SlideShare a Scribd company logo
Penyakit Paru akibat kerja

(occupational pneumoconiosis)

         Tri Martiana
PENGERTIAN
• Adalah reaksi pada paru akibat paparan
  debu, sehingga terjadi perubahan struktur
  (anatomis)paru.
• Kelainan tersebut umumnya permanen
• Bagian paru yang rusak adalah parenkim
  (alveolus dan sekitarnya)
• Bentuk reaksi paru bervariasi, bergantung
  jenis debu pemaparnya
Contoh Penyakit Paru akibat kerja
(pnemokoniosis) :
– Silikosis [SiO2]
– Asbestosis [asbestos]
– Coal worker pnumokoniosis (CWP) [batubara]
– Byssinosis [kapas, henep, rosela]
– Lain-lain, akibat paparan debu berilium, barium,
  besi, timah putih, dll.
Penyakit paru kerja :
– Kanker
– CWP
– Asbestosis
– Byssinosis
– Silikosis
– Asma
– Pnemonitis hipersensitif
ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU
• Mukosa saluran napas
• Mukosa saluran napas
• Masuknya oksigen dari alveoli ke kapiler
• Inding alveolus
Peranan saluran pernafasan ini penting pada lingkungan yang
  banyak mengandung pajanan uap, debu, gas, fume , mist
  yang dapat masuk melalui saluran pernafasan

Reaksi yang timbul tergantung dari sifat polutan dan besar
   kecilnya diameter inhalant:
- debu/aerosol Ǿ >15 µm keluar sal.nafas atas

- Partikel 5-15 µm  mukosilia nasopharynx, direject

- Partikel 0,5-5 µm  mukosiliar alveolimakrofag 
   limphatik
- Partikel < 0,5 µm  mengambang di udara dan tidak diretensi

