SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
TUGAS MAKALAH



                          KAPITA SELEKTA GEOGRAFI




                                          OLEH :



                                        ARMEIDI

                                        13131 / 09




                                PENDIDIKAN GEOGRAFI

                               FAKULTAS ILMU SOSIAL

                           UNIVERSITAS NEGERI PADANG

                                           2012




Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik
untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui
angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal
sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas
hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi
badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya,
kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di
lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia.

Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi,
frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi.
sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang
curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah.
porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan
dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah,
limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan.
Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir
atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya
diperhatikan

Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan
yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua
lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta
serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan-
hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di
permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau
penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang
parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat.
dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus
dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi.

jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain
menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi
jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan
dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan
meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan
erosi.

EROSI
Erosi atau pengikisan adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara
alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga pengangkut yang ada di permukaan
bumi, antara lain air, angin dan gletser. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan
(sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es,
karakteristik hujan,creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh
makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi
tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran
mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.

  Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan
tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk,
penggundulan hutan,       kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan,         kegiatan
konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah
yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh
lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian
meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan
dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna
lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building,
praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.



1. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB EROSI

  Beberapa     faktor   yang    menyebabkan       terjadinya   erosi   diantaranya    adalah:


  1.Iklim



  Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain
  itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus
  menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi.



  2.Tanah
Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan
  (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi
  atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi).




  3.Topografi



  Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi
  wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah
  wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah
  yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi
  penggenangan.


  4. Tanaman Penutup Tanah



  Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari
  percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain
  melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki
  susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar.




  5. Manusia



  Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi.
  Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam
  pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan
  lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan
  evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal
  pertanian,dan lain-lain.

2. JENIS-JENIS EROSI
Dilihat dari penyebabnya ada empat jenis erosi, yaitu :
 a. Erosi air sungai
    Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah yang dilaluinya. Gesekan itu
    besar kalau kecepatan dan jumlah airnya besar. Gesekan air ini menimbulkan
    pengikisan, sebab air itu banyak mengangkut benda-benda padat. Air yang tenang
    tidak mengadakan gesekan dan tidak menimbulkan pengiksan. Jadi, syarat pengikisan
    adalah bahwa air itu harus mengalir dan mengangkut benda-benda padat.
    Akibatnya, terjadilah lembah-lembah, ngarai, dan jurang yang dalam. Misalnya
    Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan Grand Canyon dengan Sungai Colorado di
    Amerika Serikat.
 b. Erosi air laut (abrasi)
    Abrasi merupakan perusakan/pengikisan pantai oleh pukulan gelombang laut yang
    terus menerus terhadap dinding pantai. Contoh : Pantai Parangtritis di Yogyakarta.
 c. Erosi es (gletser)
    Gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gerakan lapisan es atau karena
    pencairannya menuruni pegunungan. Hasil pengikisan batuan terseret ke bawah dan
    ketika tenaga pengangkut melemah, maka material-material akan terendapkan oleh
    erosi es disebut Moraine. Contoh : Pantai Fyord di Skandinavia.
 d. Erosi angin (korasi)
    Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun pasir. Pasir-pasir tersebut
    diendapkan di tempat lain dan membentuk bukit pasir dan gelombang-gelombang
    pasir. Jika angin bersama pasir mengikis batu-batuan yang dilaluinya, maka akan
    membentuk batu cendawan di guru pasir. Contoh : Tanah Lȍ ss di Cina Utara setebal
    600 meter adalah hasil erosi angin dari Gurun Gobi.


    Bentuk-bentuk erosi ini merujuk pada erosi yang terjadi secara accelerated. Seperti
    pada bagian awal, erosi semacam ini banyak dipengaruhi oleh iklim dan faktor
    manusia. Kartasapoetra dalam bukunya “Tekhnologi Konservasi Tanah dan Air”
    menyebutkan bentuk-bentuk erosinya adalah:




    1. Sheet Erosion (erosi lembaran)


    Adalah erosi dalam bentuk lembaran-lembaran pada permukaan tanah. Tejadi
pengangkatan dan pemindahan tanah demikian merata pada bagian permukaan tanah.


2. Rill Erosion (erosi alur)


Daya aliran air dengan mudah terus akan melakukan pengikisan kebagian bawahnya,
dengan demikian pengikisan terus merambat kebagian bawahnya lagi dan
terbentuklah alur-alur pada permukaan tanah dari atas memanjang kebawah, alur ini
adalah dangkal.




