Ringkasan biografi singkat Hasan Hanafi:
Hasan Hanafi lahir di Kairo pada 1935 dan berasal dari keturunan Maroko. Ia mendapat pendidikan agama sejak kecil di berbagai lembaga pendidikan di Kairo. Hanafi kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Kairo dan Sorbonne, Prancis. Ia menjadi profesor di berbagai universitas di Mesir, Prancis, dan Amerika. Karya-karyanya membahas hermeneutika, pemikiran Islam
Aliran Ahmadiyah Qadiyaniyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani
Lahir di Qodyan India tahun 1839 M. wafat tahun 1908 M
Dia menyebarkan ajarannya dengan berbagai cara, dengan ceramah, karya tulis dan lainnya.
Di antara karya tulisnya berjudul ‘Menghilangkan Keraguan’, Mukjizat Ahmadiyah’, Argumentasi Ahmadiyah’, ‘Cahaya Islam’ dan lainnya
Berkat kepiawiannya dan dukungan penjajah sampai kemudian membentuk kelompok yang dikenal dengan ‘Ahmadiyah Al-Qodyaniah
Ilmu dasar tentang hadits, dengan ini kita bisa melihat bagaimana sebuah hadits bisa berstatus shohih, hingga ke maudhu, mohon sabar, karena tidak semua dijadikan dalam satu paparan slide, karena materinya cukup panjang sehingga harus disusun sesederhana mungkin namun tetap sistematis dan tidak merusak struktur pembelajaran.
Aliran Ahmadiyah Qadiyaniyah didirikan oleh Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiyani
Lahir di Qodyan India tahun 1839 M. wafat tahun 1908 M
Dia menyebarkan ajarannya dengan berbagai cara, dengan ceramah, karya tulis dan lainnya.
Di antara karya tulisnya berjudul ‘Menghilangkan Keraguan’, Mukjizat Ahmadiyah’, Argumentasi Ahmadiyah’, ‘Cahaya Islam’ dan lainnya
Berkat kepiawiannya dan dukungan penjajah sampai kemudian membentuk kelompok yang dikenal dengan ‘Ahmadiyah Al-Qodyaniah
Ilmu dasar tentang hadits, dengan ini kita bisa melihat bagaimana sebuah hadits bisa berstatus shohih, hingga ke maudhu, mohon sabar, karena tidak semua dijadikan dalam satu paparan slide, karena materinya cukup panjang sehingga harus disusun sesederhana mungkin namun tetap sistematis dan tidak merusak struktur pembelajaran.
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Slide show ini merupakan inti dari tugas kelompok 1 mata kuliah Tafsir Tarbawi di Inaifas Kencong - Jember semester 2 yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Wahhabi adalah aliran yang dinisbatkan terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi (1143-1206 H/.
Ayahnya, Syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman, seorang ulama bermadzhab Hanbali yang kharismatik dan menjadi hakim di distrik Uyainah, Najd.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mulai menyebarkan dakwahnya (ajaran barunya) setelah ayahnya wafat tahun 1153 H.
PPT ini merupakan tugas yang diberikan oleh Dosen: Khoirul Anwar, M.Ag
Disusun oleh kelompok 2 kelas IF B1
Dengan tema Al- Qur'an dan wahyu
Terimakasih....
Slide show ini merupakan inti dari tugas kelompok 1 mata kuliah Tafsir Tarbawi di Inaifas Kencong - Jember semester 2 yang diampu oleh Ibu Dr. Hj. Syarifatul Marwiyah, M.Pd.
Mengkaji alQuran adalah menjadi kewajipan umat Islam. Mengetahui akan ilmu seperti sebab turun ayat, aturan surah dan ayat, pembukuan mushaf, cara bacaan , ahraf alQuran, tarannum dll ilmu berkaitan.AlQuran adalahMukjizat hinnga ke akhir zaman
Wahhabi adalah aliran yang dinisbatkan terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab al-Najdi (1143-1206 H/.
Ayahnya, Syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman, seorang ulama bermadzhab Hanbali yang kharismatik dan menjadi hakim di distrik Uyainah, Najd.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab mulai menyebarkan dakwahnya (ajaran barunya) setelah ayahnya wafat tahun 1153 H.
