Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan PermensosTV Desa
PENGUATAN LEMBAGA DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT MELALUI KARANG TARUNA SEBAGAI
LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Karang Taruna berdasarkan Permendagri dan Permensos
Disampaikan oleh Dedddy WInarwan dari Dirjen Bina Pemdes Kemendagri
Dalam Acara Malam Mingguan Desa Bareng Kemendagri - Sabtu 18 Juli 2020
-----
https://youtu.be/T5ZY-jsBD5Q
Sistem perencanaan pembangunan desa melalui pendataan SDGs dan Indeks Desa Membangun,usulan dari bawah yg sudah terdata dan dari desa yang sudah di identifikasi,jadi pembangunan dapat ditentukan dari pendataan kondisi ekonomi,sarana prasarana,kesehatan ,pendidikan,soaial budaya,masyarakat diwilayah desa,sehingga pemerintah pusat,daerah dapat menentukan apa yang memang sangat dibutuhkan oleh desa,dan desa dapat melaksanakan pembangunan yang tepat sasaran ,waktu,manfaat dan tidak mubazir
Perencanaan Pembangunan Desa berbasis akuntabel.pptxBudyHermawan3
Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk Jangka Waktu 6 (Enam) Tahun
Rencana Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari rencana RPJM untuk jangka waktu 1 (satu) tahun
POKOK KEBIJAKAN TEKNIS PENDAMPINGAN MASYARAKAT DESA TAHUN 2021Teguh Kristyanto
POKOK KEBIJAKAN TEKNIS PENDAMPINGAN MASYARAKAT DESA TAHUN 2021
DISAMPAIKAN OLEH : Dr. H. Yusra, M.Pd – Kepala Pusat PPMDDTT
BADAN PENGEMBANGAN SDM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA,
DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
MATERI :
1. Landasan Regulasi
2. Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
3. Pendampingan Masyarakat Desa
4. Pengertian dan Kedudukan Tenaga Pendamping Profesional
5. Tata Cara Pendampingan Masyarakat Desa
6. Pengelolaan Tenaga Pendamping Profesional
7. Peningkatan Kapasitas Tenaga Pendamping Profesional
8. Sertifikasi Tenaga Pendamping Profesional
9. Pendayagunaan Tenaga Pendamping Profesional
10. Permasalahan Pendampingan Masyarakat Desa
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMATeguh Kristyanto
TATA CARA PENDAFTARAN BUM DESA DAN BUM DESA BERSAMA
DISUSUN OLEH Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
MATERI:
1. BUM DESA BERDASARKAN UU NO 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA DAN PERATURAN TURUNANNYA
2. PERKEMBANGAN REGISTRASI BUM DESA DAN BUM DESA BERASAMA
3. SIMULASI PENDAFTARAN
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESATeguh Kristyanto
PERAN TEKNOLOGI DIGITAL DAN MILENIAL KAMPUS DALAM PENGEMBANGAN EKONOMI DESA
Disampaian Oleh : Insan Mahmud
TA Madya Pengembangan Ekonomi Lokal
Provinsi Jawa Tengah
Materi:
1. Revolusi industri 4.0
2. Covid-19 Strikes
3. Kebiasaan baru/New normal
4. Recovery Shall Start From Desa
5. Recovery Strategy : Strategi Pemulihan Ekonomi
6. Gradual Tourism Recovery
7. Potential Market : Pasar potensial
8. Roadmap : Usulan peta jalan untuk pemulihan ekonomi
9. Future Development : Pengembangan pemanfaatan platform digitaldi masa depan
PENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESA
Disampaikan Oleh : Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi
Materi:
1. PERSOALAN PEREKONOMIAN DESA
2. STRATEGI PEMULIHAN EKONOMI DAN PENGGUNAAN DANA DESA
3. SDGs DESA
4. KOMPONEN REVITALISASI UNTUK PENINGKATAN PERANAN BUM DESA
5. PERANAN BUM DESA
6. AMANAH UU CIPTA KERJA
7. DEFINISI BUM DESA DALAM UU CIPTA KERJA
8. ISU-ISU BARU
9. PENGUATAN BUM DESA DALAM PP 11/2021
10. ORGAN BUMDESA & KELEMBAGAAN USAHA
11. KEPEMILIKAN, MODAL, ASET, & PINJAMAN
12. PENINGKATAN KEMITRAAN DALAM RANGKA PEMBINAAN
13. PP YANG MENGAKOMODIR BUM DESA / BUM DESA BERSAMA
14. KERJA SAMA PENGEMBANGAN KAPASITAS /PELATIHAN
15. MODEL KERJA SAMA BUM DESA DENGAN PERBANKAN UNTUK AKSES PERMODALAN
16. KERJA SAMA PENGEMBANGAN JARINGAN PEMASARAN & MANAJEMEN USAHA
17. BISNIS MODEL PENGELOLAAN, DISTRIBUSI DAN PEMASARAN PRODUK UNGGULAN PERDESAAN MELALUI EKOSISTEM DIGITAL
18. KERJA SAMA PENGEMBANGAN SKALA USAHA
19. A. TRANSFORMASI DIGITAL, B BUM DESA DAN C. UMKM DI PROVINSI NTT
20. POKOK PIKIRAN PERATURAN PEMERINTAH NO 11 TAHUN 2021 TENTANG BUMDES
SINERGITAS UKM BUMDES NEW
Disampaikan oleh Dinas Koperasi UKM Provinsi Jawa Tengah
