SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
mengembangkan
keagamaan,

potensi

pengendalian

diri,

dirinya

untuk

memiliki

kepribadian, kecerdasan

kekuatan

akhlak

spiritual

mulia,

serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lebih lanjut mengenai organisasi profesi keguruan di jelaskan dalam undangundang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 41 dijelaskan
bahwa guru membentuk organisasi profesi yang brsifat andependent dan berfungsi
untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan,
perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pasal
ini dijelaskan juga bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.
Berdasarkan dua batasan di atas, maka organisasi profesi di Indonesia ini tidak
hanya memprioritaskan memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier,
wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada
masyarakat tetapi perkembangan individu (siswa) sebagai pribadi yang unik secara
utuh. Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat
memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa pengajaran kelas,
Pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan profesi keguruan juga harus di
prioritaskan. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi yang juga harus dikuasai oleh
siswa.

B. TUJUAN
Untuk mengetahui materi tentang profesi Keguruan.

ii
BAB II
PEMBAHASAN

A.

KONSEP ORGANISASI KEGURUAN
Kelahiran suatu organisasi keprofesian tidak terlepas dari perkembangan jenis

bidang pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi tersebut pada dasarnya dan
lazimnya dan dapat terbentuk atas prakarsa dari pengemban bidang pekerjaan
tadi.[1] Beberapa organisasi profesi kependidikan di indonesia, disamping PGRI, yang
sudah rilatif berkembang pesat diantaranya Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia
(ISPI). Organisasi ini beranggotakan para sarjana pendidikan dari berbagai bidang
pendidikan, yang didalamnya mempunyai sejumlah himpunan sejenis seperti
Himpunan Sarjana Pendidikan Biologi, Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa dan
sebagainya. Organisasi lain yang sudah lebih berkembang ialah Asosiasi Bimbingan
dan Konseling Indonesia (ABKIN) yang dulu bernama Ikatan Petugas Bimbingan
Indonesia (IPBI).[2]
Kedua organisasi ini menaruh perhatian pada pendidikan kebutuhan khusus,
terutama bagi kelompok yang mengalami gangguan dalam perkembangan baik secara
fisik, mental, maupun sosial.
Organisasi apapun yang di bentuk oleh sebuah profesi, tujuan akhirnya adalah
memberi manfaat kepada anggota profesi itu terutama di dalam meningkatkan
kemampuan

profesional,

melindungi

anggota

dalam

melaksanakan

layanan

profesional, dan melindungi masyarakat dari kemungkinan melapraktek dari layanan
profesional.

B. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN ORGANISASI PROFESIONAL
Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi
yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk
melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam
kapasitas mereka sebagai individu.
Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 ada lima misi
dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu meningkatkan dan atau mengembangkan:
karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejateraan seluruh

ii
tenaga kependidikan. Sedangkan visinya secara umum adalah terwujudnya tenaga
kependidikan yang profesional.
Organisasi profesi kependidikan memiliki fungsi tersendiri yang bermanfaat
bagi anggotanya. Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai berikut:
1.

Fungsi pemersatu
Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang mendasarinya,

yaitu dorongan yang menggerakan para profesional untuk membentuk suatu
organisasi keprofesian. Organisasi profesi kependidikan merupakan wadah pemersatu
berbagai potensi profesi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan
harapan masyarakat pengguna jasa kependidikan. Dengan mempersatukan potensi
tersebut diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki kewibawaan dan
kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu uaya
untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi
kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi ini.
2.

Fungsi peningkatan kemampuan profesional
fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang

berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk
meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional,
martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan” peraturan pemerintah tersebut
menunjukan adanya legalitas formal yang secara tersirat mewajibkan anggota profesi
kependidikan untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui
organisasi atau ikatan profesi kependidikan. Bahkan dalam UUSPN Tahun 1989 :
pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa, “tenaga kependidikan berkewajiban untuk
berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan
tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa”.[3]
Dalam PP No. 38 1992, pasal 61, ada 5 misi dan tujuan organisasi pendidikan,
yaitu ; meningkatkan dan mengembangkan,
a. Karier anggota
b. Kemampuan anggota
c. Kewenangan professional anggota
d. Martabat anggota
e. Kesejahteraan anggota
Selain itu organisasi profesi guru juga mempunyai kewenangan :
a. Menetapkan dan menegakkan kode etik guru.
b. Memberikan bantuan hukum kepada guru.
ii
c. Memberikan perlindungn profesi guru.
d. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru.
e. Memajukn pendidikan nasional.[4]

C.