Tulisan ini mengungkap Tafsir Syiah Zaydiyah yang paparkan oleh Imam al-Syaukani dalam Tafsir Fath al-Qadir. Yang menarik dari tulisan ini, kendati madzhabnya syiah Zaidiyah, namun gagasan dan pemikirannya sering sejalan dengan Ahlus Sunnah wal Jamaah. selain itu, tulisan ini menelisik corak pemikiran kalam dalam tafsir Fath al-Qadir.
PPPY1282 Kaedah Penyelidikan (Pengajian Arab dan Tamadun Islam)
"Ibn Tufayl: Satu Kajian Bibliografi Terpilih dan Anotasi"
Sempena Minggu High Impact Educational Practices FPI & Ekspo Pembelajaran Pengajian Arab dan Tamadun Islam di Fakulti Pengajian Islam, UKM (Jumaat, 15 Disember 2017)
Otentisitas wahyu tuhan dalam hermeneutika hasan hanafi
1.
2. Otentisitas: Kemurnian, kadar keasliannya, dan
keotentikan.(kamus ilmiah)
Wahyu Tuhan: kalam Tuhan yg transeden, tak
terbatas dan tdk diketahui secara
keseluruhan.hnya yg diwahyukan yg
diketahui.(Mohammed Arkoun)
Hermeneutika: Ilmu yang mempelajari tentang
tafsiran.(Kevin J. Corner and Ken Malmin)
pemahaman eksistensial dan fenomenologi
eksistensi .(Richard E. Palmer)
3. Biografi singkat Hasan Hanafi
Lahir 13 Februari 1935 di Kairo,(dekat benteng
salahuddin, perkampungan Al Azhar)
Berasal dari Bani Suwayf, dan berdarah keturunan
dari Maroko
Sejak umur 5 thn, mulai mnghafal AlQur’an dibawah
bimbingan guruny, Syaekh Sayyid Qutb
Pendidikan dasarnya dimulai di Madrasah Sulaiman
Gawisy, bab al futuh selama 5 tahun.
Masuk pendidikan guru Al Mu’allimin, 4 tahun
Pindah ke madrasah Al Silahdar, di komplek Masjid
Al Hakim bi Amrillah, langsung diterima di kelas 2,
(banyak belajar bahasa asing)
4. Pendidikan menengah atasnya di Madrasah
Tsanawiyah Khalil Aqha, selama 5 tahun,(4 thn dlm
bidang kebudayaan, 1 tahun dlm bidang pendidikan)
1948: (umur 13 th) mendaftarkn diri sbg sukarelawan
perang melawan israel, nmun ditolak krn dianggap
msih kecil & bukan pemuda muslimin.
1951: mengabdikan diri membantu gerakan revolusi.
1952: masuk Ikhwanul Muslimin.
1952-1956: belajar di universitas kairo, jurusan Filsafat,
fakultas adab (sastra arab).
1956-1966: belajar di Universitas Sorborne, Prancis
5. Hasan Hanafi di Prancis
Belajar pada Jean Gitton (reformis katolik)
tntng metodologi berfikir, pembaharuan,
sejarah filsafat.
Belajar Fenomenologi dari Paul Ricour
Belajar Analisis kesadaran dari Husserl
Belajar pembaharuan Ushul Fiqh dari
Profesor Masnion.
Selain itu….
6. Mengajar di Universitas Kairo dan
Universitas lainny dluar negeri.
Profesor Tamu di Prancis (1969), dan
Belgia (1970).
1971-1975, mengajar di Universitas
Temple, Amerika serikat.
7. Karya-karya Hasan Hanafi
Karya hanafi terbagi 3 periode, yaitu:
A. Periode pertama (tahun 1960-an)
B. Periode kedua (tahun 1970-an)
C. Periode ketiga (1980-1990-an)
8. PERIODE PERTAMA (thn 1960-an)
Mengadakan penelitian tntng metode
interpretasi sbg upaya pembaharuan bidang
ushul, tentang fenomenologi sbg metode untk
memahami agama dlm konteks realitas
kontemporer, usaha menginterpretasikan
realitas umat Islam dlm kerangka baru.
