Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Â
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Filsafat itu universal, artinya pemikiran yang ada pada aliran filsafat berlaku untuk semua tidak terkecuali. Lalu filsafat itu memiliki ciri radikal yaitu menggali sesuatu sampai ke akarnya, seorang filsuf tidak hanya berhenti pada satu atau dua pertanyaan saja, pertanyaan akan terus muncul hingga sudah tidak ada lagi hal yang membuatnya ragu atau heran. Terakhir adalah sistematis, filsafat memiliki ciri sistematis yang artinya segala pemikiran yang muncul atau pertanyaan hingga jawaban semuanya berurutan dan saling berkaitan. Nantinya kamu akan menemukan bahwa aliran-aliran filsafat yang ada merupakan aliran yang saling berkaitan dan terhubung satu sama lainnya.
Ppt msi "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam"Shollana
Â
Persentasi dari kelompok 2 yang berjudul "Pendekatan - Pendekatan Studi Islam". yang beranggotakan : Shollana M, Danang Wahyu T, Muhammad Wahyu D, dan Nurul F. Husna.
Filsafat itu universal, artinya pemikiran yang ada pada aliran filsafat berlaku untuk semua tidak terkecuali. Lalu filsafat itu memiliki ciri radikal yaitu menggali sesuatu sampai ke akarnya, seorang filsuf tidak hanya berhenti pada satu atau dua pertanyaan saja, pertanyaan akan terus muncul hingga sudah tidak ada lagi hal yang membuatnya ragu atau heran. Terakhir adalah sistematis, filsafat memiliki ciri sistematis yang artinya segala pemikiran yang muncul atau pertanyaan hingga jawaban semuanya berurutan dan saling berkaitan. Nantinya kamu akan menemukan bahwa aliran-aliran filsafat yang ada merupakan aliran yang saling berkaitan dan terhubung satu sama lainnya.
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
Â
salah satu tugas mata kuliah penelitian pendidikan yang berisi tentang materi ilmu pengetahuan. Secara lengkap dijelaskan perbedaan antara ilmu dan pengetahuan.
filsafatt tidak bertentangan dengan islam. bahkan umat islam wajib atau sekurang-kurangnya dianjurkan mempelajarinya. sebab, tugas filsafat tidak lain adalah berfikir secara mendalam tentang wujud untuk mengetahui pencipta segala yang ada.
Epistemologi sering juga disebut teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi lebih memfokuskan kepada makna pengetahuan yang berhubungan dengan konsep, sumber, dan kriteria pengetahuan, jenis pengetahuan, dan lain sebagainya.
powerpoint tentang ilmu dan pengetahuankikiismayanti
Â
salah satu tugas mata kuliah penelitian pendidikan yang berisi tentang materi ilmu pengetahuan. Secara lengkap dijelaskan perbedaan antara ilmu dan pengetahuan.
filsafatt tidak bertentangan dengan islam. bahkan umat islam wajib atau sekurang-kurangnya dianjurkan mempelajarinya. sebab, tugas filsafat tidak lain adalah berfikir secara mendalam tentang wujud untuk mengetahui pencipta segala yang ada.
Aristoteles adalah seorang filsuf besar yunani kuno. Tokoh pelopor logika dan juga seorang ilmuwan yang menelaah biologi, fisiologi dan ilmu politik.kini diakui sebagai ilmu filsuf yang pertama.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Pengertian Filsafat dalam bahasa Inggris
philosophy; Yunani philosophia (cinta akan
kebijaksanaan);
Filsafat secara harfiah berarti cinta akan
kebijaksanaan. Nama itu sendiri menunjukkan
bahwa manusia tidak pernah secara sempurna
memiliki pengertian yang menyeluruh tentang
apa yang dimaksud dengan kebijaksanaan,
namun terus berusaha mencarinya.
ï‚ž Filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio
manusia yang menembusi dasar-dasar terakhir dari
segala sesuatu (Bagus, 2005: 242-243)
5. ï‚ž Karakteristik berpikir filsafat adalah: 1.menyeluruh:
hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang
lainnya (moral dan agama); 2.mendasar: mengapa
ilmu itu dapat disebut benar, bagaimana proses
penilaian berdasarkan kriteria tsb.? Apakah kriteria itu
sendiri sudah benar? Benar sendiri itu apa?; dan
3.spekulatif tidak yakin pada titik awal yang menjadi
jangkar pemikiran, artinya hasil pemikirannya selalu
dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajahi
pengetahuan yang baru.
