsafah dan paradigma keperawatan
Makalah falsafah dan paradigma keperawatan
 
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
makalah perspektif transkultural dalam keperawatan
 

Similar to Fidelity dkk

Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
Septian Muna Barakati
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
Zulkifli Zulkifli
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
Agung Bejo
 
Tugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docxTugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docx
ArbainSuriansyah11
 
Dilema hukum
Dilema hukum Dilema hukum
Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Operator Warnet Vast Raha
 
Konsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
Konsep Dasar Etika Profesi KebidananKonsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
Konsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
UFDK
 
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdfkupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
Nurbaitiskep
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Ade Rahman
 
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Tia Septianita
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
Cahya
 
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-296666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2Amhar Rizki
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
Septian Muna Barakati
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
Septian Muna Barakati
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
Operator Warnet Vast Raha
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
ssuser838b69
 

Similar to Fidelity dkk (20)

Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makalah azan
Makalah azanMakalah azan
Makalah azan
 
Makala etika keperawatan
Makala etika keperawatanMakala etika keperawatan
Makala etika keperawatan
 
Aborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasiaAborsi dan eutanasia
Aborsi dan eutanasia
 
Tugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docxTugas Etika Keperawatan.docx
Tugas Etika Keperawatan.docx
 
Dilema hukum
Dilema hukum Dilema hukum
Dilema hukum
 
Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..
 
Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..Makalah prinsip etika keperawatan..
Makalah prinsip etika keperawatan..
 
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatanMakalah etika keperawatan  dalam hukum keperawatan
Makalah etika keperawatan dalam hukum keperawatan
 
Konsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
Konsep Dasar Etika Profesi KebidananKonsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
Konsep Dasar Etika Profesi Kebidanan
 
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdfkupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
kupdf.net_pedoman-dilema-etik.pdf
 
Konsep dasar etika profesi keperawatan
Konsep dasar etika  profesi keperawatanKonsep dasar etika  profesi keperawatan
Konsep dasar etika profesi keperawatan
 
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
Teorietikakeperawatan 100217231053-phpapp02
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
 
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-296666973 makalah-bu-aini-kasus-2
96666973 makalah-bu-aini-kasus-2
 
Moral AKPER PEMKAB MUNA
Moral AKPER PEMKAB MUNA Moral AKPER PEMKAB MUNA
Moral AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
Makalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatanMakalah etika keperawatan
Makalah etika keperawatan
 
eTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptxeTIK LEGAL.pptx
eTIK LEGAL.pptx
 

More from -Yusie Aprilia-

Makanan prakarya corona
Makanan prakarya coronaMakanan prakarya corona
Makanan prakarya corona
-Yusie Aprilia-
 
Tampilanms.excel 2007
Tampilanms.excel 2007Tampilanms.excel 2007
Tampilanms.excel 2007
-Yusie Aprilia-
 
Gaya hidup remaja pada masa kini
Gaya hidup remaja pada masa kiniGaya hidup remaja pada masa kini
Gaya hidup remaja pada masa kini
-Yusie Aprilia-
 
Ikan patin
Ikan patinIkan patin
Ikan patin
-Yusie Aprilia-
 
Hasil 2nd measles n bias 2 juni 2017
Hasil 2nd measles n bias 2 juni   2017Hasil 2nd measles n bias 2 juni   2017
Hasil 2nd measles n bias 2 juni 2017
-Yusie Aprilia-
 
Dampak merokok bagi remaja dinkes mura
Dampak merokok bagi remaja dinkes muraDampak merokok bagi remaja dinkes mura
Dampak merokok bagi remaja dinkes mura
-Yusie Aprilia-
 
Evaluasi p2 p
Evaluasi p2 pEvaluasi p2 p
Evaluasi p2 p
-Yusie Aprilia-
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa-Yusie Aprilia-
 

More from -Yusie Aprilia- (9)

Makanan prakarya corona
Makanan prakarya coronaMakanan prakarya corona
Makanan prakarya corona
 
Tampilanms.excel 2007
Tampilanms.excel 2007Tampilanms.excel 2007
Tampilanms.excel 2007
 
Gaya hidup remaja pada masa kini
Gaya hidup remaja pada masa kiniGaya hidup remaja pada masa kini
Gaya hidup remaja pada masa kini
 
