1. MODUL 6
TATAP MUKA KE 6
VARIABEL DAN PENGUKURAN VARIABEL
Tujuan Instruksional Khusus
Agar mahasiwa dapat menjelaskan :
1. Mendefinisikan variabel
2. Mengidentifikasikan variabel independen dan variabel interverning diantara variabel
penelitian.
3. Mengidentifikasi variabel-variabel yang harus dikontrol dalam dalam suatu penelitian,
bentuk-bentuk usaha manipulasi variabel dalam penelitian tersebut.
Materi Bahasan :
1. Variabel independen dan dependen
2. Variabel intervening
3. Variabel moderating
Daftar Pustaka :
1. Indriantoro & Supomo, 2001, Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi. BPFE
Yogyakarta.
2. Cooper & Schinder, 2006. Metode Riset Bisnis, Volume 1, Edisi Sembilan, McGraw-
Hill Irwin. PT Media Global Edukasi. Jakarta.
3. Husein Umar. 2003. Metode Riset Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
4. Sugiyono. 2000. Metode Penelitian Bisnis. CV Alfabeta. Bandung.
2. KONTROL DAN MANIPULASI VARIABEL
VARIABEL DAN CONSTRUCT
A. VARIABEL
Periset bekerja pada tingkat teoretis maupun empiris. Pada tingkat teoretis,
perhatiannya tercurah pada pengidentifikasian konsep dan hubungannya dengan
proposisi. Pada taraf empiris, pernyataan periset akan diuji dan periset akan
berhadapan dengan variabel-variabel. Istilah variabel dipakai sebagai sinonim untuk
suatu konsep atau hal yang sedang diriset.
Dalam konteks ini, variabel yang dimaksud adalah suatu simbol yang akan diberi
angka atau nilai. Jadi variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Jadi kalau peneliti akan memilih
variabel penelitian, baik yang dimiliki oleh obyek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan
tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya bukan dikatakan
sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus didasarkan pada
sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
Variabel akan diberi nilai didasarkan atas ciri-ciri variabel tersebut. Misalnya
variabel dikotomis, jika variabel tersebut hanya berisi dua nilai.Variabel diskrit, jika
datanya hanya mempunyai nilai tertentu saja, atau variabel kontinyu, jika nilai-nilainya
dalam interval tertentu, atau kadang-kadang dalam suatu himpunan tak terbatas.
B. CONSTRUCT
Adalah abstraksi dari fenomena-fenomena kehidupan nyata yang diamati. Dengan
demikian, variabel merupakan proksi (proxy) atau representasi dari construct yang
dapat diukur dengan berbagai macam nilai.
Variabel merupakan mediator antara construct yang abstrak dengan fenomena yang
nyata. Hubungan antara variabel, construct dan fenomena dapat dilihat pada gambar
1 berikut:
3. TEORI
FENOMENA
ALAM
SUBYEK / OBYEK
PENELITIAN
CONSTRUCT
Pengukuran
Gambaran
Sistematik
Proksi
VARIABEL-
VARIABEL
NILAI VARIABEL
Variabel dapat diukur dengan berbagai macam nilai tergantung pada construct
yang diwakilinya. Nilai variabel dapat berupa angka atau berupa atribut yang
menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai.
Contoh variabel antara lain : sikap, motivasi, prestasi akademik, absensi. Sikap
mahasiswa dapat dinilai dengan positif dan negatif. Motivasi belajar mahasiswa dapat di
nilai dengan tinggi, sedang, kurang. Absensi mahasiswa dapat dinilai (dihitung) mulai
dari angka nol sampai dengan jumlah tertentu (seluruh mahasiswa dalam satu kelas).
MACAM-MACAM VARIABEL
Jika suatu variabel dikaitkan (dihubungkan) dengan variabel lain sampai
terbentuk suatu model, maka variabel akan mempunyai bermacam-macam bentuk.
Yang umum dipakai adalah variabel independen (bebas) dan dependen, variabel
kontrol, variabel moderating, dan variabel intervening.
a. Variabel Independen dan Dependen
4. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi
variabel yang lain. Variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang dijelaskan
atau dipengaruhi oleh variabel independen.
Variabel independen juga disebut sebagai variabel yang mendahului (antecedent
variable). Variabel dependen disebut juga sebagai variabel konsekuensi
(consequent variable). Sesuai dengan fenomena sosial yang dijelaskan, bentuk
hubungan antara variabel independen dan dependen dapat bersifat positif atau
negative.
b. Variabel Kontrol
Jika suatu variabel bebas yang mempengaruhi variabel tidak bebas diberi suatu
perlakuan / dikendalikan secara langsung oleh periset, maka variabel ini menjadi
sebuah variabel kontrol.