Materi :
1. PERBANDINGAN PERAN UMKM DALAM PEREKONOMIAN
2. OUTLOOK PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2021 DARI SISI PENGELUARAN
3. DATA UMKM DI JAWA TENGAH HASIL SENSUS EKONOMI BPS
4. PERMASALAHAN SEBAGAI DAMPAK PANDEMI
5. RATIO KEWIRAUSAHAAN
6. Keterhubungan usaha mikro kecil
Terhubung dg ekosistem digital
baru 13% (media sosial
Terintegrasi dan e-com)
7. DUKUNGAN KEBIJAKAN YANG DIBUTUHKAN OLEH SEKTOR KOPERASI
8. DUKUNGAN KEBIJAKAN YANG DIBUTUHKAN OLEH SEKTOR UMKM
9. KONDISI LAPANGAN KOPERASI & UMKM JAWA TENGAH SELAMA PPKM DARURAT
10. UU 11/2020 TENTANG CIPTA KERJA
11. PP 7/2021 - KEMUDAHAN, PELINDUNGAN, DAN PEMBERDAYAAN KOP & UMKM
12. PENGEMBANGAN KOMODITAS BERBASIS SENTRA/KLASTER
13. LANGKAH KERJA PENGEMBANGAN EKONOMI MELALUI PENDEKATAN SENTRA/KLASTER
14. KONSEP FACTORY SHARING UNTUK BEBERAPA JENIS KLASTER
15. KOLABORASI PIHAK TERKAIT DALAM PENGEMBANGAN RUMAH PRODUKSI BERSAMA
16. ALUR KETERKAITAN PROSES ANTAR INDUSTRI
17. PILIHAN KOPERASI SEBAGAI ENTITAS USAHA
18. RELASI BUMDES DENGAN KOPERASI
PANDUAN SINGKAT PENDAFTARAN
Kami menyediakan Buku-buku terkait Pengembangan, Pembangunan dan Pemerdayaan Masyarakat Desa diantaranya:
Buku Manajemen Kemitraan Multistakeholder
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-manajemen-kemitraan-multistakeholder
Buku Berkualitas Manajemen Usaha Kecil
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-berkualitas-manajemen-usaha-kecil
Buku Berkualitas Manajemen Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-berkualitas-manajemen-pengadaan-barang-dan-jasa-pemerintah
Buku Berkualitas Manajemen Badan Usaha Milik Desa
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-berkualitas-manajemen-badan-usaha-milik-desa
Buku Manajemen Pelatihan Pengurangan Risiko Bencana - FC
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-manajemen-pelatihan-pengurangan-risiko-bencana-fc
BUKU MEMBANGUN PARIWISATA DARI DESA DESA WISATA WARISAN BUDAYA
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-membangun-pariwisata-dari-desa-desa-wisata-warisan-budaya
BUKU MEDIA MASA DAN PARIWISATA PERDESAAN
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-media-masa-dan-pariwisata-perdesaan
BUKU STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA EDUKASI DI KOTA YOGYAKARTA - ORI
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-strategi-pengembangan-pariwisata-edukasi-di-kota-yogyakarta-ori
BUKU LITERASI PARIWISATA DARI LOKAL HINGGA GLOBAL
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-literasi-pariwisata-dari-lokal-hingga-global
BUKU AGROWISATA SEBAGAI PARIWISATA ALTERNATIF INDONESIA - ORIGINAL
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-agrowisata-sebagai-pariwisata-alternatif-indonesia-original
Dan masih banyak buku-buku lainnya. Dapatkan semua buku-buku di:
https://www.tokopedia.com/booksgalery
PERMENDESA 3 TAHUN 2021 TENTANG BUMDESA
PASAL 9
1. Pendaftaran BUM Desa/BUM Desa bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dilakukan secara elektronik dengan mengisi formulir isian pendaftaran BUM Desa/BUM Desa bersama.
2. Formulir isian pendaftaran BUM Desa/BUM Desa bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memuat:
a. nomor pendaftaran nama BUM Desa/BUM Desa bersama yang telah didapatkan pada proses pendaftaran nama;
b. nama BUM Desa/BUM Desa bersama yang telah disetujui oleh Menteri;
c. jenis BUM Desa:
1. BUM Desa; atau
2. BUM Desa bersama.
d. nama administratif Desa pendiri;
e. alamat BUM Desa/BUM Desa bersama;
f. modal awal BUM Desa/BUM Desa bersama;
g. identitas pendiri; dan
h. bidang usaha.
3. Ketentuan mengenai nama administratif Desa pendiri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dapat disesuaikan pada saat pendaftaran BUM Desa bersama.
4. Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 20 (dua puluh) hari kerja terhitung sejak tanggal ditetapkannya Peraturan Desa dan/atau Peraturan Bersama Kepala Desa mengenai pendirian BUM Desa/BUM Desa bersama.
5. Dalam hal pendaftaran BUM Desa/BUM Desa bersama melebihi jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pendaftar mengulang proses pendaftaran mulai dari pendaftaran nama BUM Desa/BUM Desa bersama.