Ikan patin
Ikan patinIkan patin
Ikan patin
 
Hasil 2nd measles n bias 2 juni 2017
Hasil 2nd measles n bias 2 juni   2017Hasil 2nd measles n bias 2 juni   2017
Hasil 2nd measles n bias 2 juni 2017
 
Dampak merokok bagi remaja dinkes mura
Dampak merokok bagi remaja dinkes muraDampak merokok bagi remaja dinkes mura
Dampak merokok bagi remaja dinkes mura
 
Evaluasi p2 p
Evaluasi p2 pEvaluasi p2 p
Evaluasi p2 p
 
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwaKomunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
Komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa
 
Pengantar pni
Pengantar pniPengantar pni
Pengantar pni
 

Fidelity dkk

  • 1. Kamis, 15 Maret 2012 ETIK, DILEMA ETIK DAN CONTOH KASUS DILEMA ETIK “ ETIK, DILEMA ETIK DAN CONTOH KASUS DILEMA ETIK “ DISUSUN OLEH : Ns. DODY SETYAWAN, S.Kep.,CWCCA KATA PENGANTAR
  • 2. Alhamdulillahhirrobbil’aalamiin, puji dan syukur saya panjatkan Kehadirat Allah SWT berkat rahmat serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah Etika dan Hukum Keperawatan ini. Makalah ini berisikan tentang konsep etik dan dilema etik. Selain itu didalamnya juga terdapat contoh kasus dilema etik keperawatan beserta dengan cara penyelesainnya. Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. DR. dr. Tri Wahyu Murni, Sp.B, Sp.BTKV (K), M.Hkes, selaku dosen mata kuliah Etika dan Hukum Keperawatan 2. Seluruh rekan Angkatan IV Pasca Sarjana Ilmu Keperawatan UNPAD Bandung yang telah banyak memberikan masukan dan diskusi-diskusi yang sangat membantu Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan baik dari segi isi materi maupun sistematika penulisannya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Bandung, Desember 2011 Dody Setyawan BAB I PENDAHULUAN
  • 3. A. LATAR BELAKANG Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip etik dan kode etik. Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab etik dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien, perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi. Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan bertindak sebagai advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan (Ismaini, 2001) Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai alternative jawaban yang belum tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan sebagai sebuah dilema etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik. Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika bekerja di klinik atau institusi yang lain. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum
  • 4. Mahasiswa mampu mengetahui konsep tentang etik dan dilema etik khususnya dibidang keperawatan 2. Tujuan Khusus a. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi etik b. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tipe-tipe etika c. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami teori etik d. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami prinsip-prinsip etik e. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi dan kode etik keperawatan f. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami dilema etik dan cara penyelesainnya g. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami contoh kasus dilema etik dan penyelesainnya BAB II ISI A DEFINISI ETIK Etik adalah norma-norma yang menentukan baik-buruknya tingkah laku manusia, baik secara sendirian maupun bersama-sama dan mengatur hidup ke arah tujuannya ( Pastur scalia, 1971 ). Etika juga berasal dari bahasa yunani, yaitu Ethos, yang menurut Araskar dan David (1978) berarti ” kebiasaaan ”. ”model prilaku” atau standar yang diharapkan dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan. Penggunaan istilah etika sekarang ini banyak diartikan sebagai motif atau dorongan yang mempengaruhi prilaku. (Mimin. 2002).