Jadi variabel kontrol merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga pengaruh variabel independent terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering digunakan bila peneliti akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan.
c. Variabel Moderating
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan
antara variabel independent dengan dependen. Variabel ini juga dapat mengubah
nilai hubungan dari positif ke negatif atau sebaliknya. Variabel ini sering disebut
sebagai variabel dependen kedua.
d. Variabel Intervening
Adalah variabel yang mempengaruhi hubungan langsung antara variabel
independent dan dependen, sehingga terjadi hubungan yang tidak langsung. Artinya,
variabel intervening merupakan variabel yang secara teoretis mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan
dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
Untuk dapat menentukan yang mana variabel independent, dependen atau
variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoretis maupun
hasil pengamatan yang empiris. Sehingga sebelum memilih variabel apa yang akan
5. diteliti perlu kiranya peneliti melakukan studi pendahuluan pada obyek yang akan
diteliti. Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas maka peneliti dapat
menentukan variabel-variabel penelitiannya.
CONTOH-CONTOH VARIABEL DALAM PENELITIAN
a. Variabel Independen dan dependen
1) Kerahtamahan pelayan toko dan nilai penjualan.
Keramahtamahan = variabel independent (Vi)
Nilai penjualan = variabel dependen (Vd)
2) Kenaikan harga BBM ( Vi) dan daya beli masyarakat (Vd)
3) Kemampuan kerja (Vi) dan produktivitas (Vd).
4) Intensif (Vd) dan motivasi (Vd)
Contoh lain penelitian yang menggunakan lebih dari satu variabel dependen dan
variabel independen antara lain, penelitian yang menguji :
1. Pengaruh pengumuman right issue (variabel independen) terhadap tingkat
keuntungan (variabel dependen) dan likuiditas saham (variabel dependen).
2. Pengaruh desentralisasi (variabel independen) dan karakteristik system informasi
akuntansi manajemen (variabel independen) terhadap kinerja manajerial (variabel
dependen).
b. Variabel Moderator
Berdasarkan hasil penelitian yang menguji pengaruh struktur organisasional
(desentralisasi atau sentralisasi) terhadap hubungan antara partisipasi dalam
penyusunan anggaran (partisipasi) dengan kinerja, dinyatakan bahwa struktur
organisasional merupakan faktor moderating yang mempengaruhi hubungan antara
partisipasi mempunyai hubungan positif dengan kinerja pada struktur organisasi
desentralisasi.
Sebaliknya, partisipasi mempunyai hubungan negatif dengan kinerja pada
struktur organisasi sentralisasi. Pengaruh variabel moderating (struktur organisasional)
terhadap sifat dan arah hubungan antara variabel independen (partisipasi) dengan
variabel dependen (kinerja) dijelaskan gambar 3. berikut :
Gambar 3. Hubungan Partisipasi, Desentralisasi, Sentralisasi, dan Kinerja
STRUKTUR
6. PARTISIPASI Desentralisasi Sentralisasi
Tinggi KINERJA TINGGI KINERJA RENDAH
Rendah KINERJA RENDAH KINERJA TINGGI
Model penelitian yang menunjukkan pengaruh variabel moderating terhadap hubungan
antara variabel independen (partisipasi) dengan variabel dependen (kinerja).
Gambar 4. Pengaruh variabel moderting (struktur organisasional) terhadap antara
variabel independen (partisipasi) dengan variabel dependen (kinerja).
c. Variabel Intervening
Gambar 5. Hubungan antara variabel independen (partisipasi), variabel intervening
(motivasi) dan variabel dependen (kinerja).
Gambar 6. Hubungan antara variabel independen (dentitas tenaga kerja), variabel
dependen (efektivitas organisasional), variabel moderating (keahlian
manajerial) dan variabel intervening (sinergi kreatif).
PARTISIPASI
(variable
indenpenden)
KINERJA
(variable
denpenden)
STRUKTUR
ORGANISASIONAL
(variable moderating)
PARTISIPASI
(variable
independen)
MOTIVASI
(variable
intervening)
KINERJA
(variable
dependen)
DIVERSITAS
TENAGA KERJA
(variable
independen)
MOTIVASI
KREATIF
(variable
intervening)
KINERJA
ORGANISASIONAL
(variable dependen)
7. PENGUKURAN VARIABEL
Pengukuran variabel dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu : varibel diskrit
(discrete) dan, variabel kontinum (continous).
1. Variabel diskrit sering juga disebut variabel nominal atau variabel katagorik.
Variabel jenis ini hanya diukur berdasarkan 2 kutub nilai yang berlawanan, misal
“baik” dan “buruk”, atau “ya” dan “tidak”, atau “pria” dan “wanita”. Jika dikaitkan
dengan model analisis data, variabel diskrit juga sering disebut sebagai variabel “
dummy”.
2. Variabel kontinum, adalah variabel yang dapat diukur dengan nilai yang lebih
bervariasi dibanding dengan diskrit.
Dalam hal ini pengukuran variabel kontinum dapat dibedakan dalam tiga skala
pengukuran yaitu ordinal, interval dan rasio.
a. Skala Ordinal adalah skala yang memungkinkan peneliti membagi obyek yang
diteliti berdasarkan urutan tertentu. Misal berdasarkan tinggi badan, obyek yang
diteliti dikelompokkan menjadi kelompok badan tinggi, kelompok badan sedang,
kelompok badan pendek. Contoh lain, misal mengukur “kecerdasan” mahasiswa.
