RPJMN 2015-2019 membahas strategi percepatan pengurangan kemiskinan, perluasan perlindungan sosial, dan peningkatan pemerataan untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan di Indonesia. Dokumen ini menganalisis kondisi kemiskinan saat ini, tantangan, dan arah kebijakan penanggulangan kemiskinan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.
Reformasi Birokrasi perlu dilakukan penilaian dengan lat yang sama dan seragam sehingga keberhasilan atau ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam melaksanakan reformasi birokrasi dapat diukur, bukan sekedar klaim sepihak.
Reformasi Birokrasi perlu dilakukan penilaian dengan lat yang sama dan seragam sehingga keberhasilan atau ketidakberhasilan instansi pemerintah dalam melaksanakan reformasi birokrasi dapat diukur, bukan sekedar klaim sepihak.
Materi Siklus Pembangunan Desa yang kemudian dijabarkan dalam proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Pengawasan. Ditambahkan pula sistematika penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa serta Daftar Pertanyaan Kunci yang dapat digunakan untuk fasilitasi saat pelaksanaan Musyawarah di tingkat Dusun. Contoh dok. RPJM Desa & RKP Desa atau terkait regulasi tentang Desa dapat didownload di www.pondokedukasidesa.blogspot.co.id
Semoga Bermanfaat...
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...Joy Irman
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
disajikan dalam rangka sosialisasi dan drum up inovasi pelayanan publik di kota tarakan. persipan menjadi laboratorium inovasi administrasi negara 2016
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017Yudiwid
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).
Materi Siklus Pembangunan Desa yang kemudian dijabarkan dalam proses Perencanaan, Pelaksanaan, Pemantauan dan Pengawasan. Ditambahkan pula sistematika penyusunan RPJM Desa dan RKP Desa serta Daftar Pertanyaan Kunci yang dapat digunakan untuk fasilitasi saat pelaksanaan Musyawarah di tingkat Dusun. Contoh dok. RPJM Desa & RKP Desa atau terkait regulasi tentang Desa dapat didownload di www.pondokedukasidesa.blogspot.co.id
Semoga Bermanfaat...
Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perenca...Joy Irman
Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 050-187/Kep/Bangda/2007 tentang Pedoman Penilaian dan Evaluasi Pelaksanaan Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
disajikan dalam rangka sosialisasi dan drum up inovasi pelayanan publik di kota tarakan. persipan menjadi laboratorium inovasi administrasi negara 2016
Perumusan Visi Misi Sesuai Permendagri 86/2017Yudiwid
Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (pilkada).
Disiapkan Untuk Bahan Pemikiran Dalam Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah Berorientasi Mainstreaming Pengentasan Kemiskinan
Jakarta, Januari 2016
Dr. Tri Widodo W. Utomo, SH.,MA
Deputi Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
http://inovasi.lan.go.id
Strategi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan: Penguatan Kelembagaan Pusat da...Oswar Mungkasa
Disampaikan oleh Deputi Seswapres Bidang Kesejahteraan Rakyat dan Penanggulangan Kemiskinan, selaku Sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) pada Lokakarya Nasional PNPM Mandiri Perkotaan di Jakarta 9-11 Februari 2012
Kemiskinan suatu negara dapat kita nilai dari tingkat pendidikannya. Jika pendidikanya bgus, maka tingkat kemiskinannya pun rendah, jika pendidikannya kurang bagus, maka kemiskininya juga tinggi.
membahas tentang kemiskinan yang ada di indonesia, kriteria kemiskinan, dan peran pemerintah dan masyarakat dalam menyelesaikan masalah kemiskinan
english :
discuss about the existing poverty in Indonesia, poverty criteria, and the role of government and the community in solving the problem of poverty
Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI)Oswar Mungkasa
disampaikan oleh Woro S. Sulistyaningrum
Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat Miskin
Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Bappenas
pada Sosialisasi Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan Indonesia (MP3KI) di Aceh 25 September 2013
POKOK POKOK SUBSTANSI RKP 2019 DAN KONSEP RKP 2020Dr. Zar Rdj
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2019
1. Momentum pemulihan ekonomi global dan perbaikan harga komoditas akan terus berlanjut di tahun 2018 dan 2019.
2. Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan akan terusmeningkat dengan tingkat inflasi dan nilai tukar yang terkendali.
3. Pembangunan infrastruktur yang sudahmulai operasional akanmemicu pertumbuhan ekonomi tahun 2019.
Paparan kebijakan penanggulangan kemiskinan perdesaan bali 020914
1. KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
Arah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan
Perdesaan Jangka Menengah 2015-2019
Direktorat Penanggulangan Kemiskinan, Bappenas
Bali, 2 September 2014
2. KERANGKA PAPARAN
I. KERANGKA PENYUSUNAN RPJMN 2015-2019
II. KONDISI KEMISKINAN DI INDONESIA
III. ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN PADA RPJMN 2015-2019
IV. STRATEGI PERCEPATAN, PERLUASAN PENGURANGAN KEMISKINAN
WILAYAH PERDESAAN :(PESISIR, NON-PESISIR, KUMUH ILEGAL,
KAWASAN HUTAN DAN PEBATASAN)
V. KELEMBAGAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
VI. PROYEK PERCONTOHAN PENGEMBANGAN PENGHIDUPAN
BERKELANJUTAN (P2B)
4. RPJMN 2015-2019
DALAM KERANGKA RPJPN 2005-2025
(UU 17 TAHUN 2007)
Visi Pembangunan 2005-2025
INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR
RPJM 2015-2019
memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam
dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu
dan teknologi yang terus meningkat.