  • 5. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : baik dan buruk serta kewajiban dan tanggung jawab Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain. Sehingga juga dapat disimpulkan bahwa etika mengandung 3 pengertian pokok yaitu : nilai-nilai atau norma moral yang menjadi pegangan seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah laku, kumpulan azas atau nilai moral, misalnya kode etik dan ilmu tentang yang baik atau yang buruk (Ismaini, 2001) B TIPE-TIPE ETIKA 1. Bioetik Bioetika merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetika difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etika pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan. 2. Clinical ethics/Etik klinik Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia). 3. Nursing ethics/Etik Perawatan Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik. Etika keperawatan
  • 6. dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan. Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika keperawatan adalah sifat manusia yang unik (k2-nurse, 2009) C TEORI ETIK Dalam etika masih dijumpai banyak teori yang mencoba untuk menjelaskan suatu tindakan, sifat, atau objek perilaku yang sama dari sudut pandang atau perspektif yang berlainan. Beberapa teori etik adalah sebagai berikut : 1. Utilitarisme Sesuai dengan namanya Utilitarisme berasal dari kata utility dengan bahasa latinnya utilis yang artinya “bermanfaat”. Teori ini menekankan pada perbuatan yang menghasilkan manfaat, tentu bukan sembarang manfaat tetapi manfaat yang banyak memberikan kebahagiaan kepada banyak orang. Teori ini sebelum melakukan perbuatan harus sudah memikirkan konsekuensinya terlebih dahulu. 2. Deontologi Deontology berasal dari kata deon dari bahasa yunani yang artinya kewajiban. Teori ini menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatan akan baik jika didasari atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban sudah melakukan kebaikan. Teori ini tidak terpatok pada konsekuensi perbuatan dengan kata lain teori ini melaksanakan terlebih dahulu tanpa memikirkan akibatnya. (Aprilins, 2010) D PRINSIP-PRINSIP ETIK 1. Otonomi (Autonomy) Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya. 2. Berbuat baik (Beneficience)
  • 7. Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi 3. Keadilan (Justice) Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan. 4. Tidak merugikan (Nonmaleficience) Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien. 5. Kejujuran (Veracity) Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. 6. Menepati janji (Fidelity) Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang perawat untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya kepada pasien. 7. Karahasiaan (Confidentiality) Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasinya. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. (Geoffry hunt. 1994) E DEFINISI DAN KODE ETIK KEPERAWATAN
  • 8. Etik keperawatan adalah norma-norma yang di anut oleh perawat dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat professional. Perilaku etik akan dibentuk oleh nilai -nilai dari pasien, perawat dan interaksi sosial dalam lingkungan. Tujuan dari etika keperawatan adalah : 1. Mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tertentu 2. Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak-dampak dari keputusan perawat. Sedangkan Kode etik keperawatan merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain. Pada dasarnya, tujuan kode etik keperawatan adalah upaya agar perawat, dalam menjalankan setiap tugas dan fungsinya, dapat menghargai dan menghormati martabat manusia. Tujuan kode etik keperawatan tersebut adalah sebagai berikut : Merupakan dasar dalam mengatur hubungan antar perawat, klien atau pasien, teman sebaya, masyarakat, dan unsur profesi, baik dalam profesi keperawatan maupun dengan profesi lain di luar profesi keperawatan. Merupakan standar untuk mengatasi masalah yang silakukan oleh praktisi keperawatan yang tidak mengindahkan dedikasi moral dalam pelaksanaan tugasnya. Untuk mempertahankan bila praktisi yang dalam menjalankan tugasnya diperlakukan secara tidak adil oleh institusi maupun masyarakat. Merupakan dasar dalam menyusun kurikulum pendidikan kepoerawatan agar dapat menghasilkan lulusan yang berorientasi pada sikap profesional keperawatan. Memberikan pemahaman kepada masyarakat pemakai / pengguna tenaga keperawatan akan pentingnya sikap profesional dalam melaksanakan tugas praktek keperawatan. ( PPNI, 2000 ) F DILEMA ETIK