BENTUK, CORAK, STRUKTUR, KEDUDUKAN, DAN KEANGGOTAAN

1. Bentuk dan corak organisasi kependidikan
Bentuk organisasi kependidikan begitu bervariasi dipandang dari segi derajat
dan keterkaitan antar anggotanya. Ada tiga bentuk organisasi profesi kependidikan :
a. Pertama, bentuk persatuan ( union), antara lain di Australia, singapura, dan
Malaysia. Misalnya : Australian education union (AUE).
b. Kedua, berbentuk federasi ( federation) antara lain di india dan Bangladesh,
misalnya : all india primary teachers federation (AIPTF).
c. Ketiga, berbentuk aliansi (alliance), antara lain di Filipina, seperti national
alliance of teachers and office workers (NATOW).
d. Keempat, berbentuk asosiasi ( association ), seperti yang terdapat dikebanyakan
Negara, misalnya, brunei malay teachers association (BMTA) di brunei.
2. Struktur dan kependudukan organisasi kependidikan
Berdasarkan struktur dan kependudukannya, organisasi kependidikan terbagi
tiga kelompok, yaitu :
a. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat local (kedaerahan dan kewilayahan).
b. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat nasional.
c. Organisasi kependidikan yang bersifat internasional.

3. Keanggotaan organisasi profesi kependidikan
Dengan adanya keragaman bentuk dan corak serta struktur kedudukan
organisasi profesi kependidikan/keguruan seperti telah dipaparkan dimuka, dengan
sendirinya keanggotaan organisasi kependidikan ini beragam pula. Akan tetapi pada
umumnya organisasi profesi kependidikan yang bersifat asosiasi atau persatuan
langsunga dari setiap pribadi pengamban profesi yang bersangkutan. Sedangkan
keanggotaan organisasi profesi kependidikan yang bersifat federasi cukup terbatas
oleh pucuk organisasi yang berserikat saja.

ii
D. RAGAM BENTUK PARTISIPASI GURU
Bentuk partisipasi anggota profesi tidak sebatas terdaftar menjadi anggota
dengan memberikan sejumlah iuran rutin, namun lebih dalam bentuk nyata yang
bersifat professional. Beberapa bentuk partisipasi guru dalam profesi guru pendidikan
bisa berupa :
a.

Aktif mengomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang mengarah

kepada pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan. Komunikasi ini bisa dalam
bentuk seminar, symposium, dan sejenisnya atau komunikasi tertulis dalam bentuk
jurnal profesi atau media lainnya.
b.

Secara aktif melakukan evaluasi diri, baik secara perorangan maupun kelompok

dalam hal praktek professional (pendidikan) dengan mengacu kepada standar profesi
yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi. Setiap profesi mesti memiliki standar
profesi baik untuk praktik maupun proses pendidikan, dan standar ini dijadikan
patokan bagi praktik dan layanan profesi dimasyarakat. Seorang guru professional
mesti secara aktif melakukan evaluasi apakah dirinya sedah melakukan praktik atau
layanan pendidikan dengan mengacu kepada standar professional itu.
c.

