SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Pemantauan
Gizi Atlet secara
BIokimia
Kelompok 6 :
1. Annisa Jihan Faroha(192210692)
2. Nindalany Rahti (192210708)
3. Raisyatul Maharani(192210713)
Pengertian Penilaian Status Gizi
Secara Biokimia
01.
Kelebihan dan Kekurangan
Pemeriksaan Biokimia untuk
Menilai Status Gizi
02.
Pengukuran Biokimia
Darah pada Atlet
03.
Pemantauan Gizi Atlet secara
Biokimia
Pengertian Penilaian
Status Gizi Secara
Biokimia
01
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai
status Kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan
nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data
antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1).
Penentuan status gizi dengan metode biokimia adalah salah satu metode yang
dilakukan secara langsung pada tubuh atau bagian tubuh. Tujuan penilaian status gizi ini
adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan zat gizi dalam tubuh sebagai akibat dari
asupan gizi dari makanan. Uji biokimia mengukur status gizi dengan menggunakan peralatan
laboratorium kimia deengan mengukur zat gizi dalam cairan tubuh atau jaringan tubuh atau
ekskresi urin. Misalnya mengukur status iodium dengan memeriksa urin, mengukur status
hemoglobin dengan pemeriksaan darah dan lainnya. Penilaian status gizi dengan biokimia
adalah pemeriksaa n spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga
beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
Pemeriksaan biokimia merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi
adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan
dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di
jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji kimia status. Cara lain
adalah dengan menggunakan uji gangguan fungsional yang berfungsi untuk mengukur
besarnya konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi yang spesifik. Untuk pemeriksaan
biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia statis dan uji gangguan
fungsional (Baliwati, 2004).
Kelebihan dan Kekurangan
Pemeriksaan Biokimia
untuk Menilai Status Gizi
02
1. Kelebihan Pemeriksaan Biokimia Untuk Menilai Status Gizi
Metode biokimia untuk menilai status gizi mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan
dengan metode yang lain. Beberapa kelebihan adalah sebagai berikut :
a) Metode biokimia dapat mengukur tingkat gizi pada jaringan tubuh secara tepat,
sehingga dapat dipastikan apakah seseorang mempunyai kadar zat gizi yang cukup
atau kurang. Bahkan dalam jumlah kecil sekalipun dapat terdeteksi, seperti kekurangan
iodium dalam darah.
b) Dengan mengetahui tingkat gizi dalam tubuh, maka kemungkinan kejadian yang akan
datang dapat diprediksi. Dengan demikian dapat segera dilakukan upaya intervensi
untuk mencegah kekurangan gizi yang lebih parah.
c) Data yang diperoleh pemeriksaan laboratorium hasilnya cukup valid dan dapat
dipercaya ketepatannya.
2. Kekurangan Pemeriksaan Biokimia untuk Menilai Status Gizi
Beberapa kekurangan pemeriksaan biokimia adalah sebagai berikut :
a) Pada umumnya pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium memerlukan peralatan yang
harganya cukup mahal. Semakin canggih alat, maka harga akan semakin mahal, akibatnya
biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pemeriksaan relatif mahal.
b) Peralatan laboratorium umumnya sangat sensitif dan mudah pecah, sehingga alat
laboratorium sulit untuk dibawa ke tempat yang jauh.
c) Pada waktu melakukan pemeriksaan dengan metode laboratorium, umumnya memerlukan
