Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman kedelai di Indonesia. Beberapa hama dan penyakit utama yang dijelaskan antara lain ulat penggerek polong, ulat jengkal, kepik hijau, dan kumbang-kumbangan. Dokumen juga menjelaskan gejala, morfologi, siklus hidup, dan cara pengendaliannya.
1. Dokumen tersebut membahas identifikasi hama ulat pada tanaman kubis di Kabupaten Magetan sebagai sumber belajar biologi.
2. Beberapa jenis hama ulat yang menyerang tanaman kubis di antaranya adalah ulat tritip, ulat krop, ulat krop bergaris, dan ulat grayak.
3. Hasil identifikasi akan dijadikan poster sebagai sumber belajar tentang hama dan penyakit tumbuhan untuk siswa SMP.
Hama Nezara viridula menyerang tanaman kacang-kacangan dan menurunkan produksi hingga 8-9%. Pengendalian dilakukan dengan penanaman varietas tahan hama, rotasi tanaman, jamur Beauveria bassiana yang dapat menyebabkan kematian 78% hama, dan parasitoid telur Ooencyrtus malayensis serta Trissolcus basalis.
Praktikum ini membahas tentang hama, gejala, dan tanda yang ditimbulkannya pada tanaman budidaya. Tujuannya adalah untuk mengenali delapan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama, jenis mulut dan gejala serangannya, serta metamorfosis dan bioekologi spesimen hama."
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi, meliputi ulat grayak, wereng hijau, keong mas, tikus sawah, dan penyakit blas. Disebutkan pula gejala serangan, cara klasifikasi, dan pengendalian masing-masing organisme perusak tersebut.
Dokumen ini membahas tentang hama dan penyakit pada tumbuhan. Hama didefinisikan sebagai organisme yang merusak tanaman karena aktivitas hidupnya, sementara penyakit tumbuhan adalah kondisi dimana tanaman tidak dapat berfungsi normal akibat infeksi mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau nematoda. Contoh hama utama pada tanaman pertanian adalah serangga seperti wereng dan ulat, sedangkan contoh pen
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
Dokumen tersebut membahas tentang dua tipe mulut dasar serangga yaitu pengunyah dan penghisap, serta jenis-jenis hama tanaman berdasarkan cara merusaknya seperti penyebab puru, pemakan, penggerek, penghisap, penggulung, penyebab busuk buah, dan pengorok.
1. Dokumen tersebut membahas identifikasi hama ulat pada tanaman kubis di Kabupaten Magetan sebagai sumber belajar biologi.
2. Beberapa jenis hama ulat yang menyerang tanaman kubis di antaranya adalah ulat tritip, ulat krop, ulat krop bergaris, dan ulat grayak.
3. Hasil identifikasi akan dijadikan poster sebagai sumber belajar tentang hama dan penyakit tumbuhan untuk siswa SMP.
Hama Nezara viridula menyerang tanaman kacang-kacangan dan menurunkan produksi hingga 8-9%. Pengendalian dilakukan dengan penanaman varietas tahan hama, rotasi tanaman, jamur Beauveria bassiana yang dapat menyebabkan kematian 78% hama, dan parasitoid telur Ooencyrtus malayensis serta Trissolcus basalis.
Praktikum ini membahas tentang hama, gejala, dan tanda yang ditimbulkannya pada tanaman budidaya. Tujuannya adalah untuk mengenali delapan ordo serangga yang berpotensi menjadi hama, jenis mulut dan gejala serangannya, serta metamorfosis dan bioekologi spesimen hama."
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi, meliputi ulat grayak, wereng hijau, keong mas, tikus sawah, dan penyakit blas. Disebutkan pula gejala serangan, cara klasifikasi, dan pengendalian masing-masing organisme perusak tersebut.
Dokumen ini membahas tentang hama dan penyakit pada tumbuhan. Hama didefinisikan sebagai organisme yang merusak tanaman karena aktivitas hidupnya, sementara penyakit tumbuhan adalah kondisi dimana tanaman tidak dapat berfungsi normal akibat infeksi mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur, atau nematoda. Contoh hama utama pada tanaman pertanian adalah serangga seperti wereng dan ulat, sedangkan contoh pen
Mekanisme serangan & gejala serangan hama pada tanamanJidun Cool
Dokumen tersebut membahas tentang dua tipe mulut dasar serangga yaitu pengunyah dan penghisap, serta jenis-jenis hama tanaman berdasarkan cara merusaknya seperti penyebab puru, pemakan, penggerek, penghisap, penggulung, penyebab busuk buah, dan pengorok.
Dokumen tersebut membahas tentang bakteri penyebab penyakit pada tanaman seperti penyakit layu pada tanaman nilam, penyakit hawar daun padi, dan penyakit layu pada kacang tanah beserta gejala dan cara pengendaliannya.
