SlideShare a Scribd company logo
AKUNTABILITAS KINERJA
PELATIHAN KEPEMIMPINAN
ADMINISTRATOR ( PKA)
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
Dr Winantuningtyas Titi Swasanany. M.Si
2019
Wahyu
PERKENALAN
Jabatan :
 WIDYAISWARA AHLI
UTAMA LAN
 SEKRETARIS
JENDERAL DPR RI;
 DEPUTI ANGGARAN &
PENGAWASAN DPRRI;
 KEPALA BIRO
PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN
 ASDEP BIDANG
PENGADUAN
MASYARAKAT
Winantuningtyas Titi
Swasanany
Widyaisawara Ahli Utama LAN RI
Pangkat/Gol : Pembina Utama/ IV.e
Hp.0816 1958 332
email : Winant2013@gmail.com
Diklat Pim :
 KSA LEMHANNAS (2007).
 PIM I ( 2013) , LAN RI
 PIM II , ( 2000),LANRI
 SEPALA, SEPADYA,LANRI
 TOT RLA, LANRI
 TOT DIKLATPIM,LANRI
 TOT GTSR, KASN & CSS
 TOT REVMEN, LAN
 TOT CURATOR, LAN &
CSC
 TOT E- LEARNING, LAN
 DIKLAT KTI,LAN
 Managing
Parliamentary, US
Congress
 Managing Supporting
System, ANU
Pendidikan :
 S1 UNIVERSITAS
DIPONEGORO
(AP-1975)
 S2 UNIVERSITAS
INDONESIA
( AP-SDM-1998)
 S3 UNIVERSITAS
INDONESIA
(AKP-2008)
Mengampu :
 PKN I Managing Policy,
integritas
kepemimpinan, Kom &
Advokasi
 PKN II Inovasi Publik,
Integritas kepemimpin
Proper , EL dan MSP,
Dialog strategis, LO
 Pim III Inovasi
Pelayanan Publik,
Koalisi StakeHolder,
kepemimpinan RLA
 Nasionalisme CPNS/III
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Deskripsi Singkat
 Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan
memahami akuntabilitas kinerja dan kemampuan
membangun budaya akuntabilitas sebagai salah satu
manifestasi kepemimpinan.
 Materi Pelatihan disajikan secara interaktif melalui metoda
belajar mandiri secara daring, ceramah, diskusi, praktik dan
simulasi. Kemampuan peserta dinilai dari keberhasilannya
dalam menerapkan akuntabilitas dalam pengelolaan kinerja
organisasi.
Wahyu
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Hasil Belajar
Pada akhir pembelajaran ini,
diharapkan peserta mampu;
mengidentifikasi masalah
akuntabilitas dan merumuskan
langkah / upaya perbaikan
akuntabilitas di organisasi masing-
masing.
Wahyu
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Materi Pokok
 Akuntabilitas Dalam Kepemimpinan
( Administrator)
 Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas
 Membangun Budaya Akuntabilitas; dan
 Komunikasi dan Koordinasi Akuntabilitas
dengan Atasan
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Indikator Hasil Belajar
 Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:
 Mampu menjelaskan konsepsi akuntabilitas dalam
kepemimpinan (administrator)
 Mengidentifikasi resiko dan kesalahan dalam
akuntabilitas
 Merumuskan langkah/upaya membangun budaya
akuntabilitas; dan
 Merumuskan langkah/upaya komunikasi dan
koordinasi akuntabilitas dengan atasan
Wahyu
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL

KONSEP AKUNTABILITAS
( VIDEO )Wahyu
Apakah Akuntabilitas itu ?

Suatu ukuran/standar yang menunjukkan
seberapa besar tingkat kesesuaian
penyelenggaraan penyusunan kebijakan
publik dengan peraturan hukum dan
perundang-undannagn yang berlaku
untuk organisasi bersangkutan. alasan,
atau penilaian (Bappenas, 2007).
Akuntabilitas sektor publik sangat terkait
dengan kinerja sektor publik yang tidak
hanya kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, tetapi juga pada
bagaimana mencapai outcomes dengan
efisien dan efektif. (accountability is not just
about the right thing but doing it well)
konsep
Kinerja
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Mengapa Akuntabilitas Penting ?
 Akuntabilitas (Kinerja) penting bagi pemerintah karena
merupakan bentuk perwujudan dari kewajiban suatu instansi
pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan
misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan, melalui alat pertanggungjawaban secara
periodik (laporan). Dalam konteks ini sasaran pengukuran
adalah keuangan dan non keuangan (BPKP, 2002 ).
 Akuntabilitas publik sesuai dengan karakteristik good
governance berkenaan dengan (1) participation; (2) rule of
law; (3) transparency; (4) responsiveness; (5) consensus
orientation; (6) equity; (7) effectiveness and efficiency; dan (8)
strategy vision (Mardiasmo, 2002; UNDP dalam LAN, 2000).
Wahyu
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Mengapa Akuntabilitas Penting ?
 Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi
utama (Bovens, 2007), yaitu;
 Pertama, untuk menyediakan kontrol
demokratis (peran demokrasi);
 Kedua, untuk mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional);
 Ketiga, untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas (peran belajar).
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Wahyu
• Akuntabilitas Kinerja dalam
kepemimpinan ( Administrator)
• Akuntabilitas kinerja merupakan hal yang
strategis bagi organisasi, terutama bagi
kepemimpinan administrator, karena sebagai
langkah menegakkan pengelolaan administrasi
kepada pimpinan organisasi menuju good
governance. Hal ini dimaksudkan agar individu/
sebagai pemimpin dalam pemerintahan mampu
mempertanggungjawabkan penggunaan
anggaran negara yang digunakan untuk sebaik-
baiknya pelayanan publik.
• Akuntabilitas kinerja bagi pemimpin merupakan
instrumen untuk merubah mindset dan culture set
dalam penyelenggaraan birokrasi yang semula
berorientasi kerja pada output menjadi
berorientasi kepada outcome. Inilah yang menjadi
point penting dalam akuntabilitas kinerja dalam
kepemimpinan.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Akuntabilitas dalam Kepemimpinan
(Administrator)Perspektif internal dan eksternal
 Akuntabilitas internal adalah
akuntabilitas ke tingkat yang
lebih tinggi dari manajemen, di
mana pegawai atau pimpinan
administrator dievaluasi oleh
atasannya secara teratur
apakah mereka telah
melaksanakan tugas-tugas
yang ditetapkan dalam uraian
pekerjaan (job description),
mereka untuk diberikan
kenaikan reward (gaji dan /
atau promosi ) tergantung pada
hasil penilaian kinerja.
Wahyu
 Akuntabilitas eksternal
dalam konteks pemerintahan
adalah bentuk akuntabilitas
kepada lembaga pengawas/
penilai/pemeriksa; seperti
Kementerian PAN & RB,
DPR, Badan Pemeriksa
Keuangan, dan lembaga negara
lainnya untuk menyampaikan
kinerja mereka sendiri dan/atau,
dalam kasus pejabat senior,
untuk kinerja organisasi yang
mereka kelola.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS
Wahyu
Prinsip-prinsip akuntabilitas, sebagai berikut :
1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan
pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.
2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya
secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan.
4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil
dan manfaat yang diperoleh.
5. Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator
perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk
pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan
penyusunan laporan akuntabilitas. (LAN dan BPKP)
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
 Manajemen suatu organisasi dapat dikatakan sudah akuntabel apabila dalam
pelaksanaan kegiatannya telah :
 Menentukan tujuan (goal) yang tepat.
 Mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan (goal)
tersebut.
 Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar.
 Mengembangkan standar dan operasi secara ekonomi dan efesien.
 Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu kerangka waktu
(time frame) tertentu dalam upaya untuk menentukan tercapai atau tidak
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, perlu dibuat suatu standar mengenai
tingkat pencapaian yang dikehendaki. Ini berarti diperlukan suatu tolak ukur
untuk menentukan sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan telah
mencapai tujuan yang ditetapkan sejak awal. Agar dapat berfungsi dengan
baik, dalam menerapkan suatu sistem akuntabilitas, perlu diterapkan :
( LAN dan BPKP,Modul I 2000:43)
PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
 1. Pentingnya Pernyataan yang jelas mengenai tujuan dari sasaran dari kebijakan dan
program. Hal terpenting dalam membentuk suatu sistem akuntabilitas adalah
mengembangkan suatu pernyataan tujuan dengan cara yang konsisten. Pada
dasarnya, tujuan dari suatu kebijakan dan program dapat dinilai, akan tetapi
kebanyakan dari pernyataan tujuan yang dibuat terlalu luas, sehingga mengakibatkan
kesulitan dalam pengukurannya. Untuk itu diperlukan suatu pernyataan yang realistis
dan dapat diukur. 
2. Pola pengukuran tujuan.
Setelah tujuan dibuat dan hasil dapat diidentifikasikan, perlu ditetapkan suatu indikator
kemajuan dengan mengarah pada pola pencapaian tujuan dan hasil. Ini adalah tugas
yang paling kritis dan sangat sulit dalam menyusun suatu sistem akuntabilitas. Memilih
indikator untuk mengukur suatu arah kemajuan pencapaian tujuan kebijakan dan
sasaran program membutuhkan cara-cara dan metode tertentu agar indikator terpilih
dan mencapai hal yang dibagikan oleh pembuat kebijakan.
Peran Pimpinan (administrator )dalam Akuntabilitas
Kinerja Organisasi Perlu memperhatikan:
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
3. Pengakomodasian sistem insentif.
Pengakomodasian sistem yang insentif merupakan suatu sistem yang
perlu disertakan dalam sistem akuntabilitas. Penerapan sistem insentif
harus dilakukan denga hati-hati. Adakalanya sistem insentif akan
mengakibatkan hasil yang berlawanan dengan yang direncanakan
4. Pelaporan dan penggunaan data.
Suatu sistem akuntabilitas kinerja akan dapat menghasilkan data yang
cukup banyak. Informasi yang dihasilkan tidak akan berguna kecuali
dirancang dengan hati-hati, dalam arti informasi yang disajikan benar-
benar berguna bagi pimpinan, pembuat keputusan, manajer-manajer
program dan masyarakat. Bentuk dan isi laporan harus dipertimbangkan
sedemikian rupa, ini merupakan pedoman pelaporan informasi dalam
suatu sistem akuntabilitas.
5. Pengembangan kebijakan dan manajemen program yang dikoordinasikan
untuk mendorong akuntabilitas. Pengembangan sistem akuntabilitas harus
dilakukan dengan cara yang terkoordinasikan, tidak secara independen
program demi program.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Ada 2 bentuk Akuntabilitas
 Menurut Mardiasmo (2006:5) akuntabilitas publik terdiri atas dua macam,
yaitu:
 1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability,
 Akuntabilitas vertikal (Vertical accountability) adalah
pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang
lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas)
kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah
daerah kepada pemerintah pusat, dan pertanggungjawaban
pemerintah pusat kepada MPR.
 2. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal accountability)
Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability) adalah
pertanggungjawaban kepada DPRD dan masyarakat luas.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian
informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. (Mardiasmo, 2006:4).
 Ada tiga Jenis akuntabilitas yaitu:
 Akuntabilitas keuangan, akuntabilitas keuangan merupakan
pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan,
pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan.
 Akuntabilitas manfaat, akuntabilitas manfaat pada dasarnya
memberi perhatian kepada hasil dari kegiatan-kegiatan pemerintah.
 Akuntabilitas prosedural, merupakan pertanggungjawaban
mengenai apakah suatu prosedur dari pelaksanaan suatu kebijakan
telah mempertimbangkan masalah moralitas, etika, kepastian
hukum, dan ketaatan pada keputusan politis untuk mendukung
pencapaian tujuan akhir yang telah ditetapkan. (Lembaga
Administrasi Negara (LAN).
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
RESIKO DAN KESALAHAN AKUNTABILITAS
 Penyelenggaraan negara memerlukan unsur kepercayaan dari masyarakat.
Kepercayaan tersebut dapat diperoleh dengan melaksanakan tujuh asas
penyelenggaraan negara (UU Nomor 28/1999), yaitu kepastian hukum, tertib
penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas,
profesionalitas, dan akuntabilitas. Asas-asas tersebut dituangkan dalam bentuk
pelayanan publik. Dalam pelaksanaannya, penyelenggara negara menghadapi
berbagai macam risiko yang sudah seharusnya dikelola dengan baik dan benar.
 Manajemen Risiko (MR) adalah suatu pendekatan sistematis untuk menentukan
tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian melalui identifikasi, pemahaman,
tindakan, dan komunikasi isu-isu risiko. Setiap instansi sektor publik memiliki risiko
dalam kegiatannya melayani masyarakat. Kemungkinan besar risiko yang ada telah
dikelola, namun belum terstruktur secara lengkap. Jika manajemen risiko di instansi
sektor publik hanya dilaksanakan secara informal, maka dampak terhadap
pengelolaan risiko adalah masih suburnya budaya "saling menyalahkan", kurangnya
akuntabilitas terhadap risiko, dan sumber daya yang ada untuk mengelola risiko tidak
proporsional dibandingkan risiko yang harus dihadapi.
 Untuk memulainya, diperlukan pemahaman mendasar tentang risiko dan kesalahan,
bagaimana menilainya (assessing risks), menangani, dan me-monitor, serta
mengomunikasikannya. Ekspose, seminar, workshop dengan topik MRSP menjadi
sesuatu yang penting untuk dilakukan. Langkah lebih lanjut adalah melakukan pilot
project/uji coba atau asistensi implementasi MRSP.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Pola Pikir Resiko Dan Kesalahan Akuntabilitas
Kepercayaan
Publik
Kepastian Hukum
Keterbukaan
Proporsionalitas
Akuntabilitas
Kepentingan
Umum
Profesionalitas
Tertib
penyelenggaraan
Negara
PENYELENGGARA
NEGARA
RESIKO DAN
KESALAHAN
AKUNTABILITAS
PENGELOLAAN
RESIKO DAN
KESALAHAN DG
BAIK DAN
BENAR
PELAYANAN
MASYARAKAT
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
B. Identifikasi Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas
Resiko dan Kesalahan Akuntabilitas:
Menimbulkankan dampak pada:
4. Rendahnya Kualitas Laporan
Keuangan merupakan Resiko dan
Kesalahan dalam pengelolaan
keuangan negara;
1. Kesalahan/ketidaktepatan dalam
pengambilan keputusan ;
2. Kesalahan dalam melakukan penilaian
yang berdampak pada pemberian
sanksi dan penghargaan (Reward and
Punishment yg tidak tepat)
3. Berpotensi menimbulkan
pelanggaran/ penyimpangan ( Fraud)
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
 Lemahnya pengawasan dan
pengendalian internal organisasi;
 Kelemahan pada Administrasi
Keuangan;
 Kelemahan Akuntabilitas
Pengelolaan Aset
 Kelemahan pada Proses Pengadaan
Barag dan Jasa
Analisis Resiko dan Kesalahan :
Kesalahan dalam pengelolaan keuangan negara, dipengaruhi
oleh :
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Analisis Resiko dan Kesalahan :
1. Lemahnya pengawasan dan pengendalian internal organisasi;
 Memastikan Visi, Misi dan tujuan organisasi
tercapai,
 Memastikan pengelolaan keuangan yang
efisien, efektif, transparan dan akuntabel;
 Mencegah tejadinya Fraud
 Dukungan sistem informasi akuntansi yang
memadai untuk terselenggaranya
pelaporan.
Langkah/Upaya Atasi Resiko
dan Kesalahan:
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
2. Kelemahan Administrasi Keuangan
 Sistem Pengeluaran Keuangan Negara transparan dan akuntabel;
 Kontrol terhadap prosedur untuk mencegah kesalahan
dalam pencatatan
 Memperjelas mekanisme dan format penyusunan &
penyajian laporan keuangan dipahami oleh petugas
 Memperjelas persyaratan dan alur persetujuan dalam
pengelolaan Kas ( kasbon)
 Mencegah Ketidak patuhan terhadap peraturan perundang-
undangan;
 Pengelolaan pendapatan dan belanja dilaksanakn dengan sesuai
ketentuan
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
3. Kelemahan Akuntabilitas pengelolaan aset tetap
 Aset tetap diidentifikasi dan dikelola dengan baik, sehingga dapat
diyakini keberadaan dan kewajarannya oleh K/L lembaga,
diupayakan untuk ;
 Dapat ditelusuri nilainya dan / keberadaan aset tetap yang
dilaporkan dalam neraca secara jelas;
 Pencatatan aset tetap selalu terupdate dan data akurat;
 Seluruh Aset didukung dengan bukti kepemilikan, dan / atau de
facto dikuasai oleh K/L tetapi de jure tidak ada bukti
kepemilikannya, atau sebaliknya;
Mencegah penguasaan Aset oleh pihak yang tidak berhak
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
4. Kelemahan Proses Pengadaan Barang dan Jasa
 Menghindari dan mencegah terjadinya:
 Pengadaan Fiktif, pengaturan tender dengan mengarahkan
kepada rekanan tertentu;
 Pengadaan yg tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak, mark-up
 Denda keterlambatan yg belum disetor ke kas negara.
 Terdapat kekurangan dalam volume pekerjaan,
 Perubahan kegiatan tidak didukung dengan addendum kontrak
 Panitia pengadaan tidak memiliki HPS,
 Perbedaan kuantitas antara berita acara serah terima barang
dengan dokumen kontrak,
 Nilai kontrak melampaui Owner’s Estimate (OE)
 Spesifikasi teknis pengadaan menunjuk suatu merk tertentu
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
LANGKAH/UPAYA
MEMBANGUN BUDAYA
AKUNTABILITAS