Mewujudkan prilaku dan sikap professional dalam kehidupan dan lingkungan

kerja guru itu sendiri. Partisipasi ini ialah dalam bentuk mewujudkan prilaku dan
sikap professional dalam kehidupan dan lingkungan kerja guru. Ini merupakan
partisipasi kedalam diri tetapi memiliki dampak besar terhadap organisasi profesi.
Disiplin, tanggung jawab, sikap professional yang dilakukan guru didalam
melaksanakan layanan pendidikan kepada anak akan memperkokoh eksistensi dan
identitas profesi, dan akan membentuk rekognisi atau pengakuan masyarakat terhadap
pekerjaan guru sebagai suatu profesi bahwa pekerjaan guru tidak bisa dilakukan oleh
sembarang orang karena terikat pada standar prilaku profesi.[5]

E. ORGANISASI PROFESIONAL KEGURUAN DI INDONESIA
1.

PGRI
Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945, setelah 100

hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali
dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah
nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Pada saat didirikannya,
organisasi ini disamping memiliki misi profesi juga ada tiga misi lainnya, yaitu misi
politis-deologis, misi peraturan organisaoris, dan misi kesejahteraan.

ii
a.

Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai

penegak dan pelaksana pendidikan nasional. Guru merupakan pioner pendidikan
sehingga dituntut oleh UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun
1992, pasal 61 agar memasuki organisasi profesi kependidikan serta selalu
meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesinya.
b.

Misi politis teologis tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalisme, yaitu

komitmen terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa indonesia,
juga penanaman nilai-nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yaitu
pancasila.
c.

Misi peraturan organisasi PGRI merupakan upaya pengejawantahan peaturan

keorganisasian , terutama dalam menyamakan persepsi terhadap visi, misi, dan kode
etik keelasan sruktur organisasi.
d.

Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antaranggotanya, PGRI

berbentuk persatuan (union). Sedangkan struktur dan kedudukannya bertaraf nasional,
kewilayahan, serta kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi ini bersifat langsung
dari setiap pribadi pengemban profesi kependidikan. Dengan demikian PGRI
merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan mengakar diseluruh
penjuru indonesia. Arrtinya, PGRI memiliki potensi besar untuk meningkatkan
hakikat dan martabat guru, masyarakat, lebih jauh lagi bangsa dan negara.
2. MGMP
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) didirikan atas anjuran pejabat-pejabat
Departemen Pendidikan Nasional. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu
dan profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-masing.
3. KKG
Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu
gugus. Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang
lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja
guru berdasarkan atas mata pelajaran.
Tujuan organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) yaitu :
a. Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru berdasarkan
masalah dan kesulitan yang dihadapi guru.
b. Memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas dan mata pelajaran di
sekolah.
c. Meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta pengembangan sikap
profesional berdasarkan kekeluargaan dan saling mengisi (sharing).
ii
d. Meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan
menyenangkan (Pakem).[6]
Melalui KKG dapat dikembangkan beberapa kemampuan dan keterampilan
mengajar, seperti yang di ungkapkan Turney (Abin, 2006), bahwa keterampilan
mengajar guru sangat memengaruhi terhadap kualitas pembelajaran di antaranya;
keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran,
keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil dan perorangan.

ii
BAB III
PENUTUP
A.

KESIMPULAN
Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang

memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian
tertentu. Profesionalisme guru dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah:
a. Kepuasan kerja
b. Supervisi pendidikan
c. Komitmen
Kepuasan kerja diartikan sebagai cerminan sikap dan perasaan dari individu
terhadap

pekerjaannya,

atau

keadaan

emosional

menyenangkan

dan

tidak

menyenangkan para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja yang
tinggi sangat diperlukan dalam setiap usaha kerjasama guru untuk mencapai tujuan
sekolah, yang seperti kita ketahui bahwa pencapaian tujuan sekolah ini adalah sesuatu
yang diidam-idamkan. Tetapi sebaliknya dengan guru yang memiliki kepuasan kerja
yang rendah akan sangat sulit mencapai hasil yang baik. Seseorang guru memiliki hak

B. SARAN
Untuk orang tua, serta pihak yang terkaik dengan organisasi profesi guru, maupun
pelaksanaan guru dalam kesehariannya yang kurang sesuai dengan kode etik guru,
bisa ikut andil dalam memecahkan masalahnya.