  • 9. Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang dimana keputusan mengenai perilaku yang layak harus di buat. (Arens dan Loebbecke, 1991: 77). Untuk itu diperlukan pengambilan keputusan untuk menghadapi dilema etika tersebut. Enam pendekatan dapat dilakukan orang yang sedang menghadapi dilema tersebut, yaitu: 1. Mendapatkan fakta-fakta yang relevan 2. Menentukan isu-isu etika dari fakta-fakta 3. Menentukan siap dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi dilemma 4. Menentukan alternatif yang tersedia dalam memecahkan dilema 5. Menentukan konsekwensi yang mungkin dari setiap alternative 6. Menetapkan tindakan yang tepat. Dengan menerapkan enam pendekatan tersebut maka dapat meminimalisasi atau menghindari rasionalisasi perilaku etis yang meliputi: (1) semua orang melakukannya, (2) jika legal maka disana terdapat keetisan dan (3) kemungkinan ketahuan dan konsekwensinya. Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan stress pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Dilema etik biasa timbul akibat nilai-nilai perawat, klien atau lingkungan tidak lagi menjadi kohesif sehingga timbul pertentangan dalam mengambil keputusan. Menurut Thompson & Thompson (1981 ) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Kerangka pemecahan dilema etik banyak diutarakan oleh para ahli dan pada dasarnya menggunakan kerangka proses keperawatan / Pemecahan masalah secara ilmiah, antara lain: 1. Model Pemecahan masalah ( Megan, 1989 ) Ada lima langkah-langkah dalam pemecahan masalah dalam dilema etik. a. Mengkaji situasi b. Mendiagnosa masalah etik moral c. Membuat tujuan dan rencana pemecahan d. Melaksanakan rencana e. Mengevaluasi hasil
  • 10. 2. Kerangka pemecahan dilema etik (kozier & erb, 2004 ) a. Mengembangkan data dasar. Untuk melakukan ini perawat memerukan pengumpulan informasi sebanyak mungkin meliputi : 1) Siapa yang terlibat dalam situasi tersebut dan bagaimana keterlibatannya 2) Apa tindakan yang diusulkan 3) Apa maksud dari tindakan yang diusulkan 4) Apa konsekuensi-konsekuensi yang mungkin timbul dari tindakan yang diusulkan. b. Mengidentifikasi konflik yang terjadi berdasarkan situasi tersebut c. Membuat tindakan alternatif tentang rangkaian tindakan yang direncanakan dan mempertimbangkan hasil akhir atau konsekuensi tindakan tersebut d. Menentukan siapa yang terlibat dalam masalah tersebut dan siapa pengambil keputusan yang tepat e. Mengidentifikasi kewajiban perawat f. Membuat keputusan 3. Model Murphy dan Murphy a. Mengidentifikasi masalah kesehatan b. Mengidentifikasi masalah etik c. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan d. Mengidentifikasi peran perawat e. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan f. Mempertimbangkan besar kecilnya konsekuensi untuk setiap alternatif keputusan g. Memberi keputusan h. Mempertimbangkan bagaimanan keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah umum untuk perawatan klien i. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan berikutnya.
  • 11. 4. Langkah-langkah menurut Purtilo dan Cassel ( 1981) Purtilo dan cassel menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik a. Mengumpulkan data yang relevan b. Mengidentifikasi dilema c. Memutuskan apa yang harus dilakukan d. Melengkapi tindakan 5. Langkah-langkah menurut Thompson & Thompson ( 1981) a. Meninjau situasi untuk menentukan masalah kesehatan, keputusan yang diperlukan, komponen etis dan petunjuk individual. b. Mengumpulkan informasi tambahan untuk mengklasifikasi situasi c. Mengidentifikasi Issue etik d. Menentukan posisi moral pribadi dan professional e. Mengidentifikasi posisi moral dari petunjuk individual yang terkait. f. Mengidentifikasi konflik nilai yang ada BAB III KASUS DILEMA ETIK Suatu hari ada seorang bapak-bapak dibawa oleh keluarganya ke salah satu Rumah Sakit di kota Surakarta dengan gejala demam dan diare kurang lebih selama 6 hari. Selain itu bapak-bapak tersebut (Tn. A) menderita sariawan sudah 3 bulan tidak sembuh-sembuh, dan berat badannya turun secara berangsur-angsur. Semula Tn. A badannya gemuk tapi 3 bulan terakhir ini
