1. 1
DIKLAT
PENANGANAN LONGSORAN
PADA STRUKTUR JALAN
PENGERTIAN LERENG
DAN LONGSORAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
YOGYAKARTA, 04 SEPTEMBER 2017
2. PENGENALAN PENGAMPU
NAMA LENGKAP : Ir. TASRIPIN SARTIYONO, MT
TEMPAT / TGL LAHIR : DEMAK, 08-09-1959
JABATAN TERAKHIR : WIDYAISWARA KEMENTERIAN PU-PR
ALAMAT EMAIL : tasripinsar@yahoo.co.id
PENDIDIKAN FORMAL
1. S2 STJR, ITB, 1998
2. S1 TEKNIK SIPIL, UNDIP, 1985
PENDIDIKAN INFORMAL / DIKLAT
1. TOT CAMPURAN ASPAL PANAS, 2017
2. TOT DIKLATPIM TK. III-IV, 2016
3. TOT SPEKTEK, PEMEL JBT, MDP, 2016
4. TOT REVOLUSI MENTAL, JAKARTA, 2015
5. TOT WI, BOGOR, 2015
6. DIKLAT PIM TK.II, SURABAYA, 2008
7. TOT PIP, 2004
3. TOT QUALITY ASSURANCE, 2000
4. PEJABAT INTI PROYEK, BANDUNG, 1992
JABATAN LAIN SAAT INI :
1.TIM PENILAI TEKNIS BM – ASSESMENT CENTER PUPR
RIWAYAT JABATAN
1. KEPALA BALAI BESAR PJN-III, DITJEN BM, 2013-2015
2. KASUBDIT, DJBM, 2011-2013
3. KEPALA BIDANG, BBPJN-I & V, 2006-2011
4. KEPALA SEKSI, DJBM-KOTDES, 1999-2006
5. PINBAGPRO JALAN DI PROV JAMBI, 1989-1996
6. PENGAWAS LAP PROY JALAN DI IRJA, 1985-1989
TANDA PENGHARGAAN
1 SATYALANCANA KARYA SATYA XXX TAHUN, 2016
2 SATYALANCANA PEMBANGUNAN, 2010
3 PEMBANGUNAN JEMBATAN SURAMADU, 2009
4 SATYALANCANA KARYA SATYA XX TAHUN, 2008
5 KEBAKTIAN SOSIAL-BA TSUNAMI PROV NAD, 2005
6 SATYALANCANA KARYA SATYA X TAHUN, 2000
2
3. 3
SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI,
DIHARAPKAN PESERTA MAMPU
MEMAHAMI TENTANG :
PENGERTIAN LERENG DAN
LONGSORAN PADA STRUKTUR JALAN
TUJUAN PEMBELAJARAN
4. 4
INDIKATOR HASIL BELAJAR
SETELAH MENGIKUTI MATA DIKLAT INI,
PESERTA DIHARAPKAN MAMPU
MENJELASKAN :
1. PENGERTIAN LERENG DAN LONGSORAN
2. STABILITAS LERENG TERHADAP
LONGSORAN
3. PERGERAKAN LONGSORAN
4. FAKTOR PENYEBAB LONGSORAN
5. MODUL DALAM DIKLAT
1. Modul 1 : Pengertian Lereng dan Longsoran
2. Modul 2 : Survey Lereng dan Longsoran serta
Manajemen Lereng
3. Modul 3 : Investigasi Lereng dan Longsoran
Jalan
4. Modul 4 : Prinsip-prinsip Penanganan Lereng
dan Pemilihan Metoda Penanganan
5. Modul 5 : Implementasi Penanganan Lereng
terhadap Bahaya Longsor
5
6. PENGERTIAN “LERENG”
LERENG adalah permukaan bumi/tanah yang
membentuk sudut kemiringan tertentu dengan
bidang horisontal.
Lereng dapat terbentuk :
secara alamiah karena proses geologi atau
karena dibuat (rekayasa) oleh manusia.
6
15. PENGERTIAN “LONGSORAN” (1)
LONGSORAN adalah merupakan bagian dari gerakan tanah/
batuan yang menyebabkan berpindahnya/pergeseran massa
tanah dari daerah energi potensial tinggi ke daerah dengan
potensial rendah, atau perpindahan material pembentuk
lereng berupa batuan, tanah atau material campuran tsb,
bergerak ke bawah/keluar lereng.
