SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Tanah Sawah: Sifat & Pengelolaan
Program Studi Magister
Agroekoteknologi
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
Oleh :
Dr. Ir. Halim Akbar, M.Si
Sabtu, Nopember 2023
Pertemuan Ke - 9
1.
Buku Referensi
2.
Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik
terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.
Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan
istilah umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan dan sebagainya.
Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang diairi kemudian
disawahkan, atau dari tanah rawa-rawa yang “dikeringkan” dengan membuat
saluran-saluran drainase
Ciri khas tanah sawah atau paddy soils dan yang membedakan dengan tanah
tergenang lainnya, adalah lapisan oksidasi di bawah permukaan air akibat
difusi O2 setebal 0,8-1,0 cm, selanjutnya lapisan reduksi setebal 25-30 cm dan
diikuti oleh lapisan tapak bajak yang kedap air.
Selain itu selama pertumbuhannya tanaman padi akan terjadi sekresi O2 oleh
akar tanaman padi yang menimbulkan kenampakan yang khas pada tanah
sawah.
U l a s a n
:
01
L a n j u t a n .. .
02
Pengelolaan tahan sawah berperan sangat penting dan merupakan salah satu kunci
keberhasilan peningkatan produksi padi.
Teknik pengelolahan sawah, intensitas penggunaan sawah, serta perbedaan bahan
induk tanah dapat menyebabkan terjadinya perbedaan sifat fisik dan kimia tanah
(Michael, 1978).
Tanah sawah beririgasi umumnya diolah dengan cara pelumpuran (pudding).
Pengaruh pelumpuran terhadap sifat fisik tanah menjadi sangat spesifik pada lahan
sawah dan sekaligus memberikan indikasi perbedaan perubahan sifat fisik tanah
antara tanah yang disawahkan dengan tanah yang tidak disawahkan (Prasetyo dkk.,
2004).
Kesuburan tanah
02
Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain keanekaragaman mikroba tanah, faktor iklim seperti suhu,
curah hujan, kelembapan, faktor nutrisi dan lingkungan serta
populasi mikroba yang merupakan indikator tingkat kesuburan
tanah (Purwaningsih, 2004).
Tanah yang kandungan bahan organiknya rendah, akan berkurang
daya sangganya terhadap segala aktivitas sifat fisik, kimia dan
biologis tanahnya
Bahan organik berperan sebagai penyangga biologi sehingga tanah
dapat menyediakan hara dalam jumlah berimbang untuk tanaman
Mikroorganisme Tanah
02
Tanah merupakan tempat hidup berbagai kehidupan tumbuhan, hewan, dan
jasad renik. Jasad renik dan mikrooganisme disebut sebagai mikroba bukan
hanya karena ukurannya yang kecil sehingga sukar dilihat dengan mata, tetapi
juga karena pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan
dengan jasad tingkat tinggi.
Berbagai jenis mikroorganisme tanah yang menguntungkan bagi tanaman,
mikroorganisme penambat N, pelarut P, dan pemantap agregat tanah, dapat
dikemas sebagai salah satu pilar nutrisi tanaman melalui pupuk hayati
Peranan terpenting mikroorganisme tanah ialah fungsinya yang membawa
perubahan kimiawi pada substansisubstansi didalam tanah, terutama
pengubahan persenyawaan organik yang mengandung karbon, nitrogen, sulfur
dan fosfor menjadi persenyawaan anorganik atau disebut mineralisasi. F