tempat dan kondisi yang khusus agar pemeriksaan berjalan dengan baik dan aman.
d) Batasan kecukupan zat gizi setiap individu tidak mutlak, tetapi berdasarkan kisaran.
Misalnya batasan anemi bagi wanita adalah kadar hemoglobinya 12 mg/dl, tetapi ada wanita
dengan kadar hemoglobin 11 mg/dl tidak menunjukkan gejala anemi.
e) Untuk beberapa indicator zat gizi yang lebih sensitive dibutuhkan waktu yang cukup lama
sebelum dapat keluar hasil dan disimpulkan status gizi berdasarkan penilaian biokimia.
Pengukuran Biokimia
Darah pada Atlet
03
Pengukuran status biokimia darah pada atlet dapat dijadikan sebagai penentuan status
gizi. Profil lipid, fungsi organ, dan asupan diet sehari-hari dapat digambarkan dari
pemeriksaan biokimia darah. Hasil pengukuran biokimia darah akan menentukan intervensi
gizi yang sesuai untuk atlet Masalah gizi, seperti defisiensi zat gizi, profil lipid yang buruk,
dan diet dengan sumber lemak yang berlebih dapat diatasi dengan adanya monitoring pada
status biokimia darah atlet
Gizi olahraga memiliki fokus pada penyelenggaraan asuhan gizi untuk mempertahankan
status gizi atlet yang baik dan performa yang optimal sehingga ahli gizi perlu menyoroti
pengukuran biokimia darah yang paling berpengaruh pada performa atlet. Pengukuran
hematologi secara lengkap memiliki banyak komponen yang diukur. Pada atlet,
pengukuran profil darah lengkap baik untuk dilakukan. Pemeriksaan darah atlet secara
rutin dapat memberikan informasi mengenai status kesehatan atlet. Data hasil
pemeriksaan dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi atlet untuk meningkatkan kualitas
kesehatannya dan merencanakan program latihan serta pengaturan diet yang sesuai.
a. Glukosa Darah
Sebuah penelitian dilakukan pada tujuh college athlete dengan memberikan minuman
glukosa sebelum latihan maraton. Serum glukosa diukur pada menit ke-0, 30, 60, dan 150.
Peningkatan kadar yang signifikan ditunjukkan oleh serum glukosa dan trigliserida (p<0,01)
pada subjek yang diberikan minuman glukosa sebelum latihan. Dilihat dari segi performanya,
sebagian besar atlet (lebih dari 80%) dapat menempuh jarak yang lebih jauh dengan asupan
minuman glukosa. Asupan karbohidrat yang sesuai dengan kebutuhan akan menjaga
simpanan glikogen sehingga performa atlet meningkat. Konsumsi karbohidrat secara reguler
saat latihan ataupun kompetisi juga terbukti meningkatkan performa. Atlet lebih menyukai
karbohidrat dalam bentuk cairan karena mudah diserap oleh tubuh. Sebanyak 30-60 g
karbohidrat yang ditambahkan pada minuman dapat mengurangi kelelahan pada atlet atletik.
Atlet endurance seperti maraton dapat mencapai performa maksimal jika dapat
mempertahankan kecepatan oksidasi glukosa per satuan waktu (pengambilan oksigen).
Penurunan cadangan karbohidrat akan menurunkan kapasitas kerja setelah 2 jam sebesar
50%. Penurunan ini berhubungan dengan produksi dan pelepasan energi oleh oksidasi lemak
yang menggantikan peran penting produksi energi pada periode ini. Peningkatan performa
ditunjukkan oleh atlet triatlon setelah mengonsumsi glukosa 10% pada 5 menit (G5) sebelum
berenang dan 35 menit sebelum konsumsi G5. Performa yang dihasilkan lebih baik daripada
plasebo."
Pengukuran glukosa darah dapat dilakukan dengan pengukuran laboratorium ataupun
alat portable. Pengukuran kadar glukosa saat ini dipermudah dengan adanya alat yang
bersifat self-monitoring yang menggunakan finger-stick blood samples, test strips, dan
portable meter," Selain untuk mengukur kadar glukosa, portable meter juga dapat
digunakan untuk mengukur kadar asam urat dan kolesterol total hanya dengan mengganti
