SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
BAB I

                                    PENDAHULUAN

        Paulo Freire lahir pada 19 september 1921 di Recife, sebuah kota pelabuhan di Brasil

bagian Timur Laut, wilayah kemiskinan dan keterbelakngan. Ayahnya Joaquim Temistocle

Freire adalah seorang anggota polisi militerdi Pernambuco yang berasa dari Rio do Norte, dia

penganut aliran kebatinan, tanpa menjadi anggota dari agama resmi, baik budi cakap dan

mampu untuk mencintai. Ibunya Edeltrus Neves Freire berasal dari Pernambuco, beliau

beragama katolik, lembut baik budi, dan adil. Merekalah dengan contoh dan cinta

mengajarkan kepada Paulo Freire untuk menghargai dialog dan menghargai pendapat orang

lain.


        Pada tahun 1929 krisis ekonomi mulai melanda brasil, keluarga Freire adalah

termasuk keluarga kelas menengah dan mengalami kejatuhan financial yang hebat, sehingga

Freire terpaksa belajar mengerti apa artinya menjadi lapar bagi seorang anak sekolah.

Professor Richard Shaull dalam kata pengantar bahasa inggris pada buku Pendidikan Kaum

Tertindas mengungkapkan bahwa pengalaman mendalam akan kelaparan sewaktu masih

bocah menyebabkan Freire pada umru sebelas tahun bertekad untuk mengabdikan

kehidupannya pada perjuangan melawan kelaparan agar anak-anak lain jangan sampai

mengalami kesengsaraan yang tengah di alaminya itu. Setelah situasi keluarganya agak

membaik, Paulo Freire mampu menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan dan masuk

Universitas Recife dengan mengambil Fakultas Hukum. dia juga belajar filsafat dan sosiologi

bahasa dan menjadi guru penggal waktu bahasa Portugis di sekolah lanjutan.


        Pada Tahun 1944, Freire menikah dengan Elza Maia Costa Oliviera, seorang guru

sekolah dasar yang berasal dari Recife dan memiliki tiga orang putri dan dua orang putra.

Pada masa itu perhatiannya mengenai teori-teori pendidikan mulai tumbuh, dia lebih banyak


                                                                                          1
membaca dan mempelajari tentang pendidikan dari pada tentang guru. Pada masa itu, dia

bekerja sebagai pejabat dalam bidang kesejahteraan, bahkan menjadi direktur bagian

pendidikan dan kebudayaan SESI (Pelayanan Sosial) di Negara bagian Pernambuco.


        Pada tahun 1961 Presiden Brasil Janio Quadros di gantikan oleh Joao Goulart, pada

masa pemerintahan Goulart, Freire di tugaskan menjadi direktur Pelayanan Extension

Kultural Universitas Recife yang menerapkan program kenal aksara di kalangan petani di

daerah timur laut. Metode yang di pakai di kenal sebagai metode Paulo Freire, meskipun dia

sendiri tidak pernah mau menamakan demikian. Disaat itu Paulo Freire beserta timnya

berhasil menarik kaum tuna aksara untuk belajar membaca dan menulis dalam waktu cukup

singkat, yaitu tidak lebih dari 45 hari.


        Pada tahun 1964 Puolo Freire di penjarakan dengan tuduhan menjalankan kegiatan

Subversif1, dan di bebaskan setelah mendekam dalam penjara selama tujuh puluh hari,

kemudian Freire hijrah ke Cili dan bekerja selama 5 Tahun di sana. Program-programnya

disetujui oleh di restui oleh pemerintah Cili pada waktu itu dan menarik perhatian

internasional khususnya UNESCO, tidak hanya berhenti di situ Freire juga diminta menjadi

penasehat dalam menata kembali pendidikan pertanian pada lembaga Penelitian dan Latihan

Agraria (ICIRA) yang bekerja sama dengan FAO. Menjelang tahun 1970 Freire mendapat

undangan dari Amerika Serikat untuk menjadi Tenaga Ahli Pusat Studi Pendidikan dan

Pembangunan, Universitas Harvard. Freire kemudian bekerja sebagai penasihat khusus

Kantor Pendidikan Dewan Gereja se-Dunia di Jenewa, dia juga menjabat Ketua Komite

Eksklusif Institut d’Action Culturelle (IDAC) yang berpusat di jenewa, lembaga itu

mengadakan sejumlah penelitian dan eksperimen atas dasar pemikiran-pemikiran Paulo



1   Subversif yaitu gerakan dalam usaha atau rencana menjatuhkan
kekuasaan yang sah dengan menggunakan cara di luar undang-undang
                                                                                        2
Freire, sampai pada pertengahan tahun 1979 Paulo freire tetap tidak di perbolehkan

menginjakkan kaki di tanah airnya.. dia di izinkan kembalin ke Brasil sewaktu Joao Batista

Figuelredo memerintah sebagai Presiden Brasil dan tahun berikutnya Freire bergabung

dengan partai buruh di Sao Paulo, dia di angakat menjadi guru besar di Universitas Negeri

Campinas dan Universitas Katolik Sao Paulo pada tahun 1986, istrinya Elza meninggal dunia

dan kemudian Freire menikahi Maria Araujo mantan mahasiswinya. Dua tahun setelah itu

Partai Buruh keluar sebagai pemenang pemilu di Brasil dan dia di angkat menjadi pimpinan

Sekertariat Pendidikan untuk kota Sao Paulo yang di jabatnya selama kurang lebih 2 tahun.

Pada tahun 1991 berdiri Institut Paulo Freire di Sao Paulo dengan 21 kelompok inti

cendekiawan yang tersebar di 18 Negara. Institut yang menyimpan arsip-arsip Freire tersebut

didirikan atas anjuran Paulo Freire. Pada tahun 1997, Paulo Freire meninggal dunia di rumah

sakit Albert Einstein pada usia 75 Tahun karena serangan jantung. Beberapa karya beliau

yang terkenal sampai saat ini adalah Pedagogy of the Oppressed (1970), Pedagogy of City

(1993), Pedagogy of Hope (1995), Pedagogy of Heart (1995), Pedagogy of Freedom (1998),

Pedagogy of Indignation (yang di terjemahkan kedalam bahasa inggris 2004). Beberapa buku

Paulo Freire yang telah di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, seperti Politik Pendidikan

(1999), Pendidikan Sebagai Proses (1998), buku beliau yang paling terkenal adalah

Pedagogy of Oppressed yang di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul

Pendidikan Kaum Tertindas.


       Dalam makalah ini penyusun        dengan segalah keterbatasannya berupaya untuk

menjelaskan seperti apa pendidikan dalam perspektif seorang Paulo Freire dan berupaya

mendeskripsikan dengan jelas pandangan-pandangan, buah pemikiran, serta teori-teori beliau

yang sangat berpenggaruh dalam dunia pendidikan. tujuan utama dari penyusunan makalah

ini tidak lebih hanya untuk berusaha menambah wawasan para pembaca dalam mengenal

tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama dalam mengetahui sosok

                                                                                          3
seorang Paulo Freire itu sendiri, penyusun berharap dengan adanya makalah ini tentunya

dapat membantu dengan mudah para pembaca dalam mempelajari tokoh-tokoh pendidikan

terutama dalam mempelajari sosok seorang Paulo Freire. Pada bagian pendahuluan telah di

jelaskan secara singkat perjalan hidup seorang Paulo Freira, di bab-bab berikutnya akan lebih

menjelaskan tetang pandangan-pandangan, buah pemikiran, serta teori-teori beliau dalam

dunia pendidikan.