Dokumen ini membahas tentang hama jahe dan strategi pengendaliannya. Dua hama utama jahe adalah lalat rimpang Mimegralla coeruleifrons dan kutu perisai Aspidiella hartii. Lalat rimpang menyerang rimpang jahe dan dapat menularkan penyakit, sementara kutu perisai menyerang berbagai bagian tanaman dengan mengisap nutrisi. Strategi pengendaliannya meliputi sanitasi, pemilihan varietas tahan hama dan penyakit
1. Laporan fieldtrip meninjau hama penyakit tanaman wortel di Garut
2. Salah satu penyakit yang diamati adalah Cercospora sp yang menyebabkan bercak daun
3. Pengendalian menggunakan varietas tahan, sanitasi, rotasi tanaman dan fungisida
Teks tersebut membahas tentang peran jamur terhadap tumbuhan dan manusia. Jamur dapat berperan sebagai patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman maupun manusia, namun juga bermanfaat sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan membantu proses dekomposis.
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanHario Sadewo
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai gejala serangan hama pada tanaman, perilaku pemakanan berbagai jenis serangga hama, dan metode untuk mengestimasi kerugian hasil akibat serangan hama.
Laporan ini merangkum hasil praktikum bakteriologi pertanian yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Yuricha Kusumawardani. Laporan ini membahas tentang isolasi bakteri penyebab penyakit tanaman, identifikasi karakteristik bakteri, dan uji patogenisitas bakteri untuk mengetahui penyebab penyakit tanaman."
Laporan praktikum ini membahas interaksi antara hama dan tanaman pada tanaman padi dan jagung. Pada tanaman padi, hama belalang menyerang dengan cara menggigit daun dari pinggir ke tengah, menyebabkan kerusakan sebesar 45%. Sedangkan pada tanaman jagung, hama ulat penggulung daun menyerang dengan cara menggulung dan memakan daun di dalam gulungan, menimbulkan kerusakan 18,75%.
Laporan ini menjelaskan 7 jenis penyakit tanaman yang diamati pada berbagai tanaman seperti kakao, cabai, pisang, tomat dan singkong. Jenis penyakitnya meliputi busuk buah, mosaik, antraknosa, bercak daun, nematoda bengkak akar, dan bercak coklat. Gejala dan penyebab masing-masing penyakit dijelaskan beserta gambar atau foto ilustrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu pada tanaman kedelai. Ia menjelaskan tentang botani tanaman kedelai, syarat tumbuhnya, hama utama yaitu ulat grayak (Spodoptera litura), siklus hidupnya, dan gejala serangannya. Sekolah lapangan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan petani tentang pengendalian hama secara terpadu dan berwawasan lingkungan.
Skripsi ini membahas uji efektifitas beberapa pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit karat daun pada tanaman kedelai. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan laboratorium USU tahun 2007. Perlakuan terdiri dari kontrol, mimba, sirih dan gambir. Parameter yang diamati meliputi intensitas serangan, tinggi tanaman, jumlah daun, produksi dan jumlah spora. Hasil menunjukkan sirih paling efektif menekan penyak
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri halal untuk meningkatkan ekspor dan pariwisata. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain mempromosikan produk halal ke pasar global, meningkatkan sertifikasi produk halal, serta melatih SDM agar dapat bersaing di industri halal.
Dokumen tersebut memberikan rekomendasi teknologi budidaya kedelai di berbagai lahan di Sumatera Selatan. Rekomendasi tersebut meliputi varietas yang dianjurkan, cara tanam, dosis pupuk yang diberikan, pengendalian gulma dan hama penyakit, serta metode panen. Teknologi yang direkomendasikan bervariasi tergantung kondisi lahan sawah, lahan kering masam, atau lahan pasang surut.
Dokumen tersebut membahas tentang bakteri penyebab penyakit pada tanaman seperti penyakit layu pada tanaman nilam, penyakit hawar daun padi, dan penyakit layu pada kacang tanah beserta gejala dan cara pengendaliannya.
Dokumen ini membahas tentang hama jahe dan strategi pengendaliannya. Dua hama utama jahe adalah lalat rimpang Mimegralla coeruleifrons dan kutu perisai Aspidiella hartii. Lalat rimpang menyerang rimpang jahe dan dapat menularkan penyakit, sementara kutu perisai menyerang berbagai bagian tanaman dengan mengisap nutrisi. Strategi pengendaliannya meliputi sanitasi, pemilihan varietas tahan hama dan penyakit
1. Laporan fieldtrip meninjau hama penyakit tanaman wortel di Garut
2. Salah satu penyakit yang diamati adalah Cercospora sp yang menyebabkan bercak daun
3. Pengendalian menggunakan varietas tahan, sanitasi, rotasi tanaman dan fungisida
Teks tersebut membahas tentang peran jamur terhadap tumbuhan dan manusia. Jamur dapat berperan sebagai patogen yang menyebabkan penyakit pada tanaman maupun manusia, namun juga bermanfaat sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan membantu proses dekomposis.
V. kehilangan hasil dan keputusan ekonomi pengendalian hama DaslintanHario Sadewo
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai gejala serangan hama pada tanaman, perilaku pemakanan berbagai jenis serangga hama, dan metode untuk mengestimasi kerugian hasil akibat serangan hama.
Laporan ini merangkum hasil praktikum bakteriologi pertanian yang dilakukan oleh mahasiswa bernama Yuricha Kusumawardani. Laporan ini membahas tentang isolasi bakteri penyebab penyakit tanaman, identifikasi karakteristik bakteri, dan uji patogenisitas bakteri untuk mengetahui penyebab penyakit tanaman."
