SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
OCCUPATIONAL LUNG DISEASE
DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU
KEDOKTERAN RESPIRASI FK USU/RSHAM
Nama penyakit yang
timbul tergantung dari
bahan debu berbahaya
yang terhirup oleh
pekerja ditempat
bekerja / lingkungan
secara berulang dan
terpapar dalam waktu
lama.
PENDAHULUAN
Pneumokoniosis
merupakan salah satu
penyakit paru kerja
akibat kerusakan paru
yang disebabkan oleh
partikel debu/uap/gas
berbahaya yang
terhirup pekerja di
tempat pekerjaan
mereka.
Zaman industri pertambahan jumlah
kendaraan bermotor
Polusi dapat menimbulkan kecacatan
sehingga produktivitas kerja menurun
Dapat dicegah dgn penurunan paparan di
tempat kerja
Bersifat irreversible ataupun fatal
Sulit atau tidak dapat sembuh
PENDAHULUAN
*
*
3
3
3
MEKANISME PERTAHANAN PARU
Garis pertahanan pertama
Adalah filtrasi mekanik udara inspirasi yang melalui saluran
napas dan keefektivan filtrasi menentukan deposit partikel
pada jalan napas.
Reseptor saluarn napas berperan dalam
menimbulkan :
Kontriksi otot polos bronkus terhadap iritasi kimia
dan fisik.
Menurunkan penetrasi partikel dan gas
berbahaya.
Mencetuskan bersin dan batuk.
*
*
Garis pertahanan ke dua
Yaitu cairan yang melapisi saluran napas dan
alveoli serta mekanisme bersihan silia. Cairan
tersebut berfungsi sebagai barrier fisik dan kimia
berisi bahan yang mempunyai sifat bakterisidal
dan detoksifikasi.
Garis pertahanan ke tiga
Adalah pertahanan spesifik paru yang terbagi
atas 2 sistem utama yaitu imuniti humoral
(antibody) & imuniti seluler (limfosit T).
MEKANISME PERTAHANAN PARU
Faktor fisik
/Agen
Faktor Host
Faktor
Lingkungan
PENYAKIT KARENA DEBU
3
3
3
Sifat fisika
a. Keadaan fisik seperti bentuk partikel uap atau gas
b. Ukuran dan densiti partikel
Partikel debu diameter > 15 um difiltrasi di saluran napas
atas
Partikel 5 – 15 um dapat mencapai saluran napas bawah
Partikel 0,5 – 5 um (debu respirabel) dapat mencapai
saluran napas terminal dan alveoli → pneumokoniosis.
AGEN
(alarie 2004)
> 10 mikron
5 – 10 mikron
3 – 5 mikron
1 – 3 mikron
< 1 mikron
FAKTOR FISIKA
(alarie 2004)
FAKTOR FISIKA
Larut
Tak larut
Lokal daan
sistemik
Lokal
Partikel Efek / pengendapan
3
3
Sifat asam/basa, mempunyai. Efek toksik pada silia, sel-sel dan
enzim
Ada kecenderungan zat berkombinasi dengan sustansi dalam paru
dan jaringan, CO2 & asam sianida → efek sistemik.
Fibrogenisiti (sifat menimbulkan fibrosis jaringan)
Debu nonfibrogenik adalah debu yang tidak menimbulkan kerusakan
jaringan, contoh besi, kapur, karbon dan timah → tapi dosis besar
menimbulkan kerusakan jaringan. →pneumokoniosis non kolagen.
Debu fibrogenik → Paru ( fibrosis) → pneumokoniosis
kolagen seperti batubara, silica bebas dan asbes.
Sifat antigenisiti dapat merangsang antibodi, spora jamur bila
terinhalasi → respons imunologi.
Sifat Kimia
*
*
*
*
A.1
A.2
B
C
Pertahanan paru : Genetic menentukan pengaruh aksi
silia, kecepatan bersihan dan fungsi makrofag
Keadaan didapat : Obat-obatan, asap rokok, temperature
dan alkohol mempengaruhi fungsi silia dan makrofag.
Faktor anatomi & fisiologi mempengaruhi pola
pernapasan
Keadaan imunologi : Respons terhadap suatu agent
dipengaruhi oleh alergi, atopi dan jenis jaringan
FAKTOR HOST
Umur
Jenis kelamin
Ras
Status gizi
Kebiasan
merokok
Kebiasaan menggunakan Alat
Perlindungan Diri
FAKTOR
HOST
DIPENGARUHI
@
@
@
Arah angin
Suhu dan kelembaban
Sistem ventilasi
FAKTOR LINGKUNGAN
Mekanisme deposisi partikel di saluran napas
• Pneumokoniosis adalah merupakan segolongan penyakit yang
disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru.
• Hal ini tergantung terhadap jenis debu yang tertimbun, hingga
penyakit yang ditimbulkannya juga berlainan. Beberapa
Pneumokoinosis yang dikenal dan sering di temukan :
1. Silikosis disebabkan debu SiO2 bebas.
2. Asbestosis disebabkan debu asbes.
3. Berryliosis disebabkan debu Be.
4. Siderosis disebabkan debu yang mengandung Fe2O2.
5. Stanosis disebabkan debu biji timah putih (SnO2).
6. Byssinosis disebabkan debu kapas.
7. Coal worker’s Pneumokoniosis disebabkan debu batu bara.
Silikosis merupakan penyakit fibrosis parenkim
paru yang disebabkan oleh debu silica ataupun
kristalin silicon dioksida. Penyakit ini terjadi pada :
• Pekerja tambang logam dan batubara.
• Penggali terowongan pada pembuatan jalan.
• Pemotong batu, misalnya pembuat patung batu, nisan,
keramik.
• Penuangan besi dan baja.
• Industri gelas, dan pabrik amplas.
• Pembuat gigi enamnel.
• Pabrik semen
• Dasarnya belum jelas, hanya saja dengan adanya interaksi deposit
debu dengan makrofag alveoli hingga dianggap perjalanan
penyakit ini sebagai berikut :