                                                                                           4
BAB II

1. Penididikan dalam perspektif Paulo Freire

          Pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan lahir dari pergumalannya selama

   bekerja bertahun-tahun di tengah-tengah masyarakat miskin dan tidak ber pendidikan,

   masayarakat feodal (hirarkis) adalah struktrur masyarakat yang umum berpengaruh di

   Amerika Latin saat itu. Dalam sistem masyarakat feodal yang hirarkis terjadi

   perbedaan kelas antara masyarakat golongan atas dengan masayarakat golongan

   bawah. Golongan atas menjadi penindas masyarakat bawah dengan melalui kekuasaan

   politik dan akumulasi kekayaan. Yang miskin menjadi semakin miskin akibat

   penindasan golongan atas, dan yang kaya semakin kaya dengan segalah bentuk

   penindasannya, dalam kehidupan masyarakat yang kontras itu lahirlah kebudayaan

   yang Paulo freire sebut dengan “kebudayaan bisu”. Dalam kebudayaan bisu yang

   demikian itu kaum tertindas hanya menerima begitu saja segalah perlakuan dari kaum

   penindas bahkan adanya ketakutan dari kaum penindas akan adanya kesadaran akan

   ketertindasan mereka, dan ini adalah suatu bentuk dehumanisasi. Dari keadaan

   tersebut itulah yang membuat gelisah seorang Paulo Freire, dia merasa terpanggil

   untuk mebebaskan masyarakatnya yang tertindas dan yang telah di bisukan.


          Jadi   dengan melihat konteks di atas hakikat pendidikan dari perspektif

   seorang Paulo Freire adalah pendidikan yang bertujuan untuk “membebaskan” dan

   “memanusiakan”. Membebaskan dari ketertindasan dan memanusiakan manusia yang

   kemanusiaannya telah di rampas oleh si penindas (dehumanisasi). Secara kompleks

   menurut Freire, tujuan utama dari pendidikan adalah membuaka mata peserta didik

   guna menyadari realitas ketertindasannya untuk kemudian bertindak untuk melakukan

                                                                                    5
transformasi sosial. Kegiatan untuk menyadarkan peserta didik tentang realita

        ketertindasannya ini di sebut sebagai konsientasi2. Konsientasi bertujuan untuk

        “membongkar” apa yang di sebut oleh Freire sebagai “kebudayaan Bisu3” seperti

        yang telah di jelaskan di atas. Danial Schipani menjelaskan bahwa Konsientasi dalam

        pemahaman Freire adalah :


                      . . . Denotes an integrated procces of liberative learnign and teaching

               as well as personal and societal transformation. Conscientization thus name

               the process of emerging critical consciousness whereby people become a ware

               of historical forces that shape their lives as well as their potential for freedom

               and creativity; the term also connotes teh actual movement toward liberation

               and human emergence in persons, communities, and societes.4


               Paulo freire dikenal sebagai salah satu tokoh aliran rekonstruksionisme5.

        George R. Knight mendaftarkan beberapa prinsip utama dari Rekonstruksionisme,

        yang intinya adalah:Pertama, peradaban dunia sedang berada dalam krisis di mana

        solusi efektifnya adalah penciptaan suatu tatanan sosial yang menyeluruh. Kedua,



2
    Konsientasi adalah pemahaman mengenai keadaan nyata yang sedang
dialami peserta didik.
3
    Kebudayaan Bisu adalah suatu kondisi di mana masyarakat di buat
tunduk dan taat sedemikian rupa oleh penguasa sehingga masyarakat
tidak bisa atau berani mempertanyakan keberadaannya, dan pada
akhirnya cenderung menerima keadadaan itu secara fatalistik.
4
    Pasmino, Foundational Issues
5
    Rekonstuksionisme adalah aliran yang berusaha merombak tata
susunan lama dalam pendidikan dan membangun tata susunan hidup
kebudayaan yang bercorak moderen.
                                                                                               6
pendidikan adalah salah satu agen utama untuk melakukan rekonstruksi terhadap

   tatanan sosial. Oleh karenanya, seorang pendidik rekostruksionis harus secara aktif

   mendidik demi perubahan sosial. Ketiga, metode pengajaran harus berdasarkan

   prinsip-prinsip demokratis yang bertujuan untuk mengenali dan menjawab tantangan

   sosial yang ada. Dari ke tiga prinsip ini dapat di ketahui bahwa di dalam

   Rekonstruksionisme peranan pendidikan sekolah bukanlah sebagai transmitor

   (penyampai) kebudayaan yang bersifat pasif-sebagaimana yang diyakini aliran-aliran

   yang lebih tradisional, tetapi sebagai agen yang men jadi pionir yang aktif dalam

   melakukan tranformasi reformasi sosial. Hal ini terlihat jelas dalam pemikiran Freire.




2. Pendidikan gaya bank sebagai sumber kritik Paulo freire


          Tujuan utama dari seorang Paulo Freire adalah hanya ingin mengembalikan

   hakikat pendidikan yang pada saat itu telah di distorsi oleh sistem yang ada, sistem

   yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial yang begitu memprihatinkan,

   sistem yang mengarah pada penindasan kepada masyarakat golongan bawah oleh para

   golongan-golongan feodal yang cenderung paternalistik, Paulo Freire belajar dari

   pengalaman hidupnya yang boleh dikatakan pahit dan menjadikannya sebagai

   motivasi    besar   dalam    perjuangannya     dalam    melawan      penindasan    dan

   keterbelakangan, kesenjangan sosial yang semakin merajalela membuat Freire

   tenggelam dalam kegelisahan yang begitu dalam dan memaksanya untuk melakukan

   tindakan,    tindakan kritis seorang Freire tentunya membawa Freire pada suatu

   kesulitan yang besar karena upaya yang di lakukannya adalah melawan sistem yang

   berlaku di saat itu, sehingga Freire pun di penjarakan karena di tuduh melakukan

   tindakan yang subversif.


                                                                                            7
Kritik tajam yang di lakukan oleh Freire adalah kritik terhadap konsep

pendidikan yang mapan pada saat itu, menurutnya pendidikan tradisional di Brasil

pada saat itu di nilainya akan mengalami kegagalan dalam mendewasakan dan

memanusiakan manusia karena sifatnya yang cenderung menggurui dan hanya

mengarahkan kepada hafalan tanpa membimbing peserta didik untuk memahami

makna tentang apa yang di pelajarinya. Konsep pendidikan ini yang Paulo Freire

sebut dengan konsep “ Pendidikan Gaya Bank”.


       Menurut Pulo Freire dalam konsep pendidikan gaya bank, pendidikan

bercerita, dengan guru sebagai pencerita, guru mengarahkan murud-murud untuk

menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang di ceritakan. Lebih buruk lagi, murid

di ubah menjadi “bejana-bejana”, wadah-wadah kosong untuk di isi oleh guru,

semakin penuh dia mengisi wadah-wadah itu, semakin baik pula seorang guru.

Semakin patuh wadah-wadah itu untuk di isi semakin baik pula mereka sebagai

murid. Menurut Freire, pendidikan menjadi sebuah kegiatan menabung, di mana para

murud adalah celengan dan guru adalah penabungnya atau dengan kata lain anak

didik adalah objek investasi dan sumber depositi potensial. Mereka tidak berbeda

dengan komoditi ekonomis lainnya yang lazim di kenal. Devositor atau investornya

adalah para guru yang mewakili lembaga-lembaga kemasyarakatan mapan dan

berkuasa, sementara depositonya adalah berupa ilmu pengetahuan yang di ajarkan

kepada anak didik. Anak didik pun lantas di perlakukan sebagai “bejana kosong”

yang akan di isi, sebagai sarana tabungan atau penanaman modal “ilmu pengetahuan”

yang akan di petik hasilnya kelak. Jadi , guru adalah subjek aktif, sedangkan anak

didik adalah objek pasif yang penurut, dan di perlakukan tidak berbeda atau menjadi

bagian dari realitas dunia yang di ajarkan kepada mereka, sebagai objek ilmu

pengetahuan teoritis yang tidak berkesudahan.