Longsoran adalah pergerakan masa batuan, bahan
rombakan dan tanah pada suatu lereng yang berpindah
tempat karena gravitasi dan terganggunya keseimbangan
gaya yang bekerja antara beban berat sendiri tanah/batuan
dan kemampuannya dalam menahan beban (Cruden, 1991)
15
16. PENGERTIAN “LONGSORAN” (2)
Longsoran tanah diakibatkan oleh penurunan kuat
geser yg diakibatkan oleh naiknya tegangan air pori
(pore pressure)
Longsoran batuan diakibatkan oleh berkurangnya
kuat geser yang diakibatkan oleh ketidak-selarasan
batuan (rock discontinuity pattern)
Longsoran kombinasi antara longsoran tanah dan
batuan yang tergantung dari posisi keberadaannya,
secara memanjang jalan dan secara stratifikasi
perlapisan yang terbentuk.
16
18. Tipical dan jenis longsoran
1. Longsoran Rayapan (Creepflow)
2. Longsoran Translasi (Translational Slide)
3. Longsoran Rotasi (Rotasional Slide)
4. Longsoran Aliran Tanah Lumpur (Earthflow)
5. Longsoran Runtuhan Debris (Debris Avalance)
6. Longsoran Lereng Batuan (Rockfall)
7. Longsoran Lereng Menyebar (Spread Landslide)
18
19. Longsoran (landslide) dapat merupakan salah satu jenis
bencana alam bila frekuensi kejadiannya cukup sering
terjadi dan skalanya besar serta mempunyai dampak sangat
signifikan terhadap beberapa hal, misalnya :
1) Merusak bangunan fasilitas umum dan masyarakat
(tempat peribadatan, sekolah, pasar dsb).
2) Merusak bangunan infrastruktur (jalan dan jembatan,
kawasan permukiman dan sistim jaringan irigasi)
3) Menimbulkan korban jiwa serta material yang tidak sedikit
4) Mengganggu kegiatan ekonomi masyarakat seperti
kegiatan usaha untuk kehidupan
5) Memutus hubungan antara dua atau lebih wilayah
sehingga menyebabkan suatu daerah terisolasi.
19
Stabilitas lereng terhadap longsoran (1)
20. Faktor lain yang menjadi trigger atau pemicu longsoran :
Kondisi topografi dan morfologi yang mempunyai kemiringan
lereng curam (>25%)
Didominasi oleh material kolovium dari lapukan breksi vulkanik
tufaan yang mengandung mineral lempung andosol dan latosol
Memiliki sifat peka thp perubahan karakteristik propertis, misal :
1) mudah mengalami kejenuhan karena sifatnya yang higrokopis
(menyerap air) dan akan berdampak pada berkurangnya kuat
geser tanah serta mudah mengalami erosi.
2) perubahan sifat karakteristik propertisnya akan dapat
berkembang krn mengalami penjenuhan akibat hujan yang
cukup tinggi (> 1500 mm) & akibat mengalami proses oksidasi.
3) perubahan karakteristik propertis material di pegunungan pada
daerah tropis, dapat memicu terjadinya longsoran.
20
Stabilitas lereng terhadap longsoran (2)
21. Dalam usaha untuk mencapai tingkat stabilitas lereng adalah
melalui kajian terhadap keberadaan lereng yang
implementasinya dilakukan dengan identifikasi dan mitigasi
terhadap potensi longsoran yang dapat terjadi.
Beberapa cara dalam melakukan kajian lereng untuk
mengetahui tingkat stabilitasnya adalah dengan mempelajari
data sekunder, seperti :
1) kajian tehadap peta geologi mencakup penyebaran tanah/
batuan dan kondisi sifat karakteristik dan propertis tanah
dan batuan,
2) kajian satuan geologi batuan asal yang terbentuk, struktur
geologi (pelipatan, patahan dan sesar), topografi/morfologi
meliputi kajian countour yang membentuk kondisi lereng
(kemiringan dan ketinggian lereng)
21
Stabilitas lereng terhadap longsoran (3)
22. 3) kajian geo-hidrologi meliputi pola aliran air
permukaan, dan pola keberadaan distribusi
sungai
4) kajian terhadap curah hujan yang meliputi besar
dan lama durasinya.