– Debu - alveoli - dimakan makrofag, efek toksik silica
menyebabkan lisis makrofag dan timbulnya makrofag baru --
lisis lagi demikian berulang-ulang.
– Akibat lisis makrofag bebas enzym-enzym toksik merangsang
timbulnya faktor fibrigenik sehingga terjadi poliferasi fibrosis
dan jaringan ikat kolagen yang kemudian mengalami hialinasi.
– Pada awal fibrosis terlihat adanya nodul-nodul. Akibat fibrosis
dinding alveoli dengan jaringan intertial menjadi kaku,
elastisitas jaringan paru menurun hingga mengakibat kelainan
faal paru type restriktif.
Bila terjadi simple silikosis sedapat mungkin dihindarkan dari
debu silika. Sampai saat ini pengobatan yang khusus belum
ada, pengobatan hanya untuk mengatasi gejala :
1. Pemberian Oksigen
2. Pemberian antibiotika
Belakangan ini dicoba dengan pemberian inhalasi serbuk
aluminium dan pengobatan dengan zat D-penisilamin dan
polivenil piridin N-oksida. Kortikosteroid juga pernah dicoba
tetapi hanya dapat mencegah percepatan perburukan saja.
 Pneumokoniosis yang disebabkan inhalasi serat
abses secara khas ditandai dengan fibrosis intertial
disfus parenkhim paru. Kelainan sering disertai
dengan penebalan pleura viseralis dan kadang-
kadang klasifikasi pleura.
 Penyakit ini diderita oleh para pekerja pada :
 Pabrik pembuatbahan kabel
 Pembuat cat
 Pembuat ban mobil atau motor
 Pembuatan atap asbes
 Pada setiap pabrik atau penambangan yang terdapat zat
asbes.
 Secara umum asbes dapat menimbulkan 3 penyakit pada paru:
 Asbestosis
 Kanker Paru
 Kanker Pleura atau Mesotelioma
• GEJALA KLINIS
• Gejala awal asbesitosis
– Sesak nafas pada waktu bekerja yang disertai batuk tanpa dahak.
– Gejala ini setelah beberapa tahun berkembang menjadi fibrosis paru yang
progressif.
– Sesak nafas terus semakin memburuk walaupun penderita telah dijauhkan dari
paparan
• Komplikasi yang timbul adalah korpulmonal, keganasan pleura,
gangguan gastrointestinal dan kematian terjadi setelah 15 tahun.
Salah satu yang terpenting adalah keselamatan
kesehatan pekerja :
ф Menurunkan ambang paparan debu asbes ditempat kerja.
ф Pembersihan mesin yang mengandung debu asbes
dilakukan dengan penghisapan hampa udara.
ф Perlindungan dengan masker.
ф Para pekerja harus menjalani pemeriksaan rutin mulai
dari masuk kerja secara periodik dengan foto thoraks,
spirometri.
• Adalah pneumokoniosis yang timbul akibat menghirup debu
yang mengandung berrylium berupa logam, oksida,
sulfat,klorida dan flourida menyebabkan bronkitis dan
pneumonitis.
• Penyakit ini umumnya didapat pada pekerja :
– Pekerja membuat alliage berrylium-tembaga.
– Pekerja pabrik pembuat tabung radio.
– Pekerja pembuat tabung-tabung fluoresent.
– Pekerja di sumber tenaga atom.
• Pada tahap awal dimulai dengan:
–Nasofaringitis dan traheobronkitis
–Demam ringan, batuk kering dan sesak nafas.
–Berlanjut dengan pneumonitis dimulai dengan
demam semakin berat, batuk berdahak, sakit
dada, sesak nafas, penurunan berat badan
–Bila keadaan bertambah berat disertai kelelahan
pada waktu bekerja ringan.
• Pengobatan seperti pneumokoniosis lainnya belum ada yang
pasti, hanya simptomatis saja.
• Pencegahan merupakan hal yang penting :
– Menurunkan kadar ambang paparan dengan ventilasi yang
baik.
– Pemakaian alat perlindungan tubuh: masker, baju
– khusus.
– kebersihan pekerja sebelum pulang dianjurkan untuk mandi
dan cuci tangan yang bersih sebelum makan.
Ω Adalah pneumokoniosis yang diakibat inhalasi
debu yang mengandung persenyawaan besi.
Ω Penyakit ini tidak begitu berbahaya dan tidak
progressif.
Ω Siderosis terdapat pada pekerja yang menghirup debu
dari pengelolaan biji besi.
Ω Biasanya pada siderosis murni tidak terjadi fibrosis atau
emphysema sehingga tidak ada pula cacat paru.
Ω Siderosis semakin berat hanya bila bersamaan dengan
silikosis.
 Adalah pneumokoniosis akibat terinhalasi debu timah putih dan
tidak begitu berbahaya.
 Penyakit ini dijumpai pada:
 Pekerja pengelolahan biji timah
 Penambang biji timah putih
 Pada stanosis tidak terdapat fibrosif massif, tidak ada tanda-tanda
cacat paru dan jarang menimbulkan komplikasi.
 Pada tahap awal foto toraks menunjukan penambahan corakan paru
yang disertai pelebaran hilus. Kemudian menampakan bentuk noduli
didaerah sela iga ke tiga, mula-mula diparu kanan lalu paru kiri.
 Lebih lanjut penambahan corakan hilang, sedangkan noduli semakin
jelas dan opak.
PNEUMOKONIO
SIS PEKERJA
TAMBANG
BATUBARA
(PPTB)
Penyakit ini disebabkan oleh
paparan debu batubara dalam
jangka waktu lama. Ada faktor
kerentanan individual dan debu
tertentu lebih berbahaya dari yang
lainnya. Penyakit ini bisa
didapatkan pada pekerja setelah
mereka bekerja lebih dari 10 tahun
Secara klinis hampir tidak