                                                                                   8
Menurut Paulo Freire, dalam konsep pendidikan gaya bank, pengetahuan

       adalah merupakan sebuah anugerah yang di hibahkan oleh mereka yang menganggap

       diri berpengetahuan kepeda mereka yang di anggap tidak memiliki pengetahuan apa-

       apa. Menganggap bodoh secara mutlak pada orang lain, sebuah ciri dari ideologi

       penindasan, berarti mengingkari pendidikan dan pengetahuan sebagai proses

       pencarian. Tidaklah mengherankan jika konsep pendidikan gaya bank memandang

       manusia sebagai makhluk yang dapat di samakan dengan sebuah benda dan gampang

       di atur6.


               Secara sederhana Freire menyusun daftar antagonisme pendidikan “gaya

       bank” itu sebagai berikut ;


               1. Guru mengajar, murid belajar

               2. Guru tahu segalanya, murid tak tahu apa-apa

               3. Guru berfikir, murid di fikirkan

               4. Guru berbicara, murid mendengarkan

               5. Guru mengatur, murud di atur

               6. Guru memilih dan melaksanakan pilihannya, murid menuruti

               7. Guru bertindak, murid membayangkan bagaimana bertindak sesuai dengan

                   tindakan gurunya

               8. Guru memilih apa yang akan di ajrakan, murid menyesuaikan diri

               9. Guru mengacaukan wewenang ilmu pengetahuan dengan wewenang

                   profesionalismenya, dan mempertentangkannya dengan kebebasan murid-

                   murid

               10. Guru adalah subjek proses belajar, murud objeknya.



6   Freire, Paulo, Pendidikan kaum tertindas (2011), hlm.54
                                                                                     9
Oleh karena guru yang menjadi pusat segalanya, maka merupakan hal yang

   lumrah saja jika murid-murid kemudian mengidentifikasikan seperti gurunya sebagai

   prototip manusia ideal yang harus di tiru dan harus di teladani dalam semua hal.

   Implikasinya lebih jauh adalah bahwa pada saatnya nanti murid-murid akan benar-

   benar menjadikan diri mereka sebagai duplikasi guru mereka dulu, dan pada saat

   itulah akan lahir lagi generasi baru manusia-manusia penindas. Jika di antara mereka

   ada yang menjadi guru atau pendidik, daur penindasan akan segera di mulai dalam

   dunia pendidikan, dan demikian terjadi seterusnya. Bagi freire, sistem pendidikan

   justru harus menjadi kekuatan penyadar dan pembebas umat manusia.




3. Paulo Freire dan Pendidikan Hadap Masalah sebagai solusi terhadap konsep

   Pendidikan Gaya Bank


          Paulo Freire tentunya memiliki dasar yang sangat kuat dari kritikan kerasnya

   terhadap konsep pendidikan gaya bank, kritik tanpa di sertai dengan dasar sama saja

   omong kosong. Paulo Freire tentunya selalu menawarkan jalan keluar terhadap

   masalah yang di anggapnya mapan, begitupun dengan kritik Freire terhadap konsep

   pendidikan gaya bank, pergumulan Freire terhadap masalah tersebut membuat

   konsistensinya terhadap masalah tersebut menjadi semakin kuat, dalam konteks

   kritikan Freire terhadap konsep pendidikan gaya bank, Paulo Freire menawarkan

   solusi yang menjadi antitesa terhadap konsep pendidikan gaya bank, Freire

   menemakannya sebagai konsep “Pendidikan Hadap Masalah”.


          Menurut Paulo Freire, Pendidikan Hadap Masalah (Problem Posing) yang

   menjawab hakikat kesadaran, yakni Intensionalitas, akan menolak pernyataan-

   pernyataan serta mewujudkan komunikasi. Konsep ini mewakili sifat khas dari

                                                                                    10
kesadaran: yakni sadar akan, tidak saja terhadap objek-objek tetapi juga berbalik

        kepada dirinya sendiri, sehingga terbelah dalam pengertian Jaspers, yakni, kesadaran

        sebagai kesadaran atas kesadaran7.


               Pendidikan Hadap Masalah adalah pendidikan alternatif yang di tawarkan oleh

        Freire lahir dari konsepsinya tentang manusia. Manusia sendirilah yang di jadikan

        titik tolak dalam pendidikan hadap masalah. Manusia tidak mengada secara terpisah

        dari dunia dan realitasnya, tetapi ia berada dalam dunia dan bersama-sama dengan

        realitas dunia. Realitas itulah yang harus di perhadapkan kepada nara didik supaya

        ada kesadaran akan realitas itu. Konteks pedagogis yang demikian di dasarkan pada

        pemahaman bahwa manusia mempunyai potensi untuk berkreasi dalam realitas dan

        untuk membebaskan diri dari penindasan budaya, ekonomi, dan politik.


               Kesadaran tumbuh dari pergumulan atas realitas yang di hadapi dan di

        harapkan akan menghasilkan suatu tingkah laku kritis dalam diri anak didik. Freire

        membagi 4 tingkatan kesadaran manusia yaitu :


               1. Kesadaran Intransitif, di mana seorang hanya terikat pada kebutuhan

                   jasmani tidak sadar akan sejarah dan tenggelam dalam masa kini yang

                   menindas

               2. Kesadaran Semi Intransitif, atau kesadaran magis, kesadaran ini terjadi

                   pada masyarakat berbudaya bisu, di mana masyarakatnya tertutup. Ciri

                   kesadaran ini adalah fatalistik. Hidup berarti hidup di bawah kekuasaan

                   orang lain atau hidup dalam ketergantungan.

               3. Kesadaran Naif, pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk

                   mempertanyakan dan mengenali realitas, tetapi masih di tandai dengan


7
    Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas (2011), hlm. 63.
                                                                                         11
sikap yang primitif dan naif, seperti: mengidentifikasikan diri dengan elite,

                   kembali ke masa lampau, mau menerima penjelasan yang sudah jadi, sikap

                   emosi kuat, banyak berpolemik dan berdebat tetapi bukan dialog.

               4. Kesadaran Kritis Transitif, kesadaran kritis transitif di tandai dengan

                   kedalaman menafsirkan masalah-masalah, percaya diri dalam berdiskusi,

                   mampu menerima dan menolak. Pembicaraan bersifat dialog. Pada tingkat

                   ini orang mampu merefleksi dan melihat hubungan sebab akibat.


               Bagi Freire pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang

        menumbuhkan kesadaran kritis transitif. Memang ia tidak bermaksud bahwa seorang

        mampu mencapai tingkatan kesadaran tertinggi itu, tetapi belajar adalah proses

        bergerak dari kesadaran nara didik pada masa kini ke tingkatan kesadaran yang di

        atasnya.