Wahyu
Pentingnya Membangun Budaya Akuntabilitas
 Adanya fenomena krisis kepercayaan masyarakat terhadap kinerja dan, upaya yang
dilakukan oleh pemerintah, gejala ini telah berlangsung lama, Gejala ini mulai terlihat
setelah Indonesia di landa krisis ekonomy tahun 1998 yang dikarenakan pengaruh dari
perekonomian global.
 Hampir sepuluh tahun setelah Indonesia memasuki era "reformasi"
(pascakepemimpinan Soeharto), negara ini tetap belum mampu meredam ambisi
pribadi para pengelolanya.
 Selain yang digambarkan sebelumnya, ada juga budaya lamban dalam memberikan
pelayanan terhadap masyarakat, karena cukup prosedural serta dan ini stempel yang
selalu diberikan kepada birokrasi.
 Krisis ketidakpercayaan masyarakat yang dialami oleh pemerintah ini juga diakibatkan
karena fenomena KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang semakin meraksasa di
lingkungan birokrasi, dan peristiwa ini tidak berhenti sampai pada rezim orden baru
kemarin pada kepemimpin sampai sekarang ini..
 Di satu sisi, partai politik tidak memiliki sistem kaderisasi yang baik sehingga kandidat
yang di calonkan parpol bukanlah hasil gemblengan yang berdasarkan sistem prestasi
(merit system). Di sisi lain, pemilihan umum ataupun pemilihan kepala daerah, misalnya,
sarat dengan politik uang. Karena itu, siapapun yang terpilih kelak akan disibukkan
untuk "mengembalikan bayaran" kepada pihak-pihak yang telah membantunya ke
jabatan tersebut. Dana pengembalian itu paling mungkin diambil dari anggaran yang
tersedia.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
7 Aspek Penting Membangun Akuntabilitas
 1. Transparansi. Transparansi adalah sistem yang harus dilaksanakan dalam organisasi,
 2. Sistem dan Prosedur yang ter-update secara periodik setahun sekali dan maksimal 2
tahun sekali.
 3. Partisipatif Representatif. Keikutsertaan dari karyawan yang kemudian terwakilkan
dalam pembahasan kepentingan bersama pada jenjang yang lebih tinggi, tentu
akan relatif membawa aspirasi akar-rumput yang cukup jelas, faktual dan lengkap.
 4. Evaluasi dan Review. Pada tahapan ini, evaluasi dan review difokuskan pada
metodologi dan validitas pengumpulan masukan; proses pembuatan kebijakan;
dan respon penerapan kebijakan dari pengguna akhir (end user) di lapangan.
Juga perlu diperhatikan apakah konten dan konteksnya masih relevan, memenuhi
rasa keadilan, dan proposional sesuai kemampuan perusahaan ? Pemberian
“Service Level Survey Result” untuk semua Dept Head atau pimpinan unit kerja, kiranya
akan mampu meningkatkan layanan unit kerja kepada end-user dan memberikan
masukan berarti untuk perbaikan dan penerapan program kerja yang lebih akurat.
Sumber : http://internalauditindonesia.wordpress.com/2010/02/11/7-aspek-penting-membangun-
akuntabilitas/
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
 5. Keluhan dan Respon. Apakah ada wadah untuk menampung keluhan dari
semua pemangku kepentingan dan apakah responnya telah dilakukan
dengan cepat, tepat dan efektif sesuai harapan pemangku kepentingan ?
 6. Monitoring. Pemantauan bisa dilakukan dengan pengetatan sistem dan
prosedur; kesungguhan atasan langsung untuk menjalankan program dan
kebijakan; komitmen pimpinan tertinggi untuk memastikan garis kebijakan
telah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan efektif; pemeriksaan rutin
internal audit; pembentukan Dewan Kehormatan; serta pelibatan eksternal
audit yang independen bila dirasakan perlu.
 7. Kebijakan Futuristik. Apakah program-program dalam kebijakan itu
mengacu pada kepentingan jangka panjang untuk kemaslahatan semua
pemangku kepentingan, sesuai trend dan tuntutan industri sejenis ?
Lanjutan......7 Aspek penting
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Bagaimana Peran Pemimpin Membangun
Budaya Akuntabilitas dalam Organisasi?
1. Contoh sikap akuntabilitas.
Tidak bisa dipungkiri jika banyak organisasi yang tidak mau mengakui
adanya kesalahan atau ketidakberesan dalam organisasi demi menghindari
masalah hukum Namun, hal ini justru akan memperburuk keadaan
dibandingkan dengan kesalahan sebenarnya, dan memberikan pesan pada
karyawan untuk lempar batu sembunyi tangan. Alasan semacam itu dan
mencari kambing hitam hanya akan memperburuk keadaan. Ketika seorang
pemimpin dapat berdiri didepan karywaannya dan mengatakan, ” saya telah
melakukan kesalahan – dan ini yang akan kita lakukan untuk memperbaikinya”
adalah contoh positif sikap akuntabilitas dimana nantinya karyawan tidak ragu
untuk mengikutinya.
Wahyu
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Pemimpin Membangun budaya akuntabilitas (2)
 2. Menentukan hasil dan harapan – sebelum ada kejadian!
Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari siapa yang
disalahkan Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari
siapa yang disalahkan. Tentukan standar yang jelas dan harapan, bahkan sebelum memulai sebuah
pekerjaan. Kemudian, pastikan semua karyawan memiliki kesadaran dan memahami apa yang
menjadi sasaran organisasi serta apa yang menjadi harapan seluruh karyawan. Setiap karyawan harus
memiliki pandangan yang jelas terkait dengan hasil yang ingin dicapai perusahaan.
 3. Berkomitmen penerapan SPIP secara konsisten Bekerjasama dengan karyawan untuk mengatasi
hambatan dan mendapatkan gambaran kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan untuk
memenuhi komitmennya.
 4. Terbuka dalam mendapatkan feedback dan memecahkan masalah tanpa mencari kesalahan.
Pintu organisasi selalu terbuka bagi karyawan yang ingin mengungkapkan ganjalan atau masalah
dalam organisasi tanpa ada rasa takut atau tekanan
 5. Memperkerjakan karyawan yang memiliki akuntabilitas.
Jangan hanya memperkerjakan karyawan berdasarkan
ketrampilan teknis dan pengalaman saja, namun pertimbangkan
pula kecocokannya dengan budaya kerja organisasi.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
 6. Melatih karyawan agar akuntabel.
Karyawan memiliki latar belakang yang beragam dimana mereka
belum pernah diajarkan tentang akunabilitas. Mereka hanya
mempelajari ketrampilan dan sikap seperti critical thinking sebelum
mereka bisa berkembang dalam budaya akuntabilitas
 7. Konsekwensi dan dukungan
Harus ada konsekwensi yang diberikan pada kinerja yang buruk dan
dukungan untuk sikap dan hasil yang positif. Tanpa ini, karyawan akan
menganggap bahwa akuntabilitas hanyalah NATO (No Action Talk Only)
 8. Mempertahankan akuntabilitas
Dalam budaya akuntabilitas, pemimpin tidak hanya mempertahankan
akuntabilitas karyawan. Saling mengingatkan antar karyawan untuk
tetap akuntabel. Setiap karyawan memilki rasa kepemilikan demi tujuan
organisasi. Pemimpin harus bisa menjadi contoh, mengajarkan, dan
mendorong mental akuntabilitas ini;
 9. Membangun profesionalisme
Membangun profesionalisme dan meodenisasi administrasi
pemerintahan, sehingga tercipta struktur manajemen yang efektif.
Pemimpin Membangun Budaya Akuntabilitas (3)
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Hambatan Dalam Membangun Akuntabilitas
 Sistem akuntansi yang tidak memadai merupakan salah satu faktor
penyebab tidak diperolehnya laporan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan daerah yang handal dan dapat dipercaya
untuk dipergunakan dalam penerapan akuntabilitas keuangan
daerah.
 Penyajian informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada
 Tidak adanya jaminan kepatuhan hukum dalam
pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk berperilaku
jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan hukum yang berlaku.
 Tidak terjadinya inefisien dan ketidakefektivan dalam proses
pengelolaan organisasi.Wahyu
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
DISKO
IDENTIFIKASI PROBLEM
AKUNTABILITAS DI INSTANSI
MASING-MASING
SEBUTKAN ALTERNATIF SOLUSINYA
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
STUDY KASUS Akuntabilitas..1
 Satu minggu kemudian ternyata SPD tersebut terselip di salah satu tumpukan file dekat meja penulis.
Pertanyaannya adalah “Apakah setelah penulis selesai membuat SPD tersebut sudah menyelesaikan
tanggung jawab tugas? Lalu bagaimana dengan tidak ditemukannya dokumen SPD tersebut?”
 Dalam pasal 2 undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara atau yang sering
disebut dengan undang-undang ASN tercantum asas penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN.
Salah satunya adalah akuntabilitas.
 Akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas. Jika responsibilitas adalah kewajiban untuk bertangung
jawab maka akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan. Setiap pekerjaan yang
dilaksanakan dengan akuntabel maka sudah pasti di sana terkandung nilai responsibilitas. Namun tidak
setiap pekerjaan yang selesai dengan responsibel terkandung nilai akuntabilitas.
 siapa saja yang harus mempunyai nilai akuntabilitas? Jawabannya adalah individu dan institusi.
Akuntabilitas individu dalam sebuah institusi memegang peranan penting dalam menentukan sejauh
mana sebuah institusi bisa menyandang predikat akuntabel. satu pekerjaan saja dalam sebuah institusi
yang tidak dilaksanakan secara akuntabel, secara “kasat mata” bisa saja terlihat akuntabel namun
secara “hakikat” institusi tersebut bisa dikatakan cacat nilai akuntabilitasnya.
 Setiap individu selain wajib bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya ia juga wajib mempertanggung
jawabkan tugas-tugas yang telah diselesaikannya terhadap dirinya sendiri, atasan, institusi maupun
masyarakat. Dan tentu saja kepada Tuhan Yang Maha Esa.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Studi kasus lanjutan.....2.
 Berbeda dengan individu, kewajiban sebuah institusi dalam mempertanggung jawabkan tugas
pokok dan fungsinya adalah terhadap instansi yang lebih tinggi atau instansi lain yang ditentukan
oeh undang-undang. Dan tentunya kepada masyarakat
 Akuntabilitas bukan hanya persoalan etik yang mengedepankan “baik” atau “buruk”. Akuntabilitas
lebih jauh dari itu. Ia bisa dipandang sebagai “etik” tatkala berhadapan dengan masyarakat dan
atau dirinya sendiri, bisa pula dipandang sebagai “benar” atau “salah” jika terkait dengan aturan
hukum.
 Sebagai contoh, seorang pegawai yang sedang mengalami badai dahsyat dalam kehidupan
rumah tangganya ia bermuka masam ketika melayani masyarakat terkait keperluannya. Tindakan
dia melayani masyarakt tersebut tidaklah cacat secara legal, namun secara etik bisa dikatakan
buruk.
 Kenapa demikian? Karena ia tidak mampu menuntaskan pertarungan kepentingan (conflict of
interest) di dalam batinnya. Sehingga ia mencampur adukan antara persoalan pribadinya dengan
tugas pekerjaan. Dalam hal ini yang ditekankan adalah konflik kepentingannya. Lain halnya apabila
yang ditekankan adalah persoalan ekspresi muka masam, maka hal itu adalah ranah “etika publik”.
Dengan demikian, maka cacat akuntabilitas sangat memungkinkan terjadinya kehilangan etika
dalam pelaksanaan tugas.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Studi kasus lanjutan....3.
 Terkait dengan aspek legalitas, maka tak perlu kiranya penulis menerangkannya secara
panjang lebar, karena diyakini semua orang sudah paham bahwa cacat akuntabilitas dalam
hal ini bisa menimbulkan perbuatan melawan hukum (Wederrechtelijk) baik berupa
pelanggaran maupun kejahatan.
 Mahkamah Agung sendiri pada dasarnya telah menerapkan nilai akuntabilitas. Dalam Cetak
Biru Pembaruan Mahkamah Agung RI 2010-2035 (4 tahun lebih awal dari UU ASN) terdapat Nilai-
Nilai Utama Badan Peradilan yang salah satunya adalah nilai akuntabilitas. Dalam prakteknya,
Mahkamah Agung sering melakukan pengawasan internal di bawah koordinasi Badan
Pengawas yang secara berkala melakukan pengawasan ke lingkungan peradilan yang berada
di bawahnya.
 Selain Badan Pengawas, Mahkamah agung juga mendelegasikan pengawasan tersebut
kepada Pengadilan Tingkat Banding untuk melakukan pengawasan ke semua Pengadilan
Tingkat Pertama yang berada di wilayah hukumnya. Bahkan di Pengadilan Tingkat Pertama
sendiri ada Hakim Pengawas Bidang yang secara rutin memeriksa pekerjaan baik di
kepaniteraan maupun kesekretariatan. Pengawasan internal baik yang dilakukan oleh Badan
Pengawas, Pengadilan Tingkat Banding maupun Hakim Pengawas Bidang adalah salah satu
bentuk kecil dari praktek nilai akuntabilitas. Hal yang paling penting dalam menerapkan nilai
akuntabilitas adalah yang tumbuh dari kesadaran masing-masing individu.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
KONSEPSI KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
AKUNTABILITAS DENGAN ATASAN
Komunikasi dan merupakan
bagian integral dari sistem
dan tatanan kehidupan
sosial. Dalam praktek-
praktek pemerintahan,
dalam hubungan antara
ASN/PNS dengan pimpinan
dan antar pimpinan dalam
tiap2 level/hirarki dalam
organisasi
Koordinasi merupakan
bagian integral dari sistem
dan tatanan kehidupan
bernegara. Dalam praktek-
praktek pemerintahan,
dalam hubungan antara
PNS dengan pejabat dan
antar pimpinan pada tiap2
level dalam
organisasi/lembaga
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Komunikasi dan
koordinasi
akuntabilitas dengan
atasan merupakan
key factor bagi
Organisasi Berkinerja
Tinggi (OBT)
-- LAN (2014) --
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Komunikasi dan Koordinasi (1)
 Koordinasi adalah perihal
mengatur suatu organisasi
atau kegiatan sehingga
peraturan dan tindakan yang