  • 12. badannya kurus dan telah turun 10 Kg dari berat badan semula. Tn. A ini merupakan seorang sopir truk yang sering pergi keluar kota karena tuntutan kerjaan bahkan jarang pulang, kadang-kadang 2 minggu sekali bahkan sebulan sekali. Tn. A masuk UGD kemudian dari dokter untuk diopname di ruang penyakit dalam karena kondisi Tn. A yang sudah sangat lemas. Keesokan harinya dokter yang menangani Tn. A melakukan visit kepada Tn. A, dan memberikan advice kepada perawatnya untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan mengambil sampel darahnya. Tn. A yang ingin tahu sekali tentang penyakitnya meminta perawat tersebut untuk segera memberi tahu penyakitnya setelah didapatkan hasil pemeriksaan. Sore harinya pukul 16.00 WIB hasil pemeriksaan telah diterima oleh perawat tersebut dan telah dibaca oleh dokternya. Hasilnya mengatakan bahwa Tn. A positif terjangkit penyakit HIV/AIDS. Kemudian perawat tersebut memanggil keluarga Tn. A untuk menghadap dokter yang menangani Tn. A. Bersama dokter dan seijin dokter tersebut, perawat menjelaskan tentang kondisi pasien dan penyakitnya. Keluarga terlihat kaget dan bingung. Keluarga meminta kepada dokter terutama perawat untuk tidak memberitahukan penyakitnya ini kepada Tn. A. Keluarga takut Tn. A akan frustasi, tidak mau menerima kondisinya dan dikucilkan dari masyarakat. Perawat tersebut mengalami dilema etik dimana satu sisi dia harus memenuhi permintaan keluarga namun di sisi lain perawat tersebut harus memberitahukan kondisi yang dialami oleh Tn. A karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi. BAB IV PEMBAHASAN KASUS Kasus diatas menjadi suatu dilema etik bagi perawat dimana dilema etik itu didefinisikan sebagai suatu masalah yang melibatkan dua ( atau lebih ) landasan moral suatu tindakan tetapi tidak dapat dilakukan keduanya. Ini merupakan suatu kondisi dimana setiap alternatif tindakan
  • 13. memiliki landasan moral atau prinsip. Pada dilema etik ini sukar untuk menentukan yang benar atau salah dan dapat menimbulkan kebingungan pada tim medis yang dalam konteks kasus ini khususnya pada perawat karena dia tahu apa yang harus dilakukan, tetapi banyak rintangan untuk melakukannya. Menurut Thompson & Thompson (1981) dilema etik merupakan suatu masalah yang sulit dimana tidak ada alternatif yang memuaskan atau situasi dimana alternatif yang memuaskan atau tidak memuaskan sebanding. Untuk membuat keputusan yang etis, seorang perawat harus bisa berpikir rasional dan bukan emosional. Perawat tersebut berusaha untuk memberikan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan etika dan legal yaitu dia menghargai keputusan yang dibuat oleh pasien dan keluarga. Selain itu dia juga harus melaksanakan kewajibannya sebagai perawat dalam memenuhi hak-hak pasien salah satunya adalah memberikan informasi yang dibutuhkan pasien atau informasi tentang kondisi dan penyakitnya. Hal ini sesuai dengan salah satu hak pasien dalam pelayanan kesehatan menurut American Hospital Assosiation dalam Bill of Rights. Memberikan informasi kepada pasien merupakan suatu bentuk interaksi antara pasien dan tenaga kesehatan. Sifat hubungan ini penting karena merupakan faktor utama dalam menentukan hasil pelayanan kesehatan. Keputusan keluarga pasien yang berlawanan dengan keinginan pasien tersebut maka perawat harus memikirkan alternatif-alternatif atau solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan berbagai konsekuensi dari masing-masing alternatif tindakan. Dalam pandangan Etika penting sekali memahami tugas perawat agar mampu memahami tanggung jawabnya. Perawat perlu memahami konsep kebutuhan dasar manusia dan bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan dasar tersebut tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan fisiknya atau psikologisnya saja, tetapi semua aspek menjadi tanggung jawab perawat. Etika perawat melandasi perawat dalam melaksanakan tugas -tugas tersebut. Dalam pandangan etika keperawatan, perawat memilki tanggung jawab (responsibility) terhadap tugas-tugasnya. Penyelesaian