               Dalam konteks belajar yang demikian kontradiksi guru murid (perbedaan guru

        yang menjadi sumber segalah pengetahuan dengan murid sebagai orang yang tidak

        tahu apa-apa) tidak ada. Menurut Freire, metode pendidikan hadap masalah tidak

        membuat di kotomi kegiatan guru –murid ini; dia tidak “menyerap” pada suatu saat

        serta “menceritakan” pada saat yang lain. Guru selalu “menyerap”, baik ketika dia

        mempersiapkan bahan pelajaran maupun ketika dia berdialog dengan para murid. Dia

        tidak akan menganggap obyek-obyek yang dapat di pahami sebagai milik pribadi,

        tetapi sebagai obyek refleksi para murid serta dirinya. Dengan cara ini, pendidik

        hadap masalah secara terus menerus memperbaharui refleksinya di dalam refleksi

        para murid, murid yang bukan lagi pendengar yang penurut telah menjadi rekan

        pengkaji yang kritis melalui dialog dengan guru8. Guru menyajikan pelajaran kepada



8
    Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas (2011), hlm. 65.
                                                                                             12
murid sebagai bahan pemikiran mereka, dan menguji kembali pemikirannya yang

        terdahulu ketika murid mengemukakan hasil pemikira sendiri. Peran seorang pendidik

        hadap masalah adalah menciptakan, bersama dengan murid suatu suasana di mana

        pengetahuan pada tahap mantera (Doxa) di ganti dengan pengetahuan sejati (Logos).9


     4. Kontradiksi Antara “Pendidikan Gaya Bank” dengan “Pendidikan Hadap

        Masalah”


               Dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan Hadap Masalah merupakan

        antitesa dari Pendidikan gaya Bank, terjadi kontradiksi antara ke duanya, menurut

        Freire, kedua konsep dan praktek pendidikan dalam analisis ini terlihat saling

        bertentangan. Paulo freire menjabarkan kontradiksi dari ke dua konsep pendidikan

        tersebut adalah sebagai berikut :


               1. Konsep Pendidikan gaya Bank (untuk alasan yang telah jelas) berusaha

                   dengan cara memitoskan realitas menyembunyikan fakta-fakta teretntu

                   yang menjelaskan cara manusia meng ada di dunia; sementara Pendidikan

                   Hadap Masalah memilih sendiri sendiri tugas untuk menghapuskan mitos

                   tersebut.

               2. Pendidikan Gaya bank menolak dialog; sementara Pendidikan hadap

                   Masalah menganggap dialog sebagai prasyarat bagi laku pemahaman

                   untuk menguak realitas.

               3. Pendidikan Gaya Bank memperlakukan murid sebagai objek yang harus di

                   tolong; sementara Pendidikan Hadap Masalah menjadikan mereka pemikir

                   yang kritis.




9
    Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas (2011), hlm. 66.
                                                                                        13
4. Pendidikan Gaya Bank menghalang-halangi kreativitas dan menjinakkan

   (sekalipun tidak dapat membunuh sama sekali) Intensionalitas kesadaran

   dengan cara mengisolasi kesadaran itu dari dunia, yang dengan demikian

   menolak fitrah ontologis dan kesejarahan manusia untuk menjadi manusia

   seutuhnya; sementara Pendidikan Hadap Masalah mendasari dirinya atas

   kreativitas serta mendorong refleksi dan tindakan yang benar atas realitas

   realitas, dan dengan cara itu menyambut fitrah manusia yang akan menjadi

   makhluk sejati hanya jika terlibat dalam pencarian dan perubahan kreatif.

5. Singkatnya, Teori dan praktik Pendidikan Gaya Bank, sebagai kekuatan

   yang membelenggu dan menekan, tidak mampu menampilkan manusia

   sebagai makhluk menyejarah; teori dan praktek Pendidikan Hadap

   Masalah menjadikan kesejarahan manusia sebagai pangkal otak.




                                                                           14
BAB III


                                    KESIMPULAN


       Paulo freire dengan keteguhan hatinya berusaha untuk mengembalikan fungsi

pendidikan yang fitrahnya telah di renggut oleh keadaan yang menindas , dia mencoba untuk

mengutuhkan hakikat pendidikan sesuai dengan fitrahnya, hakikat penididikan menurut

seorang Paulo Freire adalah pendidikan itu membebaskan dan memanusiakan.


       Menurut Paulo Freire, pembebasan adalah kelahiran, dan kelahiran itu menyakitkan.

Manusia yang lahir adalah manusia yang baru, yang hanya bisa muncul bila kontradiksi

penindas-tertindas di taklukkan oleh pemanusiaan seluruh manusia. Atau, dengan kata lain,

penyelesaian kontradiksi inilah yang di lahirkan ketika lahir manusia baru; yang ada bukan

lagi penindas dan yang yang di tindas, melainkan manusia yang sedang berproses mencapai

kebebasan.




                                                                                       15
DAFTAR PUSTAKA


Freire, Paulo, 2008. Pendidikan Kaum tertindas, Jakarta: LP3S.


Freire, Paulo, 2007. Politik Pendidikan (kebudayaan, kekuasaan, dan pembebasan),

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


Freire, Paulo, Ivan Illich, Erich Fromm, dkk, 2009. Menggugat Pendidikan (fundamentalis,

konservatif, liberal, anarkis),Yogyakarta: Pustaka Pelajar.


                                              **


Manggeng, Marthen, 2005. Pendidikan yang membebaskan menurut Paulo Freire dan

Relevansinya dalam konteks Indonesia : INTIM-Jurnal Teologi Kontekstual.


Pramudya, Wahyu, 2001. Mengenal Filsafat Pendidikan Paulo Freire: Antara Banking

Concept of Education , Problem Posing Method, dan Pendidikan Kristen di Indonesia:

Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan.




                                                                                           16
17

More Related Content

What's hot

Makalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaMakalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaYeti Rohayati
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraEmirita Reta
 
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEMAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEPakde Hariyanto Hariyanto
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeJuwita Yulianto
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamRendra Fahrurrozie
 
Fp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokFp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokPia Rohdina
 
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Irvan Berutu
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatRika Mouri
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatIrma Puji Lestari
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatMuhammad Yuswani
 
Filsafat Pendidikan Progresivisme
Filsafat Pendidikan ProgresivismeFilsafat Pendidikan Progresivisme
Filsafat Pendidikan ProgresivismeSTKIP PGRI Pacitan
 
Pancasila dasar pengembangan ilmu
Pancasila dasar pengembangan ilmuPancasila dasar pengembangan ilmu
Pancasila dasar pengembangan ilmufarahazizh
 
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam Syarifatul Marwiyah
 

What's hot (20)

Makalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesiaMakalah sejarah pendidikan di indonesia
Makalah sejarah pendidikan di indonesia
 
Landasan Filosofis Pendidikan
Landasan Filosofis PendidikanLandasan Filosofis Pendidikan
Landasan Filosofis Pendidikan
 
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan SingapuraPerbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura
 
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISMEMAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
MAKALAH TEORI BELAJAR HUMANISME DAN KONSTRUKTIVISME
 
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaanHubungan antara ilmu dengan kebudayaan
Hubungan antara ilmu dengan kebudayaan
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah Multikuturalisme
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
 
Fp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompokFp filsafat pancasila kelompok
Fp filsafat pancasila kelompok
 
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
Makalah pendidikan pancasila (kajian nilai nilai pancasila)
 
Karakteristik mata pelajaran PPKn
Karakteristik mata pelajaran PPKnKarakteristik mata pelajaran PPKn
Karakteristik mata pelajaran PPKn
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafatHakekat manusia dalam pandangan filsafat
Hakekat manusia dalam pandangan filsafat
 
Pengertian pendidikan
Pengertian pendidikanPengertian pendidikan
Pengertian pendidikan
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Tahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlbergTahap perkembangan moral kohlberg
Tahap perkembangan moral kohlberg
 
Pancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafatPancasila sebagai sistem filsafat
Pancasila sebagai sistem filsafat
 
Filsafat Pendidikan Progresivisme
Filsafat Pendidikan ProgresivismeFilsafat Pendidikan Progresivisme
Filsafat Pendidikan Progresivisme
 