- Serat Ǿ< 3 µm panjang hingga 100 µm dapat mencapai
   saluran terminalis  tdk dapat dibersihkan oleh makrofag
   namun akan dibungkus oleh bbrp makrofag hingga
   membentuk nodule
DEBU
• Partikel padat (yang melayang-layang di
  udara) yang terbentuk dari proses alami
  maupun buatan
• Proses alami : letusan gunung, badai, dll
• Buatan : penggilingan, penghancuran,
  penggerindaan, penghalusan, dll.
• Asal zat : anorganik (mineral), organik
  (tanaman, binatang)
• Bentuk : bulat / lonjong, kristal, serat
• Dipengaruhi gaya gravitasi
• Ukuran : >0 – 100 mikron (mikrometer = 10 -6
  meter = µ)
• Mempunyai kepadatan (densitas) tertentu
• Dapat tercampur bahan lain atau
  mikroorganisme
• Bila diinhalasi : deposit (menempel) pada
  mukosa saluran pernapasan atau terlarut
• DEPOSIT DEBU :
  – Di mana debu akan terdeposit, dipengaruhi oleh
    • ukurannya (diameter aerodinamik)
    • Densitas debu
    • Kecepatan bernapas
  – Ukuran :
    • > 20 µ : sebagian besar di hidung
    • 5 µ : ± 50% di hidung
    • 1 – 7 µ (terutama 2 – 4 µ) : di alveoli
• Mekanisme deposit debu
  – Sedimentasi : karena pengaruh gravitasi
  – Inertial impaction : karena perubahan struktur
    (belokan) saluran pernapasan
  – Intersepsi : biasanya pada debu berbentuk serat
  – Diffusi : biasanya pada debu dengan ukuran
    sangat kecil (< 0,5 µ), terdeposit di mana saja
Pembersihan debu dari saluran napas :
Saluran napas :
  1. Rambut hidung
  2. Batuk, bersin, muntah
  3. Mucocilliary escalator : kerja sama antara
     gerakan silia dengan mukus (lendir)
Alveolus :
   Fagositosis oleh makrofag, Imunoglobulin A
SILIKOSIS
• Agen : debu silika bebas(free-crystalline silica),
  (bedakan dengan silikat !)
   – SiO2 , kristal heksagonal (bentuk amorf tak berbahaya)
   –   Mineral plg banyak di bumi
   –   Berisiko jika kandungan SiO2 >1%
   –   Sumber : pasir kwarsa, batu granit, tanah gerabah, dll
   –   Pekerja berisiko : tambang, drilling, keramik, sand blaster,
       industri ampelas/gerinda, pencetakan logam
• Penyakit yang sering menyertai : tbc, penyakit
  obstruktif paru, kanker
Klinis :
– Kasus tak banyak, sering misdiagnosis
– Digolongkan : kronik (simple), berkembang
  (accelerated) dan akut
• SILIKOSIS KRONIK :
  o Setelah terpapar > 20 tahun pada dosis rendah
  o Umumnya tanpa keluhan.
  o Keluhan (bila ada) : napas pendek dan batuk
  o Dapat berkembang menjadi bentuk progresif :
    progressive massive fibrosis (pmf)
  o Progresif : penurunan fungsi (restriksi), distorsi
    bronki.
  o Komplikasi : kegagalan kardio-respirasi
  o Radiologis : egg shell calcification (pengkapuran
    getah bening hilus)
• SILIKOSIS BERKEMBANG
 o Akibat paparan pada dosis tinggi > 5 tahun
 o Secara cepat berkembang menjadi pmf
 o Keluhan napas pendek muncul lebih awal
 o Cepat mengalami hipoksia
 o Nodul mengalami konsolidasi membesar > 1 cm
• SILIKOSIS AKUT :
  o Akibat paparan dengan dosis sangat tinggi dalam
    waktu beberapa minggu – tahun (1 – 3 tahun)
  o Pekerja berisiko : sandblaster, flint crusher,
    keramik
  o Keluhan & gejala : sesak, febris, batuk, berat
    badan turun
  o Gejala lain : sering diserta odema paru atau
    extrinsic allergic alveolitis
• Komplikasi :
     Tuberkulosis dan infeksi aportunis
     Pnemotoraks
     Rematoid dan penyakit kolagen lain
