SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
Maksud dan Tujuan
1. Mempersiapkan mahasiswa STAN yang bukan saja harus terampil
dalam teknis operasional pekerjaan, tapi juga harus terampil dalam
membangun karakter yang beretika.
2. Mempersiapkan mahasiswa STAN kelak bekerja dengan nurani,
tidak menghalalkan segala cara dan menelantarkan kewajibannya
sebagai abdi masyarakat.
3. Mempersiapkan mahasiswa-mahasiswa STAN yang nanti akan
bekerja secara jujur, bernurani dan berfokus pada kepuasan
stakeholders menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan batin.
4. Mempersapkan mahasiswa STAN menjadi pegawai yang beretika
anti korupsi dapat menjadi agent of change (agen perubahan)
dalam reformasi birokrasi mewujudkan pemerintahan yang bersih
(clean goverment), meningkatkan kesadaran untuk mempraktekkan
kode etik yang berlaku di tempat kerja.
Latar Belakang
 Praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) masih
berlangsung hingga saat ini;
 Tingkat kualitas pelayanan publik yang belum mampu
memenuhi harapan publik;
 Tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas dari birokrasi
pemerintahan belum Optimal;
 Tingkat transparansi dan akuntabilitas birokrasi pemerintahan
yang masih rendah;
 Tingkat disiplin dan etos kerja pegawai yang masih rendah;
 Tingkat efektifitas pengawasan fungsional dan pengawasan
internal dari birokrasi pemerintahan belum dapat berjalan
secara optimal.
Pelayanan Publik Profesional
Pelayanan publik yang profesional artinya pelayanan publik yang dicirikan
adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur
pemerintah) dengan ciri sebagai berikut:
1. Efektif, Lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan
sasaran.
2. Sederhana, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah,
cepat, tepat, dan tidak berbelit-belit.
3. Transparan, Adanya kejelasan dan kepastian mengenai prosedur,
persyaratan, dan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan
publik tersebut.
4. Efisiensi, Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan
langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap
memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan
yang berkaitan.
5. Keterbukaan, Berarti prosedur/tatacara persyaratan, satuan kerja/pejabat
penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian
waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib
di informasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh
masyarakat, baik diminta maupun tidak.
6. Ketepatan waktu
Tahukan Anda…
 Profesional mengandung makna kualitas yang
sangat tinggi (baik), sedangkan profesi memiliki
pengertian pekerjaan yang ditekuni dan menjadi
tumpuan hidup, atau dapat juga berarti bidang
pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan
keahlian tertentu.
 Profesional (seorang profesional) adalah orang
yang menjalani suatu profesi, mempunyai
tanggung jawab yang tinggi untuk berkarya
dengan standar kualitas tinggi dilandasi dengan
komitmen moral yang tinggi pula.
 Etika profesi atau etika profesional merupakan
pembeda utama antara para profesional dan
orang-orang yang hanya sekadar ahli di bidang
yang mereka pilih untuk ditekuni.
Komitmen Pelayanan Publik
Penetapan standar pelayanan
◦ komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu
kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat
dan kemampuan penyelenggara pelayanan
Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP)
◦ memastikan bahwa proses dapat berjalan uninterupted
◦ memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang
berlaku
◦ memberikan informasi yang akurat ketika dilakukan penelusuran terhadap kesalahan
prosedur jika terjadi penyimpangan dalam pelayanan
◦ Memberikan informasi yang akurat dalam rangka pengendalian pelayanan
◦ semua petugas yang terlibat dalam proses
◦ pelayanan memiliki uraian tugas dan tangungjawab yang jelas
Pengembangan Survei Kepuasan Pelanggan
Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan, perlu didisain suatu sistem
pengelolaan pengaduan yang secara efektif dan efisien mampu mengolah berbagai
pengaduan masyarakat menjadi bahan masukan bagi perbaikankualitas pelayanan
Reformasi Birokrasi
Max Weber (1864-1920) seorang ahli sosiolog Jerman yang
menekankan pada kebutuhan akan hierarki yang ditetapkan
dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang
dengan jelas. Menurutnya organisasi ideal pastilah sebuah
birokrasi yang aktivitas dan tujuannya dipikirkan secara
rasional dan pembagian tugas dari para karyawannya
dinyatakan dengan jelas.
Peningkatan kualitas pelayanan publik juga perlu didukung
adanya restrukturisasi birokrasi, yang akan memangkas
berbagai kompleksitas pelayanan publik menjadi lebih
sederhana. Birokrasi yang kompleks menjadi ladang bagi
tumbuhnya KKN dalam penyelenggaraan pelayanan
...Lanjutan
Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk
melakukan pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek-
aspek berikut :
a. Kelembagaan (organisasi)
b. Ketatalaksanaan (business process)
c. sumber daya manusia aparatur
Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata
lain, Reformasi Birokrasi adalah langkah strategis untuk
membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil
guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan
pembangunan nasional
Birokrasi menyelenggarakan pelayanan umum atau pelayanan
publik (public services), dan pelaksananya, yaitu pegawai negeri
dikenal sebagai pelayan (abdi) masyarakat (public servants)
Birokrasi dan Kewibawaan
Pemerintah
Dalam pelaksanaan birokrasi menjalankan kekuasaan atau
kewenangannya tersebut apakah sudah benar, atau
menyelewengkan kewenangannya tersebut demi
kepentingan peribadi selain kepentingan masyarakat, maka
diperlukan etika sebagai panduan dalam pengambilan
keputusan dan sekaligus sebagai kriteria untuk menilai
baik atau buruknya suatu keputusan tersebut.
Kewibawaan Pemerintah, pemerintahan yang bersih dan
berwibawa merupakan dambaan penyelenggara
pemerintahan sendiri dan masyarakat secara umum.
Kebersihan dan kewibawaan ini pada dasarnya hanya
dapat di peroleh jika birokrasi dan pelaksananya bebas
dari perilaku negatif atau tercela.
Sumber kewibawaan birokrasi dan aparaturnya bukanlah
kekuasaan yang mereka miliki, melainkan kualitas
pengabdian mereka kepada kepentingan masyarakat,
bangsa dan negara
Tahukah Anda..
Pejabat birokrasi disebut dengan birokrat. Di negara demokrasi, birokrat adalah
pejabat publik (pemerintahan) yang diangkat, dipertahankan, dan dipromosikan
melalui sistem merit (berdasarkan prestasi atau kinerja).
Pejabat publik diangkat secara politis, mereka mempunyai posisi yang relatif sangat
aman.
Birokrat berbeda dengan pejabat publik yang dipilih melalui mekanisme pemilihan
umum.
Di Indonesia, para menteri adalah pejabat negara (publik) yang berkait erat secara
langsung dengan (diangkat oleh) presiden yang dipilih rakyat melalui pemilihan
umum, oleh sebab itu, mereka tidak termasuk sebagai birokrat.
Birokrat adalah mereka yang menduduki jabatan eselon I kebawah, di kementerian
atau lembaga-lembaga non-kementerian
Undang-Undang tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (UU Nomor 17 Tahun 1974
yang diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999), pegawai negeri yang membentuk
pelayanan publik (public service) di Indonesia meliputi pegawai negeri sipil (PNS),
anggota TNI, dan POLRI, dan pegawai BUMN/D.
Etika pelayanan publik = etika birokrasi = etika pegawai negeri (khususnya PNS)
Pelayanan publik bertujuan untuk mewujudkan integeritas dalam pelayanan publik
(public service integrity)
Pelayanan publik sering dinyatakan sebagai kepercayaan publik (public service is a
public trust)
Camkan
Di sektor manapun, termasuk sektor publik (pemerintahan), ada dua aspek penting yang umumnya diyakini
sebagai penentu kinerja prima, yaitu profesionalisme dan etika. Seperti halnya di sektor bisnis, sektor publik juga