Pancasila dasar pengembangan ilmu
Pancasila dasar pengembangan ilmuPancasila dasar pengembangan ilmu
Pancasila dasar pengembangan ilmu
 
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
KD 8 - Kelebihan dan Kelemahan Sistem Pendidikan Islam
 

Similar to Paulo freire dan pemikirannya

paulo freire, i oleh saifullah arif
paulo freire, i oleh saifullah arifpaulo freire, i oleh saifullah arif
paulo freire, i oleh saifullah arifEnchink Qw
 
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasKonsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasBun Faris
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
PARAGRAF.pptx
PARAGRAF.pptxPARAGRAF.pptx
PARAGRAF.pptxNabawiKun
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaWarnet Raha
 
Pendidikan pembebasan Paulo Freire.pptx
Pendidikan pembebasan Paulo Freire.pptxPendidikan pembebasan Paulo Freire.pptx
Pendidikan pembebasan Paulo Freire.pptxsaiful851
 
Landasan sejarah
Landasan sejarahLandasan sejarah
Landasan sejarahnefi_23
 
kelompok 4.pptx
kelompok 4.pptxkelompok 4.pptx
kelompok 4.pptxMardhyana
 
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdfFilsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdfLezaAgriansa
 
MPU3132 1. Pengenalan Falsafah.pptx
MPU3132 1. Pengenalan Falsafah.pptxMPU3132 1. Pengenalan Falsafah.pptx
MPU3132 1. Pengenalan Falsafah.pptxMohamedAziziOmarIPGK
 
SINTIA MERICA
SINTIA MERICASINTIA MERICA
SINTIA MERICASafitri
 
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Ali Murfi
 

Similar to Paulo freire dan pemikirannya (20)

paulo freire, i oleh saifullah arif
paulo freire, i oleh saifullah arifpaulo freire, i oleh saifullah arif
paulo freire, i oleh saifullah arif
 
Kel 6
Kel 6Kel 6
Kel 6
 
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attasKonsep pendidikan syed nuqaib al attas
Konsep pendidikan syed nuqaib al attas
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 
PARAGRAF.pptx
PARAGRAF.pptxPARAGRAF.pptx
PARAGRAF.pptx
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesiaMakalah kondisi pendidikan di indonesia
Makalah kondisi pendidikan di indonesia
 
Kel 9
Kel 9Kel 9
Kel 9
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Pendidikan pembebasan Paulo Freire.pptx
Pendidikan pembebasan Paulo Freire.pptxPendidikan pembebasan Paulo Freire.pptx
Pendidikan pembebasan Paulo Freire.pptx
 
Landasan sejarah
Landasan sejarahLandasan sejarah
Landasan sejarah
 
kelompok 4.pptx
kelompok 4.pptxkelompok 4.pptx
kelompok 4.pptx
 
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdfFilsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
Filsafat dan Teori manajemen pendidikan. 2.pdf
 
FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKANFILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
 
FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN FILSAFAT PENDIDIKAN
FILSAFAT PENDIDIKAN
 
FALSAFAH 01.pptx
FALSAFAH 01.pptxFALSAFAH 01.pptx
FALSAFAH 01.pptx
 
MPU3132 1. Pengenalan Falsafah.pptx
MPU3132 1. Pengenalan Falsafah.pptxMPU3132 1. Pengenalan Falsafah.pptx
MPU3132 1. Pengenalan Falsafah.pptx
 
SINTIA MERICA
SINTIA MERICASINTIA MERICA
SINTIA MERICA
 
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
Revisi Makalah SPI (Lembaga Pendidikan Islam Al-Ribath)
 
PPT FILPEN.pptx
PPT FILPEN.pptxPPT FILPEN.pptx
PPT FILPEN.pptx
 

Recently uploaded

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 

Recently uploaded (20)

Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 

Paulo freire dan pemikirannya

  • 1. BAB I PENDAHULUAN Paulo Freire lahir pada 19 september 1921 di Recife, sebuah kota pelabuhan di Brasil bagian Timur Laut, wilayah kemiskinan dan keterbelakngan. Ayahnya Joaquim Temistocle Freire adalah seorang anggota polisi militerdi Pernambuco yang berasa dari Rio do Norte, dia penganut aliran kebatinan, tanpa menjadi anggota dari agama resmi, baik budi cakap dan mampu untuk mencintai. Ibunya Edeltrus Neves Freire berasal dari Pernambuco, beliau beragama katolik, lembut baik budi, dan adil. Merekalah dengan contoh dan cinta mengajarkan kepada Paulo Freire untuk menghargai dialog dan menghargai pendapat orang lain. Pada tahun 1929 krisis ekonomi mulai melanda brasil, keluarga Freire adalah termasuk keluarga kelas menengah dan mengalami kejatuhan financial yang hebat, sehingga Freire terpaksa belajar mengerti apa artinya menjadi lapar bagi seorang anak sekolah. Professor Richard Shaull dalam kata pengantar bahasa inggris pada buku Pendidikan Kaum Tertindas mengungkapkan bahwa pengalaman mendalam akan kelaparan sewaktu masih bocah menyebabkan Freire pada umru sebelas tahun bertekad untuk mengabdikan kehidupannya pada perjuangan melawan kelaparan agar anak-anak lain jangan sampai mengalami kesengsaraan yang tengah di alaminya itu. Setelah situasi keluarganya agak membaik, Paulo Freire mampu menyelesaikan pendidikan sekolah lanjutan dan masuk Universitas Recife dengan mengambil Fakultas Hukum. dia juga belajar filsafat dan sosiologi bahasa dan menjadi guru penggal waktu bahasa Portugis di sekolah lanjutan. Pada Tahun 1944, Freire menikah dengan Elza Maia Costa Oliviera, seorang guru sekolah dasar yang berasal dari Recife dan memiliki tiga orang putri dan dua orang putra. Pada masa itu perhatiannya mengenai teori-teori pendidikan mulai tumbuh, dia lebih banyak 1
  • 2. membaca dan mempelajari tentang pendidikan dari pada tentang guru. Pada masa itu, dia bekerja sebagai pejabat dalam bidang kesejahteraan, bahkan menjadi direktur bagian pendidikan dan kebudayaan SESI (Pelayanan Sosial) di Negara bagian Pernambuco. Pada tahun 1961 Presiden Brasil Janio Quadros di gantikan oleh Joao Goulart, pada masa pemerintahan Goulart, Freire di tugaskan menjadi direktur Pelayanan Extension Kultural Universitas Recife yang menerapkan program kenal aksara di kalangan petani di daerah timur laut. Metode yang di pakai di kenal sebagai metode Paulo Freire, meskipun dia sendiri tidak pernah mau menamakan demikian. Disaat itu Paulo Freire beserta timnya berhasil menarik kaum tuna aksara untuk belajar membaca dan menulis dalam waktu cukup singkat, yaitu tidak lebih dari 45 hari. Pada tahun 1964 Puolo Freire di penjarakan dengan tuduhan menjalankan kegiatan Subversif1, dan di bebaskan setelah mendekam dalam penjara selama tujuh puluh hari, kemudian Freire hijrah ke Cili dan bekerja selama 5 Tahun di sana. Program-programnya disetujui oleh di restui oleh pemerintah Cili pada waktu itu dan menarik perhatian internasional khususnya UNESCO, tidak hanya berhenti di situ Freire juga diminta menjadi penasehat dalam menata kembali pendidikan pertanian pada lembaga Penelitian dan Latihan Agraria (ICIRA) yang bekerja sama dengan FAO. Menjelang tahun 1970 Freire mendapat undangan dari Amerika Serikat untuk menjadi Tenaga Ahli Pusat Studi Pendidikan dan Pembangunan, Universitas Harvard. Freire kemudian bekerja sebagai penasihat khusus Kantor Pendidikan Dewan Gereja se-Dunia di Jenewa, dia juga menjabat Ketua Komite Eksklusif Institut d’Action Culturelle (IDAC) yang berpusat di jenewa, lembaga itu mengadakan sejumlah penelitian dan eksperimen atas dasar pemikiran-pemikiran Paulo 1 Subversif yaitu gerakan dalam usaha atau rencana menjatuhkan kekuasaan yang sah dengan menggunakan cara di luar undang-undang 2
  • 3. Freire, sampai pada pertengahan tahun 1979 Paulo freire tetap tidak di perbolehkan menginjakkan kaki di tanah airnya.. dia di izinkan kembalin ke Brasil sewaktu Joao Batista Figuelredo memerintah sebagai Presiden Brasil dan tahun berikutnya Freire bergabung dengan partai buruh di Sao Paulo, dia di angakat menjadi guru besar di Universitas Negeri Campinas dan Universitas Katolik Sao Paulo pada tahun 1986, istrinya Elza meninggal dunia dan kemudian Freire menikahi Maria Araujo mantan mahasiswinya. Dua tahun setelah itu Partai Buruh keluar sebagai pemenang pemilu di Brasil dan dia di angkat menjadi pimpinan Sekertariat Pendidikan untuk kota Sao Paulo yang di jabatnya selama kurang lebih 2 tahun. Pada tahun 1991 berdiri Institut Paulo Freire di Sao Paulo dengan 21 kelompok inti cendekiawan yang tersebar di 18 Negara. Institut yang menyimpan arsip-arsip Freire tersebut didirikan atas anjuran Paulo Freire. Pada tahun 1997, Paulo Freire meninggal dunia di rumah sakit Albert Einstein pada usia 75 Tahun karena serangan jantung. Beberapa karya beliau yang terkenal sampai saat ini adalah Pedagogy of the Oppressed (1970), Pedagogy of City (1993), Pedagogy of Hope (1995), Pedagogy of Heart (1995), Pedagogy of Freedom (1998), Pedagogy of Indignation (yang di terjemahkan kedalam bahasa inggris 2004). Beberapa buku Paulo Freire yang telah di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, seperti Politik Pendidikan (1999), Pendidikan Sebagai Proses (1998), buku beliau yang paling terkenal adalah Pedagogy of Oppressed yang di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul Pendidikan Kaum Tertindas. Dalam makalah ini penyusun dengan segalah keterbatasannya berupaya untuk menjelaskan seperti apa pendidikan dalam perspektif seorang Paulo Freire dan berupaya mendeskripsikan dengan jelas pandangan-pandangan, buah pemikiran, serta teori-teori beliau yang sangat berpenggaruh dalam dunia pendidikan. tujuan utama dari penyusunan makalah ini tidak lebih hanya untuk berusaha menambah wawasan para pembaca dalam mengenal tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama dalam mengetahui sosok 3
  • 4. seorang Paulo Freire itu sendiri, penyusun berharap dengan adanya makalah ini tentunya dapat membantu dengan mudah para pembaca dalam mempelajari tokoh-tokoh pendidikan terutama dalam mempelajari sosok seorang Paulo Freire. Pada bagian pendahuluan telah di jelaskan secara singkat perjalan hidup seorang Paulo Freira, di bab-bab berikutnya akan lebih menjelaskan tetang pandangan-pandangan, buah pemikiran, serta teori-teori beliau dalam dunia pendidikan. 4
  • 5. BAB II 1. Penididikan dalam perspektif Paulo Freire Pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan lahir dari pergumalannya selama bekerja bertahun-tahun di tengah-tengah masyarakat miskin dan tidak ber pendidikan, masayarakat feodal (hirarkis) adalah struktrur masyarakat yang umum berpengaruh di Amerika Latin saat itu. Dalam sistem masyarakat feodal yang hirarkis terjadi perbedaan kelas antara masyarakat golongan atas dengan masayarakat golongan bawah. Golongan atas menjadi penindas masyarakat bawah dengan melalui kekuasaan politik dan akumulasi kekayaan. Yang miskin menjadi semakin miskin akibat penindasan golongan atas, dan yang kaya semakin kaya dengan segalah bentuk penindasannya, dalam kehidupan masyarakat yang kontras itu lahirlah kebudayaan yang Paulo freire sebut dengan “kebudayaan bisu”. Dalam kebudayaan bisu yang demikian itu kaum tertindas hanya menerima begitu saja segalah perlakuan dari kaum penindas bahkan adanya ketakutan dari kaum penindas akan adanya kesadaran akan ketertindasan mereka, dan ini adalah suatu bentuk dehumanisasi. Dari keadaan tersebut itulah yang membuat gelisah seorang Paulo Freire, dia merasa terpanggil untuk mebebaskan masyarakatnya yang tertindas dan yang telah di bisukan. Jadi dengan melihat konteks di atas hakikat pendidikan dari perspektif seorang Paulo Freire adalah pendidikan yang bertujuan untuk “membebaskan” dan “memanusiakan”. Membebaskan dari ketertindasan dan memanusiakan manusia yang kemanusiaannya telah di rampas oleh si penindas (dehumanisasi). Secara kompleks menurut Freire, tujuan utama dari pendidikan adalah membuaka mata peserta didik guna menyadari realitas ketertindasannya untuk kemudian bertindak untuk melakukan 5