ii
DAFTAR PUSTAKA
1. Satory, Djam’an dkk. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka
2. Kosasi Raflis, soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta
3. Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset.
4. Prof. Soetjipto. 2004. Profesi keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta
5. Udin Saud & cicih sutarsih. 2007. Pengembangan profesi keguruan. Jakarta:
Upi Press

ii
ii

More Related Content

What's hot

Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikanLeo Da Mees
 
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEALArtikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEALAfifah Asra
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanNdang Pratama
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanMichelle Rumawir
 
Makalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikanMakalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikanSeprina Andriani
 
Zoni erdiansyah.1102435
Zoni erdiansyah.1102435Zoni erdiansyah.1102435
Zoni erdiansyah.1102435Zonierdiansyah
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanAnis Ilahi
 
Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas GuruUpaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas GuruEliza Isandhyta
 
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guruRatih Ginarti
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikanwahyusrisayekti
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanRiris Purbosari
 

What's hot (20)

Profesi kependidikan
Profesi kependidikanProfesi kependidikan
Profesi kependidikan
 
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEALArtikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
Artikel GURU, PROFESI DENGAN TUNTUTAN PROFESIONAL DAN IDEAL
 
Hakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikanHakekat profesi kependidikan
Hakekat profesi kependidikan
 
Makalah guru profesional
Makalah guru profesionalMakalah guru profesional
Makalah guru profesional
 
Hakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi KependidikanHakikat Profesi Kependidikan
Hakikat Profesi Kependidikan
 
Hak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guruHak dan kewajiban guru
Hak dan kewajiban guru
 
Makalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikanMakalah profesi kependidikan
Makalah profesi kependidikan
 
Zoni erdiansyah.1102435
Zoni erdiansyah.1102435Zoni erdiansyah.1102435
Zoni erdiansyah.1102435
 
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruanKriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
Kriteria kurikulum (program) pendidikan profesi keguruan
 
Silabus profesi keguruan
Silabus profesi keguruanSilabus profesi keguruan
Silabus profesi keguruan
 
Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2Makalah profesi keguruan 2
Makalah profesi keguruan 2
 
Profesionalisasi Guru
Profesionalisasi GuruProfesionalisasi Guru
Profesionalisasi Guru
 
Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas GuruUpaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
Upaya Meningkatkan Profesionalitas Guru
 
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
28526777 makalah-kompetensi-guru-dalam-meningkatkan-profesionalisme-guru
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
Hakikat profesi
Hakikat profesiHakikat profesi
Hakikat profesi
 
Guru
GuruGuru
Guru
 
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
Makalah kompetensi guru SMA 1 RAHA KABUPATEN MUNA
 
Makalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi KependidikanMakalah Profesi Kependidikan
Makalah Profesi Kependidikan
 
Pembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi PendidikanPembahasan Profesi Pendidikan
Pembahasan Profesi Pendidikan
 

Similar to Organisasi Profesi Keguruan

Organisasi guru tikom
Organisasi guru tikom Organisasi guru tikom
Organisasi guru tikom sriutari21
 
Organisasi Guru
Organisasi GuruOrganisasi Guru
Organisasi Gurusriutari21
 
Guru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.pptGuru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.pptNovelist Saru
 
Guru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.pptGuru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.pptNovelist Saru
 
PPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURUPPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURUNelisNovita
 
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdfartikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdfFransiskusWidarto2
 
@@-BKK.1 - Pengertian & Cakupan-Sutarto.pptx
@@-BKK.1 - Pengertian & Cakupan-Sutarto.pptx@@-BKK.1 - Pengertian & Cakupan-Sutarto.pptx
@@-BKK.1 - Pengertian & Cakupan-Sutarto.pptxRezaSetyawan1
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruanminayuniar
 
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat Nadia Bohari
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifM Haris Wijaya
 
Profesi keguruan
Profesi keguruanProfesi keguruan
Profesi keguruanabeskey
 
Konsep dasar profesi keguruan
Konsep dasar profesi keguruanKonsep dasar profesi keguruan
Konsep dasar profesi keguruanAnggunW
 
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01Alfan Herya
 

Similar to Organisasi Profesi Keguruan (20)

Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
Makalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruanMakalah profesi keguruan
Makalah profesi keguruan
 
Organisasi guru tikom
Organisasi guru tikom Organisasi guru tikom
Organisasi guru tikom
 
Organisasi Guru
Organisasi GuruOrganisasi Guru
Organisasi Guru
 
Tik alpiiii
Tik alpiiiiTik alpiiii
Tik alpiiii
 
Tik alpiiii
Tik alpiiiiTik alpiiii
Tik alpiiii
 
Guru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.pptGuru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.ppt
 
Guru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.pptGuru sebagai profesi.ppt
Guru sebagai profesi.ppt
 
PPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURUPPT ORGANISASI PROFESI GURU
PPT ORGANISASI PROFESI GURU
 
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdfartikel jurnal profesi kependidikan .pdf
artikel jurnal profesi kependidikan .pdf
 
Makalah umi syahda
Makalah umi syahdaMakalah umi syahda
Makalah umi syahda
 
@@-BKK.1 - Pengertian & Cakupan-Sutarto.pptx
@@-BKK.1 - Pengertian & Cakupan-Sutarto.pptx@@-BKK.1 - Pengertian & Cakupan-Sutarto.pptx
@@-BKK.1 - Pengertian & Cakupan-Sutarto.pptx
 
Profesi Keguruan
Profesi KeguruanProfesi Keguruan
Profesi Keguruan
 
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
prinsip koperasi ke5 - pendidikan latihan dan maklumat
 
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatifMakalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
Makalah menjadi seorang guru yang ideal dan inovatif
 
Profesi keguruan
Profesi keguruanProfesi keguruan
Profesi keguruan
 
Konsep dasar profesi keguruan
Konsep dasar profesi keguruanKonsep dasar profesi keguruan
Konsep dasar profesi keguruan
 
BAB 1.pptx
BAB 1.pptxBAB 1.pptx
BAB 1.pptx
 
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
Makalahprofesikependidikan 110523085939-phpapp01
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Organisasi Profesi Keguruan