ada gejala
Kelainan ini terjadi karena
inhalasi debu batubara
saja.
Simple CWP akan memburuk
apabila ada paparan lebih
lanjut. dapatberkembang
menjadi complicated CWP
GAMBARAN
KLINIS
anamnesis
pemeriksaan fisis
pemeriksaan penunjang
D
I
A
G
N
O
S
I
S
Foto toraks
Spirometri
Uji provokasi bronkus
Pemeriksaan kapasiti difusi
Analisis gas darah
CT s c an
BAL
1. Kualitas foto dalam 4 tingkatan
Baik
(good)
Dapat
diterima
(acceptable),
tanpa adanya
kelainan
teknis yang
mungkin
dapat
mengganggu
klasifikasi
radiografi
terhadap
pneumokoni
osis
Dapat
diterima
(acceptabl
e), dengan
sedikit
kelainan
teknis
tetapi
masih
adekuat
Tidak
dapat
diterim
a
(unacce
ptable).
Foto Toraks
2. Kelainan parenkim paru
Perselubungan
halus
Perselubungan
kasar.
2. Kelainan parenkim paru
Perselubungan halus
Kerapatan (profusion)
Daerah paru yang terkena (affected zones)
Bentuknya lingkar (rounded), atau ireguler serta
besar ukurannya.
A.1. Kerapatan (profusion)
Kerapatan
petunjuk
penting
menentuka
n beratnya
penyakit
Kerapatan
didasarkan
pada
konsentrasi
atau jumlah
perselubun
gan halus
per satuan
area.
Penilaian
perselubunga
n halus dibagi
4 kategori: 0,
1, 2, 3 dan
menjadi 12
sub kategori/
skala, yaitu
0/-, 0/0, 0/1,
1/0, 1/1, 1/2,
2/1, 2/2, 2/3,
3/2, 3/3 dan
3/+ (tabel 1).
Penilaian
kategori
kerapatan
(profusion)
dilakukan
dengan
membandingk
an
perselubunga
n yang ada
dengan foto
ronsen
standar yang
tersedia.
A.2 Daerah yang terkena (affected zones)
Daerah dimana terlihat perselubungan
tersebut juga dicatat.
Untuk itu maka paru dibagi menjadi enam
lapangan, yaitu: atas, tengah dan bawah
masing-masing untuk kiri dan kanan.
Small irregular opacities (sio)
bercak kecil tak beraturan (bkt)
s
t
u
Hingga 1.5 mm
1.5 – 3 mm
3 – 10 mm
p
q
r
Small rounded opacities (sro)
bercak kecil bulat (bkb)
DUA BENTUK DAN UKURAN BERCAK HALUS
Menuliskan ukuran dan bentuk digunakan 2 huruf yang dipisahkan dengan
garis miring. Huruf pertama menunjukkan kelainan yang lebih dominan.
Diameter >10 mm – 50 mm atau beberapa bercak
berdiameter 10 mm tetapi hasil penjumlahan < 50 mm
Satu atau beberapa bercak > kategori A, tetapi luas
bercaknya tidak melebihi luas lapangan atas paru
kanan
Satu atau beberapa bercak yang luas daerahnya
melebihi lapangan atas paru kanan
PERSELUBUNGAN KASAR
A
B
C
KATEGORI UKURAN BERCAK
faal paru
Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1)
dan kapasitas vital paksa (KVP) , sederhana, dapat diulang
dan digunakan secara luas
Pemeriksaan ini sensitif untuk mendeteksi kelainan dan
mengidentifikasi penyakit yang progresif.
Pemeriksaan sebelum bekerja dan pemeriksaan
berkala setelah bekerja dapat mengidentifikasi
penyakit dan perkembangan kelainan paru
secara dini
A
A
A
A
A
A
Jumlah dan lama pajanan
Ukuran debu/partikel
Toksisitas
Kelembaban udara
Pola respirasi :
Pernapasan mulut/hidung , Besarnya volume tidal
Kebiasaan lain, misal, merokok
F A K T O R B E R P E N G A R U H T E R H A D A P
T E R J A D I N Y A G A N G G U A N P A R U
Penyakit paru akibat kerja
Impairment & Disability
Impairment
dan
disability
Impairment
adalah
terminology
medis
untuk suatu
kondisi
yang timbul
akibat
abnormality
anatomi
dan
fungsional
Disability
didefinisikan
ketidak
mampuan
untuk
melakukan
aktiviti
Karena
impairmen
t fisis atau
mental.
WHO :
disability
didefinisikan
keterbatasan
kapasiti
latihan/aktiviti
PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini,
selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung
kanan, sesak nafas dan lain lain).
Jika terjadi gangguan pernafasan, maka diberikan
terapi suportif dan simtomatis seperti : bronkodilator
dan ekspektoran.
Dianjurkan untuk menghindari pemaparan lebih
lanjut.
PENCEGAHAN
Pencegahan
Primer
Pencegahan
Sekunder
Pencegahan
Tertier
Mengurangi faktor risiko sebelum timbul penyakit
Mengganti / substitute dengan bahan kurang berbahaya
Memodifikasi proses untuk mengurangi pajanan ke kadar yang
aman
Alat pelindung diri
Deteksi dini untuk menentukan kasus
Medical surveillance
Identifikasi faktor risiko
Pengobatan
Mencegah progesivitas dan antisipasi
komplikasi seperti : berhenti merokok,
profilaksis TB pada pekerja silika.
PENUTUP
Berbagai penyakit dan gangguan pernapasan dapat
terjadi akibat paparan berbagai zat di tempat kerja
Diagnosis penyakit paru kerja ditegakkan berdasarkan anamnesis
yang teliti meliputi riwayat pekerjaan, gejala klinis, pemeriksaan
fisis, pemeriksaan foto toraks, pemeriksaan faal paru dan
pemeriksaan laboratorium
Kadang-kadang sulit menentukan hubungan antara penyakit
dengan jenis pekerjaan, karena pada penyakit tertentu perlu
waktu yang lama antara terjadinya paparan dan timbulnya
penyakit.

