2. PENGERTIAN PENGENDALIAN HAYATI :
Pengendalian OPT oleh musuh alami (agens
pengendali hayati)
PENGERTIAN AGENS PENGENDALI HAYATI :
Setiap organisme yang meliputi spesies, sub spesies,
semua jenis serangga, nematoda, cendawan, bakteri, virus
serta organisme lainnya yang dalam semua tahap
perkembangnnya dapat dipergunakan untuk keperluan
pengendalian OPT (hama & penyakit) dalam proses produksi,
pengolahan hasil pertanian dan berbagai keperluan lainya.
3. 1. AGENS HAYATI dibedakan 6 macam berdasarkan
mekanisme menyerang Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT), yaitu :
a. Predator adalah organisme yang memakan hama untuk memenuhi keperluan
hidupnya, hama yang dimakan disebut mangsa dan yang memakan disebut
musuh.
b. Parasitoid adalah serangga yang memarasit dimana hidup dan berkembang
menumpang serangga lain (inang) biasanya dalam fase pradewasa.
c. Patogen adalah mikroorgnisme yang menyebabkan infeksi dan menimbulkan
penyakit pada OPT, bila yg diserang serangga hama dikenal entomopatogen.
d. Agens Antagonis adalah mikroorganisme yang menyebabkan mati, rusak,
terhambatnya pertumbuhan mikroorganisme penyebab penyakit pada
tanaman.
e. Bakteri antagonis. Mikroorganisme yang dapat menyebabkan mati, rusak,
terhambatnya pertumbuhan penyebab penyakit
f. Virus NPV (Nuclear polyhedrosis virus)
BEBERAPA PENGERTIAN TENTANG
AGENS HAYATI (MUSUH ALAMI)
4. Predator : Binatang atau organisme yang
memakan binatang/ organisme lainnya
untuk mempertahankan hidupnya dan
dilakukan secara berulang-ulang.
Predator mempunyai banyak mangsa
5. CARA SERANGGA PREDATOR MEMBURU MANGSANYA
1. Beberapa serangga predator menyerang dan memakan mangsanya dengan jalan
menusuk dengana alat mulutnya yang berbentuk jarum, dengan bantuan air liurnya
melumat dan mengisap isi tubuh mangsanya.
2. Beberapa predator lainnya menangkap mangsa dengan menggunakan tungkai dan
alat mulut, kemudian mengunyah mangsanya menjadi bagian-bagian yang kecil
6. DAUR HIDUP LABAH-LABAH
1. Telur terlindung didalam satu kantung telur.
2. Telur menetas, lalu keluarlah labah-labah muda yang bentuknya mirip labah-labah
dewasa dalam ukuran lebih kecil dan sudah dapat memangsa hama.
3. Labah-labah memiliki 8 tungkai, 8 mata dan tubuhnya terdiri dari 2 bagian yaitu
kepala-dada (cephalothorax) di bagian depan dan perut (abdomen) di bagian
belakang.
4. Labah jantan mempunyai ujung palpus yang membesar sedangkan betina tidak,
umumnya ukurannya lebih besar daripada jantan.
7. CARA LABAH-LABAH MEMBURU MANGSA
1. Beberapa labah-labah membentuk sarang yang membentuk jaring untuk
menangkap mangsanya yang merupakan benang sutera yang kuat dan lengket.
2. Beberapa labah-labah lainnya tidak membuat sarang tetapi memburu mangsanya
dengan jalan mengintai dan mengejarnya kemudian menangkap dan mengigitnya,
hama keracunan dan lumpuh lalu memakan dengan bantuan air liurnya mengisap
cairan tubuh hama tersebut.
8. LABAH-LABAH BERAHANG EMPAT – FOUR –JAWED SPIDER TETRAGNATHA)
1. Ukuran : 10-25 mm
2. Ciri-ciri : memiliki rahang, tungkai-tungkainya panjang dan sering terjulur dala satu
garis.
3. Tempat hidup : pada daun dan membentuk sarang
4. Rentang hidup : 150 hari, jumlah telur yang dihasilkan 120 per betina
4. Tingkah laku : siang hari lebih banyak diam disarangnya, pada malam hari membuat
sarang, menangkap dan memakan mangsa yang terjerat di sarangnya.
5. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih,
wereng zigzag, wereng putih dan lalat padi.
9. LABAH-LABAH BERKANTUNG – SACK SPIDER –CLUBIONA JAPONICOLA)
1. Ukuran : 8 mm
2. Ciri-ciri : bagian depan kepalanya berbentuk persegi tumpul.
3. Tempat hidup : pada daun yang tergulung oleh jalinan sutera.
4. Rentang hidup : 80-110 hari, jumlah telur yang dihasilkan 350 per betina.
5. Tingkah laku : mencari mangsanya dengan menjelajahi seluruh tanaman pada
malam hari, tidak membuat sarang
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih,
wereng zigzag, wereng putih
10. LABAH-LABAH BUNDAR – ORB SPIDER –ARANEUS INUSTUS)
1. Ukuran : 4-8 mm
2. Ciri-ciri : kepalanya cenderung menyempit, bagian perut sebelah atas menonjol
kedepan menutupi bagian punggungnya.
3. Tempat hidup : tinggal ditengah-tengah sarangnya yang rapi atau pada daun
4. Rentang hidup : 110-150 hari, jumlah telur yang dihasilkan 85 per betina.
5. Tingkah laku : membuat sarang setiap saat sambil menunggu mangsa terjerat
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih,
wereng zigzag, wereng putih, lalat padi, ngengat hama putih palsu
11. LABAH-LABAH KERDIL – DWARF SPIDER – CALLITRICHIA FORMOSANA)
1. Ukuran : 1-3 mm
2. Ciri-ciri : bertubuh kecil, mengkilat, pada permukaan atas kepala membesar
3. Tempat hidup : pada sarangnya yang tidak teratur yang dibuat dibagian pangkal
batang atau di atas permukaan air.
4. Rentang hidup : 60 hari, jumlah telur yang dihasilkan 100 per betina.
5. Tingkah laku : aktif memburu mangsanya meskipun ada diluar sarangnya.
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih,
wereng zigzag, wereng putih, lalat padi.
12. LABAH-LABAH BERMATA JALANG – LYNX SPIDER – OXYOPES JAVANUS)
1. Ukuran : 7-10 mm
2. Ciri-ciri : pada tungkainya terdapat duri-duri yang panjang, matanya bersegi enam
3. Tempat hidup : tanaman dan permukaan air
4. Rentang hidup : 150 hari, jumlah telur yang dihasilkan 350 per betina.
5. Tingkah laku : dapat bergerak dan lari dengan cepat, pemburu yang agresif
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, hama putih dan
hama putih palsu
13. LABAH-LABAH BUNDAR – ORB SPIDER – ARGIOPE CATENULATA)
1. Ukuran : 4-25 mm
2. Ciri-ciri : pada tubuhnya terdapat tanda berwarna kuning dan putih keperakan
3. Tempat hidup : pada sarng yang besar yang diikatkan pada ujung-ujung bagian tajuk tanaman
4. Rentang hidup : 120 hari, jumlah telur yang dihasilkan 820 per betina.
5. Tingkah laku : mempnyai kebiasaan mengikatkan sarangnya pada 10-12 daun agar kuat
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, hama putih dan
ngengat penggerek batang padi.
14. LABAH-LABAH LONCAT – JUMPING SPIDER – SALTICIDS)
1. Ukuran : 5-9 mm
2. Ciri-ciri : mempunyai mata yang membesar dibagian tengah, bagian depan kepalanya tumpul
3. Tempat hidup : seluruh bagian tanaman
4. Rentang hidup : 130 hari, jumlah telur yang dihasilkan 90 per betina.
5. Tingkah laku : bergerak dan memburu mangsa dengan cepat dengan cara meloncat
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, hama putih dan
ngengat penggerek batang padi, lalat padi, ulat tanah, ulat grayak, hama putih palsu.
