1. Jurnal Paru Kerja
Silica-associated lung disease:
An old-world exposure in modern industries
Oleh
Wahyuningtyas Rahayu
NIM S601608008
Pembimbing
Dr. Hendrastutik Apriningsih, Sp.P, M.Kes
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
FK UNS/RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2021
2. Dampak debu silika pada fungsi pernapasan
telah diketahui sejak lama
Pada tahun 1713, Rammazini mendeskripsikan nodul silikotik pada bedah
mayat pemotong batu yang menunjukkan gejala pernapasan.
Pada akhir 1800-an, penggunaan alat mekanis pada pertambangan
meningkatkan tingkat paparan silika peningkatan kasus dan pemahaman
silikosis
2
3. Silika
Silika (silikon dioksida, SiO2) adalah mineral
alami yang menyumbang 59% massa kerak bumi
dan merupakan penyusun utama lebih dari 95%
batuan
Pekerja yang berisiko mengalami silikosis adalah
mereka yang menjumpainya di lingkungan
alaminya, seperti penambang, pekerja
terowongan dan penggalian
3
4. Silikosis
Dosis kumulatif paparan silika adalah faktor terpenting dalam
pengembangan silikosis
Konsentrasi debu yang terhirup dikalikan dengan kandungan Kristal silika
dan durasi paparan
Penyakit fibrosis pernapasan akibat inhalasi dan pengendapan kristal
silika (SiO2) yang dapat terhirup (diameter partikel <10 μm).
4
5. Bentuk paparan silika
• Dianggap paling beracun
Silika kristal
• Berkontribusi dalam perkembangan
fibrosis paru
Silika amorf
• Peradangan dan sitotoksisitas
Nanosilika
5
6. Bentuk silikosis
• Terjadi setelah 10 tahun atau lebih pada pajanan
rendah-sedang
Chronic
silicosis
• Berkembang dalam 10 tahun dari pajanan tingkat
sedang-tinggi
Accelerated
silicosis
• Terkait dengan intensitas pajanan yang sangat tinggi
• Dapat muncul dalam rentang beberapa minggu - 5
tahun
Acute
silicosis
6
7. Epidemiologi
Di Cina, lebih dari setengah juta kasus silikosis
dilaporkan antara tahun 1991 - 1995
Para penambang di Afrika Selatan mengalami >10.000
kematian selama tiga dekade akibat silikosis
Wabah pneumokoniosis baru-baru ini di sektor
pertambangan di Amerika dan Australia
7
8. Silikosis kronis
Silikosis kronis berkembang
setelah beberapa dekade paparan
Terdapat dua bentuk:
•Silikosis sederhana atau nodular
•Silikosis komplikata atau progressive massive fibrosis (PMF)
Silikosis kronis memiliki masa
laten yang lama, biasanya lebih
dari 20 tahun
8
9. Silikosis sederhana
Silikosis dengan nodul keras dan diskrit (berukuran hingga 1 cm)
Distribusi dominan lobus atas berdasarkan radiologi dada
Pasien dapat asimtomatik, 70% pasien melaporkan dispnea saat aktivitas,
batuk kronis dan produksi sputum
Limfadenopati hilar atau mediastinum yang membesar dapat terlihat pada 75%
pasien silikosis
9
10. Progressive massive fibrosis
Silikosis dengan nodul silikotik yang bergabung membentuk massa (berukuran>
1 cm)
Kavitasi sentral dapat terjadi dan menyebabkan peningkatan risiko infeksi
mikobakteri
Dapat terjadi distorsi parenkim paru dan pembuluh peribronkial sehinnga
meningkatkan risiko pneumotoraks spontan
Penebalan pleura sering dijumpai
10
11. Batas paparan silika
Batas paparan National Institute for Occupational Health and Safety
(NIOSH) USA saat ini adalah 0,05 mg / m3
Dengan batas di atas, risiko mengembangkan silikosis sederhana
selama masa kerja di lingkungan adalah 20–40%
11
12. Progresivitas silikosis kronis
Perkembangan dari silikosis
sederhana menjadi PMF
terjadi pada 18-37% pekerja
selama rata-rata 5 tahun
Paparan silika yang terus-
menerus dan merokok
merupakan faktor signifikan
12
13. Faktor prognosis silikosis sederhana
Faktor yang meningkatkan risiko kematian
• Diagnosis pada usia yang lebih muda
• Adanya penyakit konglomerat
• Riwayat merokok
• Riwayat tuberkulosis
• Varian genetik, seperti polimorfisme nukleotida tunggal dari
faktor nekrosis tumor ( TNF) -alpha2 atau rs2076304 dalam gen