Fungsi mikroba di dalam tanah digolongkan menjadi empat, yaitu
- sebagai penyedia unsur hara dalam tanah,
- perombak bahan organik dan mineralisasi organik,
- memacu pertumbuhan tanaman, dan
- sebagai agen hayati pengendali hama dan penyakit tanaman,
dengan demikian peranan mikroba juga berpengaruh terhadap sifat kimia dan
fisik tanah serta pertumbuhan tanaman
Apa Fungsi Mikroba . . . . . ?
SIFAT TANAH SAWAH DAN METODA PENGELOLAANNYA
 Tanah sawah dapat terbentuk dari tanah kering dan tanah basah atau
tanah rawa
 Sudah pasti karakterisasi tanah sawah-sawah tersebut akan
dipengaruhi oleh bahan pembentuk tanahnya.
 Tanah sawah dari tanah kering (di dataran rendah, dataran tinggi,
awalnya tanah kering tidak pernah jenuh air, sehingga morfologinya
akan sangat berbeda dengan tanah sawah dari tanah rawa yang
awalnya sudah jenuh air.
 Proses reduksi dan oksidasi merupakan proses yang mengakibatkan
perubahan sifat mineral, kimia, fisika dan biologi tanah sawah.
Sifat Fisik Tanah Sawah
Sifat fisik tanah sangat menentukan kesesuaian suatu lahan untuk dijadikan lahan
sawah.
Identifikasi dan karakterisasi sifat fisik tanah memberikan informasi untuk penilaian
kesesuaian lahan.
Ini terkait hubungannya dengan efisiensi penggunaan air.
sifat fisik tanah yang sangat penting untuk dinilai adalah tekstur, struktur, drainase,
permeabilitas dan tinggi muka air tanah
Sifat fisik ini berhubungan erat dengan pelumpuran (puddling) dan efisiensi
penggunaan air irigasi
Tanah sawah beririgasi umumnya diolah dengan cara pelumpuran (puddling).
Ini memberikan indikasi perbedaan perubahan sifat fisik tanah antara tanah yang
disawahkan dengan tanah yang tidak disawahkan.
• Tanah yang bertekstur halus bila terdispersi akan mampu menutup pori di
bawah lapisan olah.
• Kondisi ini akan mempercepat terbentuknya lapisan tapak bajak (plowpan)
yang berpermebilitas lambat.
• Kemampuan membentuk lapisan tapak bajak ini penting untuk tanah-tanah
dengan rezim kelembapan Udic dan Ustic.
• Lapisan tapak bajak ini sangat penting terutama untuk sawah beririgasi, agar
air irigasi tidak mudah hilang melalui perkolasi ke lapisan bawah sehingga
penggunaan air irigasi menjadi efisien.
• Tekstur tanah sedang sampai agak halus sesuai untuk tanaman lahan kering
karena tanah tersebut mudah diolah, memiliki kapasitas menahan air (water
holding capacity) yang relatif tinggi
• Tanah dengan tekstur agak berat seperti lempung halus, debu halus, dan liat
halus sangat cocok untuk disawahkan.
• Tanah-tanah dengan kandungan liat 25-50% pada lapisan tanah atas (top
soil) dan tekstur yang sama atau lebih tinggi pada lapisan bawah (subsoil)
sangat mendukung peningkatan hasil padi (Grant dalam Prihar et al., 1985).
Tekstur tanah
 Tanah bertekstur kasar pada lapisan tanah atas kurang sesuai untuk tanaman padi
karena tanah tersebut memiliki laju perkolasi yang cepat, tidak efisien dalam
penggunaan air, dan kehilangan hara pada tanah ini tergolong tinggi.
 Demikian halnya jika tanah-tanah ini digunakan untuk tanaman yang lain karena
umumnya tanah ini memiliki KTK yang rendah, kandungan hara rendah dan
kemampuan menahan air yang juga rendah. Namun demikian jika tanah lapisan
bawah bertekstur halus, maka tanah-tanah tersebut masih memungkinkan untuk