akan dilaksanakan tidak
saling bertentangan atau
simpang siur. Koordinasi
dibutuhkan agar kegiatan
yang dilakukan tidak
simpang siur.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI): Komunikasi adalah pengiriman dan
penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami.
Menurut Colin Cherry, komunikasi adalah
proses dimana pihak-pihak saling
menggunakan informasi untuk mencapai
tujuan bersama; Sebagai transfer informasi
atau pesan (message) dari pengirim pesan
sebagai komunikator dan kepada penerima
pesan sebagai komunikan dengan tujuan
untuk mencapai saling pengertian ( mutual
understanding). PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
 Komunikasi adalah kunci dari koordinasi yang efektif.
Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua
pengertian yang saling kait-mengkait, karena
koordinasi hanya dapat dicapai sebaik-baiknya
dengan melakukan hubungan kerja yang efektif.
 pola koordinasi menjadi hal yang vital bagi semua
pemimpin di berbagai tingkat untuk mencapai tujuan
tim. Jika pola koordinasi baik maka tujuan tim akan
mempunyai lebih besar kemungkinan untuk tercapai
jika dibandingkan dengan pola koordinasi yang
buruk.
Komunikasi dan Koordinasi (2)
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
KOORDINASI
 Koordinasi merupakan tali
pengikat dalam organisasi
dan manajemen yang
menghubungkan peran
para actor dalam
organisasi dan manajemen
untuk mencapai tujuan
organisasi dan manajemen.
Dengan kata lain, adanya
koordinasi dapat menjamin
pergerakan aktor organisasi
ke arah tujuan bersama.
Koordinasi dalam
pemerintahan menurut
Syafrudin (2003: 268)
adalah “suatu proses
rangkaian kegiatan
menghubungi, bertujuan
untuk menyerasikan tiap
langkah dan kegiatan
dalam organisasi agar
tercapai gerak yang cepat
untuk mencapai sasaran
dan tujuan-tujuan yang
telah ditetapkan”.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Pentingnya Komunikasi dan koordinasi antara
Atasan dan Bawahan
(Pentingnya Komunikasi antara Atasan dan Bawahan (inafina.com)
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
PRAKTEK-PRAKTEK BERKOMUNIKASI YANG BAIK DENGAN ATASAN
1) Mendengarkan
Komunikasi yang efektif dimulai dari kemampuan dalam mendengar. Anda harus mendengarkan setiap
pembicaraan atasan dengan seksama. Perlihatkan keseriusan dan antusiasme dalam mendengarkan
informasi atau instruksi dari atasan Anda. Keseriusan dan antusiasme dari seseorang dalam mendengar,
bisa dilihat dari sikapnya pada saat mendengar. Orang yang sibuk mempermainkan sesuatu, atau melirik
kesana-kemari, atau pandangannya terlihat kosong, pastilah bukan orang yang serius dalam
mendengarkan.
2) Bertanya dan Memberi Tanggapan
Seorang bawahan yang baik bukanlah orang yang melakukan semua instruksi dari
atasannya tanpa pertimbangan apapun. Oleh sebab itu, apabila Anda belum
mengerti apa yang dimaksudkan oleh atasan, haruslah Anda tanya. Demikian juga apabila Anda merasa
perlu memberikan ide, untuk memperkuat ataupun merubah instruksi dari atasan Anda, lakukanlah
dengan cara yang sopan dengan alasan-alasan yang kuat, supaya Anda tidak dianggap sebagai
karyawan yang sulit diatur. Untuk itu, Anda harus mempelajari karakter dari atasan, agar Anda bisa
mencari waktu dan sikap yang tepat untuk berkomunikasi dengan dia.
3) Gunakan Kalimat bersifat Positif dan Bahasa yang Efektif
Hindari menggunakan kata-kata konfrontatif, intonasi tinggi dan argumentative. Dan hindari
menggunakan bahasa atau istilah-istilah yang terlalu tinggi sehingga tidak dimengerti oleh atasan Anda.
Komunikasi yang efektif bukan dinilai dari canggihnya kata-kata atau bahasa yang digunakan tetapi dari
mudah atau tidaknya bahasa tersebut dipahami oleh lawan bicara Anda.
4) Jaga Profesionalisme
Jangan pernah mencampuradukkan masalah pribadi dengan urusan di kantor.Jika sedang ribut dengan
pasangan anda, jangan bawa masalah tersebut ketika meeting dengan atasan, hal tersebut akan
mengganggu kinerja anda.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
5) Bahasa Tubuh dan raut wajah
Jangan membungkuk atau melakukan gerakan- gerakan tubuh yang menimbulkan perasaan tidak
nyaman pada lawan bicara Anda terlebih lagi atasan Anda. Dan hindari menampilkan raut wajah
negatif yang dapat menimbulkan saat berkomunikasi dengan bos Anda.
6) Kontrol Emosi
Jangan terbawa perasaan, meskipun anda mungkin tidak suka dengan tugas yang diberikan, atau
mungkin anda tidak suka dengan bos anda. Pada saat berbicara dengan atasan, hindari cara
mengutarakan sesuatu seolah-olah kedudukan Anda setingkat dengan dia. Hindari pembicaraan yang
terlalu pribadi. Ingatlah bahwa keakraban ada batasnya pada saat Anda berada di lingkungan kerja. Biarkan
atasan mengendalikan pembicaraan, Anda haru bisa mengantisipasinya. Sesuaikan selera humor. Hindari
cerita yang dapat menghina atasan.
7) Jangan Menggurui
Posisikan diri anda sebagai pendengar . Walaupun anda mempunyai saran yang akan diutarakan
ke atasan, ucapkan dengan kalimat-kalimat yang tidak menyinggung egonya.
8) Melaporkan
Teknik serta etika dalam melapor adalah sesuatu yang bisa dipelajari dengan mudah. Buatlah
konsep atau poin-poin yang akan Anda laporkan kepada atasan Anda. Cara ini secara otomatis
akan membuat Anda menguasai maksud dan tujuan dari laporan tersebut. Dari konsep tersebut,
Anda juga bisa mengantisipasi respon dari atasan Anda.
Sumber:
http://ronnysiagian.com/2013/07/19/berkomunikasi-dengan-atasan/
http://becks-tipsmotivasi.blogspot.com/2008/07/rahasia-berkomunikasi-yang-baik-dengan.html
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
AKUNTABILITAS DENGAN ATASAN
Instrumen
komunikasi
dan
koordinasi
Menyampaikan
masalah dan
mendiskusikan
Mind set /culturset
Mapping
Menyampaikan
ide/gagasan yg kritis
dan agresif
Teknik sumbang
saran (brainstorming)
Keterbukaan menyampaikan
Catatan Kolektif.
Pemecahan masalah
akuntabilitas secara kreatif
Positive Thinking
 1. Perencanaan yang matang;
 Perencanaan ini dapat meliputi waktu, agenda, dan siapa saja yang akan
telribat. Hal ini penting agar koordinasi berjalan dengan efektif dan efisien,
dengan mengetahui agenda sebelumnya,
 2. Pentingnya menyamakan persepsi;
 haruslah memiliki kesamaan persepsi mengenai tujuan yang akan dicapai. Dengan
demikian, walaupun memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, setiap pihak
menyadari bahwa semua itu adalah dalam rangka saling melengkapi dan mendukung
untuk mencapai tujuan yang sama.
 3. Pemahaman materi pembicaraan;
 Koordinasi akan berjalan lebih efektif apabila masing-masing anggota tim
memahami posisi dan tanggung jawabnya serta dalam kaitannya dengan pihak lain.
 4. Sikap terbuka dan saling menghargai;
 Dalam suatu koordinasi, ada saatnya satu pihak harus menerima pegaturan dari
pihak lain, namun tetap harus dengan sikap menghargai. Gak sedikit orang-orang
yang keluar dari organisasi dikarenakan para pemimpin yang gak bisa menghargai
anggotanya dengan baik
Ada 7 Aspek yang Harus Diperhatikan Dalam
Membangun Koordinasi yang Baik dalam Organisasi
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Lanjutan..........
 5. Minta feedback;
 Feedback diperlukan untuk melihat respon dari semua pihak yang terlibat. Umpan balik juga untuk
memastikan bahwa koordinasi yang kamu lakukan dapat dipahami dengan benar dan diterima.
Hal ini untuk menjamin pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga untuk melihat
berbagai celah dan kekurangan yang mungkin masih ada, sehingga kamu masih bisa melakukan
persiapan yang lebih matang.
 6. Penegasan dan motivasi;
 Sangat penting sekali bagi kamu untuk mempertegas kembali segala yang telah disepakati ketika
dilakukan koordinasi (rapat). Sehingga semua yang menjadi kesepakatan harus dapat diterima dan
selanjutnya dilaksanakan dengan baik. Penegasan juga perlu dilakukan terhadap monitoring dan
evaluasi yang akan dilakukan, sehingga setiap orang akan bekerja atau melakukan aktivitasnya
dengan lebih terarah para pencapaian tujuan yang diharapkan, harus mampu memotivasi agar
setiap pihak yakin dan terdorong untuk melaksanakannya.
 7. Membangun Komunikasi informal;
 Untuk meningkatkan efektivitas hasil koordinasi yang dilakukan, selain dilakukan monitoring, kamu
sebagai pemimpin juga perluu melakukan komunikasi atau pendekatan yang bersifat informal
(tidak dalam konteks rapat). Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan bonding kamu dengan
tim. Membangun komunikasi informal akan membuat kamu dapat meningkatkan kepercayaan
dan respect dari anggota tim sehingga mereka nyaman untuk bekerja sebagai tim dengan kamu.
Komunikasi informal ini mungkin bisa kamu bangun dengan melakukan hangout bareng atau
melakukan aktifitas have fun bareng.
 ( Fadhil Akbar, 2016.... https://www.hipwee.com)
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Peran pemimpin dalam komunikasi dan koordinasi akuntabilitas ?
Menjadi
Teladan
Memotivasi
Memampu
kan
Mentoring
Mendengar
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Peran pimpinan membangun komunikasi
dan koordinasi dengan atasan (1)
 Atasan dan bawahan harus Terasah dalam hal berkomunikasi
 Proses memberi dan menerima umpan balik itu musti dipelajari dan
terus dilatih.
 Terkadang pimpinan merasa memberikan umpan balik tapi belum
spesifik sehingga bawahan bingung.
 Pimpinan dan bawahan harus terasah komunikasinya dan mampu
memberikan umpan balik secara spesifik.
 Yang juga penting, pimpinan jangan hanya mengatakan,
“Performa Anda baik” atau ”Performa Anda buruk”.
 Namun, ada baiknya sebagai atasan dapat memberikan komentar
yang disertai dengan rincian bukti baik atau buruknya performa
bawahannya tersebut secara spesifik dan obyektif.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Peran pimpinan membangun komunikasi (2)
 Rasa sungkan untuk menegur orang
 Kesenjangan komunikasi yang juga kerap timbul adalah rasa sungkan menegur
orang/baawahan.
 Ini adalah bagian dari kultur orang Indonesia yang sudah tertanam sejak lama.
 Ketika menemukan kesalahan, atasan yang lebih muda biasanya sungkan
menegur bawahan yang lebih tua usianya atau yang sudah lebih lama di unit
bisnis yang dia pimpin.
 Lingkungan kerja atau suasana yang kondusif memang bisa memicu
keharmonisan hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan.
 Namun, ada beberapa aspek yang juga dinilai penting, seperti penghargaan
terhadap suatu ide atau masukan yang konstruktif bagi perusahaan, rasa saling
percaya satu sama lain, pemahaman yang baik terhadap suatu perubahan
dan keinginan saling membantu antar kelompok pekerja atau antar individu
dalam organisasi
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Study Kasus Komunikasi dan Koordinasi dengan atasan (1)
 Di banyak organisasi perusahaan, komunikasi antara atasan dan bawahan sering “tidak nyambung”,
sehingga sebuah komunikasi yang intens menjadi hal penting bagi kelangsungan perusahaan.
 Hasi survey Sistem Manajemen Performa (SMP) yang dilakukan Development Dimensions Indonesia (DDI)
menyingkap hal ini.
 Salah seorang Direktur DDI mengungkapkan, semua fase SMP menuntut setiap orang memiliki
kemampuan berkomunikasi, yakni umpan balik.
 Komunikasi adalah kuncinya, dan itu adalah keahlian yang harus dikuasai, bukan saja oleh manajer
tetapi juga oleh bawahannya juga.
 Manajer Indonesia belum bisa menerima perbedaan cara kerja
 Dibandingkan manajer di negara lain seperti di eropa, jepang atau amerika, manajer di Indonesia masih
belum bisa menerima perbedaan cara kerja.
 Namun, kerjasama saling membantu antar unit organisasi perusahaan di Indonesia begitu menonjol
dibanding perusahaan di luar negara ini.
 Dampak dari “kekakuan” manajer di Indonesia yang kurang bisa menerima perbedaan, menjadikan
orang yang punya terobosan menjadi terkekang dan merasa tidak berguna.
 Akibatnya, bawahan yang memiliki ide kreatif menjadi tidak bisa melakukan sesuatu yang positif bagi
perusahaan.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Study Kasus Komunikasi....(2)
 Terciptanya gap komunikasi antara manajer dan bawahannya adalah berawal dari persepsi.
 Persepsi ditentukan oleh interpretasi seseorang terhadap informasi yang diperoleh dari lingkungan
tempat ia berada atau bekerja.
 Manajer yang punya persepsi buruk terhadap bawahannya, otomatis ia
menciptakan gap komunikasi antara dirinya dengan bawahan.
 Apalagi, bila seorang manajer adalah tipikal orang yang mudah percaya rumor atau “Tukang
gosip”.
 Akibatnya, kesenjangan makin mudah tersulut dan akan berdampak pada kinerja seluruh
bawahannya.
 Salah persepsi juga bisa timbul dari cara pandang manajer yang demografis, misalnya
mempertimbangkan suku, agama, ras, alumni, atau catatan demografis lainnya.
 Manajer harus selalu bersikap positive thinking. Komunikasi yang ideal, akan muncul melalui
hubungan kesetaraan, atau hubungan kolegial.
 Atasan dan bawahan berada di garis sejajar. Namun kondisi seperti itu menuntut bawahan yang
tidak pasif.
 Bawahan juga harus kritis dan agresif. Selain itu manajer harus memiliki persepsi yang baik
terhadap bawahan serta menciptakan apresiasi bagi mereka.
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
DISKO
IDENTIFIKASI PROBLEM
KOMUNIKASI DAN KORDINASI DI
INSTANSI MASING-MASING
SEBUTKAN ALTERNATIF SOLUSINYA
PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
Pusat Pembinaan Kebijakan Bangkom Asn
@P3k_bangkom_asn
P3k Bangkom Asn
@P3k_bangkom_asn

