Peraturan Menteri ini mengatur tentang pelaksanaan pelayanan sosial dasar dan pemberdayaan masyarakat desa dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat desa. Pelayanan sosial dasar yang diatur meliputi bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, dan penanggulangan bencana. Pemberdayaan masyarakat desa meliputi pengelolaan pelayanan sosial, sarana lingkungan, energi terbarukan, informasi, kesiapsi
Bahan Paparan pada Diskusi Publik "Indikator Kinerja Kunci Bidang Pemerintahan", kerjasama GTZ Pro-Bangkit dan Tribun Kaltim
Grand Victoria, Samarinda, 31 Oktober 2009
Bahan Paparan pada Diskusi Publik "Indikator Kinerja Kunci Bidang Pemerintahan", kerjasama GTZ Pro-Bangkit dan Tribun Kaltim
Grand Victoria, Samarinda, 31 Oktober 2009
Pemanfaatan alokasi dana desa tahun 2019 diarahkan pada pembangunan dan pemberdayaan sumberdaya manusia yang ada di desa. Program antara lain untuk mengatasi stunting, membangun embung desa dan membangun jalan desa menuju lahan pertanian,
Salinan permen desapdtt nomor 7 tahun 2021 ttg perioritas penggunaan dana des...Salim SAg
PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2021 TENTANG PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2022
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Pelayanan sosial dasar dalam peraturan mentri desa daerah
1. PELAYANAN SOSIAL DASAR
DALAM PERATURAN MENTRI DESA DAERAH
TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2017
2. Kegiatan Prioritas Bidang Pembangunan Desa
b. Peningkatan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
1) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana kesehatan, antara lain:
a) air bersih berskala Desa;
b) sanitasi lingkungan;
c) jambanisasi;
d) mandi, cuci, kakus (MCK);
e) mobil/kapal motor untuk ambulance Desa;
f) alat bantu penyandang disabilitas;
g) panti rehabilitasi penyandang disabilitas;
h) balai pengobatan;
i) posyandu;
j) poskesdes/polindes;
k) posbindu/ Pos Pembinaan Terpadu ;
l) reagen rapid tes kid untuk menguji sampel-sampel
makanan; dan
m) sarana prasarana kesehatan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
3. 2) Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan antara lain:
a) taman bacaan masyarakat;
b) bangunan Pendidikan Anak Usia Dini;
c) buku dan peralatan belajar Pendidikan Anak Usia Dini lainnya;
d) wahana permainan anak di Pendidikan Anak Usia Dini;
e) taman belajar keagamaan;
f) bangunan perpustakaan Desa;
g) buku/bahan bacaan;
h) balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
i) sanggar seni;
j) film dokumenter;
k) peralatan kesenian; dan
l) sarana prasarana pendidikan dan kebudayaan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
4. d. Pengadaan, pembangunan,
pengembangan dan pemeliharaan sarana
prasarana untuk pelestarian lingkungan
hidup antara lain:
1) pembuatan terasering / (Gadu ni saba);
2) kolam untuk mata air;
3) plesengan sungai/ penahan
pinggir/tebing sungai;
4) pencegahan abrasi pantai; dan
5) sarana prasarana untuk pelestarian
lingkungan hidup lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa dan diputuskan
dalam musyawarah Desa.
5. e. Pengadaan, pembangunan, pengembangan dan
pemeliharaan sarana prasarana untuk penanggulangan
bencana alam dan/atau kejadian luar biasa lainnya yang
meliputi:
1) pembangunan jalan evakuasi dalam bencana gunung
berapi;
2) pembangunan gedung pengungsian;
3) pembersihan lingkungan perumahan yang terkena
bencana alam;
4) rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan perumahan
yang terkena bencana alam; dan
5) sarana prasarana untuk penanggulangan bencana
yang lainnya sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.