More Related Content

Similar to PARU_KERJA.pptx

Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksidaPraktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
hengkiferdianto
 
Makalah partikel debu
Makalah partikel debuMakalah partikel debu
Makalah partikel debu
Ayux Bovanded
 
Ppt penyakit paru obstruktif menahun (ppom)
Ppt penyakit paru obstruktif menahun (ppom)Ppt penyakit paru obstruktif menahun (ppom)
Ppt penyakit paru obstruktif menahun (ppom)
170691
 
Laporan Pendahuluan PPOK
Laporan Pendahuluan PPOKLaporan Pendahuluan PPOK
Laporan Pendahuluan PPOK
Ria Yaya
 

Similar to PARU_KERJA.pptx (20)

PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN UDARAPENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN UDARA
 
Emfisema.docx
Emfisema.docxEmfisema.docx
Emfisema.docx
 
Mengenal Pneumokoniosis Batubara.pptx
Mengenal Pneumokoniosis Batubara.pptxMengenal Pneumokoniosis Batubara.pptx
Mengenal Pneumokoniosis Batubara.pptx
 
Emfisema
EmfisemaEmfisema
Emfisema
 
Emfisema AKPER PEMKAB MUNA
Emfisema AKPER PEMKAB MUNAEmfisema AKPER PEMKAB MUNA
Emfisema AKPER PEMKAB MUNA
 