More Related Content

What's hot

Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Transformasi birokrasi berkelas dunia
Transformasi birokrasi berkelas duniaTransformasi birokrasi berkelas dunia
Transformasi birokrasi berkelas dunia
Dr. Zar Rdj
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
Ashep Ramdhan
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Ridho Fitrah Hyzkia
 
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Dr. Zar Rdj
 
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptxMATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
Neki10
 
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
temanna #LABEDDU
 
Etika & Integritas Kepemimpinan Pancasila
Etika & Integritas Kepemimpinan PancasilaEtika & Integritas Kepemimpinan Pancasila
Etika & Integritas Kepemimpinan Pancasila
Tri Widodo W. UTOMO
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaan
hoyin rizmu
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Tri Widodo W. UTOMO
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas
93220872
 
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdfModel Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
stevianisari
 
Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP
asih gahayu
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
temanna #LABEDDU
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--
temanna #LABEDDU
 
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
Rusman R. Manik
 
Digital Organization
Digital OrganizationDigital Organization
Digital Organization
Muslihin Hilim
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Ardi Susanto
 
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
temanna #LABEDDU
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Ridho Fitrah Hyzkia
 

What's hot (20)

Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & InovasiKonsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
Konsep Reformasi Birokrasi & Inovasi
 
Transformasi birokrasi berkelas dunia
Transformasi birokrasi berkelas duniaTransformasi birokrasi berkelas dunia
Transformasi birokrasi berkelas dunia
 
Paparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi BirokrasiPaparan Reformasi Birokrasi
Paparan Reformasi Birokrasi
 
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem MeritPengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
Pengukuran Indeks Penerapan Sistem Merit
 
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
Manajemen talenta ASN arah model birokrasi 2020 2024
 
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptxMATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
MATERI AGENDA I PKA-2023.pptx
 
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
Agenda ii pkp-modul-kepemimpinan dalam melaksanakan tugas-
 
Etika & Integritas Kepemimpinan Pancasila
Etika & Integritas Kepemimpinan PancasilaEtika & Integritas Kepemimpinan Pancasila
Etika & Integritas Kepemimpinan Pancasila
 
Hubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaanHubungan kelembagaan
Hubungan kelembagaan
 
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi BirokrasiPeran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
Peran Core Value ASN Dalam Reformasi Birokrasi
 
Zona integritas
Zona integritasZona integritas
Zona integritas
 
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdfModel Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
Model Pembel dan Penyel PKA 2022_PPSDM Bukittinggi 2022.pdf
 
Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP Manajemen Mutu PKP
Manajemen Mutu PKP
 
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
27. agenda iii pka-rbpmd dan rp akuntabilitas-
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)SAKIP  (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
SAKIP (Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah)
 
Digital Organization
Digital OrganizationDigital Organization
Digital Organization
 
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan AdministratorDraft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
Draft Rancangan Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator
 
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
21. agenda iii pka-modul manajemen perubahan sektor publik-
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
 

Similar to 19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-

Akuntabilitas kinerja-pka-workshop
Akuntabilitas kinerja-pka-workshopAkuntabilitas kinerja-pka-workshop
Akuntabilitas kinerja-pka-workshop
Alif Chandra
 
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakipkebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
MAHMUN SYARIF
 
Grand Design RB
Grand Design RBGrand Design RB
Grand Design RBrbpkalbar
 
5ANGGA~2 (1).pptx
5ANGGA~2 (1).pptx5ANGGA~2 (1).pptx
5ANGGA~2 (1).pptx
ChaerudinManaf
 
Cobit dan coso
Cobit dan cosoCobit dan coso
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
The Vision and Insight Corner
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Durrotun Nafi'ah
 
ayu.ppt
ayu.pptayu.ppt
ayu.ppt
ssuser24c2dc
 
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
andikhaidir6
 
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Tri Widodo W. UTOMO
 
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan AkuntabilitasStrategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Tri Widodo W. UTOMO
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Mulyadi Yusuf
 
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
MutiaRevelianti
 
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
MutiaRevelianti
 
downacademia.com_asp-bab-2-3-akuntansi-manajemen-sektor-publik.pptx
downacademia.com_asp-bab-2-3-akuntansi-manajemen-sektor-publik.pptxdownacademia.com_asp-bab-2-3-akuntansi-manajemen-sektor-publik.pptx
downacademia.com_asp-bab-2-3-akuntansi-manajemen-sektor-publik.pptx
MalasPengenbelitruk
 
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2010-2014 Tingkat Mikro
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2010-2014 Tingkat MikroPelaksanaan Reformasi Birokrasi 2010-2014 Tingkat Mikro
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2010-2014 Tingkat MikroNoviyarti Badri
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Adi Pujakesuma
 
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptxOverview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
ssuserbe343e1
 
1. sakip dan good governance
1. sakip dan good governance1. sakip dan good governance
1. sakip dan good governance
MAHMUN SYARIF
 

Similar to 19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja- (20)

Akuntabilitas kinerja-pka-workshop
Akuntabilitas kinerja-pka-workshopAkuntabilitas kinerja-pka-workshop
Akuntabilitas kinerja-pka-workshop
 
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakipkebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
kebijakan pemerintah tentang penyusunan lakip
 
Grand Design RB
Grand Design RBGrand Design RB
Grand Design RB
 
5ANGGA~2 (1).pptx
5ANGGA~2 (1).pptx5ANGGA~2 (1).pptx
5ANGGA~2 (1).pptx
 
Cobit dan coso
Cobit dan cosoCobit dan coso
Cobit dan coso
 
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
MANAJEMEN KINERJA: MENGGUNAKAN SISTEM PENGENDALIAN SECARA STRATEGIS SEBAGAI ‘...
 