Laporan praktikum ini membahas interaksi antara hama dan tanaman pada tanaman padi dan jagung. Pada tanaman padi, hama belalang menyerang dengan cara menggigit daun dari pinggir ke tengah, menyebabkan kerusakan sebesar 45%. Sedangkan pada tanaman jagung, hama ulat penggulung daun menyerang dengan cara menggulung dan memakan daun di dalam gulungan, menimbulkan kerusakan 18,75%.
Laporan ini menjelaskan 7 jenis penyakit tanaman yang diamati pada berbagai tanaman seperti kakao, cabai, pisang, tomat dan singkong. Jenis penyakitnya meliputi busuk buah, mosaik, antraknosa, bercak daun, nematoda bengkak akar, dan bercak coklat. Gejala dan penyebab masing-masing penyakit dijelaskan beserta gambar atau foto ilustrasi.
Dokumen tersebut membahas tentang Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu pada tanaman kedelai. Ia menjelaskan tentang botani tanaman kedelai, syarat tumbuhnya, hama utama yaitu ulat grayak (Spodoptera litura), siklus hidupnya, dan gejala serangannya. Sekolah lapangan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan petani tentang pengendalian hama secara terpadu dan berwawasan lingkungan.
Skripsi ini membahas uji efektifitas beberapa pestisida nabati untuk mengendalikan penyakit karat daun pada tanaman kedelai. Penelitian dilakukan di rumah kaca dan laboratorium USU tahun 2007. Perlakuan terdiri dari kontrol, mimba, sirih dan gambir. Parameter yang diamati meliputi intensitas serangan, tinggi tanaman, jumlah daun, produksi dan jumlah spora. Hasil menunjukkan sirih paling efektif menekan penyak
Pemerintah Indonesia berencana mengembangkan industri halal untuk meningkatkan ekspor dan pariwisata. Beberapa langkah yang akan dilakukan antara lain mempromosikan produk halal ke pasar global, meningkatkan sertifikasi produk halal, serta melatih SDM agar dapat bersaing di industri halal.
Dokumen tersebut memberikan rekomendasi teknologi budidaya kedelai di berbagai lahan di Sumatera Selatan. Rekomendasi tersebut meliputi varietas yang dianjurkan, cara tanam, dosis pupuk yang diberikan, pengendalian gulma dan hama penyakit, serta metode panen. Teknologi yang direkomendasikan bervariasi tergantung kondisi lahan sawah, lahan kering masam, atau lahan pasang surut.
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kedelai hitam.
2. Biji kedelai ditanam di tempat yang terkena cahaya dan gelap, kemudian diamati perkembangannya selama 10 hari.
3. Hasilnya menunjukkan bahwa kedelai yang terkena cahaya tumbuh lebih lambat namun lebih kuat, sedangkan yang gelap tumbuh lebih cepat namun lema
Paper ini membahas pengaruh dosis mikoriza dan pengurangan pupuk fosfat terhadap pertumbuhan dan produksi kedelai. Kedelai merupakan tanaman pangan penting yang produksinya perlu ditingkatkan. Penggunaan mikoriza dan pupuk organik dapat meningkatkan produksi secara organik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh berbagai dosis mikoriza dan tingkat pengurangan pupuk fosfat terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai.
Laporan fieldtrip mencakup pengamatan kondisi pertanian berkelanjutan di beberapa lokasi di Desa Tulungrejo. Mahasiswa mengamati karakteristik lansekap, kualitas air, biodiversitas, dan aspek sosioekonomi untuk menilai tingkat keberlanjutan lahan. Hasilnya menunjukkan lansekap yang terfragmentasi dengan campuran hutan, kebun, dan lahan pertanian semusim serta cadangan karbon rendah pada sebagian lahan.
Dokumen tersebut berisi daftar nama 9 mahasiswa yang akan melakukan percobaan budidaya tanaman kedelai secara organik. Diberikan skema pembahasan yang mencakup latar belakang, tinjauan pustaka, metodologi dan jadwal kegiatan. Dilakukan analisis lokasi, perancangan percobaan, dan analisis ekonomi untuk budidaya kedelai secara organik.
Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian - STPP YogyakartaGios Mronggos
Paradigma baru penyuluhan pertanian di Indonesia mencakup 8 poin utama, yaitu: 1) penyuluhan sebagai jasa informasi, 2) informasi yang relevan dengan kondisi lokal, 3) materi penyuluhan berorientasi agribisnis, 4) pendekatan kelompok, 5) fokus pada kepentingan petani, 6) pendekatan humanistik-egaliter, 7) profesionalisme penyuluh, 8) akuntabilitas.
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit tanaman padi, khususnya empat jenis penggerek batang padi (Scirpophaga incertulas, Scirpophaga innotata, Chilo suppressalis, Sesamia inferens) dan wereng coklat. Dibahas siklus hidup, ciri-ciri, gejala kerusakan, dan pengendaliannya secara fisik, hayati, dan kimiawi. [/ringkasan]
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Laporan praktikum identifikasi serangga pada tanaman cabai di kebun percobaan hama dan penyakit tanaman Universitas Padjadjaran.
2) Diidentifikasi 8 jenis serangga yang ditemukan pada tanaman cabai beserta morfologi, siklus hidup, dan cara pengendaliannya.