5. PENYUSUNAN RPJMN
DALAM KERANGKA KESINAMBUNGAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Rancangan
Teknokratis
RPJMN
2015-2019
Rancangan
RPJMN
2015-2019
Rancangan
Akhir
RPJMN
2015-2019
Visi – Misi
Presiden
terpilih
Musrenbang
RPJMN dan Sidang
Kabinet
Arahan
RPJPN 2005-2025
Evaluasi RPJMN
2010-2014
Isu Strategis Jangka
Menengah 2015-
2019
(background
studies)
Aspirasi
Masyarakat
6. Amanat RPJP (untuk RPJMN III): Memantapkan pembangunan secara menyeluruh
di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif
perekonomian berlandaskan keunggulan SDA dan SDM berkualitas,
AEC, BONUS DEMOGRAFI, ASEAN POST 2015,
PERUBAHAN IKLIM
POLHUKAM EKONOMI KESRA SDA-LH DAERAH
• RB
• Tertib hukum
• Anti korupsi
• Demokrasi
• Stabilitas DN
• Tranformasi
Struktur
• Resiliensi: Pangan,
Energi dan Air
• Infrastruktur
• Inovasi
• Mutu SDM
• Kemiskinan
• Pemerataan
• Kesempatan
kerja
• SJSN
• Pengelolaan SDA
dan biodiversity
• Kelautan
• Mitigasi & Adaptasi
Perubahan Iklim
• Pemerataan
• SPM terpenuhi
• Urbanisasi
• Pelaksanaan
Desentralisasi
KERANGKA PELAKSANAAN/DELIVERY MECHANISM
Kerangka Pendanaan:
APBN dan Non-APBN
Kerangka Regulasi
Kerangka
Kelembagaan
serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat
JANGKA PANJANG:
TERHINDAR DARI MIT
(tercapai tahun 2030 apabila
ekonomi tumbuh 6-
8%/tahun)
RT RPJMN penting untuk
menguatkan fondasi keluar
dari MIT.
(tidak boleh meleset dalam
masa 5 tahun ke depan).
• Membutuhkan
comprehensive reform
• Not Business as Usual
(out of the box)
• Prinsip berkelanjutan
• Terpadu, tidak
sendiri-sendiri
MEMPERKUAT LANDASAN
UNTUK MENGHINDAR DARI MIDDLE INCOME TRAP
7. TANTANGAN UTAMA RPJMN 2015-2019
Upaya jangka panjang agar keluar dari Middle Income Trap
(MIT) pada tahun 2030:
Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, inklusif dan
berkelanjutan
Transformasi struktur ekonomi yang didukung pengelolaan SDA
dan pengembangan Iptek dan inovasi
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Ketahanan pangan, energi, dan air
Penyediaan infrastruktur yang memadai
Percepatan pemerataan pembangunan dan pengurangan
kesenjangan
Pemberantasan korupsi
Percepatan konsolidasi demokrasi
Potensi bencana alam besar dan resiko perubahan iklim
8. ARAH KEBIJAKAN RPJMN 2015-2019
SOSIAL
EKONOMI
POLHUKAM
DAERAH
INFRASTRUKTUR
SDA DAN LH
Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan
kesejahteraan rakyat yang berkeadilan.
Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan.
Menyiapkan landasan pembangunan yang kokoh.
Mengembangkan dan memeratakan pembangunan daerah.
Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk
pertumbuhan dan pemerataan.
Meningkatkan pengelolaan dan nilai tambah sumber daya
alam yang berkelanjutan.
Meningkatkan mitigasi bencana alam dan perubahan iklim.
10. PERKEMBANGAN KONDISI KEMISKINAN DI INDONESIA
Tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2014 adalah sebesar 11,25 persen
atau turun 0,22% dibandingkan September 2013
14.15
13.33
12.49 11.96
11.37 11.25
0.370 0.380 0.410 0.410 0.413
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Indeks
Persentase
Tingkat Kemiskinan (P0) Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1)
Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Gini Ratio
Sejak tahun 2010, penurunan kemiskinan melambat, secara absolut menurun sekitar 1 juta penduduk
miskin per tahun. Bahkan, dibandingkan Maret 2013, jumlah penduduk miskin bulan Maret 2014
mengalami kenaikan sebesar 0,11 juta orang.