dituntut untuk mencapai kinerja prima, dengan ukuran-ukuran seperti efisiensi, produktivitas, dan efektivitas, dan
pada saat yang sama dituntut untuk senantiasa menjunjung tinggi standar etika, seperti integritas, objektivitas
atau imparsialitas, keadilan, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, sektor publik, seperti sektor bisnis, dituntut
memiliki dua keunggulan, yaitu keunggulan teknis (profesionalisme) dan keunggulan moral (etika), baik normatif
maupun objektif.
Etika diperlukan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan dan sekaligus sebagai kriteria untuk menilai
baik atau buruknya suatu keputusan tersebut
Pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan dambaan penyelenggara pemerintahan sendiri dan
masyarakat secara umum. Kebersihan dan kewibawaan ini pada dasarnya hanya dapat diperoleh jika birokrasi
dan pelaksananya bebas dari perilaku negatif atau tercela
Setiap warga negara berhak untuk memperoleh pelayanan dari pemerintah, setiap warga negara memiliki hak
untuk memperoleh pelayanan dari negara
Rakyat, warga negara mengharapkan aparatur birokrasi benar-benar menjadi “abdi negara” dan “abdi
masyarakat”, menempatakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi, mengelola sumber daya publik yang
telah dipercayakan secara professional dan menjunjung tinggi standar etika.
Kode Etik Pegawai Negeri
Sipil
Kewajiban, tanggung jawab, tingkah laku,
dan perbuatan sesuai dengan nilai-nilai
hakiki profesinya yang dikaitkan dengan
nilai-nilai yang hidup dan berkembang di
masyarakat serta pandangan hidup
Bangsa dan Negara Indonesia.
Nilai-Nilai Perilaku Kedinasan
 Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya
wajib berusaha meningkatkan kemampuan,
pengetahuan, dan profesionalisme di bidang tugasnya.
 Pegawai Negeri Sipil karena kedudukan atau
jabatannya wajib menyimpan informasi resmi negara
yang sifatnya rahasia.
 Pegawai Negeri Sipil wajib mentaati dan melaksanakan
dengan sebaik-baiknya segala Peraturan Perundang-
undangan dan Peraturan Kedinasan yang berlaku.
 Pegawai Negeri Sipil wajib memberikan pelayanan
sebaik-baiknya kepadamasyarakat.
 Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya senantiasa mentaati perintah kedinasan
dari atasan yang berwenang sesuai dengan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri
Sipil
 Aspek Kuantitas, menggambarkan kesepakatan tentang
jumlah barang yang dihasilkan, atau jumlah pelayanan atau
jasa yang diberikan dalam pelaksanaan suatu tugas pokok
seorang Pegawai Negeri Sipil pada periode tertentu
 Aspek Kualitas, menggambarkan kesempatan tentang mutu
barang yang dihasilkan, atau mutu pelayanan/jasa yang
diberikan, dalam pelaksanaan suatu tugas pokok seorang
Pegawai Negeri Sipil pada periode tertentu
 Aspek waktu, menggambarkan kesempatan tentang lamanya
seorang Pegawai Negeri Sipil menghasilkan jumlah barang
dan pelayanan dengan kualitas yang telah disepakati, dalam
pelaksanaan tugas pokoknya
 Aspek biaya, menggambarkan kesepakatan tentang
besarnya anggaran yang digunakan seorang Pegawai Negeri
Sipil untuk menghasilkan jumlah barang dan memberikan
pelayanan dengan kualitas yang telah ditentukan, dengan
pelaksanaan tugas pokoknya
Yang Harus Dimiliki Oleh Setiap PNS Kementerian Keuangan
Profesional, memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa
depan, memiliki kompetensi di bidangnya, memiliki jiwa
berkompetisi/bersaing secara jujur dan sportif, serta menjunjung
tinggi etika profesi.
Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan,
dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat
melaksanakan tugasnya secara profesional,efektif, dan efisien.
Kompetensi merupakan tolok ukur seseorang untuk menduduki
jabatan tertentu
Kode etik Pegawai Negeri Sipil adalah kewajiban,tanggung jawab,
tingkah laku, dan perbuatan sesuai dengan nilai-nilai hakiki
profesinya yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang hidup dan
berkembang dimasyarakat serta pandangan hidup Bangsa dan
Negara Indonesia.
 Penilaian 360 Derajat : selaku pribadi, pegawai , maupun pejabat,
dilakukan penilaian secara hierarki, keatas, kebawah,maupun
kesamping
Diskusi
 Kesalehan Individu dan Kesalehan
Sosial
 Jelaskan secara ringkas relevansi
pentingnya etika dalam pelayanan
publik
Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, ethikos, berarti timbul dari
kebiasaan. Etika memiliki banyak makna antara lain:
◦ Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik
kelompok profesi.
◦ Norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat
tertentu mengenai perbuatan yang baik dan benar.
◦ Studi tentang prinsip-prinsip perilaku baik dan benar sebagai falsafat
moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma
yang terwujud dalam perilaku hidup manusia.
◦ Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia
sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
Lanjutan
Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari
sudut pandang masing-masing pengguna :
1. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang
moralitas.
2. Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-orang
dari lingkungan budaya tertentu.
3. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan
lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi
harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan
cara-cara yang profesional. Jadi etika adalah salah satu kaidah yang
menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi
secara wajar, jujur, adil, profesional, dan terhormat.
4. Bagi eksekutif puncak, etika berarti kewajiban dan tanggung jawab
khusus terhadap stakeholder (pemangku kepentingan), terhadap
organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap
pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap
masyarakat. Wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat
5. Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersama dan
pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi
tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan
pelayanan profesi itu
Teori-Teori Etika
1. Teori Teleologi
2. Teori Deontologi
3. Teori Etika Keutamaan
Teori Teleologi
Dalam buku karangan Kusmanadji (2004, II-1-II-2)
dikemukakan bahwa teori teleologi disebut juga teori
konsekuensialis, menyatakan bahwa nilai moral suatu
tindakan ditentukan semata-mata oleh konsekuensi
tindakan tersebut. Benar atau salahnya tindakan di
tentukan oleh hasil atau akibat dari tindakan tersebut.
Maka, yang menyebabkan tindakan itu benar atau salah
adalah bukan tindakan itu sendiri melainkan akibat dari
tindakan tersebut. Akibat dalam hal ini adalah
konsekuensi baik. Oleh karena itu, kebaikan merupakan
konsep fundamental dalam teori teleleologi.
Lanjutan Teori Teleologi
Menurut Aristoteles, Etika teleologis atau Etika Aristoteles,
yakni etika yang mengukur benar/salahnya tindakan manusia
dari menunjang tidaknya tindakan tersebut ke arah
pencapaian tujuan(telos) akhir yang ditetapkan sebagai
tujuan hidup manusia. Setiap tindakan menurut Aristoteles
diarahkan pada suatu tujuan, yakni pada yang
baik(agathos). Yang baik adalah apa yang secara kodrati
menjadi arah tujuan akhir(causa finalis) adanya sesuatu
yang baik yang menjadi tujuan akhir hidup manusia
menurut dia adalah kebahagiaan atau kesejahteraan
(eudaimonia). Itulah sebabnya teori etikanya sering disebut
sebagai teori etika Eudaimonisme.
Lanjutan Teori Teleologi
 Ucok Sarimah (2008, 5-6) membedakan teori teleleologi menjadi 3, yaitu:
1. Egoisme Etis, Suatu ti ndakan benar atau salah tergantung semata-mata pada
baik buruknya akibat tindakan tersebut bagi pelakunya.
2. Altruisme Etis, Berlawanan dengan egoisme etis, bahwa baik buruknya suatu
tindakan ditentukan oleh baik buruknya akibat tindakan tersebut terhadap orang
lain, kecuali pelaku.