5) Kajian terhadap jenis tanah dan batuan yang
membentuk dan menempati lereng tersebut.
6) Kajian terhadap ke-gempa-an yang tentunya
meliputi besaran magnitutnya dan lama serta
frekuensinya.
22
Stabilitas lereng terhadap longsoran (4)
23. Lereng buatan dapat dibagi lagi menjadi dua tipe :
1. lereng timbunan dan
2. lereng galian.
Pergerakan lereng berdasarkan jenisnya dapat
dikategorikan seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 2- 2 dan Gambar 2- 3).
Lereng alam, pergerakan lerengnya dikelompokkan
sebagai longsoran (“landslide”).
Pergerakan lereng dengan tipe keruntuhan lereng
pada umumnya terjadi akibat kurang tepatnya
perencanaan maupun pelaksanaan konstruksi
lereng 23
Stabilitas lereng terhadap longsoran (5)
24. Gambar 2-2. Pergerakan Lereng Ditinjau dari
Jenis pada Lereng Buatan
24
Stabilitas lereng terhadap longsoran (6)
25. Gambar 2-3. Pembagian tipe longsoran pada lereng
buatan kombinasi antara lereng Galian dan Timbunan
25
Stabilitas lereng terhadap longsoran (7)
Keruntuhan lereng Galian:
A : Permukaan
B : Galian dalam
C : Melebar dalam
Keruntuhan lereng Timbunan:
D : Permukaan
E : Timbunan dalam
F : Pondasi timbunan
26. Pergerakan lereng dengan tipe keruntuhan
lereng umumnya sangat berkaitan dengan
kondisi geologinya, disebut juga keruntuhan
geologi.
Faktor geologi yang dominan adalah lereng yang
terdapat pada deposit serpih dan material porous
(breksi, batu pasir, dll.) yang menumpang pada
lereng serpih, lihat Gambar 2-4
Keruntuhan lereng dapat juga terjadi akibat
bentuk topografinya (cut & fill) yang merupakan
hasil aktifitas keruntuhan lereng terdahulu atau
terintegrasi dengan longsoran alamnya.
26
Stabilitas lereng terhadap longsoran (8)
27. Gambar 2-4. Beberapa Tipe Lereng yang
mengalami Pergerakan Material Serpih
27
Stabilitas lereng terhadap longsoran (9)
28. Jenis Longsoran dan Jenis pergerakan Longsoran
28
NO JENIS LONGSORAN JENIS PERGERAKAN
A. LONGSORAN LERENG TANAH
1. Longsoran Aliran Tanah (Earth Mud flows)
•- Longsoran Aliran Tanah Lumpur (Earthflow)
•- Longsoran Runtuhan Debris (Debris Avalance)
Sedang (>1,5m/th)
Cepat (>3m/th)
2. Longsoran Rotasi (Rotasional Slide) Sedang
3. Longsoran Translasi (Translational Slide)
-- Longsoran Rayapan Tanah (Creepflow)
-- Longsoran Rayapan Blok Bongkahan material
-- Longsoran Rayapan Menyebar (Spread
- Landslide)
Lambat (<1,5m/th)
Lambat
Sedang
4. Longsoran Aliran Bahan Rombakan (Debris Flow) Cepat
B. LONGSORAN LERENG BATUAN
1. Longsoran Runtuhan Batuan (Rockfall) Cepat
2. Jungkiran Batuan (Rock Topping) Cepat
3. Runtuhan Baji (Wedge/Jatuhan) Cepat
29. A. Longsoran Lereng Tanah (1)
A.1. Longsoran Aliran Tanah
(Earth Mud Flows)
Tidak terbentuk alur air,
tanah, batuan dan tumbuhan
walaupun bergerak
sepanjang lereng dan
umumnya terjadi pada
lereng yang relative tegak
serta tidak dijumpai
keruntuhan pada bagian
bawah lereng.
29
31. A.1.1. Longsoran Aliran Tanah Lumpur
31
A. Longsoran Lereng Tanah (2)
Ciri-ciri aliran lumpur :
1 Aliran lumpur terdiri dari tanah
sangat jenuh yang mudah mengalir
(seperti air) kearah bawah.
2 Aliran jenuh air ini sering terjadi
tanpa ada tanda-tanda terlebih
dahulu setelah hujan lebat,
3 Selain itu aliran lumpur sering terjadi
pada tanah yg mengandung tanah
dan lanau tanpa atau dengan
lempung.