ï‚ž 1. Segala masalah yang mungkin dapat ditelaah
manusia 2.pertanyaan yang berkisar tentang ada (exp.
bertujuan kah hidup ini?),3.epistemologi dan bahasa
(kekeliruan dalam bahasa dapat melahirkan
kekeliruan dalam berpikir)
6. ï‚ž Mengumpulkan pengetahaun manusia
sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan
menilai pengetahuan ini, menemukan
hakekatnya, dan menerbitkan serta mengatur
semuanya itu ke dalam bentuk yang
sistematis, Contoh kasus Socrates yang
dihukum mati.
7. ï‚ž Ciri-ciri pikiran filsafat: 1.Bagan yg
konsepsional; 2. Saling berhubungan antar
jawaban-jawaban kefilsafatan; 3.koheren
atau runtut (jika dan maka); 4. Rasional;
5.menyeluruh (komprehensif); 6. Suatu
pandangan dunia; tentang dunia dan semua
hal yang ada di dalamnya; 6. Definisi
pendahuluan
ï‚ž Maka Filsafat membicarakan fakta-fakta
dengan dua cara: Kritik atas makna yang
dikandung fakta-fakta, dan menarik
kesimpulan-kesimpulan yang bersifat umum
dari fakta-fakta.
8. ï‚ž Surajiyo(2007: 15): menyeluruh, mendasar,
spekulatif
ï‚ž Ali Mudhofir (1996: 13-15): radikal (berpikir
sampai pada akar-akarnya, hakikat atau
esensi), umum, konseptual (hasil generalisasi
dari pengalaman tentang hal-hal atau proses
individual), koheren artinya tidak mengandung
kontradiksi dan konsisten, sesuai dengan
kaidah-kaidah berpikir (logis), sistematik
(beruhubungan secara teratur dan terkandung
adanya maksud atau tujuan tertentu),
komprehensif (keseluruhan), bebas dan
bertanggung jawab.
9. ï‚ž Pendobrak (mitos ke rasio), pembebas (picik kepada
yang mendalam dan luas), dan pembimbing (benar
dan salah).
ï‚ž Kegunaan filsafat: ada dua secara sistematik: 1.
menawarkan berbagai metode mutakhir untuk
menangani masalah-masalah mendalam manusia,
tentang hakikat kebenaran dan pengetahuan, baik
biasa maupun ilmiah, tentang tanggung jawab dan
keadilan, dsb.; dan 2. historis: belajar untuk
menanggapi, serta belajar dari jawaban-jawaban
yang sampai sekarang ditawarkan oleh para pemikir
dan filusuf terkemuka.
ï‚ž Pembagian cabang-cabang filsafat: Filsafat
sistematis dan sejarah filsafat.
11. ï‚ž Formula pengetahuan ilmiah/sains: harus
berdasarkan logika dan didukung bukti empiris,
misal kentongan yang menghilangkan gerhana
matahari, tanpa kentong pun akan hilang sendirinya
gerhana tersebut.
ï‚ž Teori-teori sains inilah yang diturunkan dalam
teknologi. Teknologi bukan sains tapi lebih kepada
penerapan teori sains atau bisa disebut juga teknologi
merupakan sains terapan. Paradigmanya disebut
paradigma sains dan metodenya metode ilmiah.
12. • Orang awam: kebetulan, hukum kebetulan; para
ahli: ada karena aturan atau hukum yang sudah
mengatur;(pengetahuan filsafat berbicara):
hukum ini tidak ada, tidak empiris namun tetap
bekerja, akal pun menjawab bahwa hukum itu
ada dan bekerja.
• Kebenaran filsafat hanya dapat dinilai
kebenarannya dan dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
Kebenarannya tidak pernah dapat dibuktikan
secara empiris. Bila rasional dan empiris maka
ia berubah menjadi pengetahuan sains.
• Kemudian ada sekelompok kecil lagi yang
menanyakan siapa yang membuat hukum
tersebut? 1. alam itu sendiri yang membuatnya
secara kebetulan, 2. oleh Yang Maha Pintar, ini
logis dalam arti supra rasional, teori ini masuk
dalam ranah filsafat.
13. A. Hakikat pengetahuan sains: Masalah empiris,
hipotesis ini diuji kebenarannya mengikuti prosedur
metode ilmiah, setelah terbukti maka hipotesis ini
berubah menjadi teori.