3. Utilitarianisme, Gabungan antara egoisme etis dan altruisme etis, bahwa benar
salahnya tindakan tergantung pada baik buruknya konsekuensi ti ndakan
tersebut bagi siapa saja yang dipengaruhi ol eh tindakan tersebut.
Dari ketiga teori tersebut, teori teleleologi yang sangat menonjol adalah
utilitarianisme yang biasanya dihubungkan dengan filsuf Inggris, Jeremy Betham
dan John Stuart Mill. Sesuai dengan namanya utilitarisme berasal dari kata utility
dengan bahasa latinnya utilis yang arti nya “bermanfaat” dalam mengukur baik
dan buruk. Kebaikan di defi nisikan sebagai kesenangan sedangkan keburukan
didefi nisikan sebagai kesedi han. Bentuk klasik utilitarianisme dinyatakan
sebagai berikut: “Suatu tindakan adal ah benar jika dan hanya jika ti ndakan itu
menghasilkan selisih terbesar kesenangan di atas kesedihan bagi setiap orang.”
Lanjutan Teori Teleologi
Dalam buku karangan Kusmanadji (2004, 2),
Utilitarianisme mencakup empat prinsip, yaitu:
Konsekuensialisme, prinsip yang berpendirian bahwa
kebenaran tindakan ditentukan semata-mata oleh
konsekuensinya.
Hedonisme, manfaat (utility) dalam teori ini
didefinisikan sebagai kesenangan dan tidak adanya
kesedihan. Hedonisme adalah prinsip bahwa
kesenangan dan hanya kesenanganlah yang
merupakan perbuatantertinggi .
Maksimalisme, tindakan yang benar adalah tindakan
yang tidak hanya memiliki konsekuensi berupa
beberapa kebaikan, tetapi juga jumlah terbesar
konsekuensi baik setelah memperhitungkan
konsekuensi buruk.
Universalisme, konsekuensi yang harus
dipertimbangkan adalah konsekuensi bagi setiap
orang.
2. Teori Deontologi
Menurut Teori Deontologi perbuatan tertentu adalah benar bukan
karena manfaat bagi kita sendiri atau orang lain tetapi karena sifat
atau hakikat perbuatan itu sendiri atau kaidah yang diikuti untuk
berbuat. Dalam buku karangan Ucok Sarimah (2008, 6) dalam
kaitannnya dengan teori deontologi dikenal:
1. Deontologi Tindakan Menurut teori ini, bila seseorang dihadapkan
pada situasi dimana harus mengambil keputusan, seseorang
harus segera memahami apa yang harus dilakukan tanpa
mendasarkan pada peraturan atau pedoman.
2. Deontologi Kaidah, Suatu tindakan benar atau salah karena
kesesuaian atau tidak sesuainya dengan suatu prinsip moral yang
benar.
3. Deontologi Monistik, Teori ini mendukung suatu kaidah umum
seperti “the golden rule” sebagi rinsip moral tertinggi yang
menjadi dasar untuk menurunkan kaidah atau prinsip-prinsip
moral lainnya.
4. Dentologi Pluralistik, Teori ini dikemukakan oleh William David
Ross yang mengidentifikasi tujuh kewajiban moral pada pandangan
pertama(prime face).
7 Kewajiban Moral
1. Kewajiban menepati janji atau kesetiaan (fidelity)
2. Kewajiban ganti rugi (reparation)
3. Kewajiban terima kasih (gratitude)
4. Kewajiban keadilan (justice)
5. Kewajban berbuat baik (beneficence)
6. Kewajiban mengembangkan diri (self improvement)
7. Kewajiban untuk tidak merugikan (non-malificence)
Teori Deontologi sebenarnya sudah ada sejak periode
filsafat Yunani Kuno, tetapi baru mulai diberi perhatian
setelah diberi penjelasan dan pendasaran logis oleh filsuf
Jerman yaitu Immanuel Kant. Kata deon berasal dari
Yunani yang artinya kewajiban. Sudah jelas kelihatan
bahwa teori deontologi menekankan pada pelaksanaan
kewajiban. Suatu perbuatan akan baik jika didasari atas
pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban
berarti sudah melakukan kebaikan. Deontologi tidak
terpasak pada konsekuensi perbuatan, dengan kata lain
deontologi melaksanakan terlebih dahulu tanpa memikirkan
akibatnya. Berbeda dengan utilitarisme yang
mempertimbangkan hasilnya lalu dilakukan perbuatannya
Kewajiban menurut deontologi, contoh utuk
mempermudah dalam memahaminya. Misalnya,
tidak boleh menghina, membantu orang tua,
membayar hutang, dan tidak berbohong adalah
perbuatan yang bisa diterima secara universal.
Jika ditanya secara langsung apakah boleh
menghina orang? Tidak boleh, apakah boleh
membantu orang tua? Tentu itu harus. Semua
orang bisa terima bahwa berbohong adalah
buruk dan membantu orang tua adalah baik.
Nah, kira-kira seperti itulah kewajiban yang
dimaksud.
3. Teori Keutamaan(Virtue).
Teori keutamaan (virtue) adal ah teori yang
memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan
tertentu adil, atau jujur, atau murah hati,
melainkan: apakah orang itu bersikap adil,
jujur, murah hati, dan sebagainya. (Vel
asquez;2005) .
Isu utama teori keutamaan adalah
membicarakan tentang karakter apa saja yang
membuat seseorang sebagai orang baik
secara moral. Teori keutamaan sering juga
dikatakan sebagai teori yang membicarakan
tentang karakter yang merupakan keutamaan
moral. Karakter yang pada umumnya
dianggap sebagai keutamaan moral adalah
watak baik yang ada pada seti ap individu
Tiga Bagian Utama Etika
1. Meta-Etika (Studi Konsep Etika)
Meta-Etika sebagai suatu jalan menuju konsepsi atas benar
atau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa. Dalam meta-etika,
tindakan atau peristiwa yang dibahas dipelajari berdasarkan
hal itu sendiri dan dampak yang dibuatnya.
Sebagai contoh,"Seorang anak menendang bola hingga kaca
jendela pecah.“ Secara meta-etis, baik-buruknya tindakan
tersebut harus dilihat menurut sudut pandang yang netral.
Pertama, dari sudut pandang si anak, bukanlah suatu
kesalahan apabila ia menendang bola ketika sedang bermain,
karena memang dunianya (dunia anak-anak) adalah bermain,
ia tidak sengaja melakukannya. Akan tetapi kalau dilihat dari
pihak pemilik jendela, tentu ia akan mendefinisikan hal ini
sebagai kesalahan yang telah dibuat oleh si anak. Si pemilik
jendela berasumsi demikian karena ia merasa dirinya telah
dirugikan
Lanjutan, Tiga Bagian Utama Etika
2. Etika Normatif (Studi Penentuan Nilai Etika).
Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku
yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau
apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan
tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika
Normatif merupakan norma-norma yang dapat
menuntun agar manusia bertindak secara baik dan
menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan
kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di
masyarakat
Lanjutan, Tiga Bagian Utama Etika
3. Etika Terapan (Studi Penggunaan Nilai-Nilai Etika).
Etika terapan memberi pemahaman tentang
spektrum bidang terapan etika sekaligus
menunjukkan bahwa etika merupakan
pengetahuan praktis. Berbagai bidang terapan
di antaranya adalah bidang kesehatan,
tanggung-jawab sosial perusahaan atau yang
biasa dikenal dengan istilah Corporate Social
Responsibility (CSR), pengolahan tanah, dan
masih banyak lainnya.
Prinsip Dalam Etika
Salah satu karakteristik pokok sudut
pandang etika adalah objektivitas atau
ketidak berpihakan (impartiality),
artinya setiap hubungan khusus yang
kita miliki dengan orang-orang
(keluarga, teman, pegawai) harus
dikesampingkan pada saat kita
mengambil keputusan atau melakukan
tindakan
Manfaat Etika
1. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam
mengambil keputusan secara otonom; mengarahkan
perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib,
teratur, damai dan sejahtera.
2. Mencegah 'power tends to corrupt", Absolute power corrupts
absolutely”. Artinya Kekuasaan cenderung disalahgunakan,
jika kekuasaan itu absolut, penyalahgunaannyapun
absolute. Jadi kekuasaan harus disertai dengan
pengawasan dan penegakan hukum. "the end justifies the
means, even at all out” tujuan menghalalkan segala cara,
apapun resikonya, pokoknya menang atau untung, sehingga
siapapun yang merintangi harus disingkirkan atau dilibas.
3. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan
mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak
4. Mencegah agar orang tidak mengalami krisis moral yang
berkepanjangan. Etika dapat membangkitkan kembali
semangat hidup agar manusia dapat menjadi manusia yang
baik dan bijaksana melalui eksistensi profesinya