3. Gully Erosion (erosi parit)


Erosi parit sangat erat hubungannya dengan erosi alur, karena memang erosi parit
melanjutkan aktivitas daya pengikisan partikel tanah pada alur-alur yang sudah
terbentuk.
Penggunaan intensif jalan setapak dihutan dapat menyebabkan pemadatan tanah,
peningkatan aliran pemukaan, dan kemudian pembentukan parit-parit erosi (Laurence
& Peter,1988:16)




4. Stream Bank Erosion (erosi tebing sungai)


Umumnya terjadi pada sungai sungai yang berbelok-belok tergantung dari derasnya
arus sungai. Sungai yang lurus jarang sekali menimbulkan erosi tebing.


Menurut Hudson dalam tulisannya, besarnya erosi maksimal yang dapat dibiarkan
adalah berkisar antara 2,5 – 12,5 ton per hektar per tahun. Laju erosi diberbagai DAS
saat ini relatif tinggi. Misalnya sub-DAS Ciliwung Hulu, secara kumulatif laju erosi
yang terjadi adalah 19,3 ton/ha/th dengan indeks erosi sebesar 1,29 (>1) yang berarti
bahwa ditinjau dari segi erosi DAS tersebut dalam kondisi jelek (Arief Guritno
dkk,2003). Kita hanya bisa menghambat berlangsungnya erosi tetapi tidak bisa
mencegah sama sekali terjadinya erosi tersebut. Penghambatan tersebut adalah sangat
tergantung pada aktivitas dan kebijaksanaan kita pula (G Kartasapoetra dkk,1991:60).
3. DAMPAK EROSI

  Dampak erosi dibagi menjadi dua, yaitu :
  a) Dampak ditempat asal terjadinya erosi (on site)
    Dampak erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang dapat terlihat langsung
    kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak pada
    kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah
    yang akhirnya menimbulkan terjadinya tanah kritis.


    Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan
    partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan
    penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia
    tanah menurut Goeswono Soepardi dalam bukunya “Sifat dan Ciri Tanah” adalah
    kehilangan unsur hara karena erosi selama rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari
    percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar,K2O
    729 kg per hektar, MgO 145 per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per
    tahun.
    Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan 15 -
    35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan,
    sehingga     lapisan    tersebut   menjadi     tipis   atau   bahkan   hilang   (A.G
    Kartasapoetra,1986:45).
    Sementara itu, Jung L sekitar tahun 1953 telah melakukan penelitian yang telah
    membuktikan adanya penghanyutan bahan organik yang diakibatkan erosi, seperti
    halnya pada table berikut:


    Bagian lereng P2O5


    (mg/100g tanah) K2O


    (mg/100g tanah) Humus (%)
puncak 10,0 14,3 1,69


       tengah 4,7 9,8 1,58


       bawah 7,2 16,8 1,71




 b) Dampak pada daerah diluarnya (off site).


       Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt besar
       pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama
       sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan.
       Arsyad (1989) mengemukakan bentuk dampak off-site antara lain:

        1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk
        2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan
        3. Memburuknya kualitas air, dan
        4. Kerugian ekosistem perairan




4. UPAYA PENANGGULANGAN EROSI
            A. sebagai manusia harus sadar akan permasalahan erosi dan dampak yang akan
                 timbul dan menyerang kita sendir.
            B. janganlah merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat yang sangat
                 berpengaruh dalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di
                 hutan segera diganti dengan pohon baru.
  5.


         lakukan segera pengolahan tanah pertanian secara bijak dengan cara membuat
        sengkedan-sengkedan ataupun terasering untuk menahan laju erosi agar tidak terlalu
        besar.
Keempat, Hijaukan kembali (reboisasi) dan lakukan konservasi hutan-hutan yang
  telah gundul akibat keserakahan kita sebagai manusia.


a. Membuat tanah di lereng gunung atau tanah yang miring menjadi bertingkat-tingkat,
  yang disebut terasering.
b. Menjalankan strip-cropping, yaitu mengadakan tanaman selang-seling yang waktu
  panennya tidak sama.
c. Menanami daerah-daerah hutan yang gundul (reboisasi).
d. Mengadakan contour-plowing, yaitu melakukan pembajakan yang searah dengan
  kontur.
e. Tidak merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat yang sangat berpengaruh
  dalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di hutan segera diganti
  dengan pohon baru.