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (durrotun nafi'ah)
 
ayu.ppt
ayu.pptayu.ppt
ayu.ppt
 
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
9321022019103958-menpan-rb-muhammad-yusuf-ateh.pptx
 
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
Pengukuran Kinerja Sebagai Upaya Membangun Pemerintah Daerah Berbasis Manajem...
 
Spip reviu
Spip reviuSpip reviu
Spip reviu
 
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan AkuntabilitasStrategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
Strategi Percepatan RB Melalui Penguatan Akuntabilitas
 
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb Paper mssp   analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
Paper mssp analisis renstra dan capaian kinerja kemenpan rb
 
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
 
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
PENGARUH PEMERIKSAAN BPK RI ATAS KESESUAIAN LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERA...
 
downacademia.com_asp-bab-2-3-akuntansi-manajemen-sektor-publik.pptx
downacademia.com_asp-bab-2-3-akuntansi-manajemen-sektor-publik.pptxdownacademia.com_asp-bab-2-3-akuntansi-manajemen-sektor-publik.pptx
downacademia.com_asp-bab-2-3-akuntansi-manajemen-sektor-publik.pptx
 
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2010-2014 Tingkat Mikro
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2010-2014 Tingkat MikroPelaksanaan Reformasi Birokrasi 2010-2014 Tingkat Mikro
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi 2010-2014 Tingkat Mikro
 
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
Sosialisasi Reformasi Birokrasi Juli 2018
 
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptxOverview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
Overview dan konsep dasar SAKIP, misku.pptx
 
1. sakip dan good governance
1. sakip dan good governance1. sakip dan good governance
1. sakip dan good governance
 

More from temanna #LABEDDU

Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 pngDinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
temanna #LABEDDU
 
Perencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran ppPerencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran pp
temanna #LABEDDU
 
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemdaWebinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
temanna #LABEDDU
 
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdmPermenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
temanna #LABEDDU
 
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
temanna #LABEDDU
 
Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020
temanna #LABEDDU
 
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu dataPerpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
temanna #LABEDDU
 
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronikPerpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
temanna #LABEDDU
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
temanna #LABEDDU
 
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronikuu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
temanna #LABEDDU
 
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAHRundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
temanna #LABEDDU
 
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covidPanduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
temanna #LABEDDU
 
Perpu nomor 2 tahun 2020
Perpu nomor 2 tahun 2020Perpu nomor 2 tahun 2020
Perpu nomor 2 tahun 2020
temanna #LABEDDU
 
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
temanna #LABEDDU
 
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
temanna #LABEDDU
 
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jptSe Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
temanna #LABEDDU
 
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswaraPerkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
temanna #LABEDDU
 
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
temanna #LABEDDU
 
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
temanna #LABEDDU
 
Se menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankeduaSe menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankedua
temanna #LABEDDU
 

More from temanna #LABEDDU (20)

Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 pngDinamika kelompok pelatihan dasar bencana  rinra 1492020 png
Dinamika kelompok pelatihan dasar bencana rinra 1492020 png
 
Perencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran ppPerencanaan anggaran pp
Perencanaan anggaran pp
 
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemdaWebinar sabtu 150820   perencanaan anggaran pemda
Webinar sabtu 150820 perencanaan anggaran pemda
 
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdmPermenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
Permenpan no 37 tahun 2020 ttg jft analis sdm
 
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUB...
 
Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020Permenpan no 38 tahun 2020
Permenpan no 38 tahun 2020
 
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu dataPerpres nomor 39_tahun_2019 satu data
Perpres nomor 39_tahun_2019 satu data
 
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronikPerpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
Perpres nomor 95 tahun 2018 sistem pemerintahan berbasis eletronik
 
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENTKEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PENGEMBANGAN E-GOVERNMENT
 
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronikuu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
uu no 11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik
 
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAHRundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
Rundown e LEARNING PENULISAN ARTIKEL ILMIAH
 
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covidPanduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
Panduan pelatihan pka pkp masa pandemi covid
 
Perpu nomor 2 tahun 2020
Perpu nomor 2 tahun 2020Perpu nomor 2 tahun 2020
Perpu nomor 2 tahun 2020
 
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
Pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Selama Wabah Covid-19
 
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
Pedoman Pelatihan pka pkp masa pandemi covid 19
 
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jptSe Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
Se Menpan RB No 52 tahun 2020 tentang pelaksanaan pengisian jpt
 
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswaraPerkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
Perkalan no.5-tahun-2008-tentang-standar-kompetensi-widyaiswara
 
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
Instrumen Penilaian Kompetensi Widyaiswara
 
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19Se menpanrb 51  Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
Se menpanrb 51 Jam Kerja Ramadhan masa Pandemi Covid 19
 
Se menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankeduaSe menpanrb 50 perubahankedua
Se menpanrb 50 perubahankedua
 

Recently uploaded

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
widyakusuma99
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
nawasenamerta
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 

Recently uploaded (20)

Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
LAPORAN TUGAS TAMBAHAN PEMBINA PRAMUKA..
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptxBab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
Bab 3 Sejarah Kerajaan Hindu-Buddha.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 