More Related Content

Similar to etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx

EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN.pptx
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN.pptxEVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN.pptx
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN.pptxarya satria
 
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedistemanna #LABEDDU
 
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawaiManajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai067nuryani
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Asep Muhamad Ferdiana
 
Monitoring Pelayanan Publik
Monitoring Pelayanan PublikMonitoring Pelayanan Publik
Monitoring Pelayanan Publikmuhammad hamdi
 
Kel cinta diklatpim III Jatinangor 2016: Presentasi Topik Integritas
Kel cinta diklatpim III Jatinangor 2016: Presentasi Topik IntegritasKel cinta diklatpim III Jatinangor 2016: Presentasi Topik Integritas
Kel cinta diklatpim III Jatinangor 2016: Presentasi Topik IntegritasGus Priyono Koes
 
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAM
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAMBahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAM
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAMHeru Syah Putra
 
Pentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsPentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsJerry Makawimbang
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikDian Herdiana
 
Manajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfManajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfDediWahyudi41
 
Etika dan Moralitas Birokrasi: Membangun Integritas dan Kepatuhan
Etika dan Moralitas Birokrasi: Membangun Integritas dan KepatuhanEtika dan Moralitas Birokrasi: Membangun Integritas dan Kepatuhan
Etika dan Moralitas Birokrasi: Membangun Integritas dan KepatuhanNazaruddinnazaruddin3
 
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganZulFikri45
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Eka Yulianto
 

Similar to etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx (20)

REFORMASI_BIROKRASI.pptx
REFORMASI_BIROKRASI.pptxREFORMASI_BIROKRASI.pptx
REFORMASI_BIROKRASI.pptx
 
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN.pptx
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN.pptxEVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN.pptx
EVALUASI KINERJA PEMERINTAH DAN PEMBANGUNAN.pptx
 
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedisRancangan dilla aprilya muchtar paramedis
Rancangan dilla aprilya muchtar paramedis
 
Kelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptxKelompok 1.pptx
Kelompok 1.pptx
 
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawaiManajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
Manajemen Sumberdaya Aparatur - pembinaan dan kedisiplinan kerja pegawai
 
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
Be & gg, Asep Muhamad Perdiana, Hapzi Ali, Board of Director,Board Committes,...
 