Hal ini menunjukan bahwa target menurut APBN-P 2013 yaitu dengan tingkat kemiskinan 9,5%-10,5%
tidak tercapai. Adapun target kemiskinan tahun 2014 adalah 9,0% -10,5% dan 2015 adalah 9,0%-10,0%
11. 35.00
30.00
25.00
20.00
15.00
10.00
5.00
0.00
Tingkat Kemiskinan antar Provinsi
Beberapa propinsi mengalami kenaikan tingkat kemiskinan dan jumlah
penduduk miskin
Maret 2013
Maret 2014
50
40
30
20
10
0
Kenaikan Jumlah Penduduk Miskin Maret 2013-
Maret 2014 (ribu orang)
12. KEMISKINAN KRONIS DAN KERENTANAN
TERUS BERLANJUT
Mobilitas dalam3
tahun (2008-2010) Jumlah RTM
Keluar dari miskin,
namun tetap rentan
1.5 juta
Keluar dari sangat
miskin, namun tetap
miskin
2.1 juta
Keluar dari kondisi
sangat miskin, tapi jatuh
lagi
0.9 juta
Senantiasa dalam
kemiskinan kronis
1.5 juta
RTM 6.0 juta
• 4.5 juta RTM
(75%) tidak
pernah keluar
dari kemiskinan
selama 3 tahun
• 1.5 juta (25%)
tidak pernah
membaik
tingkat
kemiskinan
Rumah Tangga Miskin (10%, PPLS 2011)
13. 3.553.95
KESENJANGAN TINGKAT KEMISKINAN DAN JUMLAH
KEMISKINAN PER PROVINSI TAHUN 2013
Tingkat kemiskinan masih tinggi di sebagian besar Indonesia bagian Timur
Namun, Jumlah penduduk miskin masih didominasi di Pulau Jawa
4.775.215.745.936.066.46
Jumlah penduduk miskin tertinggi
7.5 7.727.888.078.148.24
12.312.5512.83
9.529.5410.06
17.5117.617.9718.34
14.2414.5614.6714.8615.43
26.67
19.4920.03
31.13
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
35
30
25
20
15
10
5
0
Persentase Penduduk Miskin (%) Jumlah Penduduk Miskin (Ribu)
14. ISU KESENJANGAN DAN KERENTANAN
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Kurva pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga, 2003-2010
1 11 21 31 41 51 61 71 81 91
Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga
/Kapita/tahun (%)
Persentil Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
Sumber: Susenas, World Bank calculations
Growth Incidence
2003 to 2010
Growth in mean
2/3 Rumah Tangga konsumsi terendah
tumbuh di bawah rata2 nasional
Semakin banyak penduduk yang berpendapatan menengah, namun rentan terhadap guncangan ekonomi
yang dapat dengan sangat mudah membawa mereka ke bawah garis kemiskinan. Sampai dengan persentil 40
dianggap masih rentan.
Kesenjangan meningkat karena 2/3 rumah tangga termiskin tumbuh di bawah rata-rata nasional.
Pertumbuhan lebih besar rumah tangga terkaya.
15. PERMASALAHAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
• Belum efektif dan optimalnya pelaksanaan program/ kegiatan
penanggulangan kemiskinan:
menyangkut ketidaktepatan sasaran, ketidakpaduan lokasi dan waktu, dan
koordinasi antar program/ kegiatan maupun program/ kegiatan pemerintah
pusat dan daerah yang belum selaras;
masih adanya social exclusion (marjinalisasi) pada penerima program
penanggulangan kemiskinan
penyediaan pelayanan dasar di daerah tertinggal, terisolir/ terpencil, daerah
perbatasan masih belum efektif;
peran dan kapasitas TKPKD di beberapa daerah belum optimal;
Pemekaran wilayah yang terus menerus menyulitkan dalam perencanaan dan
penganggaran.
• Belum optimalnya dukungan dari aspek kebijakan makro dalam mendukung
upaya penanggulangan kemiskinan
• Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat dalam mengakses layanan
pendidikan serta kesehatan ibu dan anak
16. PENYEBAB MENINGKATNYA KESENJANGAN
Keterbatasan Rumah Tangga
Miskin untuk terlibat dalam
proses pembangunan
Tidak meratanya pertumbuhan
sektor ekonomi
1 2
Kesempatan RTM untuk
meningkatkan penghidupannya
relatif rendah
Sisi kebijakan:
• Penyerapan tenaga
kerja yang belum
optimal
• Sistem logistik yang
kurang efisien:
distribusi, persaingan
usaha, dan peran
lembaga pangan
belum memihak
masyarakat miskin
Sisi akses:
• Kurangnya jangkauan
pelayanan dasar
• Rendahnya akses
kredit usaha bagi
RTM
• Rendahnya
kepemilikan aset RTM
terutama lahan
produktif
Perkembangan ekonomi yang
mengarah ke sektor industri
dan jasa melebihi
pertumbuhan di sektor
pertanian, sedangkan rata-rata
RTM bekerja di sektor pertanian.