  Rhett A Butler mengemukakan bahwa akar-akar dari pepohonan kayu keras dan
  vegetasi hujan membantu menahan tanah. Saat pohon kita tebangi maka tak akan ada
  lagi penahan apapun yang dapat melindungi tanah dan material tanahpun akan cepat
  terbawa/hanyut oleh air hujan. Oleh sebab itu alangkah baiknya mulai dari sekarang
  kita pikirkan secara matang akan dampak dari erosi yang yang telah menimpa kita
  saat ini dan jangan sampai lagi terulang dimasa yang akan datang. Dengan kesadaran
  tinggi akan hal tersebut kita harus segera berupaya untuk melakukan kegiatan yang
  dapat mengurangi terjadinya erosi tanah.
A.G Kartasapoetra. 1986.Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta:Bumi
Aksara


Ahmad Basyir dkk. 2006. Jurnal Ekologi Perubahan Perilaku Daerah Aliran Sungai
Citarum      Hulu     dengan     Pemodelan       Spasial.Bandung:     www.ftsl.itb.ac.id


Arief Guritno dkk. 2003. Konsep Penerapan Teknologi Tepat Guna Sebagai Alternatif Upaya
Mengatasi           Dampak         Sumberdaya          Air.         Bogor:          IPB


G Kartasapoetra. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: PT Rineka Cipta


Lawrence dan Peter. 1988. Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press

Diposkan oleh Alex di 09:04

More Related Content

What's hot (18)

Presentasi no 6 6_bentuk dan proses pembentukan erosi
Presentasi no 6 6_bentuk dan proses pembentukan erosiPresentasi no 6 6_bentuk dan proses pembentukan erosi
Presentasi no 6 6_bentuk dan proses pembentukan erosi
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
Tenaga eskogen
Tenaga eskogenTenaga eskogen
Tenaga eskogen
 
Erosi & Pelapukan
Erosi & PelapukanErosi & Pelapukan
Erosi & Pelapukan
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
Tenaga Eksogen
Tenaga EksogenTenaga Eksogen
Tenaga Eksogen
 
Makalah Geo
Makalah GeoMakalah Geo
Makalah Geo
 
LULUHAWA
LULUHAWALULUHAWA
LULUHAWA
 
Proses Endogen Dan Eksogen
Proses Endogen Dan EksogenProses Endogen Dan Eksogen
Proses Endogen Dan Eksogen
 
Geografi lahan
Geografi lahanGeografi lahan
Geografi lahan
 
Presentasi triani
Presentasi trianiPresentasi triani
Presentasi triani
 
Geografi physical
Geografi physicalGeografi physical
Geografi physical
 
Presentasi Geografi kelas X Sedimentasi
Presentasi Geografi kelas X SedimentasiPresentasi Geografi kelas X Sedimentasi
Presentasi Geografi kelas X Sedimentasi
 
Aan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanahAan kerusakan tanah
Aan kerusakan tanah
 
Litosfer dan pedosfer
Litosfer dan pedosferLitosfer dan pedosfer
Litosfer dan pedosfer
 
Sedimentasi
SedimentasiSedimentasi
Sedimentasi
 

Similar to makalah-erosi

adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfTarisaNovsidaTarigan
 
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiPermasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiAshar Asham
 
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiPermasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiAshar Asham
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional 'Oke Aflatun'
 
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan BencanaPenanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencanasendi24
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airAndrew Hutabarat
 
Presentasi ruliana
Presentasi rulianaPresentasi ruliana
Presentasi rulianaNurul Aulia
 
Bab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologiBab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologiIshaq Saputra
 
konservasi lahan dampak terjadinya erosi.pptx
konservasi lahan dampak terjadinya erosi.pptxkonservasi lahan dampak terjadinya erosi.pptx
konservasi lahan dampak terjadinya erosi.pptxiskahar1
 
Power poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogenPower poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogenMuhammad Naufal
 
Pengertian-Sedimentasi dari kelompok 3 kelas 10.pptx
Pengertian-Sedimentasi dari kelompok 3 kelas 10.pptxPengertian-Sedimentasi dari kelompok 3 kelas 10.pptx
Pengertian-Sedimentasi dari kelompok 3 kelas 10.pptxazzamantasya1
 