Monitoring Pelayanan Publik
Monitoring Pelayanan PublikMonitoring Pelayanan Publik
Monitoring Pelayanan Publik
 
Good governance
Good governanceGood governance
Good governance
 
Kel cinta diklatpim III Jatinangor 2016: Presentasi Topik Integritas
Kel cinta diklatpim III Jatinangor 2016: Presentasi Topik IntegritasKel cinta diklatpim III Jatinangor 2016: Presentasi Topik Integritas
Kel cinta diklatpim III Jatinangor 2016: Presentasi Topik Integritas
 
monalisaaaaaaaaaa
monalisaaaaaaaaaamonalisaaaaaaaaaa
monalisaaaaaaaaaa
 
Laporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyunLaporan aktualisasi yuyun
Laporan aktualisasi yuyun
 
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAM
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAMBahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAM
Bahan Tayang MK SANRI: REVIEW BEFORE EXAM
 
Pentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pnsPentingnya disiplin bagi pns
Pentingnya disiplin bagi pns
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan PublikEtika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Manajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdfManajemen ASN 4 des.pdf
Manajemen ASN 4 des.pdf
 
Manajemen ASN
Manajemen ASNManajemen ASN
Manajemen ASN
 
Etika dan Moralitas Birokrasi: Membangun Integritas dan Kepatuhan
Etika dan Moralitas Birokrasi: Membangun Integritas dan KepatuhanEtika dan Moralitas Birokrasi: Membangun Integritas dan Kepatuhan
Etika dan Moralitas Birokrasi: Membangun Integritas dan Kepatuhan
 
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelangganPelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
Pelayanan publik-yang-berorientasi-pelanggan
 
Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik Etika Pelayanan Publik
Etika Pelayanan Publik
 
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
Begg,eka yulianto, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma. tata kelola pemerintahan...
 