4 Dapat terjadi baik di atas maupun di
bawah jalan
32. 1.2. Longsoran Runtuhan Debris (bahan rombakan)
32
Ciri-ciri Longsoran Debris :
1) Longsoran debris (bahan rombakan)
ini terjadi karena fragmen batuan yang
menyusun lereng mengalami
degradasi seiring dengan perubahan
waktu
2) Degradasi dapat terjadi karena
gangguan mekanik atau iklim yang
juga dipicu adanya proses oksidasi
yang merubah karakteristiknya secara
fisik dan kimia
A. Longsoran Lereng Tanah (3)
34. 2. Longsoran Aliran Tanah Berjenjang
(Rotasi)
Ciri-ciri :
Terjadi pada material baik
tanah maupun debris batuan yg
dikenal dengan tanah colluvial
dan belum mengalami .
Umumnya terjadi pada
konsolidasi Unconsolidated
materials (such as soil and
debris).
Umumnya terjadi pada terjadi
pada lereng dengan kemiringan
sedang sampai tegak
34
A. Longsoran Lereng Tanah (4)
35. 35
A. Longsoran Lereng Tanah (5)
Ciri-ciri Longsoran Rotasi :
1 Seperti halnya Aliran Tanah
Lumpur tetapi material
longsoranya cenderung
merupakan bongkahan tanah
2 Material longsoran pada suatu
saat terhenti dengan dan
berpotensi sebagai beban pada
lereng dibawahnya, sehingga
terjadi longsoran susulan
berantai atau menjadi
Longsoran Rotasi.
37. Ciri-ciri :
Pergerakan lereng berupa
tanah atau batuan pada
bidang lereng yang
merupakan material lemah
dan umumnya terjadi pada
lereng dengan kemiringan
sedang sampai tegak
material dengan geologi
batuan dasar yang
mempunyai nilai kuat geser
rendah.
37
A. Longsoran Lereng Tanah (6)
3. Longsoran Translasi atau Plannar
38. 3.1 Longsoran Rayapan Tanah
Longsoran lereng translasi ini seperti halnya longsoran rayapan
hanya perbedaannya pada bagian kaki lereng terdapat material
longsor yang volumenya dapat semakin meningkat secara signifikan
bila dibagian atas lerng mengalami gangguan, misalnya akibat
adanya beban diatasnya baik beban timbunan maupun lereng yang
mengalami penjenuhan
38
A. Longsoran Lereng Tanah (7)
Ciri-ciri Longsoran Translasi
1 Di lereng bagian atas telah mengalami
keruntuhan dan dicirikan adanya retak-
retak memanjang
2 Pergerakan longsoran cukup cepat dan
mendorong material dibawahnya
3 Pada bagian kaki lereng teridentifikasi
adaya tumpukan material
40. 3.2 Longsoran Rayapan Blok Bongkahan Material
Longsoran Rayapan terjadi dengan pergerakan lambat karena lapisan
material berada diatas lapisan tanah/batuan yangkedap air. Longsoran
rayapan ini umumnya mencakup daearh yang luas dan semakin
mengalami jenuh maka akan semakin bergerak
40
A. Longsoran Lereng Tanah (8)
42. 3.3 Longsoran Rayapan Menyebar
Longsoran juga dapat bersifat menyebar dan banyak secara horizontal yang umumnya terjadi
pada daerah yang didominasi material dengan butiran halus seperti pasir dan tanah lempung
atau lanau.
Material longsor bergerak sesuai dengan arah aliran air dan pada kondisi deras, maka akan
mengikis lapisan lempung lanau pasiran tersebut selanjjtnya terbawa arus air.
Aliran air yang membawa butiran halus timbul karena air yang teridentifikasi mengalir di
lapangan tertahan oleh lapisan yang kedap air
42
A. Longsoran Lereng Tanah (9)
44. Ciri-ciri
Pergerakan material
longsor cukup cepat pada
konsisi lereng yang hampir
vertical. Jenis material
ynag bergerak berupa
batuan. Yang dapat terjadi
tipe jatuh bebas, runtuhan
dan menggelundung.
Kejadian pada lereng
batuan yang
kemiringannya hampir
vertikal.