SUPPORT BY:
BOOKs GALLERY TOKO BUKU ONLINE
https://www.tokopedia.com/booksgalery
BOOKs GALLERY TOKO BUKU ONLINE JUAL BUKU SEKOLAH, BUKU KULIAH, BUKU UMUM
MENYEDIAKAN JUGA BUKU MANAJEMEN BUMDES:
https://www.tokopedia.com/booksgalery/buku-berkualitas-manajemen-badan-usaha-milik-desa
Yuk baca buku
#buku_baru #buku_berkualitas #buku_original #buku_manajemen #buku_manajemen_pemasaran #buku_manajemen_pemasaran_pariwisata #buku_strategi_pemasaran_pariwisata #buku_strategi_pengembangan_pariwisata #buku_agro_wisata #buku_dimensi_pariwisata #buku_pariwisata_berkelanjutan #buku_geografi_pariwisata #buku_pengembangan_agrowisata #buku_literasi_pariwisata #buku_manajemen_resiko #buku_pengantar_manajemen #buku_human_resources_management #buku_manajemen_perbankan #buku_manajemen_humas_pendidikan #buku_pengantar_manajemen_sarana_pra_sarana_sekolah #manajemen_pengurangan_resiko_bencana #bukustrategipemasaran #buku_metode_dan_penelitian_administrasi #buku_sistem_informasi_pengelolaan_aset #buku_manajemen_basis_data #buku_sistem_informasi_manajemen #buku_praktikum_manajemen_operasional #buku_manajemen_badan_usaha_milik_desa #baca_buku #beli_buku_di
https://www.tokopedia.com/booksgalery
Sekelumit penjelasan terkait Kemampuan Dasar yang harus dimiliki oleh semua kader bangsa yang tergabung dalam pendampingan desa. Dan kemampuan dasar inilah hampir sebagian besar terlewatkan dan terjebak pada penguatan kapasitas yang bersifat adminitratif. Semoga tulisan ini dapat mengingatkan kembali akan ruh pendampingan, dan membuka pemahaman bagi para pelaku yang baru tergabung dalam kerja-kerja pendampingan desa. Kado hari ulang tahunku untuk negeri.
Semarang, 15 Februari 2017
Sebuah gagasan internalisasi program sektoral dalam konteks implementasi UU Desa dengan harapan adanya sinergitas program penanganan kumuh tidak hanya berdiri sendiri melainkan ada pola kerjasama antar pelaku di desa serta ada integrasi program yang mengerucut pada one village one plan, one village one budgeting, one village one product. Sehingga penanganan kumuh benar-benar bisa menjadi sebuah investasi bagi peningkatan ekonomi masyarakat dan dapat menghambat arus urbanisasi. Semoga bermanfaat. Salam...
Materi Siklus Pembangunan Desa yang kemudian dijabarkan dalam proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Pengawasan. Ditambahkan pula sistematika penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa serta Daftar Pertanyaan Kunci yang dapat digunakan untuk fasilitasi saat pelaksanaan Musyawarah di tingkat Dusun. Contoh dok. RPJM Desa & RKP Desa atau terkait regulasi tentang Desa dapat didownload di www.pondokedukasidesa.blogspot.co.id
Semoga Bermanfaat...
1.000 Lebih daftar alamat yang dapat digunakan untuk iklan secara GRATIS untuk pasarkan produk UKM kepada dunia. Kenalkan PRODUKMU pada DUNIA agar DUNIA mengenal PRODUKMU
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Perencanaan pembangunan desa
1. PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DESA
Perencanaan pembangunan desa sebenarnya sudah menjadi agenda rutin yang harus
dilaksanakan oleh Pemerintah Desa setiap tahunnya. Namun demikian ada beberapa hal
menjadi persoalan bersama diantaranya adalah :
1. Apakah proses perencanaan pembangunan sudah merupakan hal yang penting bagi
masyarakat dimana perencanaan pembangunan merupakan persoalan hajat hidup
masyarakat desa sehingga masyarakat benar-benar bergairah dan ikut berperan secara
aktif dalam proses perencanaan?
2. Apakah perencanaan sudah menjawab persoalan hidup masyarakat terkait dengan
kecukupan sandang, pangan, papan, kesehatan, pendidikan, kebutuhan air bersih &
sanitasi, kecukupan energi, dll?
3. Apakah dalam proses perencanaan pembangunan desa, melibatkan seluruh unsur
masyarakat termasuk pelibatan kaum perempuan?
4. Apakah perencanaan pembangunan desa sudah mengacu pada peraturan perundang-
undangan yang ada?
5. Apakah kegiatan yang dilaksanakan di desa sudah mengacu pada perencanaan desa yang
ada yang dalam hal ini RPJM Desa & RKP Desa?
6. Dan masih banyak lagi persoalan-persoalan yang ada di desa.
Persoalan-persoalan diatas muncul mungkin disebabkan karena beberapa faktor diantaranya:
a. Faktor pemahaman masyarakat yang kurang terkait dengan alur dan tahapan proses
perencanaan
b. Hanya sebagian kecil masyarakat yang memahami tentang alur dan tahapan proses
perencanaan sehingga dalam pelaksanaannya tidak dapat maksimal sesuai dengan
aturan perundangan yang ada
Dalam menjawab persoalan-persoalan tersebut diatas, maka perlu adanya sosialisasi kepada
seluruh lapisan masyarakat agar memahami alur dan tahapan proses perencanaan di desa.
Tulisan ini berupaya untuk memberikan gambaran kepada para pelaku di desa agar
perencanaan pembangunan di desa dapat dibuat secara maksimal sesuai dengan impian dan
harapan masyarakat akan kemajuan dan kemandirian desa.
Dasar hukum :
1. UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa
2. PP No.43 Tahun 2014 tentang UU Desa
3. PP No.47 Tahun 2014 tentang perubahan atas PP No.43 Tahun 2014 tentang UU Desa
4. PP No.8 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas PP No.60 Tahun 2014 Tentang
Dana Desa Yang Bersumber Dari APBN
5. Permendagri No.114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa
2. BAGIAN I
PENJELASAN UMUM
Di dalam perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka yang terdiri atas :
a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) untuk jangka waktu 6
(enam) tahun. Ditetapkan dengan Peraturan Desa paling lama 3 bulan sejak Kepala
Desa dilantik.
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja Pemerintah
Desa (RKP Desa), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1
(satu) tahun. Ditetapkan dengan Peraturan Desa dan disusun oleh pemerintah Desa
pada bulan Juli tahun berjalan.