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG mengembangkan keagamaan, potensi pengendalian diri, dirinya untuk memiliki kepribadian, kecerdasan kekuatan akhlak spiritual mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Lebih lanjut mengenai organisasi profesi keguruan di jelaskan dalam undangundang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dalam pasal 41 dijelaskan bahwa guru membentuk organisasi profesi yang brsifat andependent dan berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam pasal ini dijelaskan juga bahwa guru wajib menjadi anggota organisasi profesi. Berdasarkan dua batasan di atas, maka organisasi profesi di Indonesia ini tidak hanya memprioritaskan memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat tetapi perkembangan individu (siswa) sebagai pribadi yang unik secara utuh. Oleh karena setiap satuan pendidikan harus memberikan layanan yang dapat memfasilitasi perkembangan pribadi siswa secara optimal berupa pengajaran kelas, Pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan profesi keguruan juga harus di prioritaskan. Hal ini merupakan bagian dari kompetensi yang juga harus dikuasai oleh siswa. B. TUJUAN Untuk mengetahui materi tentang profesi Keguruan. ii
  • 2. BAB II PEMBAHASAN A. KONSEP ORGANISASI KEGURUAN Kelahiran suatu organisasi keprofesian tidak terlepas dari perkembangan jenis bidang pekerjaan yang bersangkutan, karena organisasi tersebut pada dasarnya dan lazimnya dan dapat terbentuk atas prakarsa dari pengemban bidang pekerjaan tadi.[1] Beberapa organisasi profesi kependidikan di indonesia, disamping PGRI, yang sudah rilatif berkembang pesat diantaranya Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI). Organisasi ini beranggotakan para sarjana pendidikan dari berbagai bidang pendidikan, yang didalamnya mempunyai sejumlah himpunan sejenis seperti Himpunan Sarjana Pendidikan Biologi, Himpunan Sarjana Pendidikan Bahasa dan sebagainya. Organisasi lain yang sudah lebih berkembang ialah Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) yang dulu bernama Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI).[2] Kedua organisasi ini menaruh perhatian pada pendidikan kebutuhan khusus, terutama bagi kelompok yang mengalami gangguan dalam perkembangan baik secara fisik, mental, maupun sosial. Organisasi apapun yang di bentuk oleh sebuah profesi, tujuan akhirnya adalah memberi manfaat kepada anggota profesi itu terutama di dalam meningkatkan kemampuan profesional, melindungi anggota dalam melaksanakan layanan profesional, dan melindungi masyarakat dari kemungkinan melapraktek dari layanan profesional. B. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN TUJUAN ORGANISASI PROFESIONAL Organisasi profesi merupakan organisasi yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka laksanakan dalam kapasitas mereka sebagai individu. Sebagaimana dijelaskan dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 ada lima misi dan tujuan organisasi kependidikan, yaitu meningkatkan dan atau mengembangkan: karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejateraan seluruh ii
  • 3. tenaga kependidikan. Sedangkan visinya secara umum adalah terwujudnya tenaga kependidikan yang profesional. Organisasi profesi kependidikan memiliki fungsi tersendiri yang bermanfaat bagi anggotanya. Organisasi profesi kependidikan berfungsi sebagai berikut: 1. Fungsi pemersatu Kelahiran suatu organisasi profesi tidak terlepas dari motif yang mendasarinya, yaitu dorongan yang menggerakan para profesional untuk membentuk suatu organisasi keprofesian. Organisasi profesi kependidikan merupakan wadah pemersatu berbagai potensi profesi kependidikan dalam menghadapi kompleksitas tantangan dan harapan masyarakat pengguna jasa kependidikan. Dengan mempersatukan potensi tersebut diharapkan organisasi profesi kependidikan memiliki kewibawaan dan kekuatan dalam menentukan kebijakan dan melakukan tindakan bersama, yaitu uaya untuk melindungi dan memperjuangkan kepentingan para pengemban profesi kependidikan itu sendiri dan kepentingan masyarakat pengguna jasa profesi ini. 2. Fungsi peningkatan kemampuan profesional fungsi ini secara jelas tertuang dalam PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 yang berbunyi “tenaga kependidikan dapat membentuk ikatan profesi sebagai wadah untuk meningkatkan dan mengembangkan karier, kemampuan, kewenangan profesional, martabat dan kesejahteraan tenaga kependidikan” peraturan pemerintah tersebut menunjukan adanya legalitas formal yang secara tersirat mewajibkan anggota profesi kependidikan untuk selalu meningkatkan kemampuan profesionalnya melalui organisasi atau ikatan profesi kependidikan. Bahkan dalam UUSPN Tahun 1989 : pasal 31 ayat 4 menyatakan bahwa, “tenaga kependidikan berkewajiban untuk berusaha mengembangkan kemampuan profesionalnya sesuai dengan perkembangan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan bangsa”.