DSP (varian baru dari desmoplakin)
13
14. Silikosis akut
Silikosis akut (silicoproteinosis) dapat berkembang dalam
beberapa minggu - <5 tahun setelah paparan silika intensitas
tinggi
Ditandai dengan dispnea yang dapat berkembang pesat
menjadi kegagalan pernapasan dan kematian
Dosis pajanan yang diperlukan untuk mengembangkan
silikosis akut diiperkirakan 1–10 mg / m3 / tahun
14
15. Accelerated silicosis
Accelerated silicosis iadalah penyakit yang lebih cepat berkembang
dibandingkan dengan silikosis kronis
Gambaran yang muncul bergantung pada tahap di mana penyakit
tersebut diidentifikasi
Awalnya, terdapat pola yang mirip dengan silikosis sederhana, diikuti
dengan perkembangan massa yang menyatu, distorsi parenkim, dan
fibrosis yang lebih cepat
15
17. Patogenesi silikosis akut dan accelerated
Silikosis memiliki hubungan paparan-respons yang kuat,
dapat berupa
• Paparan sedang selama bertahun-tahun silikosis
kronis
• Paparan singkat dengan intensitas tinggi eksposur
konsentrasi tinggi jangka pendek (> 2 mg / m3) memiliki
efek tiga kali lebih besar dari eksposur jangka panjang
17
18. Patogenesi silikosis akut dan accelerated
Inhalasi partikel silika
Pengendapan di saluran napas distal
Partikel silika ditelan oleh makrofag alveolar
Aktivasi jalur pro-inflamasi dan pro-fibrotic
18
19. Jalur inflamasi dan fibrosis
Jalur pensinyalan IL-1 distimulasi langsung oleh makrofag dan
secara tidak langsung melalui TLR
•Menghasilkan IL-1, TNF, dan kapase-1 stimulasi faktor
pertumbuhan fibroblast
Interaksi limfosit dengan modulasi inflamasi NALP3, yang
meningkatkan sel T regulator untuk mengekspresikan antigen
limfosit T sitotoksik 4, IL-10 dan TGF-β
19
21. Proses inflamasi kronis
Konsumsi silika oleh
makrofag alveolar
Kematian sel, autofagi dan
pelepasan silika intraseluler
Rekrutmen makrofag
lebih lanjut
Pelepaskan oksidan dan protease
sitotoksik, sitokin inflamasi dan
metabolit asam arakidonat.
Alveolitis dan fibrosis
lebih lanjut
21
22. Radikal bebas akibat silika
Menyebabkan peradangan dan fibrosis
Stres oksidatif meningkatkan ekspresi sitokin
Piezoelektrik ini berkontribusi pada pembentukan radikal bebas
Silika kristalin bersifat piezoelektrik
22
23. Wabah silikosis akut dan accelerated dalam
industri modern
Fabrikator benchtop berbahan batu buatan
Sandblaster jeans denim
Pemoles perhiasan
23
25. Keselamatan kerja terkait silika
Disarankan agar seorang pekerja
Tidak terpapar 3x TWA 8 jam
selama >30 menit
Tidak pernah terpapar 5x TWA 8 jam
Batas paparan silika kristal yang dapat terhirup secara umum
adalah 0,05 mg / m3 selama periode kerja 8 jam (8-h time-
weighted average (TWA)).
25
26. Fabrikator benchtop berbahan batu buatan
Batu buatan mengandung silika kristal 85–93%, jauh lebih
tinggi daripada bahan lain.
Proses dry cutting batu buatan menghasilkan tingkat silika
44 mg / m3 selama 30 menit (300 kali lipat dari NAB).
Pemotongan batu buatan dengan penekan debu air masih
mencatat tingkat yang 30 kali di atas batas.
26
27. Fabrikator benchtop berbahan batu buatan
Spanyol
• Terjadi peningkatan kasus silikosis dari 95 (2003) menjadi 295
(2011)
• 82% pekerja mengalami gejala pernafasan dan satu pekerja
telah meninggal akibat silikosis
Israel
• 82 pasien dirujuk untuk pertimbangan transplantasi (1997-
2015)
27
28. Fabrikator benchtop berbahan batu buatan
Australia
• 7 kasus dilaporkan selama periode 5 tahun (6 PMF dan 1 butuh
transplantasi paru)
• Selama masa tindak lanjut 24 bulan, pasien ini mengalami
penurunan fungsi paru yang signifikan, FEV1 berkurang pada 429
mL / tahun dan FVC berkurang per tahun pada 503 mL / tahun (
• Terjadi 98 kasus silikosis baru dalam waktu 4 bulan (Februari
2019)
28
29. Sandblaster jeans denim
• Denim sandblasting menggunakan pasir yang mengandung silika
sebagai abrasif pada permukaan blue jean.