Penelitian ini untk meraih gelar doktor di
universitas Sorborne,
Menulis disertasi tentang “metode penafsiran yg
mendaptkan pnghargaan sbg karya ilmiah
terbaek di Mesir pd thn 1961.
9. PERIODE KEDUA (thn 1970-an)
Awal thn 1970-an, bnyk menulis artikel di berbagai
media masa,seperti: Al-Katib, Al-Adab, Al-Fikr Al-
Mu’ashir, dan Mimbar Al-Islam.
1976, artikel2 tersebut diterbitkan dlm sebuah buku
dg judul “Qadhaya Mu’ashirat fi Fikrina al Mu’ashir”.
1977, menerbitkan buku dg judul “Qadhaya
Mu’ashirat fi al Fikr al Mu’ashir”. Tntng pemikiran
pemikiran sarjana barat memahami persoalan
masyarakat & menjlankan pmbaharuan.
Dirosah islamiyyah, yg ditulis dr th 1978, dan terbit th
1981 yg berisi tntng “deskripsi dan analisis
pembaharuan trhadap ilmu2 ke islaman klasik, sprti
ushul Fiqh, ilmu2 usuluddin, dan filsafat.
10. PERIODE KETIGA (thn 1980-1990)
Menulis “Al-Turats wa al Tajdid” (tradisi dan
pembaharuan), terbit prtma kali thun 1980. berisi
tntng landasan teoritis yg memuat dasar-dasar ide
pmbaharuan & langkah-langkahnya.
Menulis “Al Yasar al Islamiy”(Kiri Islam)
“Min Al Aqidah ila Al Tsaurah” (dari teologi ke
revolusi)(5 jilid), terbit 1988. berisi tntng pokok-pokok
pembaharuan yg ia canangkan.ini merupakan karya
yg monumental.
Menerbitkan buku yg berjudul “Religion, Ideology,
and development” dan “Islam in the modern world”
11. Pemikiran Hanafi trhadap Hermeneutika
Hermeneutika yang dimaksudkan oleh Hanafi adalah
hermeneutika yang bermaksud membangun sebuah
metode yang bersifat rasional, objektif, dan universal
dalam rangka memahami redaksi teks-teks kitab
suci.
Pandangan mendasar hermeneutika Hanafi melihat
bahwa teks Al Qur’an adlh Maha Teks, yg kesakralan
revelasi dan otentisitas metahistorisnya terjamin
total seratus persen. Barulah dlm aplikasi historisny,
teks Al Qur’an “membutuhkan ” suatu keterkaitan
eksistensial manusiawi, yg hal itu adlh tindakan2
penafsiran yg relevan dg karakter sosio-kultural
masyarakat yg melingkupinya.
12. Menurut Nasr Hamid Abu Zayd, sbg sebuah
teks, Al Qur’an pd dasarnya adlh prodak budaya,
dan dimensi hermeneutik teks Al Qur’an berlaku
scara vertikal, bahwa Nabi Muhammad adlh
penafsir aktif trhadap Tuhan sbgai pemberi
wahyu.
Namun, pd acra international Institute For
Quranic Studies, juni 2008. beliau merevisi
pndapatny tntng hermeneutika dan mnyatakan
bahwa teoriny sama sprti yg dinyatakan Hanafi,
yaitu hermeneutika Al Qur’an bersifat Horizontal
(nabi dg Umat) dan tdk mngkn berlaku vertikal
(nabi dg Tuhan)
14. Hermeneutika Hanafi dipengaruhi oleh
filsafatnya Hans Goerg Gadamer, yaitu mengenai
bgmn mengubah suatu makna scara subjektif
mnjadi objektif brdasarkan realitas yg di
ungkapkan oleh subjektifitas interpretator itu
sendiri.
Hermeneutika akan menjadi aksioma(langkah
tepat) dgn mnggunakn kontruk langkah
hermeneutika, yaitu: a.langkah kritik historis,
b.langkah kritik eidetik, dan c. langkah kritik
praktis.