disawahkan (Prihar et al., 1985).
Struktur tanah
 Pengolahan tanah dengan cara pelumpuran menghancurkan agregat tanah.
 Pada kondisi tergenang agregat tanah akan terdispersi dan penghancuran agregat
akan semakin intensif pada saat tanah dibajak, digaru dan dilumpurkan.
 Jika tanah dilumpurkan, tiap lapisan pada zona pelumpuran memiliki karakteristik
yang berbeda dengan lapisan yang lainnya.
 Menurut Chaudhary dan Ghildyal (1969), pelumpuran mengurangi diameter rata-rata
agregat dari 1,70 mm menjadi 0,36 mm.
Bobot isi (bulk density)
 Lahan sawah beririgasi, pengolahan tanahnya dilakukan dengan cara dilumpurkan,
dan ini akan berpengaruh pada bobot isi tanah.
 Intensitas pelumpuran memberikan pengaruh yang berbeda terhadap bobot isi
tanah.
 Hasil penelitian pada tanah sawah bukaan baru, Subagyono et al. (2001) pelumpuran
menurunkan bobot isi tanah bertekstur liat, liat berdebu dan lempung berliat
dengan 11%, 16%, 10% dan 27%, 23%,12% berturut-turut pada tanah yang
dilumpuran sekali dan dua kali.
 Pelumpuran dua kali pada tanah bertekstur lempung liat berpasir menurunkan
bobot isi hingga 26% (Tabel 9).
 Meningkat dan menurunnya bobot isi dapat terjadi tergantung pada agregat tanah
sebelum tanah dilumpurkan.
 tanah yang disawahkan bobot isi tanah cenderung menurun dibanding jika tanah
tidak disawahkan.
Ketahanan Tanah (soil strength)
 Tanah sawah beririgasi umumnya memiliki
ketahanan penetrasi yang relatif rendah di
lapisan tanah atas dan meningkat pada
lapisan tanah yang lebih dalam.
 Subagyono et al. (2001) melaporkan bahwa
tanah yang dilumpurkan memiliki
ketahanan penetrasi yang lebih rendah
hingga kedalaman kurang lebih 25 cm
dibanding jika tanah tidak diolah
 Penurunan ketahanan tanah terhadap
penetrasi pada tanah yang dilumpurkan
disebabkan oleh kandungan air yang lebih
tinggi dibanding tanah yang tidak diolah
Permeabilita
s
 Akibat agregat tanah yang hancur oleh pengolahan tanah dengan
pelumpuran, porositas dan distribusi pori juga berubah
 Hal ini berakibat pada menurunnya kemampuan tanah melalukan air
 Pelumpuran dua kali menurunkan permeabilitas tanah relatif lebih tinggi
dibanding pelumpuran sekali.
 Tingkat kehancuran agregat tanah dan porositas serta distribusi pori
sangat ditentukan oleh intensitas pengolahan tanah dengan cara
pelumpuran.
 Intensitas pelumpuran juga berpengaruh pada perubahan permeabilitas
tanah
Porositas tanah
 Pengolahan dengan pelumpuran pada
tanah sawah menurunkan total porositas
tanah.
 Ini menunjukkan bahwa tanah yang
disawahkan akan menurun ruang pori
totalnya dan relatif lebih rendah dibanding
jika tanah tidak disawahkan.
 Penurunan porositas total ini sangat
ditentukan oleh struktur tanah sebelum
dilumpurkan.
Pelumpuran sebagai suatu cara pengolahan
tanah yang spesifik untuk tanah sawah tidak
saja memberikan pengaruh positif dalam
menekan laju perkolasi karena lapisan tapak
bajak yang terbentuk......
Tetapi juga harus diperhatikan pengaruh
negatifnya. Dengan demikian beberapa
integrasi komponen teknologi yang mampu
mengurangi akibat buruk pelumpuran bisa
dilakukan, sebagai contoh pemberian bahan
organik.
Sifat kimia, dan biologi . . ?
?
Terima Kasih