chip yang sesuai. Konsentrasi glukosa tertinggi terdapat pada pembuluh darah arteri. Pada
pengukuran di laboratorium biasanya menggunakan sampel darah dari pembuluh darah
vena. Jenis sampel darah yang akan diperiksa perlu. diperhatikan. Jika sampel berupa
darah lengkap (whole blood), konsentrasi glukosa yang terukur lebih rendah 15% dari
serum atau plasma karena memiliki kandungan air yang lebih tinggi.
b. Lipid Darah
Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang berperan dalam menjaga kebugaran
tubuh. Olahraga yang rutin dilakukan dapat menjaga sirkulasi darah, mencegah risiko
penyakit kardiovaskular, diabetes, dan menjaga kadar lipid darah dengan meningkatkan
kadar high density lipoprotein (HDL) serta menurunkan low density lipoprotein (LDL),
Peningkatan kadar HDL utamanya ditemukan pada atlet endurance sebagai efek dari latihan
jangka panjang. Namun, dewasa ini banyak pula ditemukan kasus dislipidemia pada
populasi atlet.
Aktivitas fisik memiliki pengaruh pada metabolisme lipid. Meningkatnya durasi aktivitas
fisik akan meningkatkan penggunaan lipid sebagai sumber energi yang digunakan otot.
Aktivitas simpatetik dan penurunan sekresi insulin saat olahraga endurance merangsang
lipolisis untuk menghasilkan energi. Ketika latihan melebihi kapasitas aerobiknya, kadar
laktat darah meningkat. Kondisi tersebut akan memudahkan konversi asam lemak dan
gliserol menjadi trigliserida sehingga asam lemak yang digunakan sebagai sumber energi
berkurang, Karbohidrat akan digunakan sebagai sumber energi utama ketika intensitas
tinggi. Untuk menghasilkan efek positif pada profil lipid, latihan harus dikontrol, baik dari segi
frekuensi, intensitas, maupun durasi.
Lipid dan sistem kardiovaskuler memiliki peran penting pada performa atlet. Oleh karena
itu, atlet perlu memperhatikan profil lipid darahnya untuk menghindari adanya risiko penyakit
kardiovaskuler. Profil lipid darah yang perlu diperhatikan adalah kolesterol total, HDL, LDL,
dan trigliserid.
Proses screening yang direkomendasikan oleh NCEP dimulai dari atlet yang memiliki
lingkar pinggang lebih dari 40 inci atau persen lemak tubuh lebih dari 25%, Pemeriksaan
darah dianjurkan setelah 8-12 jam berpuasa. Pemeriksaan di laboratorium biasanya
menggunakan serum sebagai bahan analisisnya dan jumlah darah yang dibutuhkan lebih
banyak daripada menggunakan alat finger stick.
Penentuan intervensi gizi pada atlet dengan dislipidemia direkomendasikan untuk
mengacu pada level LDL dan diterapkan sesuai dengan level LDL yang dimiliki. Intervensi
pada individu dengan kadar LDL tidak terlalu tinggi dapat berupa peningkatan aktivitas fisik,
penurunan berat badan, dan pemilihan diet rendah lemak dan kolesterol. Pada atlet dengan
kadar kolesterol tidak terlalu tinggi dapat meningkatkan latihan aerobik, program menurunkan
persen lemak nubuh, dan mengurangi asupan tinggi lemak serta kolesterol. Asupan fitosterol
dan asam lemak omega-3 juga dapat membantu menjaga kadar lipid darah.
Ada berbagai cara untuk mengukur kadar hemoglobin, di antaranya adalah dengan
menggunakan skala warna, teknik Lovibond-Drabkin, Tallqvist, metode copper-sulfat,
Hemocue, dan automated haematology analyzer. Teknik Lovibond-Drabkin menggunakan
cyanmethehemoglobin dan perubahan warna sebagai indikator pengukurannya. Biaya yang
mahal dan kecenderungan adanya kesalahan interpretasi perubahan warna menjadikan
metode Lovibond-Drabkin tidak digunakan saat ini. Metode copper-sulfat (CuSO)
memanfaatkan berat jenis darah untuk mengukur hemoglobin.
THANKS