29
Penelitian di Turki (2007)
• Terdapa 50 kasus silikosis pada
sandblaster jeans denim (53%
dari 145 pekerja yang disaring).
• Usia rata-rata 19 tahun dan
terpapar silika selama durasi
rata-rata 3 tahun (2,2 tahun)
Penelitian lanjutan (2011)
• Meskipun dilakukan
penghentian sandblasting
denim atau pekerjaan lain yang
melibatkan paparan silika,
prevalensi silikosis meningkat
menjadi 96%.
30. Pemoles perhiasan
Pekerja yang terlibat dalam produksi batu semi mulia mengalami
peningkatan silikosis accelerated, terutama di Cina dan India.
Pemotongan dan pemolesan batu akik dan batu permata lainnya,
dan penggunaan cetakan kapur yang mengandung silika dalam
pengecoran perhiasan menghasilkan konsentrasi debu silika
30
31. Pemoles perhiasan
Cina
•15 dari 32 pekerja pabrik batu akik memiliki silikosis accelerated
(prevalensi 47%) dengan usia rata-rata 29,8 tahun dan durasi rata-
rata pajanan 3,5 tahun.
•Dalam 9 bulan tindak lanjut, delapan mengalami gagal napas dan tiga
meninggal.
•Tempat kerja tersebut memiliki konsentrasi debu total 3,0–9,9 mg /
m3
31
32. Pemoles perhiasan
32
India
•8 dari 20 pekerja memiliki silikosis berdasarkan foto polos dada dan
adanya partikel intraseluler dalam makrofag analisis cairan BAL.
•Semuanya laki-laki, berusia antara 20 dan 29 tahun, dan berkembang
menjadi silikosis setelah rata-rata durasi kerja 3,4 tahun.
•Semua telah meninggal selama follow-up 3 tahun.
33. Industri lain
Dalam pekerjaan berisiko, insiden silikosis di tempat kerja >50-60%
dan angka kematian adalah 10–100%, jauh lebih tinggi daripada
silikosis kronis dalam industri yang lebih tradisional seperti industri
pertambangan (kematian 6 per 1000 pekerja).
Perhatian lebih lanjut mengenai paparan silika yang berlebihan
telah dikemukakan dalam industri rekahan hidrolik, konstruksi
(tukang batu, pelukis dan buruh) dan perbaikan jalan raya.
33
34. Diagnosis silikosis akut dan accelerated dalam
industri modern
Riwayat paparan debu silika
yang memadai
Temuan histopatologi
radiologis yang sesuai
Eksklusi penyakit lain yang
mungkin menyerupai silikosis
Penyelidikan penunjangan
lain (BAL & biospi KGB dan
paru)
34
36. Radiologi – foto polos
Foto polos menggunakan klasifikasi International Labour Organization
(ILO) untuk skrining dan diagnosis selanjutnya dari pekerja yang
terkena silika.
Kegunaan klasifikasi ILO masih terbatas untuk dapat diterapkan dalam
skrining dan diagnosis silikosis pada pajanan intensitas tinggi.
Pada silikosis accelerated, dapat ditemukan fibrosis ireguler dan difus.
36
38. Klasifikasi ILO
Angka pertama (yaitu 1 dalam 1/0) menunjukkan kategori utama
Angka kedua (yaitu 0 dalam 1/0) mewakili kategori alternatif
Kasus CXR dibaca dibandingkan dengan CXR referensi untuk setiap kategori
0 menunjukkan tidak ada opasitas 3 menunjukkan opasitas paling banyak
Profusi adalah frekuensi atau konsentrasi kekeruhan
38
39. Radiologi – CT scan
• Lebih unggul dalamdeteksi dini fase awal silikosis
• Lebih mungkin untuk mendeteksi perubahan nodular coalescense
lebih awal
39
Temuan pada CT scan:
• Nodul sentrilobular
• Konsolidasi ruang udara bilateral (sering didominasi zona bawah)
• Kalsifikasi limdafenopati
• Penebalan pleura
• Nodul dan konsolidasi paling sering terjadi pada bagian posterior paru-paru
40. Radiologi – PET scan
Peningkatan aktivitas
respiratory burst neutrofil
yang mengandalkan
glukosa sebagai sumber
energinya
Hasil pda PET dapat
menunjukkan peningkatan
serapan yang menyebar di
dalam paru dan kelenjar
getah bening
40
41. Radiologi silikosis accelerated - CT dan PET scan
• (A) foto polos: 2/2 profusi di zona
kiri atas
• (B) PET scan (A) aktivitas
hipermetabolik di area yang
terkena
• (C) HRCT nodul sentrilobular
• (D) HRCT dengan fibrosis konfluen
zona atas yang luas, distorsi
arsitektural dan elevasi hilar, dan
opasitas ground-glass difus di zona
bawa
41
42. BAL dan biopsi paru
Analisis cairan BAL
•Limfositosis (20% vs 6% pada kontrol sehat)
•Neutrofilia (10% vs ngan 0% pada kontrol sehat)
•Ditemukan >70% makrofag BAL yang mengandung partikel debu
•Tidak spesifik dan dapat ditemukan pada penyakit serupa secara
radiologis seperti sarkoidosis dan fibrosis paru
Biopsi paru
• Nodul silikotik yang terdiri dari histiosit, fibroblas dan partikel birefringent
dalam distribusi perifer dan sentrilobular
• Fibrosis paru dalam bentukan koin multipel yang parah
42
43. Uji fungsi paru
• Spirometri dapat tampak normal pada tahap awal penyakit.