     Penyakit ginjal
     Kanker paru
SILIKOTUBERKULOSIS
Silikosis disertai tbc
Risiko tbc pararel dengan keparahan silikosis
Nodul yang semula kecil cepat membesar,
  cavitation, jaringan fibrotik di daerah apikal
Dx : sputum dan radiologis
Timbul demam dan penurunan berat badan
Gambaran Ro tampak lebih parah dp silikosis
  simple
• Gambaran radiologik :
   Khas : mikrononoduler di bagian atas paru
  Kadang2 gambaran “eggshell” di daerah hilus
  Progresif : meluas
• Fungsi paru ;
   kapasitas vital paru dan FEV1 menurun bersama-
   sama          restriktif
COAL WORKER PNEUMOCONIOSIS
            (CWP)
• Agen : debu batubara
• Pada tahap awal : tanpa keluhan
• Adanya napas pendek dan batuk produktif
  menandakan adanya komplikasi bronkitis
• Dapat berkembang menjadi pmf, lebih sering
  dp silikosis
• Klinis : simple (sederhana) dan complicated
  (progressive massive fibrosis = pmf)
• Simple cwp :
  – diagnosis berdasar radiologis : nodul2 kecil di paru
   bagian atas
  – Pada pmf : nodul bergabung opacity > 1 cm
    dengan bentuk yang khas, bilateral, progresif,
    dapat mengalami kalsifikasi
  – Pada keadaan pmf baru terjadi penurunan fungsi
    paru
  – Hipertensi pulmonar terjadi pada keadaan lanjut
• PMF
    Insidens tbc meningkat
    Risiko kanker lambung meningkat
    Nodule membesar : > 1 cm
    Sering disertai gangguan pada sendi (rematoid)
•   Coal worker pneumoconiosis
•   Progressive massive fibrosis (PMF)
ASBESTOSIS
• Agen : debu asbes
• Asbes (asbestos) : senyawa silikat, mineral
  berbentuk serat, tahan panas tinggi dan bahan
  korosif
• Bentuk asbes :
  – Amfibole : serat berbentuk lurus dan tajam menyerupai
    jarum :
     • Anthophyllite, crocidolite, amosite, tremolite
  – Serpentin : serat berbentuk garis belok-belok seperti ular
     • Crysotile (white asbestos)
• Pekerja berisiko : tambang, penggalian dan
  transportasinya, industri pengguna : bahan
  bangunan, kanvas rem
• Asap rokok dan asbestos bekerja sinergis
  (risiko kanker 90x pada perokok dan 9x pada
  bukan perokok)
• Masuk lewat inhalasi, dapat tertelan dan
  masuk usus
• Penyakit lain : pleura
• Juga menyebabkan kanker : pleura, bronkus
  maupun lambung
 Klinis : fibrosis paru, lobus bawah, subpleura
 Faktor risiko : lama dan konsentrasi debu, umur
  muda ketika paparan pertama, asbes jenis amfibol
 Keluhan : napas pendek yang progresif, batuk
  kering
 Auskultasi : suara krepitasi
 Jari tabuh
 Fungsi paru : restriktif
 Penyakit dapat muncul setelah paparan sudah
  lama dihentikan
Penyakit pleura :
   Macam penyakit :
    o Pleural plaque
    o Pleural effusion
    o Pleural fibrosis
    o Kanker : mesotelioma
   Lesi : daerah midzone lateral & posterior dan di
    atas diafragma
   Kanker : 20 – 40 tahun setelah paparan
• NILAI AMBANG BATAS
 – ACGIH
         •   1 serat per cc udara untuk asbes putih (chrysotile)
         •   0,5 fiber per cc (amosite, human carcinogen)
         •   2 fiber per cc (chrysotile, human carcinogen)
         •   0,2 fiber per cc (crocidolite, human carcinogen)
         •   2 fiber per cc (other form, human carcinogen)
 – OSHA      2 serat/cc selama 8 jam sehari dan
   menjadi 1 serat/cc selama 8 jam/hari
 – Untuk crocidolite NABnya 0,2 serat/cc.
Serat asbes :
Kanker pleura
Silikosis :
PENANGGULANGAN :