BAGIAN II
PENYUSUNAN RPJM DESA
Rancangan RPJM Desa memuat visi dan misi kepala Desa, arah kebijakan pembangunan
Desa, serta rencana kegiatan yang meliputi bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa , pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
BIDANG PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA ANTARA LAIN MELIPUTI :
1. Penetapan dan penegasan batas Desa;
2. Pendataan Desa;
3. Penyusunan tata ruang Desa;
4. Penyelenggaraan musyawarah Desa;
5. Pengelolaan informasi Desa;
6. Penyelenggaraan perencanaan Desa;
7. Penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa;
8. Penyelenggaraan kerjasama antar Desa;
9. Pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan
10. Kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
BIDANG PELAKSANAAN PEMBANGUNAN DESA ANTARA LAIN MELIPUTI :
1. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan Desa
antara lain:
a. Tambatan perahu;
b. Jalan pemukiman;
c. Jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian;
d. Pembangkit listrik tenaga mikrohidro ;
e. Lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan
f. Infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa
2. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan
antara lain:
a. Air bersih berskala Desa;
3. b. Sanitasi lingkungan;
c. Pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dan
d. Sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa
3. Pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan
dan kebudayaan antara lain:
a. Taman bacaan masyarakat;
b. Pendidikan anak usia dini;
c. Balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
d. Pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan
e. Sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi Desa
4. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan dan
pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara lain:
a. Pasar Desa;
b. Pembentukan dan pengembangan BUM Desa;
c. Penguatan permodalan BUM Desa;
d. Pembibitan tanaman pangan;
e. Penggilingan padi; lumbung Desa;
f. Pembukaan lahan pertanian;
g. Pengelolaan usaha hutan Desa;
h. Kolam ikan dan pembenihan ikan;
i. Kapal penangkap ikan;
j. Cold storage (gudang pendingin);
k. Tempat pelelangan ikan; tambak garam;
l. Kandang ternak;
m. Instalasi biogas;
n. Mesin pakan ternak;
o. Sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa
5. Pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a. Penghijauan;
b. Pembuatan terasering;
c. Pemeliharaan hutan bakau;
d. Perlindungan mata air;
e. Pembersihan daerah aliran sungai;
f. Perlindungan terumbu karang; dan
g. Kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa
BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN ANTARA LAIN:
1. Pembinaan lembaga kemasyarakatan;
2. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;
3. Pembinaan kerukunan umat beragama;
4. Pengadaan sarana dan prasarana olah raga;
5. Pembinaan lembaga adat;
6. Pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; dan
7. Kegiatan lain sesuai kondisi Desa
4. BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ANTARA LAIN:
1. Pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan;
2. Pelatihan teknologi tepat guna;
3. Pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa, dan Badan
Pemusyawaratan Desa;
4. Peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain:
a. Kader pemberdayaan masyarakat Desa;
b. Kelompok usaha ekonomi produktif;
c. Kelompok perempuan,
d. Kelompok tani,
e. Kelompok masyarakat miskin,
f. Kelompok nelayan,
g. Kelompok pengrajin,
h. Kelompok pemerhati dan perlindungan anak,
i. Kelompok pemuda;dan
j. Kelompok lain sesuai kondisi Desa
Dalam penyusunan RPJM Desa, Kepala Desa mengikutsertakan unsur masyarakat Desa
dengan mempertimbangkan kondisi objektif Desa dan prioritas program dan kegiatan
kabupaten/kota. Lalu bagaimanakah tahapan yang harus dilakukan dalam proses penyusunan
RPJM Desa? Berikut ini tahapan penyusunan RPJM Desa :
a. Pembentukan tim penyusun RPJM Desa;
b. Penyelarasan arah kebijakan perencanaan pembangunan kabupaten/kota;
c. Pengkajian keadaan Desa;
d. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa;
e. Penyusunan rancangan RPJM Desa;
f. Penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah perencanaan
pembangunan Desa; dan
g. Penetapan RPJM Desa.
TAHAP I : PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RPJM DESA
1. Kepala Desa membentuk tim penyusun RPJM Desa.
2. Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
a. kepala Desa selaku pembina;
b. sekretaris Desa selaku ketua;
c. ketua lembaga pemberdayaan masyarakat selaku sekretaris; dan
d. anggota yang berasal dari perangkat Desa, lembaga pemberdayaan masyarakat,
kader pemberdayaan masyarakat Desa, dan unsur masyarakat lainnya.
3. Jumlah tim paling sedikit 7 (tujuh) orang dan paling banyak 11 (sebelas) orang.
4. Tim penyusun wajib mengikutsertakan perempuan.
5. Tim penyusun ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa.
TAHAP II : PENYELARASAN ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KAB/KOTA
Penyelarasan arah kebijakan dilakukan untuk mengintegrasikan program dan kegiatan
pembangunan Kabupaten/Kota dengan pembangunan Desa dengan mengikuti sosialisasi
dan/atau mendapatkan informasi tentang arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota.
Informasi arah kebijakan pembangunan kabupaten/kota sekurang-kurangnya meliputi:
a. Rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota;
5. b. Rencana strategis satuan kerja perangkat daerah;
c. Rencana umum tata ruang wilayah kabupaten/kota;
d. Rencana rinci tata ruang wilayah kabupaten/kota; dan
e. Rencana pembangunan kawasan perdesaan.
Kegiatan penyelarasan dilakukan dengan cara mendata dan memilah rencana program dan
kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota yang akan masuk ke Desa kemudian dikelompokkan
menjadi bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Hasil pendataan dan pemilahan
dituangkan dalam format data rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan masuk
ke Desa.