• Saat silikosis berkembang, obstruksi, restriksi atau defek ventilasi
campuran dapat terjadi.
43
• Belum ada indikator
spesifik
• Hasil berperan dalam
memantau kemajuan dan
prognosis
Menurunnya kapasitas DLCO
berkorelasi dengan
peningkatan opasitas paru
dan PMF
45. Tatalaksana
Tidak ada pengobatan efektif saat
ini untuk silikosis.
Bagi mereka dengan gagal napas
yang hampir fatal, transplantasi paru
tetap menjadi satu-satunya pilihan.
45
46. Whole lung lavage
Lavage paru telah diujicobakan untuk silikoproteinosis akut
•Dapat mengurangi keberadaan partikel debu, makrofag, dan sitokin
pada analisis BAL berikutnya
•Dapat menurunkan penurunan fungsi paru dalam jangka pendek
Tampaknya tidak berdampak pada hasil jangka panjang atau kematian.
Terdapat potensi komplikasi termasuk gagal pernapasan
46
47. Imunosupresi
Penelitian melaporkan perbaikan sementara fungsi paru (300 mL FVC)
dengan prednisolon (30 mg / hari selama 6 minggu diikuti dengan dosis
tapering) tanpa manfaat yang berkelanjutan atau penurunan mortalitas
Prednisolon mengurangi dispnea dan batuk, meskipun manfaat
tampaknya dipengaruhi oleh periode paparan yang lebih lama
Infliximab mengurangi respons histologis inflamasi dan fibrotik pada
tikus tetapi temua ini belum diuji di manusia
47
48. Terapi antifibrotik
Aluminium
•Studi pada kelinici menunjukkan adanya penurunan fibrosis
•Uji coba awal pada manusia menunjukkan manfaat yang minimal
serta adanya potensi cedera
Nintedanib dan tadalafil
•Uji masih terbatas pada hewan coba
48
49. Terapi antifibrotik
Terapi berbasis sel (bone marrow-derived mononuclear cell &
mesenchymal cell transplantation)
•Menunjukkan beberapa manfaat pada model hewan dan saat ini
sedang menjalani uji coba pada manusia
49
50. Pengembangan selanjutnya
Pendekatan baru untuk pengobatan yang efektif sangat
dibutuhkan.
Langkah terbaik dalam kasus silikosis adalah identifikasi risiko dan
penegakan standar pajanan.
Studi kelompok pekerja dalam profesi berisiko tinggi akan
membantu menilai efektivitas kontrol pekerjaan.
Diperlukan konsensus batas paparan intensitas tinggi jangka
pendek.
50
51. Kesimpulan
Silikosis adalah masalah modern yang muncul dengan cepat,
terutama mempengaruhi pekerja muda dan rentan.
Diagnosis harus dipertimbangkan dalam setiap pekerjaan di
mana silika digunakan.
Industri harus mempertimbangkan penghapusan paparan
silika intensitas tinggi melalui kontrol teknik, ventilasi, dan
peralatan pelindung pernapasan yang memadai.
51
52. Kesimpulan
Penilaian berkala dan independen terhadap tingkat silika
yang dapat terhirup perlu dilakukan.
Program skrining diperlukan untuk menilai prevalensi yang
sebenarnya dan menyediakan perawatan medis yang
memadai bagi pekerja.
Lebih banyak penelitian diperlukan untuk menentukan
mteode skrining, interval, dan modalitas yang sesuai.
52