44
B. Longsoran Batuan (1)
47. Runtuhan Batuan
Bilamana perlapisan batuan tersusun dan mempunyai kemiringan atau inclinasi tertentu
serta teridentifikasi adanya joint kekar yang melemah antar fragment batuan, maka
akan berpotensi terjadinya luncuran yang juga sebagai runtuhan bongkah batuan (blok
rocks)
Bilamamana perlapisan batuan sulit teridentifikasi tetapi dijumpai adanya indikasi
beberapa joint kekar yang melemah, maka akan berpotensi mengalami runtuhan
batuan (Rock Fall)
47
Runtuhan Batuan (rock falls)
48. Jungkiran Batuan (Rock Topping)
Pemicu seperti :
Adanya aliran air disela-sela joint kekar pada lerengnya
Hilangnya ikatan antar fragment batuan karena butiran halus hilang terbawa oleh air.
Terdapat kondisi joint kekar vertikal yang mulai melemah.
Terdapat pola joint kekar horizontal yang memisahkan blok fragment batuan
Terdapat beberapa tempat yang sudah mulai runtuh karena oleh air atau getaran
48
Gambar 2- 16. Longsoran Jungkiran Batuan
49. Longsoran Runtuhan Baji (Wedge/Jatuhan)
Wedge/jatuhan (di atas atau di bawah jalan) adalah longsoran batuan dengan
bidang keruntuhan adalah bentuk baji (wedge). Longsoran Wedge ini biasanya
terjadi sepanjang bidang keruntuhan (distingtif) yang terbebtuk oleh adanya
perpotongan 2 (dua) atau lebih joint kekar yang mengalami perlemahan sehingga
keserasian (discontinuity pattern) yang berupa joint kekar tersebut menurun.
49
Gambar 2- 17. Longsoran Baji (Wedge Failure)
50. Faktor Penyebab Longsor (1)
A. Faktor penyebab ditinjau dari peristiwa
1. Gangguan Luar
1. Getaran yang ditimbulkan oleh antara lain: gempa bumi, peledakan,
kereta api, dapat mengakibatkan gerakan tanah.
2. Pembebanan tambahan, terutama disebabkan oleh aktivitas manusia,
misalnya adanya bangunan atau timbunan di atas tebing.
3. Hilangnya penahan lateral, dapat disebabkan antara lain oleh pengikisan
(erosi sungai, pantai), aktivitas manusia (penggalian).
4. Hilangnya tumbuhan penutup, dapat menyebabkan timbulnya alur pada
beberapa daerah tertentu menyebabkan erosi yang dapat memicu
gerakan tanah.
5. Kondisi lahan (berhubungan dengan zona distribusi air tanah).
6. Kondisi muka air tanah (fluktuasi, arah aliran, kecepatan aliran, kualitas
dan temperatur air tanah), untuk itu perlu dilakukan pengamatan terhadap
pola aliran seperti diperlihatkan pada Gambar 2- 18.
50
51. Faktor Penyebab Longsor (2)
Gambar 2- 18. Pengamatan terhadap distribusi pola aliran air
51
52. 2. Faktor penyebab ditinjau dari peristiwa Gangguan Dalam
1) Naiknya berat massa tanah batuan : masuknya air ke dalam tanah
menyebabkan terisinya rongga antarbutir sehingga massa tanah
bertambah.
2) Pelindian bahan perekat, air mampu melarutkan bahan pengikat butir yang
membentuk batuan sedimen. Misalnya perekat dalam batu pasir yang
dilarutkan air sehingga ikatannya hilang.
3) Naiknya muka air tanah : muka air dapat naik karena rembesan yang
masuk pada pori antar butir tanah. Tekanan air pori naik sehingga
kekuatan gesernya turun.
4) Pengembangan tanah : rembesan air dapat menyebabkan tanah
mengembang terutama untuk tanah lempung tertentu, jika lempung
semacam itu terdapat di bawah lapisan lain.
5) Surut cepat ; jika air dalam sungai atau waduk menurun terlalu cepat,
maka muka air tanah tidak dapat mengikuti kecepatan menurunnya muka
air.
6) Pencairan sendiri dapat terjadi pada beberapa jenis tanah yang jenuh air,
seperti pasir halus lepas hila terkena getaran (dikarenakan gempa bumi,
getaran seperti kereta api dan sebagainya).