  • 6. transformasi sosial. Kegiatan untuk menyadarkan peserta didik tentang realita ketertindasannya ini di sebut sebagai konsientasi2. Konsientasi bertujuan untuk “membongkar” apa yang di sebut oleh Freire sebagai “kebudayaan Bisu3” seperti yang telah di jelaskan di atas. Danial Schipani menjelaskan bahwa Konsientasi dalam pemahaman Freire adalah : . . . Denotes an integrated procces of liberative learnign and teaching as well as personal and societal transformation. Conscientization thus name the process of emerging critical consciousness whereby people become a ware of historical forces that shape their lives as well as their potential for freedom and creativity; the term also connotes teh actual movement toward liberation and human emergence in persons, communities, and societes.4 Paulo freire dikenal sebagai salah satu tokoh aliran rekonstruksionisme5. George R. Knight mendaftarkan beberapa prinsip utama dari Rekonstruksionisme, yang intinya adalah:Pertama, peradaban dunia sedang berada dalam krisis di mana solusi efektifnya adalah penciptaan suatu tatanan sosial yang menyeluruh. Kedua, 2 Konsientasi adalah pemahaman mengenai keadaan nyata yang sedang dialami peserta didik. 3 Kebudayaan Bisu adalah suatu kondisi di mana masyarakat di buat tunduk dan taat sedemikian rupa oleh penguasa sehingga masyarakat tidak bisa atau berani mempertanyakan keberadaannya, dan pada akhirnya cenderung menerima keadadaan itu secara fatalistik. 4 Pasmino, Foundational Issues 5 Rekonstuksionisme adalah aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dalam pendidikan dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak moderen. 6
  • 7. pendidikan adalah salah satu agen utama untuk melakukan rekonstruksi terhadap tatanan sosial. Oleh karenanya, seorang pendidik rekostruksionis harus secara aktif mendidik demi perubahan sosial. Ketiga, metode pengajaran harus berdasarkan prinsip-prinsip demokratis yang bertujuan untuk mengenali dan menjawab tantangan sosial yang ada. Dari ke tiga prinsip ini dapat di ketahui bahwa di dalam Rekonstruksionisme peranan pendidikan sekolah bukanlah sebagai transmitor (penyampai) kebudayaan yang bersifat pasif-sebagaimana yang diyakini aliran-aliran yang lebih tradisional, tetapi sebagai agen yang men jadi pionir yang aktif dalam melakukan tranformasi reformasi sosial. Hal ini terlihat jelas dalam pemikiran Freire. 2. Pendidikan gaya bank sebagai sumber kritik Paulo freire Tujuan utama dari seorang Paulo Freire adalah hanya ingin mengembalikan hakikat pendidikan yang pada saat itu telah di distorsi oleh sistem yang ada, sistem yang mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial yang begitu memprihatinkan, sistem yang mengarah pada penindasan kepada masyarakat golongan bawah oleh para golongan-golongan feodal yang cenderung paternalistik, Paulo Freire belajar dari pengalaman hidupnya yang boleh dikatakan pahit dan menjadikannya sebagai motivasi besar dalam perjuangannya dalam melawan penindasan dan keterbelakangan, kesenjangan sosial yang semakin merajalela membuat Freire tenggelam dalam kegelisahan yang begitu dalam dan memaksanya untuk melakukan tindakan, tindakan kritis seorang Freire tentunya membawa Freire pada suatu kesulitan yang besar karena upaya yang di lakukannya adalah melawan sistem yang berlaku di saat itu, sehingga Freire pun di penjarakan karena di tuduh melakukan tindakan yang subversif. 7
  • 8. Kritik tajam yang di lakukan oleh Freire adalah kritik terhadap konsep pendidikan yang mapan pada saat itu, menurutnya pendidikan tradisional di Brasil pada saat itu di nilainya akan mengalami kegagalan dalam mendewasakan dan memanusiakan manusia karena sifatnya yang cenderung menggurui dan hanya mengarahkan kepada hafalan tanpa membimbing peserta didik untuk memahami makna tentang apa yang di pelajarinya. Konsep pendidikan ini yang Paulo Freire sebut dengan konsep “ Pendidikan Gaya Bank”. Menurut Pulo Freire dalam konsep pendidikan gaya bank, pendidikan bercerita, dengan guru sebagai pencerita, guru mengarahkan murud-murud untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang di ceritakan. Lebih buruk lagi, murid di ubah menjadi “bejana-bejana”, wadah-wadah kosong untuk di isi oleh guru, semakin penuh dia mengisi wadah-wadah itu, semakin baik pula seorang guru. Semakin patuh wadah-wadah itu untuk di isi semakin baik pula mereka sebagai murid. Menurut Freire, pendidikan menjadi sebuah kegiatan menabung, di mana para murud adalah celengan dan guru adalah penabungnya atau dengan kata lain anak didik adalah objek investasi dan sumber depositi potensial. Mereka tidak berbeda dengan komoditi ekonomis lainnya yang lazim di kenal. Devositor atau investornya adalah para guru yang mewakili lembaga-lembaga kemasyarakatan mapan dan berkuasa, sementara depositonya adalah berupa ilmu pengetahuan yang di ajarkan kepada anak didik. Anak didik pun lantas di perlakukan sebagai “bejana kosong” yang akan di isi, sebagai sarana tabungan atau penanaman modal “ilmu pengetahuan” yang akan di petik hasilnya kelak. Jadi , guru adalah subjek aktif, sedangkan anak didik adalah objek pasif yang penurut, dan di perlakukan tidak berbeda atau menjadi bagian dari realitas dunia yang di ajarkan kepada mereka, sebagai objek ilmu pengetahuan teoritis yang tidak berkesudahan. 8
  • 9. Menurut Paulo Freire, dalam konsep pendidikan gaya bank, pengetahuan adalah merupakan sebuah anugerah yang di hibahkan oleh mereka yang menganggap diri berpengetahuan kepeda mereka yang di anggap tidak memiliki pengetahuan apa- apa. Menganggap bodoh secara mutlak pada orang lain, sebuah ciri dari ideologi penindasan, berarti mengingkari pendidikan dan pengetahuan sebagai proses pencarian. Tidaklah mengherankan jika konsep pendidikan gaya bank memandang manusia sebagai makhluk yang dapat di samakan dengan sebuah benda dan gampang di atur6. Secara sederhana Freire menyusun daftar antagonisme pendidikan “gaya bank” itu sebagai berikut ; 1. Guru mengajar, murid belajar 2. Guru tahu segalanya, murid tak tahu apa-apa 3. Guru berfikir, murid di fikirkan 4. Guru berbicara, murid mendengarkan 5. Guru mengatur, murud di atur 6. Guru memilih dan melaksanakan pilihannya, murid menuruti 7. Guru bertindak, murid membayangkan bagaimana bertindak sesuai dengan tindakan gurunya 8. Guru memilih apa yang akan di ajrakan, murid menyesuaikan diri 9. Guru mengacaukan wewenang ilmu pengetahuan dengan wewenang profesionalismenya, dan mempertentangkannya dengan kebebasan murid- murid 10. Guru adalah subjek proses belajar, murud objeknya. 6 Freire, Paulo, Pendidikan kaum tertindas (2011), hlm.54 9
  • 10. Oleh karena guru yang menjadi pusat segalanya, maka merupakan hal yang lumrah saja jika murid-murid kemudian mengidentifikasikan seperti gurunya sebagai prototip manusia ideal yang harus di tiru dan harus di teladani dalam semua hal. Implikasinya lebih jauh adalah bahwa pada saatnya nanti murid-murid akan benar- benar menjadikan diri mereka sebagai duplikasi guru mereka dulu, dan pada saat itulah akan lahir lagi generasi baru manusia-manusia penindas. Jika di antara mereka ada yang menjadi guru atau pendidik, daur penindasan akan segera di mulai dalam dunia pendidikan, dan demikian terjadi seterusnya. Bagi freire, sistem pendidikan justru harus menjadi kekuatan penyadar dan pembebas umat manusia. 3. Paulo Freire dan Pendidikan Hadap Masalah sebagai solusi terhadap konsep Pendidikan Gaya Bank Paulo Freire tentunya memiliki dasar yang sangat kuat dari kritikan kerasnya terhadap konsep pendidikan gaya bank, kritik tanpa di sertai dengan dasar sama saja omong kosong. Paulo Freire tentunya selalu menawarkan jalan keluar terhadap masalah yang di anggapnya mapan, begitupun dengan kritik Freire terhadap konsep pendidikan gaya bank, pergumulan Freire terhadap masalah tersebut membuat konsistensinya terhadap masalah tersebut menjadi semakin kuat, dalam konteks kritikan Freire terhadap konsep pendidikan gaya bank, Paulo Freire menawarkan solusi yang menjadi antitesa terhadap konsep pendidikan gaya bank, Freire menemakannya sebagai konsep “Pendidikan Hadap Masalah”. Menurut Paulo Freire, Pendidikan Hadap Masalah (Problem Posing) yang menjawab hakikat kesadaran, yakni Intensionalitas, akan menolak pernyataan- pernyataan serta mewujudkan komunikasi. Konsep ini mewakili sifat khas dari 10