Sebagian besar penyakit akibat kerja sukar disembuhkan, tetapi
  potensial dicegah


Prinsip penanggulanagan : meniadakan paparan atau
   menghindarkan orang berisiko tinggi terhadap paparan :
  1. Teknik (enginering)
  2. Administratif
  3. Alat Pelindung Diri (APD)
Teknik :
1. Substitusi : asbes diganti fiber glas
2. Ventilasi lokal (local exhauster)
Administrasi :
1. Ketatrumah-tanggaan (housekeeping) yang baik : 5 S
2. Menempatkan pekerja pada job yang sesuai dengan dengan
   keadaan fisik / mental nya
3. Higiene individu
4. Pemeriksaan kesehatan berkala / khusus
APD :
Masker atau respirator yang sesuai

More Related Content

Similar to Penyakit paru-akibat-kerja

Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksidaPraktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksidahengkiferdianto
 
TOKSIKOLOGI industri keselamatan dan kesehatan kerja
TOKSIKOLOGI  industri keselamatan dan kesehatan kerjaTOKSIKOLOGI  industri keselamatan dan kesehatan kerja
TOKSIKOLOGI industri keselamatan dan kesehatan kerja
GevaniaArantza
 
018. TOKSIKOLOGI.ppt
018. TOKSIKOLOGI.ppt018. TOKSIKOLOGI.ppt
018. TOKSIKOLOGI.ppt
ijaljalil1
 
Pneumokoniosis.pptx
Pneumokoniosis.pptxPneumokoniosis.pptx
Pneumokoniosis.pptx
TaufiqRamadhan23
 
Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma paru
nuna can
 
PPT-UEU-Toksilogi-Lingkungan-Pertemuan-11 (1).pptx
PPT-UEU-Toksilogi-Lingkungan-Pertemuan-11 (1).pptxPPT-UEU-Toksilogi-Lingkungan-Pertemuan-11 (1).pptx
PPT-UEU-Toksilogi-Lingkungan-Pertemuan-11 (1).pptx
gitadiandra
 
KULIAH 6.pdfdddddddddddddddddddddddddddddddddd
KULIAH 6.pdfddddddddddddddddddddddddddddddddddKULIAH 6.pdfdddddddddddddddddddddddddddddddddd
KULIAH 6.pdfdddddddddddddddddddddddddddddddddd
rpmftbumsi
 
PPT Disaster Management POLUSI UDARA new.pptx
PPT Disaster Management POLUSI UDARA new.pptxPPT Disaster Management POLUSI UDARA new.pptx
PPT Disaster Management POLUSI UDARA new.pptx
feronikaeka95
 
Rangkuman Sistem Pernafasan - Biologi Kelas XI
Rangkuman Sistem Pernafasan - Biologi Kelas XI Rangkuman Sistem Pernafasan - Biologi Kelas XI
Rangkuman Sistem Pernafasan - Biologi Kelas XI
Elmira Zanjabila
 
geografi
geografigeografi
geografi
Yaidah Usna
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
Firosika Husnaini
 
Lingkungan kimia
Lingkungan kimiaLingkungan kimia
Lingkungan kimia
Scott Cracer
 

Similar to Penyakit paru-akibat-kerja (20)

Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksidaPraktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
Praktikum Pengukuran kadar debu, amonia, timbal dan karbondioksida
 
TOKSIKOLOGI industri keselamatan dan kesehatan kerja
TOKSIKOLOGI  industri keselamatan dan kesehatan kerjaTOKSIKOLOGI  industri keselamatan dan kesehatan kerja
TOKSIKOLOGI industri keselamatan dan kesehatan kerja
 
018. TOKSIKOLOGI.ppt
018. TOKSIKOLOGI.ppt018. TOKSIKOLOGI.ppt
018. TOKSIKOLOGI.ppt
 
Bu ririn
Bu ririnBu ririn
Bu ririn
 
Pneumokoniosis.pptx
Pneumokoniosis.pptxPneumokoniosis.pptx
Pneumokoniosis.pptx
 
Karsinoma paru
Karsinoma paruKarsinoma paru
Karsinoma paru
 
PENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN UDARAPENCEMARAN UDARA
PENCEMARAN UDARA
 
PPT-UEU-Toksilogi-Lingkungan-Pertemuan-11 (1).pptx
PPT-UEU-Toksilogi-Lingkungan-Pertemuan-11 (1).pptxPPT-UEU-Toksilogi-Lingkungan-Pertemuan-11 (1).pptx
PPT-UEU-Toksilogi-Lingkungan-Pertemuan-11 (1).pptx
 
KULIAH 6.pdfdddddddddddddddddddddddddddddddddd
KULIAH 6.pdfddddddddddddddddddddddddddddddddddKULIAH 6.pdfdddddddddddddddddddddddddddddddddd
KULIAH 6.pdfdddddddddddddddddddddddddddddddddd
 
Indoor Air Pollution
Indoor Air PollutionIndoor Air Pollution
Indoor Air Pollution
 
PPT Disaster Management POLUSI UDARA new.pptx
PPT Disaster Management POLUSI UDARA new.pptxPPT Disaster Management POLUSI UDARA new.pptx
PPT Disaster Management POLUSI UDARA new.pptx
 