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxPROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxchristin84
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxKhazumy
 
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahStudy kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahSaedi Saputra Siagian
 

Similar to makalah-erosi (20)

adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdfadoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
adoc.pub_bentuk-asal-denudasional.pdf
 
Erosi
ErosiErosi
Erosi
 
Erosi
ErosiErosi
Erosi
 
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiPermasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
 
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantaiPermasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
Permasalahan Erosi dan Abrasi di pantai
 
Laporan denudasional
Laporan denudasional Laporan denudasional
Laporan denudasional
 
Penanggulangan Bencana
Penanggulangan BencanaPenanggulangan Bencana
Penanggulangan Bencana
 
Bab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan airBab v konservasi tanah dan air
Bab v konservasi tanah dan air
 
Presentasi ruliana
Presentasi rulianaPresentasi ruliana
Presentasi ruliana
 
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu TanahTugas Geologi dan Ilmu Tanah
Tugas Geologi dan Ilmu Tanah
 
Bab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologiBab 2 proses geomorfologi
Bab 2 proses geomorfologi
 
konservasi lahan dampak terjadinya erosi.pptx
konservasi lahan dampak terjadinya erosi.pptxkonservasi lahan dampak terjadinya erosi.pptx
konservasi lahan dampak terjadinya erosi.pptx
 
Power poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogenPower poit geografi_pengaruh_eksogen
Power poit geografi_pengaruh_eksogen
 
Pengertian-Sedimentasi dari kelompok 3 kelas 10.pptx
Pengertian-Sedimentasi dari kelompok 3 kelas 10.pptxPengertian-Sedimentasi dari kelompok 3 kelas 10.pptx
Pengertian-Sedimentasi dari kelompok 3 kelas 10.pptx
 
Tenaga eksogen
Tenaga eksogenTenaga eksogen
Tenaga eksogen
 
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptxPROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
PROSES TENAGA EKSOGEN DAN PENGARUHNYA PADA KEHIDUPAN.pptx
 
BAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docxBAB 2 sambungan yuni.docx
BAB 2 sambungan yuni.docx
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
Bab i geomorfo
Bab i geomorfoBab i geomorfo
Bab i geomorfo
 
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanahStudy kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
Study kasus penurunan bangunan akibat pergerakan tanah
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 