3) Serangga-serangga tersebut antara lain belalang kayu, walang sangit, kepik, kutu daun, l
Dokumen tersebut membahas tentang pengendalian hama terpadu pada tanaman kedelai. Secara ringkas:
1. Kedelai menghadapi ancaman serius dari berbagai jenis hama yang dapat menurunkan hasil hingga 80%
2. Pengendalian hama idealnya dilakukan secara terpadu dengan memanfaatkan mekanisme alami ekosistem untuk menekan populasi hama
3. Beberapa hama penting yang sering menyerang kedelai meliputi l
Dokumen tersebut merangkum informasi tentang tanaman gandum, mulai dari asal usul, klasifikasi, morfologi, cara budidaya, hingga hama penyakit dan cara pengendaliannya. Tanaman gandum diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbunga berkeping satu dan termasuk famili Poaceae. Budidaya gandum meliputi pemilihan benih, persiapan lahan, penanaman, pemupukan, perawatan hingga panen. Hama dan penyakitnya diantaranya
Serangga hama gudang yang ditemukan dalam dokumen tersebut adalah Tenebrio molitor, Tenebrio obscures, Sitophilus oryzae, Cylas formicarius, dan Callosobruchus chinensis. Serangga-serangga tersebut merupakan hama utama pada berbagai komoditas pangan penyimpanan seperti dedak, kedelai, beras, ubi jalar, dan kacang hijau.
Dokumen tersebut membahas tentang jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) yang merupakan hama, patogen, dan gulma yang dapat merusak tanaman budidaya. OPT utama pada beberapa komoditas pangan seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah antara lain penggerek batang, wereng, tikus, dan penyakit-penyakit tertentu. Dokumen juga menjelaskan beberapa teknik pengendalian OPT seperti tanam seremp
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti faktor abiotik (cahaya, suhu, kelembangan, nutrisi), faktor biotik (gen, hormon) dan organisme pengganggu tanaman seperti serangga, bakteri, cendawan, virus, nematoda dan gulma.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang hama dan penyakit utama pada beberapa tanaman perkebunan seperti kakao, kopi, teh, dan lada beserta penjelasan mengenai klasifikasi, morfologi, siklus hidup, gejala, dan cara pengendaliannya.
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygMuflih Nazuaf
Dokumen tersebut membahas tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman seperti faktor abiotik (cahaya, suhu, kelembaban, nutrisi), faktor biotik (gen, hormon) serta organisme pengganggu tanaman seperti serangga, bakteri, cendawan, virus, nematoda dan gulma yang dapat merugikan atau menguntungkan tanaman.
Dokumen tersebut membahas penyakit-penyakit kelapa sawit eksotik yang belum ditemukan di Indonesia namun berpotensi masuk melalui impor kecambah. Penyakit-penyakit tersebut adalah penyakit layu fusarium, penyakit cincin merah, penyakit bintik daun, dan penyakit cadang-cadang. Penyakit-penyakit ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi sektor kelapa sawit Indonesia jika sampai
Teks tersebut membahas tentang:
1. Jenis-jenis tumbuhan monokotil dan dikotil beserta nama latin mereka.
2. Pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi vigor benih.
3. Penyakit-penyakit yang dapat menyerang benih.
Teks ini membahas pengaruh proporsi dedak dalam media tanam terhadap pertumbuhan jamur tiram putih. Proporsi dedak berpengaruh terhadap berat jamur, dengan proporsi tertentu menghasilkan berat jamur tertinggi. Namun, pengurangan proporsi dedak tidak berpengaruh nyata terhadap diameter jamur.
Dokumen tersebut membahas tentang hama-hama tanaman cabai dan pengendalian yang ramah lingkungan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain:
1. Mengidentifikasi beberapa hama penting tanaman cabai seperti ulat tanah, thrips, kutu daun persik, dan tungau teh kuning beserta gejala serangannya.
2. Menjelaskan faktor-faktor yang dapat memicu ledakan hama seperti penanaman monokultur, vari
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka, Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
34 hama-dan-penyakit-pada-kedelai
1. BAB 1
PENDAHULUAN
Kedelai merupakan tanaman yang strategis di dunia petanian. Seiring dengan
pemanfaatan kedelai untuk bebagai bahan makanan, seperti tempe, tahu, kecap, tauco
dan sebagainya, banyak masyarakat indonesia yang memiliki ketergantungan
terhadap pengkonsumsian kedelai.
Makanan yang terbuat atau berbahan dasar kedelai dipercaya mengandung
protein yang tinggi dan merupakan makanan rakyat sehari-hari. Namun yang menjadi
permasalahan adalah dalam pemenuhan permintaan akan kacang kedelai. Pemerintah
membuat kebijakan impor kedelai dari negara lain seperti Amerika dan Cina. Hal ini
dikarenakan Indonesi belum mampu membudidayakan kacang kedelai tesebut dengan
baik. Berkaitan dengan kondisi tempat dan lingkungan yang sesuai sabagai tempat
tumbuhnya kedelai. Kalaupun bisa, hasil yang diperoleh tidak akan sebaik kedelai
produk di impor. Kendala lain yang ditemukan dalam pembudidayaan kedelai ini
adalah hama dan penyakit yang menyerang. Adapun hama dan penyakit yang
teridentifikasi adalah Ulat penggerek polong, Ulat jengkal, Kepik hijau, Penyakit
karat, dan Antraknosa.
2. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hama
A. Ulat penggerek polong (Etiella zinckenella)
Penggerek polong dikenal dengan nama Etiella zinckenella, E.
Hobsoni, Pod Borer, atau Lima Bean Borer. Hama ini merupakan hama utama
pada kedelai, selain kumbang kedelai. Tanaman inang hama ini antara lain
Crotalaria strata, orok-orok, kacang tunggak, kacang krotok, dan Teprosia
candida.
Klasifikasi
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Pyralidae
Subfamily : Phycitinae
Genus : Etiella
Species : Etiella zinckenella
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan hama ini adalah terdapatnya bintik
atau lubang berwarna cokelat tua pada kulit polong, bekas jalan masuk larva ke
dalam biji. Seringkali, pada lubang bekas gereka terdapat butir-butir kotoran
3. kering yang berwarna coklat muda dan terikat benang pintal atau sisa-sisa biji
terbalut benang pintal.
Merusak biji dengan menggerek kulit polong muda dan kemudian masuk serta
menggerek biji, sebelum menggerek larva baru menetas menutupi dirinya
dengan selubung putih hingga ada bintik coklat tua sebagai jalan masuk hama
tersebut.
Morfologi dan biologi
Hama ini mempunyai panjang tubuhnya antara 8-11 mm, panjang sayapnya
antara 19-27 mm,sayapnya lebih panjang daripada abdomen. Perkembangan
telurnya antara 4-21 hari , larvanya antara 19-40 hari,sedangkan perkembangan
pupanya antara 12-18 hari, umur imago lebih kurang 20 hari, rata-rata
imagonya bertelur antara 100-600 butir telur dan perkembangannya tergantung
pada suhu lingkungan.
Ngengat hama ini berwarna keabu-abuan pada bagian tepi sayap ada pembatas
berwarna kuning muda, rentangan sayapnya antara 24-27 mm. Telur berwarna
putih mengilap dan berubah menjadi kemerah-merahan larvanya berwarna putih
kekuningan. Kepala lebih besar dari pada badan dan berwarna coklat sampai
hitam.
Ekologi
Penyebaran hama ini dominan pada daerah tropis. Hama ini umumnya
menyerang pada bulan mei hingga juni tetapi umumnya pada pada pertengahan
bulan juni. Selain pada kedelai, hama ini juga menyerang Crotalaria striata,
kacang tunggak, kacang kratok (Phaseolus lunatus), Tephrosia candida, kacang
hijau dan kacang tanah
4. Siklus hidup
Telur diletakkan berkelompok 4-15 butir di bagian bawah daun, kelopak bunga
atau pada polong. Telur berbentuk lonjong, diameter 0,6 mm. pada saat
diletakkan telur berbah kemerahan dan berwarna warna putih mengkilap,
kemudian berwarna jingga ketika akan menetas. Setelah 3-4 hari, telur menetas
dan keluar ulat berwarna putih kekuningan, kemudian berubah menjadi hijau
dengan garis merah memanjang . Ulat instar 1 dan 2 menggerek polong daun,
menggerek biji dan hidup di dalam biji. Setelah instar 2, ulat hidup di luar biji.
Dalam satu polong sering dijumpai lebih dari 1 ekor ulat. Ulat instar akhir
mempunyai panjang 13-15 mm dengan lebar 2-3 mm. Kepompong berawarna
coklat dengan panjang 8-10 mm dan lebar 2 mm, dibentuk dalam tanah dengan
terlebih dahulu membuat sel dari tanah. Setelah 9-15 hari, kepompong berubah
menjadi ngengat.
Pengendalian
1. Pengolahan tanah minimum 1 (satu) kali
2. Jarak tanam 30 cm x 20 cm
3. Cara tanam yaitu tunggal 2 - 3 cm
4. Jumlah tanaman per rumpun adalah 2 benih per lobang
5. Pemupukan Urea 50 kg, TSP 100 kg dan KCL 100 kg/ha
6. Penyiangan dilakukan 2 kali yaitu 20 dan 40 hari setelah tanam
7. Pembumbunan dilakukan 1 kali yaitu 20 hari setelah tanam
8. Pengendalian hama dan penyakit yaitu:
- Untuk perlakuan benih digunakan Furadan minimal 3 gram
- Selama penanaman digunakan Decis 2,5 EC dalam takaran 0,5 cc /
liter dan Metonyl 2 cc per liter pada umur 25 hari setelah tanam.
9. Musuh alami menggunakan Parasitoid telur, Trichogrammatoidea
bactrae bactrae (Hymenoptera: Trichogrammatidae). Parasitoid larva,
Baeognatha spp.dan Phanerotoma sp. (Hymenoptera: Braconidae
5. 10. Semprot insektisida
B. Kepik Hijau Nezara viridula (hama penghisap polong)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia (Hewan)
Filum : Arthropoda (arthropoda)
Kelas : Insecta (Serangga)
Order : Hemiptera
Subordo : Heteroptera
Family : Pentatomidae
Subfamily : Pentatominae
Genus : Nezara
Species : Nezara viridula
Daur hidup
Panjang 16 mm, telur di bawah permukaan daun, berkelompok. Setelah 6
haritelur menetas menjadi nimfa (kepik muda), yang berwarna hitam bintik
putih. Pagihari berada di atas daun, saat matahari bersinar turun ke polong,
memakanpolong dan bertelur. Umur kepik dari telur hingga dewasa antara 1
sampai 6bulan.