Saad ca paru
Saad ca paruSaad ca paru
Saad ca paru
 
Saad ca paru Akper pemkab muna
Saad ca paru Akper pemkab munaSaad ca paru Akper pemkab muna
Saad ca paru Akper pemkab muna
 
Rangkuman Sistem Pernafasan - Biologi Kelas XI
Rangkuman Sistem Pernafasan - Biologi Kelas XI Rangkuman Sistem Pernafasan - Biologi Kelas XI
Rangkuman Sistem Pernafasan - Biologi Kelas XI
 
Ozon
OzonOzon
Ozon
 
geografi
geografigeografi
geografi
 
Laporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laringLaporan pendahuluan ca laring
Laporan pendahuluan ca laring
 
Lingkungan kimia
Lingkungan kimiaLingkungan kimia
Lingkungan kimia
 
Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA
Saad ca paru AKPER PEMKAB MUNA
 
Saad ca paru AKPER PEMDA MUNA
Saad ca paru AKPER PEMDA MUNA Saad ca paru AKPER PEMDA MUNA
Saad ca paru AKPER PEMDA MUNA
 

Penyakit paru-akibat-kerja

  • 1. Penyakit Paru akibat kerja (occupational pneumoconiosis) Tri Martiana
  • 2.
  • 3. PENGERTIAN • Adalah reaksi pada paru akibat paparan debu, sehingga terjadi perubahan struktur (anatomis)paru. • Kelainan tersebut umumnya permanen • Bagian paru yang rusak adalah parenkim (alveolus dan sekitarnya) • Bentuk reaksi paru bervariasi, bergantung jenis debu pemaparnya
  • 4. Contoh Penyakit Paru akibat kerja (pnemokoniosis) : – Silikosis [SiO2] – Asbestosis [asbestos] – Coal worker pnumokoniosis (CWP) [batubara] – Byssinosis [kapas, henep, rosela] – Lain-lain, akibat paparan debu berilium, barium, besi, timah putih, dll.
  • 5. Penyakit paru kerja : – Kanker – CWP – Asbestosis – Byssinosis – Silikosis – Asma – Pnemonitis hipersensitif
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 15.
  • 16.
  • 17.
  • 18.
  • 19. • Masuknya oksigen dari alveoli ke kapiler
  • 21.
  • 22.
  • 23. Peranan saluran pernafasan ini penting pada lingkungan yang banyak mengandung pajanan uap, debu, gas, fume , mist yang dapat masuk melalui saluran pernafasan Reaksi yang timbul tergantung dari sifat polutan dan besar kecilnya diameter inhalant: - debu/aerosol Ǿ >15 µm keluar sal.nafas atas - Partikel 5-15 µm  mukosilia nasopharynx, direject - Partikel 0,5-5 µm  mukosiliar alveolimakrofag  limphatik - Partikel < 0,5 µm  mengambang di udara dan tidak diretensi - Serat Ǿ< 3 µm panjang hingga 100 µm dapat mencapai saluran terminalis  tdk dapat dibersihkan oleh makrofag namun akan dibungkus oleh bbrp makrofag hingga membentuk nodule
  • 24. DEBU • Partikel padat (yang melayang-layang di udara) yang terbentuk dari proses alami maupun buatan • Proses alami : letusan gunung, badai, dll • Buatan : penggilingan, penghancuran, penggerindaan, penghalusan, dll. • Asal zat : anorganik (mineral), organik (tanaman, binatang)
  • 25. • Bentuk : bulat / lonjong, kristal, serat • Dipengaruhi gaya gravitasi • Ukuran : >0 – 100 mikron (mikrometer = 10 -6 meter = µ) • Mempunyai kepadatan (densitas) tertentu • Dapat tercampur bahan lain atau mikroorganisme • Bila diinhalasi : deposit (menempel) pada mukosa saluran pernapasan atau terlarut