makalah-erosi

  • 1. TUGAS MAKALAH KAPITA SELEKTA GEOGRAFI OLEH : ARMEIDI 13131 / 09 PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012 Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem dan kehilangan air secara serentak.
  • 2. Banyaknya erosi tergantung berbagai faktor. Faktor Iklim, termasuk besarnya dan intensitas hujan / presipitasi, rata-rata dan rentang suhu, begitu pula musim, kecepatan angin, frekuensi badai. faktor geologi termasuk tipe sedimen, tipe batuan, porositas dan permeabilitasnya, kemiringn lahan. Faktor biologis termasuk tutupan vegetasi lahan,makhluk yang tinggal di lahan tersebut dan tata guna lahan ooleh manusia. Umumnya, dengan ekosistem dan vegetasi yang sama, area dengan curah hujan tinggi, frekuensi hujan tinggi, lebih sering kena angin atau badai tentunya lebih terkena erosi. sedimen yang tinggi kandungan pasir atau silt, terletak pada area dengan kemiringan yang curam, lebih mudah tererosi, begitu pula area dengan batuan lapuk atau batuan pecah. porositas dan permeabilitas sedimen atau batuan berdampak pada kecepatan erosi, berkaitan dengan mudah tidaknya air meresap ke dalam tanah. Jika air bergerak di bawah tanah, limpasan permukaan yang terbentuk lebih sedikit, sehingga mengurangi erosi permukaan. Sedimen yang mengandung banyak lempung cenderung lebih mudah bererosi daripada pasir atau silt. Dampak sodium dalam atmosfer terhadap erodibilitas lempung juga sebaiknya diperhatikan Faktor yang paling sering berubah-ubah adalah jumlah dan tipe tutupan lahan. pada hutan yang tak terjamah, mineral tanah dilindungi oleh lapisan humus dan lapisan organik. kedua lapisan ini melindungi tanah dengan meredam dampak tetesan hujan. lapisan-lapisan beserta serasah di dasar hutan bersifat porus dan mudah menyerap air hujan. Biasanya, hanya hujan- hujan yang lebat (kadang disertai angin ribut) saja yang akan mengakibatkan limpasan di permukaan tanah dalam hutan. bila Pepohonan dihilangkan akibat kebakaran atau penebangan, derajat peresapan air menjadi tinggi dan erosi menjadi rendah. kebakaran yang parah dapat menyebabkan peningkatan erosi secara menonjol jika diikuti denga hujan lebat. dalam hal kegiatan konstruksi atau pembangunan jalan, ketika lapisan sampah / humus dihilangkan atau dipadatkan, derajad kerentanan tanah terhadap erosi meningkat tinggi. jalan, secara khusus memungkinkan terjadinya peningkatan derajat erosi, karena, selain menghilangkan tutupan lahan, jalan dapat secara signifikan mengubah pola drainase, apalagi jika sebuah embankment dibuat untuk menyokong jalan. Jalan yang memiliki banyak batuan dan hydrologically invisible ( dapat menangkap air secepat mungkin dari jalan, dengan meniru pola drainase alami) memiliki peluang besar untuk tidak menyebabkan pertambahan erosi. EROSI
  • 3. Erosi atau pengikisan adalah proses pelepasan dan pemindahan massa batuan secara alami dari satu tempat ke tempat lain oleh suatu tenaga pengangkut yang ada di permukaan bumi, antara lain air, angin dan gletser. Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan,creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya. Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon. 1. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB EROSI Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya erosi diantaranya adalah: 1.Iklim Iklim dapat mempengaruhi erosi oleh karena menentukan indeks erosifitas hujan. Selain itu, komponen iklim yaitu curah hujan dapat mempengaruhi laju erosifitas secara terus menerus sesuai intensitas hujan yang terjadi. 2.Tanah
  • 4. Sedang tanah dengan sifat-sifatnya itu dapat menentukan besar kecilnya laju pengikisan (erosi) dan dinyatakan sebagai faktor erodibilitas tanah (kepekaan tanah terhadap erosi atau ketahanan tanah terhadap adanya erosi). 3.Topografi Kemampuan tanah terbawa air erosi dipengaruhi oleh topografi suatu wilayah. Kondisi wilayah yang dapat menghanyutkan tanah sebagai sedimen erosi secara cepat adalah wilayah yang memiliki kemiringan lereng yang cukup besar. Sedangkan pada wilayah yang landai akan kurang intensif laju erosifitasnya, karena lebih cenderung untuk terjadi penggenangan. 4. Tanaman Penutup Tanah Tanaman penutup tanah (vegetasi) berperan untuk menjaga agar tanah lebih aman dari percikan-percikan yang terjadi akibat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah. Selain melindungi dari timpaan titik-titik hujan, vegetasi juga berfungsi untuk memperbaiki susunan tanah dengan bantuan akar-akar yang menyebar. 5. Manusia Manusia dapat berperan sebagai penyebab cepatnya laju erosi maupun menekan laju erosi. Dalam proses mempercepat erosi, manusia banyak melakukan kesalahan dalam pengelolaan lingkungan, seperti penambangan, eksploitasi hutan, pengerukan tanah, dan lain sebagainya. Sedangkan dalam penanggulangan laju erosi, manusia dapat melakukan evaluasi konservasi lahan dengan cara reboisasi, pembuatan terasering pada areal pertanian,dan lain-lain. 2. JENIS-JENIS EROSI