TAHAP III : PENGKAJIAN KEADAAN DESA
Dilakukan dalam rangka mempertimbangkan kondisi objektif Desa. Adapun kegiatan
pengkajian keadaan desa meliputi :
1. Penyelarasan data Desa diantaranya meliputi :
a. Pengambilan data dari dokumen data Desa yang meliputi : Sumber daya alam,
sumber daya manusia dan sumber daya pembangunan
b. Perbandingan data Desa dengan kondisi terkini.
Hasil penyelarasan data desa dituangkan dalam format data desa sebagai lampiran
pengkajian desa yang akan dijadikan bahan masukan dalam musyawarah Desa dalam
rangka penyusunan perencanaan pembangunan Desa.
2. Penggalian gagasan masyarakat; dan
Dilakukan untuk menemukenali potensi dan peluang pendayagunaan sumber daya
Desa, dan masalah yang dihadapi Desa. Hasil penggalian gagasan menjadi dasar bagi
masyarakat dalam merumuskan usulan rencana kegiatan yang meliputi
penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa.
Proses penggalian gagasan dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan seluruh
unsur masyarakat Desa sebagai sumber data dan informasi melalui Musyawarah Dusun
atau Musyawarah Khusus unsur masyarakat.
Unsur-unsur masyarakat yang terlibat :
tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan; kelompok tani; kelompok
nelayan; kelompok perajin; kelompok perempuan; kelompok pemerhati dan pelindungan
anak; kelompok masyarakat miskin;dan kelompok-kelompok masyarakat lain sesuai
dengan kondisi sosial budaya masyarakat Desa.
Metode : Diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discusion (FGD)
Alat yang digunakan : Sketsa Desa, Kalender Musim, Bagan Kelembagaan. Jika
mengalami kesulitan atau hambatan dalam menggunakan alat yang yang ada, maka
Tim Penyusun RPJM Desa dapat menggunakan alat yang lain yang lebih mudah
dipahami oleh masyarakat dalam memfasilitasi penggalian gagasan di tingkat dusun.
Hasil penggalian gagasan masyarakat dituangkan dalam format rekapitulasi usulan
rencana kegiatan pembangunan desa sebagai lampiran laporan pengkajian desa.
Laporan pengkajian desa dituangkan dalam berita acara dengan dilampiri dokumen :
a. Data Desa yang sudah diselaraskan
b. Data rencana program pembangunan kabupaten/kota yang akan masuk ke Desa
6. c. Data rencana program pembangunan kawasan perdesaan
d. Rekapitulasi usulan rencana kegiatan pembangunan Desa dari dusun dan/atau
kelompok masyarakat
3. Penyusunan laporan hasil pengkajian keadaan Desa.
Tahapan dalam penyusunan laporan pengkajian keadaan Desa adalah sbb :
a. Tim penyusun RPJM Desa melaporkan kepada kepala Desa hasil pengkajian
keadaan Desa
b. Kepala Desa menyampaikan laporan kepada Badan Permusyawaratan Desa
setelah menerima laporan dari Tim penyusun RPJM Desa dalam rangka
penyusunan rencana pembangunan Desa melalui musyawarah Desa.
Laporan hasil pengkajian keadaan desa menjadi bahan masukan dalam
musyawarah Desa dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan Desa.
TAHAP IV : PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA MELALUI MUSYAWARAH
DESA
Musyawarah Desa diselenggaran oleh BPD berdasarkan laporan hasil pengkajian keadaan
Desa. Di dalam musyawarah Desa tersebut membahas dan menyepakati beberapa hal
diantaranya adalah :
1. Laporan hasil pengkajian keadaan Desa
2. Rumusan arah kebijakan pembangunan Desa yang dijabarkan dari visi dan misi kepala
Desa
3. Rencana prioritas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan Desa, pembangunan Desa,
pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa
Metode : Diskusi kelompok terarah atau Focus Group Discusion (FGD)
Materi Pembahasan :
a. Laporan hasil pengkajian keadaan Desa
b. Prioritas rencana kegiatan Desa dalam jangka waktu 6 (enam) tahun
c. Sumber pembiayaan rencana kegiatan pembangunan Desa
d. Rencana pelaksana kegiatan Desa yang akan dilaksanakan oleh perangkat Desa, unsur
masyarakat Desa, kerjasama antar Desa, dan/atau kerjasama Desa dengan pihak
ketiga.
Hasil kesepakatan dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar / pedoman bagi pemerintah
Desa dalam menyusun RPJM Desa
TAHAP V : PENYUSUNAN RANCANGAN RPJM Desa
Disusun oleh Tim Penyusun RPJM Desa dituangkan dalam format rancangan RPJM Desa
disertai dengan Berita Acara tentang hasil penyusunan rancangan RPJM Desa yang dilampiri
dokumen rancangan RPJM Desa.
Berita Acara disampaikan kepada Kepala Desa untuk diperiksa. Jika Kepala Desa belum
menyetujui, maka Tim Penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan Rancangan RPJM Desa
sesuai arahan Kepala Desa. Setelah disetujui oleh Kepala Desa, tahapan selanjutnya adalah
pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbang Desa)
7. TAHAP VI : PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DESA MELALUI MUSYAWARAH
PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA
Penyelenggara : Kepala Desa
Agenda : Membahas dan menyepakati rancangan RPJM Desa
Peserta : Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan unsur
masyarakat
Unsur masyarakat : tokoh adat; tokoh agama; tokoh masyarakat; tokoh pendidikan;
perwakilan kelompok tani; perwakilan kelompok nelayan; perwakilan
kelompok perajin; perwakilan kelompok perempuan; perwakilan kelompok
pemerhati dan pelindungan anak; perwakilan kelompok masyarakat
miskin.