Dalam hal ini mahasiswa dapat dikelompokkan menurut urutan kecerdasannya,
yaitu cerdas, cukup cerdas, kurang cerdas dan tidak cerdas.
b. Skala interval adalah skala yang memungkinkan peneliti untuk mengukur jarak
dari suatu nilai, dan jarak tersebut dapat diketahui dengan pasti sehingga
memungkinkan dilakukannya kalkulasi aritmatik, misal dapat dihitung nilai rata-
ratanya (mean) dan nilai standar deviasi. Misal mengukur perbedaan suhu tubuh
orang yang sehat dengan orang yang sakit demam karena tipus. Jika orang
sehat 36 derajat Celcius dan yang sakit 40 derajat Celsius, maka beda suhu
tubuh orang sehat dan sakit adalah 4 derajat Celsius. Jadi dalam hal ini hanya
melihat jarak (interval) dari suatu nilai. Bedanya dengan skala ordinal adalah
KEAHLIAN
MANAJERIAL
(variable
moderating)
8. pada skala ordinal jarak suatu nilai tidak dapat diukur dengan pasti. Misal Fulan
lebih pandai dari Toni, dalam hal ini perbedaan kepandaiannya tidak diukur
dengan pasti.
c. Skala rasio adalah skala pengukuran yang memungkinkan peneliti melakukan
kalkulasi arimetik secara tepat, dan skala ukuran dapat dimulai dari angka nol.
Misal, laba perusahaan Rp. 1 juta, aktiva lancar Rp. 500.000, rasio lancar
(current ratio) 1,5.
Semua ukuran tersebut dapat diukur dengan satuan bilangan. Jika peneliti ingin
mengubah variabel kontinum menjadi variabel diskrit dapat dilakukan dengan cara
mengklasifikasikan variabel ke dalam 2 ukuran. Misal berdasarkan besarnya asset
perusahaan, peneliti ingin membagi menjadi 2 ukuran perusahaan, yaitu perusahaan
besar dan perusahaan kecil. Untuk itu dapat dilakukan dengan cara menetapkan
bahwa perusahaan yang assetnya di atas rata-rata dikelompokkan sebagai
perusahaan besar, sedangkan yang di bawah rata-rata dikelompokkan sebagai
perusahaan kecil.
Perlu diperhatikan bahwa variabel tidak sama artinya dengan “data”. Variabel
adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Sedangkan “data” adalah segala fakta dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk
membuat suatu informasi. Informasi adalah hasil pengolahan data yang dapat
digunakan untuk suatu tujuan.
Sesuai dengan macam pengukuran variabel, maka data juga dapat
dikelompokkan dalam data diskrit dan data kontinum, baik berupa data urutan
(ordinal), data jarak (interval) dan data angka bilangan yang dimulai dari nol (rasio).
Jika peneliti menginginkan data diolah dengan metode statistik, maka datanya
harus berupa data kuantitatif.
Contoh:
Apabila datanya berupa data kualitatif, misal: sangat baik, baik, cukup, jelak dan sangat
jelek maka data tersebut dapat diberi simbol dengan angka. Misal: untuk sangat bagus
diberi simbol 5, baik diberi simbol 4, sedang diberi simbol 3, jelek diberi simbol 2, dan
sangat jelek diberi simbol 1. Ingat bahwa 1,2,3,4, dan 5 hanya simbol yang
menunjukkan urutan tingkatan karena datanya berupa data ordinal. Demikian juga jika
9. data diskrit diubah menjadi kuantitatif maka akan diberi 2 simbol, misal sangat baik
diberi simbol 1 dan sangat jelek diberi simbol 0 (nol). Angka nol dan satu hanya simbol
untuk memisahkan data menjadi 2 kelompok. Dalam hal ini bisa juga “sangat baik” diberi
simbol 0 (nol) dan sangat jelek diberi simbol 2
PENDEKATAN VARIABEL
Klasifikasi variabel berdasarkan pada perlakuan peneliti terhadap variabel
penelitian bermanfaat untuk mengetahui perbedaan antara variabel-variabel yang
dimanipulasi dengan variabel-variabel yang tidak dimanipulasi.
Variabel Aktif dan Variabel Atribut
Variabel-variabel penelitian dapat diklasfikasikan berdasarkan perlakuan
penelitian terhadap suatu variabel, yaitu variabel aktif (aktive variable) dan variabel
atribut (atribute variable). Variabel aktif adalah variabel-variabel penelitian yang
dimanipulasi untuk keperluan penelitian ekperimen.
10. Tidak semua variabel penelitian dapat dimanipulasi, misal variabel-varibel yang
berkaitan dengan karakteristik manusia intelgensia, sikap, jenis kelamin, status sosial
ekonomi. Variabel-varibel tersebut umumnya tidak mungkin atau sulit untuk
dimanipulasi. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dimanipulasi disebut dengan
variabel atribut.
=======================