Peningkatan produksi dalam
negeri bersifat padat modal dan
padat skilled labor, lebih banyak
dinikmati oleh golongan
menengah ke atas.
17. TANTANGAN 2015-2019
BIDANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN
• Meningkatkan pertumbuhan dan menjaga stabilitas ekonomi untuk
mempercepat penurunan kemiskinan.
• Melaksanakan sistem perlindungan sosial yang komprehensif dan
integratif.
• Peningkatan keterampilan dan kewirausahaan masyarakat miskin
dalam menghadapi globalisasi dan perubahan iklim.
• Penguatan desentralisasi dan sinkronisasi program
penanggulangan kemiskinan oleh berbagai pihak: Public, People,
Private Partnerships.
• Peningkatan akses penghidupan bagi masyarakat miskin
18. III. ISU STRATEGIS DAN ARAH KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PADA RPJMN 2015-2019
19. ARAH KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN 2015-2019
Perluasan perlindungan sosial dan
pelayanan dasar bagi masyarakat miskin
Percepatan pengurangan kemiskinan
dan peningkatan pemerataan
Mengurangi kemiskinan dengan
memfokuskan Pengembangan
Penghidupan Berkelanjutan pada
lokasi-lokasi termiskin
ISU STRATEGIS
ARAH
KEBIJAKAN
Meningkatkan perluasan
perlindungan sosial
Peningkatan
ketersediaan dan
jangkauan pelayanan
dasar bagi penduduk
miskin dan rentan:
pendidikan, kesehatan,
sanitasi, perumahan,
listrik, dsb
Pemberdayaan masyarakat miskin
dengan fokus Pengembangan
Penghidupan Berkelanjutan (P2B):
• Peningkatan kapasitas dan
keterampilan penduduk miskin
dan rentan
• Peningkatan ketersediaan
akses dan aset penghidupan
bagi penduduk miskin
Meningkatkan
ketersediaan dan
cakupan pelayanan
dasar
1. Penataan bantuan sosial
reguler berbasis siklus hidup
dan peningkatan kapasitas
keluarga
2. Penataan bantuan sosial
temporer
3. Perluasan cakupan SJSN
4. Penguatan kelembagaan dan
pelaksanaan bantuan sosial
5. Peningkatan inklusivitas
penyandang disabilitas
20. SINERGI DAN
INTEGRASI
Sistem Rujukan Terpadu,
Perbaikan Penargetan
► Jaminan Kecelakaan Kerja
► Jaminan Kematian
► Jaminan Hari Tua
► Jaminan Pensiun
TRANSFORMASI KLASTER I
Tunjangan Lansia
Tunjangan Penyandang Disabilitas
Tunjangan Anak Terlantar
Beasiswa Siswa Miskin
Program Keluarga Harapan (PKH)
Raskin
Bantuan Langsung Tunai
Jamkesmas
Pelayanan, rehabilitasi, &
pemberdayaan sosial Berbasis
Institusi/Komunitas:
Lansia, Penyandang Disabilitas, dan
Anak Telantar
Pelayanan, rehabilitasi &
pemberdayaan Berbasis Keluarga:
Bantuan Tunai Bersyarat bagi Keluarga
Miskin sesuai karakteristik keluarga (a.l.
anak balita, usia sekolah, ibu hamil,
disabilitas)
Bansos korban bencana alam
Bansos korban bencana sosial
Bansos korban bencana ekonomi
Bansos
Reguler
Bansos
Temporer
Saat ini (2013) 2025
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Jaminan Sosial Ketenagakerjaan
Pelayanan Panti Anak, Lansia, Disable
PENGUATAN IMPLEMENTASI
Penyusunan SPM Kesos, Penataan Kelembagaan, Penguatan Pekerja Sosial
21. TRANSFORMASI KLASTER II, III, IV DAN
KETERLIBATAN CSR DALAM PENGKAYAAN 5 ASET
2013
Klaster II, III, IV
PNPM
UMKMK
Program Pro-Rakyat
Pembangunan rumah murah
dan sangat murah
Penyediaan air bersih untuk
rakyat
Penyediaan listrik murah dan
hemat serta terjangkau
Penyediaan angkutan umum
murah
Peningkatan kehidupan
nelayan
Peningkatan kehidupan
masyarakat miskin perkotaan
2025
Sustainable Livelihood
• Bantuan kredit, pelatihan usaha
kecil mandiri, dan bantuan
integrasi terhadap pasar (aset
finansial)
• Balai pelatihan kerja (bekerjasama
dengan industri, sertifikasi,
pendidikan universal (aset
manusia)
• Perbaikan kampung, listrik mudah
pakai dan jaringan air bersih (aset
infrastruktur)
• Perlindungan lingkungan dan
penanggulangan polusi (aset
alam)
• perencanaan partisipatif
komunitas (aset sosial)
Transformasi
dan
Harmonisasi
Klaster IV
Program CSR
Sinkronisasi
23. ARAH KEBIJAKAN DAN FOKUS PRIORITAS
PENANGGULANGAN KEMISKINAN TAHUN 2015
• Penyempurnaan dan pengembangan sistem perlindungan sosial yang KEBIJAKAN
Penyempurnaan dan pengembangan sistem perlindungan sosial yang
komprehensif