More Related Content

Similar to Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt

Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahperdos5 cuy
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganYuwan Kilmi
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanamanselona
 
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptxFungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptxAgathaHaselvin
 
Presentasi Geografi kelas X BAB Sifat fisika tanah
Presentasi Geografi kelas X BAB Sifat fisika tanahPresentasi Geografi kelas X BAB Sifat fisika tanah
Presentasi Geografi kelas X BAB Sifat fisika tanahMeileni Nurhayati
 
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014Purwandaru Widyasunu
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxAgathaHaselvin
 
Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Paranody
 
Bab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanahBab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanahAndrew Hutabarat
 
Tugas pemetaan pertambangan
Tugas pemetaan pertambanganTugas pemetaan pertambangan
Tugas pemetaan pertambanganIrma Sholihah
 

Similar to Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt (20)

Pedosfer
PedosferPedosfer
Pedosfer
 
Kerusakan tanah
Kerusakan tanahKerusakan tanah
Kerusakan tanah
 
Bab4 tanah brantashulu
Bab4 tanah brantashuluBab4 tanah brantashulu
Bab4 tanah brantashulu
 
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah StudiStudi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
Studi Kesesuaian Lahan di Wilayah Studi
 
Bulk_density
Bulk_densityBulk_density
Bulk_density
 
Acara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanahAcara i pengolahan tanah
Acara i pengolahan tanah
 
Teknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman panganTeknik budidaya tanaman pangan
Teknik budidaya tanaman pangan
 
Geografi lahan
Geografi lahanGeografi lahan
Geografi lahan
 
7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman7 kebutuhan air tanaman
7 kebutuhan air tanaman
 
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptxFungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan-Fungsi_Tanah_bagi_Tumbuhan.pptx
 
Presentasi Geografi kelas X BAB Sifat fisika tanah
Presentasi Geografi kelas X BAB Sifat fisika tanahPresentasi Geografi kelas X BAB Sifat fisika tanah
Presentasi Geografi kelas X BAB Sifat fisika tanah
 
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
Bab 4. Evaluasi Kemampuan Lahan 2014
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012Pedosfer x6 2012
Pedosfer x6 2012
 
Laporan resmi
Laporan resmiLaporan resmi
Laporan resmi
 
Bab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanahBab iv bahan organik tanah
Bab iv bahan organik tanah
 
degradasi tanah
degradasi tanahdegradasi tanah
degradasi tanah
 
Tugas pemetaan pertambangan
Tugas pemetaan pertambanganTugas pemetaan pertambangan
Tugas pemetaan pertambangan
 
Air tanah
Air tanahAir tanah
Air tanah
 
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
Mekanika Tanah I (Teori Klasifikasi Tanah)
 