6. Kegiatan Prioritas Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa.
a. Pengelolaan Kualitas dan Akses terhadap Pelayanan Sosial Dasar
1) pengelolaan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat, antara lain:
a) penyediaan air bersih;
b) pelayanan kesehatan lingkungan;
c) kampanye dan promosi hidup sehat guna mencegah penyakit seperti penyakit menular,
penyakit seksual, HIV/AIDS, tuberkulosis, hipertensi, diabetes mellitus dan
gangguan jiwa;;
d) bantuan insentif untuk kader kesehatan masyarakat;
e) pemantauan pertumbuhan dan penyediaan makanan sehat untuk peningkatan gizi bagi
balita dan anak sekolah;
f) kampanye dan promosi hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak dan perlindungan
Anak;
g) pengelolaan balai pengobatan Desa dan persalinan;
h) perawatan kesehatan dan/atau pendampingan untuk ibu hamil, nifas dan menyusui;
i) pengobatan untuk lansia;
j) keluarga berencana;
k) pengelolaan kegiatan rehabilitasi bagi penyandang disabilitas;
l) pelatihan kader kesehatan masyarakat;
m) pelatihan hak-hak anak, ketrampilan pengasuhan anak dan perlindungan Anak;
n) pelatihan pangan yang sehat dan aman;
o) pelatihan kader Desa untuk pangan yang sehat dan aman; dan
p) kegiatan pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat Desa lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
7. 2) pengelolaan kegiatan pelayanan pendidikan dan
kebudayaan antara lain:
a) bantuan insentif guru PAUD;
b) bantuan insentif guru taman belajar keagamaan;
c) penyelenggaraan pelatihan kerja;
d) penyelengaraan kursus seni budaya;
e) bantuan pemberdayaan bidang olahraga;
f) pelatihan pembuatan film dokumenter; dan
g) kegiatan pengelolaan pendidikan dan
kebudayaan lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam
musyawarah Desa.
8. b. Pengelolaan sarana dan prasarana lingkungan berdasarkan
kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia
1) pengelolaan lingkungan perumahan Desa, antara lain:
a) pengelolaan sampah berskala rumah tangga;
b) pengelolaan sarana pengolahan air limbah; dan
c) pengelolaan lingkungan pemukiman lainnya yang sesuai dengan
kewenangan Desa dan diputuskan dalam musyawarah Desa.
2) pengelolaan transportasi Desa, antara lain:
a) pengelolaan terminal Desa;
b) pengelolaan tambatan perahu; dan
c) pengelolaan transportasi lainnya yang sesuai dengan kewenangan
Desa yang diputuskan dalam musyawarah Desa.
9. 3) pengembangan energi terbarukan, antara lain:
a) pengolahan limbah peternakan untuk energi
biogas;
b) pembuatan bioethanol dari ubi kayu;
c) pengolahan minyak goreng bekas menjadi
biodiesel;
d) pengelolaan pembangkit listrik tenaga angin;
dan
e) Pengembangan energi terbarukan lainnya yang
sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.
4) pengelolaan informasi dan komunikasi, antara lain:
a) sistem informasi Desa;
b) koran Desa;
c) website Desa;
d) radio komunitas; dan
e) pengelolaan informasi dan komunikasi lainnya
yang sesuai dengan kewenangan Desa dan
diputuskan dalam musyawarah Desa.
10. Penguatan kesiapsiagaan masyarakat Desa
dalam menghadapi bencana serta kejadian
luar biasa lainnya yang meliputi:
1) penyediaan layanan informasi tentang bencana alam;
2) pelatihan kesiapsiagaan masyarakat dalam
menghadapi bencana alam;
3) pelatihan tenaga sukarelawan untuk penanganan
bencana alam; dan
4) penguatan kesiapsiagaan masyarakat yang lainnya
sesuai dengan kewenangan Desa yang diputuskan dalam
musyawarah Desa.
11. Pelestarian lingkungan hidup antara
lain:
1) pembibitan pohon langka;
2) reboisasi;
3) rehabilitasi lahan gambut;
4) pembersihan daerah aliran sungai;
5) pemeliharaan hutan bakau;
6) perlindungan terumbu karang; dan
7) kegiatan lainnya yang sesuai
dengan kewenangan Desa yang
diputuskan dalam musyawarah Desa.