kasus dilema etik seperti ini diperlukan strategi untuk mengatasinya karena tidak menutup kemungkinan akan terjadi perbedaan pendapat antar tim medis yang terlibat termasuk dengan pihak keluarga pasien. Jika perbedaan pendapat ini terus berlanjut maka akan timbul masalah komunikasi dan kerjasama antar tim medis menjadi tidak optimal. Hal ini jelas akan membawa dampak ketidaknyamanan pasien dalam mendapatkan pelayanan keperawatan. Berbagai model pendekatan bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah dilema etik ini antara lain model dari Megan, Kozier dan Erb, model Murphy dan Murphy, model Levine-ariff dan Gron, model Curtin, model Purtilo dan Cassel, dan model Thompson dan thompson. Berdasarkan pendekatan model Megan, maka kasus dilema etik perawat yang merawat Tn. A ini dapat dibentuk kerangka penyelesaian sebagai berikut :
  • 14. 1. Mengkaji situasi Dalam hal ini perawat harus bisa melihat situasi, mengidentifikasi masalah/situasi dan menganalisa situasi. Dari kasus diatas dapat ditemukan permasalahan atau situasi sebagai berikut : Tn. A menggunakan haknya sebagai pasien untuk mengetahui penyakit yang dideritanya sekarang sehingga Tn. A meminta perawat tersebut memberikan informasi tentang hasil pemeriksaan kepadanya. Rasa kasih sayang keluarga Tn. A terhadap Tn. A membuat keluarganya berniat menyembunyikan informasi tentang hasil pemeriksaan tersebut dan meminta perawat untuk tidak menginformasikannya kepada Tn. A dengan pertimbangan keluarga takut jika Tn. A akan frustasi tidak bisa menerima kondisinya sekarang c. Perawat merasa bingung dan dilema dihadapkan pada dua pilihan dimana dia harus memenuhi permintaan keluarga, tapi disisi lain dia juga harus memenuhi haknya pasien untuk memperoleh informasi tentang hasil pemeriksaan atau kondisinya. 2. Mendiagnosa Masalah Etik Moral Berdasarkan kasus dan analisa situasi diatas maka bisa menimbulkan permasalahan etik moral jika perawat tersebut tidak memberikan informasi kepada Tn. A terkait dengan penyakitnya karena itu merupakan hak pasien untuk mendapatkan informasi tentang kondisi pasien termasuk penyakitnya. 3. Membuat Tujuan dan Rencana Pemecahan Alternatif-alternatif rencana harus dipikirkan dan direncanakan oleh perawat bersama tim medis yang lain dalam mengatasi permasalahan dilema etik seperti ini. Adapun alternatif rencana yang bisa dilakukan antara lain : a. Perawat akan melakukan kegiatan seperti biasa tanpa memberikan informasi hasil pemeriksaan/penyakit Tn. A kepada Tn. A saat itu juga, tetapi memilih waktu yang tepat ketika kondisi pasien dan situasinya mendukung. Hal ini bertujuan supaya Tn. A tidak panic yang berlebihan ketika mendapatkan informasi seperti itu karena sebelumnya telah dilakukan pendekatan-pendekatan oleh perawat. Selain itu untuk alternatif rencana ini diperlukan juga suatu bentuk motivasi/support sistem yang kuat
  • 15. dari keluarga. Keluarga harus tetap menemani Tn. A tanpa ada sedikitpun perilaku dari keluarga yang menunjukkan denial ataupun perilaku menghindar dari Tn. A. Dengan demikian diharapkan secara perlahan, Tn. A akan merasa nyaman dengan support yang ada sehingga perawat dan tim medis akan menginformasikan kondisi yang sebenarnya. Ketika jalannya proses sebelum diputuskan untuk memberitahu Tn. A tentang kondisinya dan ternyata Tn. A menanyakan kondisinya ulang, maka perawat tersebut bisa menjelaskan bahwa hasil pemeriksaannya masih dalam proses tim medis. Alternatif ini tetap memiliki kelemahan yaitu perawat tidak segera memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A dan tidak jujur saat itu walaupun pada akhirnya perawat tersebut akan menginformasikan yang sebenarnya jika situasinya sudah tepat. Ketidakjujuran merupakan suatu bentuk pelanggaran kode etik keperawatan. b. Perawat akan melakukan tanggung jawabnya sebagai perawat dalam memenuhi hak-hak pasien terutama hak Tn. A untuk mengetahui penyakitnya, sehingga ketika hasil pemeriksaan sudah ada dan sudah didiskusikan dengan tim medis maka perawat akan langsung menginformasikan kondisi Tn. A tersebut atas seijin dokter. Alternatif ini bertujuan supaya