  • 26. • DEPOSIT DEBU : – Di mana debu akan terdeposit, dipengaruhi oleh • ukurannya (diameter aerodinamik) • Densitas debu • Kecepatan bernapas – Ukuran : • > 20 µ : sebagian besar di hidung • 5 µ : ± 50% di hidung • 1 – 7 µ (terutama 2 – 4 µ) : di alveoli
  • 27. • Mekanisme deposit debu – Sedimentasi : karena pengaruh gravitasi – Inertial impaction : karena perubahan struktur (belokan) saluran pernapasan – Intersepsi : biasanya pada debu berbentuk serat – Diffusi : biasanya pada debu dengan ukuran sangat kecil (< 0,5 µ), terdeposit di mana saja
  • 28. Pembersihan debu dari saluran napas : Saluran napas : 1. Rambut hidung 2. Batuk, bersin, muntah 3. Mucocilliary escalator : kerja sama antara gerakan silia dengan mukus (lendir) Alveolus : Fagositosis oleh makrofag, Imunoglobulin A
  • 29. SILIKOSIS • Agen : debu silika bebas(free-crystalline silica), (bedakan dengan silikat !) – SiO2 , kristal heksagonal (bentuk amorf tak berbahaya) – Mineral plg banyak di bumi – Berisiko jika kandungan SiO2 >1% – Sumber : pasir kwarsa, batu granit, tanah gerabah, dll – Pekerja berisiko : tambang, drilling, keramik, sand blaster, industri ampelas/gerinda, pencetakan logam • Penyakit yang sering menyertai : tbc, penyakit obstruktif paru, kanker
  • 30. Klinis : – Kasus tak banyak, sering misdiagnosis – Digolongkan : kronik (simple), berkembang (accelerated) dan akut
  • 31. • SILIKOSIS KRONIK : o Setelah terpapar > 20 tahun pada dosis rendah o Umumnya tanpa keluhan. o Keluhan (bila ada) : napas pendek dan batuk o Dapat berkembang menjadi bentuk progresif : progressive massive fibrosis (pmf) o Progresif : penurunan fungsi (restriksi), distorsi bronki. o Komplikasi : kegagalan kardio-respirasi o Radiologis : egg shell calcification (pengkapuran getah bening hilus)
  • 32. • SILIKOSIS BERKEMBANG o Akibat paparan pada dosis tinggi > 5 tahun o Secara cepat berkembang menjadi pmf o Keluhan napas pendek muncul lebih awal o Cepat mengalami hipoksia o Nodul mengalami konsolidasi membesar > 1 cm
  • 33. • SILIKOSIS AKUT : o Akibat paparan dengan dosis sangat tinggi dalam waktu beberapa minggu – tahun (1 – 3 tahun) o Pekerja berisiko : sandblaster, flint crusher, keramik o Keluhan & gejala : sesak, febris, batuk, berat badan turun o Gejala lain : sering diserta odema paru atau extrinsic allergic alveolitis
  • 34. • Komplikasi :  Tuberkulosis dan infeksi aportunis  Pnemotoraks  Rematoid dan penyakit kolagen lain  Penyakit ginjal  Kanker paru
  • 35. SILIKOTUBERKULOSIS Silikosis disertai tbc Risiko tbc pararel dengan keparahan silikosis Nodul yang semula kecil cepat membesar, cavitation, jaringan fibrotik di daerah apikal Dx : sputum dan radiologis Timbul demam dan penurunan berat badan Gambaran Ro tampak lebih parah dp silikosis simple
  • 36. • Gambaran radiologik :  Khas : mikrononoduler di bagian atas paru Kadang2 gambaran “eggshell” di daerah hilus Progresif : meluas • Fungsi paru ;  kapasitas vital paru dan FEV1 menurun bersama- sama restriktif