Selain unsur masyarakat sebagaimana tersebut diatas, musyawarah
perencanaan pembangunan Desa dapat melibatkan unsur masyarakat
lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa dituangkan dalam berita
acara.
TAHAP VII : PENYEMPURNAAN & PENETAPAN RANCANGAN RPJM Desa
Tahapan kegiatan :
1. Setelah pelaksanaan Musrenbang Desa, Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun
RPJM Desa untuk melakukan perbaikan dokumen rancangan RPJM Desa berdasarkan
hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa.
2. Rancangan RPJM Desa menjadi lampiran rancangan peraturan Desa tentang RPJM
Desa.
3. Kepala Desa menyusun rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa.
4. Rancangan peraturan Desa tentang RPJM Desa dibahas dan disepakati bersama oleh
kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi Peraturan
Desa tentang RPJM Desa.
CATATAN :
Kepala Desa dapat mengubah RPJM Desa jika terjadi dalam hal :
a. terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau
kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau
b. terdapat perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
c. Perubahan RPJM Desa dibahas dan disepakati dalam musyawarah perencanaan
pembangunan Desa dan selanjutnya ditetapkan dengan peraturan Desa.
BAGIAN III
PENYUSUNAN RKP DESA
Pemerintah Desa menyusun RKP Desa sebagai penjabaran RPJM Desa sesuai dengan
informasi dari pemerintah daerah kabupaten/kota berkaitan dengan pagu indikatif Desa dan
rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota. RKP Desa mulai disusun oleh pemerintah Desa pada bulan Juli tahun
8. berjalan dan ditetapkan dengan peraturan Desa paling lambat akhir bulan September
tahun berjalan yang nantinya akan menjadi dasar Pemerintah Desa dalam penetapan APB
Desa. Dalam menyusun RKP Desa, Kepala Desa mengikutsertakan masyarakat Desa. Adapun
kegiatan dalam penyusunan RKP Desa diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Penyusunan Perencanaan Pembangunan Desa melalui Musyawarah Desa
b. Pembentukan Tim Penyusun RKP Desa
c. Pencermatan pagu indikatif Desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke Desa
d. Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
e. Penyusunan rancangan RKP Desa;
f. Penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan Desa;
g. Penetapan RKP Desa;
h. Perubahan RKP Desa; dan
i. Pengajuan daftar usulan RKP Desa.
Penjabaran dari 9 tahapan kegiatan diatas adalah sebagai berikut:
TAHAP I : PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA MELALUI
MUSYAWARAH DESA
Seperti dalam penyusunan RPJM Desa, di dalam penyusunan RKP Desa bahwa
penyelenggara Musyawarah Desa adalah Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam
rangka penyusunan rencana pembangunan Desa dimana hasil musyawarah Desa menjadi
pedoman bagi pemerintah Desa menyusun rancangan RKP Desa dan daftar usulan RKP Desa.
Penyelenggaraan Musyawarah Desa paling lambat bulan Juni tahun berjalan.
Agenda Pembahasan Musdes :
a. Mencermati ulang dokumen RPJM Desa;
b. Menyepakati hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa; dan
c. Membentuk tim verifikasi sesuai dengan jenis kegiatan dan keahlian yang dibutuhkan.
d. Tim verifikasi dapat berasal dari warga masyarakat Desa dan/atau satuan kerja
perangkat daerah kabupaten/kota.
e. Hasil kesepakatan dituangkan dalam berita acara.
f. Berita acara menjadi pedoman kepala Desa dalam menyusun RKP Desa.
TAHAP II : PEMBENTUKAN TIM PENYUSUN RKP DESA
Kepala Desa membentuk tim penyusun RKP Desa yang terdiri dari:
a. Kepala Desa selaku pembina;
b. Sekretaris Desa selaku ketua;
c. Ketua lembaga pemberdayaan masyarakat sebagai sekretaris; dan
d. Anggota yang meliputi: perangkat desa, lembaga pemberdayaan masyarakat, kader
pemberdayaan masyarakat desa, dan unsur masyarakat.
Jumlah tim paling sedikit 7 (tujuh) dan paling banyak 11 (sebelas) orang dengan
mengikutsertakan perempuan. Pembentukan tim penyusun RKP Desa dilaksanakan paling
lambat bulan Juni tahun berjalan dan ditetapkan dengan keputusan kepala Desa.
Tugas Tim penyusun RKP Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Pencermatan pagu indikatif desa dan penyelarasan program/kegiatan masuk ke desa;
b. Pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
c. Penyusunan rancangan RKP Desa; dan
d. Penyusunan rancangan daftar usulan RKP Desa.
9. TAHAP III : PENCERMATAN PAGU INDIKATIF DESA DAN PENYELARASAN
PROGRAM/KEGIATAN MASUK KE DESA
Tahapan Pelaksanaan Kegiatan :
1. Kepala Desa mendapatkan data dan informasi dari kabupaten/kota paling lambat bulan
Juli setiap tahun berjalan berkaitan dengan :
a. Pagu indikatif Desa;
b. Rencana program/kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota yang masuk ke Desa.
2. Setelah Kepala Desa mendapatkan data dan informasi dari kab/kota, Tim penyusun RKP
Desa melakukan pencermatan pagu indikatif Desa yang meliputi:
a. Rencana Dana Desa yang bersumber dari APBN;
b. Rencana alokasi dana Desa (ADD) yang merupakan bagian dari dana perimbangan
yang diterima kabupaten/kota;
c. Rencana bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah kabupaten/kota; dan
d. Rencana bantuan keuangan dari anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi
dan anggaran pendapatan belanja daerah kabupaten/kota.