More Related Content

Similar to Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia

Penilaian status gizi - seila.pptx
Penilaian status gizi - seila.pptxPenilaian status gizi - seila.pptx
Penilaian status gizi - seila.pptxSeilaAzmia1
 
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptxNutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptxRahmatPristiwahyono
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi
M3 kb3   nutrisi dan eliminasiM3 kb3   nutrisi dan eliminasi
M3 kb3 nutrisi dan eliminasippghybrid4
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI pjj_kemenkes
 
Langkah langkah koseling gizi atlet
Langkah langkah koseling gizi atletLangkah langkah koseling gizi atlet
Langkah langkah koseling gizi atletYESIAprilia1
 
Gizi pada atlet lari jarak jauh
Gizi pada atlet lari jarak jauhGizi pada atlet lari jarak jauh
Gizi pada atlet lari jarak jauhEdi Fitriyanto
 
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptxnurulfuadi2
 
01. Erma Slide Sidang Edisi Rombak
01. Erma   Slide Sidang Edisi Rombak01. Erma   Slide Sidang Edisi Rombak
01. Erma Slide Sidang Edisi RombakHans Putra
 
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Amanda Putri Utami
 
103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_cmaulanadavid
 
Gangguan gizi dan metabolik
Gangguan gizi dan metabolikGangguan gizi dan metabolik
Gangguan gizi dan metabolikfikri asyura
 
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMIPRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMIRiany Zahrah
 
Modul 4 Praktikum Biokimia
Modul 4 Praktikum BiokimiaModul 4 Praktikum Biokimia
Modul 4 Praktikum Biokimiapjj_kemenkes
 
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.pptPRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.pptBangJogan
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.pptheri sos
 
KEGIATAN KESORGA DI PUSKESMAS.pptx
KEGIATAN KESORGA DI PUSKESMAS.pptxKEGIATAN KESORGA DI PUSKESMAS.pptx
KEGIATAN KESORGA DI PUSKESMAS.pptxIndraJayaPurnama
 

Similar to Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia (20)

Penilaian status gizi - seila.pptx
Penilaian status gizi - seila.pptxPenilaian status gizi - seila.pptx
Penilaian status gizi - seila.pptx
 
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptxNutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptx
 
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi
M3 kb3   nutrisi dan eliminasiM3 kb3   nutrisi dan eliminasi
M3 kb3 nutrisi dan eliminasi
 
Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3Modul 1 kb 3
Modul 1 kb 3
 
PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI  PENILAIAN STATUS GIZI
PENILAIAN STATUS GIZI
 
3 k3 spesimen
3 k3 spesimen3 k3 spesimen
3 k3 spesimen
 
Langkah langkah koseling gizi atlet
Langkah langkah koseling gizi atletLangkah langkah koseling gizi atlet
Langkah langkah koseling gizi atlet
 
Gizi pada atlet lari jarak jauh
Gizi pada atlet lari jarak jauhGizi pada atlet lari jarak jauh
Gizi pada atlet lari jarak jauh
 
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
7. PENILAIAN TANDA BIOKIMIA.pptx
 
01. Erma Slide Sidang Edisi Rombak
01. Erma   Slide Sidang Edisi Rombak01. Erma   Slide Sidang Edisi Rombak
01. Erma Slide Sidang Edisi Rombak
 
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
Laporan Tutorial Skenario D Blok 7 ( Lethargis - Cairan tubuh)
 
103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c103 maulana david 2020_c
103 maulana david 2020_c
 
Gangguan gizi dan metabolik
Gangguan gizi dan metabolikGangguan gizi dan metabolik
Gangguan gizi dan metabolik
 
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMIPRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
PRAKTIKUM GIZI ENDOKRIN FK UMI
 
PJMS.pptx
PJMS.pptxPJMS.pptx
PJMS.pptx
 
Modul 4 Praktikum Biokimia
Modul 4 Praktikum BiokimiaModul 4 Praktikum Biokimia
Modul 4 Praktikum Biokimia
 
Gizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energiGizi seimbang dan energi
Gizi seimbang dan energi
 