15. Kritik Historis
hermeneutika Hanafi menginginkan adanya konsep
penafsiran yang bersifat objektif, rigourus, dan
universal. Konsep tersebut mengkonsekuensi kan
akan adanya kritik historis. Karena dengan adanya
kritik historis, keaslian redaksi teks kitab suci bisa
terungkap.
Keaslian sebuah redaksi kitab suci dapat dibuktikan
melalui kritik sejarah. Kritik ini –sebagaimana
dikatakan Hanafi- haruslah terbebas dari hal-hal
yang semata-mata berbau teologis, filosofis, mistik,
spiritual, atau bahkan fenomenologis
16. Kritik Eidetik
Pemahaman atau penafsiran adalah milik aturan
tata bahasa dan situasi-situasi kesejarahan yang
menyebabkan munculnya teks
Semua kitab suci, menurut Hanafi, harus
dipahami berdasarkan aturan yang sama. Tidak
boleh ada pengkhususan terhadap buku
tertentu, ramalan, buku tentang kehidupan
orang-orang suci, dan sebagainya.
reduksi eidetik adalah penyaringan fenomena
dari keberadaannya dalam kesadaran kepada
hakikat yang ada dalam fenomena tersebut.
17. Kritik Praksis
Bagi Hanafi, kritik praksis merupakan
penyempurnaan kalam Tuhan di dunia mengingat
tidak adanya kebenar an teoritis dari sebuah dogma
atau kepercayaan yang datang begitu saja.
Artinya, menurut Hanafi bahwa dogma (wahyu,
gagas an atau satu motivasi) lebih merupakan suatu
gagasan atau motivasi yang ditujukan untuk
praksis.
Hal ini terjadi karena wahyu al-Qur’an sebagai dasar
dogma merupakan motivasi bagi tindakan di
samping sebagai objek pengetahuan.
18. Praksis adalah penyempurnaan terhadap logos.
Tidak ada dogma yang datang begitu saja. Semua
dogma diakui ada jika disadari di dunia ini sebagai
satu sistem yang ideal dan tampak melalui tindakan
manusia. Satu-satunya pembuktian kebenaran
tentang sebuah dogma adalah pembuktian yang
bersifat praksis. Tidak ada pembuktian yang bersifat
teoritis
Wahyu dalam Islam senantiasa mengumumkan
datangnya abad pemikiran, abad ilmu pengetahuan,
dan zaman kebebasan. Apa yang dikatakan Tuhan
dalam wahyu, sekarang menjadi obyek pengetahuan
manusia dan menjadi motivasi referensi dan rujukan
dalam bertindak.
21. Karya dalam Bentuk Buku
Abu al-Husain al-Basri: al-Mu’tamad fi Ushul Fiqh. (2 Jilid). (Damsyiq:
Al-Mu’tamad al-Farinsi. 1953-1965)
Al-Hukumah al-Islamiyyah li Al-Imam al-Khumaini. (Kairo: 1979)
Jihad al-Nafsi Aw al-Jihad al-Akbar al-Khumaini (Kairo: 1980)
Al-Yasar al-Islami: Kitabat fi al-Nahdah al-Islamiyah (Kairo:1980)
Namazij Min al-Falsafah al-Misriyyah: Augustin, Anselm, Thomas,
Aquinas, I. Cet I. (Kairo: 1968.), (Iskandariyyah: Dar al-Kutub al-
Jami’ah), Cet II. (Kairo: al-Anglo al-Mishriyyah). Cet III ( Beirut: Dar al-
Tanwir, 1981).
Spinoza : Risalah fi al-Lahut wa al-Siyasah. (Kairo: al-Haiah al-Anah
li al-Kitab, 1972), cet II (Kairo: al-Anglo al-Misriyah, 1973), cet III
(Beirut: Dar al-Tanwir, 1981).
Leibniz: Tarbiyyah al-Jinsi al-Basari wa Amal Ukhra. Cet I (Kairo: Dar
al-Isagahah, 1977), cet II ( Dar al-Tanwir, 1981).