Morfologi dan biologi
Hama kepik hijau ini pada stadia imago berwarna hijau polos, kepala
berwarna hijau serna pronotumnya berwarna jingga dan kuning keemasan,
kuning kehijauan dengan tiga bintik berwarn hijau dan kuning polos. Telur
diletakkan berkelompok (10-90 butir/kelompok) pada permukaan bawah daun.
6. Nimfa terdiri dari 5 instar. Instar awal hidup bergerombol di sekitar bekas telur,
kemudian menyebar. Pada kedelai nimfa dan imago terutama mengisap polong.
Gejala
Gejala serangan hama kepik hijau menyerang Polong dan biji menjadi
mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit
biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji. Periode kritis
tanaman terhadap serangan penghisap polong ini adalah pada stadia pengisian
biji. Nimfa dan imago merusak polong dan biji kedelai dengan cara mengisap
cairan biji. Serangan yang terjadi pada fase pertumbuhan polong dan
perkembangan biji menyebabkan polong dan biji kempis, kemudian mengering.
Serangan terhadap polong muda menyebabkan biji kempis dan seringkali
polong gugur. Serangan yang terjadi pada fase pengisian biji menyebabkan biji
menghitam dan busuk.
Ekologi
Tanaman inangnya yaitu tanaman kedelai, kacang hijau, kacang
tunggak, orok-orok, kacang gede, jagung ,padi dan kapas.
Pengendalian
Pengendalian hama perusak polong dapat dilakukan dengan beberapa cara
antara lain: Menanam varietas unggul seperti: varietas wilis, varietas Orba
(1974),varietas Galunggung (1981), Varietas Guntur (1982), dan varietas
Lokon (1982).
Persiapan Lahan
7. Persiapan lahan penanamannya di areal persawahan dapat dilakukan
secara sederhana. Mula-mula jerami padi yang tersisa dibersihkan, kemudian
dikumpulkan,dan dibiarkan mengering.
Selanjutnya, dibuat petak-petak penanaman dengan lebar 3 m - 10 m,
yang panjangnya disesuaikan dengan kondisi lahan. Diantara petak penanaman
dibuat saluran drainase selebar 25 cm - 30 cm,dengan kedalaman 30 cm.
Setelah didiamkan selama 7-10 hari, tanah siap ditanami.
Pemeliharaan
Untuk mengurangi penguapan tanah pada lahan, dapat
digunakan mulsa berupa jerami kering. Mulsa ditebarkan di antara
barisan tempat penanaman benih dengan ketebalan antara 3 cm – 5 cm
pergiliran tanaman atau rotasi tanaman dengan tanaman lain yang bukan satu famili
penanaman serempak,
pengamatan secara intensif sebelum dilakukan pengendalian dengan
menggunakan insektisida.
Penggunaan insektisida akan cukup efektif secara ekonomi jika intensitas
serangan penggerek polong lebih dari 2 % atau jika ditemukan sepasang
populasi penghisap polong dewasa atau kepik hijau dewasa pada umut 45 hari
setelah tanam.
Musuh alami menggunakan Parasitoid telur: Ooencyrtus malayensis Ferriere
(Hymenoptera: Encyrtidae), Trissolcus basalis
C. Hama kumbang-kumbangan (Epilachana Soyae)
Klasifikasi
Kingdom : animalia
8. Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Cocynelidae
Genus : Epilachna
Species : Epilachna soyae
Morfologi
Kumbang berwarna merah dan larvanya yang berbulu duri, pemakan
daun dan merusak bunga.Bentuk sayapnya keras dan ada yang lunak,tipe
mulutnya menggiggit mengunyah
Siklus hidup
Telur kumbang ini diletakkan dibawah permukaan daun secara
berkelompok,lamanya stadia telur antara 4-5 hari, sedangkan stadia larvanya
kurang lebih antara 16 hari.
Gejala
Pada hama kumbang ini serangannya yaitu memakan daun tetapi
masih ada lapisan daun yang tertinggal seperti tulang daun hingga daun menjadi
transparan.Menyerang tanaman berjaringan lunak dan lebih menyukai pada
bagian ujung pucuk daun.
Ekologi
Tanaman inangnya seperti tanaman kacang- kacangan contohnya tanaman
kedelai.
9. Pengendalian
• Rotasi tanaman atau pergiliran tanaman
• Pengendalian secara kimiawi dengan insektisida
• Secara mekanis hamanya langsung diambil dan dibunuh
• Pengendalian secara hayati dengan menggunakan predator atau musuh alami
D. Ulat Jengkal (Green Semilooper)
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Genus : Plusia
Spesies : plusia chalcites
Gejala
Gejala kerusakan akibat serangan ulat jengkal adalah kerusakan daun
dari arah pinggir. Serangan berat mengakibatkan kerusakan daun hingga hanya
tersisa tulang-tulang daun.