B. Struktr sains:
sains kealaman: astronimi, fisika, kimia, ilmu bumi,
ilmu hayat, exp. biofisika, botani, zoologi.
sains sosial: sosiologi, antropologi , psikologi, ekonomi,
politik, termasuk humaniora (seni, hukum, filsafat,
bahsa, agama, sejarah).
14. B. Epistemologi sains: semua objek yang empiris
Cara mendapatkannya: Humanisme-rasionalisme-
empirisme-positivisme-metode ilmiah (buktikan
logis; ajukan hipotesis dan buktikan hipotesis
tersebut menjadi metode riset, cara ini akhirnya
menghasilkan model-model penelitian).
Ukuran kebenaran sains tetap pada logisnya
saja, karena secara logika sudah benar, jadi tanpa
empiris pun sudah benar. Di sini diketahui bahwa
kelogisan suatu hipotesis (juga teori) lebih
penting ketimbang bukti empirisnya (terutama
untuk kajian filsafat).
15. ï‚ž Akisologi sains: yaitu sebagai alat
eksplanasi, alat prediksi atau
meramal kemudian alat pengontrol
atau antisipasi.
ï‚ž Cara sains menyelesaikan maslah:
identifikasi masalah dan mencari
teori baru untuk menyelesaikan
masalah.
ï‚ž apabila sains gagal maka filsafatlah
yang menjawab dan membantu, cara
terbaik adalah terpadunya sains dan
filsafat.
16. ï‚ž Hakikatnya: memikirkan sesuatu secara
mendalam dengan akal, yang logis tidak empiris.
ï‚ž Strukturnya: terdiri dari 3 cabang; ontologi,
epistemologi dan aksiologi.
ï‚ž Kapan pengetahuan itu dikatakan mendalam?
Ketika berhenti pada pertanyaan. Ukuran
kebenarannya logis pada argumennya argumen
ini menjadi kesatuan dengan konklusi
kebenaran, konklusi ditentukan 100% oleh
argumennya.
17. ï‚ž Kegunaannya sebagai kumpulan teori, sebagai teori
pemecah masalah, sebagai pandangan hidup.
Contoh: tidak senang terhadap komunisme anda
harus tahu marxisme karena teori komunis ada pada
marxisme, dan dunia ini dibentuk oleh teori-teori
tersebut.
18. pengetahuan objek paradigma metode kriteria
sains empiris sains Metode
ilmiah
Rasional-
empiris
filsafat Abstrak-
rasional
Rasional
(terkadang
suprarasiona
l)
Metode
rasional
rasional
Agama wahyu
19. ï‚ž Ciri berpikir secara filosofis, yaitu: radikal
(komprehensif atau universal), konsisten,
dan sistematik. Maka pada perbedaannya
dengan ilmu pengetahuannya, salah satunya
adl: filsafat mengkaji manusia dilakukan
secara menyeluruh, adapun ilmu
pengetahuan mengkajinya dengan satu aspek
saja (maka ilmu pengetahuan bersifat
spesialisasi).
ï‚ž Filsafat dan agama bisa dilihat dari
sumbernya yaitu rasio dan wahyu (dari
Tuhan), namun dalam Islam sendiri
penggunaan rasio sangat dianjurkan
20. • Anshari, Endang Saifuddin. 1987. Ilmu, Filsafat dan Agama. Surabaya: Bina
Ilmu.
• Hadiwijono, Harun. 1990. Sari Sejarah Filsafat 1. Yogyakarta: Kanisisus.
• Russell, Bertrand. 2007. Sejarah Filsafat Barat, cetakan 3. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
• Salam, Burhanuddin. 2012. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara.
• Bakhtiar, Amsal. 1997. Filsafat Agama 1. Jakarta: Logos Wacana Ilmu
• Peterson, M., Hasker, W., Reichenbach, B., Basingen, D., 1996. Philosophy
of religion: Selected Readings. New York: Oxford University Press.
• Dister, Nico Syukur. 1982. Pengalaman dan Motivasi Beragama. Jakarta:
Leppenas.
• O’collins, Gerald dan Farrugia, Edward G. 1996. Kamus Teologi. Terj.
Suharyo I. Yogyakarta: Kanisius.
• James, William. 1987. Writings 1902-1910: The Varieties of Religion
Expresience, Pragmatism, a Pluralistic Universe, The Meaning of Truth,
Some Problems of Philosophy, Essays. New York: The Library of America.
• Tafsir, Ahmad. 2004. Filsafat Ilmu. PT. Remaja Rosda karya, Bandung.