Recently uploaded

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

etikaprofesii-150325050146-conversion-gate01.pptx

  • 1. Maksud dan Tujuan 1. Mempersiapkan mahasiswa STAN yang bukan saja harus terampil dalam teknis operasional pekerjaan, tapi juga harus terampil dalam membangun karakter yang beretika. 2. Mempersiapkan mahasiswa STAN kelak bekerja dengan nurani, tidak menghalalkan segala cara dan menelantarkan kewajibannya sebagai abdi masyarakat. 3. Mempersiapkan mahasiswa-mahasiswa STAN yang nanti akan bekerja secara jujur, bernurani dan berfokus pada kepuasan stakeholders menuju masyarakat yang sejahtera lahir dan batin. 4. Mempersapkan mahasiswa STAN menjadi pegawai yang beretika anti korupsi dapat menjadi agent of change (agen perubahan) dalam reformasi birokrasi mewujudkan pemerintahan yang bersih (clean goverment), meningkatkan kesadaran untuk mempraktekkan kode etik yang berlaku di tempat kerja.
  • 2. Latar Belakang  Praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) masih berlangsung hingga saat ini;  Tingkat kualitas pelayanan publik yang belum mampu memenuhi harapan publik;  Tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas dari birokrasi pemerintahan belum Optimal;  Tingkat transparansi dan akuntabilitas birokrasi pemerintahan yang masih rendah;  Tingkat disiplin dan etos kerja pegawai yang masih rendah;  Tingkat efektifitas pengawasan fungsional dan pengawasan internal dari birokrasi pemerintahan belum dapat berjalan secara optimal.
  • 3. Pelayanan Publik Profesional Pelayanan publik yang profesional artinya pelayanan publik yang dicirikan adanya akuntabilitas dan responsibilitas dari pemberi layanan (aparatur pemerintah) dengan ciri sebagai berikut: 1. Efektif, Lebih mengutamakan pada pencapaian apa yang menjadi tujuan dan sasaran. 2. Sederhana, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara mudah, cepat, tepat, dan tidak berbelit-belit. 3. Transparan, Adanya kejelasan dan kepastian mengenai prosedur, persyaratan, dan pejabat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan publik tersebut. 4. Efisiensi, Persyaratan pelayanan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian sasaran pelayanan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dengan produk pelayanan yang berkaitan. 5. Keterbukaan, Berarti prosedur/tatacara persyaratan, satuan kerja/pejabat penanggung jawab pemberi pelayanan, waktu penyelesaian, rincian waktu/tarif serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan wajib di informasikan secara terbuka agar mudah diketahui dan dipahami oleh masyarakat, baik diminta maupun tidak. 6. Ketepatan waktu
  • 4. Tahukan Anda…  Profesional mengandung makna kualitas yang sangat tinggi (baik), sedangkan profesi memiliki pengertian pekerjaan yang ditekuni dan menjadi tumpuan hidup, atau dapat juga berarti bidang pekerjaan yang dilandasi oleh pendidikan keahlian tertentu.  Profesional (seorang profesional) adalah orang yang menjalani suatu profesi, mempunyai tanggung jawab yang tinggi untuk berkarya dengan standar kualitas tinggi dilandasi dengan komitmen moral yang tinggi pula.  Etika profesi atau etika profesional merupakan pembeda utama antara para profesional dan orang-orang yang hanya sekadar ahli di bidang yang mereka pilih untuk ditekuni.
  • 5. Komitmen Pelayanan Publik Penetapan standar pelayanan ◦ komitmen penyelenggara pelayanan untuk menyediakan pelayanan dengan suatu kualitas tertentu yang ditentukan atas dasar perpaduan harapan-harapan masyarakat dan kemampuan penyelenggara pelayanan Pengembangan Standard Operating Procedures (SOP) ◦ memastikan bahwa proses dapat berjalan uninterupted ◦ memastikan bahwa pelayanan perijinan dapat berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku ◦ memberikan informasi yang akurat ketika dilakukan penelusuran terhadap kesalahan prosedur jika terjadi penyimpangan dalam pelayanan ◦ Memberikan informasi yang akurat dalam rangka pengendalian pelayanan ◦ semua petugas yang terlibat dalam proses ◦ pelayanan memiliki uraian tugas dan tangungjawab yang jelas Pengembangan Survei Kepuasan Pelanggan Pengembangan Sistem Pengelolaan Pengaduan, perlu didisain suatu sistem pengelolaan pengaduan yang secara efektif dan efisien mampu mengolah berbagai pengaduan masyarakat menjadi bahan masukan bagi perbaikankualitas pelayanan
  • 6. Reformasi Birokrasi Max Weber (1864-1920) seorang ahli sosiolog Jerman yang menekankan pada kebutuhan akan hierarki yang ditetapkan dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang dengan jelas. Menurutnya organisasi ideal pastilah sebuah birokrasi yang aktivitas dan tujuannya dipikirkan secara rasional dan pembagian tugas dari para karyawannya dinyatakan dengan jelas. Peningkatan kualitas pelayanan publik juga perlu didukung adanya restrukturisasi birokrasi, yang akan memangkas berbagai kompleksitas pelayanan publik menjadi lebih sederhana. Birokrasi yang kompleks menjadi ladang bagi tumbuhnya KKN dalam penyelenggaraan pelayanan
  • 7. ...Lanjutan Reformasi Birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaruan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan, terutama menyangkut aspek- aspek berikut : a. Kelembagaan (organisasi) b. Ketatalaksanaan (business process) c. sumber daya manusia aparatur Reformasi Birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain, Reformasi Birokrasi adalah langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional Birokrasi menyelenggarakan pelayanan umum atau pelayanan publik (public services), dan pelaksananya, yaitu pegawai negeri dikenal sebagai pelayan (abdi) masyarakat (public servants)
  • 8. Birokrasi dan Kewibawaan Pemerintah Dalam pelaksanaan birokrasi menjalankan kekuasaan atau kewenangannya tersebut apakah sudah benar, atau menyelewengkan kewenangannya tersebut demi kepentingan peribadi selain kepentingan masyarakat, maka diperlukan etika sebagai panduan dalam pengambilan keputusan dan sekaligus sebagai kriteria untuk menilai baik atau buruknya suatu keputusan tersebut. Kewibawaan Pemerintah, pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan dambaan penyelenggara pemerintahan sendiri dan masyarakat secara umum. Kebersihan dan kewibawaan ini pada dasarnya hanya dapat di peroleh jika birokrasi dan pelaksananya bebas dari perilaku negatif atau tercela. Sumber kewibawaan birokrasi dan aparaturnya bukanlah kekuasaan yang mereka miliki, melainkan kualitas pengabdian mereka kepada kepentingan masyarakat, bangsa dan negara
  • 9. Tahukah Anda.. Pejabat birokrasi disebut dengan birokrat. Di negara demokrasi, birokrat adalah pejabat publik (pemerintahan) yang diangkat, dipertahankan, dan dipromosikan melalui sistem merit (berdasarkan prestasi atau kinerja). Pejabat publik diangkat secara politis, mereka mempunyai posisi yang relatif sangat aman. Birokrat berbeda dengan pejabat publik yang dipilih melalui mekanisme pemilihan umum. Di Indonesia, para menteri adalah pejabat negara (publik) yang berkait erat secara langsung dengan (diangkat oleh) presiden yang dipilih rakyat melalui pemilihan umum, oleh sebab itu, mereka tidak termasuk sebagai birokrat. Birokrat adalah mereka yang menduduki jabatan eselon I kebawah, di kementerian atau lembaga-lembaga non-kementerian Undang-Undang tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (UU Nomor 17 Tahun 1974 yang diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999), pegawai negeri yang membentuk pelayanan publik (public service) di Indonesia meliputi pegawai negeri sipil (PNS), anggota TNI, dan POLRI, dan pegawai BUMN/D. Etika pelayanan publik = etika birokrasi = etika pegawai negeri (khususnya PNS) Pelayanan publik bertujuan untuk mewujudkan integeritas dalam pelayanan publik (public service integrity) Pelayanan publik sering dinyatakan sebagai kepercayaan publik (public service is a public trust)