15. BELANGKAH AIR – WATER STRIDER – LIMNOGONUS Spp)
1. Ukuran : 6-15,5 mm
2. Ciri-ciri : tubuh berwarna hitam, tungkai depannya terletak jauh dimuka tungkai tengah dan
belakang, tungkainya sanagat ramping dan tidak serasi dengan tubuhnya, mulut mengisap
3. Tempat hidup : permukaan air
4. Rentang hidup : 38 hari, jumlah telur yang dihasilkan 11-24 per betina.
5. Tingkah laku : berenang sangat cepat, menyerang mangsa sangat cepat
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, hama putih dan
ngengat penggerek batang padi, lalat padi, ulat tanah, ulat grayak, hama putih palsu.
16. PENJEJAK AIR – WATER STRIDER – MESOVELIA VITTIGERA)
1. Ukuran : 3-4 mm
2. Ciri-ciri : tubuh berwarna hijau, keabu-abuan, kadang bersayap, tungkai serasi dengan
panjang tubuhnya dengan duri-duri kecil, alat mulut mengisap
3. Tempat hidup : permukaan air dan bagian pangkal tanaman
4. Rentang hidup : 45 hari, jumlah telur yang dihasilkan 28 per betina.
5. Tingkah laku : hidup tidak berkelompok
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih.
17. KEPIK PERMUKAAN AIR – SMALL RIPPLE BUG – MICROVELIA DOUGLASI ATROLINEATA)
1. Ukuran : 1-5 mm
2. Ciri-ciri : bagian bahunya melebar, warna tubuhnya hitam mengkilat, tungkai-tungkainya
terletak pada jarak yang sama disepanjang tubuh, alat mulut mengisap
3. Tempat hidup : permukaan air dan bagian pangkal tanaman
4. Rentang hidup : 45 hari, jumlah telur yang dihasilkan 100 per betina.
5. Tingkah laku : suka bergerak cepat, hidup berkelompok dan tertarik oleh sinar
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, penggerek
batang padi (yang baru menetas).
18. KEPIK MIRID – MIRID BUG – CYRTORHINUS LIVIDIPENNIS)
1. Ukuran : 2,5 – 3,25 mm
2. Ciri-ciri : berwarna hijau terang kecuali bagian kepala kepik dewasa dan pada bagian
bahunya terdapat warna hitam
3. Tempat hidup : padi, tanaman lain dan gulma
4. Rentang hidup : 30 hari, jumlah telur yang dihasilkan 30 per betina.
5. Tingkah laku : bergerak seperti hama wereng dan pemburu mangsa, banyak terdapat pada
tempat-tempat yang populasi hama tinggi, tertarik sinar di malam hari
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggerek batang padi.
19. KUMBANG CARABID – CARABID BEETLE – OPHIONEA NIGROFASCIATA)
1. Ukuran : 8 mm
2. Ciri-ciri : mengkilat, kulitnya halus, kepala dan perut bagian tengah berwarna hitam
kebiruan, alat mulut mengunyah
3. Tempat hidup : pangkal batang atau ditanah yang tidak berair
4. Rentang hidup : 120 hari, jumlah telur yang dihasilkan 28 per betina.
5. Tingkah laku : aktif mencari mangsa pada siang hari dan dapat berenang
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng zigzag, wereng punggung putih,
ulat bulu, ulat jengkal, punggerek batang padi.
20. JENIS STAFILINID – STAPHYLINID – PAEDERUS FUSCIPES)
1. Ukuran : 7 mm
2. Ciri-ciri : sayapnya separuh tubuh, ujung perut berwarna biru, tubuhnya bergaris-garis dan alat
mulut mengunyah
3. Tempat hidup : pada seluruh bagian tanaman, air dan tanah
4. Rentang hidup : 90-110 hari, jumlah telur yang dihasilkan 24 per betina.
5. Tingkah laku : aktif mencari mangsa pada malam hari dan berenang di air.
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, ulat bulu muda,
wereng zigzag.