3. Tim penyusun RKP Desa melakukan penyelarasan rencana program/kegiatan yang masuk
ke Desa yang meliputi:
a. Rencana kerja pemerintah kabupaten/kota;
b. Rencana program dan kegiatan pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/kota;
c. Hasil penjaringan aspirasi masyarakat oleh dewan perwakilan rakyat daerah
kabupaten/kota.
4. Hasil pencermatan dituangkan ke dalam format pagu indikatif Desa.
5. Hasil penyelarasan dituangkan ke dalam format kegiatan pembangunan yang masuk ke
Desa.
6. Berdasarkan hasil pencermatan tim penyusun RKP Desa menyusun rencana
pembangunan berskala lokal Desa yang dituangkan dalam rancangan RKP Desa.
7. Bupati/walikota menerbitkan surat pemberitahuan kepada kepala Desa dalam hal terjadi
keterlambatan penyampaian informasi pagu indikatif Desa.
8. Bupati/walikota melakukan pembinaan dan pendampingan kepada pemerintah Desa dalam
percepatan pelaksanaan perencanaan pembangunan sebagai dampak keterlambatan
penyampaian informasi.
9. Percepatan perencanaan pembangunan dilakukan untuk memastikan bahwa APB Desa
ditetapkan pada 31 Desember tahun berjalan.
TAHAP IV : PENCERMATAN ULANG RPJM Desa
Dalam tahap ini, Tim penyusunan RKP Desa mencermati skala prioritas usulan rencana
kegiatan pembangunan Desa untuk 1 ( satu) tahun anggaran berikutnya sebagaimana
tercantum dalam dokumen RPJM Desa. Hasil pencermatan tersebut menjadi dasar bagi tim
penyusun RKP Desa dalam menyusun rancangan RKP Desa.
TAHAP V : PENYUSUNAN RANCANGAN RKP Desa
1. Dalam proses penyusunan rancangan RKP Desa, Tim Penyusun RKP Desa berpedoman
kepada:
a. Hasil kesepakatan musyawarah Desa;
b. Pagu indikatif Desa;
c. Pendapatan asli Desa;
10. d. Rencana kegiatan Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah
kabupaten/kota;
e. Jaring aspirasi masyarakat yang dilakukan oleh DPRD kabupaten/kota;
f. Hasil pencermatan ulang dokumen RPJM Desa;
g. Hasil kesepakatan kerjasama antar Desa;
h. Hasil kesepakatan kerjasama Desa dengan pihak ketiga.
2. Tim penyusun RKP Desa menyusun daftar usulan pelaksana kegiatan Desa sesuai jenis
rencana kegiatan.
3. Pelaksana kegiatan sekurang¬kurangnya meliputi:
a. Ketua;
b. Sekretaris;
c. Bendahara;
d. Anggota pelaksana.
4. Pelaksana kegiatan mengikutsertakan perempuan.
5. Rancangan RKP Desa paling sedikit berisi uraian:
a. Evaluasi pelaksanaan RKP Desa tahun sebelumnya;
b. Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa;
c. Prioritas program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola melalui kerja sama
antar-Desa dan pihak ketiga;
d. Rencana program, kegiatan, dan anggaran Desa yang dikelola oleh Desa sebagai
kewenangan penugasan dari Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah
daerah kabupaten/kota;
e. Pelaksana kegiatan Desa yang terdiri atas unsur perangkat Desa dan/atau unsur
masyarakat Desa.
6. Pemerintah Desa dapat merencanakan pengadaan tenaga ahli di bidang pembangunan
infrastruktur untuk dimasukkan ke dalam rancangan RKP Desa.
7. Tenaga ahli di bidang pembangunan infrastruktur dapat berasal dari warga masyarakat
Desa, satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi pembangunan
infrastruktur; dan/atau tenaga pendamping profesional.
8. Rancangan RKP Desa dituangkan dalam format rancangan RKP Desa.
9. Rancangan RKP Desa dilampiri rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya.
10. Rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya untuk kerjasama antar Desa disusun dan
disepakati bersama para kepala desa yang melakukan kerja sama antar Desa.
11. Rencana kegiatan dan Rencana Anggaran Biaya diverifikasi oleh tim verifikasi.
12. Pemerintah Desa dapat mengusulkan prioritas program dan kegiatan pembangunan Desa
dan pembangunan kawasan perdesaan kepada Pemerintah, pemerintah daerah provinsi,
dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
13. Tim penyusun RKP Desa menyusun usulan prioritas program dan kegiatan.
14. Usulan prioritas program dan kegiatan dituangkan dalam rancangan daftar usulan RKP
Desa.
15. Rancangan daftar usulan RKP Desa menjadi lampiran berita acara laporan tim penyusun
rancangan RKP Desa.
16. Tim penyusun RKP Desa membuat berita acara tentang hasil penyusunan rancangan RKP
Desa yang dilampiri dokumen rancangan RKP Desa dan rancangan daftar usulan RKP
Desa.
17. Berita acara disampaikan oleh tim penyusun RKP Desa kepada kepala Desa.
18. Kepala Desa memeriksa dokumen rancangan RKP Desa
11. 19. Kepala Desa mengarahkan tim penyusun RKP Desa untuk melakukan perbaikan dokumen
rancangan RKP Desa
20. Dalam hal kepala Desa telah menyetujui rancangan RKP Desa, kepala Desa
menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa.
TAHAP VI : PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DESA
1. Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang
diadakan untuk membahas dan menyepakati rancangan RKP Desa.
2. Musyawarah perencanaan pembangunan Desa diikuti oleh Pemerintah Desa, Badan
Permusyawaratan Desa, dan unsur masyarakat.