  • 10. Camkan Di sektor manapun, termasuk sektor publik (pemerintahan), ada dua aspek penting yang umumnya diyakini sebagai penentu kinerja prima, yaitu profesionalisme dan etika. Seperti halnya di sektor bisnis, sektor publik juga dituntut untuk mencapai kinerja prima, dengan ukuran-ukuran seperti efisiensi, produktivitas, dan efektivitas, dan pada saat yang sama dituntut untuk senantiasa menjunjung tinggi standar etika, seperti integritas, objektivitas atau imparsialitas, keadilan, dan sebagainya. Dengan perkataan lain, sektor publik, seperti sektor bisnis, dituntut memiliki dua keunggulan, yaitu keunggulan teknis (profesionalisme) dan keunggulan moral (etika), baik normatif maupun objektif. Etika diperlukan sebagai panduan dalam pengambilan keputusan dan sekaligus sebagai kriteria untuk menilai baik atau buruknya suatu keputusan tersebut Pemerintahan yang bersih dan berwibawa merupakan dambaan penyelenggara pemerintahan sendiri dan masyarakat secara umum. Kebersihan dan kewibawaan ini pada dasarnya hanya dapat diperoleh jika birokrasi dan pelaksananya bebas dari perilaku negatif atau tercela Setiap warga negara berhak untuk memperoleh pelayanan dari pemerintah, setiap warga negara memiliki hak untuk memperoleh pelayanan dari negara Rakyat, warga negara mengharapkan aparatur birokrasi benar-benar menjadi “abdi negara” dan “abdi masyarakat”, menempatakan kepentingan publik di atas kepentingan pribadi, mengelola sumber daya publik yang telah dipercayakan secara professional dan menjunjung tinggi standar etika.
  • 11. Kode Etik Pegawai Negeri Sipil Kewajiban, tanggung jawab, tingkah laku, dan perbuatan sesuai dengan nilai-nilai hakiki profesinya yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang di masyarakat serta pandangan hidup Bangsa dan Negara Indonesia.
  • 12. Nilai-Nilai Perilaku Kedinasan  Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugasnya wajib berusaha meningkatkan kemampuan, pengetahuan, dan profesionalisme di bidang tugasnya.  Pegawai Negeri Sipil karena kedudukan atau jabatannya wajib menyimpan informasi resmi negara yang sifatnya rahasia.  Pegawai Negeri Sipil wajib mentaati dan melaksanakan dengan sebaik-baiknya segala Peraturan Perundang- undangan dan Peraturan Kedinasan yang berlaku.  Pegawai Negeri Sipil wajib memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepadamasyarakat.  Pegawai Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya senantiasa mentaati perintah kedinasan dari atasan yang berwenang sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
  • 13. Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil  Aspek Kuantitas, menggambarkan kesepakatan tentang jumlah barang yang dihasilkan, atau jumlah pelayanan atau jasa yang diberikan dalam pelaksanaan suatu tugas pokok seorang Pegawai Negeri Sipil pada periode tertentu  Aspek Kualitas, menggambarkan kesempatan tentang mutu barang yang dihasilkan, atau mutu pelayanan/jasa yang diberikan, dalam pelaksanaan suatu tugas pokok seorang Pegawai Negeri Sipil pada periode tertentu  Aspek waktu, menggambarkan kesempatan tentang lamanya seorang Pegawai Negeri Sipil menghasilkan jumlah barang dan pelayanan dengan kualitas yang telah disepakati, dalam pelaksanaan tugas pokoknya  Aspek biaya, menggambarkan kesepakatan tentang besarnya anggaran yang digunakan seorang Pegawai Negeri Sipil untuk menghasilkan jumlah barang dan memberikan pelayanan dengan kualitas yang telah ditentukan, dengan pelaksanaan tugas pokoknya
  • 14. Yang Harus Dimiliki Oleh Setiap PNS Kementerian Keuangan Profesional, memiliki wawasan yang luas dan dapat memandang masa depan, memiliki kompetensi di bidangnya, memiliki jiwa berkompetisi/bersaing secara jujur dan sportif, serta menjunjung tinggi etika profesi. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga Pegawai Negeri Sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,efektif, dan efisien. Kompetensi merupakan tolok ukur seseorang untuk menduduki jabatan tertentu Kode etik Pegawai Negeri Sipil adalah kewajiban,tanggung jawab, tingkah laku, dan perbuatan sesuai dengan nilai-nilai hakiki profesinya yang dikaitkan dengan nilai-nilai yang hidup dan berkembang dimasyarakat serta pandangan hidup Bangsa dan Negara Indonesia.  Penilaian 360 Derajat : selaku pribadi, pegawai , maupun pejabat, dilakukan penilaian secara hierarki, keatas, kebawah,maupun kesamping
  • 15. Diskusi  Kesalehan Individu dan Kesalehan Sosial  Jelaskan secara ringkas relevansi pentingnya etika dalam pelayanan publik
  • 16. Pengertian Etika Etika berasal dari bahasa Yunani Kuno, ethikos, berarti timbul dari kebiasaan. Etika memiliki banyak makna antara lain: ◦ Semangat khas kelompok tertentu, misalnya ethos kerja, kode etik kelompok profesi. ◦ Norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan masyarakat tertentu mengenai perbuatan yang baik dan benar. ◦ Studi tentang prinsip-prinsip perilaku baik dan benar sebagai falsafat moral. Etika sebagai refleksi kritis dan rasional tentang norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia. ◦ Ilmu yang membahas perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia.
  • 17. Lanjutan Etika juga memiliki pengertian arti yang berbeda-beda jika dilihat dari sudut pandang masing-masing pengguna : 1. Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas. 2. Bagi sosiolog, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu. 3. Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-cara yang profesional. Jadi etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur, adil, profesional, dan terhormat. 4. Bagi eksekutif puncak, etika berarti kewajiban dan tanggung jawab khusus terhadap stakeholder (pemangku kepentingan), terhadap organisasi dan staff, terhadap diri sendiri dan profesi, terhadap pemerintah dan pada tingkat akhir walaupun tidak langsung terhadap masyarakat. Wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat 5. Bagi asosiasi profesi, etika adalah kesepakatan bersama dan pedoman untuk diterapkan dan dipatuhi semua anggota asosiasi tentang apa yang dinilai baik dan buruk dalam pelaksanaan dan pelayanan profesi itu
  • 18. Teori-Teori Etika 1. Teori Teleologi 2. Teori Deontologi 3. Teori Etika Keutamaan
  • 19. Teori Teleologi Dalam buku karangan Kusmanadji (2004, II-1-II-2) dikemukakan bahwa teori teleologi disebut juga teori konsekuensialis, menyatakan bahwa nilai moral suatu tindakan ditentukan semata-mata oleh konsekuensi tindakan tersebut. Benar atau salahnya tindakan di tentukan oleh hasil atau akibat dari tindakan tersebut. Maka, yang menyebabkan tindakan itu benar atau salah adalah bukan tindakan itu sendiri melainkan akibat dari tindakan tersebut. Akibat dalam hal ini adalah konsekuensi baik. Oleh karena itu, kebaikan merupakan konsep fundamental dalam teori teleleologi.
  • 20. Lanjutan Teori Teleologi Menurut Aristoteles, Etika teleologis atau Etika Aristoteles, yakni etika yang mengukur benar/salahnya tindakan manusia dari menunjang tidaknya tindakan tersebut ke arah pencapaian tujuan(telos) akhir yang ditetapkan sebagai tujuan hidup manusia. Setiap tindakan menurut Aristoteles diarahkan pada suatu tujuan, yakni pada yang baik(agathos). Yang baik adalah apa yang secara kodrati menjadi arah tujuan akhir(causa finalis) adanya sesuatu yang baik yang menjadi tujuan akhir hidup manusia menurut dia adalah kebahagiaan atau kesejahteraan (eudaimonia). Itulah sebabnya teori etikanya sering disebut sebagai teori etika Eudaimonisme.