Tn. A merasa dihargai dan dihormati haknya sebagai pasien serta perawat tetap tidak melanggar etika keperawatan. Hal ini juga dapat berdampak pada psikologisnya dan proses penyembuhannya. Misalnya ketika Tn. A secara lambat laun mengetahui penyakitnya sendiri atau tahu dari anggota keluarga yang membocorkan informasi, maka Tn. A akan beranggapan bahwa tim medis terutama perawat dan keluarganya sendiri berbohong kepadanya. Dia bisa beranggapan merasa tidak dihargai lagi atau berpikiran bahwa perawat dan keluarganya merahasiakannya karena ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) merupakan “aib” yang dapat mempermalukan keluarga dan Rumah Sakit. Kondisi seperti inilah yang mengguncangkan psikis Tn. A nantinya yang akhirnya bisa memperburuk keadaan Tn. A. Sehingga pemberian informasi secara langsung dan jujur kepada Tn. A perlu dilakukan untuk menghindari hal tersebut. Kendala-kendala yang mungkin timbul : 1) Keluarga tetap tidak setuju untuk memberikan informasi tersebut kepada Tn. A Sebenarnya maksud dari keluarga tersebut adalah benar karena tidak ingin Tn. A frustasi dengan kondisinya. Tetapi seperti yang diceritakan diatas bahwa ketika Tn. A tahu dengan sendirinya justru akan mengguncang psikisnya dengan anggapan-anggapan yang bersifat
  • 16. emosional dari Tn. A tersebut sehingga bisa memperburuk kondisinya. Perawat tersebut harus mendekati keluarga Tn. A dan menjelaskan tentang dampak-dampaknya jika tidak menginformasikan hal tersebut. Jika keluarga tersebut tetap tidak mengijinkan, maka perawat dan tim medis lain bisa menegaskan bahwa mereka tidak akan bertanggung jawab atas dampak yang terjadi nantinya. Selain itu sesuai dengan Kepmenkes 1239/2001 yang mengatakan bahwa perawat berhak menolak pihak lain yang memberikan permintaan yang bertentangan dengan kode etik dan profesi keperawatan. 2) Keluarga telah mengijinkan tetapi Tn. A denial dengan informasi yang diberikan perawat. Denial atau penolakan adalah sesuatu yang wajar ketika seseorang sedang mendapatkan permasalahan yang membuat dia tidak nyaman. Perawat harus tetap melakukan pendekatan-pendekatan secara psikis untuk memotivasi Tn. A. Perawat juga meminta keluarga untuk tetap memberikan support sistemnya dan tidak menunjukkan perilaku mengucilkan Tn. A tersebut. Hal ini perlu proses adaptasi sehingga lama kelamaan Tn. A diharapkan dapat menerima kondisinya dan mempunyai semangat untuk sembuh. 4. Melaksanakan Rencana Alternatif-alternatif rencana tersebut harus dipertimbangkan dan didiskusikan dengan tim medis yang terlibat supaya tidak melanggar kode etik keperawatan. Sehingga bisa diputuskan mana alternatif yang akan diambil. Dalam mengambil keputusan pada pasien dengan dilema etik harus berdasar pada prinsip-prinsip moral yang berfungsi untuk membuat secara spesifik apakah suatu tindakan dilarang, diperlukan atau diizinkan dalam situasi tertentu ( John Stone, 1989 ), yang meliputi : a. Autonomy / Otonomi Pada prinsip ini perawat harus menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dan keluarganya tapi ketika pasien menuntut haknya dan keluarganya tidak setuju maka perawat harus mengutamakan hak Tn. A tersebut untuk mendapatkan informasi tentang kondisinya. b. Benefesience / Kemurahan Hati Prinsip ini mendorong perawat untuk melakukan sesuatu hal atau tindakan yang baik dan tidak merugikan Tn. A. Sehingga perawat bisa memilih diantara 2 alternatif diatas mana yang paling baik dan tepat untuk Tn. A dan sangat tidak merugikan Tn. A c. Justice / Keadilan