Serangan larva, instar muda,menyebabkan bercak- bercak putih
karena yang tinggal hanyaepidermis dan tulang daunnya. Sebagian larva yang
10. lebih besar dapat menyebabkan daun terserang habis, serangan larva terjadi
pada stadia vegetative.
Morfologi
Panjang ulat sekitar 2 cm, jika bejalan ulat melengkung seperti orang mengukur
panjang dengan jengkal panjang tangan. Ulat yang masih muda berwarna
bening. Sementara itu ulat dewasa berwrana hijau seperti daun tembakau
dengan garis samping berwarna lebih muda. Badannya mengecil dari belakang
ke kepala. Kepalanya dapat berukuran kecil. Hama ini memiliki ciri-ciri:
berukuran 1.5-2.0mm menekan pencemaran warna hitam mengkilat
Pengendalian secara kultur satu ekor betina dapat Berkembang biak cepat
menghasilkan telur 100-300 butir selama perode dua minggu Bentuk telur lalat
kacang adalah lonjong, panjang 0.28-0.36 lebar 0.12-0.20mm, berwarna putih.
Telur menetas tanam serentak dalam setelah umur 2-4 hari. larva berwarna
hijau pemangsa segala jenis terang dan hidup dalam tanaman (polifag)dan
gulungan daun muda.stadium yang
- Pupa dibentuk dalam membahayakan adalah gulungan daun yang
larva.direkatkan satu sama lain dengan zat perekat dari
- Larva menyerang seluruh hama tersebut.bagian tanaman, terutama daun-
daunnyasehinggamenjadi rusak tidak beraturan.
Ekologi
Jenis ulat jengkal ini sering menyerang kedelai, tomat, buncis, kacang-
kacangan dan kentang. Warnanya hijau dan makannya serakah.
Daur hidup
Ngengat betina meletakkan telur pada permukaan permukaan bawah
daun secara satu persatu. Mula-mula telur berwarna putih kemudian berubah
menjadi kuning. Setelah 3-4 hari, telur akan menetas. Ulat yang keluar
11. berwarna hijau dan dikenal dengan sebutan ulat jengkal karena perilaku
jalannya. Panjang tubuh ulat yang telah mencapai pertumbuhan pennuh sekitar
40 mm. Ulat dewasa membentuk kepompong dalam daun yang dianyam.
Setelah 7 hari, kepompong tumbuh menjadi ngengat.
Pengendalian
• Pengolahan lahan seblum digunakan lahan sebaiknya dicangkul dan
diberakan beberapa saat agar hama yang ada didalam tanah dapat
terangkat ke permukaan dan terkena matahari dan akan mati.
• Pengendalian secara mekanis dengan sanitasi lahan dari gulma sebelum
penanaman maupun setelah penanaman, atau bagian tanaman yang
terkena hama tersebut dapat diambil secara langsung, dipijit dan
dimatikan.
• Penegendalian secara teknis :
- Penggunaan mulsa jerami
- Pergiliran tanaman
- Waktu tanam secara serempak
- Rotasi tanaman dengan serempak pada areal memutus siklus
- Pengumpulan larva ulat jengkal
• Pengendalian secara biologis antara lain: penggunaan parasitoid
Trichogrammatoidea, Pergiliran tanaman, Insektisidabactrae-bactrae
yaitu penggunaan Nuclear (Spodotera lituraF) Polyhidrosis Virus (NPV)
untuk ulat grayak Spo-dopteralitura(SlNPV)
• Penyemprotan insektisida
Ciri biologiselektif apabila populasi hama mencapai 85 ekor
12. - Imago serangga dewasa instar 1 atau 32 instar 2 meletakkan
telurnya di atau 17 ekor instar 3per per mukaan bawah daun12
tanaman. Jenis insektisida yang mangkus
- Dekasulfan kepompong dan dalam 350 EC, folimat 500 SL,
anyaman daun, Gusadrin 150 WSC,kemudian berubah Hostathion 40
EC, atau menjadi pupa.Matador 25 EC sesuai konsentrasi yang
ditentukan.
2.2. Penyakit pada tanaman kedelai
A. Karat Kedelai
Penyakit karat kedelai disebabkan oleh cendawan Phakopsora pachyrhizi
Gejala
Gejala kerusakan tanaman akibat serangan penyakit karat kedelai
adalah terdapatnya bintik-bintik kecil yang kemudian berubah menjadi bercak-
bercak berwarna coklat pada bagian bawah daun, yaitu uredium penghasil
uredospora. Serangan berat menyebabkan daun gugur dan polong hampa.
Terjadi bercak- bercak kecil berwarna cokelat kelabu atau bercak yang
sedikit demi sedikit berubah menjadi cokelat atau coklat tua.Bercak karat
terlihat sebelum bisul- bisul(pustule) pecah.Bercak tampak bersudut – sudut
karena dibatasi oleh tulang- tulang daun tempatnya didekat daun yang
terinfeksi. Biasanya dimukai dari daun bawah baru kemudian ke daun yang
lebih muda (di atas).