Pneumokoniosis.pptx
Pneumokoniosis.pptxPneumokoniosis.pptx
Pneumokoniosis.pptx
 
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksidaPraktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
 
Satpel ppok
Satpel ppokSatpel ppok
Satpel ppok
 
Copd
Copd Copd
Copd
 
Copd
Copd Copd
Copd
 
Makalah partikel debu
Makalah partikel debuMakalah partikel debu
Makalah partikel debu
 
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8
Sistem pernafasan manusia gangguan pernapasan kelas 8
 
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KD 3.8.ppt
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KD 3.8.pptKEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KD 3.8.ppt
KEGIATAN PEMBELAJARAN 3 KD 3.8.ppt
 
Copd Akper pemkab muna
Copd  Akper pemkab munaCopd  Akper pemkab muna
Copd Akper pemkab muna
 
Lesson 7.5
Lesson 7.5Lesson 7.5
Lesson 7.5
 
Pengertian dan Penyebab Antrakosis.docx
Pengertian dan Penyebab Antrakosis.docxPengertian dan Penyebab Antrakosis.docx
Pengertian dan Penyebab Antrakosis.docx
 
PPOM
PPOMPPOM
PPOM
 
Ppt penyakit paru obstruktif menahun (ppom)
Ppt penyakit paru obstruktif menahun (ppom)Ppt penyakit paru obstruktif menahun (ppom)
Ppt penyakit paru obstruktif menahun (ppom)
 
Laporan Pendahuluan PPOK
Laporan Pendahuluan PPOKLaporan Pendahuluan PPOK
Laporan Pendahuluan PPOK
 
Presentasi mikrobiologi
Presentasi mikrobiologiPresentasi mikrobiologi
Presentasi mikrobiologi
 

Recently uploaded

Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
PeniMSaptoargo2
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
DavyPratikto1
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Halo Docter
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
sandiharyanto
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
AthoinNashir
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
NadhifahRahmawati
 

Recently uploaded (20)

Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan BandungObat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
Obat Aborsi Bandung 081901 222272 Obat Penggugur Kandungan Bandung
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari -  Portofolio PerawatMovi Tri Wulandari -  Portofolio Perawat
Movi Tri Wulandari - Portofolio Perawat
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakatEPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR dalam bidang kesehatan masyarakat
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacyChapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
Chapter 1 Introduction to veterinary pharmacy
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 