[3] Dalam PP No. 38 1992, pasal 61, ada 5 misi dan tujuan organisasi pendidikan, yaitu ; meningkatkan dan mengembangkan, a. Karier anggota b. Kemampuan anggota c. Kewenangan professional anggota d. Martabat anggota e. Kesejahteraan anggota Selain itu organisasi profesi guru juga mempunyai kewenangan : a. Menetapkan dan menegakkan kode etik guru. b. Memberikan bantuan hukum kepada guru. ii
  • 4. c. Memberikan perlindungn profesi guru. d. Melakukan pembinaan dan pengembangan profesi guru. e. Memajukn pendidikan nasional.[4] C. BENTUK, CORAK, STRUKTUR, KEDUDUKAN, DAN KEANGGOTAAN 1. Bentuk dan corak organisasi kependidikan Bentuk organisasi kependidikan begitu bervariasi dipandang dari segi derajat dan keterkaitan antar anggotanya. Ada tiga bentuk organisasi profesi kependidikan : a. Pertama, bentuk persatuan ( union), antara lain di Australia, singapura, dan Malaysia. Misalnya : Australian education union (AUE). b. Kedua, berbentuk federasi ( federation) antara lain di india dan Bangladesh, misalnya : all india primary teachers federation (AIPTF). c. Ketiga, berbentuk aliansi (alliance), antara lain di Filipina, seperti national alliance of teachers and office workers (NATOW). d. Keempat, berbentuk asosiasi ( association ), seperti yang terdapat dikebanyakan Negara, misalnya, brunei malay teachers association (BMTA) di brunei. 2. Struktur dan kependudukan organisasi kependidikan Berdasarkan struktur dan kependudukannya, organisasi kependidikan terbagi tiga kelompok, yaitu : a. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat local (kedaerahan dan kewilayahan). b. Organisasi profesi kependidikan yang bersifat nasional. c. Organisasi kependidikan yang bersifat internasional. 3. Keanggotaan organisasi profesi kependidikan Dengan adanya keragaman bentuk dan corak serta struktur kedudukan organisasi profesi kependidikan/keguruan seperti telah dipaparkan dimuka, dengan sendirinya keanggotaan organisasi kependidikan ini beragam pula. Akan tetapi pada umumnya organisasi profesi kependidikan yang bersifat asosiasi atau persatuan langsunga dari setiap pribadi pengamban profesi yang bersangkutan. Sedangkan keanggotaan organisasi profesi kependidikan yang bersifat federasi cukup terbatas oleh pucuk organisasi yang berserikat saja. ii
  • 5. D. RAGAM BENTUK PARTISIPASI GURU Bentuk partisipasi anggota profesi tidak sebatas terdaftar menjadi anggota dengan memberikan sejumlah iuran rutin, namun lebih dalam bentuk nyata yang bersifat professional. Beberapa bentuk partisipasi guru dalam profesi guru pendidikan bisa berupa : a. Aktif mengomunikasikan berbagai pikiran dan pengalaman yang mengarah kepada pembaharuan dan perbaikan mutu pendidikan. Komunikasi ini bisa dalam bentuk seminar, symposium, dan sejenisnya atau komunikasi tertulis dalam bentuk jurnal profesi atau media lainnya. b. Secara aktif melakukan evaluasi diri, baik secara perorangan maupun kelompok dalam hal praktek professional (pendidikan) dengan mengacu kepada standar profesi yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi. Setiap profesi mesti memiliki standar profesi baik untuk praktik maupun proses pendidikan, dan standar ini dijadikan patokan bagi praktik dan layanan profesi dimasyarakat. Seorang guru professional mesti secara aktif melakukan evaluasi apakah dirinya sedah melakukan praktik atau layanan pendidikan dengan mengacu kepada standar professional itu. c. Mewujudkan prilaku dan sikap professional dalam kehidupan dan lingkungan kerja guru itu sendiri. Partisipasi ini ialah dalam bentuk mewujudkan prilaku dan sikap professional dalam kehidupan dan lingkungan kerja guru. Ini merupakan partisipasi kedalam diri tetapi memiliki dampak besar terhadap organisasi profesi. Disiplin, tanggung jawab, sikap professional yang dilakukan guru didalam melaksanakan layanan pendidikan kepada anak akan memperkokoh eksistensi dan identitas profesi, dan akan membentuk rekognisi atau pengakuan masyarakat terhadap pekerjaan guru sebagai suatu profesi bahwa pekerjaan guru tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang karena terikat pada standar prilaku profesi.[5] E. ORGANISASI PROFESIONAL KEGURUAN DI INDONESIA 1. PGRI Persatuan Guru Republik Indonesia lahir pada 25 November 1945, setelah 100 hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Cikal bakal organisasi PGRI adalah diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932. Pada saat didirikannya, organisasi ini disamping memiliki misi profesi juga ada tiga misi lainnya, yaitu misi politis-deologis, misi peraturan organisaoris, dan misi kesejahteraan. ii