52
53. Faktor Penyebab Longsor (3)
FK = S/tm
dimana:
FK = faktor keamanan thd
longsoran >1,3
S = kuat geser tanah
tm = tegangan geser yang bekerja
53
B. Faktor Penyebab dari
penentuan Faktor Keamanan Lereng
54. B.1 Gangguan Luar
Gambar 2- 19. Gangguan Kemantapan Lereng
Karena Tegangan Horisontal Menurun
54
Faktor Penyebab Longsor (4)
55. Gambar 2- 20. Perubahan Tegangan Sebelum dan
Sesudah Pembebanan
55
Faktor Penyebab Longsor (5)
56. Gambar 2- 21. Gangguan Kemantapan Lereng
Karena Tegangan Vertikal Meningkat
56
Faktor Penyebab Longsor (6)
57. Gambar 2- 22. Retakan Susut Yang Terisi Air,
Meningkatkan Tegangan Geser
57
Teg Tanah
Rekahan di isi air
Faktor Penyebab Longsor (7)
58. Gambar 2- 23. Gangguan Kemantapan Lereng
Karena Tegangan Siklik
58
Faktor Penyebab Longsor (8)
59. Gambar 2- 24. Peta Gempa 2010, Penentuan Magnitude
Beban Gempa (Siklik) untuk periode 50 tahun dengan
periode waktu 1 detik
59
Faktor Penyebab Longsor (9)
60. B.2. Gangguan Dalam
Tabel 2- 1. Perlapisan Atartifikasi Tanah dan Batuan (McGown dan Cook, 1997)
60
Faktor Penyebab Longsor (10)
61. Gambar 2- 25. Sistim stratifikasi Tanah.Batuan didaerah
Tropis sesuai dengan kondisi selama mengalami proses
pelapukan
61
Faktor Penyebab Longsor (11)
62. Gambar 2- 26. Kondisi Stratifikasi Tanah antara terbentuk
sebagai Perlapisan Endapan Sedimen dan Perlapisan
Lapukan ditempat sebagai Tanah Residual
62
Faktor Penyebab Longsor (12)
63. Gbr 2- 27. Kondisi Struktur geologi yang berkembang
63
Faktor Penyebab Longsor (13)
64. Gambar 2- 28. Perubahan Karakertistik Propertis Bataun
yang ditunjukkan adanya perlemahan pada joint kekarnya
yang dapat menjadi fractures.
64
Faktor Penyebab Longsor (14)
65. Gambar 2- 29. Longsoran Tanah akibat
penjenuhan lereng
65
Faktor Penyebab Longsor (15)
66. Gambar 2- 32, Proses terangkutnya tanah yang
membentuk sedimentasi endapan
66
Faktor Penyebab Longsor (16)
68. Gambar 2- 34. Hubungan antara PI
dan LL beberapa tanah lempung
68
Faktor Penyebab Longsor (18)
69. Tabel 2- 3. Tingkat keaktifan tipikal
untuk berbagai jenis unsur yang
terkandung dalam mineral lempung
69
Faktor Penyebab Longsor (19)
Mineral Aktifitas, A Perilaku
Kwarsa 0 Tidak aktif
Kalsit 0.2 Tidak aktif
Kaolinit 0.4 Tidak aktif
Ilit, Klorit dan Campuran Mineral 0.9 Normal
Ca Monmorilonit 1.5 Aktif
Na Monmorilonit >5 Aktif
70. Tabel 2- 4. Permeabilitas Relatif
Mineral Lempung Utama
70
Kaolinit Ilit Monmorilonit
Permeabilitas
Relatif Tinggi Medium Rendah
Laju Konsolidasi Tinggi Medium Rendah
Faktor Penyebab Longsor (20)
71. B.4 Kondisi Lereng Lereng Tanah
Gambar 2- 35. Perubahan Kekuatan Geser Tanah
Sepanjang Bidang Longsoran
71
Faktor Penyebab Longsor (21)
72. Gambar 2- 36. Perubahan Kekuatan Geser Tanah Pada
Waktu Hujan Akibat Peningkatan Muka Air Tanah &
Penjenuhan Perlapisan Tanah
72
Faktor Penyebab Longsor (22)
73. Gambar 2- 37. Peningkatan Tekanan Air Pori Pada
Bidang Longsoran Karena Perubahan Muka Air
Tanah Bebas Waktu Pengisian Air Waduk
73
Faktor Penyebab Longsor (23)
74. Gambar 2- 38. Ilustrasi stabilitas lereng terhadap
galian pada bagian mahkota dan kaki lereng
(Graphic by Rex Baum, U.S. Geological Survey.)