Pertemuan ke 9a_ Tanah Sawah_PMAET_2023.ppt

  • 1. Tanah Sawah: Sifat & Pengelolaan Program Studi Magister Agroekoteknologi FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Oleh : Dr. Ir. Halim Akbar, M.Si Sabtu, Nopember 2023 Pertemuan Ke - 9
  • 3. 2.
  • 4. Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan dan sebagainya. Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang diairi kemudian disawahkan, atau dari tanah rawa-rawa yang “dikeringkan” dengan membuat saluran-saluran drainase Ciri khas tanah sawah atau paddy soils dan yang membedakan dengan tanah tergenang lainnya, adalah lapisan oksidasi di bawah permukaan air akibat difusi O2 setebal 0,8-1,0 cm, selanjutnya lapisan reduksi setebal 25-30 cm dan diikuti oleh lapisan tapak bajak yang kedap air. Selain itu selama pertumbuhannya tanaman padi akan terjadi sekresi O2 oleh akar tanaman padi yang menimbulkan kenampakan yang khas pada tanah sawah. U l a s a n : 01
  • 5. L a n j u t a n .. . 02 Pengelolaan tahan sawah berperan sangat penting dan merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan produksi padi. Teknik pengelolahan sawah, intensitas penggunaan sawah, serta perbedaan bahan induk tanah dapat menyebabkan terjadinya perbedaan sifat fisik dan kimia tanah (Michael, 1978). Tanah sawah beririgasi umumnya diolah dengan cara pelumpuran (pudding). Pengaruh pelumpuran terhadap sifat fisik tanah menjadi sangat spesifik pada lahan sawah dan sekaligus memberikan indikasi perbedaan perubahan sifat fisik tanah antara tanah yang disawahkan dengan tanah yang tidak disawahkan (Prasetyo dkk., 2004).
  • 6. Kesuburan tanah 02 Tingkat kesuburan tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keanekaragaman mikroba tanah, faktor iklim seperti suhu, curah hujan, kelembapan, faktor nutrisi dan lingkungan serta populasi mikroba yang merupakan indikator tingkat kesuburan tanah (Purwaningsih, 2004). Tanah yang kandungan bahan organiknya rendah, akan berkurang daya sangganya terhadap segala aktivitas sifat fisik, kimia dan biologis tanahnya Bahan organik berperan sebagai penyangga biologi sehingga tanah dapat menyediakan hara dalam jumlah berimbang untuk tanaman
  • 7. Mikroorganisme Tanah 02 Tanah merupakan tempat hidup berbagai kehidupan tumbuhan, hewan, dan jasad renik. Jasad renik dan mikrooganisme disebut sebagai mikroba bukan hanya karena ukurannya yang kecil sehingga sukar dilihat dengan mata, tetapi juga karena pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat tinggi. Berbagai jenis mikroorganisme tanah yang menguntungkan bagi tanaman, mikroorganisme penambat N, pelarut P, dan pemantap agregat tanah, dapat dikemas sebagai salah satu pilar nutrisi tanaman melalui pupuk hayati Peranan terpenting mikroorganisme tanah ialah fungsinya yang membawa perubahan kimiawi pada substansisubstansi didalam tanah, terutama pengubahan persenyawaan organik yang mengandung karbon, nitrogen, sulfur dan fosfor menjadi persenyawaan anorganik atau disebut mineralisasi. F
  • 8. Fungsi mikroba di dalam tanah digolongkan menjadi empat, yaitu - sebagai penyedia unsur hara dalam tanah, - perombak bahan organik dan mineralisasi organik, - memacu pertumbuhan tanaman, dan - sebagai agen hayati pengendali hama dan penyakit tanaman, dengan demikian peranan mikroba juga berpengaruh terhadap sifat kimia dan fisik tanah serta pertumbuhan tanaman Apa Fungsi Mikroba . . . . . ?
  • 9. SIFAT TANAH SAWAH DAN METODA PENGELOLAANNYA  Tanah sawah dapat terbentuk dari tanah kering dan tanah basah atau tanah rawa  Sudah pasti karakterisasi tanah sawah-sawah tersebut akan dipengaruhi oleh bahan pembentuk tanahnya.  Tanah sawah dari tanah kering (di dataran rendah, dataran tinggi, awalnya tanah kering tidak pernah jenuh air, sehingga morfologinya akan sangat berbeda dengan tanah sawah dari tanah rawa yang awalnya sudah jenuh air.  Proses reduksi dan oksidasi merupakan proses yang mengakibatkan perubahan sifat mineral, kimia, fisika dan biologi tanah sawah.
  • 10. Sifat Fisik Tanah Sawah Sifat fisik tanah sangat menentukan kesesuaian suatu lahan untuk dijadikan lahan sawah. Identifikasi dan karakterisasi sifat fisik tanah memberikan informasi untuk penilaian kesesuaian lahan. Ini terkait hubungannya dengan efisiensi penggunaan air. sifat fisik tanah yang sangat penting untuk dinilai adalah tekstur, struktur, drainase, permeabilitas dan tinggi muka air tanah Sifat fisik ini berhubungan erat dengan pelumpuran (puddling) dan efisiensi penggunaan air irigasi Tanah sawah beririgasi umumnya diolah dengan cara pelumpuran (puddling). Ini memberikan indikasi perbedaan perubahan sifat fisik tanah antara tanah yang disawahkan dengan tanah yang tidak disawahkan.