  • 6. a. Misi profesi PGRI adalah upaya untuk meningkatkan mutu guru sebagai penegak dan pelaksana pendidikan nasional. Guru merupakan pioner pendidikan sehingga dituntut oleh UUSPN tahun 1989: pasal 31; ayat 4, dan PP No. 38 tahun 1992, pasal 61 agar memasuki organisasi profesi kependidikan serta selalu meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesinya. b. Misi politis teologis tidak lain dari upaya penanaman jiwa nasionalisme, yaitu komitmen terhadap pernyataan bahwa kita bangsa yang satu yaitu bangsa indonesia, juga penanaman nilai-nilai luhur falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yaitu pancasila. c. Misi peraturan organisasi PGRI merupakan upaya pengejawantahan peaturan keorganisasian , terutama dalam menyamakan persepsi terhadap visi, misi, dan kode etik keelasan sruktur organisasi. d. Dipandang dari segi derajat keeratan dan keterkaitan antaranggotanya, PGRI berbentuk persatuan (union). Sedangkan struktur dan kedudukannya bertaraf nasional, kewilayahan, serta kedaerahan. Keanggotaan organisasi profesi ini bersifat langsung dari setiap pribadi pengemban profesi kependidikan. Dengan demikian PGRI merupakan organisasi profesi yang memiliki kekuatan dan mengakar diseluruh penjuru indonesia. Arrtinya, PGRI memiliki potensi besar untuk meningkatkan hakikat dan martabat guru, masyarakat, lebih jauh lagi bangsa dan negara. 2. MGMP Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) didirikan atas anjuran pejabat-pejabat Departemen Pendidikan Nasional. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dan profesionalisasi dari guru dalam kelompoknya masing-masing. 3. KKG Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus. Pada tahap pelaksanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang lebih kecil, yaitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja guru berdasarkan atas mata pelajaran. Tujuan organisasi Kelompok Kerja Guru (KKG) yaitu : a. Memfasilitasi kegiatan yang dilakukan di pusat kegiatan guru berdasarkan masalah dan kesulitan yang dihadapi guru. b. Memberikan bantuan profesional kepada para guru kelas dan mata pelajaran di sekolah. c. Meningkatkan pemahaman, keilmuan, keterampilan serta pengembangan sikap profesional berdasarkan kekeluargaan dan saling mengisi (sharing). ii
  • 7. d. Meningkatkan pengelolaan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan (Pakem).[6] Melalui KKG dapat dikembangkan beberapa kemampuan dan keterampilan mengajar, seperti yang di ungkapkan Turney (Abin, 2006), bahwa keterampilan mengajar guru sangat memengaruhi terhadap kualitas pembelajaran di antaranya; keterampilan bertanya, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan memimpin diskusi kelompok kecil dan perorangan. ii
  • 8. BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Organisasi profesi adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu. Profesionalisme guru dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah: a. Kepuasan kerja b. Supervisi pendidikan c. Komitmen Kepuasan kerja diartikan sebagai cerminan sikap dan perasaan dari individu terhadap pekerjaannya, atau keadaan emosional menyenangkan dan tidak menyenangkan para pegawai memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja yang tinggi sangat diperlukan dalam setiap usaha kerjasama guru untuk mencapai tujuan sekolah, yang seperti kita ketahui bahwa pencapaian tujuan sekolah ini adalah sesuatu yang diidam-idamkan. Tetapi sebaliknya dengan guru yang memiliki kepuasan kerja yang rendah akan sangat sulit mencapai hasil yang baik. Seseorang guru memiliki hak B. SARAN Untuk orang tua, serta pihak yang terkaik dengan organisasi profesi guru, maupun pelaksanaan guru dalam kesehariannya yang kurang sesuai dengan kode etik guru, bisa ikut andil dalam memecahkan masalahnya. ii
  • 9. DAFTAR PUSTAKA 1. Satory, Djam’an dkk. 2008. Profesi Keguruan. Jakarta: Universitas Terbuka 2. Kosasi Raflis, soetjipto. 2009. Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta 3. Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. 4. Prof. Soetjipto. 2004. Profesi keguruan. Jakarta: PT Rineka Cipta 5. Udin Saud & cicih sutarsih. 2007. Pengembangan profesi keguruan. Jakarta: Upi Press ii
  • 10. ii