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.pptPRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
PRESENTASI-LATIFAH HASIL RAPID 2009 utk seminar LPPM.ppt
 
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN  NUTRISI.pptKEBUTUHAN  NUTRISI.ppt
KEBUTUHAN NUTRISI.ppt
 
KEGIATAN KESORGA DI PUSKESMAS.pptx
KEGIATAN KESORGA DI PUSKESMAS.pptxKEGIATAN KESORGA DI PUSKESMAS.pptx
KEGIATAN KESORGA DI PUSKESMAS.pptx
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 

Pemantauan gizi olahraga raga atlet secara biokimia

  • 1. Pemantauan Gizi Atlet secara BIokimia Kelompok 6 : 1. Annisa Jihan Faroha(192210692) 2. Nindalany Rahti (192210708) 3. Raisyatul Maharani(192210713)
  • 2. Pengertian Penilaian Status Gizi Secara Biokimia 01. Kelebihan dan Kekurangan Pemeriksaan Biokimia untuk Menilai Status Gizi 02. Pengukuran Biokimia Darah pada Atlet 03. Pemantauan Gizi Atlet secara Biokimia
  • 3. Pengertian Penilaian Status Gizi Secara Biokimia 01
  • 4. Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status Kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1). Penentuan status gizi dengan metode biokimia adalah salah satu metode yang dilakukan secara langsung pada tubuh atau bagian tubuh. Tujuan penilaian status gizi ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan zat gizi dalam tubuh sebagai akibat dari asupan gizi dari makanan. Uji biokimia mengukur status gizi dengan menggunakan peralatan laboratorium kimia deengan mengukur zat gizi dalam cairan tubuh atau jaringan tubuh atau ekskresi urin. Misalnya mengukur status iodium dengan memeriksa urin, mengukur status hemoglobin dengan pemeriksaan darah dan lainnya. Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaa n spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
  • 5. Pemeriksaan biokimia merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji kimia status. Cara lain adalah dengan menggunakan uji gangguan fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi yang spesifik. Untuk pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004).
  • 6. Kelebihan dan Kekurangan Pemeriksaan Biokimia untuk Menilai Status Gizi 02
  • 7. 1. Kelebihan Pemeriksaan Biokimia Untuk Menilai Status Gizi Metode biokimia untuk menilai status gizi mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode yang lain. Beberapa kelebihan adalah sebagai berikut : a) Metode biokimia dapat mengukur tingkat gizi pada jaringan tubuh secara tepat, sehingga dapat dipastikan apakah seseorang mempunyai kadar zat gizi yang cukup atau kurang. Bahkan dalam jumlah kecil sekalipun dapat terdeteksi, seperti kekurangan iodium dalam darah. b) Dengan mengetahui tingkat gizi dalam tubuh, maka kemungkinan kejadian yang akan datang dapat diprediksi. Dengan demikian dapat segera dilakukan upaya intervensi untuk mencegah kekurangan gizi yang lebih parah. c) Data yang diperoleh pemeriksaan laboratorium hasilnya cukup valid dan dapat dipercaya ketepatannya.
  • 8. 2. Kekurangan Pemeriksaan Biokimia untuk Menilai Status Gizi Beberapa kekurangan pemeriksaan biokimia adalah sebagai berikut : a) Pada umumnya pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium memerlukan peralatan yang harganya cukup mahal. Semakin canggih alat, maka harga akan semakin mahal, akibatnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pemeriksaan relatif mahal. b) Peralatan laboratorium umumnya sangat sensitif dan mudah pecah, sehingga alat laboratorium sulit untuk dibawa ke tempat yang jauh. c) Pada waktu melakukan pemeriksaan dengan metode laboratorium, umumnya memerlukan tempat dan kondisi yang khusus agar pemeriksaan berjalan dengan baik dan aman. d) Batasan kecukupan zat gizi setiap individu tidak mutlak, tetapi berdasarkan kisaran. Misalnya batasan anemi bagi wanita adalah kadar hemoglobinya 12 mg/dl, tetapi ada wanita dengan kadar hemoglobin 11 mg/dl tidak menunjukkan gejala anemi. e) Untuk beberapa indicator zat gizi yang lebih sensitive dibutuhkan waktu yang cukup lama sebelum dapat keluar hasil dan disimpulkan status gizi berdasarkan penilaian biokimia.
