1. LAPORAN PRAKTIKUM
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIK
Proses Digitasi Dalam Software Arcgis
Disusun Oleh :
Mega Yasma Adha 2015510005
Email : megayasma63@gmail.com
Instagram : mega_yasma
JURUSAN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI PADANG
2. 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sistem pengolahan data yang sangat popular di beberapa negara
maju, khususnya dalam bidang survei dan pemetaan adalah Sistem Informasi
Geografis (SIG). SIG adalah system manual dan atau komputer yang digunakan
untuk mengumpulkan, menyimpan, mengelola, dan menghasilkan informasi baru
yang mempunyai rujukan spasial atau geografis. SIG muncul sebagai jawaban
atas sejumlah keterbatasan yang dihasulkan dengan teknik kartografi manual.
Kebutuhan terhadap informasi spasial baru dengan pengolahan cepat dan dinamis
mendorong para ahli untuk berkreasi menciptakan SIG.
SIG berkembang secara cepat bersamaan dengan laju perkembangan teknologi
komputer. Komputer di sini berfungsi untuk melakukan kerja kartografis dengan
data manual yang telah diubah menjadi data digital. Pekerjaan-pekerjaan tersebut
meliputi : pemasukan data, pengolahan data, manipulasi dan analisis data, dan
keluaran data. Data baik yang berwujud grafis maupun non grafis diubah menjadi
file-file yang mudah dimodifikasi, dapat dipanggil dengan cepat, dan dapat
diamati secara visual. Data tersebut dapat disimpan dalam bentuk file elektronik,
display screen, dan hardcopy. Data peta hasil pemrosesan dengan SIG jauh lebih
akurat, simpel, tidak banyak memakan tempat, awet, dan dinamis dibandingkan
dengan peta konvensional.
Penanganan dan analisis data berdasarkan lokasi geografis merupakan kunci
utama SIG. Oleh karena itu data yang digunakan dan dianalisa dalam suatu SIG
berbentuk data peta (spasial) yang terhubung langsung dengan data tabular yang
mendefinisikan bentuk geometri data spasial. Misalnya apabila kita membuat
suatu layer tertentu, maka secara otomatis layer tersebut akan memiliki data
tabular yang berisi informasi tentang bentuk datanya (point, line atau polygon)
yang berada dalam layer tersebut . SIG menggabungkan semua kemampuan, baik
3. yang hanya berupa sekedar tampil saja, sistem informasi yang tersaji secara
thematis, dan sistem pemetaan yang berdasarkan susunan dan jaringan lalu-lintas
jalan, bersamaan dengan kemampuan untuk menganalisa lokasi geografis dan
informasi-informasi tertentu yang terkait terhadap lokasi yang bersangkutan.
1.2 Tujuan
Adapun dalam praktikum ini memiliki tujuan yaitu:
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar Sistem Informasi Geografis.
2. Kemampuan untuk membedakan tipe data spasial.
3. Mahasiswa mampu untuk menjelaskan dan membangun database Spasial.
4. Mahasiswa mampu menyajikan data hasil pengolahan data geospasial
sesuai dengan kaidah kartografi.
5. Mahasiswa mampu memperkenalkan fungsi-fungsi umum yang terdapat
pada ArcGis 10.1
6. Memperkenalkan konsep dan tahap georeferensi.
7. meregistrasi/Georeference peta JPEG ke georeference.
8. Bisa membuat struktur data atribut pada Sistem Informasi Geografi.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan Arcgis
SIG adalah sistem computer yang digunakan untuk memasukkan
(capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi,
menganalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-
posisi di permukaan bumi yang mana subsistem SIG antara lain :
1. Data Input adalah subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan dan
mempersiapkan data spasial dan atribut dari berbagai sumber. Subsistem
ini pula yang bertanggung jawab dalam mengkonversi atau
mentransformasikan format-format yang dapat digunakan oleh SIG.
2. Data output adalah subsistem ini menampilkan atau menghasilkan
keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk sofcopy
maupun bentuk hardcopy seperti : tabel, grafik, peta, dan lain-lain.
3. Data Management adalah subsistem ini mengorganisasikan baik sata
spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa
sehingga mudah sipanggil, di update, dan di edit.
4. Data Manipulation & Analisis adalah subsistem ini menentukan,
informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem
ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
Didalam sistem informasi geografis (SIG) didifinisikan oleh
Federal Interegency Coodinating Commitee suatu sistem perangkat keras
dan perangkat lunak computer dan prosedur yang dirancang untuk
perolehan, pengolahan, manifulasi, analisis, pengturan, dan penampilan
data bereperensi kekurangann untuk penyelesaian perancangan serta
pengolahan masalah-masalah yang kompleks.