21. KASISIUR JARUM, CAPUNG, KINJENG, PAPATONG JARUM, – DAMSELFLY-
AGRIOCNEMIS Spp )
1. Ukuran : 30 mm
2. Ciri-ciri : tubuhnya ramping, berwarna merah oranye, abu-abu kebiru-biruan, sayapnya
mempunyai bentuk jaringan yang rumit
3. Tempat hidup : dibawah tajuk tanaman
4. Rentang hidup : 10—30 hari, jumlah telur yang dihasilkan 30 per betina.
5. Tingkah laku : sering berpindah-pindah, dibawah tajuk tanaman, apabila hinggap pada
batang tanaman tubuhnya mengarah lurus ke bawah.
6. Jenis mangsa : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, hama putih
palsu, wereng zigzag.
22. BURUNG HANTU (Tyto sp)
Species Burung hantu ada 134 jenis :
Species yang hidup di Jawa dan Bali : Wowo wiwi (Phodilus badius),
Celepuk merah (Otus rufesces), celepuk gunung (Otus angelinae),
celepuk (Otus Bakkamoena), Beluk watu (Glaicidium cuculoides), beluk
telinga pendek (Asio flameus), Serak (Tyto alba) dll
KELEBIHAN Tyto alba :
1. Ukuran tubuh lebih besar
2. Kemampuan membunuh tikus lebih baik
3. Mudah beradaptasi dengan lingkungan
4. Cepat berkembangbiak, periode bertelur 4,5-5,5 bulan sekali
5. Daya penglihatan dan pendengaran tajam sampai 500 m
6. Bertahan hidup sampai 4,5 tahun
23. PERKEMBANGBIAKAN :
1. Periode bertelur sebanyak 2 kali, bulan Mei sd Juli, jumlah telur 5-
11 butir, periode bertelur 2-3 minggu peletakan telur stiap 1-3 hari
sekali
2. Periode mengerami; setelah telur 3-4 butir baru dieami sambil terus
kawin, berhenti bertelur stlh 11 butir
3. Periode penetas; tidak seagam, telur 1-4 menetas bersamaan,
waktu penetasan 1 bln
4. Tyto alba dari daerah lain perlu adaptasi 7-10 hari
POLA MAKAN :
1. 99% tikus. 1% serangga
2. Konsumsi tikus 2-3 ekor per hari
3. Tikus kecil langsung ditelan, tikus besar kepalanya dulu dipotong,
isi perut tikus dikeluarkan baru dimakan
4. Bulu dilapisi lilin sehingga menyambar tikus tdk bersuara
5. Jelajah terbang 12 km
6. Kawasan berburu yang tetap
7. Berburu selepas senja hingga menjelang pagi
8. Sepasang tyto alba dapat mengamankan 10-20 ha sawah
24. POLA MAKAN :
1. 99% tikus. 1% serangga
2. Konsumsi tikus 2-3 ekor per hari
3. Tikus kecil langsung ditelan, tikus besar kepalanya dulu dipotong,
isi perut tikus dikeluarkan baru dimakan
4. Bulu dilapisi lilin sehingga menyambar tikus tdk bersuara
5. Jelajah terbang 12 km
6. Kawasan berburu yang tetap
7. Berburu selepas senja hingga menjelang pagi
8. Sepasang tyto alba dapat mengamankan 10-20 ha sawah
PERKEMBANGBIAKAN :
1. Periode bertelur sebanyak 2 kali, bulan Mei sd Juli, jumlah telur 5-
11 butir, periode bertelur 2-3 minggu peletakan telur stiap 1-3 hari
sekali
2. Periode mengerami; setelah telur 3-4 butir baru dieami sambil terus
kawin, berhenti bertelur stlh 11 butir
3. Periode penetas; tidak seagam, telur 1-4 menetas bersamaan,
waktu penetasan 1 bln
4. Tyto alba dari daerah lain perlu adaptasi 7-10 hari
25. Hama penyerang :
burung alap-alap, ular cobra, kucing
Penyakit :
virus pernapasan dan keklumpuhan
26. MUSUH ALAMI HAMA TANAMAN HORTIKULTURA
1. HAMA LALAT BUAH (Bactrocera sp)
Predatornya yaitu; kepik Pentatomidae, Asopinae
41. Parasitoid : serangga yang pada tahap
sebelum dewasa berkembang pada atau
didalam tubuh inangnya (biasanya serangga
juga).