Ekologi
13. Tanaman Inang cendawan-cendawan tersebut antara lain tanaman
komak, bengkuang, kacang krotok, kacang polong, kacang kapri, kacang
panjang, dan kacang asu. Penyakit karat kedelai biasanya mulai menyerang
pada saat tanaman berumur 3-4 minggu setelah tanam.
Siklus penyakit dan epidemiologi
Epidemi didorong oleh panjangnya waktu daun dalam kondisi basah
dengan temperatur kurang dari 280
C. Perkecambahan spora dan penetrasi spora
membutuhkan air bebas dan terjadi pada suhu 8-280
C. uredia muncul 9-10 hari
setelah infeksi, dan urediospora diproduksi setelah 3 minggu. Kondisi lembab
yang panjang dan periode dingin dibutuhkan untuk menginfeksi daun-daun dan
sporulasi. Penyebaran urediniospora dibantu oleh hembusan angin pada waktu
hujan. Patogen ini tidak ditularkan melalui benih.
Pengendalian
Pengendalian penyakit karat kedelai dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Oleh karena intensitas serangan penyakit ini dipengaruhi oleh
kelembaban, curah hujan, intensitas sinar matahari, dan kerapatan daun
tanaman; maka perlu digunakan varietas kedelai yang toleran antara lain
Sompo, Kerinci, Polosari, dan Tambora, terutama di daerah kronis.
- Pengendalian juga dilakukan dengan mengatur jarak tanam dan perlakukan
budidaya tanaman secara benar. Jika dipandang perlu,
- Pengendalian dengan penyemprotan fungsisida.misalnya marikoseb,
tradimefon, bitertanol, difenokonazol.
- Penggunaan varietas tahan seperti petek, mojosari dan lainnnya.
- Menanam secara serempak pada awal musim kemarau atau musim penghujan
dengan curah hujan rata- rata 50 mm/ hari.
14. Gambar gejala serangan Karat Kedelai
3. Penyakit bercak daun target spot (Corynespora cassiicola)
Gejala serangan
Bercak coklat kemerahan timbul pada daun, batang, polong, biji,
hipokotil, dan akar, dengan diameter 10-15 mm. kadang-kadang mengalami
sonasi, yaitu membentuk lingkaran seperti pada papan tembak.
Siklus Penyakit dan epidemiologi
Patogen bertahan pada batang, akar, biji dan mampu bertahan di dalam
tanah yang tidak diusahakan selama lebih dari 2 tahun. Infeksi hanya terjadi
bila kelembaban udara relatif 80% atau lebih atau terjadi air bebas di atas daun.
Cuaca kering menghambat pertumbuhan jamur pada daun dan akar. Infeksi
pada batang dan akar terjadi pada awal fase pertumbuhan tanaman. Gejala
terlihat pada 3 minggu setelah tanaman tumbuh. Suhu tanah optimal untuk
menginfeksi dan perkembangan penyakit selanjutnya adalah 15-180
C. Pada
200
C gejala penyakit tidak terlalu parah dan akar terbentuk normal. Patogen
dapat hidup dan menyerang bermacam-macam tumbuhan (kosmopolitan), dan
di negara tropis keberadaannya sangat melimpah.
Pengendalian
• Perawatan benih terutama pada biji terinfeksi
15. • Membenam sisa tanaman terinfeksi
• Aplikasi fungisida benomil, klorotanil, kaptan.
Gambar daun kedelai yang terserang Target Spot
4. Antraknosa (Collecticum dematium var truncatum dan Collecticum
destructivum)
Gejala serangan
Penyakit Antraknosa menyerang batang, polong, dan tangkai daun.
Akibat serangan adalah perkecambahan biji terganggu,kadang-kadang bagian-
bagian yang terserang tidak menujukkan gejala. Gejala hanya timbul bila
kondisi menguntungkan perkembangan jamur. Tulang daun pda permukaan
bawah tanaman terserang biasanya menebal dengan warna kecoklatan. Pada
batang akan timbul bintik-bintik hitam berupa duri-duri jamur yang menjadi ciri
khas.
Siklus penyakit dan Epidemiologi
Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau
pada biji terinfeksi. Miselium menjadi penyebab tanaman terinfeksi tanpa
menimbulkan perkembangan gejala sampai tanaman menjelang masak. Infeksi
16. batang dan polong terjadi selama fase reproduksi apabila cuaca lembab dan
hangat.
Pengendalian
• Menanam benih kualitas tinggi dan bebas patogen
• Perawatan benih terutama pada benih terinfeksi
• Membenamkan sisa tanaman terinfeksi
• Aplikasi fungisida benomil, krolotalonil, captan pada fase berbunga sampai
pengisian polong
• Rotasi denga tanaman selain kacang – kacangan
Gambar gejala serangan Antraknosa
Kerusakan pada biji Kedelai Kerusakan pada tanaman Kedelai
17. BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kedelai merupakan salah satu sumber protein terbesar yang dikonsumsi
masyarakat indonesia hampir setiap hari. Salah satu kendala yang ditemukan dalam
pembudidayaan kedelai ini adalah hama dan penyakit yang menyerang. Adapun hama
dan penyakit yang teridentifikasi adalah Ulat penggerek polong, Ulat jengkal, Kepik
hijau, Penyakit karat, dan Antraknosa.