5. Dalam praktikum kali ini pada acara pertama adalah pengenalan
ArcGis 10.1 ArcGis adalah suatu perangkat lunak yang di desain pada
Graphical User Interface untuk pengolahan data spasial (Sistem Informasi
Geografi) yang terbaru. perangkat lunak ini, dapat melakukan display
(visualisasi data), eksplore, queri, dan analisa data spasial berikut data-data
tabuler yang menyertainya.
Dalam pengenalan ARCGIS 10.1 SIG membutuhkan masukan data
yang bersifat spasial maupun deskriptif.
Fitur-fitur geografi ini merepresentasikan permukaan bumi, seperti
fenomena alam (sungai dan vegetasi), bangunan (seperti jalan, saluran-
saluran, dinding, dan gedung-gedung), higga batas-batas suatu kawasan
atau negara.
a. Point (titik), biasa digunakan untuk merepresentasikan permukaan bumi
yang untuk ukuran sebuah garis atau polygon dinilai terlalu kecil.
Misalnya telepon umum, pom bensin dsb. Titik juga bisa
merepresentasikan lokasi seperti alamat suatu tempat, koordinat GPS, atau
puncak gunung.
b. Lines (garis) digunakan untuk menggambarkan suatu hal yang memiliki
jalur dan panjang, bukan suatu area, misalnya garis kontur, jaringan jalan,
sungai, listrik, kabel telepon, dsb.
c. Polygon (poligon) memperlihatkan suatu feature yang memiliki luas,
misalnya batas suatu Negara, tipe tanah, land system, atau batas-batas
kawasan lainnya.
6. 2.2 Tugas Utama SIG
Berdasarkan desain awalnya tugas utama SIG adalah untuk
melakukan analisis data spasial. Dilihat dari sudut pemrosesan data
geografik, SIG bukanlah penemuan baru. Pemrosesan data geografik
sudah lama dilakukan oleh berbagai macam bidang ilmu, yang
membedakannya dengan pemrosesan lama hanyalah digunakannya data
digital. Adapun tugas utama dalam SIG adalah sebagai berikut :
a. Input Data, sebelum data geografis digunakan dalam SIG, data tersebut
harus dikonversi terlebih dahulu ke dalam bentuk digital. Proses konversi
data dari peta kertas atau foto ke dalam bentuk digital disebut dengan
digitizing.
b. Pembuatan peta, proses pembuatan peta dalam SIG lebih fleksibel
dibandingkan dengan cara manual atau pendekatan kartografi otomatis.
Prosesnya diawali dengan pembuatan database. Peta kertas dapat
didigitalkan dan informasi digital tersebut dapat diterjemahkan ke dalam
SIG.
c. Manipulasi data, data dalam SIG akan membutuhkan transformasi atau
manipulasi untuk membuat data-data tersebut kompatibel dengan sistem.
Teknologi SIG menyediakan berbagai macam alat bantu untuk
memanipulasi data yang ada dan menghilangkan data-data yang tidak
dibutuhkan.
d. Manajemen file, ketika volume data yang ada semakin besar dan jumlah
data user semakin banyak, maka hal terbaik yang harus dilakukan adalah
menggunakan database management system (DBMS) untuk membantu
menyimpan, mengatur, dan mengelola data.
e. Analisis query, SIG menyediakan kapabilitas untuk menampilkan query
dan alat bantu untuk menganalisis informasi yang ada. Teknologi SIG
digunakan untuk menganalisis data geografis untuk melihat pola dan tren.
f. Memvisualisasikan hasil, untuk berbagai macam tipe operasi geografis,
hasil akhirnya divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf. Peta sangat
7. efisien untuk menyimpan dan mengkomunikasikan informasi geografis.
Namun saat ini SIG juga sudah mengintegrasikan tampilan peta dengan
menambahkan laporan, tampilan tiga dimensi, dan multimedia.