  • 21. Lanjutan Teori Teleologi  Ucok Sarimah (2008, 5-6) membedakan teori teleleologi menjadi 3, yaitu: 1. Egoisme Etis, Suatu ti ndakan benar atau salah tergantung semata-mata pada baik buruknya akibat tindakan tersebut bagi pelakunya. 2. Altruisme Etis, Berlawanan dengan egoisme etis, bahwa baik buruknya suatu tindakan ditentukan oleh baik buruknya akibat tindakan tersebut terhadap orang lain, kecuali pelaku. 3. Utilitarianisme, Gabungan antara egoisme etis dan altruisme etis, bahwa benar salahnya tindakan tergantung pada baik buruknya konsekuensi ti ndakan tersebut bagi siapa saja yang dipengaruhi ol eh tindakan tersebut. Dari ketiga teori tersebut, teori teleleologi yang sangat menonjol adalah utilitarianisme yang biasanya dihubungkan dengan filsuf Inggris, Jeremy Betham dan John Stuart Mill. Sesuai dengan namanya utilitarisme berasal dari kata utility dengan bahasa latinnya utilis yang arti nya “bermanfaat” dalam mengukur baik dan buruk. Kebaikan di defi nisikan sebagai kesenangan sedangkan keburukan didefi nisikan sebagai kesedi han. Bentuk klasik utilitarianisme dinyatakan sebagai berikut: “Suatu tindakan adal ah benar jika dan hanya jika ti ndakan itu menghasilkan selisih terbesar kesenangan di atas kesedihan bagi setiap orang.”
  • 22. Lanjutan Teori Teleologi Dalam buku karangan Kusmanadji (2004, 2), Utilitarianisme mencakup empat prinsip, yaitu: Konsekuensialisme, prinsip yang berpendirian bahwa kebenaran tindakan ditentukan semata-mata oleh konsekuensinya. Hedonisme, manfaat (utility) dalam teori ini didefinisikan sebagai kesenangan dan tidak adanya kesedihan. Hedonisme adalah prinsip bahwa kesenangan dan hanya kesenanganlah yang merupakan perbuatantertinggi . Maksimalisme, tindakan yang benar adalah tindakan yang tidak hanya memiliki konsekuensi berupa beberapa kebaikan, tetapi juga jumlah terbesar konsekuensi baik setelah memperhitungkan konsekuensi buruk. Universalisme, konsekuensi yang harus dipertimbangkan adalah konsekuensi bagi setiap orang.
  • 23. 2. Teori Deontologi Menurut Teori Deontologi perbuatan tertentu adalah benar bukan karena manfaat bagi kita sendiri atau orang lain tetapi karena sifat atau hakikat perbuatan itu sendiri atau kaidah yang diikuti untuk berbuat. Dalam buku karangan Ucok Sarimah (2008, 6) dalam kaitannnya dengan teori deontologi dikenal: 1. Deontologi Tindakan Menurut teori ini, bila seseorang dihadapkan pada situasi dimana harus mengambil keputusan, seseorang harus segera memahami apa yang harus dilakukan tanpa mendasarkan pada peraturan atau pedoman. 2. Deontologi Kaidah, Suatu tindakan benar atau salah karena kesesuaian atau tidak sesuainya dengan suatu prinsip moral yang benar. 3. Deontologi Monistik, Teori ini mendukung suatu kaidah umum seperti “the golden rule” sebagi rinsip moral tertinggi yang menjadi dasar untuk menurunkan kaidah atau prinsip-prinsip moral lainnya. 4. Dentologi Pluralistik, Teori ini dikemukakan oleh William David Ross yang mengidentifikasi tujuh kewajiban moral pada pandangan pertama(prime face).
  • 24. 7 Kewajiban Moral 1. Kewajiban menepati janji atau kesetiaan (fidelity) 2. Kewajiban ganti rugi (reparation) 3. Kewajiban terima kasih (gratitude) 4. Kewajiban keadilan (justice) 5. Kewajban berbuat baik (beneficence) 6. Kewajiban mengembangkan diri (self improvement) 7. Kewajiban untuk tidak merugikan (non-malificence)
  • 25. Teori Deontologi sebenarnya sudah ada sejak periode filsafat Yunani Kuno, tetapi baru mulai diberi perhatian setelah diberi penjelasan dan pendasaran logis oleh filsuf Jerman yaitu Immanuel Kant. Kata deon berasal dari Yunani yang artinya kewajiban. Sudah jelas kelihatan bahwa teori deontologi menekankan pada pelaksanaan kewajiban. Suatu perbuatan akan baik jika didasari atas pelaksanaan kewajiban, jadi selama melakukan kewajiban berarti sudah melakukan kebaikan. Deontologi tidak terpasak pada konsekuensi perbuatan, dengan kata lain deontologi melaksanakan terlebih dahulu tanpa memikirkan akibatnya. Berbeda dengan utilitarisme yang mempertimbangkan hasilnya lalu dilakukan perbuatannya
  • 26. Kewajiban menurut deontologi, contoh utuk mempermudah dalam memahaminya. Misalnya, tidak boleh menghina, membantu orang tua, membayar hutang, dan tidak berbohong adalah perbuatan yang bisa diterima secara universal. Jika ditanya secara langsung apakah boleh menghina orang? Tidak boleh, apakah boleh membantu orang tua? Tentu itu harus. Semua orang bisa terima bahwa berbohong adalah buruk dan membantu orang tua adalah baik. Nah, kira-kira seperti itulah kewajiban yang dimaksud.
  • 27. 3. Teori Keutamaan(Virtue). Teori keutamaan (virtue) adal ah teori yang memandang sikap atau akhlak seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati, melainkan: apakah orang itu bersikap adil, jujur, murah hati, dan sebagainya. (Vel asquez;2005) . Isu utama teori keutamaan adalah membicarakan tentang karakter apa saja yang membuat seseorang sebagai orang baik secara moral. Teori keutamaan sering juga dikatakan sebagai teori yang membicarakan tentang karakter yang merupakan keutamaan moral. Karakter yang pada umumnya dianggap sebagai keutamaan moral adalah watak baik yang ada pada seti ap individu
  • 28. Tiga Bagian Utama Etika 1. Meta-Etika (Studi Konsep Etika) Meta-Etika sebagai suatu jalan menuju konsepsi atas benar atau tidaknya suatu tindakan atau peristiwa. Dalam meta-etika, tindakan atau peristiwa yang dibahas dipelajari berdasarkan hal itu sendiri dan dampak yang dibuatnya. Sebagai contoh,"Seorang anak menendang bola hingga kaca jendela pecah.“ Secara meta-etis, baik-buruknya tindakan tersebut harus dilihat menurut sudut pandang yang netral. Pertama, dari sudut pandang si anak, bukanlah suatu kesalahan apabila ia menendang bola ketika sedang bermain, karena memang dunianya (dunia anak-anak) adalah bermain, ia tidak sengaja melakukannya. Akan tetapi kalau dilihat dari pihak pemilik jendela, tentu ia akan mendefinisikan hal ini sebagai kesalahan yang telah dibuat oleh si anak. Si pemilik jendela berasumsi demikian karena ia merasa dirinya telah dirugikan
  • 29. Lanjutan, Tiga Bagian Utama Etika 2. Etika Normatif (Studi Penentuan Nilai Etika). Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidup ini. Jadi Etika Normatif merupakan norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak secara baik dan menghindarkan hal-hal yang buruk, sesuai dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat
  • 30. Lanjutan, Tiga Bagian Utama Etika 3. Etika Terapan (Studi Penggunaan Nilai-Nilai Etika). Etika terapan memberi pemahaman tentang spektrum bidang terapan etika sekaligus menunjukkan bahwa etika merupakan pengetahuan praktis. Berbagai bidang terapan di antaranya adalah bidang kesehatan, tanggung-jawab sosial perusahaan atau yang biasa dikenal dengan istilah Corporate Social Responsibility (CSR), pengolahan tanah, dan masih banyak lainnya.
  • 31. Prinsip Dalam Etika Salah satu karakteristik pokok sudut pandang etika adalah objektivitas atau ketidak berpihakan (impartiality), artinya setiap hubungan khusus yang kita miliki dengan orang-orang (keluarga, teman, pegawai) harus dikesampingkan pada saat kita mengambil keputusan atau melakukan tindakan
  • 32. Manfaat Etika 1. Mengajak orang bersikap kritis dan rasional dalam mengambil keputusan secara otonom; mengarahkan perkembangan masyarakat menuju suasana yang tertib, teratur, damai dan sejahtera. 2. Mencegah 'power tends to corrupt", Absolute power corrupts absolutely”. Artinya Kekuasaan cenderung disalahgunakan, jika kekuasaan itu absolut, penyalahgunaannyapun absolute. Jadi kekuasaan harus disertai dengan pengawasan dan penegakan hukum. "the end justifies the means, even at all out” tujuan menghalalkan segala cara, apapun resikonya, pokoknya menang atau untung, sehingga siapapun yang merintangi harus disingkirkan atau dilibas. 3. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak 4. Mencegah agar orang tidak mengalami krisis moral yang berkepanjangan. Etika dapat membangkitkan kembali semangat hidup agar manusia dapat menjadi manusia yang baik dan bijaksana melalui eksistensi profesinya