  • 37. COAL WORKER PNEUMOCONIOSIS (CWP) • Agen : debu batubara • Pada tahap awal : tanpa keluhan • Adanya napas pendek dan batuk produktif menandakan adanya komplikasi bronkitis • Dapat berkembang menjadi pmf, lebih sering dp silikosis • Klinis : simple (sederhana) dan complicated (progressive massive fibrosis = pmf)
  • 38. • Simple cwp : – diagnosis berdasar radiologis : nodul2 kecil di paru bagian atas – Pada pmf : nodul bergabung opacity > 1 cm dengan bentuk yang khas, bilateral, progresif, dapat mengalami kalsifikasi – Pada keadaan pmf baru terjadi penurunan fungsi paru – Hipertensi pulmonar terjadi pada keadaan lanjut
  • 39. • PMF  Insidens tbc meningkat  Risiko kanker lambung meningkat  Nodule membesar : > 1 cm  Sering disertai gangguan pada sendi (rematoid)
  • 40. Coal worker pneumoconiosis
  • 41. Progressive massive fibrosis (PMF)
  • 42. ASBESTOSIS • Agen : debu asbes • Asbes (asbestos) : senyawa silikat, mineral berbentuk serat, tahan panas tinggi dan bahan korosif • Bentuk asbes : – Amfibole : serat berbentuk lurus dan tajam menyerupai jarum : • Anthophyllite, crocidolite, amosite, tremolite – Serpentin : serat berbentuk garis belok-belok seperti ular • Crysotile (white asbestos)
  • 43. • Pekerja berisiko : tambang, penggalian dan transportasinya, industri pengguna : bahan bangunan, kanvas rem • Asap rokok dan asbestos bekerja sinergis (risiko kanker 90x pada perokok dan 9x pada bukan perokok) • Masuk lewat inhalasi, dapat tertelan dan masuk usus • Penyakit lain : pleura • Juga menyebabkan kanker : pleura, bronkus maupun lambung
  • 44.  Klinis : fibrosis paru, lobus bawah, subpleura  Faktor risiko : lama dan konsentrasi debu, umur muda ketika paparan pertama, asbes jenis amfibol  Keluhan : napas pendek yang progresif, batuk kering  Auskultasi : suara krepitasi  Jari tabuh  Fungsi paru : restriktif  Penyakit dapat muncul setelah paparan sudah lama dihentikan
  • 45. Penyakit pleura :  Macam penyakit : o Pleural plaque o Pleural effusion o Pleural fibrosis o Kanker : mesotelioma  Lesi : daerah midzone lateral & posterior dan di atas diafragma  Kanker : 20 – 40 tahun setelah paparan
  • 46. • NILAI AMBANG BATAS – ACGIH • 1 serat per cc udara untuk asbes putih (chrysotile) • 0,5 fiber per cc (amosite, human carcinogen) • 2 fiber per cc (chrysotile, human carcinogen) • 0,2 fiber per cc (crocidolite, human carcinogen) • 2 fiber per cc (other form, human carcinogen) – OSHA 2 serat/cc selama 8 jam sehari dan menjadi 1 serat/cc selama 8 jam/hari – Untuk crocidolite NABnya 0,2 serat/cc.
  • 50. PENANGGULANGAN : Sebagian besar penyakit akibat kerja sukar disembuhkan, tetapi potensial dicegah Prinsip penanggulanagan : meniadakan paparan atau menghindarkan orang berisiko tinggi terhadap paparan : 1. Teknik (enginering) 2. Administratif 3. Alat Pelindung Diri (APD)
  • 51. Teknik : 1. Substitusi : asbes diganti fiber glas 2. Ventilasi lokal (local exhauster) Administrasi : 1. Ketatrumah-tanggaan (housekeeping) yang baik : 5 S 2. Menempatkan pekerja pada job yang sesuai dengan dengan keadaan fisik / mental nya 3. Higiene individu 4. Pemeriksaan kesehatan berkala / khusus APD : Masker atau respirator yang sesuai