PARU_KERJA.pptx

  • 1. OCCUPATIONAL LUNG DISEASE DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FK USU/RSHAM
  • 2. Nama penyakit yang timbul tergantung dari bahan debu berbahaya yang terhirup oleh pekerja ditempat bekerja / lingkungan secara berulang dan terpapar dalam waktu lama. PENDAHULUAN Pneumokoniosis merupakan salah satu penyakit paru kerja akibat kerusakan paru yang disebabkan oleh partikel debu/uap/gas berbahaya yang terhirup pekerja di tempat pekerjaan mereka.
  • 3. Zaman industri pertambahan jumlah kendaraan bermotor Polusi dapat menimbulkan kecacatan sehingga produktivitas kerja menurun Dapat dicegah dgn penurunan paparan di tempat kerja Bersifat irreversible ataupun fatal Sulit atau tidak dapat sembuh PENDAHULUAN
  • 4. * * 3 3 3 MEKANISME PERTAHANAN PARU Garis pertahanan pertama Adalah filtrasi mekanik udara inspirasi yang melalui saluran napas dan keefektivan filtrasi menentukan deposit partikel pada jalan napas. Reseptor saluarn napas berperan dalam menimbulkan : Kontriksi otot polos bronkus terhadap iritasi kimia dan fisik. Menurunkan penetrasi partikel dan gas berbahaya. Mencetuskan bersin dan batuk.
  • 5. * * Garis pertahanan ke dua Yaitu cairan yang melapisi saluran napas dan alveoli serta mekanisme bersihan silia. Cairan tersebut berfungsi sebagai barrier fisik dan kimia berisi bahan yang mempunyai sifat bakterisidal dan detoksifikasi. Garis pertahanan ke tiga Adalah pertahanan spesifik paru yang terbagi atas 2 sistem utama yaitu imuniti humoral (antibody) & imuniti seluler (limfosit T). MEKANISME PERTAHANAN PARU
  • 7. 3 3 3 Sifat fisika a. Keadaan fisik seperti bentuk partikel uap atau gas b. Ukuran dan densiti partikel Partikel debu diameter > 15 um difiltrasi di saluran napas atas Partikel 5 – 15 um dapat mencapai saluran napas bawah Partikel 0,5 – 5 um (debu respirabel) dapat mencapai saluran napas terminal dan alveoli → pneumokoniosis. AGEN
  • 8. (alarie 2004) > 10 mikron 5 – 10 mikron 3 – 5 mikron 1 – 3 mikron < 1 mikron FAKTOR FISIKA
  • 9. (alarie 2004) FAKTOR FISIKA Larut Tak larut Lokal daan sistemik Lokal Partikel Efek / pengendapan
  • 10. 3 3 Sifat asam/basa, mempunyai. Efek toksik pada silia, sel-sel dan enzim Ada kecenderungan zat berkombinasi dengan sustansi dalam paru dan jaringan, CO2 & asam sianida → efek sistemik. Fibrogenisiti (sifat menimbulkan fibrosis jaringan) Debu nonfibrogenik adalah debu yang tidak menimbulkan kerusakan jaringan, contoh besi, kapur, karbon dan timah → tapi dosis besar menimbulkan kerusakan jaringan. →pneumokoniosis non kolagen. Debu fibrogenik → Paru ( fibrosis) → pneumokoniosis kolagen seperti batubara, silica bebas dan asbes. Sifat antigenisiti dapat merangsang antibodi, spora jamur bila terinhalasi → respons imunologi. Sifat Kimia * * * *
  • 11. A.1 A.2 B C Pertahanan paru : Genetic menentukan pengaruh aksi silia, kecepatan bersihan dan fungsi makrofag Keadaan didapat : Obat-obatan, asap rokok, temperature dan alkohol mempengaruhi fungsi silia dan makrofag. Faktor anatomi & fisiologi mempengaruhi pola pernapasan Keadaan imunologi : Respons terhadap suatu agent dipengaruhi oleh alergi, atopi dan jenis jaringan FAKTOR HOST
  • 12. Umur Jenis kelamin Ras Status gizi Kebiasan merokok Kebiasaan menggunakan Alat Perlindungan Diri FAKTOR HOST DIPENGARUHI
  • 13. @ @ @ Arah angin Suhu dan kelembaban Sistem ventilasi FAKTOR LINGKUNGAN
  • 14.
  • 15. Mekanisme deposisi partikel di saluran napas
  • 16. • Pneumokoniosis adalah merupakan segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru. • Hal ini tergantung terhadap jenis debu yang tertimbun, hingga penyakit yang ditimbulkannya juga berlainan. Beberapa Pneumokoinosis yang dikenal dan sering di temukan : 1. Silikosis disebabkan debu SiO2 bebas. 2. Asbestosis disebabkan debu asbes. 3. Berryliosis disebabkan debu Be. 4. Siderosis disebabkan debu yang mengandung Fe2O2. 5. Stanosis disebabkan debu biji timah putih (SnO2). 6. Byssinosis disebabkan debu kapas. 7. Coal worker’s Pneumokoniosis disebabkan debu batu bara.
  • 17. Silikosis merupakan penyakit fibrosis parenkim paru yang disebabkan oleh debu silica ataupun kristalin silicon dioksida. Penyakit ini terjadi pada : • Pekerja tambang logam dan batubara. • Penggali terowongan pada pembuatan jalan. • Pemotong batu, misalnya pembuat patung batu, nisan, keramik. • Penuangan besi dan baja. • Industri gelas, dan pabrik amplas. • Pembuat gigi enamnel. • Pabrik semen