  • 11. kesadaran: yakni sadar akan, tidak saja terhadap objek-objek tetapi juga berbalik kepada dirinya sendiri, sehingga terbelah dalam pengertian Jaspers, yakni, kesadaran sebagai kesadaran atas kesadaran7. Pendidikan Hadap Masalah adalah pendidikan alternatif yang di tawarkan oleh Freire lahir dari konsepsinya tentang manusia. Manusia sendirilah yang di jadikan titik tolak dalam pendidikan hadap masalah. Manusia tidak mengada secara terpisah dari dunia dan realitasnya, tetapi ia berada dalam dunia dan bersama-sama dengan realitas dunia. Realitas itulah yang harus di perhadapkan kepada nara didik supaya ada kesadaran akan realitas itu. Konteks pedagogis yang demikian di dasarkan pada pemahaman bahwa manusia mempunyai potensi untuk berkreasi dalam realitas dan untuk membebaskan diri dari penindasan budaya, ekonomi, dan politik. Kesadaran tumbuh dari pergumulan atas realitas yang di hadapi dan di harapkan akan menghasilkan suatu tingkah laku kritis dalam diri anak didik. Freire membagi 4 tingkatan kesadaran manusia yaitu : 1. Kesadaran Intransitif, di mana seorang hanya terikat pada kebutuhan jasmani tidak sadar akan sejarah dan tenggelam dalam masa kini yang menindas 2. Kesadaran Semi Intransitif, atau kesadaran magis, kesadaran ini terjadi pada masyarakat berbudaya bisu, di mana masyarakatnya tertutup. Ciri kesadaran ini adalah fatalistik. Hidup berarti hidup di bawah kekuasaan orang lain atau hidup dalam ketergantungan. 3. Kesadaran Naif, pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk mempertanyakan dan mengenali realitas, tetapi masih di tandai dengan 7 Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas (2011), hlm. 63. 11
  • 12. sikap yang primitif dan naif, seperti: mengidentifikasikan diri dengan elite, kembali ke masa lampau, mau menerima penjelasan yang sudah jadi, sikap emosi kuat, banyak berpolemik dan berdebat tetapi bukan dialog. 4. Kesadaran Kritis Transitif, kesadaran kritis transitif di tandai dengan kedalaman menafsirkan masalah-masalah, percaya diri dalam berdiskusi, mampu menerima dan menolak. Pembicaraan bersifat dialog. Pada tingkat ini orang mampu merefleksi dan melihat hubungan sebab akibat. Bagi Freire pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang menumbuhkan kesadaran kritis transitif. Memang ia tidak bermaksud bahwa seorang mampu mencapai tingkatan kesadaran tertinggi itu, tetapi belajar adalah proses bergerak dari kesadaran nara didik pada masa kini ke tingkatan kesadaran yang di atasnya. Dalam konteks belajar yang demikian kontradiksi guru murid (perbedaan guru yang menjadi sumber segalah pengetahuan dengan murid sebagai orang yang tidak tahu apa-apa) tidak ada. Menurut Freire, metode pendidikan hadap masalah tidak membuat di kotomi kegiatan guru –murid ini; dia tidak “menyerap” pada suatu saat serta “menceritakan” pada saat yang lain. Guru selalu “menyerap”, baik ketika dia mempersiapkan bahan pelajaran maupun ketika dia berdialog dengan para murid. Dia tidak akan menganggap obyek-obyek yang dapat di pahami sebagai milik pribadi, tetapi sebagai obyek refleksi para murid serta dirinya. Dengan cara ini, pendidik hadap masalah secara terus menerus memperbaharui refleksinya di dalam refleksi para murid, murid yang bukan lagi pendengar yang penurut telah menjadi rekan pengkaji yang kritis melalui dialog dengan guru8. Guru menyajikan pelajaran kepada 8 Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas (2011), hlm. 65. 12
  • 13. murid sebagai bahan pemikiran mereka, dan menguji kembali pemikirannya yang terdahulu ketika murid mengemukakan hasil pemikira sendiri. Peran seorang pendidik hadap masalah adalah menciptakan, bersama dengan murid suatu suasana di mana pengetahuan pada tahap mantera (Doxa) di ganti dengan pengetahuan sejati (Logos).9 4. Kontradiksi Antara “Pendidikan Gaya Bank” dengan “Pendidikan Hadap Masalah” Dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan Hadap Masalah merupakan antitesa dari Pendidikan gaya Bank, terjadi kontradiksi antara ke duanya, menurut Freire, kedua konsep dan praktek pendidikan dalam analisis ini terlihat saling bertentangan. Paulo freire menjabarkan kontradiksi dari ke dua konsep pendidikan tersebut adalah sebagai berikut : 1. Konsep Pendidikan gaya Bank (untuk alasan yang telah jelas) berusaha dengan cara memitoskan realitas menyembunyikan fakta-fakta teretntu yang menjelaskan cara manusia meng ada di dunia; sementara Pendidikan Hadap Masalah memilih sendiri sendiri tugas untuk menghapuskan mitos tersebut. 2. Pendidikan Gaya bank menolak dialog; sementara Pendidikan hadap Masalah menganggap dialog sebagai prasyarat bagi laku pemahaman untuk menguak realitas. 3. Pendidikan Gaya Bank memperlakukan murid sebagai objek yang harus di tolong; sementara Pendidikan Hadap Masalah menjadikan mereka pemikir yang kritis. 9 Freire, Paulo, Pendidikan Kaum Tertindas (2011), hlm. 66. 13
  • 14. 4. Pendidikan Gaya Bank menghalang-halangi kreativitas dan menjinakkan (sekalipun tidak dapat membunuh sama sekali) Intensionalitas kesadaran dengan cara mengisolasi kesadaran itu dari dunia, yang dengan demikian menolak fitrah ontologis dan kesejarahan manusia untuk menjadi manusia seutuhnya; sementara Pendidikan Hadap Masalah mendasari dirinya atas kreativitas serta mendorong refleksi dan tindakan yang benar atas realitas realitas, dan dengan cara itu menyambut fitrah manusia yang akan menjadi makhluk sejati hanya jika terlibat dalam pencarian dan perubahan kreatif. 5. Singkatnya, Teori dan praktik Pendidikan Gaya Bank, sebagai kekuatan yang membelenggu dan menekan, tidak mampu menampilkan manusia sebagai makhluk menyejarah; teori dan praktek Pendidikan Hadap Masalah menjadikan kesejarahan manusia sebagai pangkal otak. 14
  • 15. BAB III KESIMPULAN Paulo freire dengan keteguhan hatinya berusaha untuk mengembalikan fungsi pendidikan yang fitrahnya telah di renggut oleh keadaan yang menindas , dia mencoba untuk mengutuhkan hakikat pendidikan sesuai dengan fitrahnya, hakikat penididikan menurut seorang Paulo Freire adalah pendidikan itu membebaskan dan memanusiakan. Menurut Paulo Freire, pembebasan adalah kelahiran, dan kelahiran itu menyakitkan. Manusia yang lahir adalah manusia yang baru, yang hanya bisa muncul bila kontradiksi penindas-tertindas di taklukkan oleh pemanusiaan seluruh manusia. Atau, dengan kata lain, penyelesaian kontradiksi inilah yang di lahirkan ketika lahir manusia baru; yang ada bukan lagi penindas dan yang yang di tindas, melainkan manusia yang sedang berproses mencapai kebebasan. 15
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Freire, Paulo, 2008. Pendidikan Kaum tertindas, Jakarta: LP3S. Freire, Paulo, 2007. Politik Pendidikan (kebudayaan, kekuasaan, dan pembebasan), Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Freire, Paulo, Ivan Illich, Erich Fromm, dkk, 2009. Menggugat Pendidikan (fundamentalis, konservatif, liberal, anarkis),Yogyakarta: Pustaka Pelajar. ** Manggeng, Marthen, 2005. Pendidikan yang membebaskan menurut Paulo Freire dan Relevansinya dalam konteks Indonesia : INTIM-Jurnal Teologi Kontekstual. Pramudya, Wahyu, 2001. Mengenal Filsafat Pendidikan Paulo Freire: Antara Banking Concept of Education , Problem Posing Method, dan Pendidikan Kristen di Indonesia: Veritas: Jurnal Teologi dan Pelayanan. 16
  • 17. 17