  • 10. Pengukuran status biokimia darah pada atlet dapat dijadikan sebagai penentuan status gizi. Profil lipid, fungsi organ, dan asupan diet sehari-hari dapat digambarkan dari pemeriksaan biokimia darah. Hasil pengukuran biokimia darah akan menentukan intervensi gizi yang sesuai untuk atlet Masalah gizi, seperti defisiensi zat gizi, profil lipid yang buruk, dan diet dengan sumber lemak yang berlebih dapat diatasi dengan adanya monitoring pada status biokimia darah atlet Gizi olahraga memiliki fokus pada penyelenggaraan asuhan gizi untuk mempertahankan status gizi atlet yang baik dan performa yang optimal sehingga ahli gizi perlu menyoroti pengukuran biokimia darah yang paling berpengaruh pada performa atlet. Pengukuran hematologi secara lengkap memiliki banyak komponen yang diukur. Pada atlet, pengukuran profil darah lengkap baik untuk dilakukan. Pemeriksaan darah atlet secara rutin dapat memberikan informasi mengenai status kesehatan atlet. Data hasil pemeriksaan dapat dijadikan sebagai evaluasi bagi atlet untuk meningkatkan kualitas kesehatannya dan merencanakan program latihan serta pengaturan diet yang sesuai.
  • 11. a. Glukosa Darah Sebuah penelitian dilakukan pada tujuh college athlete dengan memberikan minuman glukosa sebelum latihan maraton. Serum glukosa diukur pada menit ke-0, 30, 60, dan 150. Peningkatan kadar yang signifikan ditunjukkan oleh serum glukosa dan trigliserida (p<0,01) pada subjek yang diberikan minuman glukosa sebelum latihan. Dilihat dari segi performanya, sebagian besar atlet (lebih dari 80%) dapat menempuh jarak yang lebih jauh dengan asupan minuman glukosa. Asupan karbohidrat yang sesuai dengan kebutuhan akan menjaga simpanan glikogen sehingga performa atlet meningkat. Konsumsi karbohidrat secara reguler saat latihan ataupun kompetisi juga terbukti meningkatkan performa. Atlet lebih menyukai karbohidrat dalam bentuk cairan karena mudah diserap oleh tubuh. Sebanyak 30-60 g karbohidrat yang ditambahkan pada minuman dapat mengurangi kelelahan pada atlet atletik. Atlet endurance seperti maraton dapat mencapai performa maksimal jika dapat mempertahankan kecepatan oksidasi glukosa per satuan waktu (pengambilan oksigen). Penurunan cadangan karbohidrat akan menurunkan kapasitas kerja setelah 2 jam sebesar 50%. Penurunan ini berhubungan dengan produksi dan pelepasan energi oleh oksidasi lemak yang menggantikan peran penting produksi energi pada periode ini. Peningkatan performa ditunjukkan oleh atlet triatlon setelah mengonsumsi glukosa 10% pada 5 menit (G5) sebelum berenang dan 35 menit sebelum konsumsi G5. Performa yang dihasilkan lebih baik daripada plasebo."