  • 5. Dilihat dari penyebabnya ada empat jenis erosi, yaitu : a. Erosi air sungai Air yang mengalir menimbulkan gesekan terhadap tanah yang dilaluinya. Gesekan itu besar kalau kecepatan dan jumlah airnya besar. Gesekan air ini menimbulkan pengikisan, sebab air itu banyak mengangkut benda-benda padat. Air yang tenang tidak mengadakan gesekan dan tidak menimbulkan pengiksan. Jadi, syarat pengikisan adalah bahwa air itu harus mengalir dan mengangkut benda-benda padat. Akibatnya, terjadilah lembah-lembah, ngarai, dan jurang yang dalam. Misalnya Lembah Anai, Ngarai Sianok, dan Grand Canyon dengan Sungai Colorado di Amerika Serikat. b. Erosi air laut (abrasi) Abrasi merupakan perusakan/pengikisan pantai oleh pukulan gelombang laut yang terus menerus terhadap dinding pantai. Contoh : Pantai Parangtritis di Yogyakarta. c. Erosi es (gletser) Gletser merupakan pengikisan yang dilakukan oleh gerakan lapisan es atau karena pencairannya menuruni pegunungan. Hasil pengikisan batuan terseret ke bawah dan ketika tenaga pengangkut melemah, maka material-material akan terendapkan oleh erosi es disebut Moraine. Contoh : Pantai Fyord di Skandinavia. d. Erosi angin (korasi) Pengikisan oleh angin banyak terjadi di daerah gurun pasir. Pasir-pasir tersebut diendapkan di tempat lain dan membentuk bukit pasir dan gelombang-gelombang pasir. Jika angin bersama pasir mengikis batu-batuan yang dilaluinya, maka akan membentuk batu cendawan di guru pasir. Contoh : Tanah Lȍ ss di Cina Utara setebal 600 meter adalah hasil erosi angin dari Gurun Gobi. Bentuk-bentuk erosi ini merujuk pada erosi yang terjadi secara accelerated. Seperti pada bagian awal, erosi semacam ini banyak dipengaruhi oleh iklim dan faktor manusia. Kartasapoetra dalam bukunya “Tekhnologi Konservasi Tanah dan Air” menyebutkan bentuk-bentuk erosinya adalah: 1. Sheet Erosion (erosi lembaran) Adalah erosi dalam bentuk lembaran-lembaran pada permukaan tanah. Tejadi
  • 6. pengangkatan dan pemindahan tanah demikian merata pada bagian permukaan tanah. 2. Rill Erosion (erosi alur) Daya aliran air dengan mudah terus akan melakukan pengikisan kebagian bawahnya, dengan demikian pengikisan terus merambat kebagian bawahnya lagi dan terbentuklah alur-alur pada permukaan tanah dari atas memanjang kebawah, alur ini adalah dangkal. 3. Gully Erosion (erosi parit) Erosi parit sangat erat hubungannya dengan erosi alur, karena memang erosi parit melanjutkan aktivitas daya pengikisan partikel tanah pada alur-alur yang sudah terbentuk. Penggunaan intensif jalan setapak dihutan dapat menyebabkan pemadatan tanah, peningkatan aliran pemukaan, dan kemudian pembentukan parit-parit erosi (Laurence & Peter,1988:16) 4. Stream Bank Erosion (erosi tebing sungai) Umumnya terjadi pada sungai sungai yang berbelok-belok tergantung dari derasnya arus sungai. Sungai yang lurus jarang sekali menimbulkan erosi tebing. Menurut Hudson dalam tulisannya, besarnya erosi maksimal yang dapat dibiarkan adalah berkisar antara 2,5 – 12,5 ton per hektar per tahun. Laju erosi diberbagai DAS saat ini relatif tinggi. Misalnya sub-DAS Ciliwung Hulu, secara kumulatif laju erosi yang terjadi adalah 19,3 ton/ha/th dengan indeks erosi sebesar 1,29 (>1) yang berarti bahwa ditinjau dari segi erosi DAS tersebut dalam kondisi jelek (Arief Guritno dkk,2003). Kita hanya bisa menghambat berlangsungnya erosi tetapi tidak bisa mencegah sama sekali terjadinya erosi tersebut. Penghambatan tersebut adalah sangat tergantung pada aktivitas dan kebijaksanaan kita pula (G Kartasapoetra dkk,1991:60).