Peningkatan sinkronisasi dan efektivitas perluasan pelayanan dasar untuk
penduduk miskin dan rentan
Penguatan pengembangan penghidupan berkelanjutan berbasis
pemberdayaan masyarakat melalui transformasi PNPM menuju
Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
1
2
3
4 Peningkatan peran UMKMK dalam penanggulangan kemiskinan
ARAH
FOKUS
PRIORITAS
komprehensif
• Peningkatan pelayanan dasar bagi masyarakat miskin dan rentan
• Meningkatkan sinergi dan manfaat dari pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pemberdayaan UMK dan koperasi
• Pembenahan aspek kelembagaan penanggulangan kemiskinan
24. SASARAN RKP 2015:
KEMISKINAN, KETENAGAKERJAAN, DAN UKM
Penurunan Tingkat Kemiskinan dan
Pengangguran
• Tingkat Kemiskinan: 9-10 persen dan Tingkat pengangguran: 5,5-5,7 persen
Program Perlindungan Sosial
• Peningkatan kesejahteraan sosial pada individu, rumah tangga, dan komunitas,
terutama yang termasuk dalam penduduk miskin dan rentan
Pemberdayaan UMK dan Koperasi
• Pertumbuhan wirausaha baru, khususnya di daerah-daerah dengan tingkat
kemiskinan yang tinggi; dan
• Peningkatan proporsi UMK yang dapat mengakses layanan keuangan formal
25. GRADUASI PROGRAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM P2B
Dana Amanah/Modal
Bergulir/Lapangan kerja
Akses
lanjut
Program P 2 B
(peningkatan kapasitas, akses thd
pasar, keuangan)
Program-program Bantuan Sosial
Bernilai Tambah
(i.e.: Pembekalan Dasar)
Karitatif Murni
Pembekalan
lanjut
• Program Klaster I: sebagai
program dasar yang akan
dilengkapi dengan P2B
• Program Klaster II (modal
bergulir) dan Klaster III (modal
usaha kecil/mikro): sebagai
program dengan potensi modal
yang dapat dimanfaatkan oleh
beneficiaries P2B
• Program Klaster IV: sebagai
pendukung P2B dengan berbagai
dukungan pelayanan dasar.
26. TRANSFER OF KNOWLEDGE PNPM MANDIRI
PADA PELAKSANAAN UU DESA
Transisi PNPM Mandiri Setelah Diberlakukannya UU Desa
Proses
perencanaan
partisipatif
Mekanisme Musdes
mengacu pada
tahapan
perencanaan
pembangunan yang
ada di PNPM
Keberlanjutan
pendampingan
Pendampingan
diperlukan untuk
peningkatan kualitas
dan pengawasan
pelaksanaan
pembangunan desa
Keberlanjutan
kelembagaan
masyarakat yang
akuntabel
Pemanfaatan
kelembagaan PNPM
untuk membantu
struktur
pemerintahan desa
Peningkatan peran
pemerintah daerah
Mendorong inisiatif
pemerintah daerah
dalam
mengembangkan
program-program
pemberdayaan
masyarakat sesuai
kondisi di daerahnya
PNPM Mandiri fokus P2B Variabel UU Desa
Kecamatan (lintas Desa) Lokus kegiatan Desa
Lokasi kantong-kantong kemiskinan BLM kegiatan Seluruh Desa secara nasional
Mengembangkan penghidupan berkelanjutan
(pemenuhan 5 aset penghidupan bagi
Fokus Pelaksanaan kegiatan
masyarakat miskin dan rentan: SDA, SDM,
finansial, sosial, dan infrastruktur)
Memperbaiki tata kelola pemerintahan
desa meliputi kegiatan pelayanan publik,
pembagunan desa, dan pemberdayaan
masyarakat desa
Pendampingan di tingkat Kecamatan Pendampingan Pendampingan di tingkat Desa
27. PERCEPATAN PENURUNAN TINGKAT KEMISKINAN
Reformasi Menyeluruh Program Penanggulangan Kemiskinan
Tahun 2015
Penguatan kelembagaan
Kemitraan pemerintah,
swasta, dan masyarakat
Sinkronisasi dan
harmonisasi regulasi dan
kebijakan sektoral
Penguatan pengelolaan
sistem data terpadu
a. Penguatan kelembagaan penanggulangan kemiskinan di daerah dalam
perencanaan dan pelaksanaan percepatan penurunan kemiskinan
b. Peningkatan peran pihak swasta, BUMN dan masyarakat dalam penguatan
sinergi percepatan penurunan kemiskinan termasuk pendekatan pelayanan
dasar terpadu ke masyarakat miskin dan pelibatan perencanaan dan
pemantauan kualitas layanan dasar
c. Penguatan harmonisasi dan sinkronisasi regulasi dan kebijakan sektoral yang
secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi penghidupan dan
pelayanan dasar penduduk miskin
28. SINERGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DI TINGKAT INDIVIDU/KELUARGA
G
A
RIS
KEMISKINAN
Sinergi di tingkat rumah tangga/keluarga dimungkinkan saat ini dengan adanya Basis Data
Terpadu (BDT).