2.3 Bidang-bidang Aplikasi SIG
Sistem Informasi Geografis dapat dimanfaatkan untuk
mempermudah dalam mendapatkan data-data yang telah diolah dan
tersimpan sebagai atribut suatu lokasi atau obyek. Data-data yang diolah
dalam SIG pada dasarnya terdiri dari data spasial dan data atribut dalam
bentuk dijital. Sistem ini merelasikan data spasial (lokasi geografis)
dengan data non spasial, sehingga para penggunanya dapat membuat peta
dan menganalisa informasinya dengan berbagai cara. SIG merupakan alat
yang handal untuk menangani data spasial, dimana dalam SIG data
dipelihara dalam bentuk digital sehingga data ini lebih padat dibanding
dalam bentuk peta cetak, tabel, atau dalam bentuk konvensional lainya
yang akhirnya akan mempercepat pekerjaan dan meringankan biaya yang
diperlukan.
Beberapa alasan penggunaan SIG, antara lain:
a. SIG sangat efektif dalam membantu proses-proses pembentukan,
pengembangan, atau perbaikan peta mental yang telah dimiliki oleh setiap
orang yang selalum berdampingan dengan lingkungan dunia nyata.
b. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang effektif, menarik, dan
menantang dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pemahaman,
pengertian, dan pendidikan mengenai ide atau konsep lokasi, ruang
(spasial), kependudukan dan unsur-unsur geografis yang terdapat
dipermukaan bumi berikut data atribut terkait yang menyertainya.
c. SIG dapat memberikan gambaran yang lengkap dan komprehensif
terhadap suatu masalah nyata yang terkait spasial permukaan bumi. Semua
entitas yang dilibatkan dapat divisualkan untuk memberikan informasi
baik yang tersirat (implisit) maupun yang tersurat (eksplisit).
8. d. SIG menggunakan baik data spasial maupun atribut secara terintegrasi
hingga sistemnya dapat menjawab baik pertanyaan spasial maupun non-
spasial, memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
e. SIG memiliki kemampuan yang sangat baik dalam memvisualkan data
spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi warna, bentuk dan ukuran
simbol yang diperlukan untuk merepresentasikan unsur-unsur permukaan
bumi dapat dilakukan dengan mudah.
f. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat
di permukaan bumi ke dalam bentuk layer, tematik, atau coverage data
spasial. Dengan layer ini permukaan bumi dapat ‘’direkonstruksi’’
kembali atau dimodelkan ke dalam bentuk nyata (real world tiga dimensi)
dengan menggunakan data ketinggian berikut layer tematik yang
diperlukan.
g. SIG dapat menurunkan informasi secara otomatis tanpa keharusan untuk
selalu melakukan interpretasi secara manual. Dengan demikian, SIG
dengan mudah dapat menghasilkan data spasial tematik yang merupakan
(hasil) turuan dari data spasial yang lain (primer) dengan hanya
memanipulasi atribut-atributnya.
2.4 Georeferencing Peta
Tujuan dilakukan georeferencing yaitu mencocokkan koordinat ya
ng ada di bumi dengan koordinat yang ada di peta.
Georeferensi adalah memberi nilai koordinat pada peta anolog atau
peta yang belum terkoreksi geometrik. Proses ini adalah tahapan sebelum
kita ingin melakukan proses analisi geografis lebih lanjut seperti digitasi
peta. Data Raster adalah salah satu data yang biasa dipakai pada
lingkungan Sistem Informasi Geografi.
Data raster biasanya mempresentasikan data tematik, seperti
penggunaan lahan, geologi dan lain sebaginya. Untuk menggunakan data
raster sebaiknya, data tersebut di koreksi terlebih dahulu sehingga dapat di
overlaykan dengan data vektor yang lain.
9. Adapun yang menjadi langkah-langkah Georeferensi atau
Registrasi Peta adalah sebagai berikut :
1. Jalankan Aplikasi Arcgis 10.1.
Jika berhasil akan muncul tampilan seperti gambar dibawah
10. 2. Klik customize , pilih toolbars, kemudian centang georefencing.
3. Lakukan Add data (Pilih Peta yang ingin kita registrasi) untuk
memanggil peta ke Arcgis 10.1.
11. Setelah dilakukan Add data,maka peta akan masuk ke dalam aplikasi
Arcgis 10.1 seperti gambar di bawah.
4. Pada Catalog,cari peta yang tadi sudah kita add di arcgis 10.1 Pilih
Peta tersebut Klik Kanan pada peta tersebut Pilih Properties.
12. 5. Akan muncul tampilan seperti gambar dibawah.
6. Setelah muncul kotak Raster dataset properties, pilih spatial reference
lalu klik edit. Setelah itu pilih Geographic Coordinate System,Pilih
World,dan Pilih WGS 1984. Lalu klik OK. Nanti hasilnya akan seperti
gambar dibawah ini.