Parasitoid hanya membutuhkan satu
inang untuk perkembangannya.
42. DAUR HIDUP DAN CARA SERANGGA PARASIT TELUR
1. Parasit betina yang telah dewasa meletakkan telurnya didalam telur inang hama.
2. Telur parasit berkembang didalam telur inang hama
3. Larva parasit makan dan tumbuh berkembang didalam telur inang
4. Kepompong parasit tinggal didalam telur inang yang sama
5. Parasit yang telah dewasa keluar dari telur inang.
45. DAUR HIDUP PARASIT LARVA
1. Parasit betina yang telah dewasa meletakkan telurnya didalam telur inang hama.
2. Telur parasit berkembang didalam telur inang hama
3. Larva parasit makan dan tumbuh berkembang didalam larva inang, apabila larva inang mati
maka larva parasit yang sudah dewasa keluar meninggalkan tubuh larva inang.
4. Larva parasit menganyam benang suteranya untuk membuat kokon dan berkepompong
didalamnya.
5. Parasit yang telah dewasa keluar dari kokon.
46. PARASIT TELUR WERENG PADI – ANAGRUS - GONATOCERUS – OLIGOSITA)
1. Ukuran : 0,60 – 1,15 mm
2. Ciri-ciri : tulang-tulang sayapnya jarang, tubuhnya ramping, bentuk tubuhnya mirip lebah
3. Tempat hidup : batang tanaman
4. Rentang hidup : 2-6 hari, jumlah telur yang dihasilkan 10-30 per betina.
5. Tingkah laku : parasit betina menggunakan sungutnya untuk mencari telur wereng pada
pelepah daun.
6. Jenis nang : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, wereng zigzag.
47. PARASIT TELUR DARI GOLONGAN KUPU-KUPU LEPIDOPTERA – TELENOMUS –
TRICHOGRAMMA – TETRASTICHUS)
1. Ukuran : 0,60 – 2,00 mm
2. Ciri-ciri : tubuhnya kecil, mengkilap, mirip lebah
3. Tempat hidup : daun dan pelepah daun padi
4. Rentang hidup : 2-4 hari, jumlah telur yang dihasilkan 25-50 per betina.
5. Tingkah laku : jenis parasit ini hidup berkelompok, Telenomus melekat pada ujung perut
ngengat inang.
6. Jenis nang : kelompok telur penggerek batang padi kuning, penggerek batang btang padi
putih, dan penggerek batang padi kepala hitam.
Telenomus rowanni
48. PARASIT TELUR DARI GOLONGAN KUPU-KUPU LEPIDOPTERA – TELENOMUS –
TRICHOGRAMMA – TETRASTICHUS)
1. Ukuran : 0,60 – 2,00 mm
2. Ciri-ciri : tubuhnya kecil, mengkilap, mirip lebah
3. Tempat hidup : daun dan pelepah daun padi
4. Rentang hidup : 2-4 hari, jumlah telur yang dihasilkan 25-50 per betina.
5. Tingkah laku : jenis parasit ini hidup berkelompok, Telenomus melekat pada ujung perut
ngengat inang.
6. Jenis nang : kelompok telur penggerek batang padi kuning, penggerek batang btang padi
putih, dan penggerek batang padi kepala hitam.
Tetrastichus sp
49. DRYNID – (PSEUDOGONATOPUS Spp)
1. Ukuran : 2,5 – 3,00 mm
2. Ciri-ciri : bentuknya menyerupai semut parasit, parasit betina tidak mempunyai sayap tetapi
mempunyai kuku panjang pada tungkai depannya, larvanya berada dalam kantung disamping
inang
3. Tempat hidup : batang tanaman dan permukaan air
4. Rentang hidup : 12 hari, jumlah telur yang dihasilkan 400 per betina.
5. Tingkah laku : menangkap dan memakan nimpa wereng padi kemudian memarasit yang lain.
6. Jenis nang : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, wereng zigzag.
50. ELENCHUS / HALICTOPHAGUS – (STREPSIPTERAN)
1. Ukuran : betina 1,50 – 1,80 mm dan jantan 1,30 – 1,50 mm
2. Ciri-ciri : membuat lubang kecil dibagian sisi tubuh inang dengan kepala berwarna
menyembul keluar
3. Tempat hidup : bagian pangkal tanaman
4. Rentang hidup : 1-3 hari, jumlah telur yang dihasilkan 800 – 2000 per betina.
5. Tingkah laku : larva parasit masuk kedalam tubuh inang (nymfa dewasa) melalui selaput
diantara ruas-ruas tubuhnya.