19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-

  • 1. AKUNTABILITAS KINERJA PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR ( PKA) LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Dr Winantuningtyas Titi Swasanany. M.Si 2019 Wahyu
  • 2. PERKENALAN Jabatan :  WIDYAISWARA AHLI UTAMA LAN  SEKRETARIS JENDERAL DPR RI;  DEPUTI ANGGARAN & PENGAWASAN DPRRI;  KEPALA BIRO PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN  ASDEP BIDANG PENGADUAN MASYARAKAT Winantuningtyas Titi Swasanany Widyaisawara Ahli Utama LAN RI Pangkat/Gol : Pembina Utama/ IV.e Hp.0816 1958 332 email : Winant2013@gmail.com Diklat Pim :  KSA LEMHANNAS (2007).  PIM I ( 2013) , LAN RI  PIM II , ( 2000),LANRI  SEPALA, SEPADYA,LANRI  TOT RLA, LANRI  TOT DIKLATPIM,LANRI  TOT GTSR, KASN & CSS  TOT REVMEN, LAN  TOT CURATOR, LAN & CSC  TOT E- LEARNING, LAN  DIKLAT KTI,LAN  Managing Parliamentary, US Congress  Managing Supporting System, ANU Pendidikan :  S1 UNIVERSITAS DIPONEGORO (AP-1975)  S2 UNIVERSITAS INDONESIA ( AP-SDM-1998)  S3 UNIVERSITAS INDONESIA (AKP-2008) Mengampu :  PKN I Managing Policy, integritas kepemimpinan, Kom & Advokasi  PKN II Inovasi Publik, Integritas kepemimpin Proper , EL dan MSP, Dialog strategis, LO  Pim III Inovasi Pelayanan Publik, Koalisi StakeHolder, kepemimpinan RLA  Nasionalisme CPNS/III PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 3. Deskripsi Singkat  Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami akuntabilitas kinerja dan kemampuan membangun budaya akuntabilitas sebagai salah satu manifestasi kepemimpinan.  Materi Pelatihan disajikan secara interaktif melalui metoda belajar mandiri secara daring, ceramah, diskusi, praktik dan simulasi. Kemampuan peserta dinilai dari keberhasilannya dalam menerapkan akuntabilitas dalam pengelolaan kinerja organisasi. Wahyu PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 4. Hasil Belajar Pada akhir pembelajaran ini, diharapkan peserta mampu; mengidentifikasi masalah akuntabilitas dan merumuskan langkah / upaya perbaikan akuntabilitas di organisasi masing- masing. Wahyu PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 5. Materi Pokok  Akuntabilitas Dalam Kepemimpinan ( Administrator)  Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas  Membangun Budaya Akuntabilitas; dan  Komunikasi dan Koordinasi Akuntabilitas dengan Atasan PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 6. Indikator Hasil Belajar  Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat:  Mampu menjelaskan konsepsi akuntabilitas dalam kepemimpinan (administrator)  Mengidentifikasi resiko dan kesalahan dalam akuntabilitas  Merumuskan langkah/upaya membangun budaya akuntabilitas; dan  Merumuskan langkah/upaya komunikasi dan koordinasi akuntabilitas dengan atasan Wahyu PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 8. Apakah Akuntabilitas itu ?  Suatu ukuran/standar yang menunjukkan seberapa besar tingkat kesesuaian penyelenggaraan penyusunan kebijakan publik dengan peraturan hukum dan perundang-undannagn yang berlaku untuk organisasi bersangkutan. alasan, atau penilaian (Bappenas, 2007). Akuntabilitas sektor publik sangat terkait dengan kinerja sektor publik yang tidak hanya kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, tetapi juga pada bagaimana mencapai outcomes dengan efisien dan efektif. (accountability is not just about the right thing but doing it well) konsep Kinerja PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 9. Mengapa Akuntabilitas Penting ?  Akuntabilitas (Kinerja) penting bagi pemerintah karena merupakan bentuk perwujudan dari kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui alat pertanggungjawaban secara periodik (laporan). Dalam konteks ini sasaran pengukuran adalah keuangan dan non keuangan (BPKP, 2002 ).  Akuntabilitas publik sesuai dengan karakteristik good governance berkenaan dengan (1) participation; (2) rule of law; (3) transparency; (4) responsiveness; (5) consensus orientation; (6) equity; (7) effectiveness and efficiency; dan (8) strategy vision (Mardiasmo, 2002; UNDP dalam LAN, 2000). Wahyu PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 10. Mengapa Akuntabilitas Penting ?  Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu;  Pertama, untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);  Kedua, untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);  Ketiga, untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar). PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 11. Wahyu • Akuntabilitas Kinerja dalam kepemimpinan ( Administrator) • Akuntabilitas kinerja merupakan hal yang strategis bagi organisasi, terutama bagi kepemimpinan administrator, karena sebagai langkah menegakkan pengelolaan administrasi kepada pimpinan organisasi menuju good governance. Hal ini dimaksudkan agar individu/ sebagai pemimpin dalam pemerintahan mampu mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran negara yang digunakan untuk sebaik- baiknya pelayanan publik. • Akuntabilitas kinerja bagi pemimpin merupakan instrumen untuk merubah mindset dan culture set dalam penyelenggaraan birokrasi yang semula berorientasi kerja pada output menjadi berorientasi kepada outcome. Inilah yang menjadi point penting dalam akuntabilitas kinerja dalam kepemimpinan. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 12. Akuntabilitas dalam Kepemimpinan (Administrator)Perspektif internal dan eksternal  Akuntabilitas internal adalah akuntabilitas ke tingkat yang lebih tinggi dari manajemen, di mana pegawai atau pimpinan administrator dievaluasi oleh atasannya secara teratur apakah mereka telah melaksanakan tugas-tugas yang ditetapkan dalam uraian pekerjaan (job description), mereka untuk diberikan kenaikan reward (gaji dan / atau promosi ) tergantung pada hasil penilaian kinerja. Wahyu  Akuntabilitas eksternal dalam konteks pemerintahan adalah bentuk akuntabilitas kepada lembaga pengawas/ penilai/pemeriksa; seperti Kementerian PAN & RB, DPR, Badan Pemeriksa Keuangan, dan lembaga negara lainnya untuk menyampaikan kinerja mereka sendiri dan/atau, dalam kasus pejabat senior, untuk kinerja organisasi yang mereka kelola. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 13. PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS Wahyu Prinsip-prinsip akuntabilitas, sebagai berikut : 1. Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel. 2. Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. 4. Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. 5. Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas. (LAN dan BPKP) PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 14.  Manajemen suatu organisasi dapat dikatakan sudah akuntabel apabila dalam pelaksanaan kegiatannya telah :  Menentukan tujuan (goal) yang tepat.  Mengembangkan standar yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan (goal) tersebut.  Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar.  Mengembangkan standar dan operasi secara ekonomi dan efesien.  Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam suatu kerangka waktu (time frame) tertentu dalam upaya untuk menentukan tercapai atau tidak tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, perlu dibuat suatu standar mengenai tingkat pencapaian yang dikehendaki. Ini berarti diperlukan suatu tolak ukur untuk menentukan sejauh mana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan yang ditetapkan sejak awal. Agar dapat berfungsi dengan baik, dalam menerapkan suatu sistem akuntabilitas, perlu diterapkan : ( LAN dan BPKP,Modul I 2000:43) PRINSIP-PRINSIP AKUNTABILITAS PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 15.  1. Pentingnya Pernyataan yang jelas mengenai tujuan dari sasaran dari kebijakan dan program. Hal terpenting dalam membentuk suatu sistem akuntabilitas adalah mengembangkan suatu pernyataan tujuan dengan cara yang konsisten. Pada dasarnya, tujuan dari suatu kebijakan dan program dapat dinilai, akan tetapi kebanyakan dari pernyataan tujuan yang dibuat terlalu luas, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam pengukurannya. Untuk itu diperlukan suatu pernyataan yang realistis dan dapat diukur. 2. Pola pengukuran tujuan. Setelah tujuan dibuat dan hasil dapat diidentifikasikan, perlu ditetapkan suatu indikator kemajuan dengan mengarah pada pola pencapaian tujuan dan hasil. Ini adalah tugas yang paling kritis dan sangat sulit dalam menyusun suatu sistem akuntabilitas. Memilih indikator untuk mengukur suatu arah kemajuan pencapaian tujuan kebijakan dan sasaran program membutuhkan cara-cara dan metode tertentu agar indikator terpilih dan mencapai hal yang dibagikan oleh pembuat kebijakan. Peran Pimpinan (administrator )dalam Akuntabilitas Kinerja Organisasi Perlu memperhatikan: PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 16. 3. Pengakomodasian sistem insentif. Pengakomodasian sistem yang insentif merupakan suatu sistem yang perlu disertakan dalam sistem akuntabilitas. Penerapan sistem insentif harus dilakukan denga hati-hati. Adakalanya sistem insentif akan mengakibatkan hasil yang berlawanan dengan yang direncanakan 4. Pelaporan dan penggunaan data. Suatu sistem akuntabilitas kinerja akan dapat menghasilkan data yang cukup banyak. Informasi yang dihasilkan tidak akan berguna kecuali dirancang dengan hati-hati, dalam arti informasi yang disajikan benar- benar berguna bagi pimpinan, pembuat keputusan, manajer-manajer program dan masyarakat. Bentuk dan isi laporan harus dipertimbangkan sedemikian rupa, ini merupakan pedoman pelaporan informasi dalam suatu sistem akuntabilitas. 5. Pengembangan kebijakan dan manajemen program yang dikoordinasikan untuk mendorong akuntabilitas. Pengembangan sistem akuntabilitas harus dilakukan dengan cara yang terkoordinasikan, tidak secara independen program demi program. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 17. Ada 2 bentuk Akuntabilitas  Menurut Mardiasmo (2006:5) akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:  1. Akuntabilitas vertikal (vertical accountability,  Akuntabilitas vertikal (Vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, dan pertanggungjawaban pemerintah pusat kepada MPR.  2. Akuntabilitas Horizontal (Horizontal accountability) Akuntabilitas Horizontal (Horizontal Accountability) adalah pertanggungjawaban kepada DPRD dan masyarakat luas. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 18. Dalam konteks organisasi pemerintah, akuntabilitas publik adalah pemberian informasi dan disclosure atas aktivitas dan kinerja finansial pemerintah kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan tersebut. (Mardiasmo, 2006:4).  Ada tiga Jenis akuntabilitas yaitu:  Akuntabilitas keuangan, akuntabilitas keuangan merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan.  Akuntabilitas manfaat, akuntabilitas manfaat pada dasarnya memberi perhatian kepada hasil dari kegiatan-kegiatan pemerintah.  Akuntabilitas prosedural, merupakan pertanggungjawaban mengenai apakah suatu prosedur dari pelaksanaan suatu kebijakan telah mempertimbangkan masalah moralitas, etika, kepastian hukum, dan ketaatan pada keputusan politis untuk mendukung pencapaian tujuan akhir yang telah ditetapkan. (Lembaga Administrasi Negara (LAN). PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 19. RESIKO DAN KESALAHAN AKUNTABILITAS  Penyelenggaraan negara memerlukan unsur kepercayaan dari masyarakat. Kepercayaan tersebut dapat diperoleh dengan melaksanakan tujuh asas penyelenggaraan negara (UU Nomor 28/1999), yaitu kepastian hukum, tertib penyelenggaraan negara, kepentingan umum, keterbukaan, proporsionalitas, profesionalitas, dan akuntabilitas. Asas-asas tersebut dituangkan dalam bentuk pelayanan publik. Dalam pelaksanaannya, penyelenggara negara menghadapi berbagai macam risiko yang sudah seharusnya dikelola dengan baik dan benar.  Manajemen Risiko (MR) adalah suatu pendekatan sistematis untuk menentukan tindakan terbaik dalam kondisi ketidakpastian melalui identifikasi, pemahaman, tindakan, dan komunikasi isu-isu risiko. Setiap instansi sektor publik memiliki risiko dalam kegiatannya melayani masyarakat. Kemungkinan besar risiko yang ada telah dikelola, namun belum terstruktur secara lengkap. Jika manajemen risiko di instansi sektor publik hanya dilaksanakan secara informal, maka dampak terhadap pengelolaan risiko adalah masih suburnya budaya "saling menyalahkan", kurangnya akuntabilitas terhadap risiko, dan sumber daya yang ada untuk mengelola risiko tidak proporsional dibandingkan risiko yang harus dihadapi.  Untuk memulainya, diperlukan pemahaman mendasar tentang risiko dan kesalahan, bagaimana menilainya (assessing risks), menangani, dan me-monitor, serta mengomunikasikannya. Ekspose, seminar, workshop dengan topik MRSP menjadi sesuatu yang penting untuk dilakukan. Langkah lebih lanjut adalah melakukan pilot project/uji coba atau asistensi implementasi MRSP. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 20. Pola Pikir Resiko Dan Kesalahan Akuntabilitas Kepercayaan Publik Kepastian Hukum Keterbukaan Proporsionalitas Akuntabilitas Kepentingan Umum Profesionalitas Tertib penyelenggaraan Negara PENYELENGGARA NEGARA RESIKO DAN KESALAHAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN RESIKO DAN KESALAHAN DG BAIK DAN BENAR PELAYANAN MASYARAKAT PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 21. B. Identifikasi Resiko dan Kesalahan dalam Akuntabilitas Resiko dan Kesalahan Akuntabilitas: Menimbulkankan dampak pada: 4. Rendahnya Kualitas Laporan Keuangan merupakan Resiko dan Kesalahan dalam pengelolaan keuangan negara; 1. Kesalahan/ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan ; 2. Kesalahan dalam melakukan penilaian yang berdampak pada pemberian sanksi dan penghargaan (Reward and Punishment yg tidak tepat) 3. Berpotensi menimbulkan pelanggaran/ penyimpangan ( Fraud) PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 22.  Lemahnya pengawasan dan pengendalian internal organisasi;  Kelemahan pada Administrasi Keuangan;  Kelemahan Akuntabilitas Pengelolaan Aset  Kelemahan pada Proses Pengadaan Barag dan Jasa Analisis Resiko dan Kesalahan : Kesalahan dalam pengelolaan keuangan negara, dipengaruhi oleh : PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 23. Analisis Resiko dan Kesalahan : 1. Lemahnya pengawasan dan pengendalian internal organisasi;  Memastikan Visi, Misi dan tujuan organisasi tercapai,  Memastikan pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel;  Mencegah tejadinya Fraud  Dukungan sistem informasi akuntansi yang memadai untuk terselenggaranya pelaporan. Langkah/Upaya Atasi Resiko dan Kesalahan: PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 24. 