Sejahtera
Sangat
Miskin
Miskin
Hampir
Miskin/
Rentan
Tidak
Miskin
Program-program
Perlindungan
Sosial
Program Keuangan Mikro
dan Pengembangan
Penghidupan
29. PRASYARAT UTAMA UNTUK SINERGI
Mekanisme pelaksanaan
dan koordinasi antar
Kementerian/ Lembaga,
Pemerintah Daerah, dan
stakeholders lainnya
(BUMN, Swasta, NGO/LSM)
REGULASI
Landasan hukum yang dapat
memberikan kekuatan dan
dukungan dalam melaksanakan
kebijakan PK
• Basis data yang akurat dengan
update regular yang dilakukan
melalui kelembagaan yang
solid
• Definisi kemiskinan yang
tepat dan dapat
mencerminkan taraf
kesejahteraan rakyat
SISTEM
PROSEDUR DATA
30. IV. STRATEGI PERCEPATAN, PERLUASAN PENGURANGAN
KEMISKINAN WILAYAH PERDESAAN :(PESISIR, KUMUH ILEGAL,
KAWASAN HUTAN DAN PEBATASAN)
31. STRATEGI PENGEMBANGAN
PENGHIDUPAN MASYARAKAT PESISIR
1. Menjamin ketersediaan pasokan BBM dan keterjangkauannya, terutama
bagi nelayan miskin dan buruh nelayan.
2. Perlindungan terhadap nelayan kecil, pembatasan ijin penangkapan ikan
oleh kapal besar, dan perlindungan terhadap wilayah perairan Indonesia,
serta pencegahan illegal fishing.
3. Pengembangan mata pencaharian alternatif bagi rumah tangga nelayan dan
masyarakat di kawasan pesisir.
4. Pelestarian ekosistem laut dan kawasan pesisir yang dapat melindungi
sumber daya perikanan dan lingkungan alam di kawasan pesisir.
5. Akses keuangan/modal yang mudah bagi nelayan miskin dan buruh nelayan
agar secara bertahap dapat mengelola usahanya secara mandiri.
6. Meningkatkan kualitas SDM di kawasan pesisir (aspek pendidikan dan
kesehatan.
32. STRATEGI KAWASAN KUMUH DAN ILEGAL
• Pembenahan status lahan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota.
• Peningkatan partisipasi sosial dan politik masyarakat di permukiman
kumuh dan ilegal. Dimulai dengan menjamin hak untuk memperoleh
identitas kewarganegaraan, seperti KTP, KK, dan akta kelahiran.
• Pemenuhan kebutuhan dasar terkait lingkungan yang sehat, seperti
perbaikan permukiman, penyediaan listrik, air bersih, sanitasi termasuk
pengelolaan sampah.
• Peningkatan kapasitas SDM melalui pendidikan dan ketrampilan.
• Peningkatan akses permodalan.
• Peningkatan peran pemerintah daerah untuk ikut serta mengatasi
permasalahan permukiman.
33. STRATEGI KAWASAN PERBATASAN
• Pemenuhan hak atas indentitas.
• Penyediaan layanan infrastruktur dasar terpadu (perumahan, listrik,
komunikasi, sanitasi, air bersih) bagi masyarakat miskin di daerah
perbatasan.
• Penyediaan layanan pendidikan dan kesehatan (kuantitas dan
kualitas).
• Peningkatan kualitas SDM untuk peningkatan akses pekerjaan/sumber
mata pencaharian.
• Pengembangan sumber usaha masyarakat miskin perbatasan dan
peningkatan ketersediaan sarana produksi.
34. STRATEGI KAWASAN HUTAN
• Pemenuhan pelayanan dasar, a.l.: pembangunan infrastruktur untuk
membuka keterisolasian masyarakat miskin di lingkungan hutan, akses
terhadap sarana pendidikan dan kesehatan.
• Peningkatan kualitas SDM melalui pelatihan keterampilan khusus yang
relevan.
• Bantuan sosial baik yang bersifat reguler dan non-reguler untuk
mempertahankan kondisi masyarakat miskin/rentan agar tidak semakin
miskin.
• Pengembangan penghidupan berkelanjutan, melalui program pemberdayaan
dan pengembangan usaha alternatif.
• Relokasi tempat pemukiman dalam upaya pelestarian hutan dan kemudahan
dalam pemberian pelayanan dasar.
• Penetapan kebijakan khusus yang mendukung kehidupan masyarakat miskin
di lingkungan hutan.
