Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya geometri dalam pemodelan geologi teknik tambang. Geometri lereng, khususnya sudut kemiringan dan tinggi, berpengaruh besar terhadap nilai faktor keamanan. Ada beberapa cara untuk mengambil data geometri secara manual maupun menggunakan drone, yang kemudian dapat dimodelkan di SLOPE/W baik secara manual atau mengimpor file DXF.
Obat Aborsi Sungai Penuh 082223109953 Jual Cytotec Asli Di Sungai Penuh
Pemodelan Geologi Teknik Tambang
1. SERI
PEMODELAN
GEOLOGI TEKNIK
TAMBANG
GEOMETRI
Dalam melakukan pemodelan geologi teknik, satu komponen data
utama yang harus dipunya adalah geometri dari model itu sendiri.
Tanpa adanya geometri yang sesuai, hasil analisa pun tidak akan
tetap sasaran, dan hal ini pun menjadi langkah pertama dalam
melakukan pemodelan.
1
2. 2
Geometri dalam konsep perhitungan
kestabilan lereng sendiri menjadi bagian
penting dalam menentukan aman atau
tidaknya sebuah lereng. Secara umum,
lereng yang memiliki geometri sudut lebih
landai cenderung akan lebih aman dan
memiliki nilai faktor keamanan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan lereng yang
sudut nya lebih curam.
Pemodelan
Geometri
Dampak dari perbedaan geometri terhadap
perhitungan nilai faktor keamanan dapat
dilihat pada contoh berikut.
Sebuah lereng dengan geometri sederhana
dan pemodelan material yang homogen
memiliki sudut sebesar 47.6° dan tinggi 27
meter. Material homogen yang dimodelkan
berjenis Pasir dengan phi sebesar 23° ,
kohesi 25 kPa dan berat isi 28 kN/m3 . Nilai
faktor keamanan yang didapat dari hasil
perhitungan menggunakan SLOPE/W
adalah 0.894.
3. 3
Pada langkah selanjutnya, dicoba untuk
melakukan pelandaian dari sudut lereng
sebelumnya hingga menjadi 30°. Nilai
faktor keamanan nya meningkat menjadi
1.294. ada selisih sebesar 17,6° antara
keduanya dan hasilnya menunjukkan ada
kenaikan 44.74% terhadap nilai faktor
keamanannya apabila geometri sudut
lereng tersebut dilandaikan.
Pengukuran
Geometri
Ada beberapa cara dalam pengambilan
data geometri lereng. Untuk
mempersingkat konten, akan dibahas
secara singkat 2 cara, yaitu :
1. Pengambilan geometri manual
Cara ini dinilai paling mudah dan cocok
untuk dilakukan oleh mahasiswa tugas akhir
atau tim yang memiliki keterbatasan dana.
Dilakukan dengan cara mengukur manual
sudut lereng menggunakan kompas
geologi, dan mengukur tinggi dari sudut
lereng dengan meteran sehingga bisa
didapatkan beda tingginya.
4. 4
2. Pengambilan geometri menggunakan
drone/peta topografi
Cara ini dianggap jauh lebih cepat, tepat
dan akurat, karena menggunakan bantuan
teknologi saat ini. Dengan output berupa
peta topografi, kita dapat dengan mudah
membuat cross section yang nantinya di
import ke dalam SLOPE/W sebagai
geometrinya.
5. 5
Pemodelan geometri dalam SLOPE/W
sendiri bisa dilakukan dengan 2 cara, yang
pertama dengan pembuatan geometri
secara manual. SLOPE/W menggunakan
sistem region dalam geometrinya, baik itu
geometri pembatas tubuh lereng (external
boundary) maupun geometri setiap
material (material boundary, sebagai contoh
apabila dalam lereng tersebut hanya
terdapat satu jenis material, maka hanya
diperlukan satu region yang berfungsi baik
sebagai external boundary sekaligus
sebagai material boundary seperti contoh
gambar sebelumnya.
Geometri di
SLOPE/W
Namun apabila dalam lereng tersebut
terdapat beberapa material yang berbeda,
maka dibutuhkan beberapa region yang
memiliki fungsi sebagai material boundary
seperti contoh gambar dibawah.
6. 6
Cara kedua adalah dengan meng-import
file dxf ke dalam SLOPE/W. Hal ini cukup
mudah dilakukan, dengan cara klik File ->
Import Regions, kemudian pilih file DXF
yang ingin diimport.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan
dari masing – masing cara diatas,
pemakaiannya pun beragam, tergantung
kebutuhan dan ketersediaan data.
Hal yang perlu dicatat bahwa dalam
pemodelan geometri yang ada masih
terdapat uncertainity factor yang harus
diwaspadai meski data yang didapat
diambil dari peta topografi sekalipun. hal ini
dikarenakan dalam pengambilan data
masih banyak faktor koreksi dan akurasi
yang perlu ditimbang, terutama pada
wilayah yang tertutup banyak vegetasi.
Sedikit saja perbedaan geometri akan
berpengaruh cukup signifikan terhadap
hasil nilai perhitungan faktor keamanan.
7. 7
Geometri sebuah lereng, terutama tinggi dan
sudut kecuramannya sangat berpengaruh
terhadap nilai faktor keamanan yang didapat.
Oleh karena itu dibutuhkan cara – cara yang
tepat dalam pengambilan data geometri nya.
Terdapat beberapa cara untuk melakukan
pemodelan geometri dalam SLOPE/W,
diantaranya dengan membuat geometri
secara manual di SLOPE/W dan dapat juga
dilakukan dengan cara meng-import
geometri dari file DXF yang sudah jadi.
Langkah – langkah lebih lengkap dari cara
memodelkan geometri di SLOPE/W bisa
didapatkan dalam workshop ” Geotechnical
Modeling” yang akan dilaksanakan di
Yogyakarta pada tanggal 26 – 29 Maret 2019.
Kesimpulan