  • 12. Pengukuran glukosa darah dapat dilakukan dengan pengukuran laboratorium ataupun alat portable. Pengukuran kadar glukosa saat ini dipermudah dengan adanya alat yang bersifat self-monitoring yang menggunakan finger-stick blood samples, test strips, dan portable meter," Selain untuk mengukur kadar glukosa, portable meter juga dapat digunakan untuk mengukur kadar asam urat dan kolesterol total hanya dengan mengganti chip yang sesuai. Konsentrasi glukosa tertinggi terdapat pada pembuluh darah arteri. Pada pengukuran di laboratorium biasanya menggunakan sampel darah dari pembuluh darah vena. Jenis sampel darah yang akan diperiksa perlu. diperhatikan. Jika sampel berupa darah lengkap (whole blood), konsentrasi glukosa yang terukur lebih rendah 15% dari serum atau plasma karena memiliki kandungan air yang lebih tinggi.
  • 13. b. Lipid Darah Olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang berperan dalam menjaga kebugaran tubuh. Olahraga yang rutin dilakukan dapat menjaga sirkulasi darah, mencegah risiko penyakit kardiovaskular, diabetes, dan menjaga kadar lipid darah dengan meningkatkan kadar high density lipoprotein (HDL) serta menurunkan low density lipoprotein (LDL), Peningkatan kadar HDL utamanya ditemukan pada atlet endurance sebagai efek dari latihan jangka panjang. Namun, dewasa ini banyak pula ditemukan kasus dislipidemia pada populasi atlet. Aktivitas fisik memiliki pengaruh pada metabolisme lipid. Meningkatnya durasi aktivitas fisik akan meningkatkan penggunaan lipid sebagai sumber energi yang digunakan otot. Aktivitas simpatetik dan penurunan sekresi insulin saat olahraga endurance merangsang lipolisis untuk menghasilkan energi. Ketika latihan melebihi kapasitas aerobiknya, kadar laktat darah meningkat. Kondisi tersebut akan memudahkan konversi asam lemak dan gliserol menjadi trigliserida sehingga asam lemak yang digunakan sebagai sumber energi berkurang, Karbohidrat akan digunakan sebagai sumber energi utama ketika intensitas tinggi. Untuk menghasilkan efek positif pada profil lipid, latihan harus dikontrol, baik dari segi frekuensi, intensitas, maupun durasi.
  • 14. Lipid dan sistem kardiovaskuler memiliki peran penting pada performa atlet. Oleh karena itu, atlet perlu memperhatikan profil lipid darahnya untuk menghindari adanya risiko penyakit kardiovaskuler. Profil lipid darah yang perlu diperhatikan adalah kolesterol total, HDL, LDL, dan trigliserid. Proses screening yang direkomendasikan oleh NCEP dimulai dari atlet yang memiliki lingkar pinggang lebih dari 40 inci atau persen lemak tubuh lebih dari 25%, Pemeriksaan darah dianjurkan setelah 8-12 jam berpuasa. Pemeriksaan di laboratorium biasanya menggunakan serum sebagai bahan analisisnya dan jumlah darah yang dibutuhkan lebih banyak daripada menggunakan alat finger stick. Penentuan intervensi gizi pada atlet dengan dislipidemia direkomendasikan untuk mengacu pada level LDL dan diterapkan sesuai dengan level LDL yang dimiliki. Intervensi pada individu dengan kadar LDL tidak terlalu tinggi dapat berupa peningkatan aktivitas fisik, penurunan berat badan, dan pemilihan diet rendah lemak dan kolesterol. Pada atlet dengan kadar kolesterol tidak terlalu tinggi dapat meningkatkan latihan aerobik, program menurunkan persen lemak nubuh, dan mengurangi asupan tinggi lemak serta kolesterol. Asupan fitosterol dan asam lemak omega-3 juga dapat membantu menjaga kadar lipid darah.
  • 15. Ada berbagai cara untuk mengukur kadar hemoglobin, di antaranya adalah dengan menggunakan skala warna, teknik Lovibond-Drabkin, Tallqvist, metode copper-sulfat, Hemocue, dan automated haematology analyzer. Teknik Lovibond-Drabkin menggunakan cyanmethehemoglobin dan perubahan warna sebagai indikator pengukurannya. Biaya yang mahal dan kecenderungan adanya kesalahan interpretasi perubahan warna menjadikan metode Lovibond-Drabkin tidak digunakan saat ini. Metode copper-sulfat (CuSO) memanfaatkan berat jenis darah untuk mengukur hemoglobin.