(Hasil Peta yang sudah teregistrasi)
13. 7. Lalu buat titik ikat pada peta. (minimal 4 buah titik ikat). Caranya
dengan Pilih Add control point pada toolbar,lalu pilih sudut peta yang
ingin di ikat.Jika sudah,Klik kanan dan input nilai DMS Longitude
dan Latitude nya.
14. 8. Buat hingga 4 buah titik ikat (minimal) dan masukkan nilai DMS nya.
Nanti hasilnya akan seperti gambar dibawah.
9. Hasil dari input DMS harus dengan koreksi maksimal 0,5 bisa di cek
di view link table.
15. 10. Lalu pilih rectify di Georeferencing,setelah itu save di folder yang kita
inginkan.
16. 11. Setelah di save, lakukan update georeferencing pada peta.
17. 2.5 Digitasi Peta
Setelah melakukan Registrasi peta,selanjutnya dalam praktikum
kali ini kami melakukan digitasi peta. Berikut jenis digitasi yang kami
lakukan :
1. Digitasi Sungai
2. Digitasi Jalan
3. Digitasi Tinggi Titik
4. Digitasi Kontur
Berikut langkah-langkah digitasi pada peta yang kami lakukan:
18. 1. Pilih peta yang sudah diregistrasi yang sebelumnya telah di save.
2. Lalu,pada file peta tersebut buat folder Data Spasial. Caranya klik
kanan,pilih new,lalu new folder.
3. Pada folder data spasial buat folder baru (Sungai,Jalan,Tinggi
Titik,Kontur)
19. 4. Lalu pada setiap folder di dalam data spasial buat file Shp nya. Pilih
folder yang ingin dibuat shp,lalu klik kanan New Shapefile
5. Setelah kotak create new shape file muncul,isi nama shp dan tipe shp
nya.
Sungai : Polyline
Kontur : Polyline
Jalan : Polyline
Tinggi Titik : Point
20. 6. Untuk memulai digitasi, pilih start editing klik data yang ingin di
digit (misal : sungai). Lalu pilih Sungai,setelah itu pilih tabel create
features pilih sungai dan pilih line untuk constuction tool nya.
21.
22. 7. Mulai lakukan pendigitasian, tarik titik sepanjang garis sungai yang
ada. Jika sudah save,lalu stop editing. Digotasi selesai dilakukan.
26. BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SIG sebagai metode dan teknologi mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan
pemetaan yang semula sangat sulit untuk dilakukan secara manual. Informasi
baru yang diperoleh dari hasil analisis SIG sangat akurat dan dapat dilihat pola
keruangannya, sehingga memudahkan proses perencanaan, pemantauan, dan
evaluasi pembangunan dan dapat menjadi pedoman untuk pengambilan
keputusan.
Jadi, dapat disimuplkan bahwa kemunculan SIG atau aplikasi yang
berhubungan dengan SIG adalah jawaban atas keterbatasan dari hasil
pembuatan peta yang di lakukan dengan tehnik pembuatan kartografi secara
manual keterbatasan-keterbatasan pada pembuatan peta dengan teknik
kartografi manual antara lain pembuatan, penyimpanan, pemanfaatan, dan
27. pembaruan/modifikasi peta sesuai dengan perkembangan dan keperluan yang
dikehendaki. Oleh sebab itu para ahli berusaha mancari cara agar data yang
diperluakan untuk pemetaan mudah diperoleh sehingga peta menjadi mudah
dimodofikasi sesuai dengan kebutuhan agar dapat mempercepat dan
mengefisienkan pembuatan peta.
3.2 Saran
Penulis menyarankan Kepada praktikan-praktikan selanjutnya agar lebih
giat lagi dalam mempelajari tentang SIG dan aplikasi-aplikasi yang berperan
atau yang digunakan untuk praktikum SIG serta mempersiapkan alat dan
bahan yang diperlukan seperti laptop atau komputer,karena variabel inilah
yang sangat berpengaruh dalam kegiatan praktikum dan juga berpengaruh
pada penentuan-penentuan kemampuan praktikan dalam mengelolah data .
DAFTAR PUSTAKA
http://alvitrianialeh.blogspot.co.id/2015/01/laporan-praktikum-sig.html
http://agustinamohamad.blogspot.co.id/2015/08/laporan-praktikum-sistem-
informasi.html
http://alvitrianialeh.blogspot.co.id/2015/01/laporan-praktikum-sig.html
https://www.google.com/search?q=contoh+laporan+sig&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b