  • 11. • Tanah yang bertekstur halus bila terdispersi akan mampu menutup pori di bawah lapisan olah. • Kondisi ini akan mempercepat terbentuknya lapisan tapak bajak (plowpan) yang berpermebilitas lambat. • Kemampuan membentuk lapisan tapak bajak ini penting untuk tanah-tanah dengan rezim kelembapan Udic dan Ustic. • Lapisan tapak bajak ini sangat penting terutama untuk sawah beririgasi, agar air irigasi tidak mudah hilang melalui perkolasi ke lapisan bawah sehingga penggunaan air irigasi menjadi efisien. • Tekstur tanah sedang sampai agak halus sesuai untuk tanaman lahan kering karena tanah tersebut mudah diolah, memiliki kapasitas menahan air (water holding capacity) yang relatif tinggi • Tanah dengan tekstur agak berat seperti lempung halus, debu halus, dan liat halus sangat cocok untuk disawahkan. • Tanah-tanah dengan kandungan liat 25-50% pada lapisan tanah atas (top soil) dan tekstur yang sama atau lebih tinggi pada lapisan bawah (subsoil) sangat mendukung peningkatan hasil padi (Grant dalam Prihar et al., 1985). Tekstur tanah
  • 12.  Tanah bertekstur kasar pada lapisan tanah atas kurang sesuai untuk tanaman padi karena tanah tersebut memiliki laju perkolasi yang cepat, tidak efisien dalam penggunaan air, dan kehilangan hara pada tanah ini tergolong tinggi.  Demikian halnya jika tanah-tanah ini digunakan untuk tanaman yang lain karena umumnya tanah ini memiliki KTK yang rendah, kandungan hara rendah dan kemampuan menahan air yang juga rendah. Namun demikian jika tanah lapisan bawah bertekstur halus, maka tanah-tanah tersebut masih memungkinkan untuk disawahkan (Prihar et al., 1985).
  • 13. Struktur tanah  Pengolahan tanah dengan cara pelumpuran menghancurkan agregat tanah.  Pada kondisi tergenang agregat tanah akan terdispersi dan penghancuran agregat akan semakin intensif pada saat tanah dibajak, digaru dan dilumpurkan.  Jika tanah dilumpurkan, tiap lapisan pada zona pelumpuran memiliki karakteristik yang berbeda dengan lapisan yang lainnya.  Menurut Chaudhary dan Ghildyal (1969), pelumpuran mengurangi diameter rata-rata agregat dari 1,70 mm menjadi 0,36 mm.
  • 14. Bobot isi (bulk density)  Lahan sawah beririgasi, pengolahan tanahnya dilakukan dengan cara dilumpurkan, dan ini akan berpengaruh pada bobot isi tanah.  Intensitas pelumpuran memberikan pengaruh yang berbeda terhadap bobot isi tanah.  Hasil penelitian pada tanah sawah bukaan baru, Subagyono et al. (2001) pelumpuran menurunkan bobot isi tanah bertekstur liat, liat berdebu dan lempung berliat dengan 11%, 16%, 10% dan 27%, 23%,12% berturut-turut pada tanah yang dilumpuran sekali dan dua kali.  Pelumpuran dua kali pada tanah bertekstur lempung liat berpasir menurunkan bobot isi hingga 26% (Tabel 9).  Meningkat dan menurunnya bobot isi dapat terjadi tergantung pada agregat tanah sebelum tanah dilumpurkan.  tanah yang disawahkan bobot isi tanah cenderung menurun dibanding jika tanah tidak disawahkan.
  • 15. Ketahanan Tanah (soil strength)  Tanah sawah beririgasi umumnya memiliki ketahanan penetrasi yang relatif rendah di lapisan tanah atas dan meningkat pada lapisan tanah yang lebih dalam.  Subagyono et al. (2001) melaporkan bahwa tanah yang dilumpurkan memiliki ketahanan penetrasi yang lebih rendah hingga kedalaman kurang lebih 25 cm dibanding jika tanah tidak diolah  Penurunan ketahanan tanah terhadap penetrasi pada tanah yang dilumpurkan disebabkan oleh kandungan air yang lebih tinggi dibanding tanah yang tidak diolah
  • 16. Permeabilita s  Akibat agregat tanah yang hancur oleh pengolahan tanah dengan pelumpuran, porositas dan distribusi pori juga berubah  Hal ini berakibat pada menurunnya kemampuan tanah melalukan air  Pelumpuran dua kali menurunkan permeabilitas tanah relatif lebih tinggi dibanding pelumpuran sekali.  Tingkat kehancuran agregat tanah dan porositas serta distribusi pori sangat ditentukan oleh intensitas pengolahan tanah dengan cara pelumpuran.  Intensitas pelumpuran juga berpengaruh pada perubahan permeabilitas tanah
  • 17. Porositas tanah  Pengolahan dengan pelumpuran pada tanah sawah menurunkan total porositas tanah.  Ini menunjukkan bahwa tanah yang disawahkan akan menurun ruang pori totalnya dan relatif lebih rendah dibanding jika tanah tidak disawahkan.  Penurunan porositas total ini sangat ditentukan oleh struktur tanah sebelum dilumpurkan.
  • 18. Pelumpuran sebagai suatu cara pengolahan tanah yang spesifik untuk tanah sawah tidak saja memberikan pengaruh positif dalam menekan laju perkolasi karena lapisan tapak bajak yang terbentuk...... Tetapi juga harus diperhatikan pengaruh negatifnya. Dengan demikian beberapa integrasi komponen teknologi yang mampu mengurangi akibat buruk pelumpuran bisa dilakukan, sebagai contoh pemberian bahan organik.
  • 19. Sifat kimia, dan biologi . . ? ?