35. STRATEGI KAWASAN ADAT TERPENCIL
• Pemenuhan layanan dasar antara lain pembangunan infrastruktur untuk membuka
keterisolasian.
• Peningkatan SDM melalui pelatihan keterampilan khusus, dengan tidak
meninggalkan kekhasan dan kekayaan khazanah adat istiadat mereka.
• Bantuan sosial baik yang bersifat reguler dan non-reguler untuk mempertahankan
kondisi masyarakat miskin/rentan agar tidak semakin miskin.
• Pendataan keluarga komunitas masyarakat adat untuk identifikasi masalah
kemiskinan dan pentargetan program sehingga lebih tepat sasaran.
• Pembangunan berbasis partisipasi masyarakat. Pendekatan pembangunan yang
diprakarsai dan dikelola langsung oleh masyarakat adat setempat.
• Peningkatan partisipasi pemerintah daerah atau organisasi lokal. Pelaku memiliki
perhatian, komitmen, dan kemampuan untuk membangun masyarakat.
• Melakukan relokasi atau pemukiman kembali penduduk ke lokasi yang lebih
memudahkan dalam pemberian pelayanan dasar
• Perlindungan hukum, mencakup pengakuan terhadap eksistensi mereka, hak
wilayah hukum adat, hak sosial dan ekonomi, hak identitas budaya, pelarangan
perambahan hutan, komersialisasi lahan, pencemaran lingkungan, serta
melindungi hutan sebagai “rumah budaya” mereka dari intervensi dari luar.
37. PENGEMBANGAN KONSEP PEMETAAN POTENSI
WILAYAH SEBAGAI BAGIAN KETERLIBATAN PEMDA
Kelompok
Masyarakat
Masyarakat
Miskin
Pengembangan Wilayah
Kelompok
Usaha
Kelompok
Usaha
Kelompok
Usaha
Pengembangan Desa
Pemerintah Daerah
Analisis Potensi
Wilayah
Pemerintah daerah berperan dalam
pengenalan potensi lokal yang efektif
sehingga dapat menjadi masukan bagi
masyarakat miskin sebagai peluang
usaha yang dapat dikembangkan
39. PENGUATAN TKPK DAERAH (1)
1. Mengembangkan komunikasi yang efektif antar pelaku (pemda, legislatif,
ormas, media)
Antara lain mengembangkan komitmen keberlanjutan capaian target
MDGs pada tahun 2015.
2. Menyusun agenda kerja TKPK-D yang jelas dan terukur antara lain:
Membentuk/memperkuat Pokja Pendataan, Kemitraan, Penanganan
Pengaduan Masyarakat, dan Monev.
Menelaah/mengkritisi/memperbaiki kualitas berbagai dokumen
pembangunan (RPJMD, RKPD, SKPD, rencana aksi, Renstra SKPD, Renja
SKPD, kebijakan, regulasi, laporan monev) agar lebih pro-poor
3. Meningkatkan penggunaan berbagai alat bantu perencanaan & penganggaran
yang pro-poor:
Mengembangkan indikator & basis data kemiskinan & MDGs;
Memperkuat pengintegrasian perencanaan partisipatif;
Membangun kepedulian publik atas perencanaan dan penganggaran yang
pro-poor melalui berbagai media.
40. PENGUATAN TKPK DAERAH (2)
4. Memperbaiki targeting berbagai program dengan memfokuskan
sasaran ke masyarakat miskin dan kantong2 kemiskinan
5. Mensinergikan kegiatan & anggaran program sektor & daerah
untuk membuka keterisolasian wilayah, peningkatan
keberdayaan masyarakat, & revitalisasi perdesaan.
6. Memelihara iklim usaha yg mendukung perekonomian lokal (al.
akses permodalan, informasi & pasar UMK, kepastian usaha
sektor informal, dsb).
7. Mengendalikan inflasi daerah sebagai natural protection untuk
orang miskin (harga pokok, OP infrastruktur, dsb agar
peningkatan pendapatan orang miskin efektif).
8. Menggalang kemitraan pendanaan dengan berbagai pelaku
pembangunan pokja kemitraan TKPK-D
42. KETENTUAN UTAMA PNPM P2B
1. Program difokuskan kepada masyarakat miskin.
2. Membekali masyarakat mengenai esensi berkelompok.
3. Membiasakan menabung sebagai salah satu indikator kesungguhan dan
komitmen masyarakat untuk maju dan berkembang.
4. Melibatkan Pemda secara aktif dalam mengenali potensi lokal yang dapat
dikembangkan oleh masyarakat miskin.
5. Memberikan pilihan usaha dan ketrampilan sesuai minat dan kemampuan
masyarakat dan prospektif.
6. Praktek pengelolaan yang baik dari program-program pemberdayaan akan terus
dilanjutkan dan menjadi bagian dari P2B.
7. Fasilitasi dan pendampingan yang intensif, dengan memperjelas siapa yang
melakukan dan bagaimana mekanismenya.
8. Menentukan pola kelembagaan yang paling sesuai dalam mengelola program di
daerah (kab./kota).