6. Jenis nang : wereng batang coklat, wereng hijau, wereng punggung putih, wereng zigzag.
51. LALAT PARASIT JENIS TACHINID -STURMIOPSIS
1. Ukuran : 5,50 – 6,00 mm
2. Ciri-ciri : seperti lalat dan berbulu
3. Tempat hidup : pada bagian bawah tanaman
4. Rentang hidup : 8 hari, jumlah telur yang dihasilkan 30 per betina.
5. Tingkah laku : telur-telurnya diletakkan dekat larva inangnya setelah menetas baru
memakan inangnya.
6. Jenis nang : penggerek batang padi kuning, penggerek batang padi bergaris,
penggerek batang padi merah jambu, penggerek batang padi berkepala hitam
52. LALAT PARASIT JENIS PIPUNCULID PADA WERENG DAUN -TOMOSVARYELLA
1. Ukuran : 3 – 4,2 mm
2. Ciri-ciri : mempunyai mata yang besar yang menutupi kepalanya
3. Tempat hidup : pada bagian bawah tanaman padi
4. Rentang hidup : 3- 8 hari, jumlah telur yang dihasilkan 15 per betina.
5. Tingkah laku : bergerak aktif pada bagian bawah tajuk daun padi
6. Jenis nang : wereng hijau, wereng zigzag
53. BRACON CHINENSIS
1. Ukuran : 4 - 5 mm
2. Ciri-ciri : mempunyai badan berwarna coklat
3. Tempat hidup : didalam tajuk daun tanaman padi
4. Rentang hidup : 5 - 7 hari, jumlah telur yang dihasilkan 15 per betina.
5. Tingkah laku : parasit betina meletakkan telur pada tubuh larva inang
6. Jenis nang : penggerek batang padi bergaris, pbt merah jambu, pbt kepala hitam
54. OPIUS sp
1. Ukuran : 2 mm
2. Ciri-ciri : mempunyai badan berwarna coklat dan antena panjang
3. Tempat hidup : batang padi
4. Rentang hidup : 7 hari, jumlah telur yang dihasilkan 4-10 per betina.
5. Tingkah laku : berpindah-pindah dekat tanaman kemudian meletakkan
telur pada inangnya.
6. Jenis nang : lalat padi, hama putih palsu
55. LEBAH JENIS BRACONID – BRACONID WASP - MACROCENTRUS sp -
1. Ukuran : 5 - 7 mm
2. Ciri-ciri : tubuh berwarna kuning kecoklatan kecuali pada perut bagian atasnya berwarna
hitam, parasit betina mempunyai ovipositor hampir sama dengan panjang tubuhnya.
3. Tempat hidup : pada daun dan batang tanaman padi
4. Rentang hidup : 4 - 8 hari, jumlah telur yang dihasilkan 15 per betina.
5. Tingkah laku : parasit betina meletakkan telur pada tubuh larva inang
6. Jenis nang : hama putih palsu, pbp kuning, pbp putih.
56. LEBAH JENIS SCELIONID – SCELIONID WASP – PLATYGASTER ORYZAE
1. Ukuran : 0,80 – 1,15 mm
2. Ciri-ciri : tubuh berwarna hitam, pada bagian pangkal sungut dan tungkai berwarna
oranye pucat, pada dada terdapat bulu-bulu berwarna abu-abu.