3. Unsur masyarakat terdiri atas:
a. Tokoh adat;
b. Tokoh agama;
c. Tokoh masyarakat;
d. Tokoh pendidikan;
e. Perwakilan kelompok tani;
f. Perwakilan kelompok nelayan;
g. Perwakilan kelompok perajin;
h. Perwakilan kelompok perempuan;
i. Perwakilan kelompok pemerhati dan pelindungan anak; dan
j. Perwakilan kelompok masyarakat miskin.
4. Selain unsur masyarakat, musyawarah perencanaan pembangunan Desa dapat melibatkan
unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat.
5. Rancangan RKP Desa memuat rencana penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat
Desa.
6. Rancangan RKP Desa berisi prioritas program dan kegiatan yang didanai:
a. Pagu indikatif Desa;
b. Pendapatan asli Desa;
c. Swadaya masyarakat Desa;
d. Bantuan keuangan dari pihak ketiga;
e. Bantuan keuangan dari pemerintah daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah
kabupaten/kota.
7. Prioritas, program dan kegiatan dirumuskan berdasarkan penilaian terhadap kebutuhan
masyarakat Desa yang meliputi:
a. Peningkatan kapasitas penyelenggaraan pemerintahan Desa;
b. Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar;
c. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan
kemampuan teknis dan sumber daya lokal yang tersedia;
d. Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif;
e. Pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan ekonomi;
f. Pendayagunaan sumber daya alam;
g. Pelestarian adat istiadat dan sosial budaya Desa;
h. Peningkatan kualitas ketertiban dan ketenteraman masyarakat Desa berdasarkan
kebutuhan masyarakat Desa; dan
i. Peningkatan kapasitas masyarakat dan lembaga kemasyarakatan Desa.
12. TAHAP VII : PENETAPAN RKP Desa
1. Hasil kesepakatan musyawarah perencanaan pembangunan Desa dituangkan dalam berita
acara.
2. Kepala Desa mengarahkan Tim penyusun RPJM Desa melakukan perbaikan dokumen
rancangan RKP Desa berdasarkan hasil kesepakatan musyawarah perencanaan
pembangunan Desa.
3. Rancangan RKP Desa menjadi lampiran rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa.
4. Kepala Desa menyusun rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa
5. Rancangan peraturan Desa tentang RKP Desa dibahas dan disepakati bersama oleh
kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa untuk ditetapkan menjadi peraturan Desa
tentang RKP Desa.
TAHAP VIII : PERUBAHAN RKP Desa
1. RKP Desa dapat diubah dalam hal:
a. Terjadi peristiwa khusus, seperti bencana alam, krisis politik, krisis ekonomi, dan/atau
kerusuhan sosial yang berkepanjangan; atau
b. Terdapat perubahan mendasar atas kebijakan pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota.
2. Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan terjadi peristiwa khusus kepala Desa
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota yang mempunyai kewenangan
terkait dengan kejadian khusus;
b. Mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena dampak
terjadinya peristiwa khusus;
c. Menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB; dan
d. Menyusun rancangan RKP Desa perubahan.
3. Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa dikarenakan perubahan mendasar atas kebijakan
Kepala Desa melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
a. Mengumpulkan dokumen perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah
daerah provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota;
b. Mengkaji ulang kegiatan pembangunan dalam RKP Desa yang terkena dampak
terjadinya perubahan mendasar atas kebijakan Pemerintah, pemerintah daerah
provinsi, dan/atau pemerintah daerah kabupaten/kota;
c. Menyusun rancangan kegiatan yang disertai rencana kegiatan dan RAB; dan
d. Menyusun rancangan RKP Desa perubahan.
4. Kepala Desa menyelenggarakan musyawarah perencanaan pembangunan Desa yang
diadakan secara khusus untuk kepentingan pembahasan dan penyepakatan perubahan
RKP Desa
5. Penyelenggaraan musyawarah perencanaan pembangunan Desa disesuaikan dengan
terjadinya peristiwa khusus dan/atau terjadinya perubahan mendasar.
6. Hasil kesepakatan dalam musyawarah perencanaan pembangunan Desa ditetapkan
dengan peraturan Desa tentang RKP Desa perubahan.
7. Peraturan Desa tentang RKP Desa Perubahan sebagai dasar dalam penyusunan
perubahan APB Desa.
TAHAP IX : PENGAJUAN DAFTAR USULAN RKP Desa
1. Kepala Desa menyampaikan daftar usulan RKP Desa kepada bupati/walikota melalui
camat.
13. 2. Penyampaian daftar usulan RKP Desa paling lambat 31 Desember tahun berjalan.
3. Daftar usulan RKP Desa menjadi materi pembahasan di dalam musyawarah perencanaan
pembangunan kecamatan dan kabupaten/kota.
4. Bupati/walikota menginformasikan kepada pemerintah Desa tentang hasil pembahasan
daftar usulan RKP Desa.
5. Informasi tentang hasil pembahasan daftar usulan RKP Desa diterima oleh pemerintah
Desa setelah diselenggarakannya musyawarah perencanaan pembangunan di kecamatan
pada tahun anggaran berikutnya.
6. Informasi diterima pemerintah desa paling lambat bulan Juli tahun anggaran berikutnya.
Dalam tulisan ini belum disertakan, lampiran contoh dokumen RPJM Desa dan RKP Desa serta
belum di bahas juga masalah kalender Siklus Perencanaan Desa. Mungkin tulisan selanjutnya
akan kita sajikan contoh-contoh dokumen RPJM Desa dan RKP Desa serta kalender Siklus
Perencanaan Desa sehingga perencanaan akan lebih terarah dari segi waktu.
Semoga bermanfaat…
Salam Desa Mandiri…
www.pondokedukasidesa.blogspot.com