  • 18. • Dasarnya belum jelas, hanya saja dengan adanya interaksi deposit debu dengan makrofag alveoli hingga dianggap perjalanan penyakit ini sebagai berikut : – Debu - alveoli - dimakan makrofag, efek toksik silica menyebabkan lisis makrofag dan timbulnya makrofag baru -- lisis lagi demikian berulang-ulang. – Akibat lisis makrofag bebas enzym-enzym toksik merangsang timbulnya faktor fibrigenik sehingga terjadi poliferasi fibrosis dan jaringan ikat kolagen yang kemudian mengalami hialinasi. – Pada awal fibrosis terlihat adanya nodul-nodul. Akibat fibrosis dinding alveoli dengan jaringan intertial menjadi kaku, elastisitas jaringan paru menurun hingga mengakibat kelainan faal paru type restriktif.
  • 19.
  • 20. Bila terjadi simple silikosis sedapat mungkin dihindarkan dari debu silika. Sampai saat ini pengobatan yang khusus belum ada, pengobatan hanya untuk mengatasi gejala : 1. Pemberian Oksigen 2. Pemberian antibiotika Belakangan ini dicoba dengan pemberian inhalasi serbuk aluminium dan pengobatan dengan zat D-penisilamin dan polivenil piridin N-oksida. Kortikosteroid juga pernah dicoba tetapi hanya dapat mencegah percepatan perburukan saja.
  • 21.  Pneumokoniosis yang disebabkan inhalasi serat abses secara khas ditandai dengan fibrosis intertial disfus parenkhim paru. Kelainan sering disertai dengan penebalan pleura viseralis dan kadang- kadang klasifikasi pleura.  Penyakit ini diderita oleh para pekerja pada :  Pabrik pembuatbahan kabel  Pembuat cat  Pembuat ban mobil atau motor  Pembuatan atap asbes  Pada setiap pabrik atau penambangan yang terdapat zat asbes.
  • 22.  Secara umum asbes dapat menimbulkan 3 penyakit pada paru:  Asbestosis  Kanker Paru  Kanker Pleura atau Mesotelioma • GEJALA KLINIS • Gejala awal asbesitosis – Sesak nafas pada waktu bekerja yang disertai batuk tanpa dahak. – Gejala ini setelah beberapa tahun berkembang menjadi fibrosis paru yang progressif. – Sesak nafas terus semakin memburuk walaupun penderita telah dijauhkan dari paparan • Komplikasi yang timbul adalah korpulmonal, keganasan pleura, gangguan gastrointestinal dan kematian terjadi setelah 15 tahun.
  • 23.
  • 24. Salah satu yang terpenting adalah keselamatan kesehatan pekerja : ф Menurunkan ambang paparan debu asbes ditempat kerja. ф Pembersihan mesin yang mengandung debu asbes dilakukan dengan penghisapan hampa udara. ф Perlindungan dengan masker. ф Para pekerja harus menjalani pemeriksaan rutin mulai dari masuk kerja secara periodik dengan foto thoraks, spirometri.
  • 25. • Adalah pneumokoniosis yang timbul akibat menghirup debu yang mengandung berrylium berupa logam, oksida, sulfat,klorida dan flourida menyebabkan bronkitis dan pneumonitis. • Penyakit ini umumnya didapat pada pekerja : – Pekerja membuat alliage berrylium-tembaga. – Pekerja pabrik pembuat tabung radio. – Pekerja pembuat tabung-tabung fluoresent. – Pekerja di sumber tenaga atom.
  • 26. • Pada tahap awal dimulai dengan: –Nasofaringitis dan traheobronkitis –Demam ringan, batuk kering dan sesak nafas. –Berlanjut dengan pneumonitis dimulai dengan demam semakin berat, batuk berdahak, sakit dada, sesak nafas, penurunan berat badan –Bila keadaan bertambah berat disertai kelelahan pada waktu bekerja ringan.
  • 27. • Pengobatan seperti pneumokoniosis lainnya belum ada yang pasti, hanya simptomatis saja. • Pencegahan merupakan hal yang penting : – Menurunkan kadar ambang paparan dengan ventilasi yang baik. – Pemakaian alat perlindungan tubuh: masker, baju – khusus. – kebersihan pekerja sebelum pulang dianjurkan untuk mandi dan cuci tangan yang bersih sebelum makan.
  • 28. Ω Adalah pneumokoniosis yang diakibat inhalasi debu yang mengandung persenyawaan besi. Ω Penyakit ini tidak begitu berbahaya dan tidak progressif. Ω Siderosis terdapat pada pekerja yang menghirup debu dari pengelolaan biji besi. Ω Biasanya pada siderosis murni tidak terjadi fibrosis atau emphysema sehingga tidak ada pula cacat paru. Ω Siderosis semakin berat hanya bila bersamaan dengan silikosis.
  • 29.  Adalah pneumokoniosis akibat terinhalasi debu timah putih dan tidak begitu berbahaya.  Penyakit ini dijumpai pada:  Pekerja pengelolahan biji timah  Penambang biji timah putih  Pada stanosis tidak terdapat fibrosif massif, tidak ada tanda-tanda cacat paru dan jarang menimbulkan komplikasi.  Pada tahap awal foto toraks menunjukan penambahan corakan paru yang disertai pelebaran hilus. Kemudian menampakan bentuk noduli didaerah sela iga ke tiga, mula-mula diparu kanan lalu paru kiri.  Lebih lanjut penambahan corakan hilang, sedangkan noduli semakin jelas dan opak.
  • 30. PNEUMOKONIO SIS PEKERJA TAMBANG BATUBARA (PPTB) Penyakit ini disebabkan oleh paparan debu batubara dalam jangka waktu lama. Ada faktor kerentanan individual dan debu tertentu lebih berbahaya dari yang lainnya. Penyakit ini bisa didapatkan pada pekerja setelah mereka bekerja lebih dari 10 tahun