74
Faktor Penyebab Longsor (24)
75. Gambar 2- 39. Ilustrasi stabilitas lereng terhadap
penambahan beban pada mahkota dan kaki
lereng (Graphic by Rex Baum, U.S. Geological
Survey)
75
Faktor Penyebab Longsor (25)
76. Gambar 2- 40. Pengaruh muka air tanah (tinggi
dan rendah) terhadap kontribusi terhadap
stabilitas lereng.
76
Faktor Penyebab Longsor (26)
77. LATIHAN KASUS-1
Terdapat Longsoran CADAS PANGERAN di Provinsi Jawa Barat, pada ruas jalan
Nasional Bandung-Sumedang. Pada sisi kiri jalan terdapat Bukit yang cukup tinggi yang
mengalami longsoran berkali-kali, dan pada sisi kanan jalan terdapat jurang yang cukup
dalam, namun masih cukup stabil, kecuali terdorong oleh longsoran bukit tersebut.
Longsoran bukit terjadi tahun 2005 berupa tanah lanau yang basah. Ruas jalan ini
merupakan jalur lintasan berat dan rame, termasuk untuk angkutan batu bara.
Penanganan yang telah dilaksanakan anttara lain :
1. Pada sisi bukit yang longsor dibangun tembok penahan dengan pondasi bored piles
tahun 2006
2. Bangunan penahan tersebut sengaja masih dimungkinkan untuk dilewati longsoran
yang kemudian akan diangkut secara rutin keluar lokasi.
3. Dan ternyata masih mengalami longsor lagi pada bukit tersebut.
4. Pada lokasi yang berdekatan sekitar 300 m terdapat penanganan longsoran yang jenis
tanahnya mengandung batu, dan pada sisi jurang telah dibangun cantilever.
PERTANYAAN :
1. Sebutkan jenis lereng yang ada pada lokasi longsoran CADAS PANGERAN tersebut ?
2. Sebutkan jenis longsoran yang ada, baik longsoran I maupun longsoran II di bukit
tersebut?
3. Sebutkan penyebab terjadinya longsoran tersebut ?
4. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam penanganan selanjutnya, baik permanen
maupun penanganan antisipatif/preventif ?
77
78. LATIHAN KASUS-2
Longsoran AEK LATONG di Sumatera Utara, pada ruas jalan Nasional terjadi sejak tahun
1990an. Pada sisi kanan jalan terdapat Bukit yang cukup tinggi dan pada sisi badan jalan
(kanan) terdapat tampungan air yang dialirkan dengan gorong-gorong pada posisi
terendah. Pada setiap musim hujan terjadi pergeseran bukit tersebut yang mendorong
badan jalan, sementara pada sisi sebelah kiri jalan terdapat jurang yang curam dan
dalam serta badan jalan pada sisi jurang sering terjadi longsor ke dalam jurang.
Menurut hasil inventarisasi permasalahan didapat data dan penjelasan antara lain :
1. Ruas jalan tersebut terletak pada patahan dari pegunungan bukit barisan
2. Di atas bukit terdapat persawahan
3. Gorong-gorong yang ada kapasitasnya kurang mencukupi utk mengalirkan tampungan
air sebelah sisi kanan secara cepat.
4. Badan jalan setiap tahun dialokasikan pemeliharaan rutin jalan dengan menimbun
badan jalan sampai hasil solusi penanganan permanen ditetapkan.
5. Karena kondisi jalan yang tanjakannya curam >18%, sehingga pada musim hujan,
kendaraan berat mengalami kesulitan untuk lewat.
PERTANYAAN :
1. Sebutkan jenis lereng yang ada pada lokasi longsoran AEK LATONG tersebut ?
2. Sebutkan jenis longsoran yang ada, baik longsoran di bukit maupun pada badan jalan ?
3. Sebutkan penyebab terjadinya longsoran tersebut ?
4. Hal-hal apa yang harus diperhatikan dalam penanganan darurat maupun dalam
penyiapan alternatif penanganan permanen ?
78