2. Kelemahan Administrasi Keuangan  Sistem Pengeluaran Keuangan Negara transparan dan akuntabel;  Kontrol terhadap prosedur untuk mencegah kesalahan dalam pencatatan  Memperjelas mekanisme dan format penyusunan & penyajian laporan keuangan dipahami oleh petugas  Memperjelas persyaratan dan alur persetujuan dalam pengelolaan Kas ( kasbon)  Mencegah Ketidak patuhan terhadap peraturan perundang- undangan;  Pengelolaan pendapatan dan belanja dilaksanakn dengan sesuai ketentuan PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 25. 3. Kelemahan Akuntabilitas pengelolaan aset tetap  Aset tetap diidentifikasi dan dikelola dengan baik, sehingga dapat diyakini keberadaan dan kewajarannya oleh K/L lembaga, diupayakan untuk ;  Dapat ditelusuri nilainya dan / keberadaan aset tetap yang dilaporkan dalam neraca secara jelas;  Pencatatan aset tetap selalu terupdate dan data akurat;  Seluruh Aset didukung dengan bukti kepemilikan, dan / atau de facto dikuasai oleh K/L tetapi de jure tidak ada bukti kepemilikannya, atau sebaliknya; Mencegah penguasaan Aset oleh pihak yang tidak berhak PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 26. 4. Kelemahan Proses Pengadaan Barang dan Jasa  Menghindari dan mencegah terjadinya:  Pengadaan Fiktif, pengaturan tender dengan mengarahkan kepada rekanan tertentu;  Pengadaan yg tidak sesuai spesifikasi dalam kontrak, mark-up  Denda keterlambatan yg belum disetor ke kas negara.  Terdapat kekurangan dalam volume pekerjaan,  Perubahan kegiatan tidak didukung dengan addendum kontrak  Panitia pengadaan tidak memiliki HPS,  Perbedaan kuantitas antara berita acara serah terima barang dengan dokumen kontrak,  Nilai kontrak melampaui Owner’s Estimate (OE)  Spesifikasi teknis pengadaan menunjuk suatu merk tertentu PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 28. Pentingnya Membangun Budaya Akuntabilitas  Adanya fenomena krisis kepercayaan masyarakat terhadap kinerja dan, upaya yang dilakukan oleh pemerintah, gejala ini telah berlangsung lama, Gejala ini mulai terlihat setelah Indonesia di landa krisis ekonomy tahun 1998 yang dikarenakan pengaruh dari perekonomian global.  Hampir sepuluh tahun setelah Indonesia memasuki era "reformasi" (pascakepemimpinan Soeharto), negara ini tetap belum mampu meredam ambisi pribadi para pengelolanya.  Selain yang digambarkan sebelumnya, ada juga budaya lamban dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat, karena cukup prosedural serta dan ini stempel yang selalu diberikan kepada birokrasi.  Krisis ketidakpercayaan masyarakat yang dialami oleh pemerintah ini juga diakibatkan karena fenomena KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme) yang semakin meraksasa di lingkungan birokrasi, dan peristiwa ini tidak berhenti sampai pada rezim orden baru kemarin pada kepemimpin sampai sekarang ini..  Di satu sisi, partai politik tidak memiliki sistem kaderisasi yang baik sehingga kandidat yang di calonkan parpol bukanlah hasil gemblengan yang berdasarkan sistem prestasi (merit system). Di sisi lain, pemilihan umum ataupun pemilihan kepala daerah, misalnya, sarat dengan politik uang. Karena itu, siapapun yang terpilih kelak akan disibukkan untuk "mengembalikan bayaran" kepada pihak-pihak yang telah membantunya ke jabatan tersebut. Dana pengembalian itu paling mungkin diambil dari anggaran yang tersedia. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 29. 7 Aspek Penting Membangun Akuntabilitas  1. Transparansi. Transparansi adalah sistem yang harus dilaksanakan dalam organisasi,  2. Sistem dan Prosedur yang ter-update secara periodik setahun sekali dan maksimal 2 tahun sekali.  3. Partisipatif Representatif. Keikutsertaan dari karyawan yang kemudian terwakilkan dalam pembahasan kepentingan bersama pada jenjang yang lebih tinggi, tentu akan relatif membawa aspirasi akar-rumput yang cukup jelas, faktual dan lengkap.  4. Evaluasi dan Review. Pada tahapan ini, evaluasi dan review difokuskan pada metodologi dan validitas pengumpulan masukan; proses pembuatan kebijakan; dan respon penerapan kebijakan dari pengguna akhir (end user) di lapangan. Juga perlu diperhatikan apakah konten dan konteksnya masih relevan, memenuhi rasa keadilan, dan proposional sesuai kemampuan perusahaan ? Pemberian “Service Level Survey Result” untuk semua Dept Head atau pimpinan unit kerja, kiranya akan mampu meningkatkan layanan unit kerja kepada end-user dan memberikan masukan berarti untuk perbaikan dan penerapan program kerja yang lebih akurat. Sumber : http://internalauditindonesia.wordpress.com/2010/02/11/7-aspek-penting-membangun- akuntabilitas/ PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 30.  5. Keluhan dan Respon. Apakah ada wadah untuk menampung keluhan dari semua pemangku kepentingan dan apakah responnya telah dilakukan dengan cepat, tepat dan efektif sesuai harapan pemangku kepentingan ?  6. Monitoring. Pemantauan bisa dilakukan dengan pengetatan sistem dan prosedur; kesungguhan atasan langsung untuk menjalankan program dan kebijakan; komitmen pimpinan tertinggi untuk memastikan garis kebijakan telah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan efektif; pemeriksaan rutin internal audit; pembentukan Dewan Kehormatan; serta pelibatan eksternal audit yang independen bila dirasakan perlu.  7. Kebijakan Futuristik. Apakah program-program dalam kebijakan itu mengacu pada kepentingan jangka panjang untuk kemaslahatan semua pemangku kepentingan, sesuai trend dan tuntutan industri sejenis ? Lanjutan......7 Aspek penting PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 31. Bagaimana Peran Pemimpin Membangun Budaya Akuntabilitas dalam Organisasi? 1. Contoh sikap akuntabilitas. Tidak bisa dipungkiri jika banyak organisasi yang tidak mau mengakui adanya kesalahan atau ketidakberesan dalam organisasi demi menghindari masalah hukum Namun, hal ini justru akan memperburuk keadaan dibandingkan dengan kesalahan sebenarnya, dan memberikan pesan pada karyawan untuk lempar batu sembunyi tangan. Alasan semacam itu dan mencari kambing hitam hanya akan memperburuk keadaan. Ketika seorang pemimpin dapat berdiri didepan karywaannya dan mengatakan, ” saya telah melakukan kesalahan – dan ini yang akan kita lakukan untuk memperbaikinya” adalah contoh positif sikap akuntabilitas dimana nantinya karyawan tidak ragu untuk mengikutinya. Wahyu PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 32. Pemimpin Membangun budaya akuntabilitas (2)  2. Menentukan hasil dan harapan – sebelum ada kejadian! Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari siapa yang disalahkan Jangan menunggu sampai terjadi kesalahan dan kemudian membuang energi mencari siapa yang disalahkan. Tentukan standar yang jelas dan harapan, bahkan sebelum memulai sebuah pekerjaan. Kemudian, pastikan semua karyawan memiliki kesadaran dan memahami apa yang menjadi sasaran organisasi serta apa yang menjadi harapan seluruh karyawan. Setiap karyawan harus memiliki pandangan yang jelas terkait dengan hasil yang ingin dicapai perusahaan.  3. Berkomitmen penerapan SPIP secara konsisten Bekerjasama dengan karyawan untuk mengatasi hambatan dan mendapatkan gambaran kebutuhan apa saja yang mereka butuhkan untuk memenuhi komitmennya.  4. Terbuka dalam mendapatkan feedback dan memecahkan masalah tanpa mencari kesalahan. Pintu organisasi selalu terbuka bagi karyawan yang ingin mengungkapkan ganjalan atau masalah dalam organisasi tanpa ada rasa takut atau tekanan  5. Memperkerjakan karyawan yang memiliki akuntabilitas. Jangan hanya memperkerjakan karyawan berdasarkan ketrampilan teknis dan pengalaman saja, namun pertimbangkan pula kecocokannya dengan budaya kerja organisasi. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 33.  6. Melatih karyawan agar akuntabel. Karyawan memiliki latar belakang yang beragam dimana mereka belum pernah diajarkan tentang akunabilitas. Mereka hanya mempelajari ketrampilan dan sikap seperti critical thinking sebelum mereka bisa berkembang dalam budaya akuntabilitas  7. Konsekwensi dan dukungan Harus ada konsekwensi yang diberikan pada kinerja yang buruk dan dukungan untuk sikap dan hasil yang positif. Tanpa ini, karyawan akan menganggap bahwa akuntabilitas hanyalah NATO (No Action Talk Only)  8. Mempertahankan akuntabilitas Dalam budaya akuntabilitas, pemimpin tidak hanya mempertahankan akuntabilitas karyawan. Saling mengingatkan antar karyawan untuk tetap akuntabel. Setiap karyawan memilki rasa kepemilikan demi tujuan organisasi. Pemimpin harus bisa menjadi contoh, mengajarkan, dan mendorong mental akuntabilitas ini;  9. Membangun profesionalisme Membangun profesionalisme dan meodenisasi administrasi pemerintahan, sehingga tercipta struktur manajemen yang efektif. Pemimpin Membangun Budaya Akuntabilitas (3) PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 34. Hambatan Dalam Membangun Akuntabilitas  Sistem akuntansi yang tidak memadai merupakan salah satu faktor penyebab tidak diperolehnya laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah yang handal dan dapat dipercaya untuk dipergunakan dalam penerapan akuntabilitas keuangan daerah.  Penyajian informasi yang tidak sesuai dengan kenyataan yang ada  Tidak adanya jaminan kepatuhan hukum dalam pertanggungjawaban lembaga-lembaga publik untuk berperilaku jujur dalam bekerja dan menaati ketentuan hukum yang berlaku.  Tidak terjadinya inefisien dan ketidakefektivan dalam proses pengelolaan organisasi.Wahyu PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 35. DISKO IDENTIFIKASI PROBLEM AKUNTABILITAS DI INSTANSI MASING-MASING SEBUTKAN ALTERNATIF SOLUSINYA PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 36. STUDY KASUS Akuntabilitas..1  Satu minggu kemudian ternyata SPD tersebut terselip di salah satu tumpukan file dekat meja penulis. Pertanyaannya adalah “Apakah setelah penulis selesai membuat SPD tersebut sudah menyelesaikan tanggung jawab tugas? Lalu bagaimana dengan tidak ditemukannya dokumen SPD tersebut?”  Dalam pasal 2 undang-undang nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara atau yang sering disebut dengan undang-undang ASN tercantum asas penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN. Salah satunya adalah akuntabilitas.  Akuntabilitas berbeda dengan responsibilitas. Jika responsibilitas adalah kewajiban untuk bertangung jawab maka akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan dengan akuntabel maka sudah pasti di sana terkandung nilai responsibilitas. Namun tidak setiap pekerjaan yang selesai dengan responsibel terkandung nilai akuntabilitas.  siapa saja yang harus mempunyai nilai akuntabilitas? Jawabannya adalah individu dan institusi. Akuntabilitas individu dalam sebuah institusi memegang peranan penting dalam menentukan sejauh mana sebuah institusi bisa menyandang predikat akuntabel. satu pekerjaan saja dalam sebuah institusi yang tidak dilaksanakan secara akuntabel, secara “kasat mata” bisa saja terlihat akuntabel namun secara “hakikat” institusi tersebut bisa dikatakan cacat nilai akuntabilitasnya.  Setiap individu selain wajib bertanggung jawab terhadap tugas-tugasnya ia juga wajib mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang telah diselesaikannya terhadap dirinya sendiri, atasan, institusi maupun masyarakat. Dan tentu saja kepada Tuhan Yang Maha Esa. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 37. Studi kasus lanjutan.....2.  Berbeda dengan individu, kewajiban sebuah institusi dalam mempertanggung jawabkan tugas pokok dan fungsinya adalah terhadap instansi yang lebih tinggi atau instansi lain yang ditentukan oeh undang-undang. Dan tentunya kepada masyarakat  Akuntabilitas bukan hanya persoalan etik yang mengedepankan “baik” atau “buruk”. Akuntabilitas lebih jauh dari itu. Ia bisa dipandang sebagai “etik” tatkala berhadapan dengan masyarakat dan atau dirinya sendiri, bisa pula dipandang sebagai “benar” atau “salah” jika terkait dengan aturan hukum.  Sebagai contoh, seorang pegawai yang sedang mengalami badai dahsyat dalam kehidupan rumah tangganya ia bermuka masam ketika melayani masyarakat terkait keperluannya. Tindakan dia melayani masyarakt tersebut tidaklah cacat secara legal, namun secara etik bisa dikatakan buruk.  Kenapa demikian? Karena ia tidak mampu menuntaskan pertarungan kepentingan (conflict of interest) di dalam batinnya. Sehingga ia mencampur adukan antara persoalan pribadinya dengan tugas pekerjaan. Dalam hal ini yang ditekankan adalah konflik kepentingannya. Lain halnya apabila yang ditekankan adalah persoalan ekspresi muka masam, maka hal itu adalah ranah “etika publik”. Dengan demikian, maka cacat akuntabilitas sangat memungkinkan terjadinya kehilangan etika dalam pelaksanaan tugas. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 38. Studi kasus lanjutan....3.  Terkait dengan aspek legalitas, maka tak perlu kiranya penulis menerangkannya secara panjang lebar, karena diyakini semua orang sudah paham bahwa cacat akuntabilitas dalam hal ini bisa menimbulkan perbuatan melawan hukum (Wederrechtelijk) baik berupa pelanggaran maupun kejahatan.  Mahkamah Agung sendiri pada dasarnya telah menerapkan nilai akuntabilitas. Dalam Cetak Biru Pembaruan Mahkamah Agung RI 2010-2035 (4 tahun lebih awal dari UU ASN) terdapat Nilai- Nilai Utama Badan Peradilan yang salah satunya adalah nilai akuntabilitas. Dalam prakteknya, Mahkamah Agung sering melakukan pengawasan internal di bawah koordinasi Badan Pengawas yang secara berkala melakukan pengawasan ke lingkungan peradilan yang berada di bawahnya.  Selain Badan Pengawas, Mahkamah agung juga mendelegasikan pengawasan tersebut kepada Pengadilan Tingkat Banding untuk melakukan pengawasan ke semua Pengadilan Tingkat Pertama yang berada di wilayah hukumnya. Bahkan di Pengadilan Tingkat Pertama sendiri ada Hakim Pengawas Bidang yang secara rutin memeriksa pekerjaan baik di kepaniteraan maupun kesekretariatan. Pengawasan internal baik yang dilakukan oleh Badan Pengawas, Pengadilan Tingkat Banding maupun Hakim Pengawas Bidang adalah salah satu bentuk kecil dari praktek nilai akuntabilitas. Hal yang paling penting dalam menerapkan nilai akuntabilitas adalah yang tumbuh dari kesadaran masing-masing individu. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 39. KONSEPSI KOMUNIKASI DAN KOORDINASI AKUNTABILITAS DENGAN ATASAN Komunikasi dan merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial. Dalam praktek- praktek pemerintahan, dalam hubungan antara ASN/PNS dengan pimpinan dan antar pimpinan dalam tiap2 level/hirarki dalam organisasi Koordinasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan bernegara. Dalam praktek- praktek pemerintahan, dalam hubungan antara PNS dengan pejabat dan antar pimpinan pada tiap2 level dalam organisasi/lembaga PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 40. Komunikasi dan koordinasi akuntabilitas dengan atasan merupakan key factor bagi Organisasi Berkinerja Tinggi (OBT) -- LAN (2014) -- PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 41. Komunikasi dan Koordinasi (1)  Koordinasi adalah perihal mengatur suatu organisasi atau kegiatan sehingga peraturan dan tindakan yang akan dilaksanakan tidak saling bertentangan atau simpang siur. Koordinasi dibutuhkan agar kegiatan yang dilakukan tidak simpang siur. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI): Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Menurut Colin Cherry, komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi untuk mencapai tujuan bersama; Sebagai transfer informasi atau pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian ( mutual understanding). PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 42.  Komunikasi adalah kunci dari koordinasi yang efektif. Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua pengertian yang saling kait-mengkait, karena koordinasi hanya dapat dicapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif.  pola koordinasi menjadi hal yang vital bagi semua pemimpin di berbagai tingkat untuk mencapai tujuan tim. Jika pola koordinasi baik maka tujuan tim akan mempunyai lebih besar kemungkinan untuk tercapai jika dibandingkan dengan pola koordinasi yang buruk. Komunikasi dan Koordinasi (2) PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 43. KOORDINASI  Koordinasi merupakan tali pengikat dalam organisasi dan manajemen yang menghubungkan peran para actor dalam organisasi dan manajemen untuk mencapai tujuan organisasi dan manajemen. Dengan kata lain, adanya koordinasi dapat menjamin pergerakan aktor organisasi ke arah tujuan bersama. Koordinasi dalam pemerintahan menurut Syafrudin (2003: 268) adalah “suatu proses rangkaian kegiatan menghubungi, bertujuan untuk menyerasikan tiap langkah dan kegiatan dalam organisasi agar tercapai gerak yang cepat untuk mencapai sasaran dan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan”. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 44. Pentingnya Komunikasi dan koordinasi antara Atasan dan Bawahan (Pentingnya Komunikasi antara Atasan dan Bawahan (inafina.com) PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 45. PRAKTEK-PRAKTEK BERKOMUNIKASI YANG BAIK DENGAN ATASAN 1) Mendengarkan Komunikasi yang efektif dimulai dari kemampuan dalam mendengar. Anda harus mendengarkan setiap pembicaraan atasan dengan seksama. Perlihatkan keseriusan dan antusiasme dalam mendengarkan informasi atau instruksi dari atasan Anda. Keseriusan dan antusiasme dari seseorang dalam mendengar, bisa dilihat dari sikapnya pada saat mendengar. Orang yang sibuk mempermainkan sesuatu, atau melirik kesana-kemari, atau pandangannya terlihat kosong, pastilah bukan orang yang serius dalam mendengarkan. 2) Bertanya dan Memberi Tanggapan Seorang bawahan yang baik bukanlah orang yang melakukan semua instruksi dari atasannya tanpa pertimbangan apapun. Oleh sebab itu, apabila Anda belum mengerti apa yang dimaksudkan oleh atasan, haruslah Anda tanya. Demikian juga apabila Anda merasa perlu memberikan ide, untuk memperkuat ataupun merubah instruksi dari atasan Anda, lakukanlah dengan cara yang sopan dengan alasan-alasan yang kuat, supaya Anda tidak dianggap sebagai karyawan yang sulit diatur. Untuk itu, Anda harus mempelajari karakter dari atasan, agar Anda bisa mencari waktu dan sikap yang tepat untuk berkomunikasi dengan dia. 3) Gunakan Kalimat bersifat Positif dan Bahasa yang Efektif Hindari menggunakan kata-kata konfrontatif, intonasi tinggi dan argumentative. Dan hindari menggunakan bahasa atau istilah-istilah yang terlalu tinggi sehingga tidak dimengerti oleh atasan Anda. Komunikasi yang efektif bukan dinilai dari canggihnya kata-kata atau bahasa yang digunakan tetapi dari mudah atau tidaknya bahasa tersebut dipahami oleh lawan bicara Anda. 4) Jaga Profesionalisme Jangan pernah mencampuradukkan masalah pribadi dengan urusan di kantor.Jika sedang ribut dengan pasangan anda, jangan bawa masalah tersebut ketika meeting dengan atasan, hal tersebut akan mengganggu kinerja anda. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 46. 5) Bahasa Tubuh dan raut wajah Jangan membungkuk atau melakukan gerakan- gerakan tubuh yang menimbulkan perasaan tidak nyaman pada lawan bicara Anda terlebih lagi atasan Anda. Dan hindari menampilkan raut wajah negatif yang dapat menimbulkan saat berkomunikasi dengan bos Anda. 6) Kontrol Emosi Jangan terbawa perasaan, meskipun anda mungkin tidak suka dengan tugas yang diberikan, atau mungkin anda tidak suka dengan bos anda. Pada saat berbicara dengan atasan, hindari cara mengutarakan sesuatu seolah-olah kedudukan Anda setingkat dengan dia. Hindari pembicaraan yang terlalu pribadi. Ingatlah bahwa keakraban ada batasnya pada saat Anda berada di lingkungan kerja. Biarkan atasan mengendalikan pembicaraan, Anda haru bisa mengantisipasinya. Sesuaikan selera humor. Hindari cerita yang dapat menghina atasan. 7) Jangan Menggurui Posisikan diri anda sebagai pendengar . Walaupun anda mempunyai saran yang akan diutarakan ke atasan, ucapkan dengan kalimat-kalimat yang tidak menyinggung egonya. 8) Melaporkan Teknik serta etika dalam melapor adalah sesuatu yang bisa dipelajari dengan mudah. Buatlah konsep atau poin-poin yang akan Anda laporkan kepada atasan Anda. Cara ini secara otomatis akan membuat Anda menguasai maksud dan tujuan dari laporan tersebut. Dari konsep tersebut, Anda juga bisa mengantisipasi respon dari atasan Anda. Sumber: http://ronnysiagian.com/2013/07/19/berkomunikasi-dengan-atasan/ http://becks-tipsmotivasi.blogspot.com/2008/07/rahasia-berkomunikasi-yang-baik-dengan.html PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 47. TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI DAN KOORDINASI AKUNTABILITAS DENGAN ATASAN Instrumen komunikasi dan koordinasi Menyampaikan masalah dan mendiskusikan Mind set /culturset Mapping Menyampaikan ide/gagasan yg kritis dan agresif Teknik sumbang saran (brainstorming) Keterbukaan menyampaikan Catatan Kolektif. Pemecahan masalah akuntabilitas secara kreatif Positive Thinking
  • 48.  1. Perencanaan yang matang;  Perencanaan ini dapat meliputi waktu, agenda, dan siapa saja yang akan telribat. Hal ini penting agar koordinasi berjalan dengan efektif dan efisien, dengan mengetahui agenda sebelumnya,  2. Pentingnya menyamakan persepsi;  haruslah memiliki kesamaan persepsi mengenai tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, walaupun memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda, setiap pihak menyadari bahwa semua itu adalah dalam rangka saling melengkapi dan mendukung untuk mencapai tujuan yang sama.  3. Pemahaman materi pembicaraan;  Koordinasi akan berjalan lebih efektif apabila masing-masing anggota tim memahami posisi dan tanggung jawabnya serta dalam kaitannya dengan pihak lain.  4. Sikap terbuka dan saling menghargai;  Dalam suatu koordinasi, ada saatnya satu pihak harus menerima pegaturan dari pihak lain, namun tetap harus dengan sikap menghargai. Gak sedikit orang-orang yang keluar dari organisasi dikarenakan para pemimpin yang gak bisa menghargai anggotanya dengan baik Ada 7 Aspek yang Harus Diperhatikan Dalam Membangun Koordinasi yang Baik dalam Organisasi PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 49. Lanjutan..........  5. Minta feedback;  Feedback diperlukan untuk melihat respon dari semua pihak yang terlibat. Umpan balik juga untuk memastikan bahwa koordinasi yang kamu lakukan dapat dipahami dengan benar dan diterima. Hal ini untuk menjamin pelaksanaannya sesuai dengan yang diharapkan. Dan juga untuk melihat berbagai celah dan kekurangan yang mungkin masih ada, sehingga kamu masih bisa melakukan persiapan yang lebih matang.  6. Penegasan dan motivasi;  Sangat penting sekali bagi kamu untuk mempertegas kembali segala yang telah disepakati ketika dilakukan koordinasi (rapat). Sehingga semua yang menjadi kesepakatan harus dapat diterima dan selanjutnya dilaksanakan dengan baik. Penegasan juga perlu dilakukan terhadap monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan, sehingga setiap orang akan bekerja atau melakukan aktivitasnya dengan lebih terarah para pencapaian tujuan yang diharapkan, harus mampu memotivasi agar setiap pihak yakin dan terdorong untuk melaksanakannya.  7. Membangun Komunikasi informal;  Untuk meningkatkan efektivitas hasil koordinasi yang dilakukan, selain dilakukan monitoring, kamu sebagai pemimpin juga perluu melakukan komunikasi atau pendekatan yang bersifat informal (tidak dalam konteks rapat). Hal ini sangat berguna untuk meningkatkan bonding kamu dengan tim. Membangun komunikasi informal akan membuat kamu dapat meningkatkan kepercayaan dan respect dari anggota tim sehingga mereka nyaman untuk bekerja sebagai tim dengan kamu. Komunikasi informal ini mungkin bisa kamu bangun dengan melakukan hangout bareng atau melakukan aktifitas have fun bareng.  ( Fadhil Akbar, 2016.... https://www.hipwee.com) PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 50. Peran pemimpin dalam komunikasi dan koordinasi akuntabilitas ? Menjadi Teladan Memotivasi Memampu kan Mentoring Mendengar PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 51. Peran pimpinan membangun komunikasi dan koordinasi dengan atasan (1)  Atasan dan bawahan harus Terasah dalam hal berkomunikasi  Proses memberi dan menerima umpan balik itu musti dipelajari dan terus dilatih.  Terkadang pimpinan merasa memberikan umpan balik tapi belum spesifik sehingga bawahan bingung.  Pimpinan dan bawahan harus terasah komunikasinya dan mampu memberikan umpan balik secara spesifik.  Yang juga penting, pimpinan jangan hanya mengatakan, “Performa Anda baik” atau ”Performa Anda buruk”.  Namun, ada baiknya sebagai atasan dapat memberikan komentar yang disertai dengan rincian bukti baik atau buruknya performa bawahannya tersebut secara spesifik dan obyektif. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 52. Peran pimpinan membangun komunikasi (2)  Rasa sungkan untuk menegur orang  Kesenjangan komunikasi yang juga kerap timbul adalah rasa sungkan menegur orang/baawahan.  Ini adalah bagian dari kultur orang Indonesia yang sudah tertanam sejak lama.  Ketika menemukan kesalahan, atasan yang lebih muda biasanya sungkan menegur bawahan yang lebih tua usianya atau yang sudah lebih lama di unit bisnis yang dia pimpin.  Lingkungan kerja atau suasana yang kondusif memang bisa memicu keharmonisan hubungan komunikasi antara atasan dan bawahan.  Namun, ada beberapa aspek yang juga dinilai penting, seperti penghargaan terhadap suatu ide atau masukan yang konstruktif bagi perusahaan, rasa saling percaya satu sama lain, pemahaman yang baik terhadap suatu perubahan dan keinginan saling membantu antar kelompok pekerja atau antar individu dalam organisasi PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 53. Study Kasus Komunikasi dan Koordinasi dengan atasan (1)  Di banyak organisasi perusahaan, komunikasi antara atasan dan bawahan sering “tidak nyambung”, sehingga sebuah komunikasi yang intens menjadi hal penting bagi kelangsungan perusahaan.  Hasi survey Sistem Manajemen Performa (SMP) yang dilakukan Development Dimensions Indonesia (DDI) menyingkap hal ini.  Salah seorang Direktur DDI mengungkapkan, semua fase SMP menuntut setiap orang memiliki kemampuan berkomunikasi, yakni umpan balik.  Komunikasi adalah kuncinya, dan itu adalah keahlian yang harus dikuasai, bukan saja oleh manajer tetapi juga oleh bawahannya juga.  Manajer Indonesia belum bisa menerima perbedaan cara kerja  Dibandingkan manajer di negara lain seperti di eropa, jepang atau amerika, manajer di Indonesia masih belum bisa menerima perbedaan cara kerja.  Namun, kerjasama saling membantu antar unit organisasi perusahaan di Indonesia begitu menonjol dibanding perusahaan di luar negara ini.  Dampak dari “kekakuan” manajer di Indonesia yang kurang bisa menerima perbedaan, menjadikan orang yang punya terobosan menjadi terkekang dan merasa tidak berguna.  Akibatnya, bawahan yang memiliki ide kreatif menjadi tidak bisa melakukan sesuatu yang positif bagi perusahaan. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 54. Study Kasus Komunikasi....(2)  Terciptanya gap komunikasi antara manajer dan bawahannya adalah berawal dari persepsi.  Persepsi ditentukan oleh interpretasi seseorang terhadap informasi yang diperoleh dari lingkungan tempat ia berada atau bekerja.  Manajer yang punya persepsi buruk terhadap bawahannya, otomatis ia menciptakan gap komunikasi antara dirinya dengan bawahan.  Apalagi, bila seorang manajer adalah tipikal orang yang mudah percaya rumor atau “Tukang gosip”.  Akibatnya, kesenjangan makin mudah tersulut dan akan berdampak pada kinerja seluruh bawahannya.  Salah persepsi juga bisa timbul dari cara pandang manajer yang demografis, misalnya mempertimbangkan suku, agama, ras, alumni, atau catatan demografis lainnya.  Manajer harus selalu bersikap positive thinking. Komunikasi yang ideal, akan muncul melalui hubungan kesetaraan, atau hubungan kolegial.  Atasan dan bawahan berada di garis sejajar. Namun kondisi seperti itu menuntut bawahan yang tidak pasif.  Bawahan juga harus kritis dan agresif. Selain itu manajer harus memiliki persepsi yang baik terhadap bawahan serta menciptakan apresiasi bagi mereka. PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 55. DISKO IDENTIFIKASI PROBLEM KOMUNIKASI DAN KORDINASI DI INSTANSI MASING-MASING SEBUTKAN ALTERNATIF SOLUSINYA PEDULIINOVATIFINTEGRITAS PROFESIONAL
  • 56. Pusat Pembinaan Kebijakan Bangkom Asn @P3k_bangkom_asn P3k Bangkom Asn @P3k_bangkom_asn