  • 31. Secara klinis hampir tidak ada gejala Kelainan ini terjadi karena inhalasi debu batubara saja. Simple CWP akan memburuk apabila ada paparan lebih lanjut. dapatberkembang menjadi complicated CWP GAMBARAN KLINIS
  • 32. anamnesis pemeriksaan fisis pemeriksaan penunjang D I A G N O S I S Foto toraks Spirometri Uji provokasi bronkus Pemeriksaan kapasiti difusi Analisis gas darah CT s c an BAL
  • 33. 1. Kualitas foto dalam 4 tingkatan Baik (good) Dapat diterima (acceptable), tanpa adanya kelainan teknis yang mungkin dapat mengganggu klasifikasi radiografi terhadap pneumokoni osis Dapat diterima (acceptabl e), dengan sedikit kelainan teknis tetapi masih adekuat Tidak dapat diterim a (unacce ptable). Foto Toraks
  • 34. 2. Kelainan parenkim paru Perselubungan halus Perselubungan kasar.
  • 35. 2. Kelainan parenkim paru Perselubungan halus Kerapatan (profusion) Daerah paru yang terkena (affected zones) Bentuknya lingkar (rounded), atau ireguler serta besar ukurannya.
  • 36. A.1. Kerapatan (profusion) Kerapatan petunjuk penting menentuka n beratnya penyakit Kerapatan didasarkan pada konsentrasi atau jumlah perselubun gan halus per satuan area. Penilaian perselubunga n halus dibagi 4 kategori: 0, 1, 2, 3 dan menjadi 12 sub kategori/ skala, yaitu 0/-, 0/0, 0/1, 1/0, 1/1, 1/2, 2/1, 2/2, 2/3, 3/2, 3/3 dan 3/+ (tabel 1). Penilaian kategori kerapatan (profusion) dilakukan dengan membandingk an perselubunga n yang ada dengan foto ronsen standar yang tersedia.
  • 37. A.2 Daerah yang terkena (affected zones) Daerah dimana terlihat perselubungan tersebut juga dicatat. Untuk itu maka paru dibagi menjadi enam lapangan, yaitu: atas, tengah dan bawah masing-masing untuk kiri dan kanan.
  • 38.
  • 39. Small irregular opacities (sio) bercak kecil tak beraturan (bkt) s t u Hingga 1.5 mm 1.5 – 3 mm 3 – 10 mm p q r Small rounded opacities (sro) bercak kecil bulat (bkb) DUA BENTUK DAN UKURAN BERCAK HALUS Menuliskan ukuran dan bentuk digunakan 2 huruf yang dipisahkan dengan garis miring. Huruf pertama menunjukkan kelainan yang lebih dominan.
  • 40. Diameter >10 mm – 50 mm atau beberapa bercak berdiameter 10 mm tetapi hasil penjumlahan < 50 mm Satu atau beberapa bercak > kategori A, tetapi luas bercaknya tidak melebihi luas lapangan atas paru kanan Satu atau beberapa bercak yang luas daerahnya melebihi lapangan atas paru kanan PERSELUBUNGAN KASAR A B C KATEGORI UKURAN BERCAK
  • 41.
  • 42. faal paru Pengukuran volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan kapasitas vital paksa (KVP) , sederhana, dapat diulang dan digunakan secara luas Pemeriksaan ini sensitif untuk mendeteksi kelainan dan mengidentifikasi penyakit yang progresif. Pemeriksaan sebelum bekerja dan pemeriksaan berkala setelah bekerja dapat mengidentifikasi penyakit dan perkembangan kelainan paru secara dini
  • 43. A A A A A A Jumlah dan lama pajanan Ukuran debu/partikel Toksisitas Kelembaban udara Pola respirasi : Pernapasan mulut/hidung , Besarnya volume tidal Kebiasaan lain, misal, merokok F A K T O R B E R P E N G A R U H T E R H A D A P T E R J A D I N Y A G A N G G U A N P A R U
  • 44. Penyakit paru akibat kerja Impairment & Disability
  • 46. PENGOBATAN Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya (gagal jantung kanan, sesak nafas dan lain lain). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka diberikan terapi suportif dan simtomatis seperti : bronkodilator dan ekspektoran. Dianjurkan untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
  • 47. PENCEGAHAN Pencegahan Primer Pencegahan Sekunder Pencegahan Tertier Mengurangi faktor risiko sebelum timbul penyakit Mengganti / substitute dengan bahan kurang berbahaya Memodifikasi proses untuk mengurangi pajanan ke kadar yang aman Alat pelindung diri Deteksi dini untuk menentukan kasus Medical surveillance Identifikasi faktor risiko Pengobatan Mencegah progesivitas dan antisipasi komplikasi seperti : berhenti merokok, profilaksis TB pada pekerja silika.
  • 48. PENUTUP Berbagai penyakit dan gangguan pernapasan dapat terjadi akibat paparan berbagai zat di tempat kerja Diagnosis penyakit paru kerja ditegakkan berdasarkan anamnesis yang teliti meliputi riwayat pekerjaan, gejala klinis, pemeriksaan fisis, pemeriksaan foto toraks, pemeriksaan faal paru dan pemeriksaan laboratorium Kadang-kadang sulit menentukan hubungan antara penyakit dengan jenis pekerjaan, karena pada penyakit tertentu perlu waktu yang lama antara terjadinya paparan dan timbulnya penyakit.