3. Tempat hidup : pada daun dan batang tanaman padi
4. Rentang hidup : 2 - 11 hari, jumlah telur yang dihasilkan 648 per betina.
5. Tingkah laku : endoparasit yang polyembryonic
6. Jenis nang : hama ganjur
57. APANTELES
1. Ukuran : 2,30 – 2,50 mm
2. Ciri-ciri : tubuh berwarna hitam, pada bagian pangkal sungut dan tungkai berwarna
oranye pucat, pada dada terdapat bulu-bulu berwarna abu-abu.
3. Tempat hidup : pada tajuk daun dan diatasnya
4. Rentang hidup : 8 hari, jumlah telur yang dihasilkan 15-20 per betina.
5. Tingkah laku : sering berpindah-pindah disekitar tanaman kemudian mletakkan telur pada
inangnya
6. Jenis nang : penggerek batang padi, ulat grayak, ulat tanah, hama putih palsu
60. CENDAWAN ENTOMOPATOGEN
adalah merupakan mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan
menimbulkan penyakit pada OPT, apabila jenis OPT yang diserang
adalah serangga hama disebut Entomopatogen
61. Beauveria sp
•Infeksi dermal
•Mumifikasi
•Miselia putih
• Ulat, wereng
• Spora
• Dosis : 106 spora
• Tidak tahan UV
• Perbanyakan
• Efektifitas
Konidiospora
Metharizium sp
• Miselia hijau
Dosis : 106 spora
Tidak tahan UV
Perbanyakan
Efektifitas
PATOGEN SERANGGA
A. JAMUR PATOGEN SERANGGA
62. CENDAWAN PADA WERENG – HIRSUTELLA CITRIFORMIS – BEAUVERIA BASSIANA PADA
WALANG SANGIT – METARHIZIUM ANISOPLIAE PADA WERENG
1. Ukuran : 2,30 – 2,50 mm
2. Ciri-ciri : tubuh berwarna hitam, pada bagian pangkal sungut dan tungkai berwarna
oranye pucat, pada dada terdapat bulu-bulu berwarna abu-abu.
3. Tempat hidup : pada tajuk daun dan diatasnya
4. Rentang hidup : 8 hari, jumlah telur yang dihasilkan 15-20 per betina.
5. Tingkah laku : sering berpindah-pindah disekitar tanaman kemudian mletakkan telur pada
inangnya
6. Jenis nang : penggerek batang padi, ulat grayak, ulat tanah, hama putih palsu
63. C. VIRUS PATOGEN SERANGGA (SeNPV dan SlNPV)
(Spodoptera exigua Nuclear-Polyhedrosis Virus
Ciri-ciri Ulat terinfeksi SeNPV :
1. Tampak berminyak.
2. Tubuh membengkak dan warnanya menjadi pucat
kemerahan, terutama bagian perut.
3. Ulat cenderung merayap ke pucuk tanaman, kemudian mati
dalam keadaan menggantung dengan kaki semunya pada
tanaman.
4. Jika tubuh dirobek keluar cairan hemolimfa yang
mengandung banyak pelihedra.
5. Ulat muda mati dalam 2 hari sedangkan ulat tua mati dalam
4-9 hari setelah infeksi.
66. Uji in vitro
R. solani
Trichoderma sp
Trichoderma sp
Fusarium sp
67. Jenis Bakteri Antagonis :
Pseudomonas fluorescens (PGPR), Coryne bakteri
Uji in vitro Coryne bakteri VS HDB
68. CIRI-CIRI HAMA TERINFEKSI BAKTERI
PATOGEN SERANGGA
Tubuh serangga hama membengkak dan
lembek.
Jika bagian abdomen (perut) yang
bengkak ditekan akan keluar cairan atau
lendir dengan warna khas.
Ekskresi serangga hama sakit menjadi
lembek atau cair.
Tubuh serangga hama yang terinfeksi
bakteri patogen serangga cepat hancur.
69. C. BAKTERI PATOGEN SERANGGA
BAKTERI MERAH
• Hasil eksplorasi BBPOPT
• Wereng coklat, ulat bawang , kutu
• Perbanyakan massal
• Aplikasi di lapang
Baccilus Thuringiensis
• Gejala kematian serangga
• spora bakteri
• Aplikasi di lapang