43. UJI COBA PENGEMBANGAN
PENGHIDUPAN BERKELANJUTAN (P2B)
DESAIN UMUM PNPM P2B
TUJUAN : Mendorong peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin secara
berkelanjutan
KEGIATAN UTAMA :
1. Peningkatan kapasitas masyarakat,
melalui pelatihan pengelolaan
kelompok, pelatihan keahlian sesuai
minat usaha anggota kelompok
2. Pengembangan penghidupan
masyarakat, melalui pendampingan dan
penyaluran dana bergulir
3. Peningkatan pelibatan Pemda dalam
mengenali potensi lokal yang dapat
dikembangkan oleh masyarakat miskin
PROGRESS
• Ujicoba dilakukan di 6 kecamatan di 3
kabupaten terpilih yakni Kab. Brebes,
Kab. Pekalongan dan Kab. Pemalang
• Kegiatan dilakukan dengan fasilitasi
dan pendampingan yang intensif dari
fasilitator
• Telah diberikan pembekalan kepada
pendamping daerah dan pemerintah
daerah dalam menjalankan
pelaksanaan uji coba penghidupan
berkelanjutan
• Masing-masing kecamatan terpilih
diberikan anggaran sebesar 1,9-2 Miliar
44. LOKASI UJICOBA P2B (TA 2014)
•Potensi daerah (kontribusi sektor terbesar dalam PDRB
2012):
•Brebes: pertanian dan perkebunan (padi, jagung, ubi
kayu, dan bawang merah)
•Pekalongan: industri pengolahan (pakaian dan
makanan)
•Pemalang: perdagangan, hotel, dan restoran.
•Ketiga kabupaten memiliki potensi sektor pertanian dan
perikanan.
•Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2012:
•Brebes: 9,54%
•Pekalongan: 4,75%
•Pemalang: 6,55%
•(Nasional: 5,92%; Jateng: 6,02).
Kab.
Kondisi
Kemiskinan
Kecamatan
Pdd.
Miskin
(jiwa)
Tingkat
Kemis.
(%)
Desa
Sample
Kondisi Geografis Potensi Usaha RTM
Brebes 394.400 jiwa
(22,72%)
•Bulakamba
•Paguyangan
•Bantarkawung
57.457
35.879
37.126
35,42
35,83
42,37
•Kluwut (BS)
•Wanatirta (SM)
•Pangarasan (MS)
•Dat. rendah & pesisir
•Perbukitan (hutan)
•Dat. rendah (hutan)
•Tani & Nelayan
•Tani & Ternak
•Tani & Ternak
Pemalang 261.200 jiwa
(20,68%)
•Belik 37.252 36,26 •Mendelem (AS) •Dat. tinggi •Tani & Ind. RT
Pekalongan 125.900 jiwa
(15%)
•Petungkriyono
•Paninggaran
1.055
11.648
8,84
33,75
•Simego
•Tlogohendro (KI)
•Yosorejo
•Tlogopakis
•Kayupuring
•Lambanggelun (PW)
•Dat. tinggi
•Dat. rendah (hutan)
•Tani & Ternak
•Tani
45. PENUTUP
1. Upaya penurunan kemiskinan dan pengurangan kesenjangan merupakan langkah
strategis dan mendasar yang harus dilakukan secara sistemik dan konvergen guna
mencapai pertumbuhan yang inklusif, berkeadilan dan berkelanjutan.
2. Dalam rancangan RPJMN 2015-2019 mendatang, titik berat pencapaian
pertumbuhan yang inklusif, berkeadilan, dan berkelanjutan difokuskan kepada:
(a) Peningkatan kualitas dan perluasan hak dasar terutama pengentasan
kemiskinan, pemenuhan lapangan pekerjaan, pendidikan, kesehatan,
perlindungan soial, dan pengembangan penghidupan berkelanjutan; serta
(b) Peningkatan kapasitas nasional dalam mengelola sumber daya produktif
dengan mengedepankan kepentingan nasional dalam memenangkan persaingan
global.
(c) Peningkatan daya saing sektor riil berbasis usaha mikro, kecil, dan menengah
serta keberpihakan kepada koperasi;
3. Peningkatan kesadaran kolektif antar pemangku kepentingan baik pusat maupun
daerah serta segenap komponen pembangunan, agar mampu mereduksi berbagai
ketimpangan terutama ego sektoral dan wilayah.
Masyarakat miskin yang menerima program-program bantuan sosial diarahkan untuk menerima P2B, terutama mereka yang sudah difasilitasi dengan berbagai bentuk pembekalan dasar, seperti: yang dilakukan oleh PKH dengan family development session. P2B akan memberikan pembekalan lebih lanjut sehingga masyarakat miskin siap untuk mengakses berbagai potensi keuangan yang disediakan secara khusus untuk penanggulangan kemiskinan maupun secara umum (komersial)
- Memberikan gambaran umum menyangkut lokasi ujicoba P2B