  • 17. Perawat harus menerapkan prinsip moral adil dalam melayani pasien. Adil berarti Tn. A mendapatkan haknya sebagaimana pasien yang lain juga mendapatkan hak tersebut yaitu memperoleh informasi tentang penyakitnya secara jelas sesuai dengan konteksnya/kondisinya. d. Nonmaleficience / Tidak merugikan Keputusan yang dibuat perawat tersebut nantinya tidak menimbulkan kerugian pada Tn. A baik secara fisik ataupun psikis yang kronis nantinya. e. Veracity / Kejujuran Perawat harus bertindak jujur jangan menutup-nutupi atau membohongi Tn. A tentang penyakitnya. Karena hal ini merupakan kewajiban dan tanggung jawab perawat untuk memberikan informasi yang dibutuhkan Tn. A secara benar dan jujur sehingga Tn. A akan merasa dihargai dan dipenuhi haknya. f. Fedelity / Menepati Janji Perawat harus menepati janji yang sudah disepakati dengan Tn. A sebelum dilakukan pemeriksaan yang mengatakan bahwa perawat bersdia akan menginformasikan hasil pemeriksaan kepada Tn. A jika hasil pemeriksaannya sudah selesai. Janji tersebut harus tetap dipenuhi walaupun hasilnya pemeriksaan tidak seperti yang diharapkan karena ini mempengaruhi tingkat kepercayaan Tn. A terhadap perawat tersebut nantinya. g. Confidentiality / Kerahasiaan Perawat akan berpegang teguh dalam prinsip moral etik keperawatan yaitu menghargai apa yang menjadi keputusan pasien dengan menjamin kerahasiaan segala sesuatu yang telah dipercayakan pasien kepadanya kecuali seijin pasien. Berdasarkan pertimbangan prinsip-prinsip moral tersebut keputusan yang bisa diambil dari dua alternatif diatas lebih mendukung untuk alternatif ke-2 yaitu secara langsung memberikan informasi tentang kondisi pasien setelah hasil pemeriksaan selesai dan didiskusikan dengan semua yang terlibat. Mengingat alternatif ini akan membuat pasien lebih dihargai dan dipenuhi haknya sebagai pasien walaupun kedua alternatif tersebut memiliki kelemahan masing-masing. Hasil keputusan tersebut kemudian dilaksanakan sesuai rencana dengan pendekatan-pendekatan dan caring serta komunikasi terapeutik. 5. Mengevaluasi Hasil
  • 18. Alternatif yang dilaksanakan kemudian dimonitoring dan dievaluasi sejauh mana Tn. A beradaptasi tentang informasi yang sudah diberikan. Jika Tn. A masih denial maka pendekatan-pendekatan tetap terus dilakukan dan support sistem tetap terus diberikan yang pada intinya membuat pasien merasa ditemani, dihargai dan disayangi tanpa ada rasa dikucilkan. BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dalam upaya mendorong kemajuan profesi keperawatan agar dapat diterima dan dihargai oleh pasien, masyarakat atau profesi lain, maka perawat harus memanfaatkan nilai-nilai keperawatan dalam menerapkan etika dan moral disertai komitmen yang kuat dalam mengemban peran profesionalnya. Dengan demikian perawat yang menerima tanggung jawab, dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara etis profesional. Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasien, dan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan keperawatan. Selain itu dalam menyelesaikan permasalahan etik atau dilema etik keperawatan harus dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip-prinsip etik supaya tidak merugikan salah satu pihak. B. SARAN Pembelajaran tentang etika dan moral dalam dunia profesi terutama bidang keperawatan harus ditanamkan kepada mahasiswa sedini mungkin supaya nantinya mereka bisa lebih memahami tentang etika keperawatan sehingga akan berbuat atau bertindak sesuai kode etiknya (kode etik keperawatan).
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Aprilins. 2010. Teori Etika. Diakses 26 Desember 2011 pukul 21.00 WIB. Diposkan 23 Februari 2010 pukul 10.02 PM. URL : http://aprillins.com/2010/1554/2-teori-etika-utilitarisme-deontologi/ Carol T,Carol L, Priscilla LM. 1997. Fundamental Of Nursing Care, Third Edition, by Lippicot Philadelpia, New York. Geoffry hunt. 1994. Ethical issues in nursing. New york: press (padstow) Ltd. Ismaini, N. 2001. Etika Keperawatan. Jakarta : Widya Medika k_2 nurse. 2009. Etika Keperawatan. Unpad Webblog. Diakses tanggal 13 November 2011. Diposkan tanggal 16 Januari 2009. http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-keperawatan Kozier B., Erb G., Berman A., & Snyder S.J. 2004. Fundamentals of Nursing Concepts, Process and Practice 7th Ed., New Jersey: Pearson Education Line Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta : EGC
  • 20. PPNI. 2000. Kode Etik Keperawatan Indonesia. Keputusan Munas VI. Rubenfeld, M. Gaie. K. Scheffer, B. 2006. Berpikir Kritis dalam Keperawatan. Edisi 2. Jakarta : EG Suhaemi,M. 2002. Etika Keperawatan aplikasi pada praktek. Jakarta : EGC ThompsonJ.B & Thopson H.O. 1981. Ethics in Nursing. Macmillan Publ. C