  • 7. 3. DAMPAK EROSI Dampak erosi dibagi menjadi dua, yaitu : a) Dampak ditempat asal terjadinya erosi (on site) Dampak erosi tanah di tapak (on-site) merupakan dampak yang dapat terlihat langsung kepada pengelola lahan yaitu berupa penurunan produktifitas. Hal ini berdampak pada kehilangan produksi peningkatan penggunaan pupuk dan kehilangan lapisan olah tanah yang akhirnya menimbulkan terjadinya tanah kritis. Pengaruh erosi pada kesuburan fisik tanah diantaranya adalah terjadinya penghanyutan partikel-partikel tanah, perubahan struktur tanah, penurunan kapasitas infiltrasi dan penampungan, serta perubahan profil tanah. Sedangkan pengaruh pada kesuburan kimia tanah menurut Goeswono Soepardi dalam bukunya “Sifat dan Ciri Tanah” adalah kehilangan unsur hara karena erosi selama rata-rata 2 tahun yang diperoleh dari percobaan di Missouri yaitu N 66 kg per hektar, kemudian P2O5 41 kg per hektar,K2O 729 kg per hektar, MgO 145 per kg per hektar,dan SO4 sebanyak 42 kg per hektar per tahun. Tanah yang dikatakan rusak kalau lapisan bagian atasnya atau top soil (ketebalan 15 - 35 cm) memang telah banyak terkikis dan atau dihanyutkan oleh arus air hujan, sehingga lapisan tersebut menjadi tipis atau bahkan hilang (A.G Kartasapoetra,1986:45). Sementara itu, Jung L sekitar tahun 1953 telah melakukan penelitian yang telah membuktikan adanya penghanyutan bahan organik yang diakibatkan erosi, seperti halnya pada table berikut: Bagian lereng P2O5 (mg/100g tanah) K2O (mg/100g tanah) Humus (%)
  • 8. puncak 10,0 14,3 1,69 tengah 4,7 9,8 1,58 bawah 7,2 16,8 1,71 b) Dampak pada daerah diluarnya (off site). Dampak erosi tanah diluar lahan pertanian (off-site) merupakan dampak sangt besar pengaruhnya. Sedimen hasil erosi tanah dan kontaminan yang terbawa bersama sedimen menimbulkan kerugian dan biaya yang sangat besar dalam kehidupan. Arsyad (1989) mengemukakan bentuk dampak off-site antara lain: 1. Pelumpuran dan pendangkalan waduk 2. Tertimbunnya lahan pertanian dan bangunan 3. Memburuknya kualitas air, dan 4. Kerugian ekosistem perairan 4. UPAYA PENANGGULANGAN EROSI A. sebagai manusia harus sadar akan permasalahan erosi dan dampak yang akan timbul dan menyerang kita sendir. B. janganlah merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat yang sangat berpengaruh dalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di hutan segera diganti dengan pohon baru. 5. lakukan segera pengolahan tanah pertanian secara bijak dengan cara membuat sengkedan-sengkedan ataupun terasering untuk menahan laju erosi agar tidak terlalu besar.
  • 9. Keempat, Hijaukan kembali (reboisasi) dan lakukan konservasi hutan-hutan yang telah gundul akibat keserakahan kita sebagai manusia. a. Membuat tanah di lereng gunung atau tanah yang miring menjadi bertingkat-tingkat, yang disebut terasering. b. Menjalankan strip-cropping, yaitu mengadakan tanaman selang-seling yang waktu panennya tidak sama. c. Menanami daerah-daerah hutan yang gundul (reboisasi). d. Mengadakan contour-plowing, yaitu melakukan pembajakan yang searah dengan kontur. e. Tidak merusak ekosistem hutan karena hutan adalah tempat yang sangat berpengaruh dalam terjadinya erosi disekitarnya. Jika menebangi pohon di hutan segera diganti dengan pohon baru. Rhett A Butler mengemukakan bahwa akar-akar dari pepohonan kayu keras dan vegetasi hujan membantu menahan tanah. Saat pohon kita tebangi maka tak akan ada lagi penahan apapun yang dapat melindungi tanah dan material tanahpun akan cepat terbawa/hanyut oleh air hujan. Oleh sebab itu alangkah baiknya mulai dari sekarang kita pikirkan secara matang akan dampak dari erosi yang yang telah menimpa kita saat ini dan jangan sampai lagi terulang dimasa yang akan datang. Dengan kesadaran tinggi akan hal tersebut kita harus segera berupaya untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi terjadinya erosi tanah.
  • 10. A.G Kartasapoetra. 1986.Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta:Bumi Aksara Ahmad Basyir dkk. 2006. Jurnal Ekologi Perubahan Perilaku Daerah Aliran Sungai Citarum Hulu dengan Pemodelan Spasial.Bandung: www.ftsl.itb.ac.id Arief Guritno dkk. 2003. Konsep Penerapan Teknologi Tepat Guna Sebagai Alternatif Upaya Mengatasi Dampak Sumberdaya Air. Bogor: IPB G Kartasapoetra. 1991. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Jakarta: PT Rineka Cipta Lawrence dan Peter. 1988. Daerah Aliran Sungai Hutan Tropika. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Diposkan oleh Alex di 09:04